makalah new.docx

21
MAKALAH SISTEM REPRODUKSI “LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN IBU DENGAN GANGGUAN PSEUDOAMENOORHEA” Di susun oleh : Kelompok : 1. Anggi Rizky W. 2. Atika Intan P. 3. Bayu Pratama 4. Krisna A. 5. Wahyu Tri C PRODI SARJANA KEPERAWATAN STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK

Upload: anggiriski04

Post on 27-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah new.docx

MAKALAH

SISTEM REPRODUKSI

“LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN IBU

DENGAN GANGGUAN PSEUDOAMENOORHEA”

Di susun oleh :

Kelompok :

1. Anggi Rizky W.

2. Atika Intan P.

3. Bayu Pratama

4. Krisna A.

5. Wahyu Tri C

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK

TAHUN AJARAN 2013

Page 2: makalah new.docx

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Pseudoamenorrhoe (kryptomenorrhoe) adalah suatu keadaan haid tetapi

darah haid tersebut tidak dapat keluar, karena tertutupnya traktus genetalis,

servik, vagina, atau hymen.

B. Etiologi

1. Kongenital, kelainan yang sering di temukan ialah atresia himenalis

yaitu suatu keadaan dimana hymen tidak berlubang, menggambarkan

keadaan dimana hymen /selaput dara/selaput keperawanan tidak

memiliki pori/lubang sedikit pun.

Hymen yang normal adalah selaput tipis yang berada di ujung canalis

vaginalis/ lubang vagina yang menutupi lubang vagina tetapi masih

mempunyai pori/lubang kecil untuk mengeluarkan sekret vagina

maupun sisa ovulasi/menstruasi. Lubang dapat terletak ditengah

ataupun sisi samping lingkaran vagina.

2. Acquisita, suatu keadaan dimana terjadi perlekatan saluran servix atau

vagina akibat adanya radang, gonorrhea, diptheri, dan oartus senilitas.

C. Patofisiologi

Secara fisiologis wanita dewasa akan mengalami haid setiap bulannya

tetapi apabila servix, vagina atau himen tertutup, maka darah haid tidak

dapat keluar tetapi tetap akan timbul rasa nyeri siklis kurang lebih 5 hari

setiap bulan. Keadaan ini apabila tidak ditanggulangi lama kelamaan akan

menimbulkan retensio urine dan tumor abdomen.

D. Tanda gejala

1. Nyeri siklis selama kurang lebih 5 hari tanpa pendarahan, Nyeri itu ada

yang ringan dan samar-samar, tetapi ada pula yang berat, bahkan

beberapa wanita sampai pingsan karena tidak kuat menahannya.

Penyebab nyeri  bisa bermacam-macam, bisa karena tumor atau

kelainan letak uterus, selaput darah atau vagina tidak berlubang.

Page 3: makalah new.docx

2. Pada pemeriksaan inspekulo terlihat hymen yang menonjol berwarna

kebiru biruan karena adanya darah yang berkumpul di belakangnya.

E. Pemeriksaan

1. Radiologi

Untuk menentukan diagnosa pemeriksaan yang dilakukan ialah

inspekulo dengan tujuan untuk melihat keadaan cervix, vagina, hymen.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal

dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina, seperti

erosio porsionis uteri, karsinoma porsionis uteri, polipus servisis uteri,

varises vuiva, dan trauma apabila perdarahan berasal dari ostium uteri

eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai (Prawirohardjo,

Sarwono.2005) Dengan memakai spektrum secara hati-hati dilihat dari

mana asal perdarahan, apakah dari dalam uterus, atau dari kelainan serviks,

vagina, varises pecah dan lain-lain. (Mochtar, Rustam.1998)

Inspekulo ini biasanya dilakukan pada ibu hamil muda atau ibu yang

pertamakali datang untuk pemeriksaan kandungan. Karena itu pemeriksaan

in spekulo dikatakan pemeriksaan dasar. Pemeriksaan ini menggunakan

spekulum cocor bebek yang dimasukkan kedalam vagina, dan digunakan

untuk melihat keadaan permukaan dileher rahim dan kelainan.

Dengan USG dapat segera didiagnosis hematokolpos atau

hematometrokolpos, Selain itu, transrectal ultrasonography dalam

membantu delineating complex anatomy. Apabila dengan USG tidak jelas,

diperlukan pemeriksaan MRI.

USG dan MRI sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui

apakah ada kongenital anomali traktus urinaria yang menyertai.

Page 4: makalah new.docx

2. Laboraturium

Pemeriksaan darah lengkap, kadar leukosit, albumin, dan serum.

F. Penatalaksanaan

Pada atresia hymanalis dilakukan insisi dan eksisi hymen,yaitu suatu

tindakan operasi untuk membuat lubang hymen dengan tujuan agar darah

haid dapat keluar. Karena darah tua ini merupakan media yang baik untuk

kuman kuman maka operasi ini harus dilakukan dengan steril.

G. Komplikasi

1. Hematokolpos yaitu darah masuk dan terkumpul dalam vagina.

2.      Hematomerta darah masuk dan terkumpul dalam uterus.

3.      Hematosalping darah masuk dan terkumpul dalam tubuh.

Page 5: makalah new.docx

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN MENSTRUASIPADA DENGAN PSEUDOAMENORRHOE

A. Pengkajian

1. Identitas

Semua wanita bisa mendapat penyakit ini.

2. Keluhan utama

Pasien mengeluh nyeri perut bawah.

3. Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengeluh nyeri perut bawah selama 5 hari dan tidak keluar

darah

4. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat metruasi : pasien sampai saat ini belum pernah

menstruasi/haid.

5. Riayat penyait keluarga

Keluarga pasien tidak memiliki penyakit yang menurun dan

menular.

6. Riwayat Psikososial

Pasien tinggal dengan orangtua, hubungan dengan keluarga baik,

serta hubungan dengan ktetangganya baik.

7. Riwayat Pengunaan Obat – obatan dan bahan – bahan lain

Pasien mengatakan tidak pernah merokok, tidak pernah minum-

minuman keras, tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang,

serta ibu mengatakan tidak pernah minum jamu-jamuan.

8. Riwayat Menstruasi.

Sampai saat ini pasien belum penah mentruasi.

9. Riwayat Perkawinan : apakah klien sudah menikah atau belum.

10. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas : Pernahkah Klien mengalami

kehamilan dan persalinan.

11. Riwayat Kontrasepsi : Apakah Klien pernah menggunakan atau telah

menggunakan kontrasepsi.

12. Perilaku Seksualitas : pernahkah klien melakukan hubungan seksual.

13. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :

Makan.

Page 6: makalah new.docx

a. Frekuensi 3 kali sehari.

b. Macam Nasi sayur daging.

c. Jumlah 1 Porsi sedang habis.

d. Keluhan Tidak ada keluhan.

Minum.

a. Frekuensi 7-8 gelas sehari.

b. Macam : Air putih, teh, susu.

c. Jumlah 1 gelas belimbing.

d. Keluhan Tidak ada.

14. Personal Hygiene.

Klien mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2-3 kali sehari, mencuci rambut 1

kali sehari dan kadang 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari dan ganti

pakaian dalam 2 kali sehari dan atau bila basah, cara membersihkan organ

genitalia setelah BAK dan BAB menggunakan air mengalir.

15. Pola Eliminasi.

BAB.

a. Frekuensi 1 kali sehari.

b. Warna Kuning kecoklatan

c. Bau Khas.

d. Konsistensi Lembek.

e. Keluhan Tidak ada.

BAK

a. Frekuensi 5-6 kali sehari.

b. Warna Jernih

c. Bau Khas

d. Konsistensi Cair.

e. Keluhan Tidak ada Pola Aktivitas.

16. Klien Istirahat teratur yaitu tidur siang 1 jam sehari dan tidur malam 6-7

jam sehari, tidak ada keluhan. Klien jarang melakukan olahraga, hanya

bersih-bersih rumah.

OBYEKTIF

Pemeriksaan Umum.

a. Keadaan Umum : Cukup .

b. kesadaran : Compos Menthis.

c. Vital sign.

1. suhu : 36o C.

Page 7: makalah new.docx

2. nadi : 80 kali / menit.

3. TD : 120/80 mm Hg.

4. respirasi : 26 kali/menit.

d. Antropometri.

1. BB : 45 kg.

2. TB : 155 cm.

B. Pemeriksaan Fisik :

1. Kepala : Tidak ada benjolan, rambut bersih, tidak rontok.

2. Muka : Simetris, tidak ada oedem, muka tidak pucat.

3. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ikterik.

4. Telinga : Simetris,sejajar, mata bersih, tidak ada infeksi dan serumen.

5. Hidung : Simetris, tidak infeksi, dan tidak ada secret.

6. Mulut : Bibir tidak kering, tidak stomatitis, tidak ada gigi yang berlubang.

7. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tiroid, dan vena jugularis.

8. Payudara : Simetris, areola hiperpigmentasi, putting susu menonjol.

9. Abdomen : Tidak ada bekas luka.

10. Genetalia : Pada pemeriksaan spekulo terlihat hymen yang menonjol berwarna

kebiru biruan karena adanya darah yang berkumpul di belakangnya.

11. Anus : Tidak ada hemoroid.

12. Ekstrimitas atas dan bawah : Tidak ada oedem dan varises, reflek patella

kanan dan kiri positif.

C. Diagnose keperawatan

1. Pra operasi

a. Nyeri akut b.d faktor biologis (karena penumpukan darah)

b. Resiko tinggi infeksi b.d kontak dengan mikroorganisme/pathogen

akibat penumpukan darah

c. Kecemasan b.d prognosis penyakit dan rencana pembedahan

d. Defisit pengetahuan tentang penyakit b.d kurangnya informasi

mengenai penyakit, kebutuhan pegobatan,dan rencana pembedahan

2. Post operasi

a. Resiko infeksi b.d tindakan invasi, port de entrée luka pasca bedah.

Page 8: makalah new.docx

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran. (Edisi-1981). Bagian Obstetric dan

Ginekologi. Bandung : Elstar Offset.

[INTERNET] akses tanggal 15 junweb.i 2013 jam 18.35 sember alamat web.

<http://lindadewanti.wordpress.com/2010/06/15/gangguan-menstruasi-

pseudoamenorrho.html>

M. Wilkinson, Judith dan Nancy R.Ahem. (2011).buku Saku Diagnosa

Keperawatan Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC.

Page 9: makalah new.docx

D. Intervensi dan rasional

1. Pra operasi

No Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

a. Nyeri akut

berhubungan dengan

factor biologis(karena

penumpukan darah)

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

dalam waktu

1x24 jam pasien

mengatakan nyeri

berkurang.

Secara subjektif

nyeri berkurangatau

teradaptasi, skala

nyeri 3, TTV dalam

batas normal,

pasien dan pasien

terlihat tenang,

memperlihatkan

tehnik relaksasi

secara individu dan

efektif untuk

mencapai

kenyamanan.

1. Observasi TTV, karakteistik

nyeri mulai dari penyebab,

lokasi, skala dan waktu.

2. Observasi isyarat pasien

nonverbal ketidaknyamanan.

3. Ajarkan penggunaan teknik

relaksasi, hipnotis, imajinasi

terbimbing, distraksi dan

kompres dengan air hangat

atau dingin.

4. Berikan informasi tentang

nyeri, seperti penyebab nyeri

dan berapa lama

berlangsung.

5. Kolaborasi pemberian

1. Tindakan observasi ini

digunakan untuk mngetahui

pertimbangan penyakit pasien

dan dapat memberikan

intervensi secara tepat.

2. Wajah mengeringai

mengekspresikan nyeri yang

dialami pasien.

3. Teknik relaksasi dan distraksi

dapat membantu mengurangi

nyeri.

4. Informasi penting diberikan,

agar pasien mengetahui

tentang penyebab nyeri.

5. Pemberian analgesic dapat

membantu menghambat

Page 10: makalah new.docx

analgesic dengan tim medis. stimulus nyeri sehingga nyeri

berkurang.

b. Resiko tinggi infeksi

berhubungan dengan

kontak dengan

mikroorganisme/path

ogen akibat

penumpukan darah

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selam 1x24 jam

factor infeksi

akan hilang.

TTV dalam batas

normal, tidak ada

tanda-tanda infeksi

( kalor, dolor,

rubor, tomor, dan

fungsio laesa)

1. Observasi TTV.

2. Observasi terhadap tanda dan

gejala infeksi ( misalnya,

suhu tubuh, denyut jantung,

lesi kulit).

3. Observasi hasil laboraturium.

4. Berikan penyuluhan

pemahaman pasien, ulangi

Informasi bu la diperlukan

dan gunakan berbagai

pendekatan penyuluhan.

5. Kolaborasi dengan tim medis

dengan pemberian terapi

antibiotic.

1. Tindakan observasi ini

digunakan untuk mngetahui

pertimbangan penyakit pasien

dan dapat memberikan

intervensi secara tepat.

2. Sejauh mana infeksi yang

dialami paien untuk

penanganan lebih lanjut.

3. Mengetahui kadar leukosit,

albumin, serum kaitannya

daripada tingkat keparahan

infeksi.

4. Pendekatan yang epat yang

dapat diterima dengan mudah

oleh pasien membantu

mencapai tujuan dapa HE .

5. Antibiotic tiberikan untuk

menghambat

mikroorgamisme tumbuh

Page 11: makalah new.docx

lebih cepat.

c. Kecemasan b.d

prognosis penyakit

dan rencana

pembedahan.

Setelah dilakukan

tindakan dalam

waktu 1x24 jam

pasien secara

subjektif

meleporkan rasa

cemas berkurang.

Pasien mampu

mengungkapkan

perasaanya kepada

perawat, pasien

dapat

mendemonstrasikan

keterampilan

pemecahan masalah

dan perubahan

koping yang

digunakan sesuai

dengan situasi yang

dihadapi dan

pasien rileks dan

istirahat dengan

baik.

1. Observasi respon fisik,

seperti kelemahan,

penurunan TTV dan gerakan

yang berulang-ulang.

2. Anjurkan pasien dan

keluarga untuk

mengungkapkan dan

mengekspresikan rasa

takutnya.

3. Berikan privasi untuk pasien

dan keluarga terdekat.

4. Catat reaksi dari

pasien/keluarga dan berikan

kesempatan untuk

mendiskusikan perasaanya.

5. Kolaborasi dengan tim medis

pemberian anticemas.

1. Digunakan dalam

mengevaluasi derajat/tingkat

kecemasan.

2. Meeberikan kesempatan untuk

berkonsentrasi, kejelasan dari

rasa takut dan mengurangi

cemas yang berlebihan.

3. Memberikan waktu untuk

mengekspresikan perasaan,

seta menghilangkan cemas.

4. Anggota keluarga dengan

responya pada apa yang terjadi

dan kecemasan dapat

disampaikan kepada pasien.

5. Meningkatkan relaksasi dan

menurunkan kecemasan.

d. Defisit pengetahuan

tentang penyakit b.d

kurangnya informasi

Setelah dilakukan

tindakan dalam

waktu 1x24 jam

Menunjukkan

pemehaman akan

proses penyakit,

1. Tentuka kebutuhan belajar

pasien.

1. Menunjang ketepatan dalam

memberikan informasi

pengethuan sesuai kebutuhan

Page 12: makalah new.docx

mengenai penyakit,

kebutuhan

pegobatan,dan

rencana pembedahan.

psien akan

mendapat

pengetahuan

tentag penyakit,

pengobatan, dan

rencana

pembedahan

pengobatan , dan

rencana

pembedahan, iku

serta dalam

program

pengobatan.

2. Observasi penilaian terhadap

tingkatan pengetahuan pasien

saat ini dan pemahaman

terdapat materi (misalnya,

pengetahuan tetang prosedur

pembedahan).

3. Bina hubungan aling percaya

dengan pasien.

4. Ciptakan lingkungan yang

kondusif untuk memberikan

informasi dan pengetahuan.

5. Berikan penyuluhan sesuai

dengan tingkat pemehaman

pasien, ulangi informasi bila

diperlukan.

pasien.

2. Membantu menyamakan

persepsi dan meminimalisir

kesalahan pemahaman pasien

tentang penyakit dan prosedur

pembedahan.

3. Pien dan keluarga akan lebih

terbuka dengan apa yag

disampaikan perawat.

4. Lingkungan yang nyaman

dapat membantu dalam

penerimaan masukan informasi

HE.

5. Membantu pasien dalam

mendalami pemahaman

tentang HE tersebut

Page 13: makalah new.docx

2. Pasca operasi

No Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

a. Resiko infeksi b.d

tindakan invasi, port

de entrée luka pasca

bedah.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selam 1x24 jam

tidak terjadi

infeksi, terjadi

perbaikan pada

integritas jaringan

lunak.

Pada saat jahita

dilepas tidak ada

tanda-tanda infeksi,

leukosit dalam

batas normal, TTV

dalam batas normal

(TD : 120/80

mmHg, T : 370C,

nadi :

60-100x/menit)

1. Observasi TTV.

2. Observasi jenis pembedahan,

hari pembedahan dan apakah

adanya order khusus dari tim

doktr bedah bdalam

melakukan perawatan luka.

3. Buat kondisi balutan dalam

keadaan bersih dan kering.

4. Laukan perawatan luka steril

pada hari keduan pasca

operasi.

5. Kolaborasi untuk pemberian

antibiotic pasca opresi.

1. Tindakan observasi ini

digunakan untuk mngetahui

pertimbangan penyakit pasien

dan dapat memberikan

intervensi secara tepat.

2. Mengindentifikasi kemanjuan

atau penyimpangan dari tujuan

yang diharapkan.

3. Kondidi bersih dan kering aka

menghindari kontaminasi dan

akan menyebabkan respon

inflamasi local dan akan

memperlambat proses

penyembuhan.

4. Perawatan luka sebaiknya tiak

setiap untuk menurunkan

kontak tindakan dengan luka

yang dalm kondisi steril

sehingga mencegah kontainasi

Page 14: makalah new.docx

kuman.

5. Antibiotic menurunkan resiko

infeksi.

Page 15: makalah new.docx

H . WOC kongenital

Acquisita (radang)

Perlengketan saluran servix/vaginaHymen tidak berlubang

Penumpukan darah pada vagina

Mk : Kecemasan

Mk : Resiko infeksi

Mk : Resiko infeksi

Port de entrée pasca operasi

Mk : Nyeri akut

Luka pasca operasi

Intervensi pembedahan

Darah menjadi tua

Respon psikologis

Terpapar kuman dan mikroorgamnisme

Rusaknya permukaan dinding vagina

Pasca operasi

Darah tidak bisa keluar

PseudoamenorrhoeKurang informasi

Mk : deficit pengetahuan