materi pjk

12
Pendahuluan Penyakit kardiovaskular (Cardiovascular disesae/CVD) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas, terutama di negara-negara Barat baru kemudian stroke. Tapi, gejala ini juga mulai nampak di negara-negara berkembang. Mayoritas penyakit kardiovaskular dan stroke terjadi karena komplikasi atherosklerosis. Selama lebih dari 150 tahun, berbagai usaha dilakukan untuk menjelaskan kejadian kompleks di balik terjadinya aterosklerosis. Dan, salah satu hipotesis cukup kuat adalah terjadinya oksidasi yang ikut andil dalam proses aterosklerosis. 1 Data epidemiologi menunjukkan dengan jelas bahwa pada sebagian populasi masyarakat terdapat fenomena peningkatan kadar lipid, yang dikaitkan dengan peningkatan penyakit kardiovaskular dan mortalitas (kematian). Kebanyakan negara maju berhasil menurunkan resiko kardiovaskular melalui promosi kesehatan sehingga terjadi perubahan gaya hidup. Di Indonesia sendiri belum ada data mengenai hal ini. 1 Pengaturan diet makanan saja sebenarnya sangat bermanfaat untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Namun, pada sebagian orang diperlukan strategi farmakologis menggunakan obat untuk dapat mencapai kadar kolesterol yang ditargetkan. Pada pasien yang secara genetik cenderung mempunyai kadar kolesterol tinggi bahkandiperlukan pengobatan yang lebih agresif. Terdapat beberapa obat pilihan untuk menurunkan kadar lipid/kolesterol. Pemilihan obat yang tepat tergantung pada faktor/mekanisme yang menyebabkan abnormalitas lipid/kolesterol tersebut. 1 Mengenal kolesterol Kolesterol merupakan substansi lemak, yang secara normal dibentuk di dalam tubuh. Kolesterol dibentuk di hati dari lemak makanan. Kolesterol memainkan banyak peran penting dalam fungsi sel tubuh (antara lain produksi hormon). 1 Kolesterol darah dapat dibagi menjadi 2 bagian utama: kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) yang dikenal sebagai kolesterol jahat dan kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang dikenal sebagai

Upload: rhany251109

Post on 11-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

materi pjk

TRANSCRIPT

PendahuluanPenyakit kardiovaskular (Cardiovascular disesae/CVD) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas, terutama di negara-negara Barat baru kemudian stroke. Tapi, gejala ini juga mulai nampak di negara-negara berkembang. Mayoritas penyakit kardiovaskular dan stroke terjadi karena komplikasi atherosklerosis. Selama lebih dari 150 tahun, berbagai usaha dilakukan untuk menjelaskan kejadian kompleks di balik terjadinya aterosklerosis. Dan, salah satu hipotesis cukup kuat adalah terjadinya oksidasi yang ikut andil dalam proses aterosklerosis. 1Data epidemiologi menunjukkan dengan jelas bahwa pada sebagian populasi masyarakat terdapat fenomena peningkatan kadar lipid, yang dikaitkan dengan peningkatan penyakit kardiovaskular dan mortalitas (kematian). Kebanyakan negara maju berhasil menurunkan resiko kardiovaskular melalui promosi kesehatan sehingga terjadi perubahan gaya hidup. Di Indonesia sendiri belum ada data mengenai hal ini. 1Pengaturan diet makanan saja sebenarnya sangat bermanfaat untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Namun, pada sebagian orang diperlukan strategi farmakologis menggunakan obat untuk dapat mencapai kadar kolesterol yang ditargetkan. Pada pasien yang secara genetik cenderung mempunyai kadar kolesterol tinggi bahkandiperlukan pengobatan yang lebih agresif. Terdapat beberapa obat pilihan untuk menurunkan kadar lipid/kolesterol. Pemilihan obat yang tepat tergantung pada faktor/mekanisme yang menyebabkan abnormalitas lipid/kolesterol tersebut. 1Mengenal kolesterolKolesterol merupakan substansi lemak, yang secara normal dibentuk di dalam tubuh. Kolesterol dibentuk di hati dari lemak makanan. Kolesterol memainkan banyak peran penting dalam fungsi sel tubuh (antara lain produksi hormon). 1Kolesterol darah dapat dibagi menjadi 2 bagian utama: kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) yang dikenal sebagai kolesterol jahat dan kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) yang dikenal sebagai kolesterol baik. LDL membawa kolesterol dari hati ke sel, dan HDL berperan membawa kolesterol dari sel ke hati. 1Kadar kolesterol LDL yang tinggi akan memicu penimbunan kolesterol di sel, yang menyebabkan munculnya atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah arteri) dan penimbunan plak di dinding pembuluh darah. Hal ini dihubungkan dengan penngkatan risiko penyakit akibat gangguan pembuluh darah (misalnya: penyakit jantung koroner, stroke, gangguan pembuluh darah tepi). 1Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor penyebab kadar kolesterol yang tinggi adalah genetic, diet tinggi lemak, kelebihan berat badan, kurangnya aktivitas fisik, dan merokok. Merokok meningkatkan kadar kolesterol LDL dan menurunkan kadar kolesterol HDL. Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat pula disebabkan oleh konsumsi alkohol atau obat-obatan (misalnya: steroid atau pil kontrasepsi). 1Uma Singh dan Ishwarlal Jialal dari Laboratory for Atherosclerosis and Metabolic Research, UC Davis Medical Center, Sacramento, Amerika Serikat,memaparkan tentang stress oksidatif dan kaitannya dengan aterosklerosis melalui makalah yang dipublikasikan tahun lalu. Bila bicara aterosklerosis, maka peran si antagonis LDL pasti akan muncul. Studi klinis dan epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan kadar LDL akan memicu terjadinya aterosklerosis lebih dini. Tapi fakta berdasarkan hipotesis modifikasi oksidatif, mengatakan bahwa LDL dalam bentuk aslinya sebenarnya tidak bersifat aterogenik. Kenapa LDL menjadi berbahaya? Alasan paling masuk akal dan bisa dijelaskan secara biologis adalah perubahan bentuk LDL karena proses oksidasi.LDL bisa teroksidasi dan termodifikasi karena perubahan sel-sel utama pada dinding arteri. Di tahap sangat dini, oksidasi ringan LDL akan menghasilkan bentuk yang disebut minimally modified LDL (MM-LDL) pada sub-endotelial. MM-LDL ini sangat berbeda dari segi komposisi dibandingkan LDL yang sudah teroksidasi dengan kuat. Kolesterol masih menjadi sterol predominan, apoB dari MM-LDL masih berikatan dengan reseptor LDL (LDL-R), dan inkubasi makrofag dengan MM-LDL tidak menghasilkan bentuk sel bergelembung (foam-cell). Meski demikian, proporsi rantai lemak tak jenuh dari ester kolesteril dan fosfolipid di MM-LDL secara signifikan telah teroksidasi menjadi hidroperoksida, isoprostan, dan aldehid rantai pendek yang memiliki efek biologi cukup poten. Oksidasi LDL yang ekstensif (Ox-LDL) tidak dikenali oleh reseptor LDL tapi sangat disukai oleh reseptor di makrofag dan memicu akumulasi ester kolesterol yang cukup besar dan terbentuk sel bergelembung (foam-cell). Singkat cerita, oksidasi LDL memiliki beberapa efek biologi yang merugikan di antaranya pro-inflamasi, menyebabkan penghambatan sintesa oksida nitrit di endotel (eNOS), memicu vasokonstriksi dan adesi, menstimulasi sitokin seperti interleukin-1 (IL-1), dan peningkatan agregasi platelet. Oksidasi LDL akan melahirkan produk seperti sitoktoksik dan bisa memicu apoptosis. Oksidasi LDL juga bisa membalikkan efek koagulasi dengan menstimulasi jaringan faktor dan sintesis plasminogen activator inhibitor-1. Properti aterogenik lain dari oksidasi LDL adalah imunogensiti dan kemampuannya memicu retensi makrofag pada dinding arteri dengan menghambat motilitas makrofag. Sebagai tambahan, LDL teroksidasi akan menstimulasi proliferasi SMC vascular. Sehingga, penebalan intima (lapisan pembuluh darah yang paling dalam) akan mengurangi lumen pembuluh darah dan ke depan akan berpotensi menyebabkan hipertensi dan aterosklerosis. Hubungan antara kolesterol dan stroke tergambarkan pula dalam berbagai penelitian terapi kolesterol. Keberhasilan terapi penurunan kadar kolesterol darah akan menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung sebesar 60%. Penurunan kadar koleserol darah akan menghambat proses atherosclerosis (pengerasan diniding pembuluh darah arteri).Perkembangan atherosclerosis dapat dihambat pada sebagian besar pasien yang menjalani terapi selama 2 tahun. Kadar kolesterol darah yang tidak terkendali akan meningkatkan risiko stroke. Pasien berusia 40 tahun-an yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi akan memiliki risiko sebesar 52% untuk mengalami serangan jantung dan stroke pada usia diatas 50 tahun (Lang, 2005).Kadar kolesterol darah yang tinggi tidak memberikan gejala yang spesifik. Hal ini menyebabkan kadar kolesterol darah yang tinggi juga dijuluki sebagai the silent killer. Pasien datang berobat ketika telah muncul komplikasi pembuluh darah. Proses atherosclerosis tetap berjalan tanpa ada keluhan pasien.Pengendalian kadar kolesterol menuju angka yang normal akan sangat bermanfaat untuk menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung. Target penurunan kadar kolesterol adalah sebagai berikut: (1) kadar kolesterol darah total dibawah 200 mg/dl, (2) kadar kolesterol darah LDL dibawah 130 mg/dl (pada individu tanpa riwayat penyakit jantung koroner), atau dibawah 100 mg/dl (bila pernah terkena penyakit jantung, merokok, menderita hipertensi, diabetes). (3) kadar kolesterol HDL diatas 35 mg/dl, dan (4) kadar trigliserida dibawah 250 mg/dl.Pengendalian kadar kolesterol darah sesuai target dicapai dengan perubahan pola hidup dan terapi obat. Perubahan pola hidup yang dianjurkan meliputi penurunan berat badan, banyak makan serat, konsumsi buah dan sayuran, berhenti merokok, olah raga, dan pembatasan konsumsi lemak berlebih. Bila target penurunan kolesterol darah belum juga tercapai, pasien dapat berkonsultasi ke dokter untuk memperoleh teapi obat. Terapi obat yang direkomendasikan untuk menurunkan kadar kolesterol darah adalah statin. Obat ini memiliki banyak golongan (misalnya: Pravastatin, Simvastatin, Lovastatin, Atorvastatin, Cerevastatin, Fluvastatin), dan sebagian besar telah tersedia di Indonesia.Penyakit DegeneratifMasalah kesehatan yang paling ditakuti dewasa ini adalah penyakit degenerative, yaitu penyakit yang timbul seiring dengan bertambahnya usia. Penyakit degenerative yang paling ditakuti adalah penyakit jantung koroner dan stroke iskemik, dua penyakit yang angka kejadiannya makin meningkat akhir-akhir ini.Sindroma koroner akut (SKA) merupakan sekumpulan gejala klinis penyakit jantung koroner (PJK) yang timbul akibat adanya gangguan suplai darahoksigen ke otot jantung. SKA terdiri dari infark miokard akut dan angina pectoris tidak stabil. Sedangkan stroke iskemik merupakan suatu keadaan dimana suplai darah keotak terganggu, karena sumbatan plaque pada pembuluh darah arteri di otak.SKA dan Stroke Iskemik muncul karena terhambatnya aliran darah yang menuju jantung dan otak, akibat adanya sumbatan plak aterosklerosis dipembuluh darah arteri jantung dan otak. Plak aretri sklerotik terbentuk karena adanya penumpukkan lemak, karbohidrat kompleks, sel-sel darah, jaringan ikat, dan adanya deposit kalsium pada dinding pembuluh darah. Jadi, bias dikatakan bahwa penyebab utama SKA dan stroke iskemik adalah adanya sumbatan berupa plak di pembuluh darah arteri. Pemahaman dan pengetahuan yang lebih tentang penyakit ini dapat dilakukan lebih jauh untuk pencegahan dan pengobatan kdua penyakit ini.Penyebab AterosklerotikAterosklerotik dipicu oleh adanya factor resiko internal dan eksternal dalam diri seseorang. Yang termasuk kedalam kelompok factor internal seperti factor keturunan, umur, jenis kelamin, serta etnisras; yang tidak dapat dikontrol. Faktor ini menyumbang sekitar 20% untuk terjadinya suatu proses aterosklerotik.Faktor esternal menyumbnag sekitar 80% untuk terjadiya suatu proses aterosklerotik. Diantaranya adalah :- Tekanan darah tinggiHipertensi mempercepat pengerasan dinding pembuluh darah arteri, mengakibatkan penghancuran lemak pada sel otot polos, sehingga mempercepat terjadinya proses aterosklerosis.- MerokokPeranan rokok pada proses aterosklerosis adalah dengan meningkatkan kecenderungan sel-sel darah untuk menggumpal, menurunkan jumlah atau kemampuan HDLkolesterol baik dalam menyingkirkan kolesterol LDL dan meningkatkan oksidasi lemak- AlkoholAlkohol yang berlebihan dalam tubuh akan dipersepsi sebagai racum dan karenanya hati akan memfokuskan kerjanya untuk menyingkirkan racun (alcohol) tersebut. Akibatnya zat lain seperti karbohidrat dan lemak harus menunggu giliran untuk diproses sampai kadar alcohol normal. Jadi, sekalipun makan normal, tubuh merasa seolah-olah kelebihan makanan karena tidak dimetabolisme.- Kurang Aktivitas fisikHidup secara aktif dapat membantu tubuh mengkontrol berat badan serta mengurangi resiko serangan jantung, karena pembakaran lemak.- Kencing Manis (Diabetes Mellitus)Diabetes menyebabkan kadar lemak meningkat akibat konversi lemak tubuh yang terganggu. Hiperglikemia dapat menurunkan sintesis prostasiklin yang berfungsi melebarkan saluran arteri, meningkatkan pembentukan trombosis- Obesitas Obesitas membuat seseorang cenderung untuk mengidap hipertensi, meningkatkan resiko diabetes, dan meningkatkan radikal bebas- KolesterolSeperti yang telah dibahas sebelumnya, semakin tinggi kadar kolesterol darah, semakin besar kemungkinan plaque kolesterol tertimbun pada dinding pembuluh darah. Kolesterol merupakan satu factor resiko yang sangat besar peranannya pada penyakit jantung. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa setiap peningkatan kadar kolesterol 1%, berarti meningkatkan resiko penyakit jantung sebesar 2%- KopiKafein dalam kopi dapat menyebabkan hipertensi, meningkatkan kadar kolesterol total, dan LDL- StressDapat meningkatkan hormone kewaspadaan seperti kortisol, epinerin, dan adrenalin yang berefek pada peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Stress juga cenderung mendorong sesorang untuk melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri, seperti banyak minum alcohol, merokok, serta makan atau ngemil berlebihan yang membuat obesitas. Secara biologis stress membuat hati memproduksi lebih banyak radikal bebas- - Radikal BebasKumpulan akumulasi radikal bebas atau oksidan ini secara terus menerus dan bertubi-tubi menyerang serta merusak sel-sel tubuh, menyebabkan lemak membusuk, protein tidak berfungsi, membrane hancur, serta sel-sel tubuh termasuk sel-sel jantung dan sel-sel otak tidak dapat berungsi dengan baik, serta merusak sel-sel imunitas (sel darah putihleukosit), yang akhirnya menyerah lalu mati. Terakumulasinya sampah oksidan sepanjang hidup inilah yang menyebabkan percepatan proses pnyakit degenerate seperti kanker, aterosklerosis, disfungsi system saraf dan otak (stroke), rematik dan penyakit jantung.Waktu Terjadinya Plaque AterosklerotikSKA dan stroke iskemik berawal dari adanya factor resiko terhadap kedua penyakit ini yang kemudian berkembang secara progresif dan menahun sampai akhirnya terbentuklah plaque aterosklerotik. Pembentukan plaque itu sendiri sebenarnya telah berlangsung sejak usia dini, yang akan terus meneru s berlangsung dan membesar, baik karena factor gaya hidup yang tidak sehat maupun adanya factor resiko lain. Oleh karena itu orang yang mempunyai actor resiko SKA dan stroke iskemik perlu mewaspadainya sedini mungkin dengan memeriksakan diri dan menjalankan upaya preventif promote, misalnya menghindari merokok, membiasakan diri makan makanan sehat rendah lemak dan rendah garam, mengendalikan tekanan darah, mencegah kegemukan, menurunkan kadar kolesterol darah, mengatasi stress dengan baik, berolahraga secara teratur, dan pasien diabetes hendaknya megendalikan kadar gula darahnya. Secara kronologis, perkembangan dari plak aterosklerosis adalah sebagai berikut :- Usia 5mmol/L atau LDL>3mmol/L. Terapi yang lebih agresif akan lebih bermanfaat untuk mengurangi mortaliatas dan morbiditas.