makalah presentasi fispan
TRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH
FISIOLOGI PASCA PANEN
PERUBAHAN KIMIAWI PADA PROSES PEMASAKAN HASIL TANAMAN PADA BUAH NENAS
OLEH :
KELOMPOK 4 (EMPAT)
MUH ILHAM SUARDI G 111 09 293 DEWI YANTI. L G 111 09 313
RASNI G 111 09 309 ANDI JOHAR RATU. B G 111 09 296
IRAWAN TAMRIN G 111 09 304 YULIANTI G 111 09 340
PROGRAM STUDY AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I PENDAHULUAN
Nenas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama
ilmiah atau nama Latin yaitu Ananas comosus. Memiliki nama daerah danas (Sunda)
dan neneh (Sumatera). Dalam bahasa Inggris disebut pineapple dan orang-orang
Spanyol menyebutnya Pina.Nenas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah
di domestikasi disana sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol
membawa nenas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada
abad ke-15 (1599). Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan,
dan meluas dikebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh wilayah nusantara.
Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub tropik.
Nenas adalah buah yang memiliki mata yang banyak dan memiliki warna
kuning keemasaan. Pohon nenas sendiri dapat tumbuh subur di daerah beriklim tropis
seperti di indonesia dengan masa panen relatif singkat, yaitu antara 2 sampai 3 kali
setahun. Itulah alasan kenapa buah nenas menjadi sangat terjangkau untuk
masyarakat luas. Namun, buah nenas bukan berasal dari Indonesia melainkan dari
negara-negara Amerika Latin seperti Brazil, Paraguay, dan Bolivia.
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN
Perubahan kimiawi pada proses pemasakan buah hasil tanaman nenas
dapat ditunjukkan pada pengaruh respirasi klimakterik, enzim-enzim yang
mempengaruhi, dan juga buah nenas mengandung karbohidrat, asam organik, lipid
atau lemak, maupun protein. Salah satu hormon yang mempengaruhi pertumbuhan
buah nenas adalah etilen.
Etilen adalah zat cair yang tidak berwarna, kental dan manis, mudah larut
dalam air, memiliki titik didih relatif tinggi dan titik beku rendah. Senyawa ini sering
digunakan sebagai pelarut dan bahan pelunak (pelembut). Pada bidang pertanian
etilen digunakan sebagai zat pemasak buah pada buah nenas. Etilen adalah hormon
tumbuh yang secara umum berlainan dengan auksin, griberelin dan sitokinin. Dalam
keadaan normal, etilen akan berbentuk gas dan struktur kimianya sangat sederhana
sekali. Etilen di alam akan berpengaruh apabila terjadi perubahan secara fisiologis
pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan dalam proses pematangan buah dalam
fase klimaterik.
Perlakuan pada buah nenas dengan menggunakan etilen pada konsentrasi
yang berbeda akan mempengaruhi proses pemasakan buah. Pemasakan buah ini
terlihat dengan adanya struktur warna kuning, buah yang lunak dan aroma yang khas.
Kecepatan pemasakan buah terjadi karena zat tumbuh mendorong pemecahan tepung
dan penimbunan gula. Proses pemecahan tepung dan penimbunan gula tersebut
merupakan proses pemasakan yang ditandai dengan perubahan warna, tekstur dan
bau buah.
Proses sintesis protein pada buah nenas terjadi pada proses pematangan
secara alami atau hormonal, dimana protein disintesis secepat dalam proses
pematangan. Pematangan buah dan sintesis protein terhambat oleh siklohexamin pada
permulaan fase klimatoris setelah siklohexamin hilang, maka sintesis etilen tidak
mengalami hambatan. Sintesis ribonukleat juga diperlukan dalam proses pematangan.
Etilen akan mempertinggi sintesis RNA pada buah nenas yang berwarna kuning.
Etilen dapat juga terbentuk karena adanya aktivitas auksin dan etilen
mampu menghilangkan aktivitas auksin karena etilen dapat merusak polaritas sel
transport, pada kondisi anearob pembentukan etilen terhambat, selain suhu O2 juga
berpengaruh pada pembentukan etilen. Laju pembentukan etilen semakin menurun
pada suhu di atas 30 0 C dan berhenti pada suhu 40 0 C, sehingga pada penyimpanan
buah secara massal dengan kondisi anaerob akan merangsang pembentukan etilen
oleh buah tersebut. Etilen yang diproduksi oleh setiap buah memberi efek komulatif
dan merangsang buah lain untuk matang lebih cepat.
Buah berdasarkan kandungan amilumnya, dibedakan menjadi buah
klimaterik dan buah nonklimaterik. Buah klimaterik adalah buah yang banyak
mengandung amilum, seperti pisang, mangga, apel dan alpokat yang dapat dipacu
kematangannya dengan etilen. Etilen endogen yang dihasilkan oleh buah yang telah
matang dengan sendirinya dapat memacu pematangan pada sekumpulan buah yang
diperam.Buah nonklimaterik adalah buah yang kandungan amilumnya sedikit, seperti
jeruk, anggur, semangka dan nenas. Pemberian etilen pada jenis buah ini dapat
memacu laju respirasi, tetapi tidak dapat memacu produksi etilen endogen dan
pematangan buah.
Proses klimakterik dan pematangan buah pada nenas disebabkan adanya
perubahan kimia yaitu adanya aktivitas enzim piruvat dekanoksilase yang
menyebabkan kenaikan jumlah asetaldehid dan etanol sehingga produksi CO2
meningkat. Etilen yang dihasilkan pada pematangan nenas akan meningkatkan proses
respirasinya. Tahap dimana buah nenas masih dalam kondisi baik yaitu jika sebagian
isi sel terdiri dari vakuola. Perubahan fisiologi yang terjadi selama proses pematangan
adalah terjadinya proses respirasi klimakterik, diduga dalam proses pematangan oleh
etilen mempengaruhi respirasi klimakterik melalui dua cara, antara lain etilen
mempengaruhi permeabilitas membran, sehingga permeabilitas sel menjadi besar, hal
tersebut mengakibatkan proses pelunakan sehingga metabolisme respirasi dipercepat.
Selama klimaterik, kandungan protein meningkat dan diduga etilen lebih merangsang
sintesis protein pada saat itu. Protein yang terbentuk akan terlihat dalam proses
pematangan dan proses klimaterik mengalami penigkatan enzim-enzim respirasi.
Lantas kita selalu berpikir tentang kandngan apa yang ada pada buah
nenas, diantaranya adalah vitamin C yang cukup tinggi atau sekitar 12 mg dalam 78
gr nenas. Nenas juga mengandung phitochemical yang baik untuk pertumbuhan
tanaman. Phitochemical adalah zat, bukan gizi yang dapat dijumpai pada tumbuhan
yang memilki aktivitas biologi yang menguntungkan tubuh tanaman, yakni sebagai
antioksidan. Selain itu nenas juga mengandung enzim bromelin yang dapat mengubah
protein pada susu daging dan gelatin sehingga membuat bahan makanan menjadi
basah. Karena sifatnya itu, nenas dapat mengempukan daging dengan meletakkan
potongan nenas di atasnya, namun jangan terlalu lama supaya tidak mengalami
kelembekkan. Agar dapat memanfaatkan nenas secara optimal, kita juga perlu
memanfaatkan kualitas dari nenas tadi. Pilihlah nenas yang telah matang, jangan
yang rusak atau cacat yang warnanya kecoklatan dan kalau bisa yang masih
mengandung kadar air.
Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nenas adalah
buahnya. Buah nanas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai macam
makanan dan minuman, seperti selai, buah dalam sirup dan lain-lain. Rasa buah nenas
manis sampai agak masam segar, sehingga disukai masyarakat luas. Disamping itu,
buah nenas mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap. Buah nenas mengandung
enzim bromelin, (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, protease atau
peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Enzim ini sering pula
dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi Keluarga Berencana. Buah nenas bermanfaat
bagi kesehatan tubuh, sebagai obat penyembuh penyakit sembelit, gangguan saluran
kencing, mual-mual, flu, wasir dan kurang darah. Penyakit kulit (gatal-gatal, eksim
dan kudis) dapat diobati dengan diolesi sari buah nenas. Kulit buah nenas dapat
diolah menjadi sirup atau diekstrasi cairannya untuk pakan ternak.
Sentra Penanaman nenas di dunia berpusat di negara-negara Brazil,
Hawaii, Afrika Selatan, Kenya, Pantai Gading, Mexico dan Puerte Rico. Di Asia
tanaman nanas ditanam di negara-negara Thailand, Filipina, Malaysia dan Indonesia
terdapat di daerah Sumatera utara, Jawa Timur, Riau, Sumatera Selatan dan Jawa
Barat. Pada masa mendatang amat memungkinkan provinsi lain memprioritaskan
pengembangan nenas dalam skala yang lebih luas dari tahun-tahun sebelumnya. Luas
panen nenas di Indonesia lebih dari 165.690 hektar atau 25,24% dari sasaran panen
buah-buahan nasional (657.000 hektar). Beberapa tahun terakhir luas areal tanaman
nenas menempati urutan pertama dari 13 jenis buah-buahan komersial yang
dibudidayakan di Indonesia. Buah nenas mengandung vitamin C dan vitamin A
(retinol), dan sebagai sumber antioksidan, mengandung tryptophan dan serotonin.
Kulit nenas mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat kasar; 17,53 % karbohidrat; 4,41
% protein dan 13,65 % gula reduksi. Berdasarkan kandungan nutriennya, ternyata
kulit buah nenas mengandung karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Ekstrak ampas
nenas bisa digunakan sebagai medium campuran pada pembuatan nata de cashew
(seperti nata de coco) berpengaruh terhadap rendemen.
Kerabat dekat spesies nenas cukup banyak, terutama nenas liar yang biasa
dijadikan tanaman hias, misalnya A. braceteatus (Lindl) Schultes, A. Fritzmuelleri, A.
erectifolius L.B. Smith, dan A. ananassoides (Bak) L.B. Smith. Berdasarkan habitus
tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis golongan nenas, yaitu :
Cayene (daun halus, tidak berduri, buah besar), Queen (daun pendek berduri tajam,
buah lonjong mirip kerucut), Spanyol/Spanish (daun panjang kecil, berduri halus
sampai kasar, buah bulat dengan mata datar) dan Abacaxi (daun panjang berduri
kasar, buah silindris atau seperti piramida). Varietas cultivar nenas yang banyak
ditanam di Indonesia adalah golongan Cayene dan Queen. Golongan Spanish
dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerte Rico, Mexico dan Malaysia.
Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. Dewasa ini ragam varietas/cultivar
nenas yang dikategorikan unggul adalah nenas Bogor, Subang dan Palembang.
Klasifikasi tanaman nenas adalah:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Ordo : Farinosae (Bromeliales)
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Species : Ananascomosus (L) Merr
.
BAB III KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan tentang perubahan kimiawi pada proses pemasakan
hasil tanaman pada buah nenas antara lain:
1. Buah Nenas adalah buah yang memiliki mata yang banyak dan memiliki warna
kuning keemasaan. Pohon nenas sendiri dapat tumbuh subur di daerah beriklim
tropis. Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan, dan
meluas di kebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh wilayah nusantara.
Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub tropik.
2. Proses klimakterik dan pematangan buah pada nenas disebabkan adanya
perubahan kimia yaitu adanya aktivitas enzim piruvat dekanoksilase yang
menyebabkan kenaikan jumlah asetaldehid dan etanol sehingga produksi CO2
meningkat. Etilen yang dihasilkan pada pematangan nenas akan meningkatkan
proses respirasinya.
3. Perubahan fisiologi yang terjadi selama proses pematangan pada buah nenas
adalah terjadinya proses respirasi klimakterik, diduga dalam proses pematangan
oleh etilen mempengaruhi respirasi klimaterik melalui dua cara, antara lain etilen
mempengaruhi permeabilitas membran, sehingga permeabilitas sel menjadi besar,
hal tersebut mengakibatkan proses pelunakan sehingga metabolisme respirasi
dipercepat. Selama klimaterik, kandungan protein meningkat dan diduga etilen
lebih merangsang sintesis protein pada saat itu.
DAFTAR PUSTAKA
Attaya. Manfaat Tanaman Nenas. (http://attayaya.blogspot.com/2008/09/06-nenas-
manfaat-tanaman-nenas.html).
Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. http://menegristek.go.id/budaya pertanian/buah nanas.pdf.
Ganery, Anita. 1995. Ilmu Pengetahuan Tumbuhan. Semarang: PT. Mandiri Jaya
Abadi.
Ilyas, S. & Itidayat. EB. 1996. Anatomi dan Morfologi Tumbuhan Biologi. Institut
Teknologi Bandung.
Posman Sibuea. Manfaat Nanas untuk Kesehatan (http://64.203.71.11/kompas-
cetak/0307/17/inspirasi/434258.htm).