materi kuliah bag 1 pemblj. ipa terpadu

Upload: m45eko

Post on 12-Jul-2015

141 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

(Seri Sekolah Dasar)

Dasar dan Tekhnik dalam Pembelajaran Di Sekolah Dasar

Oleh : Eko Juniyanto

PERKULIAHAN MAHASISWA PRODI PGSD DI STKIP PGRI SUMENEP TAHUN AKADEMIK 2011/2012

Bab I Hakekat Pembelajaran A. Pengertian Belajar Proses belajar yang dilakukan oleh pengajaran dan pembelajaran akan diketahui hasilnya, baik dilihat melaui tahapan-tahapan tertentu yang ditandai oleh indikator terjadinya peristiwa belajar. Melalui penandaan indikator tersebut ahli / tokoh pendidikan berusaha memikirkan suatu teori belajar baik secara spekulatif maupun didasarkan data dari hasil penelitian dan eksperimen. Pengertian belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari berbagai definisi yang disampaikan oleh Santrock dan Yussen dapat disimpulkan pengertian belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative permanen karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Soemardi Suryabrata ( 1993 ) memberikan pengertian belajar sebagai berikut : 1. Belajar membawa suatu perubahan, 2. Perubahan pada pokoknya didapatkan kecakapan baru, 3. Perubahan ini terjadi karena usaha sadar. Ciri-ciri perilaku belajar : 1. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar Merupakan perilaku menyadari terjadinya perubahan atau sekurangnya merasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya, seperti mengetahui bahwa pengetahuan pada dirinya bertambah. 2. Perubahan bersifat continue dan fungsional Perubahan yang terjadi pada diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan selanjutnya akan berfungsi bagi kehidupan atau proses belajar selanjutnya. 3. Perubahan bersifat positif dan aktif Positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan bersifat aktif bila perubahan tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. 4. Perubahan bersifat permanen Misalnya kecakapan anak dalam perubahan benda contoh dari padat menjadi cair pada bongkahan es, Penggunaan tuas/pengungkit, bidang miring dalam kehidupan sehari-hari. 5. Perubahan dalam belajar : Belajar memiliki tujuan yang akan dicapai oleh pelaku belajar dan terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Jika seseorang belajar sasuatu sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, ketrampilan dan pengetahuannya. Secara umum ciri belajar, jika ditinjau dari hasil belajar yaitu : 1. Belajar dibedakan dari kematangan. 2. Belajar dibedakan dari perubahan kondisi fisik dan mental. 3. Hasil belajar bersifat relatif menetap.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara lain adalah sebagai berikut: 1. Faktor internal, merupakan faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, meliputi Faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh) dan psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan). 2. Faktor eksternal, adalah faktor yang ada diluar individu, yang meliputi: a. Faktor keluarga (cara rang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belekang kebudayaan)

b.

c.

Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi antar siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah) Faktor masyarakat, (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam lingkungan masyarakat, media massa.

Pendekatan siswa dalam belajar : Tiga bentuk dasar pendekatan belajar siswa menurut Biggs (1991): 1. Pendekatan surface (permukaan/ bersifat lahiriah) yaitu kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari luar 2. Pendekatan deep (mendalam), yaitu kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari dalam. 3. Pendekatan archeiving ( pencapaian prestasi tinggi), yaitu kecenderungan bejajar siswa karena adanya dorongan untuk mewujudkan ego enhancement merupakan ambisi pribadi yang kuat dalam mewujudkan dan meningkatkan prestasi kelakuan dirinya dengan cara meraih prestasi setinggi-tingginya. Motivasi Belajar Motivasi menurut Wlodkowsky (dalam prasetya dkk, 1985) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah serta ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Biggs dan Telfer (dalam Dimyati dkk, 1994) menyatakan bahwa pada dasarnya siswa memiliki bermacam-macam motivasi dalam belajar. Macam-macam motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Motivasi instrumental, berarti bahwa siswa belajar karena dorongan oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman. 2. Motivasi sosial, berarti bahwa siswa belajar untuk penyelenggaraan tugas, dalam hal ini keterlibatan siswa dalam tugas menonjol. 3. Motivasi berprestasi, berarti bahwa siswa belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang telah ditetapkannya. 4. Motivasi intrinsik, berarti bahwa siswa belajar karena keinginannya sendiri. Bentuk motivasi belajar menghasilkan suatu model pembelajaran misalnya yang dikembangkan Keller menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar yang disebut sebagai model ARCS. Keempat kondisi tersebut adalah: 1. Attention (perhatian) Perhatian siswa muncul karena adanya rasa ingin tahu. Oleh karena itu rasa ingin tahu tersebut perlu mendapatkan rangsangan dari guru agar siswa selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. 2. Relevance (relevansi) Relevansi menunjukkan adanya hubungan antara materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi siswa akan terpelihara apabila siswa menganggap apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. 3. Confidence (kepercayaan diri) Merasa diri lebih kompeten atau mampu melaksanakan potensi diri untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Agar kepercayaan diri siswa meningkat, guru perlu memperbanyak pengalaman keberhasilan siswa misalnya dengan menyusun kegiatan pembelajaran sehingga mudah dipahami oleh siswa. 4. Satisfaction (kepuasan) Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan siswa akan semakin termotivasi untuk mencapai tujuan yang serupa. Untuk meningkatkan dan memelihara motivasi siswa, guru dapat memberi penguatan (reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan dan sebagainnya.

B. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran menurut Sudjana (2000), merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar. Gulo (2004), pembelajaran merupakan usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Nasution (2005), pembelajaran merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.Biggs (1985) membagi konsep pembelajaran dalam 3 pengertian, yaitu: 1. Pembelajaran dalam pengertian kuantitatif Secara kuantitatif pembelajaran berarti penularan pengetahuan dari guru kepada murid. Dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyampaikannya kepada siswa dengan sebaik-baiknya. 2. Pembelajaran dalam pengertian institusional Secara institusional pembelajaran berarti penataan segala kemampuan mengajar sehingga dapat belajar secara efisien. 3. Pembelajaran dalam pengertian kualitatif Secara kualitatif pembelajaran berarti upaya guru untuk memudahkan kegiatan belajar siswa. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien dengan hasil yang optimal.

Peran Guru dalam Aktivitas Pembelajaran Peran guru sangat kompleks. Guru tidak hanya sekedar menyampaikan ilmu pengetahuan kepada anak didik saja, akan tetapi guru juga di tuntut memainkan peran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didiknya secara optimal.

MENTOR

Korektor Inspirator Informator Organisator Motivator Inisiator Fasilitator Pembimbing Demonstrator Pengelola Kelas Mediator Supervisor Evaluator

Kompetensi Pembelajaran Seorang Guru Profesional : Mario Teguh memberikan gambaran kecil tentang apa yang dilakukan oleh seorang Profesional. LAYANAN UANG

Guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugasnya dengan kemampuan yang tinggi sebagaai suber kehidupan. Guru dituntut memiliki kecakapan sebagai berikut : a. Kompetensi Kognitif Guru Guru hendaknya memiliki kapasitas kognitif yang tinggi yang dapamenunjang kegiatan pembelajaran yang sedang dilakukan. Profesi secara kognitif menurut Muhibbinsyah ( 1997 ) meliputi 2 kategori yaitu: 1) Ilmu pengetahuan kependidikan 2) Ilmu pengetahuan materi bidang studi

b. Kompetensi Aktif Guru Guru hendaknya memiliki sikap dan perasaan yang menunjang proses pembelajaran yang dilakukan, baik terhadap orang lain terutama maupun terhadap diri sendiri. c. Kompetensi Psikomotor Guru Seorang guru merupakan ketrampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang di butuhkan oleh seorang guru untuk menunjang kegiatan profesionalnya sebagai guru. Masalah Pembelajaran : Masalah dan perkembangan pengajaran di sekolah ada beberapa masalah pokok yaitu : a. Kualitas masukan sekolah. Kualitas atau kemampuan siswa pada tiap jenjang sekolah umumnya dirasakan ada penurunan.. b. Minat Siswa IPA sebagai mata pelajarn yang disenangi atau yang tidak disenangi. c. Pengajaran IPA di SD, SLTP, dan SMU IPA adalah suatu alat untuk mengembangkan cara / pola berfikir, yang banyak diperlukan di kehidupan sehari-hari, untuk perkembangan IPTEK. Dan karena Jadi dalam mengajar diharuskan menyadari kondisi tingkat intelektual siswanya.

Teknik Sederhana Pembelajaran dibedakan menjadi : a. Klasikal Membahas dan menetapkan faktor-faktor dasar yang mempengaruhi proses pengajaran di sekolah. b. Modern. Mempersoalkan bagaimana menyelenggarakan KBM yang benar-benar dapat dikembangkan secara maksimal. Misal dengan diterapkannya kurikulum berbasis kompetensi. Pengajaran seperti ini akan dengan sendirinya berusaha meningkatkan kualitas suatu sekolah dengan mengusahakan suatu model pendidikan untuk anak-anak berbakat dalam suatu sekolah yang terintegrasi dengan anak-anak normal. Contoh : Teknik pengajaran pada saat ini yang dikembangkan adalah metode kuantum teaching, dan sekolah labora torium. Gerakan baru dalam upaya pembelajaran peningkatan mutu pendidikan yang berkembang di Eropa dan Amerika. a. Pengajaran alam sekitar. Pengajaran yang memanfatkan lingkungan dalam proses pembela jaran. Jadi komponen pendidikan hendaknya menggali potensi lingkungan sejauh mungkin, baik bagi kehidupannya sehari-hari maupun dalam rangka pengembangan pribadi manusia itu sendiri. Bentuk pengajaran seperti ini memungkinkan banyak muatan-muatan lokal yang diintegrasikan ke dalam kurikulum.

b. Pengajaran pusat perhatian. Azas pengajaran ini adalah pengajaran alam sekitar yang menonjolkan hal-hal seperti : 1. Pengajarannya didasarkan atas kebutuhan anak dalam hidup dan perkembangannya. Contoh : sekolah kejuruan, PLS-PLS. 2. Setiap bahan pengajaran harus merupakan suatu keseluruhan, tidak mementingkan bagian-bagian tetapi keserasian dari keseluruhan tersebut. 3. Hubungan antara bagian-bagian adalah saling membutuhkan dan erat kaitannya. 4. Siswa didorong selalu aktif dan dididik menjadi anggota masyarakat yang dapat berdikari. 5. Adanya hubungan kerja sama antara sekolah dan masyarakat. c. Pengajaran Proyek. Pengajaran yang selalu diikuti dengan aktif, ilmiah dan masyara kat. Pengajaran proyek adalah bentuk pengajaran dimana siswa diberi tugas yang harus dipecahkan melalui suatu rencana dan penyelenggaraan kegiatan secara baik. Dan permasalahannya harus yang ada kaitannya dengan kehidupan dalam masyarakat secara nyata. d. Sekolah keraja. Bentuk penyelenggaraan ini di dalam pengajarannya selalu didasar kan pada usahausahanya pada kegiatan kerja, yaitu kektifan langsung dan nyata baik rohani maupun jasmani anak didik.

C. Tahap Perkembangan Anak Masa siswa SD adalah masa pertengahan dan akhir sebagai anak-anak ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira-kira 7 hingga 12 tahun (Belum Baligh). Periode ini kadang-kadang disebut "tahun-tahun sekolah dasar". Jean Peaget menyebut sebagai tahap perkembangan operasional konkrit seperti ketrampilan-ketrampilan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung telah dikuasai Perkembangan fisik: Selama tahun-tahun sekolah dasar anak-anak bertumbuh rata-rata 5 hingga 7,6 cm setahun sehingga pada usia 11 tahun, tinggi rata-rata anak perempuan 147 cm dan tinggi rata-rata anak laki-laki 146 cm. Kaki anak-anak menjadi lebih panjang dan tubuh lebih kurus. Selama tahun-tahun pertengahan dan akhir masa anak-anak, berat anak-anak bertambah rata-rata 2,3 hingga 3,2 kg pertahun. Berat meningkat terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Massa dan kekuatan otot berangsur-angsur bertambah pada saat yang sama berkurang. Kemampuan-kemampuan kekuatan mereka berlipat ganda selama tahun-tahun ini. Ketika anak-anak memasuki jenjang sekolah dasar, mereka memperoleh kendali yang lebih besar atas tubuh mereka. Aktivitas fisik sangat penting bagi mereka untuk memperhalus keterampilan-keterampilan mereka yang sedang berkembang. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak anak terlihat menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan ketrampilan motorik, anak anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik dalam bentuk permainan seperti senam, berenang, dll. Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain : a). Anak Usia 5 Tahun - Mampu melompat dan menari - Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan

- Dapat menghitung jari jarinya - Mendengar dan mengulang hal hal penting dan mampu bercerita - Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya - Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya - Mampu membedakan besar dan kecil b). Anak Usia 6 Tahun - Ketangkasan meningkat - Melompat tali - Bermain sepeda - Mengetahui kanan dan kiri - Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan - Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar c). Anak Usia 7 Tahun - Mulai membaca dengan lancar - Cemas terhadap kegagalan - Peningkatan minat pada bidang spiritual - Kadang Malu atau sedih d). Anak Usia 8 9 Tahun - Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat - Mampu menggunakan peralatan rumah tangga - Ketrampilan lebih individual - Ingin terlibat dalam sesuatu - Menyukai kelompok dan mode - Mencari teman secara aktif. e). Anak Usia 10 12 Tahun - Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak - Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti dapat mencuci, menjemur pakaian sendiri - Adanya keinginan yang menyenangkan bahkan membantu orang lain - Mulai tertarik dengan lawan jenis. Perkembangan kognitif: Karakteristik perkembangan kognitif pada masa pertengahan anak-anak adalah pemikiran operasional konkret. Dimana, pada tahap ini dapat keterampilan-keterampilan klasifikasi-dapat menggolongkan benda-benda ke dalam perangkat-perangkat dan sub-subperangkat dan bernalar tentang keterkaitannya secara logis. Pola pemikirannya tidak lagi sentrasi tetapi desentrasi. Perkembangan sosioemosional: Kognisi sosial (social cognition) anak-anak tentang teman-teman sebaya mereka juga menjadi semakin penting untuk memahami hubungan teman sebaya pada masa pertengahan dan akhir anak-anak. Diantaranya adalah bagaimana anak-anak memproses informasi tentang relasi-relasi teman sebaya dan pengetahuan sosial mereka (Crick & Dodge, 1994; Dodge, 1993; Quiggle, dkk, 1992). Persahabatan memiliki aspek yang sangat penting pada usia pertengahan dan akhir anak-anak. Anak-anak sekolah dasar juga lebih cenderung mendefinisikan diri mereka sendiri dilihat dari karakteistik sosial dan perbandingan sosial. Pemahaman diri anak-anak pada tahun-tahun sekolah dasar juga mencakup peningkatan acuan pada perbandingan sosial (social comprison). Pada tahap perkembangan ini, anakanak lebih cenderung membedakan diri mereka dari orang lain secara komparatif daripada secara absolut. Misalnya, anak-anak usia sekolah dasar tidak lagi cenderung berpikir tentang apa yang aku lakukan atau tidak kulakukan, tetapi tentang apa yang dapat aku lakukan dibandingkan dengan orang lain (incomparison with others).

D. Hakekat IPA MengapaIPA itupenting? Science education is a matter of crucial importance for all citizens, both for the future generations of scientist, engineers and techologistand for the wider public. Science and technology are essential for our economics competitiveness, and to quality of life, and lie at the heart of our history and culture. (Science and Technology Committee, 2002, Introduction, p.1) Masyarakat seharusnya sudah melek sains karena dimasa yang akan datang mereka akan memerlukan keterampilan, sikap, dan kemampuan yang lebih luas untuk mengisi semua peran dalam cakupan profesi yang juga lebih luas dan berbeda dari yang ada sekarangPengertian IPA IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis, tersusun secara teratur, berlaku secara umum, berupa kumpulan hasil observasi dan eksperimen. Dengan demikian sains tidak hanya sebagai kumpulan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi tentang cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. IPA Terpadu adalah pembelajaran IPA yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan dari berbagai bidang kajian (fisika, kimia, biologi, bumi dan alam semesta) pada mata pelajaran IPA dalam satu bahasan. Kedukdukan IPA 1. IPA Sebagai Proses Setiap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan manusia yang berkaitan dengan IPA berlangsung pasti secara khusus. Tujuan IPA adalah memahami alam semesta. semesta dan melakukan eksplorasi dan mencari kebenaran yang dianalisis dan diinterpretasikan secara logis. Proses kreatif memang penting dalam berpikir IPA, namun harus taat pada aturan tertentu. Menurut Nana (2009:6) IPA sebagai proses merujuk suatu aktivitas ilmiah yang dilakukan para ahli dimana setiap aktivitas ilmiah mempunyai ciri rasional, kognitif dan bertujuan. Dalam mencari ilmu memang menggunakan kemampuan pikiran untuk menalarkannya. Dalam melaksanakan aktivitas ilmiah yang merupakan kegiatan kognitif, harus memiliki tujuan, yaitu mencari kebenaran, mencari penjelasan yang terbaik. Aktivitas ilmiah semacam ini dipayungi oleh suatu kegiatan yang disebut penelitian. 2. IPA Sebagai Proses Merupakan Suatu Aktivitas Kognitif Menurut Nana (2009) ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menyatakan IPA sebagai aktivitas kognitif diantaranya : - Pertama IPA bukan seni Seni merupakan usaha manusia untuk mengungkapkan perasaannya atau gagasannya sehingga orang lain merasa senang dan bahagia. Walau kadang dalam mempelajari IPA dapat secara individual tetapi pengetahuan yang baik jika disusun dan harus divalidasi oleh orang lain sehingga menjadi yang paling baik yang dapat diterima bersama terutama sebagai usaha bersama dalam memahami dunia sekitar. - Kedua, IPA bukan teknologi. Kita sering merancukan antara IPA dan teknologi. Apa yang dilakukan orang dengan IPA dan apa yang dilakukan orang dengan teknologi tidak sama. Belajar IPA karena ingin tahu tentang apa yang terjadi dan mengapa itu terjadi. Sedangkan, orang lain yang belajar teknologi ingin mengetahui bagaimana cara menggunakan itu untuk membuat sesuatu sehingga hidup manusia lebih nyaman. Belajar alat sederhana tetangmotor listrik tidak berarti juga belajar bagaimana cara membuat kipas angin. Namun kipas angin dapat digunakan sebagai pelengkap dalam suatu terobosan teknologi. - Ketiga, IPA bukan agama. IPA dan agama berbeda. IPA mencari penjelasan tentang asal, hakikat, dan proses yang terjadi di alam semesta yang secara fisik teramati. Agama mencari penjelasan tentang makna dari keberadaan manusia di dunia ini, untuk memahami jiwa manusia, menentapkan apa yang terjadi sesudah kematian, serta menetapkan bentuk ibadah yang semestinya dilakukan oleh manusia.

IPA bukan suatu kebenaran yang pasti artinya kebenaran sebuah teori IPA besifat tentative. Misal tentang asal-usul kehidupan.Para ahli harus menyusun teori dan telah menguji kebenarannya. Namun demikian, para ahli juga siap menerima bukti bukti baru, walaupun bukti-bukti itu akan menyebabkan teori yang disusunnya harus direvisi atau bahkan digugurkan. 3. IPA Sebagai Prosedur IPA sebagai prosedur yang ilmiah dimana pengetahuan IPA dibangun melalui penalaran inferensi berdasarkan data yang tersedia. Kebenarannya diuji lewat pengamatan nyata. Dalam aktifitasnya digunakan metode ilmiah sebagai cara terbaik untuk memisahkan yang benar dari yang tidak benar. Adapun langkah-langkanya sebagai berikut : - Melakukan observasi - Menyusun hipotesis - Malakukan uji hipotesis dengan percobaan - Membuat kesimpulan dan diskusi hasil percobaan 4. IPA sebagai produk ilmiah dapat berupa pengetahuan IPA yang dapat ditemukan di dalam bukubuku ajar, majalah-majalah ilmiah, buku-buku teks, artikel ilmiah yang terbit pada jurnal, serta pernyataan-pernyataan para ahli IPA. Secara umum produk ilmu pengetahuan itu dapat dibagi menjadi: fakta, konsep, lambang, konsepsi/penjelasan, dan teori.

LATIHAN : 1. 2. 3. Anda sebagai seorang guru IPA SD. Bagaimana caranya jika melihat motivasi siswa anda dalam belajar sangat lemah ! Identifikasi faktor-faktor yang menjadi hambatan siswa dalam belajar ! Teori Evolusi Darwin menyebutkan asal-usul manusia bahwa muncul menjadi ada dengan sendirinya secara spontan sebagai akibat peristiwa kebetulan. Sedangkan secara keyakinan agama terhadap adanya penciptaan alam oleh Allah. Mana yang benar dan bagaimana menjelaskan kepada peserta didik ! Bagaimana cara anda merencanakan pembelajaran yang berwawasan meningkatkan mutu pendidikan ! Berikan sebuah contoh kegiatan ilmiah dari materi pembelajaran IPA !

4. 5.