makalah srgi 2013

Upload: wachid-nuraziz-musthafa

Post on 07-Jul-2018

472 views

Category:

Documents


56 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 makalah srgi 2013

    1/13

    IDENTIFIKASI ASPEK SISTEM REFERENSI GEOSPASIAL INDONESIA

    2013 HORISONTAL

    MAKALAH

    Digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah GD5101 Sistem Referensi Geospasial

    Disusun oleh:

    Wachid Nuraziz Musthafa 15112043

    PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA

    FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2015

  • 8/19/2019 makalah srgi 2013

    2/13

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1  Latar Belakang

    Kebutuhan akan informasi menjadi sangat penting apalagi di jaman yang semakin

    maju akan ilmu pengetahuan dan teknologi ini. Selain itu informasi juga memegang

     peranan penting dalam setiap aspek kehidupan manusia. Banyak sektor-sektor

    kehidupan yang bergantung dengan tersedianya sumber-sumber informasi.

    Salah satu informasi yang memegang peranan penting adalah informasi geospasial

    yang sangat berguna dalam menunjang pengambilan keputusan dan dasar pengelolaan

    suatu wilayah. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan informasi geospasial yang cepat

    dan teliti menjadi semakin banyak.

    Informasi geospasial yang ada saat ini harus benar-benar merepresentasikan kondisi

    atau keadaan fenomena-fenomena yang ada sehingga diperlukan sebuah sistem

    referensi yang dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan IG ini. Sebuah sistem

    referensi yang berlaku terutama dalam skala nasional di suatu negara sangatdiperlukan dalam kepentingan survey dan pemetaan. Hal ini menyebabkan sebuah

    sistem tersebut harus memenuhi beberapa syarat atau mengandung beberapa

    komponen sehingga bisa benar-benar merepresentasikan fenomena yang ada. Oleh

    karena itu pada makalah ini akan dibahas mengenai identifikasi aspek Sistem

    Referensi Geospasial Nasional 2013 terutama untuk komponen horisontal.

    I.2  Rumusan Masalah

    1. 

    Komponen apa saja yang terdapat dalam SRGI 2013 Horisontal?

  • 8/19/2019 makalah srgi 2013

    3/13

    2.  Bagaimana komponen Sistem Referensi Geospasial Horisontal sudah

    dijalankan?

    3. 

    Solusi apa saja yang bisa digunakan untuk memaksimalkan pelaksanaan

    SIstem Referensi Geospasial Horisontal?

    I.3  Tujuan

    1.  Mengetahui komponen yang terdapat dalam SRGI 2013 Horisontal

    2.  Mengetahui keberjalanan dari komponen SRGI 2013 Horisontal

    3.  Mengetahu solusi yang bisa digunakan untuk memaksimalkan pelaksanaan

    SRGI 2013 Horisontal

  • 8/19/2019 makalah srgi 2013

    4/13

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II.1 Komponen SRGI 2013 Horisontal

    Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 sebagai sistem referensi tunggal dalam

     penyelenggaraan informasi geospasial nasional terdisi atas dua komponen yaitu

    horisontal dan vertikal. Dalam hal ini Sistem Referensi Geospasial Horizontal masih

    dibagi menjadi beberapa komponen-komponen yang lebih rinci lagi yaitu:

    a.  Sistem Referensi Koordinat;

     b.  Kerangka Referensi Koordinat;

    c.  Datum Geodetik; dan

    d.  Perubahan nilai koordinat sebagai fungsi waktu.

    Sistem Referensi Koordinat merupakan sistem termasuk di dalamnya teori, konsep,

    deskrripsi fisis dan geometris, serta standar, dan parameter yang digunakan dalam

     pendefinisian koordinat suatu atau beberapa titik dalam ruang. Sistem koordinat yangdigunakan dalam SRGI 2013 merupakan sistem koordinat geosentrik 3 (tiga) dimensi

    dengan beberapa ketentuan di bawah ini:

    a.  titik pusat sistem koordinat berimpit dengan pusat massa bumi sebagaimana

    digunakan dalam ITRS;

     b.  satuan dari sistem koordinat berdasarkan Sistem Satuan Internasional (SI); dan

    c.  orientasi sistem koordinat bersifat equatorial, dimana sumbu Z searah dengan

    sumbu rotasi bumi, sumbu X adalah perpotongan bidang equator dengan garis

     bujur yang melalui greenwich ( greenwich meridian), dan sumbu Y berpotongan

  • 8/19/2019 makalah srgi 2013

    5/13

    tegak lurus terhadap sumbu X dan Z pada bidang equator sesuai dengan kaidah

    sistem koordinat tangan kanan, sebagaimana digunakan dalam ITRS.

    Kerangka referensi koordinat dimaksudkan sebagai realisasi praktis dari sebuah

    sistem referensi, sehingga sistem tersebut dapat digunakan untuk pendeskripsian

    secara kuantitatif posisi dari titik-titik, baik di permukaan bumi (terestris) maupun di

    luar bumi (celestial atau ekstra terestris). Kerangka Referensi Koordinat dari sistem

    referensi geospasial horizontal yaitu berupa JKG dengan nilai koordinat awal yang

    didefinisikan pada epoch 2012.0 tanggal 1 Januari 2012, yang terikat kepada

    kerangka referensi global ITRF2008 atau hasil pemutakhirannya. JKG (Jaring

    Kontrol Geodesi) terdiri atas:

    a.  Sebaran stasiun pengamatan geodetik tetap/kontinu;

     b.  Sebaran titik pengamatan geodetik periodik; dan

    c.  Sebaran titik kontrol geodetik lainnya.

    Datum Geodetik yang digunakan dalam SRGI 2013 adalah dengan elipsoida referensi

    World Geodetic System 1984 (WGS84), dimana titik pusat elipsoida referensi

     berimpit dengan titik pusat massa bumi yang digunakan dalam ITRS. Dalam hal ini

    World Geodetic System 1984 (WGS84) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    memiliki nilai parameter:

      Setengah sumbu panjang elipsoida (a) = 6.378.137,0 meter

      Setengah sumbu pendek elipsoida (b) = 6.356.752,314245 meter

      Faktor pegepengan bumi (1/f) = 298,257223563

     

    Kecepatan sudut nominal rata-rata sumbu rotasi bumi (Ω) = 7.292.115 x 10-11

    radian/detik

      Konstanta gayaberat geosentrik (termasuk massa atmosfir Bumi) (GM) =

    3,986004418 x 1014 meter3/detik2

  • 8/19/2019 makalah srgi 2013

    6/13

    Perubahan nilai koordinat sebagai fungsi waktu merupakan vektor perubahan nilai

    koordinat sebagai fungsi waktu dari suatu titik kontrol geodesi yang diakibatkan oleh

     pengaruh pergerakan lempeng tektonik dan deformasi kerak bumi. Vektor perubahan

    nilai koordinat sebagai fungsi waktu ditentukan berdasarkan pengamatan

    geodetik.Jika vektor perubahan nilai koordinat sebagai fungsi waktu tidak dapat

    ditentukan berdasarkan pengamatan geodetik maka dapat digunakan suatu model

    deformasi kerak bumi yang diturunkan dari pengamatan geodetik di sekitarnya.

    Vektor perubahan nilai koordinat sebagai fungsi waktu harus segera diperbarui

    apabila terjadi pemutakhiran pemodelan ITRS yang menjadi rujukan SRGI2013

    maupun sebab-sebab lainnya.Selain itu nilai perubahannya harus dapat diakses oleh

    seluruh pengguna dengan mudah dan cepat.

    II.2 Pelaksanaan Sistem Referensi Geospasial Horisontal

    Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 direalisasikan dengan titik-titik kerangka

    dasar nasional yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Jaring kerangka dasar

    yang ada di Indonesia terbagi menjadi beberapa orde yang ditunjukkan oleh Tabel 1

    di bawah ini.

    Tabel 1. Jaring Kerangka Dasar SRGI 2013

  • 8/19/2019 makalah srgi 2013

    7/13

    Titik-titik kontrol ini selanjutnya akan dijadikan sebagai acuan dalam setiap proses

     pengukuran yang dilakukan di Indonesia terkait dengan kebutuhan-kebutuhan praktis

    di masyarakat. Akan tetapi masih terdapat berbagai kendala karena proses

     pengukuran saat pembuatan titik-titik kontrol ini dilakukan sebelum berlakunya SRGI

    2013 sehingga nilai koordinat yang didapat masih belum mempunyai referensi yang

    sama dengan yang berlaku di SRGI 2013.

    Dalam hal ini SRGI 2013 direalisasikan dengan menggunakan metode survei GNSS

     berketelitian tinggi serta terkait dengan kerangka referensi global yaitu ITRF. Secara

     praktis dalam hal transformasi datum karena datum yang digunakan sudah mengacu

     pada WGS 84 sehingga masalah ini relatif tidak ada. Salah satu sistem pengukuran

    yang dikembangkan saat ini adalah sistem CORS yang memberikan layanan koreksi

    data fase RTK, koreksi DGPS dan downloading RINEX  files, serta sistem online

     processing .

    Di sisi lain vektor perubahan nilai koordinat sebagai fungsi waktu dapat digunakan

    suatu model deformasi kerak bumi yang diturunkan dari pengamatan geodetik di

    sekitarnya. Penggunaan model deformasi untuk komponen horisontal ini pada saat ini

    masih dalam tahap pembangunan sehingga menyebabkan SRGI 2013 masih belum

     bisa beroperasi secara penuh. Gambar 2.1 di bawah ini menunjukkan model

    deformasi yang digunakan di Indonesia.

    Gambar 2.1 Model deformasi horisontal yang digunakan di Indonesia

  • 8/19/2019 makalah srgi 2013

    8/13

    Selain itu vektor perubahan nilai koordinat sebagai fungsi waktu juga harus

    dilengkapi dengan velocity rate  dari titik-titik kontrol yang tersebar di seluruh

    wilayah Indonesia. Gambar 2.2 di bawah ini menunjukkan velocity  rate  dari

     pergerakan titik-titik kontrol di wilayah Indonesia.

    Dalam pengimplementasian SRGI 2013 akan menyebabkan berbagai kepentingan

    yang akan muncul diantaranya sebagai berikut:

      Pencatatan waktu pengukuran menjadi penting.

      Penyampaian informasi posisi harus disertai dengan waktu (4D).

      Menuntut kedisiplinan dan dokumentasi yang baik (SOP dan standar)

     

    Akses terhadap informasi kerangka referensi koordinat dan model deformasi

    (velocity rate).

    II.3 Solusi untuk Memaksimalkan Pelaksanaan Sistem Referensi Geospasial

    Horisontal

    Gambar 2.2 Velocity rate pergerakan horisontal di wilayah Indonesia

  • 8/19/2019 makalah srgi 2013

    9/13

    Beberapa persoalan yang masih terjadi dalam pelaksanaan SRGI 2013 terutama untuk

    komponen horisontal yang menyebabkan belum bisa beroperasinya SRGI 2013

    secara penuh. Dalam hal ini salah satu permasalahan yang muncul adalah proses

    transformasi dari koordinat titik-titik kontrol geodesi dalam jaring geodesi nasional

    yang masih dalam sistem referensi yang berlaku sebelum SRGI 2013 ke dalam SRGI

    2013.

    Proses transformasi ini yang belum dipahami oleh semua pihak apalagi dalam

     penggunaan data titik-titik kontrol ini masih banyak yang menggunakan sistem yang

    lama sehingga hasil dari informasi atau data yang akan didapatkan juga belum

    mengacu pada SRGI 2013. Langkah yang harus diambil adalah melakukan sosialisasi

    mengenai petunjuk teknis dalam pengaplikasian SRGI 2013.

    Selain itu untuk permasalahan penggunaan vektor perubahan nilai koordinat sebagai

    fungsi waktu yang direpresentasikan dalam model deformasi kerak bumi yang masih

    dibangun hingga saat ini sehingga pengimplementasian SRGI 2013 belum bisa secara

     penuh. Dalam hal ini perlu upaya yang aktif dari beberapa pihak yang berkepentingan

    terutama pemerintah untuk mendukung segala proses dalam pengembangan SRGI

    2013 terutama dalam pembangunan model deformasi dari wilayah Indonesia sendiri.

    Hal ini terkait dengan kondisi wilayah Indonesia yang terdapat dalam lempeng aktif

    yang terus bergerak sehingga menyebabkan nilai koordinatnya selalu berubah.

    Penggunaan model ini akan membuat nilai koordinat yang ada akan semakin

    merepresentasikan keadaan yang sebenernya sekarang sementara dalam hal

     pengoperasian SRGI 2013 saat ini masih menggunakan model deformasi pada epoch

    2012 sehingga perlu pemutakhiran lagi.

    Hal lain yang perlu dikembangan untuk mendukung pengoprasian dari SRGI 2013

    adalah pengembangan strategi pemetaan ke depan yang diantaranya adalah sebagai

     berikut:

  • 8/19/2019 makalah srgi 2013

    10/13

      Selalu membuat metadata untuk data yang baru.

      Dokumen accuracy assessment selalu disertakan dan didokumentasikan.

      Jika harus diintegrasikan dengan peta lama, selalu didokumentasikan metodenya.

     

    Peta Dijital.

  • 8/19/2019 makalah srgi 2013

    11/13

    BAB III

    PENUTUP

    III.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan yang sudah dilakukan pada Bab II mengenai identifikasi

    aspek SRGI 2013 terutama untuk komponen horisontal diperoleh beberapa

    kesimpulan dari makalah ini ke dalam beberapa poin.

    1.  Sistem Referensi Geospasial Horizontal masih dibagi menjadi beberapa

    komponen-komponen diantaranya sistem referensi koordinat, kerangka referensi

    koordinat, datum geodetik; dan perubahan nilai koordinat sebagai fungsi waktu.

    2.  Beberapa permasalahan dalam pengimplementasian SRGI 2013 komponen

    horisontal diantaranyan proses transformasi peta atau data-data lama ke dalam

    SRGI 2013 dan model deformasi yang masih dalam tahap pembangunan.

    3.  Untuk mendukung pengoperasian penuh dari SRGI 2013 diperlukan sinergi dari

    semua pihak agar tujuan yang ingin dicapai dari SRGI 2013 bisa tercapai.

    III.2 Saran

    Dari permasalahan yang dipaparkan hingga solusi yang ditawarkan penulis

    memberikan saran-saran berikut:

    1.  Perlu adanya dukungan nyata dari pemerintah terhadap pengembangan SRGI

    2013 sehingga dapat segera beroperasi secara penuh.

    2. 

    Kesadaran akan pentingnya sistem referensi yang satu menjadi hal yang

    sangat penting sehingga dalam penyelenggaraan IG bisa berdampak baik pada

     berbagai sector kehidupan rakyat Indonesia.

  • 8/19/2019 makalah srgi 2013

    12/13

    3.  Sebagai seorang mahasiswa perlu mempelajari dasar-dasar keilmuan dari

    SRGI 2013 sehingga bisa mendukung proses pengembangan dan

     pengoperasiaannya.

  • 8/19/2019 makalah srgi 2013

    13/13

    DAFTAR PUSTAKA

    Abidin, H.Z. 2001. Geodesi Satelit . Jakarta: Pradnya Paramita

    International Federation of Surveyor (FIG). 2014.  Reference Frames in Practice

     Manuals. FIG

    Jekeli, C. 2012. Geometric Reference Systems in Geodesy. Ohio: Ohio State

    University.

    Peraturan Kepala BIG nomor 15 tahun 2013 tentang SRGI2013