makalah kualitatif smt 6 april 2013

21
METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF DALAM KEPERAWATAN/KESEHATAN OLEH DR. BLACIUS DEDI, SKM.,M.KEP LEMBAGA PENGEMBANGAN,PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP3M) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

Upload: melly-toding

Post on 20-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF

DALAM KEPERAWATAN/KESEHATAN

OLEH

DR. BLACIUS DEDI, SKM.,M.KEP

LEMBAGA PENGEMBANGAN,PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP3M)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG

TAHUN 2013

Disampaikan pada acara perkuliahan EBPN 3 S1 Kep, smt 6, Bandung, 18 April 2013.

Page 2: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

A. Latar belakang

Peneitian terdiri dari dua desain, yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain

penelitian ini bisa di implementasikan pada berbagai profesi bidang kesehatan. Profesi

kesehatan di bangun dari body of knowledge. Batang tubuh ilmu kesehatan atau

keperawatan merupakan perpaduan dari ilmu eksakta, sosial, pyikologis, kemanusiaan

dan klinis. Pengembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dan keperawatan

dibutuhkan riset dengan berbagai metoda. Metoda penelitian kuantitatif dan kualitatif

perlu dikembangankan untuk saling mendukung dan melengkapi. Metodologi penelitian

kualitatif dalam bidang kesehatan dan keperawatan masih jarang dikembangkan. Masih

banyak mahasiswa dan profesi kesehatan termasuk keperawatan yang merasa asing dan

belum begitu berminat dengan penelitian kualitatif. Tidak jarang para akademisi ilmu

kesehatan atau keperawatan mempunyai pandangan negatif dan berkomentar tidak

proporsional mengenai penelitian kualitatif. Hal ini terjadi karena belum mempunyai

pemahaman yang benar dan belum banyak melakukan penelitian kualitatif. Ilmu

kesehatan atau keperawatan meliputi hal-hal yang bersifat psykologis, humanis dan sosial

yang sulit terjangkau oleh metode kuanlitatif, sehingga perlu dilengkapi dengan

metodologi riset kualitatif (Steubert & Carpenter, 2003; Pollit & Hungler, 2004;

Cresweel & Clark, 2011).

Dalam rangka berbagi pengalaman dan diskusi dengan para mahasiswa di FIKES UKSW

STIKES Salatiga. Penulis mencoba menyusun materi yang bisa mendorong dan menjadi

bahan pemicu minat riset kualitatif. Hal ini akan sejalan dengan pengembangan

keilmuan, melalui kegiatan Tridharma Perguruan tinggi guna peningkatan kualitas riset

para dosen dan para mahasiswa kesehatan.

B. Pengertian penelitian kualitatif

Penelitian kualitatif vs kuantitatif

Penelitian kualitatif menjawab pertanyaan: 1) mengapa, 2) bagaimana, 3) dengan cara

apa, 4) In what way. Sedangkan penelitian kuantitatif memusatkan perhatian pada

pertanyaan: 1) seberapa banyak , 2) seberapa sering, 3) sebatas mana.

Page 3: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

Penelitian kualitatif adalah Pendekatan penelitian yang akan menggali permasalahan-

permasalahan yang bersifat sosial, kemanusiaan, kultural atau budaya dan psikologis

yang tidak terjangkau oleh pendekatan kuantitatif. Penelitian kualitatif tidak mengenal

konsep generalisasi dan hipothesis penelitian. Penelitian kualittaif lebih mementingkan

kedalaman substansi penelitian melalui pengumpulan data, dengan metode; in-depth,

interview, focus group discussion dan observasi partisipatif (Streubeth & Carpenter.

2003 ; Polit & Hungler, 2000; Maleong, 2004). Penelitian kualitatif /qualitative adalah

pendekatan riset dari lapangan atau area penelitian secara alamiah, peneliti tidak

berangkat dari kerangka teori, tapi apa adanya dari area penelitian untuk menemukan

teori baru, atau memperbaiki, mengembangkan dan memperkaya materi yang sudah ada

sebelumnya (Streubeth & Carpenter, 2003).

C. Pendekatan penelitian kualitatif

Desain penelitian kualitatif terdiri dari beberapa pendekatan yaitu : 1) phenomenology, 2)

grounded theory, 3) biography, 4) ethnography, 5) action research, 6) metha-synthesis

(Moleong, 2000; Steubert & Carpenter, 2003; Pollit & Hungler, 2004; Cresweel & Clark,

2011).

.

1. Phenomenologi

Adalah pendekatan penelitian untuk menggali pengalaman hidup partisipan dalam

menghadapi kejadian yang phenomenal dalam kehidupannya. Tradisi riset kualitatif

yang berakar pada philosophy dan psychologis yang berfokus pada pengalaman hidup

manuai secara sosiologis. Pengalaman hidup atau way of life ini yang phenomenal,

yang membuat traumatic atau exsiting dari fenomena bisa berbentuk even, situasi,

dan pengalaman atau konsep Kita dikelilingi banyak fenomena, kita sadar akan tetapi

tidak sepenuhnya memahami. Kurangnya pemahaman akan fenomena karena

kebanyakan tidak digambarkan dan dijelaskan secara detail. Penelitian diawali

dengan adanya gap dalam pemahaman kita. Klarifikasi atau iluminasi sangat

dibutuhkan. Fenomenologi riset tidak perlu memberikan penjelasan yang pasti

Page 4: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

tentang terjadi nya fenomena akan tetapi justru dapat meningkatkan kesadaran dan

pemahaman secara insight seluruh pembaca tentang fenomena tersebut.

2. Grounded theory

Adalah pendekatan penelitian kualitatif untuk membuat teori yang baru, meperbaiki

fenomena, mengevaluasi atau merumuskan kembali teori yang sudah ada.

3. Biography

Pendekatan penelitian untuk mengali sejarah kehidupan seseorang yang terkenal

4. Ethnography

Suatu pendekatan penlitian kualitatif untuk memotret budaya/culture etnik tertentu,

budaya kerja organisasi, atau profesi tertentu. Merupakan penelitian yang

berlatarbelakang anthropology budaya, yang berarti menggambarkan masyarakat

dengan budaya tertentu. Merupakan deskripsi budaya dan masyarakat. Yang termasuk

parameter budaya adalah : 1) geografi: bagian tertentu dari sebuah negara/ tempat, 2)

agama, 3) suku bangsa , 4) shared experience (sharing pengalaman hidup).

5. Action research

Action research adalah serangkaian aktivitas intervensi yang dilakukan oleh peneliti dalam

rangka penelitian untuk mengevaluasi efektivitas suatu intervensi yang sudah dilakukan.

6. Meta-synthesis/analisys

Adalah melakukan analisis tematik dari beberapa laporan riset kualitatif untuk dilakukan

penelitian lanjutan, dengan ketentuan bahwa substansi dan metode pendekatan penelitian

kualitatif yang sama.

D. Beberapa istilah penelitian kuaitatif

Sebaiknya peneliti kualitatif dapat memahami beberapa istilah yang sering digunakan

dalam penelitian kualitatif. Hal ini akan berpengaruh terhadap ketajaman penulisan

laporan dan argumentasi yang disampaikan, sehingga jelas dan lugas justifikasinya.

Istilah-istilah tersebut adalah :

1. Emic

adalah suatu pendapat atau pandangan dari sudut Pandang partisipan

Page 5: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

2. Etik

Suatu pendapat atau pandangan dari sudut pandang peneliti, berdasarkan referensi

dan justifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara ilmiah maupun logika

3. Hermeunetic

Hermeneutic theory is a member of the social subjectivist paradigm where meaning is inter-subjectively created, in contrast to the empirical universe of assumed scientific realism (Berthon et al. 2002). Other approaches within this paradigm are social phenomenology and ethnography. As part of the interpretative research family, hermeneutics focuses on the significance that an aspect of reality takes on for the people under study. Hermeneutics focuses on defining shared linguistic meaning for a representation or symbol. In order to reach shared understanding as proposed in hermeneutic theory, subjects must have access to shared linguistic and interpretative resources (Marshall et al. 2001). However, hermeneutic theory also posits that linguistic meaning is likely open to infinite interpretation and reinterpretation due to the interpretative ambiguity coming from presuppositions, to the conditions of usage different from authorial intention, and to the evolution of words (Marshall et al. 2001). Due to its interpretive nature, hermeneutics cannot be approached using a pre-determined set of criteria that is applied in a mechanical fashion (Klein et al. 1999). However, a meta-principal, known as the hermeneutic circle, guides the hermeneutic approach where the process of understanding moves from parts of a whole to a global understanding of the whole and back to individual parts in an iterative manner (Klein et al. 1999). This meta-principal allows the development of a complex whole of shared meanings between subjects, or between researchers and their subjects (Klein et al. 1999). Other co-existing principles that may help assure rigorous interpretive analysis involve: a) understanding the subject according to its social and historical context, b) assessing the historical social construction between the researcher and the subject, c) relating ideographic details to general theoretical concepts through abstraction and generalization, d) being sensitive to potential pre-conceptual theoretical contradictions between research design and actual findings, e) being aware of possible multiple interpretations among participants for a given sequence of events, and f) being conscious of potential biases or systematic distortions in the subject’s narratives (Klein et al. 1999).

Hermeuneutic adalah proses interpretasi data dengan mengerti dan memberikan

pertimbangan pengertian melalui bahasa dan symbol-symbol yang diuacapkan dan

diberikan partisipan. Bagaimana proses validasi data subyektif klien menjadi data

obyektif, sehingga penelitian kulaitatif menjadi hal-hal yang obyektif (Steubert &

Carpenter, 2003; Berthon et al. 2002; Pollit & Hungler, 2004; Cresweel & Clark,

2011).

Page 6: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

4. Breaket

Kemampuan mengendalikan diri atau emosi dari peneliti, untuk tidak memberikan

komentar, arahan atau membantu jawaban partisipan, ketika in-depth interview

berlangsung

5. Saturasi data

Kecukupan data atau kejenuhan data. Diperoleh apabila dalam proses in-depth

interview, jawaban tiga dari enam partisipan, atau empat dari delapan partisipan, atau

dua dari empat partisipan menceriterakan atau menyatakan jawaban yang sama

terhadap pertanyaan dari peneliti. Pertanyaan wawancara mendalam tidak perlu di

ulang pada partisipan selanjutnya, karena datanya sudah saturasi.

6. Generalisasi data

Dalam penelitian kualitatif, hasil penelitian tidak bisa digeneralisir, sebab tidak

mengenal tehnik sampling atau keterwakilan. Sebagai contoh, penelitian kualitatif di

jawa Barat, tidak bisa disimpulkan sebagai hasil penelitian di Indonesia, tetapi hasil

penelitian bisa dipakai sebagai referensi atau data pendukung bagi penelitian

selanjutnya. Istilah generalisasi dipandang dari perspektif yang berbeda.

7. Representatif dalam penelitian kualitatif

Keterwakilan tidak dikenal dalam penelitian kualitatif, karene tidak memakai tehnik

sampling. Partisipan yang dianjurkan adalah berjumlah 6 – 8 partisipan. yang

dipentingkan bukan jumlah partisipan, tetapi kedalaman substansi penelitian ketika

wawancara mendalam dilakukan (in-depth interview). Keterwakilan ditinjau dari

perspektif kualitatif (Steubert & Carpenter, 2003; Pollit & Hungler, 2004).

E. Partisipan penelitian

Informan atau responden dalam study kualitatif disebut partisipan. Kenapa partisipan?

Karena dalam proses penelitian informan benar-benar berpartisipasi dalam proses

penelitian. Partisipan akan bercerita mengenai data, fakta dan apa yang ia alami. Data dan

fakta atau pengalaman yang partisipan alami adalah kenyataan dari lapangan. Partisipan

artinya informan yang benar-benar ikut berperan aktif dalam proses pengumpulan data

penelitian kualitatif. Partisipan penelitian kualitatif sebaiknya berjumlah 6 sampai 8

Page 7: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

partisipan (Moleong, 2000; Steubert & Carpenter, 2003; Pollit & Hungler, 2004;

Cresweel & Clark, 2011).

F. Instruement

Peneliti adalah instrument dalam penelitian kualitatif “ Researcher as the instrument”.

Sebagai instrument peneliti harus berupaya mengerti dan memahami substansi penelitian

dan metodologi penelitian kualitatif. Upaya yang bisa ditempuh dengan membaca

berbagai literature, literature review mengenai substansi penelitian dan metodologi

penelitian. Upaya lain yang bisa dilakukan adalah diskusi dengan dewan pakar di

bidangnya, baik mengenai substansi dan metodologi penelitian kualitatif (Pollit &

Hungler, 2004). Supaya wawancara mendalam dapat lebih terarah sesuai tujuan

penelitian, maka dibuatlah pedoman wawancara. Pedoman wawancara mengacu pada

tujuan penelitian. Isi pedoman wawancara mendalam adalah pertanyaan inti yang

dirancang sesuai tujuan penelitian dan substansi penelitian yang akan diperdalam.

Pengembangan wawancara mendalam akan sangat tergantung pada keluasan pemahanan

dan teknik wawancara mendalam dari peneliti sebagai instrument. Pedoman wawancara

mendalam sangat diperlukan bagi peneliti pemula. Pada peneliti yang sudah ahli tidak

diperlukan lagi, yang penting memahami subsatansi, tujuan dan teknik wawancara

mendalam. Selain pedoman wawancara mendalam, diperlukan pedoman observasi

partisipatif, apabila menggunakan teknik observasi dalam data collection/ pengumpulan

data. (lihat contoh pada lampiran)

G. Uji validitas

Uji validitas pada study kualitatif yaitu peneliti melakukan latihan/ try out wawancara

mendalam dihadapan dewan pakar, feer review, atau sesama peneliti. Uji coba ini

dilakukan untuk mengevaluasi, sejauh mana peneliti memahami substansi dan tehnik

wawancara mendalam sesuai teori dan standar, sehingga pada saat penelitian tidak kaku

dan terpaku pada pedoman wawancara. Wawancara mendalam pada saat pengumpulan

data sebaiknya mengalir seperti suasana yang tidak formal. Sehingga partisipan bebas

bercerita dan mengungkapkan pengalaman riil, apa yang dilakukannya apa adanya dan

Page 8: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

sesuai dengan apa yang terjadi di area penelitian. Data yang riil, natural dan evidence

base dapat diperoleh peneliti (Steubert & Carpenter, 2003).

H. Metoda pengumpulan data penelitian kualitatif

Ada beberapa tehnik pengumpulan data dalam study kualitatif, yaitu sebagai berikut :

1. In-depth interview

Wawancara mendalam disebut juga wawancara terstruktur, yaitu menanyakan substansi

penelitian secara mendalam kepada beberapa partisipan. Pertanyaan yang diajukan sama

dan dengan cara yang sama. Pertanyaan inti akan di iukuti sub-sub pertanyaan

mendalamnya, ketika ada jawaban partisipant yang belum jelas dan perlu klarifikasi atau

penjelsan tambahan. Teknik ini yang disebut in-depht atau mendalam. Hal ini terjadi

apabila peneliti menguasai substansi dan teknil wawancara mendalam. Contoh: apakah

menurut anda pelayanan kesehatan di daerah ini sangat bagus, bagus, cukup atau kurang?

Mengapa?

2. Observasi partisipan

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, bukan sekedar mengamati, tetapi ikut serta

aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh partisipan. Peran serta aktif peneliti akan

membuat suasana akrab dan nyaman partisipan, sehingga tidak merasa sedang

diobservasi. Rasa nyaman dari partisipan akan menunjukan kegiatan yang dilakukan apa

adanya dan alamiah, tidak dibuat-buat, tentu saja proses ini memerlukan waktu dan tidak

terjadi tiba-tiba. Perlu waktu untuk perkenalan, menjalin keakraban antara peneliti dan

partisipan.

3. Focus Group discussion (FGD)

Salah satu teknik mengumpulkan data penelitian kualitatif melalui diskusi kelompok

interaktif pada sebuah topik yang ditentukan oleh peneliti (Pollit & Hungler, 2004).

Berikut adalah perkembangan metoda pengumpulan data (focus Group Discussion) :

Sekitar tahun 1920an: digunakan dalam perkembangan survey instrument. Tahun 1940 –

1950 : digunakan sebagai alat untuk mengembangkan materi training. Lazarsfeld dulu

mempergunakan ini untuk penelitian pendengar radio (Merton 1997). Perkembangan

selanjutnya sebagai teknik penelitian dalam marketing khususnya mengeksplorasi brand

Page 9: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

image, kemasan produk, dan pilihan produk. Perkembangan terkini: diterapkan dalam

metode yang paling umum dalam berbagai bidang sosial dan berbagai disiplin keilmuan

termasuk profesi keperawatan.

Kunci FGD :

1) Topik ditentukan oleh peneliti

2) Diskusi interaktif sebagai sumber data

3) Peranan peneliti dalam menggerakkan diskusi sangat besar

Asumsi dasar dari FGD yaitu kelompok diskusi interaktif terdiri dari anggota yang

terpilih dengan seleksi ketat, dipimpin oleh moderator terlatih yang menyediakan

informasi yang mendetail untuk memahami sebuah isu yang akan diinvestigasi.Langkah-

langkah - langkah dalam melakukan FGD adalah : 1) mengidentifikasi topik penelitian

dan setting untuk investigasi, 2) mendesain anggota FGD untuk membentuk grup yang

terarah, 3) mengembangkan dan uji coba panduan FGD, 4) memilih dan melatih

moderator FGD, 5) melaksanakan FGD, 6) persiapan data dan analisi data.

Pertimbangan umum dalam memilih partisipant untuk FGD yaitu ; 1) pertanyaan

penelitian dan tujuan: anggota harus direncakan dan dipilih dengan pertimbangan penuh

mengacu pertanyaan penelitian dan tujuan, 2) dinamika kelompok: mengantisipasi

dinamika kelompok jika kelompok merupakan kombinasi dari beberapa karakter, 3)

homogenitas VS heterogenitas , 4) kemudahan dalam merekrut calon anggota, 5) jumlah

anggota: < 5-6 kecil; >8 besar

I. Analisa data penelitian kualitatif

Analisa tematik hasil penelitian kualitatif menutut “ Colaiszi “ tahun (1978). Tahap-tahap

yang dilakukan adalah (Steubert & Carpenter, 2003; Pollit & Hungler, 2004)

1. Transkripverbatim

Transkripverbatim adalah cacatan lengkap data dari hasil wawancara mendalam,

catatan lapangan (field-note), rekam data tape recorder. Transkribverbatim sebaiknya

di buat secara computerise supaya memudahkan dalam entri data dan merevisinya.

Transripverbatim di susun dengan menggunakan matrik, contoh sebagai berikut :

Page 10: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

Transripverbatim…………………………………… (judul)

No Hasil in-depth interview Kata kunci Kategori Tema

2. Analisa kata kunci

Analisa kata kunci dilakukan dengan membaca transripverbatim secara teliti dan

berulang-ualang. Kata kunci adalah kata yang menjadi ciri dari jawaban reponden.

Kata kunci ini nampak menonjol dari segi makna dan arti apabila dihubungkan

dengan tujuan penelitian. Pemilihan kata kunci dipengaruhi oleh ketajaman

pemahaman substansi penelitian dari peneliti. Kata kunci transripverbatim

computerise ditandai dengan menghitamkan (bold) atau menggarisbawahi

(underline). Transkipverbatim yang dibuat manual, bisa dengan memakai stabilo

berwarna.

3. Analisa katagorial

Gabungkan beberapa kata kunci yang bermakna dan mempunyai arti yang sama

sebagai satu katagori. Proses ini memerlukan ketajaman analisis peneliti. Perlu

dilakukan dengan literature review, agar katagori yang disusun benar-benar sesuai

dengan landasan teori.

4. Analisa tematik

Setelah tersususn beberapa katagori, proses selanjutnya adalah analisis tematik

dengan merumuskan tema penelitian. Analisis tematik memerlukan ketajaman

analitik, Lakukan literature review, melihat kemabali tujuan penelitian, apakah tema

yang dirumuskan menjawab tujuan? Atau sebaliknya tujuan penelitian yang akan di

revisi.

Page 11: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

J. Publikasi ilmiah

Publikasi hasil riset menjadi sangat penting. Kepentingan publikasi riet diperlukan untuk

meningkatkan nilai hasil riset, sosialisasi, kemanfaatan hasil riset bagi masyarakat,

akreditasi hasil riset dan meningkatkan profesionalisme bagi periset itu sendiri. Publikasi

riset bisa di lakukan melalui; Jurnal internasional, jurnal nasional ISSN, jurnal nasional

terakreditasi. ISSN merupakan kepanjangan dari Internasional Standard Serial number,

yaitu merupakan pemberian nomor seri secara sistematis kepada majalah journal yang

akan terbit, supaya sesuai dengan standar ilmiah yang berlaku secara International oleh

lembaga ilmiah resmi yang ditunjuk pemerintah (Suparman, 2010).

Publikasi ilmiah dilakukan dengan berbagai macam cara, jenis publikasi tersebut adalah :

1. Oral presentation

Peneliti melakukan presentasi hasil penelitian dihadapan audiens/forum suatu

conferensi asiriset nonal atau internasional. Seminar atau lokakarya Hasil riset akan

dimuat di dalam proseding dengan ISBN(International Standard Book Number.

Proseding adalah rangkuman hasil penelitian yang dipresentasikan oleh peneliti

melalui conference, seminar dan likarya ilmiah dirangkum oleh suatu tim dalam

bentuk buku yang dikenal sebagai proseding.

2. Poster presentation/presentasi poster

Peneliti melakukan publikasi ilmiah melalui poster dengan persyaratan tertentu A7,

corel draw, banner standing, besar font , komposisi warna dll. Pada saat presentasi

poster, peneliti harus berada disamping posternya, supaya ketika ada peserta atau

audiens yang bertanya mengenai risetnya, peneliti bisa menjelaskan dan memberikan

klarifikasi terkait metode, hasil dan substansi riset. Poster merupakan ringkasan

penelitian yang informatif. Isi poster sebaiknya meliputi; abstrak, latar belakang,

tujuan, kerangka teori, kerangka konsep penelitian, hasil, pembahasan, rekomendasi

dan daftar pustaka.

3. Manuscript/jurnal ilmiah

Untuk publikasi pada jurnal ilmiah, nasional dan internasional, peneliti harus

menyajikan dalam bentuk full paper, yang dituangkan dalam bentuk manuscript.

Manuskrip adalah berupa ringkasan hasil penelitian yang akan diterbitkan dalam

majalah jurnal ilmiah. Ketentuan manuscript biasanya, terdiri dari 12- 15 halaman. Isi

Page 12: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

manuscript terdiri dari ; abstrak, latar belakang, tujuan, teori, metode, hasil,

pembahasan, kesimpulan, rekomendasi, daftar pustaka.

Nilai publikasi ilmiah yang paling tinggi adalah melalui manuscript jurnal ilmiah,

berikutnya oral presentation, dan terakhir presentasi poster. Publikasi ilmiah

digunakan untuk ; kepentingan studi, kenaikan jabatan fungsional dosen, sertifikasi

dosen, dan berbagai persyaratan untuk jabatan structural yang terkait.

Manfaat Publikasi ilmiah;

a) Mempublikasikan karya ilmiah

b) Membangun budaya akademik

c) Mendapatkan masukan, sharing dan perbaikan

d) Pengakuan public, sebagai tanda terujinya suatu karya ilmiah

K. Daftar pustaka

Berton, (2011), Hermeneutic theories used in is researcher; http://www.istheory ; diskses 18 Mei 2011

Berthon, P., Pitt, L., Ewing, M., and Carr, C., L.( 2002) Potential research space in MIS: A framework for envisioning and evaluating research replication, extension, and generation," Information Systems Research (13:4)

Creswell and Clark. (2011). Mixed methods research; Designing and conducting, Los Angeles : Sage University of Nebraska-Lincoln

Jahroh.S, (2009), Penelitian kualitatif,Maklah pelatihan kualitatif; Semarang : FKM-UNDIP ; tidak di pulikasikan

LIPI. ( 2020 ) , Bagaimana mendapatkan ; issn . http://www.jurnal.lipi.go.id ; diperoleh 11 Januari 2011

Maleong Lexy J. (2000). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Marshall, N., and Brady, T.(2001) Knowledge management and the politics of knowledge: Illustrations from complex products and systems, European Journal of Information Systems (10:2) 2001, p 99.

Pollit & Hungler. (1999). Research in nursing: consep, proses and utilisasi. Philadelphia:

Lippincott.

Page 13: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

Suparman. (2010). Prinsif ISBN dan ISSN, issn . http://www.jurnal.lipi.go.id ; di peroleh 10

November 2010

Streubert, H.J and Carpenter, D.R. (2003). Qualitative research in nursing; advancing

the humanistic imperative (3rd ed) Lippicott: Philadelphia.

Page 14: Makalah Kualitatif Smt 6 April 2013

Lampiran 1

Contoh : FORMULIR; OBSERVASI PARTISIPATORIS

No Aspek yang

diobservasi

Type Observasi Hasil observasi

(diuraikan secara naratif)

1 Komunikasi dan

interaksi

participant

dengan klien

Unstructured

(tidak terstruktur)

2 Komunikasi dan

Interaksi

partisipan dengan

rekan kerja

Structured

observasi

(terstruktur)

3 Komunikasi dan

interaksi

partisipan dengan

dokter

Structured

observasi

(terstruktur)

4 Komuniaksi dan

Interaksi

partisipan dengan

keluarga

Unstructured

(tidak terstruktur)