makalah pernafasan new.docx

18
MAKALAH SISTEM RESPIRASI Untuk Memenuhi Tugas Histologi yang Dibina oleh Ibu Dra. AMY TENZER, M.. !leh "elom#ok $ % !&&ering H A'eng (i'ar#rasi)ya $*+ -*-**- $ Ari& /u)i etia0an$*+ -*-**-12 D0i Rahma0ati $*+ -*-**- 2 Eka 3us#ita $*+ -*-**--4 5ima Ri6ki Eka 3utri $*+ -*-**- + te&anus Nahas $*+ -*-$+ $7 UNI8ERITA NE9ERI MA:AN9 5A"U:TA METEMATI"A DAN I:MU 3EN9ETAHUAN A:AM ;URUAN /I!:!9I !ktober *+$

Upload: ajeng-wijarprasidya

Post on 04-Oct-2015

284 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

MAKALAHSISTEM RESPIRASIUntuk Memenuhi Tugas Histologi yang Dibina oleh Ibu Dra. AMY TENZER, M.S.

OlehKelompok 1 / Offering HAjeng Wijarprasidya120342422451Arif Budi Setiawan120342422486Dwi Rahmawati120342422456Eka Puspita120342422447Fima Rizki Eka Putri120342422450Stefanus Nahas120342410319

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGIOktober 2013

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMetabolisme normal dalam sel-sel makluk hidup memerlukan oksigen dan karbondioksida sebagai sisa metabolism harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida dalam tubuh makhluk hidup disebut pernafasan atau respirasi. Oksigen dapat keluar masuk jaringan dengan cara difusi.Hewan vertebrata terlalu besar untuk dapat terjadinya interaksi secara langsung antara memasing sel tubuh dengan lingkungan luar. Untuk itu organ tertentu yang tergabung dalam system pernafasan dikhususkan untuk melakukan pertukaran gas pernafasan bagi keperluan seluruh tubuh tumbuhan.Pernafasan atau respirasi dapat dibedakan dalam dua tahap. Tahap pemasukan oksigen ke dalam dan pengeluaran karbondioksida ke luar tubuh melalui organ pernafasan disebut respirasi eksternal. Pengangkutan gas pernafasan dari organ pernafasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya, dilakukan oleh system sirkulasi. Tahap berikutnya adalah pertukaran oksigen dari cairan tubuh (darah) dengan karbon dioksida dari sel dalam jaringan, disebut respirasi internal.Untuk dapat terjadinya difusi gas pernafasan antara lingkungan dengan pembuluh darah yang terdapat di bawah permukaan respiratoris, harus dipenuhi syarat-syarat antara lain: permukaan tempat terjadinya pertukaran gas harus cukup luas dan cukup tipis, selalu basah dan permeable terhadap gas pernafasan; dan terdapat perbedaan konsentrasi gas pernafasan antara di medium dan dalam darah.Organ pernafasan pokok pada vertebrata pascaembrio adalah insang dan paru-paru, walaupun ada juga beberapa struktur lain yang berperan dalam pernafasan, misalnya kulit dan gelembung renang.

1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang di atas dapat dirumuskan:1. Bagaimana tahapan system respirasi pada mammalia?2. Bagaimana fungsi organ-organ respirasi secara histologis?

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui tahapan system respirasi pada mammalia.2. Untuk mengetahui fungsi organ-organ respirasi secara histologis.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Respirasi Respirasi adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. System respirasi adalah system yang terbagi secara anatomi yakni struktur atas dan struktur bawah saluran pernafasan, dimana fungsi penting dari system respirasi terbagi menjadi 3 macam:1. Air conduction atau fentilation (breathing). Fentilasi atau bernafas merupakan proses mekanik keluar masuknya udara dari paru-paru. 2. Air filtration yaitu proses penyaringan udara antara oksigen dan kotoran yang terjadi di dalam rongga hidung.3. Gas exchange atau pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida terjadi di paru-paru. Hal ini disebabkan karena konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi daripada di darah. Sehingga karbondioksida yang berada di dalam darah berpindah ke udara secara difusi dengan bantuan paru-paru.Respirasi dibagi menjadi dua tahap:1. Respirasi eksternal, yaitu tahap pemasukan oksigen ke dalam dan pengeluaran karbondioksida keluartubuh melalui organ-organ pernafasan. Pengangkutan gas pernafasan dari organ pernafasan ke organ tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh system sirkulasi.2. Respirasi internal, yaitu pertukaran oksigen dari cairan tubuh (darah) dengan karbondioksida dari sel-sel dalam jaringan. Bagian saluran pernafasan1. Nasal kavities (rongga hidung)2. Pharynx (faring)3. Larynx (laring)4. Trachea (trakea)5. Bronchi (bronkus)6. Bronchioles (bronkioulus)7. Aveolar duct (dukti alveoli)8. Alveoli

Gambar 1 diagram saluran pernafasan Dari gambar diatas, saluran pernafasan dibedakan menjadi dua yaitu struktur atas dan struktur bawah saluran pernafasan. Struktur atas saluran pernafasan terdiri dari rongga hidung (nasal cativies) dan faring (pharynx). Kedua organ tersebut secara umum berfungsi untuk keluar masuknya udara (air conduction) dan sebagai penyaring udara (air filtration). Sedangkan struktur bagian bawah saluran pernafasan terdiri atas laring (larynx), trakea (trachea), bronkus (bronchi), bronkiolus (bronchioles), dukti alveoli (alveoli duct), dan alveoli. Dimana fungsinya sebagai tempat pertukaran gas (gas exchange).

2.2 Organ - Organ Pernafasan2.2.1 Rongga Hidung (nasal cavities)Rongga hidung dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut septum nasal, sehingga terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian kiri dan bagian kanan. Bagian rongga hidung yang berhubungan langsung dengan udara luar dihubungkan oleh lubang hidung luar (nares eksterna). Sedangkan lubang hidung bagian dalam yang berhubungan langsung dengan faring disebut nares interna/ choanae. Secara histologis rongga hidung yang diiris secara membujur akan nampak seperti gambar di bawah ini, yang merupakan area olfaktori dari rongga hidung.

Gambar 2 epitelium olfaktori

Pada gambar diatas menunjukkan epitelium olfaktori yang disusun atas jaringan epitel silindris berlapis banyak. Pada sel epitel silindris tersebut dilengkapi oleh silia. Epitelium olfaktori disusun oleh sel reseptor olfaktori, sel sustentakuler, sel basal, dan sel brush.Sel reseptor olfaktori adalah neuron bipolar yang tebal dari epitelium dilengkapi dengan silia dan merupakan pusat system syaraf dari epitel olfaktori. Sel sustentakuler adalah sel kubus yang hampir sama seperti sel neuroglia namun dilengkapi dengan mikrovili dan berfungsi sebagai pendukung sel reseptor olfaktori dengan melakukan sintesis yang menghasilkan sekret yang disebut odorant-binding proteins. Sel basal adalah sel bagian bawah yang membedakan sel sustentakuler dengan sel reseptor olfaktori.

2.2.2 Faring Faring adalah persimpangan antara saluran nafas dan saluran makanan. Faring terletak di posterior rongga hidung (nasal). Dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu daerah hidung (nasofaring), daerah mulut (orofaring), dan daerah laring (laringeofaring).

Gambar 3. Faring

2.2.3 LaringLaring merupakan suatu rongga yang terletak di belakang faring. Dindingnya diperkuat oleh keping tulang rawan epiglotis, kartilago turoidea, kartilago krikoidea, kartilago aritenoidea, dan tulang rawan kecil yaitu kartilago kuneiform dan kartilago konikulat. Dalam faring terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutupi glottis pada saat menelan makanan, agar makanan tidak masuk ke system pernafasan. Fungsi laring adalah tempat jalurnya udara dan memproduksi suara (apparatus vokalis) yaitu berupa sepasang pita kecil (ligamen) yang terbentang diantara bagian kaudal kartilago tiroidea, dan bagian kranial kartilago aritenoidea. Ligament tersebut mengandung serabut elastis, bagian sisinya dilengkapi oleh otot lurik.Secara histologis laring terlihat seperti gambar dibawah ini:

Gambar 4. Penampang Laring secara histologisPada gambar irisan melintang di atas terlihat laring yang terdiri dari bagian bagian : LV (Laryngeal Vestibule): merupakan rongga laring bagian depan G (Gland) : merupakan kelenjar seromukosa. VF (Vestibular Folds) : merupakan dinding lateral yang menonjol yang juga terdapat kelenjar mukosa. L (Lymphoid nodules) : merupakan bintil limfa yang juga mengeluarkan mukosa. Bintil limfa ini dikelilingi oleh jaringan ikat longgar. VC (Vocal Folds or Cord) : merupakan lipatan vocal yang terdiri dari jaringan epitel pipih berlapis banyak, jaringan ikat, ligament vocal, dan otot vocal. VM (Vocalis Muscle) : merupakan otot polos penunjang lipatan vocal (Vocal Folds)

2.2.4 TrakeaTrakea adalah suatu rongga yang terdapat di sebelah ventral esophagus. Panjang trakea kurang lebih 12-14 cm. Trakea diperkuat dengan cincin-cincin tulang rawan hialin atau fibrosa. Bagian dorsal cincin tulang rawan (yang berbatasan dengan esofagus) tidak menutup. Secara histologis dinding trakea dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu: Tunika Mukosa, terdiri dari : Epitelium : silindris berlapis banyak dan dilengkapi dengan silia. Sel goblet Lamina propria : tersusun atas banyak serabut elastis dan kelenjar lendir Tunika Submukosa, terdiri atas : Jaringan ikat longgar Pembuluh darah Tulang rawan hialin berbentuk C yang di-cover oleh perikondrium.5 Lapisan Kartilago, terdiri atas : Otot polos Jaringan ikat elastic Sel adipose Sel saraf Pembuluh darah

Gambar 5. irisan melintang trakea dan esophagus (kiri) dan irisan melintang trakea (kanan)

Gambar 6 irisan melintang trakea

2.2.5 BronkusBronkus merupakan saluran pernafasan yang terletak di posterior trakea yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu bronkus ekstrapulmonalis dan bronkus intrapulmonalis. Secara histologis bronkus hampir sama dengan trakea, namun pada bronkus intrapulmonalis cincin-cincin tulang rawan hilang dan digantikan dengan keping-keping tulang rawan. Lapisan bronkus terdiri atas: Tunika mukosa, yang terdiri atas : Epitelium Lamina propria Tunika sub mukosa, yang terdiri atas : Tulang rawan kartilago Otot polos yang tersusun melingkar Tunika adventitia, yang terdiri atas : Serabut-serabut jaringan ikat Sel adipose Pembuluh darah

Gambar 7. irisan melintang bronkus

Gambar 8 perbesaran dari gambar 6

2.2.6 BronkiolusBronkiolus merupakan cabang dari bronkus intrapulmonalis. Diameter bronkiolus kurang lebih 5 mm. Bronkiolus bercabang lagi membentuk bronkiolus ujung yang berakhir pada bronkiolus pernafasan. Pada bronkiolus tidak lagi terdapat keping-keping tulang rawan maupun kelenjar lendir. Bronkiolus pernafasan bercabang secara radial membentuk saluran dukti alveoli. Pada bronkiolus pernafasan mulai terjadi pertukaran gas.

Gambar 8 irisan melintang bronkiolus

Gambar 9. Irisan melintang BronkiolusSecara histologis (seperti gambar di atas), bronkiolus terdiri atas: Epitelium Otot polos Jaringan ikat fibrosa, sudah tidak terdapat kelenjar tetapi terdiri atas limfosit dan nodul limfoid.2.2.7 Dukti alveoliDukti alveoli merupakan saluran tipis yang dindingnya terputus-putus, mempunyai banyak percabangan yang menuju ke kantong alveoli. Dinding saluran ini tersusun atas serabut elastis, serabut kolagen dan otot polos.

Gambar 10. irisan membujur dukti alveoli

2.2.8 AlveoliAlveoli merupakan unit paru-paru terkecil yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas pernafasan dengan pembuluh darah secara besar-besaran. Diameter kurang lebih 200 m. Secara structural, alveoli menyerupai kantong kecil yang terbuka di satu sisi seperti sarang lebah madu. Pada alveoli, oksigen yang dibawa oleh udara saling bertukar dengan karbondioksida yang terdapat dalam darah, yang dilakukan secara difusi. Struktur dinding alveoli bersifat khusus untuk meningkatkan difusi antara lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Secara umum, dinding yang berada diantara dua alveoli yang berdekatan disebut interalveolar septum. Septa tersebut terdiri dari sel dan jaringan ikat yang komponen utama serabut elastic dan serabut kolagen.

Gambar 10, alveoli dan proses pertukaran udara

BAB IIISIMPULAN3.1 Kesimpulan 1. Tahapan system respirasi pada mammalia terdiri dari dua tahap yaitu tahap eksternal dan tahap internal. Respirasi eksternal, yaitu tahap pemasukan oksigen ke dalam dan pengeluaran karbondioksida keluar tubuh melalui organ-organ pernafasan. Pengangkutan gas pernafasan dari organ pernafasan ke organ tubuh atau sebaliknya dilakukan oleh system sirkulasi. Respirasi internal, yaitu pertukaran oksigen dari cairan tubuh (darah) dengan karbondioksida dari sel-sel dalam jaringan. 1. Organ-organ respirasi terdiri dari:1. Nasal kavities (rongga hidung), rongga hidung dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut septum basal, menjadi bagian kiri dan kanan sedangkan dari rongga mulut dibatasi oleh maksila dan tulang langit-langit mulut. Rongga hidung dilapisi dengan epitel silindris bersilia yang mengandung banyak sel goblet penghasil lendir. Rongga hidung dilengkapi dengan rambut hidung yang berfungsi sebagai penghalau benda-benda asing atau debu yang ikut masuk saat menghirup udara. Saat udara masuk ke hidung, bulu-bulu hidung berperan menyaring partikel-partikel debu yang kasar dan zat-zat lain. Mukus ini, dalam hubungannya dengan sekresi serosa, juga berperan untuk membasahi udara yang masuk dan melindungi pembatas alveolar halus dari pengeringan. Selain itu udara juga dihangatkan oleh jaringan vaskuler superfisial.1. Pharynx (faring), Faring dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu daerah hidung (nasofaring), daerah mulut (orofaring), dan daerah laring (laringeofaring). 1. Larynx (laring), laring merupakan tabung ireguler yang menghubungkan faring dengan trakea. Dalam lamina propia terdapat sejumlah rawan laring, struktur yang paling rumit pada jalan pernapasan. Rawan-rawan yang lebih besar (tiroid, krikoid, dan sebagian besar aritenoid) adalah rawan hialin, dan pada orang tua sebagian dapat mengalami kalsifikasi. Rawan yang lebih kecil (epiglottis, cuneiformis, kornikulatum, dan ujung aritenoid) adalah rawan elastin. Ligamentum-ligamentum menghubungkan rawan-rawan tersebut satu sama lain, dan sebagian besar bersambung dengan otot-otot intrinsic larynx, di mana mereka sendiri tidak bersambungan karena mereka adalah otot lurik. Selain berperanan sebagai penyokong (mempertahankan agar jalan udara tetap terbuka) rawan-rawan ini berperanan sebagai katup untuk mencegah makanan atau cairan yang ditelan masuk trakea. Mereka juga berperanan dalam pembentukan irama fonasi.1. Trachea (trakea), Secara histologis dinding trakea dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu: Tunika Mukosa, terdiri dari : epitelium yang berbentuk silindris berlapis banyak dan dilengkapi dengan silia, sel goblet, lamina propria yang tersusun atas banyak serabut elastis dan kelenjar lendir Tunika Submukosa, terdiri atas : Jaringan ikat longgar, pembuluh darah, tulang rawan hialin berbentuk C yang di-cover oleh perikondrium.5 Lapisan Kartilago, terdiri atas : otot polos, jaringan ikat elastic, sel adipose, sel saraf dan, pembuluh darah

1. Bronchi (bronkus), terletak di posterior trakea yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu bronkus ekstrapulmonalis dan bronkus intrapulmonalis. Pada bronkus intrapulmonalis cincin-cincin tulang rawan hilang dan digantikan dengan keping-keping tulang rawan. Lapisan bronkus terdiri atas: Tunika mukosa, yang terdiri atas : epitelium dan lamina propria Tunika sub mukosa, yang terdiri atas :tulang rawan kartilago dan otot polos yang tersusun melingkar Tunika adventitia, yang terdiri atas : serabut-serabut jaringan ikat, sel adipose, dan pembuluh darah dan lung tissue (?) 1. Bronchioles (bronkioulus), Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus intrapulmonalis. Diameter bronkiolus kurang lebih 5 mm. Bronkiolus bercabang lagi membentuk bronkiolus ujung yang berakhir pada bronkiolus pernafasan. Bronkiolus pernafasan bercabang secara radial membentuk saluran dukti alveoli. Pada bronkiolus pernafasan mulai terjadi pertukaran gas. Secara histologis (seperti gambar di atas), bronkiolus terdiri atas: epithelium, otot polos, jaringan ikat fibrosa yang sudah tidak terdapat kelenjar tetapi terdiri atas limfosit dan nodul limfoid.1. Aveolar duct (dukti alveoli), Dukti alveoli merupakan saluran tipis yang dindingnya terputus-putus, mempunyai banyak percabangan yang menuju ke kantong alveoli. Dinding saluran ini tersusun atas serabut elastis, serabut kolagen dan otot polos.1. Alveoli, Alveoli merupakan unit paru-paru terkecil yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas pernafasan dengan pembuluh darah secara besar-besaran. Struktur dinding alveoli bersifat khusus untuk meningkatkan difusi antara lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Secara umum, dinding yang berada diantara dua alveoli yang berdekatan disebut interalveolar septum. Septa tersebut terdiri dari sel dan jaringan ikat yang komponen utama serabut elastic dan serabut kolagen.

0. Saran

Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem pernafasan lainnya. Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, hindarilah polusi udara dan gas-gas beracun, dan terutama hindarilah sikap merokok. Serta rawatlah paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali terserang penyakit infeksi sehingga menimbulkan kerusakan jaringannya.

DAFTAR RUJUKAN

Mescher, Anthony L. Junqueiras Basic Histology:Text and Atlas. 12th edition. The McGraw-Hill Companies.Ross, Michael H, Wojciech Pawlina. 2011. Histology A Text and Atlas With Correlated Cell And Molecular Biology. 6th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer business.Tenzer, Amy. 1993. Struktur Hewan Bagian 1. Malang: Universitas Negeri Malang