tgs ikga smt 6

16
Nama : Yessy Angelina NPM : 006/G/08 TUGAS IKGA Lanjutan DEFINISI SEHAT Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2, Sehat adalah suatu keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Menurut WHO (1947), Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994): 1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh. 2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal. 3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup 1 | Tugas IKGA Lanjutan

Upload: versadentistry

Post on 30-Jun-2015

88 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TGS IKGA smt 6

Nama : Yessy Angelina

NPM : 006/G/08

TUGAS IKGA Lanjutan

DEFINISI SEHAT

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi

juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan

spiritual.

Menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2, Sehat adalah

suatu keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta

bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.

Menurut WHO (1947), Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang

sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau

kelemahan (WHO, 1947).

Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan

konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan

ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh

terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan

bagian integral kesehatan.

Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis

dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal

(psikologis, intelektul, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan

ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.

Pengertian kesehatan saat ini lebih luas dan dinamis, dibandingkan dengan batasan

sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik,

mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai

pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi.

1 | T u g a s I K G A L a n j u t a n

Page 2: TGS IKGA smt 6

Keempat dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan

tingkat kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat. Itulah sebabnya, maka kesehatan

bersifat menyeluruh mengandung keempat aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek

tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut:

1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau

tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ

tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan

spiritual.

Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.

Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk

mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan

sebagainya.

Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa

syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam

fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat

dari praktik keagamaan seseorang.

Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang

menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.

3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain

atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau

kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleransi dan

menghargai.

4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti

mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap

hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa

(siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini

tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif

secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti,

misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau

pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.

2 | T u g a s I K G A L a n j u t a n

Page 3: TGS IKGA smt 6

EKTODERMAL DYSPLASIA

Displasia ektodermal (DE) merupakan kelainan herediter dengan karakteristik

kelainan epidermis yang umumnya tidak progresif, disertai paling sedikit salah satu

perubahan apendiksnya. Kelainan ini disebabkan oleh kegagalan evolusi lapisan epiblastik

pada blastoderm. Istilah DE dipakai untuk sekelompok kelainan yang secara anatomis

maupun fisiologis mengalami kerusakan berbagai struktur, yaitu gigi, kulit beserta

apendiksnya, termasuk rambut, kuku, kelenjar ekrin dan kelenjar sebasea. Kelainan ini sering

disertai malformasi organ-organ lainnya sebagai akibat langsung, atau timbul bersamaan

dengan DE selama perkembangan embriologis.

Danz (1792) menemukan kelainan pada rambut dan gigi. Kemudian pada tahun 1848,

Thurman menemukan kelainan pada rambut, gigi, kuku dan kelenjar keringat. Weech pada

tahun 1929 menyebutkan istilah DE dan pertama kali menetapkan secara klinis dan genetis

perbedaan antara bentuk anhidrotik dengan bentuk anomali lainnya. Solomon dan Keuer

menganjurkan agar istilah DE dibatasi pada kelainan kongenital, lesi difus, tidak progresif,

serta melibatkan epidermis dan sekurangnya satu apendiks kulit. Freire-Maia membuat

sistem klasifikasi melibatkan berbagai struktur yang berasal dari lapisan ektoderm menjadi

beberapa sub-grup, yaitu :

Sub-grup 1 : rambut (trikodisplasia)

Sub-grup 2 : gigi (odontodisplasia)

3 | T u g a s I K G A L a n j u t a n

Page 4: TGS IKGA smt 6

Sub-grup 3 : kuku (onikodisplasia)

Sub-grup 4 : kelenjar keringat (dishidrosis)

Sub-grup 5 : malformasi organ atau jaringan lain yang berasal dari lapisan

ektoderm.

Pembagian di atas dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu :

4 | T u g a s I K G A L a n j u t a n

Page 5: TGS IKGA smt 6

tipe A : kelainan sekurangnya dua sub-grup di antara sub-grup 1 sampai 4.

tipe B : kelainan sekurangnya saw sub-grup di antara sub-grup 1 sampai 4, ditambah sub-

grup 5.

Pembagian DE adalah:

1. Displasia ektodermal anhidrotik (DEA), termasuk kelainan anhidrotik dan

hipohidrotik,

2. Displasia ektodermal hidrotik (DEH).

Variasi lain, misalnya:

DEH Rapp-Hodgkin

Sindrom EEC (Ectrodactily-Ectodermal Dysplasia-CleftLip/ Palate)

Sindrom TRF (trikorinofalangeal)

Sindrom OFD (orofasiodigital)

Sindrom Nail Dystrophy-Deafness

Sindrom Trichodento-osseous

5 | T u g a s I K G A L a n j u t a n

Page 6: TGS IKGA smt 6

Sindrom Johanson-Blizzard

LAMPIRAN GAMBAR

Fig. 1  Hypohidrotic Ectodermal Dysplasia (HED). A. Patient with HED showing loss of hair, thin skin and pigmentation defects. B. Hypodontia in HED with characteristic conical shape of the anterior teeth.

6 | T u g a s I K G A L a n j u t a n

Page 7: TGS IKGA smt 6

Fig. 2  Oro-facio-digital syndrome Type I (OFD I). A. 4-year-old girl with Oro-facio-digital syndrome with typical facial aspects including lateral placement of inner canthi. B.Premaxillary webbing between alveolar ridge and buccal membranes. C. Mandible with hypodontia and carious, missing lateral incisors. D. Shortening of digits with clinodactyly and brachydactyly.

7 | T u g a s I K G A L a n j u t a n

Page 8: TGS IKGA smt 6

Fig. 3  Ectrodactyly Ectodermal Dysplasia Cleft Lip/Palate (EEC) Syndrome. A. Oligodontia in a patient with EEC syndrome. B. The patient's hands show oligodactyly and brachydactyly. C. Feet of the same patient exhibit the typical lobster claw with a missing second digit and nail dystrophy.

8 | T u g a s I K G A L a n j u t a n

Page 9: TGS IKGA smt 6

DEMAM REMATIK

Pengertian Demam Rematik

Demam rematik merupakan suatu penyakit sistemik yang dapat bersifat akut, subakut,

kronik, atau fulminan, dan dapat terjadi setelah infeksi Streptococcus beta hemolyticus group

A pada saluran pernafasan bagian atas.

Manifestasi Klinis

            Perjalanan klinis penyakit demam reumatik/penyakit jantung reumatik dapat dibagi

dalam 4 stadium:

Stadium I

            Stadium ini berupa infeksi saluran napas bagian atas oleh kuman beta-

Streptococcus hemolyticus grup A. Keluhan biasanya berupa demam, batuk, rasa sakit

waktu menelan, tidak jarang disertai muntah dan bahkan pada anak kecil dapat terjadi

diare. Pada pemeriksaan fisik sering didapatkan eksudat di tonsil yang menyertai

tanda-tanda peradangan lainnya. Kelenjar getah bening submandibular seringkali

membesar. Infeksi ini biasanya berlangsung 2-4 hari dan dapat sembuh sendiri tanpa

pengobatan.

            Para peneliti mencatat 50-90% riwayat infeksi saluran napas bagian atas pada

penderita demam reumatik/penyakit jantung reumatik, yang biasanya terjadi 10-14

hari sebelum manifestasi pertama demam reumatik/penyakit jantung reumatik.

Stadium II

            Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi Streptococcus

dengan permulaan gejala demam reumatik, biasanya periode ini berlangsung 1-3

minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan

kemudian.

Stadium III

Merupakan fase akut demam reumatik, saat timbulnya berbagai manifestasi

klinik demam reumatik/penyakit jantung reumatik. Manifestasi klinik tersebut dapat

digolongkan dalam gejala peradangan umum (gejala minor) dan manifestasi spesifik

(gejala mayor) demam reumatik/penyakit jantung reumatik.

9 | T u g a s I K G A L a n j u t a n

Page 10: TGS IKGA smt 6

Stadium IV

            Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik

tanpa kelainan jantung atau penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa

katup tidak menunjukkan gejala apa-apa.

Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup

jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan. Pada fase ini

baik penderita demam reumatik maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-waktu

dapat mengalami reaktivasi penyakitnya

Manifestasi Klinis Mayor

1. Karditis.Karditis pada demam reumatik akut ditemukan pada sekitar 50% pasien

merupakan kelainan yang paling serius pada demam reumatik akut, dan menyebabkan

mortalitas paling sering selama stadium akut penyakit.

2. Artritis. Artritis terjadi pada sekitar 70% pasien dengan demam reumatik. Artritis

menyatakan secara tidak langsung adanya radang aktif sendi, ditandai oleh nyeri yang

hebat, bengkak, eritema, dan demam. Meskipun tidak semua manifestasi ada, tetapi

nyeri pada saat istirahat yang menghebat pada gerakan aktif atau pasif biasanya

merupakan tanda yang mencolok. Intensitas nyeri dapat menghambat pergerakan

sendi hingga mungkin seperti pseudoparalisis.

3. Korea Sydenham. Korea Sydenham, korea minor, atau St. Vitus dance, mengenai

sekitar 15% pasien demam reumatik. Manifestasi ini mencerminkan keterlibatan

sistem saraf pusat, terutama ganglia basal dan nuklei kaudati, oleh proses radang.

4. Eritema Marginatum. Eritema marginatum merupakan gejala khas untuk demam

reumatik dan jarang ditemukan pada penyakit lain. Ruam ini tidak gatal, maskular,

dengan tepi eritema yang menjalar dari bagian satu ke bagian lain mengelilingi kulit

yang tampak normal. Lesi ini berdiameter sekitar 2,5 cm, tersering pada batang tubuh

dan tungkai proksimal, dan tidak melibatkan wajah.

5. Nodulus Subkutan. Nodulus terletak pada permukaan ekstensor sendi, terutama pada

siku, ruas jari, lutut dan persendian kaki. Kadang nodulus ditemukan pada kulit kepala

dan di atas kolumna vetrebralis. Ukurannya bervariasi dari 0,5-2 cm, tidak nyeri, dan

dapat bebas digerakkan. Nodul subkutan pada pasien demam reumatik akut biasanya

lebih kecil dan lebih cepat menghilang daripada nodul pada reumatoid artritis. Kulit

yang menutupinya tidak menunjukkan tanda radang atau pucat. Nodul ini biasanya

10 | T u g a s I K G A L a n j u t a n

Page 11: TGS IKGA smt 6

muncul sesudah beberapa minggu sakit dan pada umumnya hanya ditemukan pada

pasien dengan karditis.

Manifestasi Klinis Minor

Demam hampir selalu ada pada poliartritis reumatik. Jenis demamnya adalah

remiten, tanpa variasi diurnal yang lebar, gejala khas biasanya kembali normal atau

hampir normal dalam waktu 2/3 minggu, walau tanpa pengobatan.

Artralgia adalah nyeri sendi tanpa tanda objektif pada sendi. Artralgia biasanya

melibatkan sendi besar. Kadang nyerinya terasa sangat berat sehingga pasien tidak

mampu lagi menggerakkan tungkainya.

Beberapa uji laboratorium juga termasuk kriteria minor. Reaktan fase akut seperti

LED atau C-reactive protein mungkin naik. Uji ini dapat tetap naik untuk masa waktu

yang lama (berbulan-bulan). Pemanjangan interval PR pada elektrokardiogram juga

termasuk kriteria minor.

Nyeri abdomen dapat terjadi pada demam reumatik akut dengan gagal jantung

oleh karena distensi hati. Nyeri abdomen jarang ada pada demam reumatik tanpa gagal

jantung dan ada sebelum manifestasi spesifik yang lain muncul. Pada kasus ini nyeri

mungkin terasa berat sekali pada daerah sekitar umbilikus, dan kadang dapat disalah

tafsirkan sebagai apendistis sehingga dilakukan operasi.

Anoreksia, nausea, dan muntah seringkali ada, tetapi kebanyakan akibat gagal

jantung kongestif atau akibat keracunan salisilat. Epitaksis berat mungkin dapat terjadi.

Kelelahan merupakan gejala yang tidak jelas dan jarang, kecuali pada gagal jantung.

Nyeri abdomen dan epitaksis, meskipun sering ditemukan pada demam reumatik, tidak

dianggap sebagai kriteria diagnosis.

 

11 | T u g a s I K G A L a n j u t a n

Page 12: TGS IKGA smt 6

Manifestasi Mayor                 Manifestasi Minor. Karditis                                   Klinis :

. Poliartritis                               .  Demam

. Khorea                                    . Arthralgia

. Eritema marginatum               . Riwayat demam reumatik atau penyakit jantung reumatik

. Nodul subkutan                      Laboratorium :

                                                  . Reaksi fase akut :

-  LED      , lekositosis

-  CRP +        - Interval P-R memanjang

Ditambah bukti adanya bukti infeksi streptokokus yang mendahului: titer ASO atau titer antibodi terhadap streptokokus lainnya yang meningkat, kultur hapusan tenggorokan positif streptokokus grup A, atau demam skarlatina. 

Source : Committee on Rheumatic Fever and Bacterial Endocarditis, 1982

 

 

ARTRALGIA

Artralgia adalah rasa nyeri pada satu sendi atau lebih tanpa disertai peradangan atau

keterbatasan gerak sendi. Sendi paling sering terkena yaitu sendi besar, terutama sendi lutut,

pergelangan kaki, siku, dan pergelangan tangan. Sendi perifer yang kecil jarang terlibat.

Artralgia merupakan salah satu gejala minor demam rematik yang harus dibedakan dengan

nyeri pada otot atau jaringan periartikular lainnya, atau dengan nyeri sendi malam hari yang

lazim terjadi pada anak-anak normal. Artralgia tidak dapat digunakan sebagai kriteria minor

pada demam rematik apabila poliartritis sudah dipakai sebagai kriteria mayor.

12 | T u g a s I K G A L a n j u t a n