kasbes geriatri+hipertensi naomi new.docx
TRANSCRIPT
KASUS BESAR
SEORANG WANITA 67 TAHUN DENGAN GASTROENTERITIS AKUT
INFILTRAT PARU HIPERTENSI STAGE I AZOTEMIA ANEMIA NORMOSITIK
NORMOKROMIK
Diajukan untuk melengkapi syarat kepaniteraan Klinik Senior
di bagian Ilmu Penyakit Dalam
Pembimbing
Dr Yudo SpPDK-Ger
Disusun oleh
Skolastika Savitri
22010111200129
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
1
HALAMAN PENGESAHAN
Nama Mahasiswa Skolastika Savitri
NIM 22010111200129
Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSDK FK UNDIP
Judul kasus Seorang Wanita 67 Tahun dengan Hipertensi Stage II Hypertension
Heart Disease Pneumonia Diare Akut Dehidrasi Ringan Azotemia
Anemia Normositik Normokromik
Pembimbing dr Yudo SpPDK-Ger
Semarang 15 Januari 2013
Pembimbing
dr Yudo SpPDK-Ger
2
BAB I
ASSESMENT GERIATRI
I IDENTITAS PASIEN
Nama Ny T
Umur 67 tahun
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Perbalan Purwosari
Agama Islam
No CM C366270 7175351
Masuk RS 25 Januari 2013
II DAFTAR MASALAH
No Masalah Aktif Tanggal No Masalah Pasif Tanggal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Diare Akut Dehidrasi Ringan
Hipertensi Stage II
Hypertension Heart Disease
Pneumonia
Azotemia
Anemia Normositik
Normokromik
Gangguang Kognitif
Episode Depresif Ringan
Efusi Pleura Minimal Kanan
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
1 -
-
IIIDATA DASAR
A Data Subyektif
Autoanamnesis dengan penderita dan alloanamnesis dengan anak dan menantu penderita
pada tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 WIB di bangsal Geriatri RSUP DrKariadi
Semarang
Keluhan utama muntah
Riwayat Penyakit Sekarang
3
Onset dan Kronologi 3 hari SMRS pasien muntah didahului dengan mual sebanyak
5 kali Muntah tiba-tiba tidak langsung setelah makan Muntah cair warna hijau
kehitaman tidak sama dengan yang dimakan sekitar 12 gelas belimbing ampas sedikit
pasien kurang nafsu makan terutama setelah muntah sehingga hanya makan sedikit bu
bur Pasien dibawa berobat ke dokter diberi obat tapi muntah tidak hilang 1 hari SMRS
pasien merasa lemas dan hanya berbaring di kamar Lalu dibawa ke RSDK
1 hari setelah dirawat di RSDK pasien buang air besar cair sebanyak 3 kali dalam sehari
Ampas (+) warna cokelat kekuningan menyemprot (-) nyeri sekitar anus (-) bau amis
(-) Demam (-) muntah (-) mengeluh pusing (+) seperti ingin pingsan terutama jika
berdiri Pasien juga mengeluhkan batuk
Kualitas muntah membuat pasien menjadi lemas tidak mau makan warna
hijau kehitaman cair dengan sedikit ampas
Kuantitas muntah sebanyak 5 kali sebanyak frac12 gelas belimbing
Faktor memperberat dan memperingan untuk mencret tidak ada
Gejala penyerta mual (+) demam (+) dirasa tidak terlalu tinggi frekuensi BAB makin
sering (-) BAB cair (+) BAB bau asam (-) nyeri perut (+) melilit dan tidak bisa
digambarkan lokasinya nyeri ulu hati (-) pusing (+) seperti berputar terasa bila berdiri
atau duduk kurang seimbang (+) nyeri kepala (-) kesadaran menurun (-) sesak napas
(-) batuk (+) terasa berdahak tapi tidak keluar payah jika bekerja (-) sesak saat berbaring
sehingga harus duduk dengan bantal tinggi (-) berdebar-debar (-) lemas (+) nyeri dada
(-) BAK lancar lebih dari 3 kali sehari warna kuning jernih Nyeri BAK (-) sulit
menahan kencing (+) kencing keluar sebelum sempat ke kamar mandi kencing tidak
lancar (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien pernah dirawat di RSUP Dr Kariadi karena mual muntah dan mencret
dikatakan muntaber
- Pasien pernah jatuh 5 bulan lalu dan dirawat di RSUP Dr Kariadi Jatuh karena
tersandung oleh sandal jatuh terjengkang tetap sadar saat jatuh berdiri dibantu oleh
cucu pasien luka robek di kepala dan dijahit 5 jahitan Sejak saat itu menurut
pengamatan keluarga pasien dirasa kurang pendengaran sering pusing dan lebih
pelupa dari biasanya
4
- Pasien menderita sakit darah tinggi sudah sejak lebih dari 5 tahun yang lalu Biasanya
pasien berobat ke Puskesmas dan sudah diberi obat (pasien lupa nama obatnya)
Namun pasien tidak meminum obat darah tinggi secara teratur
- Riwayat kencing manis disangkal
- Riwayat sakit jantung disangkal
- Riwayat pelo lemah separuh anggota gerak disangkal
- Riwayat sakit batuk lebih dari 2 minggu dengan pengobatan lama dengan obat yang
membuat kencing menjadi merah disangkal
- Riwayat merokok disangkal
- Riwayat operasi sebelumnya disangkal
- Riwayat alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat sakit kencing manis dalam keluarga disangkal
- Riwayat sakit darah tinggi dalam keluarga disangkal
- Riwayat sakit jantung dalam keluarga disangkal
- Riwayat alergi disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien seorang lansia tidak bekerja Suami sudah meninggal Memiliki 2 orang anak
yang sudah menikah dan hidup mandiri Anak pertama pasien tinggal di rumah sendiri
anak kedua pasien sudah meninggal Pasien tinggal serumah dengan 2 cucu perempuan
dan 1 cucu laki-laki dari anak pertama Hidup sehari-hari dalam tanggungan cucu tertua
dan kadang dibantu anak pertama Hubungan pasien dengan penghuni rumah baik Pasien
tinggal di rumah dengan 3 kamar tidur 1 ruang tamu 1 ruang mandi Pasien memiliki 1
kamar tidur berukuran 3 x 2 m2 Lantai ubin atap genteng Kamar mandi dan WC di
dalam rumah dan bersebelahan dengan kamar pasien WC jongkok tanpa pegangan
sumber air minum dari PAM Penerangan listrik PLN memasak dengan kompor biasa
Kesan sosial ekonomi kurang
Biaya pengobatan Jamkesmas
5
Riwayat Fungsional
Sebelum masuk RS
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti pergi ke kamar mandi pasien dapat
melakukan sendiri namun kadang pasien berjalan dengan rambatan di kursi meja atau
dinding dan pelan-pelan Untuk buang air besar dan buang air kecil pasien dapat
melakukannya dengan mandiri tanpa bantuan kecuali saat sakit Pasien kadang
mengompol sebelum sempat pergi ke kamar mandi namun pasien menyadari sedang
ngompol Pasien buang air besar mandiri di kamar mandi Untuk aktivitas seperti makan
mandi dan berpakaian pasien juga masih dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang
lain
Saat dirawat di RS
INDEKS KATZ ( Menilai AKS)
No Aktivitas Mandiri Tergantung 28-01-2013
1 Bathing Memerlukan bantuan
hanya pada 1 bagian
tubuh (bagian
belakang anggota
tubuh yang terganggu)
atau dapat melakukan
sendiri
Memerlukan
bantuan dalam
mandi lebih dari 1
bagian tubuh dan
saat masuk serta
keluar dari bak
mandi tidak dapat
mandi sendiri
Tergantung
2 Dressing Menaruh pakaian amp
mengambil pakaian
memakai pakaian
rsquobracersquo amp menalikan
sepatu dilakukan
sendiri
Tidak dapat
memakai pakaian
sendiri atau tidak
berpakaian
sebagian
Tergantung
3 Toilletting Pergi ke toilet duduk
berdiri dari kloset
memakai pakaian
dalam membersihklan
Memakai rsquobedpanrsquo
atau rsquocomodersquo atau
mendapat bantuan
pergi ke toilet atau
Tergantung
6
kotoran (memakai
rsquobedpanrsquo pada malam
hari saja amp tidak
memakai penyangga
mekanik)
memakai toilet
4 Transfering Berpindah dari dan ke
tempat tidur amp
berpindah dari dan ke
tempat duduk
(memakai atau tidak
memakai alat bantu)
Tidak dapat
melakukan
dengan bantuan
untuk berpindah
dari amp ke tempat
tidur tempat
duduk
Tergantung
5 Continence BAK amp BAB baik Tidak dapat
mengontrol
sebagian
seluruhnya dalam
BAB amp BAK
dengan bantuan
manual kateter
Tergantung
6 Feeding Mengambil makanan
dari piring yang
lainnya amp
memasukkan ke dalam
mulut (tidak termasuk
kemampuan untuk
memotong daging amp
menyiapkan makanan
seperti mengoleskan
mentega di roti)
Memerlukan
bantuan untuk
makan atau tidak
dapat makan
semuanya atau
makan per-
parenteral)
Mandiri
7
Klasifikasi menurut Indeks Katz
A Mandiri untuk 6 fungsi
B Mandiri untuk 5 fungsi
C Mandiri kecuali bathing amp 1 fungsi lain
D Mandiri kecuali bathing dressing amp 1 fungsi lain
E Mandiri kecuali bathing dressing toiletting amp 1 fungsi lain
F Mandirikecuali bathingdressing toiletting transfering amp 1 fungsi lain
G Ketergantungan untuk semua 6 fungsi di atas
Kesan Katz F (Mandiri kecuali bathing dressing toiletting transfering amp 1 fungsi
lain)
Pada saat dirawat di RS pasien masih dapat berubah posisi tidur dari telentang ke
miring kanan dan miring kiri Pasien sulit duduk karena merasa pusing bila duduk
sehingga kadang memakai bantal untuk duduk Berikut adalah skor untuk mengukur
risiko dekubitus pada pasien
SKOR NORTON ( Untuk Mengukur Risiko Dekubitus)
Penilaian Skor 28-01-2013Kondisi fisik umum
middotBaikmiddotLumayanmiddotBurukmiddotSangat buruk
4321
3
Kesadaran middotKomposmentismiddotApatismiddotKonfussoporusmiddotStuporkoma
4321
4
Aktivitas middotAmbulanmiddotAmbulan dengan bantuan
middotHanya bisa dudukmiddotTiduran
43
21
1
Mobilitas middotBergerak bebasmiddotSedikit terbatasmiddotSangat terbatasmiddotTak bisa bergerak
4321
3
Inkontinensia middotTidak adamiddotKadang-kadang
43
2
8
middotSering inkontinensia urin Inkontinensia alvi amp
urin
2
1Skor total 13
Kategori Skor 16-20 kecil sekalitak terjadi
12-15 kemungkinan kecil terjadi
lt 12 kemungkinan besar terjadi
Skor 13
Kesan kemungkinan kecil terjadi ulkus dekubitus
Riwayat Gizi
- Pasien biasanya makan 3xhari dengan nasi plusmn 12 piring dan habis Lauk sayur dan
tempe tahu jarang menggunakan daging
- Pasien suka mengemil roti kering pada sore hari sambil menonton televisi
- Pasien minum minum air putih 2-3 gelashari
Riwayat Psikiatri
Sebelum masuk RS kegiatan pasien selama di rumah biasanya menonton televisi dan
mengurus cucu Pasien selalu melakukan aktivitas di dalam rumah karena pasien terbatas
dalam geraknya dan dilarang oleh keluarga Hubungan dengan tetangga masih baik Pasien
tidak pernah keluar rumah jadi mengobrol hanya jika tetangga berkunjung Hubungan
pasien dengan keluarga juga baik
Pemeriksaan Status Mental
Keadaan umum seorang wanita 67 tahun tampak sesuai umur berkulit sawo matang
penampilan cukup bersih dan rapi rambut berwarna putih terpasang O2 terpasang infus
RL 20 tetesmenit dan pasien tampak lemas
Perilaku amp Aktivitas Psikomotor hipoaktif
Kesadaran jernih
Sikap kontak psikis + wajar dapat dipertahankan
Mood euthyme
Afek serasi
Gangguan Persepsi halusinasi (-) ilusi (-)
Bentuk Pikir realistik
Proses Pikir lancar
9
Isi Pikir waham (-)
SKALA DEPRESI GERIATRI
Pilihan jawaban yang paling tepat yang sesuai dengan perasaan anda dalam satu
minggu terakhir
No Apakah Ya Tidak
1 Anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda Ya Tidak
2 Anda telah meninggalkan banyak kegiatan minat
kesenangan anda
Ya Tidak
3 Anda merasa kehidupan anda kosong Ya Tidak
4 Anda merasa sering bosan Ya Tidak
5 Anda mempunyai semangat yang baik setiap saat Ya Tidak
6 Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri
anda
Ya Tidak
7 Anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda Ya Tidak
8 Anda sering merasa tidak berdaya Ya Tidak
9 Anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
Ya Tidak
10 Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibanding kebanyakan orang
Ya Tidak
11 Anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan
Ya Tidak
12 Anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat Ya Tidak
10
ini
13 Anda merasa anda penuh semangat Ya Tidak
14 Anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan Ya Tidak
15 Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
daripada anda
Ya Tidak
Keterangan Jawaban pasien yang bergaris bawah
Skor Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah
Tiap jawaban bercetak tebal dan bergaris bawah mempunyai nilai 1
Skor antara 1-4 menunjukkan keadaan baiktidak depresi
Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Skor = 8
Kesan kemungkinan besar depresi
SKOR MINI MENTAL STATUS
Max Min
5
5
( 4)
( 4 )
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa
Sekarang kita berada dimana (Nama rumah sakit jalan nomor
rumah kota kabupaten provinsi)
3 ( 3 )
REGISTRASI
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah bendamisalnya satu
detik untuk tiap benda Kemudian mintalah respon mengulang
ketiga nama benda tersebut Ulangi hingga benar
menyebutkan Hitung jumlah percobaan dan catat 2 kali
5 ( 1 )
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7 Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
Hentikan setelah 5 jawaban Atau disuruh mengeja terbalik kata ldquo
WAHYU ldquo (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
11
kesalahan
3
( 3 )
RECALL
Tanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut di atas
Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
9 ( 4 )
BAHASA
a Apakah nama benda ini Perlihatkan pensil atau arloji (2
nilai)
b Ulangi kalimat berikut ldquo JIKA TIDAK DAN ATAU
TAPI (1 nilai)
c Laksanakanlah 3 buah perintah ini Peganglah selembar
kertas dengan tangan kananmu lipatlah kertas tersebut
pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )
d Bacalah dan laksanakanlah perintah berikut ldquo
PEJAMKAN MATA ANDArdquo (1 nilai)
e Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)
f Tirulah gambar ini (1 nilai )
Jumlah skor 19
Kategori Skor 24-30 normal
17-23 Probable gangguan kognitif
0-16 definite gangguan kognitif
Skor 19
Kesan probable gangguan kognitif
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis II Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis III
Aksis IV Stresor penyakit
Aksis V GAF 80 (gejala sementara amp dapat diatasi disabilitas ringan dalam sosial)
12
B DATA OBJEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 di Bangsal Geriatri
RSUP Dr Kariadi Semarang
Keadaan umum Tampak sakit lemah terpasang infus RL 20 tpm dan O2 nasal canul
dispneu drsquo effort (-) orthopneu(-)
Kesadaran Composmentis GCS E4V5M6=15
Tanda vital TD 14090 mmHg
RR 28xmenit
N 72xmenit irreguler isi dan tegangan kurang pulsus
alternans (+)
t 3600C
Status gizi BB 46 kg
TB 152 cm
IMT 1991 kgm2
Kesan Normoweight
Kepala rambut putih kerutan dahi (++) simetris
Kulit turgor kulit kurang erupsi kulit (-)
Mata konjungtiva palpebra pucat (++) air mata (++) kelopak mata
cekung (--) edema palpebra (--) pupil bulat isokor (4mm4mm) refleks cahaya (++)
Telinga tes bisik ADS (16 ndash 16) discharge -- nyeri (--)
Hidung discharge (--) obstruksi (--) septum deviasi (-) nafas cuping hidung
(--)
Mulut lidah tifoid (-) bibir pucat (-) bibir kering (+) bibir sianosis (-) gusi
berdarah (-) pursed lip breathing (-) gigi palsu (-) karies (-)
Tenggorok T1-1 faring hiperemis (-)
Leher trakea ditengah pembesaran nnll (--) JVP R+0
Thorax pectus excavatus(+) retraksi suprasternal(-)retraksi
supraklavikular(-)
retraksi intercostal (--) sela iga melebar (++) sela iga mendatar
(++) spider naevi (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
13
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
HALAMAN PENGESAHAN
Nama Mahasiswa Skolastika Savitri
NIM 22010111200129
Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSDK FK UNDIP
Judul kasus Seorang Wanita 67 Tahun dengan Hipertensi Stage II Hypertension
Heart Disease Pneumonia Diare Akut Dehidrasi Ringan Azotemia
Anemia Normositik Normokromik
Pembimbing dr Yudo SpPDK-Ger
Semarang 15 Januari 2013
Pembimbing
dr Yudo SpPDK-Ger
2
BAB I
ASSESMENT GERIATRI
I IDENTITAS PASIEN
Nama Ny T
Umur 67 tahun
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Perbalan Purwosari
Agama Islam
No CM C366270 7175351
Masuk RS 25 Januari 2013
II DAFTAR MASALAH
No Masalah Aktif Tanggal No Masalah Pasif Tanggal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Diare Akut Dehidrasi Ringan
Hipertensi Stage II
Hypertension Heart Disease
Pneumonia
Azotemia
Anemia Normositik
Normokromik
Gangguang Kognitif
Episode Depresif Ringan
Efusi Pleura Minimal Kanan
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
1 -
-
IIIDATA DASAR
A Data Subyektif
Autoanamnesis dengan penderita dan alloanamnesis dengan anak dan menantu penderita
pada tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 WIB di bangsal Geriatri RSUP DrKariadi
Semarang
Keluhan utama muntah
Riwayat Penyakit Sekarang
3
Onset dan Kronologi 3 hari SMRS pasien muntah didahului dengan mual sebanyak
5 kali Muntah tiba-tiba tidak langsung setelah makan Muntah cair warna hijau
kehitaman tidak sama dengan yang dimakan sekitar 12 gelas belimbing ampas sedikit
pasien kurang nafsu makan terutama setelah muntah sehingga hanya makan sedikit bu
bur Pasien dibawa berobat ke dokter diberi obat tapi muntah tidak hilang 1 hari SMRS
pasien merasa lemas dan hanya berbaring di kamar Lalu dibawa ke RSDK
1 hari setelah dirawat di RSDK pasien buang air besar cair sebanyak 3 kali dalam sehari
Ampas (+) warna cokelat kekuningan menyemprot (-) nyeri sekitar anus (-) bau amis
(-) Demam (-) muntah (-) mengeluh pusing (+) seperti ingin pingsan terutama jika
berdiri Pasien juga mengeluhkan batuk
Kualitas muntah membuat pasien menjadi lemas tidak mau makan warna
hijau kehitaman cair dengan sedikit ampas
Kuantitas muntah sebanyak 5 kali sebanyak frac12 gelas belimbing
Faktor memperberat dan memperingan untuk mencret tidak ada
Gejala penyerta mual (+) demam (+) dirasa tidak terlalu tinggi frekuensi BAB makin
sering (-) BAB cair (+) BAB bau asam (-) nyeri perut (+) melilit dan tidak bisa
digambarkan lokasinya nyeri ulu hati (-) pusing (+) seperti berputar terasa bila berdiri
atau duduk kurang seimbang (+) nyeri kepala (-) kesadaran menurun (-) sesak napas
(-) batuk (+) terasa berdahak tapi tidak keluar payah jika bekerja (-) sesak saat berbaring
sehingga harus duduk dengan bantal tinggi (-) berdebar-debar (-) lemas (+) nyeri dada
(-) BAK lancar lebih dari 3 kali sehari warna kuning jernih Nyeri BAK (-) sulit
menahan kencing (+) kencing keluar sebelum sempat ke kamar mandi kencing tidak
lancar (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien pernah dirawat di RSUP Dr Kariadi karena mual muntah dan mencret
dikatakan muntaber
- Pasien pernah jatuh 5 bulan lalu dan dirawat di RSUP Dr Kariadi Jatuh karena
tersandung oleh sandal jatuh terjengkang tetap sadar saat jatuh berdiri dibantu oleh
cucu pasien luka robek di kepala dan dijahit 5 jahitan Sejak saat itu menurut
pengamatan keluarga pasien dirasa kurang pendengaran sering pusing dan lebih
pelupa dari biasanya
4
- Pasien menderita sakit darah tinggi sudah sejak lebih dari 5 tahun yang lalu Biasanya
pasien berobat ke Puskesmas dan sudah diberi obat (pasien lupa nama obatnya)
Namun pasien tidak meminum obat darah tinggi secara teratur
- Riwayat kencing manis disangkal
- Riwayat sakit jantung disangkal
- Riwayat pelo lemah separuh anggota gerak disangkal
- Riwayat sakit batuk lebih dari 2 minggu dengan pengobatan lama dengan obat yang
membuat kencing menjadi merah disangkal
- Riwayat merokok disangkal
- Riwayat operasi sebelumnya disangkal
- Riwayat alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat sakit kencing manis dalam keluarga disangkal
- Riwayat sakit darah tinggi dalam keluarga disangkal
- Riwayat sakit jantung dalam keluarga disangkal
- Riwayat alergi disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien seorang lansia tidak bekerja Suami sudah meninggal Memiliki 2 orang anak
yang sudah menikah dan hidup mandiri Anak pertama pasien tinggal di rumah sendiri
anak kedua pasien sudah meninggal Pasien tinggal serumah dengan 2 cucu perempuan
dan 1 cucu laki-laki dari anak pertama Hidup sehari-hari dalam tanggungan cucu tertua
dan kadang dibantu anak pertama Hubungan pasien dengan penghuni rumah baik Pasien
tinggal di rumah dengan 3 kamar tidur 1 ruang tamu 1 ruang mandi Pasien memiliki 1
kamar tidur berukuran 3 x 2 m2 Lantai ubin atap genteng Kamar mandi dan WC di
dalam rumah dan bersebelahan dengan kamar pasien WC jongkok tanpa pegangan
sumber air minum dari PAM Penerangan listrik PLN memasak dengan kompor biasa
Kesan sosial ekonomi kurang
Biaya pengobatan Jamkesmas
5
Riwayat Fungsional
Sebelum masuk RS
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti pergi ke kamar mandi pasien dapat
melakukan sendiri namun kadang pasien berjalan dengan rambatan di kursi meja atau
dinding dan pelan-pelan Untuk buang air besar dan buang air kecil pasien dapat
melakukannya dengan mandiri tanpa bantuan kecuali saat sakit Pasien kadang
mengompol sebelum sempat pergi ke kamar mandi namun pasien menyadari sedang
ngompol Pasien buang air besar mandiri di kamar mandi Untuk aktivitas seperti makan
mandi dan berpakaian pasien juga masih dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang
lain
Saat dirawat di RS
INDEKS KATZ ( Menilai AKS)
No Aktivitas Mandiri Tergantung 28-01-2013
1 Bathing Memerlukan bantuan
hanya pada 1 bagian
tubuh (bagian
belakang anggota
tubuh yang terganggu)
atau dapat melakukan
sendiri
Memerlukan
bantuan dalam
mandi lebih dari 1
bagian tubuh dan
saat masuk serta
keluar dari bak
mandi tidak dapat
mandi sendiri
Tergantung
2 Dressing Menaruh pakaian amp
mengambil pakaian
memakai pakaian
rsquobracersquo amp menalikan
sepatu dilakukan
sendiri
Tidak dapat
memakai pakaian
sendiri atau tidak
berpakaian
sebagian
Tergantung
3 Toilletting Pergi ke toilet duduk
berdiri dari kloset
memakai pakaian
dalam membersihklan
Memakai rsquobedpanrsquo
atau rsquocomodersquo atau
mendapat bantuan
pergi ke toilet atau
Tergantung
6
kotoran (memakai
rsquobedpanrsquo pada malam
hari saja amp tidak
memakai penyangga
mekanik)
memakai toilet
4 Transfering Berpindah dari dan ke
tempat tidur amp
berpindah dari dan ke
tempat duduk
(memakai atau tidak
memakai alat bantu)
Tidak dapat
melakukan
dengan bantuan
untuk berpindah
dari amp ke tempat
tidur tempat
duduk
Tergantung
5 Continence BAK amp BAB baik Tidak dapat
mengontrol
sebagian
seluruhnya dalam
BAB amp BAK
dengan bantuan
manual kateter
Tergantung
6 Feeding Mengambil makanan
dari piring yang
lainnya amp
memasukkan ke dalam
mulut (tidak termasuk
kemampuan untuk
memotong daging amp
menyiapkan makanan
seperti mengoleskan
mentega di roti)
Memerlukan
bantuan untuk
makan atau tidak
dapat makan
semuanya atau
makan per-
parenteral)
Mandiri
7
Klasifikasi menurut Indeks Katz
A Mandiri untuk 6 fungsi
B Mandiri untuk 5 fungsi
C Mandiri kecuali bathing amp 1 fungsi lain
D Mandiri kecuali bathing dressing amp 1 fungsi lain
E Mandiri kecuali bathing dressing toiletting amp 1 fungsi lain
F Mandirikecuali bathingdressing toiletting transfering amp 1 fungsi lain
G Ketergantungan untuk semua 6 fungsi di atas
Kesan Katz F (Mandiri kecuali bathing dressing toiletting transfering amp 1 fungsi
lain)
Pada saat dirawat di RS pasien masih dapat berubah posisi tidur dari telentang ke
miring kanan dan miring kiri Pasien sulit duduk karena merasa pusing bila duduk
sehingga kadang memakai bantal untuk duduk Berikut adalah skor untuk mengukur
risiko dekubitus pada pasien
SKOR NORTON ( Untuk Mengukur Risiko Dekubitus)
Penilaian Skor 28-01-2013Kondisi fisik umum
middotBaikmiddotLumayanmiddotBurukmiddotSangat buruk
4321
3
Kesadaran middotKomposmentismiddotApatismiddotKonfussoporusmiddotStuporkoma
4321
4
Aktivitas middotAmbulanmiddotAmbulan dengan bantuan
middotHanya bisa dudukmiddotTiduran
43
21
1
Mobilitas middotBergerak bebasmiddotSedikit terbatasmiddotSangat terbatasmiddotTak bisa bergerak
4321
3
Inkontinensia middotTidak adamiddotKadang-kadang
43
2
8
middotSering inkontinensia urin Inkontinensia alvi amp
urin
2
1Skor total 13
Kategori Skor 16-20 kecil sekalitak terjadi
12-15 kemungkinan kecil terjadi
lt 12 kemungkinan besar terjadi
Skor 13
Kesan kemungkinan kecil terjadi ulkus dekubitus
Riwayat Gizi
- Pasien biasanya makan 3xhari dengan nasi plusmn 12 piring dan habis Lauk sayur dan
tempe tahu jarang menggunakan daging
- Pasien suka mengemil roti kering pada sore hari sambil menonton televisi
- Pasien minum minum air putih 2-3 gelashari
Riwayat Psikiatri
Sebelum masuk RS kegiatan pasien selama di rumah biasanya menonton televisi dan
mengurus cucu Pasien selalu melakukan aktivitas di dalam rumah karena pasien terbatas
dalam geraknya dan dilarang oleh keluarga Hubungan dengan tetangga masih baik Pasien
tidak pernah keluar rumah jadi mengobrol hanya jika tetangga berkunjung Hubungan
pasien dengan keluarga juga baik
Pemeriksaan Status Mental
Keadaan umum seorang wanita 67 tahun tampak sesuai umur berkulit sawo matang
penampilan cukup bersih dan rapi rambut berwarna putih terpasang O2 terpasang infus
RL 20 tetesmenit dan pasien tampak lemas
Perilaku amp Aktivitas Psikomotor hipoaktif
Kesadaran jernih
Sikap kontak psikis + wajar dapat dipertahankan
Mood euthyme
Afek serasi
Gangguan Persepsi halusinasi (-) ilusi (-)
Bentuk Pikir realistik
Proses Pikir lancar
9
Isi Pikir waham (-)
SKALA DEPRESI GERIATRI
Pilihan jawaban yang paling tepat yang sesuai dengan perasaan anda dalam satu
minggu terakhir
No Apakah Ya Tidak
1 Anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda Ya Tidak
2 Anda telah meninggalkan banyak kegiatan minat
kesenangan anda
Ya Tidak
3 Anda merasa kehidupan anda kosong Ya Tidak
4 Anda merasa sering bosan Ya Tidak
5 Anda mempunyai semangat yang baik setiap saat Ya Tidak
6 Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri
anda
Ya Tidak
7 Anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda Ya Tidak
8 Anda sering merasa tidak berdaya Ya Tidak
9 Anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
Ya Tidak
10 Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibanding kebanyakan orang
Ya Tidak
11 Anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan
Ya Tidak
12 Anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat Ya Tidak
10
ini
13 Anda merasa anda penuh semangat Ya Tidak
14 Anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan Ya Tidak
15 Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
daripada anda
Ya Tidak
Keterangan Jawaban pasien yang bergaris bawah
Skor Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah
Tiap jawaban bercetak tebal dan bergaris bawah mempunyai nilai 1
Skor antara 1-4 menunjukkan keadaan baiktidak depresi
Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Skor = 8
Kesan kemungkinan besar depresi
SKOR MINI MENTAL STATUS
Max Min
5
5
( 4)
( 4 )
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa
Sekarang kita berada dimana (Nama rumah sakit jalan nomor
rumah kota kabupaten provinsi)
3 ( 3 )
REGISTRASI
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah bendamisalnya satu
detik untuk tiap benda Kemudian mintalah respon mengulang
ketiga nama benda tersebut Ulangi hingga benar
menyebutkan Hitung jumlah percobaan dan catat 2 kali
5 ( 1 )
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7 Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
Hentikan setelah 5 jawaban Atau disuruh mengeja terbalik kata ldquo
WAHYU ldquo (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
11
kesalahan
3
( 3 )
RECALL
Tanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut di atas
Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
9 ( 4 )
BAHASA
a Apakah nama benda ini Perlihatkan pensil atau arloji (2
nilai)
b Ulangi kalimat berikut ldquo JIKA TIDAK DAN ATAU
TAPI (1 nilai)
c Laksanakanlah 3 buah perintah ini Peganglah selembar
kertas dengan tangan kananmu lipatlah kertas tersebut
pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )
d Bacalah dan laksanakanlah perintah berikut ldquo
PEJAMKAN MATA ANDArdquo (1 nilai)
e Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)
f Tirulah gambar ini (1 nilai )
Jumlah skor 19
Kategori Skor 24-30 normal
17-23 Probable gangguan kognitif
0-16 definite gangguan kognitif
Skor 19
Kesan probable gangguan kognitif
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis II Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis III
Aksis IV Stresor penyakit
Aksis V GAF 80 (gejala sementara amp dapat diatasi disabilitas ringan dalam sosial)
12
B DATA OBJEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 di Bangsal Geriatri
RSUP Dr Kariadi Semarang
Keadaan umum Tampak sakit lemah terpasang infus RL 20 tpm dan O2 nasal canul
dispneu drsquo effort (-) orthopneu(-)
Kesadaran Composmentis GCS E4V5M6=15
Tanda vital TD 14090 mmHg
RR 28xmenit
N 72xmenit irreguler isi dan tegangan kurang pulsus
alternans (+)
t 3600C
Status gizi BB 46 kg
TB 152 cm
IMT 1991 kgm2
Kesan Normoweight
Kepala rambut putih kerutan dahi (++) simetris
Kulit turgor kulit kurang erupsi kulit (-)
Mata konjungtiva palpebra pucat (++) air mata (++) kelopak mata
cekung (--) edema palpebra (--) pupil bulat isokor (4mm4mm) refleks cahaya (++)
Telinga tes bisik ADS (16 ndash 16) discharge -- nyeri (--)
Hidung discharge (--) obstruksi (--) septum deviasi (-) nafas cuping hidung
(--)
Mulut lidah tifoid (-) bibir pucat (-) bibir kering (+) bibir sianosis (-) gusi
berdarah (-) pursed lip breathing (-) gigi palsu (-) karies (-)
Tenggorok T1-1 faring hiperemis (-)
Leher trakea ditengah pembesaran nnll (--) JVP R+0
Thorax pectus excavatus(+) retraksi suprasternal(-)retraksi
supraklavikular(-)
retraksi intercostal (--) sela iga melebar (++) sela iga mendatar
(++) spider naevi (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
13
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
BAB I
ASSESMENT GERIATRI
I IDENTITAS PASIEN
Nama Ny T
Umur 67 tahun
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Perbalan Purwosari
Agama Islam
No CM C366270 7175351
Masuk RS 25 Januari 2013
II DAFTAR MASALAH
No Masalah Aktif Tanggal No Masalah Pasif Tanggal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Diare Akut Dehidrasi Ringan
Hipertensi Stage II
Hypertension Heart Disease
Pneumonia
Azotemia
Anemia Normositik
Normokromik
Gangguang Kognitif
Episode Depresif Ringan
Efusi Pleura Minimal Kanan
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
26-12-2012
1 -
-
IIIDATA DASAR
A Data Subyektif
Autoanamnesis dengan penderita dan alloanamnesis dengan anak dan menantu penderita
pada tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 WIB di bangsal Geriatri RSUP DrKariadi
Semarang
Keluhan utama muntah
Riwayat Penyakit Sekarang
3
Onset dan Kronologi 3 hari SMRS pasien muntah didahului dengan mual sebanyak
5 kali Muntah tiba-tiba tidak langsung setelah makan Muntah cair warna hijau
kehitaman tidak sama dengan yang dimakan sekitar 12 gelas belimbing ampas sedikit
pasien kurang nafsu makan terutama setelah muntah sehingga hanya makan sedikit bu
bur Pasien dibawa berobat ke dokter diberi obat tapi muntah tidak hilang 1 hari SMRS
pasien merasa lemas dan hanya berbaring di kamar Lalu dibawa ke RSDK
1 hari setelah dirawat di RSDK pasien buang air besar cair sebanyak 3 kali dalam sehari
Ampas (+) warna cokelat kekuningan menyemprot (-) nyeri sekitar anus (-) bau amis
(-) Demam (-) muntah (-) mengeluh pusing (+) seperti ingin pingsan terutama jika
berdiri Pasien juga mengeluhkan batuk
Kualitas muntah membuat pasien menjadi lemas tidak mau makan warna
hijau kehitaman cair dengan sedikit ampas
Kuantitas muntah sebanyak 5 kali sebanyak frac12 gelas belimbing
Faktor memperberat dan memperingan untuk mencret tidak ada
Gejala penyerta mual (+) demam (+) dirasa tidak terlalu tinggi frekuensi BAB makin
sering (-) BAB cair (+) BAB bau asam (-) nyeri perut (+) melilit dan tidak bisa
digambarkan lokasinya nyeri ulu hati (-) pusing (+) seperti berputar terasa bila berdiri
atau duduk kurang seimbang (+) nyeri kepala (-) kesadaran menurun (-) sesak napas
(-) batuk (+) terasa berdahak tapi tidak keluar payah jika bekerja (-) sesak saat berbaring
sehingga harus duduk dengan bantal tinggi (-) berdebar-debar (-) lemas (+) nyeri dada
(-) BAK lancar lebih dari 3 kali sehari warna kuning jernih Nyeri BAK (-) sulit
menahan kencing (+) kencing keluar sebelum sempat ke kamar mandi kencing tidak
lancar (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien pernah dirawat di RSUP Dr Kariadi karena mual muntah dan mencret
dikatakan muntaber
- Pasien pernah jatuh 5 bulan lalu dan dirawat di RSUP Dr Kariadi Jatuh karena
tersandung oleh sandal jatuh terjengkang tetap sadar saat jatuh berdiri dibantu oleh
cucu pasien luka robek di kepala dan dijahit 5 jahitan Sejak saat itu menurut
pengamatan keluarga pasien dirasa kurang pendengaran sering pusing dan lebih
pelupa dari biasanya
4
- Pasien menderita sakit darah tinggi sudah sejak lebih dari 5 tahun yang lalu Biasanya
pasien berobat ke Puskesmas dan sudah diberi obat (pasien lupa nama obatnya)
Namun pasien tidak meminum obat darah tinggi secara teratur
- Riwayat kencing manis disangkal
- Riwayat sakit jantung disangkal
- Riwayat pelo lemah separuh anggota gerak disangkal
- Riwayat sakit batuk lebih dari 2 minggu dengan pengobatan lama dengan obat yang
membuat kencing menjadi merah disangkal
- Riwayat merokok disangkal
- Riwayat operasi sebelumnya disangkal
- Riwayat alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat sakit kencing manis dalam keluarga disangkal
- Riwayat sakit darah tinggi dalam keluarga disangkal
- Riwayat sakit jantung dalam keluarga disangkal
- Riwayat alergi disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien seorang lansia tidak bekerja Suami sudah meninggal Memiliki 2 orang anak
yang sudah menikah dan hidup mandiri Anak pertama pasien tinggal di rumah sendiri
anak kedua pasien sudah meninggal Pasien tinggal serumah dengan 2 cucu perempuan
dan 1 cucu laki-laki dari anak pertama Hidup sehari-hari dalam tanggungan cucu tertua
dan kadang dibantu anak pertama Hubungan pasien dengan penghuni rumah baik Pasien
tinggal di rumah dengan 3 kamar tidur 1 ruang tamu 1 ruang mandi Pasien memiliki 1
kamar tidur berukuran 3 x 2 m2 Lantai ubin atap genteng Kamar mandi dan WC di
dalam rumah dan bersebelahan dengan kamar pasien WC jongkok tanpa pegangan
sumber air minum dari PAM Penerangan listrik PLN memasak dengan kompor biasa
Kesan sosial ekonomi kurang
Biaya pengobatan Jamkesmas
5
Riwayat Fungsional
Sebelum masuk RS
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti pergi ke kamar mandi pasien dapat
melakukan sendiri namun kadang pasien berjalan dengan rambatan di kursi meja atau
dinding dan pelan-pelan Untuk buang air besar dan buang air kecil pasien dapat
melakukannya dengan mandiri tanpa bantuan kecuali saat sakit Pasien kadang
mengompol sebelum sempat pergi ke kamar mandi namun pasien menyadari sedang
ngompol Pasien buang air besar mandiri di kamar mandi Untuk aktivitas seperti makan
mandi dan berpakaian pasien juga masih dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang
lain
Saat dirawat di RS
INDEKS KATZ ( Menilai AKS)
No Aktivitas Mandiri Tergantung 28-01-2013
1 Bathing Memerlukan bantuan
hanya pada 1 bagian
tubuh (bagian
belakang anggota
tubuh yang terganggu)
atau dapat melakukan
sendiri
Memerlukan
bantuan dalam
mandi lebih dari 1
bagian tubuh dan
saat masuk serta
keluar dari bak
mandi tidak dapat
mandi sendiri
Tergantung
2 Dressing Menaruh pakaian amp
mengambil pakaian
memakai pakaian
rsquobracersquo amp menalikan
sepatu dilakukan
sendiri
Tidak dapat
memakai pakaian
sendiri atau tidak
berpakaian
sebagian
Tergantung
3 Toilletting Pergi ke toilet duduk
berdiri dari kloset
memakai pakaian
dalam membersihklan
Memakai rsquobedpanrsquo
atau rsquocomodersquo atau
mendapat bantuan
pergi ke toilet atau
Tergantung
6
kotoran (memakai
rsquobedpanrsquo pada malam
hari saja amp tidak
memakai penyangga
mekanik)
memakai toilet
4 Transfering Berpindah dari dan ke
tempat tidur amp
berpindah dari dan ke
tempat duduk
(memakai atau tidak
memakai alat bantu)
Tidak dapat
melakukan
dengan bantuan
untuk berpindah
dari amp ke tempat
tidur tempat
duduk
Tergantung
5 Continence BAK amp BAB baik Tidak dapat
mengontrol
sebagian
seluruhnya dalam
BAB amp BAK
dengan bantuan
manual kateter
Tergantung
6 Feeding Mengambil makanan
dari piring yang
lainnya amp
memasukkan ke dalam
mulut (tidak termasuk
kemampuan untuk
memotong daging amp
menyiapkan makanan
seperti mengoleskan
mentega di roti)
Memerlukan
bantuan untuk
makan atau tidak
dapat makan
semuanya atau
makan per-
parenteral)
Mandiri
7
Klasifikasi menurut Indeks Katz
A Mandiri untuk 6 fungsi
B Mandiri untuk 5 fungsi
C Mandiri kecuali bathing amp 1 fungsi lain
D Mandiri kecuali bathing dressing amp 1 fungsi lain
E Mandiri kecuali bathing dressing toiletting amp 1 fungsi lain
F Mandirikecuali bathingdressing toiletting transfering amp 1 fungsi lain
G Ketergantungan untuk semua 6 fungsi di atas
Kesan Katz F (Mandiri kecuali bathing dressing toiletting transfering amp 1 fungsi
lain)
Pada saat dirawat di RS pasien masih dapat berubah posisi tidur dari telentang ke
miring kanan dan miring kiri Pasien sulit duduk karena merasa pusing bila duduk
sehingga kadang memakai bantal untuk duduk Berikut adalah skor untuk mengukur
risiko dekubitus pada pasien
SKOR NORTON ( Untuk Mengukur Risiko Dekubitus)
Penilaian Skor 28-01-2013Kondisi fisik umum
middotBaikmiddotLumayanmiddotBurukmiddotSangat buruk
4321
3
Kesadaran middotKomposmentismiddotApatismiddotKonfussoporusmiddotStuporkoma
4321
4
Aktivitas middotAmbulanmiddotAmbulan dengan bantuan
middotHanya bisa dudukmiddotTiduran
43
21
1
Mobilitas middotBergerak bebasmiddotSedikit terbatasmiddotSangat terbatasmiddotTak bisa bergerak
4321
3
Inkontinensia middotTidak adamiddotKadang-kadang
43
2
8
middotSering inkontinensia urin Inkontinensia alvi amp
urin
2
1Skor total 13
Kategori Skor 16-20 kecil sekalitak terjadi
12-15 kemungkinan kecil terjadi
lt 12 kemungkinan besar terjadi
Skor 13
Kesan kemungkinan kecil terjadi ulkus dekubitus
Riwayat Gizi
- Pasien biasanya makan 3xhari dengan nasi plusmn 12 piring dan habis Lauk sayur dan
tempe tahu jarang menggunakan daging
- Pasien suka mengemil roti kering pada sore hari sambil menonton televisi
- Pasien minum minum air putih 2-3 gelashari
Riwayat Psikiatri
Sebelum masuk RS kegiatan pasien selama di rumah biasanya menonton televisi dan
mengurus cucu Pasien selalu melakukan aktivitas di dalam rumah karena pasien terbatas
dalam geraknya dan dilarang oleh keluarga Hubungan dengan tetangga masih baik Pasien
tidak pernah keluar rumah jadi mengobrol hanya jika tetangga berkunjung Hubungan
pasien dengan keluarga juga baik
Pemeriksaan Status Mental
Keadaan umum seorang wanita 67 tahun tampak sesuai umur berkulit sawo matang
penampilan cukup bersih dan rapi rambut berwarna putih terpasang O2 terpasang infus
RL 20 tetesmenit dan pasien tampak lemas
Perilaku amp Aktivitas Psikomotor hipoaktif
Kesadaran jernih
Sikap kontak psikis + wajar dapat dipertahankan
Mood euthyme
Afek serasi
Gangguan Persepsi halusinasi (-) ilusi (-)
Bentuk Pikir realistik
Proses Pikir lancar
9
Isi Pikir waham (-)
SKALA DEPRESI GERIATRI
Pilihan jawaban yang paling tepat yang sesuai dengan perasaan anda dalam satu
minggu terakhir
No Apakah Ya Tidak
1 Anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda Ya Tidak
2 Anda telah meninggalkan banyak kegiatan minat
kesenangan anda
Ya Tidak
3 Anda merasa kehidupan anda kosong Ya Tidak
4 Anda merasa sering bosan Ya Tidak
5 Anda mempunyai semangat yang baik setiap saat Ya Tidak
6 Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri
anda
Ya Tidak
7 Anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda Ya Tidak
8 Anda sering merasa tidak berdaya Ya Tidak
9 Anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
Ya Tidak
10 Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibanding kebanyakan orang
Ya Tidak
11 Anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan
Ya Tidak
12 Anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat Ya Tidak
10
ini
13 Anda merasa anda penuh semangat Ya Tidak
14 Anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan Ya Tidak
15 Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
daripada anda
Ya Tidak
Keterangan Jawaban pasien yang bergaris bawah
Skor Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah
Tiap jawaban bercetak tebal dan bergaris bawah mempunyai nilai 1
Skor antara 1-4 menunjukkan keadaan baiktidak depresi
Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Skor = 8
Kesan kemungkinan besar depresi
SKOR MINI MENTAL STATUS
Max Min
5
5
( 4)
( 4 )
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa
Sekarang kita berada dimana (Nama rumah sakit jalan nomor
rumah kota kabupaten provinsi)
3 ( 3 )
REGISTRASI
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah bendamisalnya satu
detik untuk tiap benda Kemudian mintalah respon mengulang
ketiga nama benda tersebut Ulangi hingga benar
menyebutkan Hitung jumlah percobaan dan catat 2 kali
5 ( 1 )
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7 Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
Hentikan setelah 5 jawaban Atau disuruh mengeja terbalik kata ldquo
WAHYU ldquo (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
11
kesalahan
3
( 3 )
RECALL
Tanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut di atas
Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
9 ( 4 )
BAHASA
a Apakah nama benda ini Perlihatkan pensil atau arloji (2
nilai)
b Ulangi kalimat berikut ldquo JIKA TIDAK DAN ATAU
TAPI (1 nilai)
c Laksanakanlah 3 buah perintah ini Peganglah selembar
kertas dengan tangan kananmu lipatlah kertas tersebut
pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )
d Bacalah dan laksanakanlah perintah berikut ldquo
PEJAMKAN MATA ANDArdquo (1 nilai)
e Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)
f Tirulah gambar ini (1 nilai )
Jumlah skor 19
Kategori Skor 24-30 normal
17-23 Probable gangguan kognitif
0-16 definite gangguan kognitif
Skor 19
Kesan probable gangguan kognitif
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis II Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis III
Aksis IV Stresor penyakit
Aksis V GAF 80 (gejala sementara amp dapat diatasi disabilitas ringan dalam sosial)
12
B DATA OBJEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 di Bangsal Geriatri
RSUP Dr Kariadi Semarang
Keadaan umum Tampak sakit lemah terpasang infus RL 20 tpm dan O2 nasal canul
dispneu drsquo effort (-) orthopneu(-)
Kesadaran Composmentis GCS E4V5M6=15
Tanda vital TD 14090 mmHg
RR 28xmenit
N 72xmenit irreguler isi dan tegangan kurang pulsus
alternans (+)
t 3600C
Status gizi BB 46 kg
TB 152 cm
IMT 1991 kgm2
Kesan Normoweight
Kepala rambut putih kerutan dahi (++) simetris
Kulit turgor kulit kurang erupsi kulit (-)
Mata konjungtiva palpebra pucat (++) air mata (++) kelopak mata
cekung (--) edema palpebra (--) pupil bulat isokor (4mm4mm) refleks cahaya (++)
Telinga tes bisik ADS (16 ndash 16) discharge -- nyeri (--)
Hidung discharge (--) obstruksi (--) septum deviasi (-) nafas cuping hidung
(--)
Mulut lidah tifoid (-) bibir pucat (-) bibir kering (+) bibir sianosis (-) gusi
berdarah (-) pursed lip breathing (-) gigi palsu (-) karies (-)
Tenggorok T1-1 faring hiperemis (-)
Leher trakea ditengah pembesaran nnll (--) JVP R+0
Thorax pectus excavatus(+) retraksi suprasternal(-)retraksi
supraklavikular(-)
retraksi intercostal (--) sela iga melebar (++) sela iga mendatar
(++) spider naevi (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
13
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Onset dan Kronologi 3 hari SMRS pasien muntah didahului dengan mual sebanyak
5 kali Muntah tiba-tiba tidak langsung setelah makan Muntah cair warna hijau
kehitaman tidak sama dengan yang dimakan sekitar 12 gelas belimbing ampas sedikit
pasien kurang nafsu makan terutama setelah muntah sehingga hanya makan sedikit bu
bur Pasien dibawa berobat ke dokter diberi obat tapi muntah tidak hilang 1 hari SMRS
pasien merasa lemas dan hanya berbaring di kamar Lalu dibawa ke RSDK
1 hari setelah dirawat di RSDK pasien buang air besar cair sebanyak 3 kali dalam sehari
Ampas (+) warna cokelat kekuningan menyemprot (-) nyeri sekitar anus (-) bau amis
(-) Demam (-) muntah (-) mengeluh pusing (+) seperti ingin pingsan terutama jika
berdiri Pasien juga mengeluhkan batuk
Kualitas muntah membuat pasien menjadi lemas tidak mau makan warna
hijau kehitaman cair dengan sedikit ampas
Kuantitas muntah sebanyak 5 kali sebanyak frac12 gelas belimbing
Faktor memperberat dan memperingan untuk mencret tidak ada
Gejala penyerta mual (+) demam (+) dirasa tidak terlalu tinggi frekuensi BAB makin
sering (-) BAB cair (+) BAB bau asam (-) nyeri perut (+) melilit dan tidak bisa
digambarkan lokasinya nyeri ulu hati (-) pusing (+) seperti berputar terasa bila berdiri
atau duduk kurang seimbang (+) nyeri kepala (-) kesadaran menurun (-) sesak napas
(-) batuk (+) terasa berdahak tapi tidak keluar payah jika bekerja (-) sesak saat berbaring
sehingga harus duduk dengan bantal tinggi (-) berdebar-debar (-) lemas (+) nyeri dada
(-) BAK lancar lebih dari 3 kali sehari warna kuning jernih Nyeri BAK (-) sulit
menahan kencing (+) kencing keluar sebelum sempat ke kamar mandi kencing tidak
lancar (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien pernah dirawat di RSUP Dr Kariadi karena mual muntah dan mencret
dikatakan muntaber
- Pasien pernah jatuh 5 bulan lalu dan dirawat di RSUP Dr Kariadi Jatuh karena
tersandung oleh sandal jatuh terjengkang tetap sadar saat jatuh berdiri dibantu oleh
cucu pasien luka robek di kepala dan dijahit 5 jahitan Sejak saat itu menurut
pengamatan keluarga pasien dirasa kurang pendengaran sering pusing dan lebih
pelupa dari biasanya
4
- Pasien menderita sakit darah tinggi sudah sejak lebih dari 5 tahun yang lalu Biasanya
pasien berobat ke Puskesmas dan sudah diberi obat (pasien lupa nama obatnya)
Namun pasien tidak meminum obat darah tinggi secara teratur
- Riwayat kencing manis disangkal
- Riwayat sakit jantung disangkal
- Riwayat pelo lemah separuh anggota gerak disangkal
- Riwayat sakit batuk lebih dari 2 minggu dengan pengobatan lama dengan obat yang
membuat kencing menjadi merah disangkal
- Riwayat merokok disangkal
- Riwayat operasi sebelumnya disangkal
- Riwayat alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat sakit kencing manis dalam keluarga disangkal
- Riwayat sakit darah tinggi dalam keluarga disangkal
- Riwayat sakit jantung dalam keluarga disangkal
- Riwayat alergi disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien seorang lansia tidak bekerja Suami sudah meninggal Memiliki 2 orang anak
yang sudah menikah dan hidup mandiri Anak pertama pasien tinggal di rumah sendiri
anak kedua pasien sudah meninggal Pasien tinggal serumah dengan 2 cucu perempuan
dan 1 cucu laki-laki dari anak pertama Hidup sehari-hari dalam tanggungan cucu tertua
dan kadang dibantu anak pertama Hubungan pasien dengan penghuni rumah baik Pasien
tinggal di rumah dengan 3 kamar tidur 1 ruang tamu 1 ruang mandi Pasien memiliki 1
kamar tidur berukuran 3 x 2 m2 Lantai ubin atap genteng Kamar mandi dan WC di
dalam rumah dan bersebelahan dengan kamar pasien WC jongkok tanpa pegangan
sumber air minum dari PAM Penerangan listrik PLN memasak dengan kompor biasa
Kesan sosial ekonomi kurang
Biaya pengobatan Jamkesmas
5
Riwayat Fungsional
Sebelum masuk RS
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti pergi ke kamar mandi pasien dapat
melakukan sendiri namun kadang pasien berjalan dengan rambatan di kursi meja atau
dinding dan pelan-pelan Untuk buang air besar dan buang air kecil pasien dapat
melakukannya dengan mandiri tanpa bantuan kecuali saat sakit Pasien kadang
mengompol sebelum sempat pergi ke kamar mandi namun pasien menyadari sedang
ngompol Pasien buang air besar mandiri di kamar mandi Untuk aktivitas seperti makan
mandi dan berpakaian pasien juga masih dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang
lain
Saat dirawat di RS
INDEKS KATZ ( Menilai AKS)
No Aktivitas Mandiri Tergantung 28-01-2013
1 Bathing Memerlukan bantuan
hanya pada 1 bagian
tubuh (bagian
belakang anggota
tubuh yang terganggu)
atau dapat melakukan
sendiri
Memerlukan
bantuan dalam
mandi lebih dari 1
bagian tubuh dan
saat masuk serta
keluar dari bak
mandi tidak dapat
mandi sendiri
Tergantung
2 Dressing Menaruh pakaian amp
mengambil pakaian
memakai pakaian
rsquobracersquo amp menalikan
sepatu dilakukan
sendiri
Tidak dapat
memakai pakaian
sendiri atau tidak
berpakaian
sebagian
Tergantung
3 Toilletting Pergi ke toilet duduk
berdiri dari kloset
memakai pakaian
dalam membersihklan
Memakai rsquobedpanrsquo
atau rsquocomodersquo atau
mendapat bantuan
pergi ke toilet atau
Tergantung
6
kotoran (memakai
rsquobedpanrsquo pada malam
hari saja amp tidak
memakai penyangga
mekanik)
memakai toilet
4 Transfering Berpindah dari dan ke
tempat tidur amp
berpindah dari dan ke
tempat duduk
(memakai atau tidak
memakai alat bantu)
Tidak dapat
melakukan
dengan bantuan
untuk berpindah
dari amp ke tempat
tidur tempat
duduk
Tergantung
5 Continence BAK amp BAB baik Tidak dapat
mengontrol
sebagian
seluruhnya dalam
BAB amp BAK
dengan bantuan
manual kateter
Tergantung
6 Feeding Mengambil makanan
dari piring yang
lainnya amp
memasukkan ke dalam
mulut (tidak termasuk
kemampuan untuk
memotong daging amp
menyiapkan makanan
seperti mengoleskan
mentega di roti)
Memerlukan
bantuan untuk
makan atau tidak
dapat makan
semuanya atau
makan per-
parenteral)
Mandiri
7
Klasifikasi menurut Indeks Katz
A Mandiri untuk 6 fungsi
B Mandiri untuk 5 fungsi
C Mandiri kecuali bathing amp 1 fungsi lain
D Mandiri kecuali bathing dressing amp 1 fungsi lain
E Mandiri kecuali bathing dressing toiletting amp 1 fungsi lain
F Mandirikecuali bathingdressing toiletting transfering amp 1 fungsi lain
G Ketergantungan untuk semua 6 fungsi di atas
Kesan Katz F (Mandiri kecuali bathing dressing toiletting transfering amp 1 fungsi
lain)
Pada saat dirawat di RS pasien masih dapat berubah posisi tidur dari telentang ke
miring kanan dan miring kiri Pasien sulit duduk karena merasa pusing bila duduk
sehingga kadang memakai bantal untuk duduk Berikut adalah skor untuk mengukur
risiko dekubitus pada pasien
SKOR NORTON ( Untuk Mengukur Risiko Dekubitus)
Penilaian Skor 28-01-2013Kondisi fisik umum
middotBaikmiddotLumayanmiddotBurukmiddotSangat buruk
4321
3
Kesadaran middotKomposmentismiddotApatismiddotKonfussoporusmiddotStuporkoma
4321
4
Aktivitas middotAmbulanmiddotAmbulan dengan bantuan
middotHanya bisa dudukmiddotTiduran
43
21
1
Mobilitas middotBergerak bebasmiddotSedikit terbatasmiddotSangat terbatasmiddotTak bisa bergerak
4321
3
Inkontinensia middotTidak adamiddotKadang-kadang
43
2
8
middotSering inkontinensia urin Inkontinensia alvi amp
urin
2
1Skor total 13
Kategori Skor 16-20 kecil sekalitak terjadi
12-15 kemungkinan kecil terjadi
lt 12 kemungkinan besar terjadi
Skor 13
Kesan kemungkinan kecil terjadi ulkus dekubitus
Riwayat Gizi
- Pasien biasanya makan 3xhari dengan nasi plusmn 12 piring dan habis Lauk sayur dan
tempe tahu jarang menggunakan daging
- Pasien suka mengemil roti kering pada sore hari sambil menonton televisi
- Pasien minum minum air putih 2-3 gelashari
Riwayat Psikiatri
Sebelum masuk RS kegiatan pasien selama di rumah biasanya menonton televisi dan
mengurus cucu Pasien selalu melakukan aktivitas di dalam rumah karena pasien terbatas
dalam geraknya dan dilarang oleh keluarga Hubungan dengan tetangga masih baik Pasien
tidak pernah keluar rumah jadi mengobrol hanya jika tetangga berkunjung Hubungan
pasien dengan keluarga juga baik
Pemeriksaan Status Mental
Keadaan umum seorang wanita 67 tahun tampak sesuai umur berkulit sawo matang
penampilan cukup bersih dan rapi rambut berwarna putih terpasang O2 terpasang infus
RL 20 tetesmenit dan pasien tampak lemas
Perilaku amp Aktivitas Psikomotor hipoaktif
Kesadaran jernih
Sikap kontak psikis + wajar dapat dipertahankan
Mood euthyme
Afek serasi
Gangguan Persepsi halusinasi (-) ilusi (-)
Bentuk Pikir realistik
Proses Pikir lancar
9
Isi Pikir waham (-)
SKALA DEPRESI GERIATRI
Pilihan jawaban yang paling tepat yang sesuai dengan perasaan anda dalam satu
minggu terakhir
No Apakah Ya Tidak
1 Anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda Ya Tidak
2 Anda telah meninggalkan banyak kegiatan minat
kesenangan anda
Ya Tidak
3 Anda merasa kehidupan anda kosong Ya Tidak
4 Anda merasa sering bosan Ya Tidak
5 Anda mempunyai semangat yang baik setiap saat Ya Tidak
6 Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri
anda
Ya Tidak
7 Anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda Ya Tidak
8 Anda sering merasa tidak berdaya Ya Tidak
9 Anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
Ya Tidak
10 Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibanding kebanyakan orang
Ya Tidak
11 Anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan
Ya Tidak
12 Anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat Ya Tidak
10
ini
13 Anda merasa anda penuh semangat Ya Tidak
14 Anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan Ya Tidak
15 Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
daripada anda
Ya Tidak
Keterangan Jawaban pasien yang bergaris bawah
Skor Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah
Tiap jawaban bercetak tebal dan bergaris bawah mempunyai nilai 1
Skor antara 1-4 menunjukkan keadaan baiktidak depresi
Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Skor = 8
Kesan kemungkinan besar depresi
SKOR MINI MENTAL STATUS
Max Min
5
5
( 4)
( 4 )
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa
Sekarang kita berada dimana (Nama rumah sakit jalan nomor
rumah kota kabupaten provinsi)
3 ( 3 )
REGISTRASI
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah bendamisalnya satu
detik untuk tiap benda Kemudian mintalah respon mengulang
ketiga nama benda tersebut Ulangi hingga benar
menyebutkan Hitung jumlah percobaan dan catat 2 kali
5 ( 1 )
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7 Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
Hentikan setelah 5 jawaban Atau disuruh mengeja terbalik kata ldquo
WAHYU ldquo (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
11
kesalahan
3
( 3 )
RECALL
Tanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut di atas
Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
9 ( 4 )
BAHASA
a Apakah nama benda ini Perlihatkan pensil atau arloji (2
nilai)
b Ulangi kalimat berikut ldquo JIKA TIDAK DAN ATAU
TAPI (1 nilai)
c Laksanakanlah 3 buah perintah ini Peganglah selembar
kertas dengan tangan kananmu lipatlah kertas tersebut
pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )
d Bacalah dan laksanakanlah perintah berikut ldquo
PEJAMKAN MATA ANDArdquo (1 nilai)
e Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)
f Tirulah gambar ini (1 nilai )
Jumlah skor 19
Kategori Skor 24-30 normal
17-23 Probable gangguan kognitif
0-16 definite gangguan kognitif
Skor 19
Kesan probable gangguan kognitif
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis II Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis III
Aksis IV Stresor penyakit
Aksis V GAF 80 (gejala sementara amp dapat diatasi disabilitas ringan dalam sosial)
12
B DATA OBJEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 di Bangsal Geriatri
RSUP Dr Kariadi Semarang
Keadaan umum Tampak sakit lemah terpasang infus RL 20 tpm dan O2 nasal canul
dispneu drsquo effort (-) orthopneu(-)
Kesadaran Composmentis GCS E4V5M6=15
Tanda vital TD 14090 mmHg
RR 28xmenit
N 72xmenit irreguler isi dan tegangan kurang pulsus
alternans (+)
t 3600C
Status gizi BB 46 kg
TB 152 cm
IMT 1991 kgm2
Kesan Normoweight
Kepala rambut putih kerutan dahi (++) simetris
Kulit turgor kulit kurang erupsi kulit (-)
Mata konjungtiva palpebra pucat (++) air mata (++) kelopak mata
cekung (--) edema palpebra (--) pupil bulat isokor (4mm4mm) refleks cahaya (++)
Telinga tes bisik ADS (16 ndash 16) discharge -- nyeri (--)
Hidung discharge (--) obstruksi (--) septum deviasi (-) nafas cuping hidung
(--)
Mulut lidah tifoid (-) bibir pucat (-) bibir kering (+) bibir sianosis (-) gusi
berdarah (-) pursed lip breathing (-) gigi palsu (-) karies (-)
Tenggorok T1-1 faring hiperemis (-)
Leher trakea ditengah pembesaran nnll (--) JVP R+0
Thorax pectus excavatus(+) retraksi suprasternal(-)retraksi
supraklavikular(-)
retraksi intercostal (--) sela iga melebar (++) sela iga mendatar
(++) spider naevi (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
13
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
- Pasien menderita sakit darah tinggi sudah sejak lebih dari 5 tahun yang lalu Biasanya
pasien berobat ke Puskesmas dan sudah diberi obat (pasien lupa nama obatnya)
Namun pasien tidak meminum obat darah tinggi secara teratur
- Riwayat kencing manis disangkal
- Riwayat sakit jantung disangkal
- Riwayat pelo lemah separuh anggota gerak disangkal
- Riwayat sakit batuk lebih dari 2 minggu dengan pengobatan lama dengan obat yang
membuat kencing menjadi merah disangkal
- Riwayat merokok disangkal
- Riwayat operasi sebelumnya disangkal
- Riwayat alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat sakit kencing manis dalam keluarga disangkal
- Riwayat sakit darah tinggi dalam keluarga disangkal
- Riwayat sakit jantung dalam keluarga disangkal
- Riwayat alergi disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien seorang lansia tidak bekerja Suami sudah meninggal Memiliki 2 orang anak
yang sudah menikah dan hidup mandiri Anak pertama pasien tinggal di rumah sendiri
anak kedua pasien sudah meninggal Pasien tinggal serumah dengan 2 cucu perempuan
dan 1 cucu laki-laki dari anak pertama Hidup sehari-hari dalam tanggungan cucu tertua
dan kadang dibantu anak pertama Hubungan pasien dengan penghuni rumah baik Pasien
tinggal di rumah dengan 3 kamar tidur 1 ruang tamu 1 ruang mandi Pasien memiliki 1
kamar tidur berukuran 3 x 2 m2 Lantai ubin atap genteng Kamar mandi dan WC di
dalam rumah dan bersebelahan dengan kamar pasien WC jongkok tanpa pegangan
sumber air minum dari PAM Penerangan listrik PLN memasak dengan kompor biasa
Kesan sosial ekonomi kurang
Biaya pengobatan Jamkesmas
5
Riwayat Fungsional
Sebelum masuk RS
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti pergi ke kamar mandi pasien dapat
melakukan sendiri namun kadang pasien berjalan dengan rambatan di kursi meja atau
dinding dan pelan-pelan Untuk buang air besar dan buang air kecil pasien dapat
melakukannya dengan mandiri tanpa bantuan kecuali saat sakit Pasien kadang
mengompol sebelum sempat pergi ke kamar mandi namun pasien menyadari sedang
ngompol Pasien buang air besar mandiri di kamar mandi Untuk aktivitas seperti makan
mandi dan berpakaian pasien juga masih dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang
lain
Saat dirawat di RS
INDEKS KATZ ( Menilai AKS)
No Aktivitas Mandiri Tergantung 28-01-2013
1 Bathing Memerlukan bantuan
hanya pada 1 bagian
tubuh (bagian
belakang anggota
tubuh yang terganggu)
atau dapat melakukan
sendiri
Memerlukan
bantuan dalam
mandi lebih dari 1
bagian tubuh dan
saat masuk serta
keluar dari bak
mandi tidak dapat
mandi sendiri
Tergantung
2 Dressing Menaruh pakaian amp
mengambil pakaian
memakai pakaian
rsquobracersquo amp menalikan
sepatu dilakukan
sendiri
Tidak dapat
memakai pakaian
sendiri atau tidak
berpakaian
sebagian
Tergantung
3 Toilletting Pergi ke toilet duduk
berdiri dari kloset
memakai pakaian
dalam membersihklan
Memakai rsquobedpanrsquo
atau rsquocomodersquo atau
mendapat bantuan
pergi ke toilet atau
Tergantung
6
kotoran (memakai
rsquobedpanrsquo pada malam
hari saja amp tidak
memakai penyangga
mekanik)
memakai toilet
4 Transfering Berpindah dari dan ke
tempat tidur amp
berpindah dari dan ke
tempat duduk
(memakai atau tidak
memakai alat bantu)
Tidak dapat
melakukan
dengan bantuan
untuk berpindah
dari amp ke tempat
tidur tempat
duduk
Tergantung
5 Continence BAK amp BAB baik Tidak dapat
mengontrol
sebagian
seluruhnya dalam
BAB amp BAK
dengan bantuan
manual kateter
Tergantung
6 Feeding Mengambil makanan
dari piring yang
lainnya amp
memasukkan ke dalam
mulut (tidak termasuk
kemampuan untuk
memotong daging amp
menyiapkan makanan
seperti mengoleskan
mentega di roti)
Memerlukan
bantuan untuk
makan atau tidak
dapat makan
semuanya atau
makan per-
parenteral)
Mandiri
7
Klasifikasi menurut Indeks Katz
A Mandiri untuk 6 fungsi
B Mandiri untuk 5 fungsi
C Mandiri kecuali bathing amp 1 fungsi lain
D Mandiri kecuali bathing dressing amp 1 fungsi lain
E Mandiri kecuali bathing dressing toiletting amp 1 fungsi lain
F Mandirikecuali bathingdressing toiletting transfering amp 1 fungsi lain
G Ketergantungan untuk semua 6 fungsi di atas
Kesan Katz F (Mandiri kecuali bathing dressing toiletting transfering amp 1 fungsi
lain)
Pada saat dirawat di RS pasien masih dapat berubah posisi tidur dari telentang ke
miring kanan dan miring kiri Pasien sulit duduk karena merasa pusing bila duduk
sehingga kadang memakai bantal untuk duduk Berikut adalah skor untuk mengukur
risiko dekubitus pada pasien
SKOR NORTON ( Untuk Mengukur Risiko Dekubitus)
Penilaian Skor 28-01-2013Kondisi fisik umum
middotBaikmiddotLumayanmiddotBurukmiddotSangat buruk
4321
3
Kesadaran middotKomposmentismiddotApatismiddotKonfussoporusmiddotStuporkoma
4321
4
Aktivitas middotAmbulanmiddotAmbulan dengan bantuan
middotHanya bisa dudukmiddotTiduran
43
21
1
Mobilitas middotBergerak bebasmiddotSedikit terbatasmiddotSangat terbatasmiddotTak bisa bergerak
4321
3
Inkontinensia middotTidak adamiddotKadang-kadang
43
2
8
middotSering inkontinensia urin Inkontinensia alvi amp
urin
2
1Skor total 13
Kategori Skor 16-20 kecil sekalitak terjadi
12-15 kemungkinan kecil terjadi
lt 12 kemungkinan besar terjadi
Skor 13
Kesan kemungkinan kecil terjadi ulkus dekubitus
Riwayat Gizi
- Pasien biasanya makan 3xhari dengan nasi plusmn 12 piring dan habis Lauk sayur dan
tempe tahu jarang menggunakan daging
- Pasien suka mengemil roti kering pada sore hari sambil menonton televisi
- Pasien minum minum air putih 2-3 gelashari
Riwayat Psikiatri
Sebelum masuk RS kegiatan pasien selama di rumah biasanya menonton televisi dan
mengurus cucu Pasien selalu melakukan aktivitas di dalam rumah karena pasien terbatas
dalam geraknya dan dilarang oleh keluarga Hubungan dengan tetangga masih baik Pasien
tidak pernah keluar rumah jadi mengobrol hanya jika tetangga berkunjung Hubungan
pasien dengan keluarga juga baik
Pemeriksaan Status Mental
Keadaan umum seorang wanita 67 tahun tampak sesuai umur berkulit sawo matang
penampilan cukup bersih dan rapi rambut berwarna putih terpasang O2 terpasang infus
RL 20 tetesmenit dan pasien tampak lemas
Perilaku amp Aktivitas Psikomotor hipoaktif
Kesadaran jernih
Sikap kontak psikis + wajar dapat dipertahankan
Mood euthyme
Afek serasi
Gangguan Persepsi halusinasi (-) ilusi (-)
Bentuk Pikir realistik
Proses Pikir lancar
9
Isi Pikir waham (-)
SKALA DEPRESI GERIATRI
Pilihan jawaban yang paling tepat yang sesuai dengan perasaan anda dalam satu
minggu terakhir
No Apakah Ya Tidak
1 Anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda Ya Tidak
2 Anda telah meninggalkan banyak kegiatan minat
kesenangan anda
Ya Tidak
3 Anda merasa kehidupan anda kosong Ya Tidak
4 Anda merasa sering bosan Ya Tidak
5 Anda mempunyai semangat yang baik setiap saat Ya Tidak
6 Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri
anda
Ya Tidak
7 Anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda Ya Tidak
8 Anda sering merasa tidak berdaya Ya Tidak
9 Anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
Ya Tidak
10 Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibanding kebanyakan orang
Ya Tidak
11 Anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan
Ya Tidak
12 Anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat Ya Tidak
10
ini
13 Anda merasa anda penuh semangat Ya Tidak
14 Anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan Ya Tidak
15 Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
daripada anda
Ya Tidak
Keterangan Jawaban pasien yang bergaris bawah
Skor Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah
Tiap jawaban bercetak tebal dan bergaris bawah mempunyai nilai 1
Skor antara 1-4 menunjukkan keadaan baiktidak depresi
Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Skor = 8
Kesan kemungkinan besar depresi
SKOR MINI MENTAL STATUS
Max Min
5
5
( 4)
( 4 )
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa
Sekarang kita berada dimana (Nama rumah sakit jalan nomor
rumah kota kabupaten provinsi)
3 ( 3 )
REGISTRASI
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah bendamisalnya satu
detik untuk tiap benda Kemudian mintalah respon mengulang
ketiga nama benda tersebut Ulangi hingga benar
menyebutkan Hitung jumlah percobaan dan catat 2 kali
5 ( 1 )
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7 Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
Hentikan setelah 5 jawaban Atau disuruh mengeja terbalik kata ldquo
WAHYU ldquo (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
11
kesalahan
3
( 3 )
RECALL
Tanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut di atas
Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
9 ( 4 )
BAHASA
a Apakah nama benda ini Perlihatkan pensil atau arloji (2
nilai)
b Ulangi kalimat berikut ldquo JIKA TIDAK DAN ATAU
TAPI (1 nilai)
c Laksanakanlah 3 buah perintah ini Peganglah selembar
kertas dengan tangan kananmu lipatlah kertas tersebut
pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )
d Bacalah dan laksanakanlah perintah berikut ldquo
PEJAMKAN MATA ANDArdquo (1 nilai)
e Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)
f Tirulah gambar ini (1 nilai )
Jumlah skor 19
Kategori Skor 24-30 normal
17-23 Probable gangguan kognitif
0-16 definite gangguan kognitif
Skor 19
Kesan probable gangguan kognitif
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis II Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis III
Aksis IV Stresor penyakit
Aksis V GAF 80 (gejala sementara amp dapat diatasi disabilitas ringan dalam sosial)
12
B DATA OBJEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 di Bangsal Geriatri
RSUP Dr Kariadi Semarang
Keadaan umum Tampak sakit lemah terpasang infus RL 20 tpm dan O2 nasal canul
dispneu drsquo effort (-) orthopneu(-)
Kesadaran Composmentis GCS E4V5M6=15
Tanda vital TD 14090 mmHg
RR 28xmenit
N 72xmenit irreguler isi dan tegangan kurang pulsus
alternans (+)
t 3600C
Status gizi BB 46 kg
TB 152 cm
IMT 1991 kgm2
Kesan Normoweight
Kepala rambut putih kerutan dahi (++) simetris
Kulit turgor kulit kurang erupsi kulit (-)
Mata konjungtiva palpebra pucat (++) air mata (++) kelopak mata
cekung (--) edema palpebra (--) pupil bulat isokor (4mm4mm) refleks cahaya (++)
Telinga tes bisik ADS (16 ndash 16) discharge -- nyeri (--)
Hidung discharge (--) obstruksi (--) septum deviasi (-) nafas cuping hidung
(--)
Mulut lidah tifoid (-) bibir pucat (-) bibir kering (+) bibir sianosis (-) gusi
berdarah (-) pursed lip breathing (-) gigi palsu (-) karies (-)
Tenggorok T1-1 faring hiperemis (-)
Leher trakea ditengah pembesaran nnll (--) JVP R+0
Thorax pectus excavatus(+) retraksi suprasternal(-)retraksi
supraklavikular(-)
retraksi intercostal (--) sela iga melebar (++) sela iga mendatar
(++) spider naevi (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
13
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Riwayat Fungsional
Sebelum masuk RS
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti pergi ke kamar mandi pasien dapat
melakukan sendiri namun kadang pasien berjalan dengan rambatan di kursi meja atau
dinding dan pelan-pelan Untuk buang air besar dan buang air kecil pasien dapat
melakukannya dengan mandiri tanpa bantuan kecuali saat sakit Pasien kadang
mengompol sebelum sempat pergi ke kamar mandi namun pasien menyadari sedang
ngompol Pasien buang air besar mandiri di kamar mandi Untuk aktivitas seperti makan
mandi dan berpakaian pasien juga masih dapat melakukan sendiri tanpa bantuan orang
lain
Saat dirawat di RS
INDEKS KATZ ( Menilai AKS)
No Aktivitas Mandiri Tergantung 28-01-2013
1 Bathing Memerlukan bantuan
hanya pada 1 bagian
tubuh (bagian
belakang anggota
tubuh yang terganggu)
atau dapat melakukan
sendiri
Memerlukan
bantuan dalam
mandi lebih dari 1
bagian tubuh dan
saat masuk serta
keluar dari bak
mandi tidak dapat
mandi sendiri
Tergantung
2 Dressing Menaruh pakaian amp
mengambil pakaian
memakai pakaian
rsquobracersquo amp menalikan
sepatu dilakukan
sendiri
Tidak dapat
memakai pakaian
sendiri atau tidak
berpakaian
sebagian
Tergantung
3 Toilletting Pergi ke toilet duduk
berdiri dari kloset
memakai pakaian
dalam membersihklan
Memakai rsquobedpanrsquo
atau rsquocomodersquo atau
mendapat bantuan
pergi ke toilet atau
Tergantung
6
kotoran (memakai
rsquobedpanrsquo pada malam
hari saja amp tidak
memakai penyangga
mekanik)
memakai toilet
4 Transfering Berpindah dari dan ke
tempat tidur amp
berpindah dari dan ke
tempat duduk
(memakai atau tidak
memakai alat bantu)
Tidak dapat
melakukan
dengan bantuan
untuk berpindah
dari amp ke tempat
tidur tempat
duduk
Tergantung
5 Continence BAK amp BAB baik Tidak dapat
mengontrol
sebagian
seluruhnya dalam
BAB amp BAK
dengan bantuan
manual kateter
Tergantung
6 Feeding Mengambil makanan
dari piring yang
lainnya amp
memasukkan ke dalam
mulut (tidak termasuk
kemampuan untuk
memotong daging amp
menyiapkan makanan
seperti mengoleskan
mentega di roti)
Memerlukan
bantuan untuk
makan atau tidak
dapat makan
semuanya atau
makan per-
parenteral)
Mandiri
7
Klasifikasi menurut Indeks Katz
A Mandiri untuk 6 fungsi
B Mandiri untuk 5 fungsi
C Mandiri kecuali bathing amp 1 fungsi lain
D Mandiri kecuali bathing dressing amp 1 fungsi lain
E Mandiri kecuali bathing dressing toiletting amp 1 fungsi lain
F Mandirikecuali bathingdressing toiletting transfering amp 1 fungsi lain
G Ketergantungan untuk semua 6 fungsi di atas
Kesan Katz F (Mandiri kecuali bathing dressing toiletting transfering amp 1 fungsi
lain)
Pada saat dirawat di RS pasien masih dapat berubah posisi tidur dari telentang ke
miring kanan dan miring kiri Pasien sulit duduk karena merasa pusing bila duduk
sehingga kadang memakai bantal untuk duduk Berikut adalah skor untuk mengukur
risiko dekubitus pada pasien
SKOR NORTON ( Untuk Mengukur Risiko Dekubitus)
Penilaian Skor 28-01-2013Kondisi fisik umum
middotBaikmiddotLumayanmiddotBurukmiddotSangat buruk
4321
3
Kesadaran middotKomposmentismiddotApatismiddotKonfussoporusmiddotStuporkoma
4321
4
Aktivitas middotAmbulanmiddotAmbulan dengan bantuan
middotHanya bisa dudukmiddotTiduran
43
21
1
Mobilitas middotBergerak bebasmiddotSedikit terbatasmiddotSangat terbatasmiddotTak bisa bergerak
4321
3
Inkontinensia middotTidak adamiddotKadang-kadang
43
2
8
middotSering inkontinensia urin Inkontinensia alvi amp
urin
2
1Skor total 13
Kategori Skor 16-20 kecil sekalitak terjadi
12-15 kemungkinan kecil terjadi
lt 12 kemungkinan besar terjadi
Skor 13
Kesan kemungkinan kecil terjadi ulkus dekubitus
Riwayat Gizi
- Pasien biasanya makan 3xhari dengan nasi plusmn 12 piring dan habis Lauk sayur dan
tempe tahu jarang menggunakan daging
- Pasien suka mengemil roti kering pada sore hari sambil menonton televisi
- Pasien minum minum air putih 2-3 gelashari
Riwayat Psikiatri
Sebelum masuk RS kegiatan pasien selama di rumah biasanya menonton televisi dan
mengurus cucu Pasien selalu melakukan aktivitas di dalam rumah karena pasien terbatas
dalam geraknya dan dilarang oleh keluarga Hubungan dengan tetangga masih baik Pasien
tidak pernah keluar rumah jadi mengobrol hanya jika tetangga berkunjung Hubungan
pasien dengan keluarga juga baik
Pemeriksaan Status Mental
Keadaan umum seorang wanita 67 tahun tampak sesuai umur berkulit sawo matang
penampilan cukup bersih dan rapi rambut berwarna putih terpasang O2 terpasang infus
RL 20 tetesmenit dan pasien tampak lemas
Perilaku amp Aktivitas Psikomotor hipoaktif
Kesadaran jernih
Sikap kontak psikis + wajar dapat dipertahankan
Mood euthyme
Afek serasi
Gangguan Persepsi halusinasi (-) ilusi (-)
Bentuk Pikir realistik
Proses Pikir lancar
9
Isi Pikir waham (-)
SKALA DEPRESI GERIATRI
Pilihan jawaban yang paling tepat yang sesuai dengan perasaan anda dalam satu
minggu terakhir
No Apakah Ya Tidak
1 Anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda Ya Tidak
2 Anda telah meninggalkan banyak kegiatan minat
kesenangan anda
Ya Tidak
3 Anda merasa kehidupan anda kosong Ya Tidak
4 Anda merasa sering bosan Ya Tidak
5 Anda mempunyai semangat yang baik setiap saat Ya Tidak
6 Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri
anda
Ya Tidak
7 Anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda Ya Tidak
8 Anda sering merasa tidak berdaya Ya Tidak
9 Anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
Ya Tidak
10 Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibanding kebanyakan orang
Ya Tidak
11 Anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan
Ya Tidak
12 Anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat Ya Tidak
10
ini
13 Anda merasa anda penuh semangat Ya Tidak
14 Anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan Ya Tidak
15 Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
daripada anda
Ya Tidak
Keterangan Jawaban pasien yang bergaris bawah
Skor Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah
Tiap jawaban bercetak tebal dan bergaris bawah mempunyai nilai 1
Skor antara 1-4 menunjukkan keadaan baiktidak depresi
Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Skor = 8
Kesan kemungkinan besar depresi
SKOR MINI MENTAL STATUS
Max Min
5
5
( 4)
( 4 )
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa
Sekarang kita berada dimana (Nama rumah sakit jalan nomor
rumah kota kabupaten provinsi)
3 ( 3 )
REGISTRASI
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah bendamisalnya satu
detik untuk tiap benda Kemudian mintalah respon mengulang
ketiga nama benda tersebut Ulangi hingga benar
menyebutkan Hitung jumlah percobaan dan catat 2 kali
5 ( 1 )
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7 Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
Hentikan setelah 5 jawaban Atau disuruh mengeja terbalik kata ldquo
WAHYU ldquo (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
11
kesalahan
3
( 3 )
RECALL
Tanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut di atas
Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
9 ( 4 )
BAHASA
a Apakah nama benda ini Perlihatkan pensil atau arloji (2
nilai)
b Ulangi kalimat berikut ldquo JIKA TIDAK DAN ATAU
TAPI (1 nilai)
c Laksanakanlah 3 buah perintah ini Peganglah selembar
kertas dengan tangan kananmu lipatlah kertas tersebut
pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )
d Bacalah dan laksanakanlah perintah berikut ldquo
PEJAMKAN MATA ANDArdquo (1 nilai)
e Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)
f Tirulah gambar ini (1 nilai )
Jumlah skor 19
Kategori Skor 24-30 normal
17-23 Probable gangguan kognitif
0-16 definite gangguan kognitif
Skor 19
Kesan probable gangguan kognitif
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis II Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis III
Aksis IV Stresor penyakit
Aksis V GAF 80 (gejala sementara amp dapat diatasi disabilitas ringan dalam sosial)
12
B DATA OBJEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 di Bangsal Geriatri
RSUP Dr Kariadi Semarang
Keadaan umum Tampak sakit lemah terpasang infus RL 20 tpm dan O2 nasal canul
dispneu drsquo effort (-) orthopneu(-)
Kesadaran Composmentis GCS E4V5M6=15
Tanda vital TD 14090 mmHg
RR 28xmenit
N 72xmenit irreguler isi dan tegangan kurang pulsus
alternans (+)
t 3600C
Status gizi BB 46 kg
TB 152 cm
IMT 1991 kgm2
Kesan Normoweight
Kepala rambut putih kerutan dahi (++) simetris
Kulit turgor kulit kurang erupsi kulit (-)
Mata konjungtiva palpebra pucat (++) air mata (++) kelopak mata
cekung (--) edema palpebra (--) pupil bulat isokor (4mm4mm) refleks cahaya (++)
Telinga tes bisik ADS (16 ndash 16) discharge -- nyeri (--)
Hidung discharge (--) obstruksi (--) septum deviasi (-) nafas cuping hidung
(--)
Mulut lidah tifoid (-) bibir pucat (-) bibir kering (+) bibir sianosis (-) gusi
berdarah (-) pursed lip breathing (-) gigi palsu (-) karies (-)
Tenggorok T1-1 faring hiperemis (-)
Leher trakea ditengah pembesaran nnll (--) JVP R+0
Thorax pectus excavatus(+) retraksi suprasternal(-)retraksi
supraklavikular(-)
retraksi intercostal (--) sela iga melebar (++) sela iga mendatar
(++) spider naevi (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
13
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
kotoran (memakai
rsquobedpanrsquo pada malam
hari saja amp tidak
memakai penyangga
mekanik)
memakai toilet
4 Transfering Berpindah dari dan ke
tempat tidur amp
berpindah dari dan ke
tempat duduk
(memakai atau tidak
memakai alat bantu)
Tidak dapat
melakukan
dengan bantuan
untuk berpindah
dari amp ke tempat
tidur tempat
duduk
Tergantung
5 Continence BAK amp BAB baik Tidak dapat
mengontrol
sebagian
seluruhnya dalam
BAB amp BAK
dengan bantuan
manual kateter
Tergantung
6 Feeding Mengambil makanan
dari piring yang
lainnya amp
memasukkan ke dalam
mulut (tidak termasuk
kemampuan untuk
memotong daging amp
menyiapkan makanan
seperti mengoleskan
mentega di roti)
Memerlukan
bantuan untuk
makan atau tidak
dapat makan
semuanya atau
makan per-
parenteral)
Mandiri
7
Klasifikasi menurut Indeks Katz
A Mandiri untuk 6 fungsi
B Mandiri untuk 5 fungsi
C Mandiri kecuali bathing amp 1 fungsi lain
D Mandiri kecuali bathing dressing amp 1 fungsi lain
E Mandiri kecuali bathing dressing toiletting amp 1 fungsi lain
F Mandirikecuali bathingdressing toiletting transfering amp 1 fungsi lain
G Ketergantungan untuk semua 6 fungsi di atas
Kesan Katz F (Mandiri kecuali bathing dressing toiletting transfering amp 1 fungsi
lain)
Pada saat dirawat di RS pasien masih dapat berubah posisi tidur dari telentang ke
miring kanan dan miring kiri Pasien sulit duduk karena merasa pusing bila duduk
sehingga kadang memakai bantal untuk duduk Berikut adalah skor untuk mengukur
risiko dekubitus pada pasien
SKOR NORTON ( Untuk Mengukur Risiko Dekubitus)
Penilaian Skor 28-01-2013Kondisi fisik umum
middotBaikmiddotLumayanmiddotBurukmiddotSangat buruk
4321
3
Kesadaran middotKomposmentismiddotApatismiddotKonfussoporusmiddotStuporkoma
4321
4
Aktivitas middotAmbulanmiddotAmbulan dengan bantuan
middotHanya bisa dudukmiddotTiduran
43
21
1
Mobilitas middotBergerak bebasmiddotSedikit terbatasmiddotSangat terbatasmiddotTak bisa bergerak
4321
3
Inkontinensia middotTidak adamiddotKadang-kadang
43
2
8
middotSering inkontinensia urin Inkontinensia alvi amp
urin
2
1Skor total 13
Kategori Skor 16-20 kecil sekalitak terjadi
12-15 kemungkinan kecil terjadi
lt 12 kemungkinan besar terjadi
Skor 13
Kesan kemungkinan kecil terjadi ulkus dekubitus
Riwayat Gizi
- Pasien biasanya makan 3xhari dengan nasi plusmn 12 piring dan habis Lauk sayur dan
tempe tahu jarang menggunakan daging
- Pasien suka mengemil roti kering pada sore hari sambil menonton televisi
- Pasien minum minum air putih 2-3 gelashari
Riwayat Psikiatri
Sebelum masuk RS kegiatan pasien selama di rumah biasanya menonton televisi dan
mengurus cucu Pasien selalu melakukan aktivitas di dalam rumah karena pasien terbatas
dalam geraknya dan dilarang oleh keluarga Hubungan dengan tetangga masih baik Pasien
tidak pernah keluar rumah jadi mengobrol hanya jika tetangga berkunjung Hubungan
pasien dengan keluarga juga baik
Pemeriksaan Status Mental
Keadaan umum seorang wanita 67 tahun tampak sesuai umur berkulit sawo matang
penampilan cukup bersih dan rapi rambut berwarna putih terpasang O2 terpasang infus
RL 20 tetesmenit dan pasien tampak lemas
Perilaku amp Aktivitas Psikomotor hipoaktif
Kesadaran jernih
Sikap kontak psikis + wajar dapat dipertahankan
Mood euthyme
Afek serasi
Gangguan Persepsi halusinasi (-) ilusi (-)
Bentuk Pikir realistik
Proses Pikir lancar
9
Isi Pikir waham (-)
SKALA DEPRESI GERIATRI
Pilihan jawaban yang paling tepat yang sesuai dengan perasaan anda dalam satu
minggu terakhir
No Apakah Ya Tidak
1 Anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda Ya Tidak
2 Anda telah meninggalkan banyak kegiatan minat
kesenangan anda
Ya Tidak
3 Anda merasa kehidupan anda kosong Ya Tidak
4 Anda merasa sering bosan Ya Tidak
5 Anda mempunyai semangat yang baik setiap saat Ya Tidak
6 Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri
anda
Ya Tidak
7 Anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda Ya Tidak
8 Anda sering merasa tidak berdaya Ya Tidak
9 Anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
Ya Tidak
10 Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibanding kebanyakan orang
Ya Tidak
11 Anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan
Ya Tidak
12 Anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat Ya Tidak
10
ini
13 Anda merasa anda penuh semangat Ya Tidak
14 Anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan Ya Tidak
15 Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
daripada anda
Ya Tidak
Keterangan Jawaban pasien yang bergaris bawah
Skor Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah
Tiap jawaban bercetak tebal dan bergaris bawah mempunyai nilai 1
Skor antara 1-4 menunjukkan keadaan baiktidak depresi
Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Skor = 8
Kesan kemungkinan besar depresi
SKOR MINI MENTAL STATUS
Max Min
5
5
( 4)
( 4 )
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa
Sekarang kita berada dimana (Nama rumah sakit jalan nomor
rumah kota kabupaten provinsi)
3 ( 3 )
REGISTRASI
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah bendamisalnya satu
detik untuk tiap benda Kemudian mintalah respon mengulang
ketiga nama benda tersebut Ulangi hingga benar
menyebutkan Hitung jumlah percobaan dan catat 2 kali
5 ( 1 )
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7 Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
Hentikan setelah 5 jawaban Atau disuruh mengeja terbalik kata ldquo
WAHYU ldquo (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
11
kesalahan
3
( 3 )
RECALL
Tanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut di atas
Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
9 ( 4 )
BAHASA
a Apakah nama benda ini Perlihatkan pensil atau arloji (2
nilai)
b Ulangi kalimat berikut ldquo JIKA TIDAK DAN ATAU
TAPI (1 nilai)
c Laksanakanlah 3 buah perintah ini Peganglah selembar
kertas dengan tangan kananmu lipatlah kertas tersebut
pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )
d Bacalah dan laksanakanlah perintah berikut ldquo
PEJAMKAN MATA ANDArdquo (1 nilai)
e Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)
f Tirulah gambar ini (1 nilai )
Jumlah skor 19
Kategori Skor 24-30 normal
17-23 Probable gangguan kognitif
0-16 definite gangguan kognitif
Skor 19
Kesan probable gangguan kognitif
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis II Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis III
Aksis IV Stresor penyakit
Aksis V GAF 80 (gejala sementara amp dapat diatasi disabilitas ringan dalam sosial)
12
B DATA OBJEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 di Bangsal Geriatri
RSUP Dr Kariadi Semarang
Keadaan umum Tampak sakit lemah terpasang infus RL 20 tpm dan O2 nasal canul
dispneu drsquo effort (-) orthopneu(-)
Kesadaran Composmentis GCS E4V5M6=15
Tanda vital TD 14090 mmHg
RR 28xmenit
N 72xmenit irreguler isi dan tegangan kurang pulsus
alternans (+)
t 3600C
Status gizi BB 46 kg
TB 152 cm
IMT 1991 kgm2
Kesan Normoweight
Kepala rambut putih kerutan dahi (++) simetris
Kulit turgor kulit kurang erupsi kulit (-)
Mata konjungtiva palpebra pucat (++) air mata (++) kelopak mata
cekung (--) edema palpebra (--) pupil bulat isokor (4mm4mm) refleks cahaya (++)
Telinga tes bisik ADS (16 ndash 16) discharge -- nyeri (--)
Hidung discharge (--) obstruksi (--) septum deviasi (-) nafas cuping hidung
(--)
Mulut lidah tifoid (-) bibir pucat (-) bibir kering (+) bibir sianosis (-) gusi
berdarah (-) pursed lip breathing (-) gigi palsu (-) karies (-)
Tenggorok T1-1 faring hiperemis (-)
Leher trakea ditengah pembesaran nnll (--) JVP R+0
Thorax pectus excavatus(+) retraksi suprasternal(-)retraksi
supraklavikular(-)
retraksi intercostal (--) sela iga melebar (++) sela iga mendatar
(++) spider naevi (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
13
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Klasifikasi menurut Indeks Katz
A Mandiri untuk 6 fungsi
B Mandiri untuk 5 fungsi
C Mandiri kecuali bathing amp 1 fungsi lain
D Mandiri kecuali bathing dressing amp 1 fungsi lain
E Mandiri kecuali bathing dressing toiletting amp 1 fungsi lain
F Mandirikecuali bathingdressing toiletting transfering amp 1 fungsi lain
G Ketergantungan untuk semua 6 fungsi di atas
Kesan Katz F (Mandiri kecuali bathing dressing toiletting transfering amp 1 fungsi
lain)
Pada saat dirawat di RS pasien masih dapat berubah posisi tidur dari telentang ke
miring kanan dan miring kiri Pasien sulit duduk karena merasa pusing bila duduk
sehingga kadang memakai bantal untuk duduk Berikut adalah skor untuk mengukur
risiko dekubitus pada pasien
SKOR NORTON ( Untuk Mengukur Risiko Dekubitus)
Penilaian Skor 28-01-2013Kondisi fisik umum
middotBaikmiddotLumayanmiddotBurukmiddotSangat buruk
4321
3
Kesadaran middotKomposmentismiddotApatismiddotKonfussoporusmiddotStuporkoma
4321
4
Aktivitas middotAmbulanmiddotAmbulan dengan bantuan
middotHanya bisa dudukmiddotTiduran
43
21
1
Mobilitas middotBergerak bebasmiddotSedikit terbatasmiddotSangat terbatasmiddotTak bisa bergerak
4321
3
Inkontinensia middotTidak adamiddotKadang-kadang
43
2
8
middotSering inkontinensia urin Inkontinensia alvi amp
urin
2
1Skor total 13
Kategori Skor 16-20 kecil sekalitak terjadi
12-15 kemungkinan kecil terjadi
lt 12 kemungkinan besar terjadi
Skor 13
Kesan kemungkinan kecil terjadi ulkus dekubitus
Riwayat Gizi
- Pasien biasanya makan 3xhari dengan nasi plusmn 12 piring dan habis Lauk sayur dan
tempe tahu jarang menggunakan daging
- Pasien suka mengemil roti kering pada sore hari sambil menonton televisi
- Pasien minum minum air putih 2-3 gelashari
Riwayat Psikiatri
Sebelum masuk RS kegiatan pasien selama di rumah biasanya menonton televisi dan
mengurus cucu Pasien selalu melakukan aktivitas di dalam rumah karena pasien terbatas
dalam geraknya dan dilarang oleh keluarga Hubungan dengan tetangga masih baik Pasien
tidak pernah keluar rumah jadi mengobrol hanya jika tetangga berkunjung Hubungan
pasien dengan keluarga juga baik
Pemeriksaan Status Mental
Keadaan umum seorang wanita 67 tahun tampak sesuai umur berkulit sawo matang
penampilan cukup bersih dan rapi rambut berwarna putih terpasang O2 terpasang infus
RL 20 tetesmenit dan pasien tampak lemas
Perilaku amp Aktivitas Psikomotor hipoaktif
Kesadaran jernih
Sikap kontak psikis + wajar dapat dipertahankan
Mood euthyme
Afek serasi
Gangguan Persepsi halusinasi (-) ilusi (-)
Bentuk Pikir realistik
Proses Pikir lancar
9
Isi Pikir waham (-)
SKALA DEPRESI GERIATRI
Pilihan jawaban yang paling tepat yang sesuai dengan perasaan anda dalam satu
minggu terakhir
No Apakah Ya Tidak
1 Anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda Ya Tidak
2 Anda telah meninggalkan banyak kegiatan minat
kesenangan anda
Ya Tidak
3 Anda merasa kehidupan anda kosong Ya Tidak
4 Anda merasa sering bosan Ya Tidak
5 Anda mempunyai semangat yang baik setiap saat Ya Tidak
6 Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri
anda
Ya Tidak
7 Anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda Ya Tidak
8 Anda sering merasa tidak berdaya Ya Tidak
9 Anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
Ya Tidak
10 Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibanding kebanyakan orang
Ya Tidak
11 Anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan
Ya Tidak
12 Anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat Ya Tidak
10
ini
13 Anda merasa anda penuh semangat Ya Tidak
14 Anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan Ya Tidak
15 Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
daripada anda
Ya Tidak
Keterangan Jawaban pasien yang bergaris bawah
Skor Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah
Tiap jawaban bercetak tebal dan bergaris bawah mempunyai nilai 1
Skor antara 1-4 menunjukkan keadaan baiktidak depresi
Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Skor = 8
Kesan kemungkinan besar depresi
SKOR MINI MENTAL STATUS
Max Min
5
5
( 4)
( 4 )
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa
Sekarang kita berada dimana (Nama rumah sakit jalan nomor
rumah kota kabupaten provinsi)
3 ( 3 )
REGISTRASI
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah bendamisalnya satu
detik untuk tiap benda Kemudian mintalah respon mengulang
ketiga nama benda tersebut Ulangi hingga benar
menyebutkan Hitung jumlah percobaan dan catat 2 kali
5 ( 1 )
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7 Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
Hentikan setelah 5 jawaban Atau disuruh mengeja terbalik kata ldquo
WAHYU ldquo (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
11
kesalahan
3
( 3 )
RECALL
Tanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut di atas
Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
9 ( 4 )
BAHASA
a Apakah nama benda ini Perlihatkan pensil atau arloji (2
nilai)
b Ulangi kalimat berikut ldquo JIKA TIDAK DAN ATAU
TAPI (1 nilai)
c Laksanakanlah 3 buah perintah ini Peganglah selembar
kertas dengan tangan kananmu lipatlah kertas tersebut
pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )
d Bacalah dan laksanakanlah perintah berikut ldquo
PEJAMKAN MATA ANDArdquo (1 nilai)
e Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)
f Tirulah gambar ini (1 nilai )
Jumlah skor 19
Kategori Skor 24-30 normal
17-23 Probable gangguan kognitif
0-16 definite gangguan kognitif
Skor 19
Kesan probable gangguan kognitif
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis II Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis III
Aksis IV Stresor penyakit
Aksis V GAF 80 (gejala sementara amp dapat diatasi disabilitas ringan dalam sosial)
12
B DATA OBJEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 di Bangsal Geriatri
RSUP Dr Kariadi Semarang
Keadaan umum Tampak sakit lemah terpasang infus RL 20 tpm dan O2 nasal canul
dispneu drsquo effort (-) orthopneu(-)
Kesadaran Composmentis GCS E4V5M6=15
Tanda vital TD 14090 mmHg
RR 28xmenit
N 72xmenit irreguler isi dan tegangan kurang pulsus
alternans (+)
t 3600C
Status gizi BB 46 kg
TB 152 cm
IMT 1991 kgm2
Kesan Normoweight
Kepala rambut putih kerutan dahi (++) simetris
Kulit turgor kulit kurang erupsi kulit (-)
Mata konjungtiva palpebra pucat (++) air mata (++) kelopak mata
cekung (--) edema palpebra (--) pupil bulat isokor (4mm4mm) refleks cahaya (++)
Telinga tes bisik ADS (16 ndash 16) discharge -- nyeri (--)
Hidung discharge (--) obstruksi (--) septum deviasi (-) nafas cuping hidung
(--)
Mulut lidah tifoid (-) bibir pucat (-) bibir kering (+) bibir sianosis (-) gusi
berdarah (-) pursed lip breathing (-) gigi palsu (-) karies (-)
Tenggorok T1-1 faring hiperemis (-)
Leher trakea ditengah pembesaran nnll (--) JVP R+0
Thorax pectus excavatus(+) retraksi suprasternal(-)retraksi
supraklavikular(-)
retraksi intercostal (--) sela iga melebar (++) sela iga mendatar
(++) spider naevi (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
13
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
middotSering inkontinensia urin Inkontinensia alvi amp
urin
2
1Skor total 13
Kategori Skor 16-20 kecil sekalitak terjadi
12-15 kemungkinan kecil terjadi
lt 12 kemungkinan besar terjadi
Skor 13
Kesan kemungkinan kecil terjadi ulkus dekubitus
Riwayat Gizi
- Pasien biasanya makan 3xhari dengan nasi plusmn 12 piring dan habis Lauk sayur dan
tempe tahu jarang menggunakan daging
- Pasien suka mengemil roti kering pada sore hari sambil menonton televisi
- Pasien minum minum air putih 2-3 gelashari
Riwayat Psikiatri
Sebelum masuk RS kegiatan pasien selama di rumah biasanya menonton televisi dan
mengurus cucu Pasien selalu melakukan aktivitas di dalam rumah karena pasien terbatas
dalam geraknya dan dilarang oleh keluarga Hubungan dengan tetangga masih baik Pasien
tidak pernah keluar rumah jadi mengobrol hanya jika tetangga berkunjung Hubungan
pasien dengan keluarga juga baik
Pemeriksaan Status Mental
Keadaan umum seorang wanita 67 tahun tampak sesuai umur berkulit sawo matang
penampilan cukup bersih dan rapi rambut berwarna putih terpasang O2 terpasang infus
RL 20 tetesmenit dan pasien tampak lemas
Perilaku amp Aktivitas Psikomotor hipoaktif
Kesadaran jernih
Sikap kontak psikis + wajar dapat dipertahankan
Mood euthyme
Afek serasi
Gangguan Persepsi halusinasi (-) ilusi (-)
Bentuk Pikir realistik
Proses Pikir lancar
9
Isi Pikir waham (-)
SKALA DEPRESI GERIATRI
Pilihan jawaban yang paling tepat yang sesuai dengan perasaan anda dalam satu
minggu terakhir
No Apakah Ya Tidak
1 Anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda Ya Tidak
2 Anda telah meninggalkan banyak kegiatan minat
kesenangan anda
Ya Tidak
3 Anda merasa kehidupan anda kosong Ya Tidak
4 Anda merasa sering bosan Ya Tidak
5 Anda mempunyai semangat yang baik setiap saat Ya Tidak
6 Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri
anda
Ya Tidak
7 Anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda Ya Tidak
8 Anda sering merasa tidak berdaya Ya Tidak
9 Anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
Ya Tidak
10 Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibanding kebanyakan orang
Ya Tidak
11 Anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan
Ya Tidak
12 Anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat Ya Tidak
10
ini
13 Anda merasa anda penuh semangat Ya Tidak
14 Anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan Ya Tidak
15 Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
daripada anda
Ya Tidak
Keterangan Jawaban pasien yang bergaris bawah
Skor Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah
Tiap jawaban bercetak tebal dan bergaris bawah mempunyai nilai 1
Skor antara 1-4 menunjukkan keadaan baiktidak depresi
Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Skor = 8
Kesan kemungkinan besar depresi
SKOR MINI MENTAL STATUS
Max Min
5
5
( 4)
( 4 )
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa
Sekarang kita berada dimana (Nama rumah sakit jalan nomor
rumah kota kabupaten provinsi)
3 ( 3 )
REGISTRASI
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah bendamisalnya satu
detik untuk tiap benda Kemudian mintalah respon mengulang
ketiga nama benda tersebut Ulangi hingga benar
menyebutkan Hitung jumlah percobaan dan catat 2 kali
5 ( 1 )
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7 Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
Hentikan setelah 5 jawaban Atau disuruh mengeja terbalik kata ldquo
WAHYU ldquo (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
11
kesalahan
3
( 3 )
RECALL
Tanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut di atas
Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
9 ( 4 )
BAHASA
a Apakah nama benda ini Perlihatkan pensil atau arloji (2
nilai)
b Ulangi kalimat berikut ldquo JIKA TIDAK DAN ATAU
TAPI (1 nilai)
c Laksanakanlah 3 buah perintah ini Peganglah selembar
kertas dengan tangan kananmu lipatlah kertas tersebut
pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )
d Bacalah dan laksanakanlah perintah berikut ldquo
PEJAMKAN MATA ANDArdquo (1 nilai)
e Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)
f Tirulah gambar ini (1 nilai )
Jumlah skor 19
Kategori Skor 24-30 normal
17-23 Probable gangguan kognitif
0-16 definite gangguan kognitif
Skor 19
Kesan probable gangguan kognitif
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis II Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis III
Aksis IV Stresor penyakit
Aksis V GAF 80 (gejala sementara amp dapat diatasi disabilitas ringan dalam sosial)
12
B DATA OBJEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 di Bangsal Geriatri
RSUP Dr Kariadi Semarang
Keadaan umum Tampak sakit lemah terpasang infus RL 20 tpm dan O2 nasal canul
dispneu drsquo effort (-) orthopneu(-)
Kesadaran Composmentis GCS E4V5M6=15
Tanda vital TD 14090 mmHg
RR 28xmenit
N 72xmenit irreguler isi dan tegangan kurang pulsus
alternans (+)
t 3600C
Status gizi BB 46 kg
TB 152 cm
IMT 1991 kgm2
Kesan Normoweight
Kepala rambut putih kerutan dahi (++) simetris
Kulit turgor kulit kurang erupsi kulit (-)
Mata konjungtiva palpebra pucat (++) air mata (++) kelopak mata
cekung (--) edema palpebra (--) pupil bulat isokor (4mm4mm) refleks cahaya (++)
Telinga tes bisik ADS (16 ndash 16) discharge -- nyeri (--)
Hidung discharge (--) obstruksi (--) septum deviasi (-) nafas cuping hidung
(--)
Mulut lidah tifoid (-) bibir pucat (-) bibir kering (+) bibir sianosis (-) gusi
berdarah (-) pursed lip breathing (-) gigi palsu (-) karies (-)
Tenggorok T1-1 faring hiperemis (-)
Leher trakea ditengah pembesaran nnll (--) JVP R+0
Thorax pectus excavatus(+) retraksi suprasternal(-)retraksi
supraklavikular(-)
retraksi intercostal (--) sela iga melebar (++) sela iga mendatar
(++) spider naevi (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
13
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Isi Pikir waham (-)
SKALA DEPRESI GERIATRI
Pilihan jawaban yang paling tepat yang sesuai dengan perasaan anda dalam satu
minggu terakhir
No Apakah Ya Tidak
1 Anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda Ya Tidak
2 Anda telah meninggalkan banyak kegiatan minat
kesenangan anda
Ya Tidak
3 Anda merasa kehidupan anda kosong Ya Tidak
4 Anda merasa sering bosan Ya Tidak
5 Anda mempunyai semangat yang baik setiap saat Ya Tidak
6 Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri
anda
Ya Tidak
7 Anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda Ya Tidak
8 Anda sering merasa tidak berdaya Ya Tidak
9 Anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan
mengerjakan sesuatu yang baru
Ya Tidak
10 Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibanding kebanyakan orang
Ya Tidak
11 Anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan
Ya Tidak
12 Anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat Ya Tidak
10
ini
13 Anda merasa anda penuh semangat Ya Tidak
14 Anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan Ya Tidak
15 Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
daripada anda
Ya Tidak
Keterangan Jawaban pasien yang bergaris bawah
Skor Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah
Tiap jawaban bercetak tebal dan bergaris bawah mempunyai nilai 1
Skor antara 1-4 menunjukkan keadaan baiktidak depresi
Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Skor = 8
Kesan kemungkinan besar depresi
SKOR MINI MENTAL STATUS
Max Min
5
5
( 4)
( 4 )
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa
Sekarang kita berada dimana (Nama rumah sakit jalan nomor
rumah kota kabupaten provinsi)
3 ( 3 )
REGISTRASI
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah bendamisalnya satu
detik untuk tiap benda Kemudian mintalah respon mengulang
ketiga nama benda tersebut Ulangi hingga benar
menyebutkan Hitung jumlah percobaan dan catat 2 kali
5 ( 1 )
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7 Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
Hentikan setelah 5 jawaban Atau disuruh mengeja terbalik kata ldquo
WAHYU ldquo (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
11
kesalahan
3
( 3 )
RECALL
Tanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut di atas
Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
9 ( 4 )
BAHASA
a Apakah nama benda ini Perlihatkan pensil atau arloji (2
nilai)
b Ulangi kalimat berikut ldquo JIKA TIDAK DAN ATAU
TAPI (1 nilai)
c Laksanakanlah 3 buah perintah ini Peganglah selembar
kertas dengan tangan kananmu lipatlah kertas tersebut
pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )
d Bacalah dan laksanakanlah perintah berikut ldquo
PEJAMKAN MATA ANDArdquo (1 nilai)
e Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)
f Tirulah gambar ini (1 nilai )
Jumlah skor 19
Kategori Skor 24-30 normal
17-23 Probable gangguan kognitif
0-16 definite gangguan kognitif
Skor 19
Kesan probable gangguan kognitif
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis II Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis III
Aksis IV Stresor penyakit
Aksis V GAF 80 (gejala sementara amp dapat diatasi disabilitas ringan dalam sosial)
12
B DATA OBJEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 di Bangsal Geriatri
RSUP Dr Kariadi Semarang
Keadaan umum Tampak sakit lemah terpasang infus RL 20 tpm dan O2 nasal canul
dispneu drsquo effort (-) orthopneu(-)
Kesadaran Composmentis GCS E4V5M6=15
Tanda vital TD 14090 mmHg
RR 28xmenit
N 72xmenit irreguler isi dan tegangan kurang pulsus
alternans (+)
t 3600C
Status gizi BB 46 kg
TB 152 cm
IMT 1991 kgm2
Kesan Normoweight
Kepala rambut putih kerutan dahi (++) simetris
Kulit turgor kulit kurang erupsi kulit (-)
Mata konjungtiva palpebra pucat (++) air mata (++) kelopak mata
cekung (--) edema palpebra (--) pupil bulat isokor (4mm4mm) refleks cahaya (++)
Telinga tes bisik ADS (16 ndash 16) discharge -- nyeri (--)
Hidung discharge (--) obstruksi (--) septum deviasi (-) nafas cuping hidung
(--)
Mulut lidah tifoid (-) bibir pucat (-) bibir kering (+) bibir sianosis (-) gusi
berdarah (-) pursed lip breathing (-) gigi palsu (-) karies (-)
Tenggorok T1-1 faring hiperemis (-)
Leher trakea ditengah pembesaran nnll (--) JVP R+0
Thorax pectus excavatus(+) retraksi suprasternal(-)retraksi
supraklavikular(-)
retraksi intercostal (--) sela iga melebar (++) sela iga mendatar
(++) spider naevi (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
13
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
ini
13 Anda merasa anda penuh semangat Ya Tidak
14 Anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan Ya Tidak
15 Anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
daripada anda
Ya Tidak
Keterangan Jawaban pasien yang bergaris bawah
Skor Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal dan bergaris bawah
Tiap jawaban bercetak tebal dan bergaris bawah mempunyai nilai 1
Skor antara 1-4 menunjukkan keadaan baiktidak depresi
Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Skor = 8
Kesan kemungkinan besar depresi
SKOR MINI MENTAL STATUS
Max Min
5
5
( 4)
( 4 )
ORIENTASI
Sekarang (hari-tanggal-bulan-tahun) berapa dan musim apa
Sekarang kita berada dimana (Nama rumah sakit jalan nomor
rumah kota kabupaten provinsi)
3 ( 3 )
REGISTRASI
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah bendamisalnya satu
detik untuk tiap benda Kemudian mintalah respon mengulang
ketiga nama benda tersebut Ulangi hingga benar
menyebutkan Hitung jumlah percobaan dan catat 2 kali
5 ( 1 )
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7 Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
Hentikan setelah 5 jawaban Atau disuruh mengeja terbalik kata ldquo
WAHYU ldquo (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
11
kesalahan
3
( 3 )
RECALL
Tanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut di atas
Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
9 ( 4 )
BAHASA
a Apakah nama benda ini Perlihatkan pensil atau arloji (2
nilai)
b Ulangi kalimat berikut ldquo JIKA TIDAK DAN ATAU
TAPI (1 nilai)
c Laksanakanlah 3 buah perintah ini Peganglah selembar
kertas dengan tangan kananmu lipatlah kertas tersebut
pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )
d Bacalah dan laksanakanlah perintah berikut ldquo
PEJAMKAN MATA ANDArdquo (1 nilai)
e Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)
f Tirulah gambar ini (1 nilai )
Jumlah skor 19
Kategori Skor 24-30 normal
17-23 Probable gangguan kognitif
0-16 definite gangguan kognitif
Skor 19
Kesan probable gangguan kognitif
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis II Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis III
Aksis IV Stresor penyakit
Aksis V GAF 80 (gejala sementara amp dapat diatasi disabilitas ringan dalam sosial)
12
B DATA OBJEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 di Bangsal Geriatri
RSUP Dr Kariadi Semarang
Keadaan umum Tampak sakit lemah terpasang infus RL 20 tpm dan O2 nasal canul
dispneu drsquo effort (-) orthopneu(-)
Kesadaran Composmentis GCS E4V5M6=15
Tanda vital TD 14090 mmHg
RR 28xmenit
N 72xmenit irreguler isi dan tegangan kurang pulsus
alternans (+)
t 3600C
Status gizi BB 46 kg
TB 152 cm
IMT 1991 kgm2
Kesan Normoweight
Kepala rambut putih kerutan dahi (++) simetris
Kulit turgor kulit kurang erupsi kulit (-)
Mata konjungtiva palpebra pucat (++) air mata (++) kelopak mata
cekung (--) edema palpebra (--) pupil bulat isokor (4mm4mm) refleks cahaya (++)
Telinga tes bisik ADS (16 ndash 16) discharge -- nyeri (--)
Hidung discharge (--) obstruksi (--) septum deviasi (-) nafas cuping hidung
(--)
Mulut lidah tifoid (-) bibir pucat (-) bibir kering (+) bibir sianosis (-) gusi
berdarah (-) pursed lip breathing (-) gigi palsu (-) karies (-)
Tenggorok T1-1 faring hiperemis (-)
Leher trakea ditengah pembesaran nnll (--) JVP R+0
Thorax pectus excavatus(+) retraksi suprasternal(-)retraksi
supraklavikular(-)
retraksi intercostal (--) sela iga melebar (++) sela iga mendatar
(++) spider naevi (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
13
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
kesalahan
3
( 3 )
RECALL
Tanyakan kembali nama tiga benda yang telah disebut di atas
Berikan nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar
9 ( 4 )
BAHASA
a Apakah nama benda ini Perlihatkan pensil atau arloji (2
nilai)
b Ulangi kalimat berikut ldquo JIKA TIDAK DAN ATAU
TAPI (1 nilai)
c Laksanakanlah 3 buah perintah ini Peganglah selembar
kertas dengan tangan kananmu lipatlah kertas tersebut
pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai )
d Bacalah dan laksanakanlah perintah berikut ldquo
PEJAMKAN MATA ANDArdquo (1 nilai)
e Tuliskanlah sebuah kalimat (1 nilai)
f Tirulah gambar ini (1 nilai )
Jumlah skor 19
Kategori Skor 24-30 normal
17-23 Probable gangguan kognitif
0-16 definite gangguan kognitif
Skor 19
Kesan probable gangguan kognitif
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis II Z 032 tidak ada diagnosis
Aksis III
Aksis IV Stresor penyakit
Aksis V GAF 80 (gejala sementara amp dapat diatasi disabilitas ringan dalam sosial)
12
B DATA OBJEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 di Bangsal Geriatri
RSUP Dr Kariadi Semarang
Keadaan umum Tampak sakit lemah terpasang infus RL 20 tpm dan O2 nasal canul
dispneu drsquo effort (-) orthopneu(-)
Kesadaran Composmentis GCS E4V5M6=15
Tanda vital TD 14090 mmHg
RR 28xmenit
N 72xmenit irreguler isi dan tegangan kurang pulsus
alternans (+)
t 3600C
Status gizi BB 46 kg
TB 152 cm
IMT 1991 kgm2
Kesan Normoweight
Kepala rambut putih kerutan dahi (++) simetris
Kulit turgor kulit kurang erupsi kulit (-)
Mata konjungtiva palpebra pucat (++) air mata (++) kelopak mata
cekung (--) edema palpebra (--) pupil bulat isokor (4mm4mm) refleks cahaya (++)
Telinga tes bisik ADS (16 ndash 16) discharge -- nyeri (--)
Hidung discharge (--) obstruksi (--) septum deviasi (-) nafas cuping hidung
(--)
Mulut lidah tifoid (-) bibir pucat (-) bibir kering (+) bibir sianosis (-) gusi
berdarah (-) pursed lip breathing (-) gigi palsu (-) karies (-)
Tenggorok T1-1 faring hiperemis (-)
Leher trakea ditengah pembesaran nnll (--) JVP R+0
Thorax pectus excavatus(+) retraksi suprasternal(-)retraksi
supraklavikular(-)
retraksi intercostal (--) sela iga melebar (++) sela iga mendatar
(++) spider naevi (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
13
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
B DATA OBJEKTIF
1 PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan tanggal 28 Januari 2013 pukul 0800 di Bangsal Geriatri
RSUP Dr Kariadi Semarang
Keadaan umum Tampak sakit lemah terpasang infus RL 20 tpm dan O2 nasal canul
dispneu drsquo effort (-) orthopneu(-)
Kesadaran Composmentis GCS E4V5M6=15
Tanda vital TD 14090 mmHg
RR 28xmenit
N 72xmenit irreguler isi dan tegangan kurang pulsus
alternans (+)
t 3600C
Status gizi BB 46 kg
TB 152 cm
IMT 1991 kgm2
Kesan Normoweight
Kepala rambut putih kerutan dahi (++) simetris
Kulit turgor kulit kurang erupsi kulit (-)
Mata konjungtiva palpebra pucat (++) air mata (++) kelopak mata
cekung (--) edema palpebra (--) pupil bulat isokor (4mm4mm) refleks cahaya (++)
Telinga tes bisik ADS (16 ndash 16) discharge -- nyeri (--)
Hidung discharge (--) obstruksi (--) septum deviasi (-) nafas cuping hidung
(--)
Mulut lidah tifoid (-) bibir pucat (-) bibir kering (+) bibir sianosis (-) gusi
berdarah (-) pursed lip breathing (-) gigi palsu (-) karies (-)
Tenggorok T1-1 faring hiperemis (-)
Leher trakea ditengah pembesaran nnll (--) JVP R+0
Thorax pectus excavatus(+) retraksi suprasternal(-)retraksi
supraklavikular(-)
retraksi intercostal (--) sela iga melebar (++) sela iga mendatar
(++) spider naevi (-)
Cor
Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
13
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V Linea Mid Clavicula Sinistra tidak kuat
angkat thrill (-) pulsasi epigastrial (-)
Perkusi Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra
Batas kanan SIC V linea parasternalis dextra
Batas kiri SIC VI Linea Mid Clavicula Sinistra
Pinggang jantung melebar
Auskultasi HR= 72xmenit reguler BJ I-II normal bising (-) gallop (-)
Pulmo Anterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan kiri wheezing (+)
Pulmo Posterior
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis
Palpasi stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi Hemithorax dextra redup setinggi SIC II ke bawah
Hemithorax sinistra redup setinggi SIC II ke bawah
Auskultasi suara dasar bronkial suara tambahan (+) ronkhi basah kasar di seluruh
lapangan paru kanan dan paru kiri wheezing (+)
Abdomen
Inspeksi cembung venektasi (-)
Auskultasi bising usus (+) meningkat bruit (-)
Perkusi timpanipekak sisi (+) normal pekak alih (-) area traube timpani
Palpasi supel hepar dan lien tak teraba nyeri tekan (-) ballotement (-)
Ekstremitas superior inferior
Oedem -- --
Akral dingin -- --
Sianosis -- --
Clubbing finger -- --
Cap Refill lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo lt2rdquo
Trofi eutrofi eutrofi
Refleks fisiologis + N + N
14
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Refleks Patologis -- --
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (25 Januari 2013)
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Hemoglobin 1160 gr 1220 gr 1200-1500
Hematokrit 361 385 350-470
Eritrosit 409 jutammk 411 jutammk 390-560
MCH 2830 pg 2960 pg 2700-3200
MCV 8830 fL 9370 fL 7600-9600
MCHC 3210 gdL 3160 gdL 2900-3600
Leukosit 1270 ribummk 1030 ribummk 400-1100
Trombosit 2210 ribummk 1960 ribummk 1500-4000
RDW 1360 1460 1160 ndash 1480
MPV 740 fL 801 fL 400 ndash 1100
Kimia Klinik
Pemeriksaan Hasil 25 Januari 2013 Hasil 26 Januari 2013 Nilai normal
Glukosa sewaktu 133 mgdL 74-106
Glukosa puasa - 87 mgdL Baik 80-109
Sedang110-125
Buruk gt=126
Glukosa PP 2 jam - 143 mgdL Baik80-140
Sedang145-179
Burukgt=180
Ureum 37 mgdL 48 mgdL 15-39
Creatinin 095 mgdL 100 mgdL 060-130
Asam urat - 470 mgdL 260 ndash 720
Kolesterol - 180 mgdL 50 ndash 200
Trigliserida - 76 mgdL 30 ndash 150
Protein total 73 grdL 64 ndash 82
Albumin 32 grdL 34 ndash 50
15
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Globulin 410 grdL 230 ndash 350
Bilirubin total 083 mgdL 000 -100
Bilirubin direk 021 mgdL 000 ndash 030
AST 25 UL 15 ndash 37
ALT 25 UL 30 ndash 65
Alkali fosfatase 960 UL 500 ndash 1360
Gama GT 20 UL 5 ndash 85
Elektrolit
Natrium 135 mmolL 136-145
Kalium 36 mmolL 35-51
Chlorida 97 mmolL 98-107
Calcium 224 mmolL 212-252
Magnesium 087 mmolL 074-099
URIN LENGKAP (26 Januari 2013)
Warna Kuning jernih
pH 600
Berat jenis 1020
Protein 150 mgdL Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Bilirubin 10 mgdL Negatif
Aseton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Sedimen
Epitel 249 uL
Epitel 5 ndash 8 LPK
00 ndash 400
Leukosit 369 uL
Leukosit 3 ndash 5 LPB
00 ndash 200
Eritrosit 1038 uL
Eritrosit 4 ndash 8 LPB
00 ndash 250
Kristal 08uL 00 ndash 100
Silinder Hyalin 625uL 00 ndash 120
16
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Silinder patologi 361uL 00 ndash 050
Granula kasar 0 ndash 1 LPK -
Granula halus 1 ndash 3LPK -
Epitel NegatifLPK -
Eritrosit NegatifLPK -
Leukosit NegatifLPK -
Mukus 662uL 000 ndash 050
Benang mukus +POS -
Yeast Cell 00uL 00 ndash 250
Bakteri 716uL
+POS
00 ndash 1000
Epitel tubulus 178uL 00 ndash 60
Sperma 00uL 00 ndash 30
Kepekatan 118
EKG
HR 80 x mnt
Irama sinus aritmia
Axis normoaxis
Gel P P mitral (+)
PR interval 02 s
QRS komplek 008 s
ST segmen isoelektrik
Gel T 008 s
T inverted (-)
Tall T (-)
R S di V1 lt 1mm
S di V1 + R di V56gt35mm
RSRrsquo di V1 V2
Kesan aritmia sinus
HASIL KONSUL MATA (25 Desember 2013)
Visus ODS 360
Palpebra edema (--)
Segmen anterior tenang
17
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Lensa keruh tidak rata
Fundus Refleks (+) kurang cemerlang
Funduskopi
Kesan papil N II bulat tegas kuning kemerahan CDR 03
Tidak didapatkan papil edem dan retinopati diabetika dan retinopati hipertensi
IV DAFTAR ABNORMALITAS
1 Muntah
2 Mual
3 BAB cair 3 kali
4 Lemas
5 Batuk berdahak sulit keluar
6 Demam nglemeng
7 Pusing berputar saat berdiri
8 RPD Riwayat sakit darah tinggi (+) sejak lebih dari 5 tahun lalu tetapi tidak
minum obat secara teratur
9 RPD riwayat jatuh karena tersandung 5 bulan lalu luka robek sudah dijahit sejak
saat itu pendengaran berkurang sering pusing berputar ingatan berkurang
10 TD = 140100 mmHg
11 Perkusi Batas kiri jantung SIC V Linea Mid Clavicularis Sinistra
12 Auskultasi jantung
13 Inspeksi pulmo sela iga melebar (gt 2 jari) dan mendatar
14 Auskultasi pulmo suara dasar bronkial (++) suara tambahan (+) ronkhi basah
halus dan wheezing di seluruh lapangan paru kanan dan kiri
15 EKG
16 Lensa ODS keruh tidak merata
17 Hematologi Hb 1160 gr
18 Hematologi Leukosit 1270 ribummk
19 Kimia klinik Ureum 48 mgdL
20 Kimia Klinik GDS 133 mgdL Glukosa PP 2jam 143 mgdL
21 Kimia Klinik Albumin 32 gdL Globulin 410 gdL
22 Elektrolit Na 135 mmolL Cl 97 mmolL
23 Urinalisis protein 150 gdL Bilirubin 10 gdL
18
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
24 Sedimen urin Leukosit 3-5LPB eritrosit 4-8LPB Silinder hialin 625uL silinder
patologi 361uL
25 Skor Mini Mental Status 19 ( probable gangguan kognitif)
V DAFTAR MASALAH
A Sindroma Geriatri
Sindroma serebral (-)
Konfusio (-)
Gangguan otonom (-)
Inkontinensia (+)
Jatuh (+)
Kelainan tulang atau patah tulang (-)
Dekubitus (-)
B AKS
The 14 I
Immobility
Impaction
Instability
Iatrogenik
Intelectual impairment
Insomnia
Inkontinensia
Isolation
Impotence
Imuno deficiency
Infection
Inaniaton
Impairment of vision smell hearing
Impecunity
C Problem
1 Diare Akut tanpa dehidrasi (
2 Hipertensi Stage I (810)
19
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
3 Hypertension Heart Disease (56789101112131415)
4 Infiltrat paru (4111417)
5 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik(18)
6 Anemia Normositik Normokromik (16)
7 Gangguang Kognitif (20)
8 Toleransi Glukosa Terganggu (19)
VI RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1 Gastoenteritis akut
Assesment Inflamatory
Non-inflamatory
Ip Dx pemeriksaan tinja darah tepi lengkap (hemoglobin hematokrit leukosit
hitung jenis leukosit)
Ip Rx infus RL 20 tpm
Diet lunak RG 1500 kkal
New diatab 3x2 tab
Injeksi ranitidin 3 x 1 ampul
Ip Mx frekuensi dan jumlah BAB cair + muntah cek diuresis
Ip Ex - Menyarankan untuk selalu menjaga kebersihan dalam pengolahan dan
penyajian makanan yang akan dikonsumsi
- Mencuci tangan sebelum makan
- Mengajarkan kepada penderita bagaimana cara menampung feses untuk sampel
pemeriksaan
2 Infiltrat Paru
Assesment Hospital Aqcuired Pneumonia
Community Aqcuired Pneumonia
Ip Dx pemeriksaan sputum BTA 3x bakteri jamur kultur sputum
Ip Rx ambroxol 3 x 30 mg
Injeksi ceftriaxon 1 x 2 gr iv
Ip Mx frekuensi pernapasan retraksi tanda-tanda sianosis
Ip Ex
- Menyarankan untuk makan teratur sesuai diet rumah sakit
- Menyarankan untuk tampung dahak untuk pemeriksaan
20
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
- Menyarankan keluarga untuk menepuk-nepuk punggung pasien untuk membantu
pengeluaran dahak
3 Suspek Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
4 Hipertensi stage I
Assesment - Etiologi primer
Etiologi sekunder (Glandula Suprarenal Tiroid Reno vascular
hypertension)
Ip Dx kimia darah USG abdomen cek urin hormon T3 T4 renogram
Ip Rx Captopril 3x125 mg
Amlodipin 1x5 mg
Diit lunak rendah garam 1500 kkal
Ip Mx KU amp TV tiap 6 jam
Ip Ex Edukasi mengenai perubahan gaya hidup
Mengurangi makanan yang banyak mengandung garam
Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam di rumah
Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat antihipertensi
secara teratur
5
21
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
6 Hypertension Heart Disease
Assesment - Diagnosis Etiologi Hipertensi Stage II
- Diagnosis Anatomis LVH
- Diagnosis Fungsional CHF NYHA II
Ip Dx Tekanan Darah x-foto thorax AP EKG ulang echokardiografi darah
rutin dan kimia klnik
Ip Rx - Infus RL 20 tpm
- Captopril 3x125 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Diit Lunak 1500 kkal rendah garam
- Spironolakton 1x25 mg
Ip Mx KU amp TV tiap 4 jam
Ip Ex - Memberikan penjelasan pada pasien tentang penyakitnya
- Edukasi mengenai perubahan life style
(1) Mengurangi diet makanan berlemak amp mengurangi makanan
yang banyak mengandung garam
(2) Exercise Olahraga sedang seperti jalan pagi atau senam
- Edukasi untuk rutin kontrol ke dokter dan minum obat
antihipertensi secara teratur
7 Pneumoni
Assesment HAP
Ip Dx pemeriksaan bakteriologik
IP Rx O2 3Lm
Terapi empirik AB
Ambroxol 3x30 mg
IP Mx Keluhan Umum tanda vital keluhan sesak dan demam
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk mengetahui bakteri penyebab
8 Azotemia
Assesment Etiologi Pre-renal renal
Ip Dx USG Abdomen
22
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
IP Rx Diet rendah uremi
IP Mx balance cairan ureum kreatinin ulang 3 hari post rehidrasi
IP Ex menjelaskan kepada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan USG
Menyeimbangkan cairan input dan output
Mengedukasi pasien tentang diet rendah uremi dan modifikasi gaya
hidup
9 Anemia Normositik Normokromik
Assesment Penyakit kronik
Intake kurang
Ip Dx Gambaran darah tepi hitung jenis retikulosit
Ip Rx -
Ip Mx tanda-tanda anemia Hb
Ip Ex - Habiskan makanan (diet) dari rumah sakit
- Menjelaskan tentang pemeriksaan tambahan yang akan dilakukan untuk
mengetahui penyebab penyakit
10 Gangguan Kognitif
Assesment konfusio (penyebab kardiovaskular Hypertension Heart Disease)
Ip Dx -
Ip Rx tirah baring memberikan posisi yang baik untuk kenyamanan pasien dan
lain-lain akan membantu pemulihan kesadaran pasien terapi medikamentosa HHD
Ip Mx keadaan umum kesadaran pasien
Ip Ex menjelaskan kepada keluarga pasien supaya sabar dalam mendukung proses
kesembuhan pasien karena kondisi lansia yang berbeda dengan golongan umur lain
11 Episode Depresif Ringan
Assesment -
Ip Dx -
Ip Rx Mianserin 1x30 mg
Ip Mx -
Ip Ex dari posisi tidur ke berdiri diharapkan untuk lebih berhati-hati dan berdiri
perlahan Karena obat ini memiliki efek samping hipotensi ortostatik (namun
minimal sekali)
23
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
12
13 Efusi Pleura Kanan Minimal
Assesment jenis eksudat transudat
Ip Dx protein cairan pleura LDH cairan pleura sel darah putih dan hitung jenis
pada cairan pleura
Ip Rx O2 3Lm
Ip Mx keluhan sesak
Ip Ex menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit dan
prognosis penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA amp PEMBAHASAN
24
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
1 GERIATRI
Menua atau menjadi tua merupakan proses yang dialami oleh semua orang dan tidak
dapat dihindari Yang dapat diusahakan adalah tetap sehat ada saat menua Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen yang dapat menjadi faktor risiko penyakit
degeneratif yang bisa dimulai sejak usia muda atau produktif namun bersifat subklinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi selera makan lansia antara lain sebagai berikut
1 Kehilangan gizi Usia tua merusak gigi dan gusi sehingga menimbulkan kurang nyaman
atau muncul rasa sakit saat mengunya makanan
2 Kehilangan indera perasa dan penciuman Hilangnya indera perasa dan penciuman akan
menurunkan nafsu makan Selain itu sensitivitas rasa manis dan asin berkurang
3 Berkurangnya cairan saluran cerna (pepsin) dan enzim-enzim pencernaan proteolitik
4 Berkurangnya sekresi saliva menimbulkan dalam menelan
5 Penurunan motilitas usus akan mmeperpanjang waktu transit di saluran gastrointestinal
sehingga menimbulkan pembesaran perut dan konstipasi
11 Status Gizi Lansia
Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh proses menua Proses menua sangat individual
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Beberapa indikator keadaan gizi kurang
(buruk) pada lansia adalah
1 Penurunan berat badan secara berkelanjutan lsquo
2 Rasio berat badan terhadap tinggi badan yang rendah atau tinggi secara bermkna
3 Penurunan serum protein yang berwarna
4 Asupan gizi dan energi dibawah AKG
5 Penurunan bermakna lingkar lengan atas
6 Penurunan bermakna tebal lipatan
7 Munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan gizi seperti osteoporosis
defisiensi folat dan vitamin B12
Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO
(WHO1999) adalah sebagai berikut 2
IMT Status Gizi
25
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
lt 20 kgm2
20-25 kgm2
25-30 kgm2
gt30 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
Obesitas
Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005)
ditampilkan pada tabel berikut
IMT Status Gizi
lt 185 kgm2
185-25 kgm2
gt 25 kgm2
Gizi kurang (underweight)
Normal
Gizi lebih (overweight)
22 Sindrom Geriatri
Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema
klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric
giants adalah
1 Sindrom serebral
2 Konfusio
3 Gangguan otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia
terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa
pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase
Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN
1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan
pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
4 Inkontinensia
5 Jatuh
Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau
di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran
stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara
lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan
( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit
26
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA
Stroke serangan kejang Parkinson)
6 Kelainan tulang dan patah tulang
7 Dekubitus
23 Depresi Pada Lansia
3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal
yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan
kegembiraan
3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
Gejala lainnya yang lazim
1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
2 Harga diri dan percaya diri berkurang
3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
6 Tidur terganggu
7 Nafsu makan berkurang
Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala
utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila
gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu
makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan
Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi
fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
2 HIPERTENSI
21 DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi
peningkatan tekanan darah dari normal Kriteria seseorang dikatakan hipertensi mengacu
pada sistem klasifikasi yang ada saat ini yaitu JNC 7 Klasifikasi hipertensi penting adanya
27
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
untuk penentuan diagnosis dan kebijakan praktisi dalam penanganan tekanan darah tinggi
yang optimal mengingat komplikasi yang ditimbulkan
22 KLASIFIKASI HIPERTENSI
Menurut JNC 7 tekanan darah dibagi dalam 4 klasifikasi yakni normal pre-
hipertensi hipertensi stage 1 dan hipertensi stage 2 (Tabel 1) Klasifikasi ini berdasarkan
pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran tekanan darah yang baik yang
pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk dalam setiap kunjungan berobat
Tabel1 Klasifikasi dan Penanganan Tekanan Darah Tinggi pada Orang Dewasa
Klasifikasi
Tekanan
Darah
Tekanan
Darah
Sistolik
(mmhg)
Tekanan
Darah
Diastoli
k
(mmhg)
Modifikasi
Gaya
Hidup
Obat Awal
Tanpa indikasi Dengan
Indikasi
Normal lt120 lt 80 Anjuran Tidak perlu
menggunakan obat
anti hipertensi
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Pre
Hipertensi
120 ndash 139 80 ndash 89 Ya
Hipertensi
Stage I
Hipertensi
Stage II
140 ndash 159
ge160
90 ndash 99
ge100
Ya
Ya
Untuk semua kasus
gunakan diuretik
jenis thiazide dengan
pertimbangan ACEi
ARB BB CCB atau
kombinasikan
Gunakan kombinasi
2 obat (biasanya
diuretik jenis
thiazide) dan
ACEiARBBBCCB
Gunakan obat
yang spesifik
dengan
indikasi
(risiko)
Kemudian
tambahkan
dengan obat
anti hipertensi
(diuretik
ACEi ARB
BB CCB)
seperti yang
dibutuhkan
28
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Pasien dengan pre-hipertensi memiliki resiko dua kali lipat untuk berkembang
menjadi hipertensi Dimana berdasarkan dari tabel tersebut diakui perlu adanya peningkatan
edukasi pada tenaga kesehatan dan masyarakat mengenai modifikasi gaya hidup dalam
rangka menurunkan dan mencegah perkembangan tekanan darah ke arah hipertensi
Modifikasi gayahidup merupakan salah satu strategi dalam pencapaian tekanan darah target
mengingat hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang disebabkan oleh
perilaku gaya hidup yang salah
23 FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu sebagai berikut
Usia
Risiko terjadinya hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia Pada usia
pertengahan tahun laki ndash laki lebih berisiko untuk mengalami hipertensi sedangkan
wanita lebih berisiko untuk mengalami hipertensi setelah menopause
Ras
Hipertensi lebih sering terjadi pada ras hitam seringkali terjadi pada usia muda jika
dibandingkan dengan ras kulit putih putih Komplikasi serius seperti stroke dan
serangan jantung lebih sering terjadi pada ras kulit hitam
Riwayat keluarga
Overweight atau obesitas
Individu dengan overweight dan obesitas memiliki risiko untuk mengalami hipertensi
Semakin tinggi berat badan seseorang semakin besar pasokan darah yang diperlukan
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan Seiring dengan peningkatan
volume yang melalui pembuluh darah maka tekanan pada dinding kapiler pun
meningkat
Kurang aktif bergerak
Individu yang kurang aktif secara fisik memiliki kecenderungan memiliki denyut
jantung lebih tinggi Semakin tinggi detak jantung semakin berat jantung harus
bekerja di setiap kontraksi dan semakin kuat tekanan pada arteri Selain itu kurang
aktivitas fisik meningkatkan risiko kegemukan
Merokok
Merokok tidak hanya akan meningkatkan tekanan darah sementara tetapi zat kimia
yang terkandung di dalamnya akan merusak permukaan dinding arteri hal ini akan
menyebabkan arteri akan menyempit dan tekanan darah akan meningkat
Diet tinggi garam ( sodium)
29
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Diet tinggi garam dapat menyebabkan retensi cairan tubuh yang akan meningkatkan
tekanan darah
Diet kurang potasium
Potasium membantu menyeimbangkan kadar sodium dalam sel Diet kurang potasium
akan menyebabkan akumulasi sodium dalam darah
Diet kurang vitamin D
Mekanisme defisiensi vitamin D dengan peningkatan tekanan darah belum
sepenuhnya dimengerti Vitamin D diduga berefek pada enzim yang diproduksi oleh
ginjal yang akan mempengaruhi tekanan darah
Alkohol
Mengkonsumsi banyak alkohol dapat menyebabkan tubuh melepaskan hormon yang
dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung
Stres
Penyakit kronik
Individu yang menderita kolesterol diabetes penyakit ginjal kronik dan sleep apneu
berisiko untuk mengalami hipertensi
24 PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
30
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
25 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI
31
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Modifikasi gaya hidup
Target tekanan darah tidak terpenuhi (lt14090 mmHg) atau (lt13080 mmHg
pad pasien DM penyakit ginjal kronik ge 3 faktor risiko atau adanya penyakit
penyerta tertentu)
Obat antihipertensi inisial
Dengan indikasi khusus Tanpa indikasi khusus
Obat-obatan untuk indikasi khusus tersebut ditambah obat antihipertensi (diuretik ACEi
BB CCB)
Hipertensi tingkat I(sistolik 140-159 mmHg
atau diastolik 90-99 mmHg)
Diuretik golongan Tiazide Dapat
dipertimbangkan pemberian ACEi BB CCB atau kombinasi)
Hipertensi tingkat II(sistolik 160 mmHg atau diastolik gt100 mmHg)Kombinasi dua obat
Biasanya diuretik dengan ACEi atau BB atau CCB
Target tekanan darah tida terpenuhi
Optimalkan dosis obat atau berikan tambahan obat antihipertensi lain Pertimbangkan untuk konsultasi
dengan dokter spesialis
32
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
1 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi gaya hidup yang sehat oleh semua pasien hipertensi merupakan suatu cara
pencegahan tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak terabaikan dalam
penanganan pasien tersebut Modifikasi gaya hidup memperlihatkan dapat menurunkan
tekanan darah yang meliputi penurunan berat badan pada pasien dengan overweight
atauobesitas Berdasarkan pada DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension)
perencanaan diet yang dilakukan berupa makanan yang tinggi kalium dan kalsium rendah
natrium olahraga dan mengurangi konsumsi alkohol Modifikasi gaya hidup dapat
menurunkan tekanan darah mempertinggi khasiat obat anti hipertensi dan menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler Sebagai contohnya adalah konsumsi 1600 mg natrium
memiliki efek yang sama dengan pengobatan tunggal Kombinasi dua atau lebih modifikasi
gaya hidup dapat memberikan hasil yang lebih baik Berikut adalah uraian modifikasi gaya
hidup dalam rangka penanganan hipertensi (Tabel 2)
Tabel 2 Modifikasi Gaya Hidup
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
Penurunan
Tekanan Darah
Sistolik (Skala)
Menurunkan Berat
Badan
Memelihara Berat Badan Normal ( Indeks
Massa Tubuh 185 ndash 249 kgm2)
5 ndash 20 mmhg 10 kg
penurunan berat
badan
Melakukan pola diet
berdasarkan DASH
Mengkonsumsi makanan yang kaya
dengan buah ndash buahan sayuran produk
makanan yang rendah lemak dengan kadar
8 ndash 14 mmhg
33
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
lemak total dan saturasi yang rendah
Diet rendah natrium Menurunkan intake Garam sebesar 2 ndash 8
mmhg tidak lebih dari 100 mmol per hari
(24 gram Na atau 6 gram garam)
2 ndash 8 mmhg
Olahraga Melakukan kegiatan aerobik fisik secara
teratur seperti jalan cepat ( paling tidak 30
menit per hari setiap hari dalam seminggu)
4 ndash 9 mmhg
Membatasi Penggunaan
alcohol
Membatasi konsumsi alkohol tidak lebih
dari 2 gelas ( 1 oz atau 30 ml ethanol
misalnya 24 oz bir 10 oz anggur atau 3 oz
80 whiski) per hari pada sebagian besar
laki ndash laki dan tidak lebih dari 1 gelas per
hari pada wanita dan laki ndash laki yang lebih
kurus
2 ndash 4 mmhg
2 Terapi Farmakologi
Terdapat beberapa data hasil percobaan klinik yang membuktikan bahwa semua kelas
obat antihipertensi seperti angiotensin converting enzim inhibitor (ACEI) angiotensin
reseptor bloker (ARB) beta-bloker (BB) kalsium chanel bloker (CCB) dan diuretik
jenistiazide dapat menurunkan komplikasi hipertensi yang berupa kerusakan organ target
Diuretik jenis tiazide telah menjadi dasar pengobatan antihipertensi pada hampir semua hasil
percobaan Percobaan-percobaan tersebut sesuai dengan percobaan yang telah dipublikasikan
baru-baru ini oleh ALLHAT (Anti hipertensive and Lipid Lowering Treatment to Prevent
Heart Attack Trial) yang juga memperlihatkan bahwa diuretik tidak dapat dibandingkan
dengan kelas antihipertensi lainnya dalam pencegahan komplikasi kardiovaskuler Selain itu
diuretik meningkatkan khasiat penggunaan regimen obat antihipertensi kombinasi yang
dapat digunakan dalam mencapai tekanan darah target dan lebih bermanfaat jika
dibandingkan dengan agen obat antihipertensi lainnya Meskipun demikian sebuah
pengecualian didapatkan pada percobaan yang telah dilakukan oleh Second Australian
National Blood Pressure yang melaporkan hasil penggunaan obat awal ACEI sedikit lebih
baik pada laki-laki berkulit putih dibandingkan pada pasien yang memulaipengobatannya
dengan diuretikObat diuretik jenis tiazide harus digunakan sebagai pengobatan awal pada
semua pasiendengan hipertensi baik penggunaan secara tunggal maupun secara kombinasi
34
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
dengan satukelas antihipertensi lainnya (ACEI ARB BB CCB) yang memperlihatkan
manfaat penggunaannya pada hasil percobaan random terkontrol
Jika salah satu obat tidak dapat ditoleransi atau kontraindikasi sedangkan kelas
lainnya memperlihatkan khasiat dapat menurunkan resiko kardiovaskuler obat yang
ditoleransi tersebut harus diganti dengan jenis obat dari kelas berkhasiat tersebut Sebagian
besar pasien yang mengidap hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi
untuk mendapatkan sasaran tekanan darah yang seharusnya Penambahan obat kedua dari
kelas yang berbeda harus dilakukan ketika penggunaan obat tunggal dengan dosis adekuat
gagal mencapai tekanan darah target Ketika tekanan darah lebih dari 2010mmHg di atas
tekanan darah target harus dipertimbangkan pemberian terapi dengan duakelas obat
keduanya bisa dengan resep yang berbeda atau dalam dosis kombinasi yang telahdisatukan
(tabel 3) Pemberian obat dengan lebih dari satu kelas obat dapat meningkatkan kemungkinan
pencapaian tekanan darah target pada beberapa waktu yang tepat namun harustetap
memperhatikan resiko hipotensi ortostatik utamanya pada pasien dengan diabetesdisfungsi
autonom dan pada beberapa orang yang berumur lebih tua Penggunaan obat-obat generik
harus dipertimbangkan untuk mengurangi biaya pengobatan
Tabel 3 Daftar obat Anti hipertensi
Kelas Obat (nama generik) Dosis
Penggunaan
(mg hari)
Frekuensi
penggunaan
per hari
Diuretik Thiazide - Klortihiazide
- Chlortalidone
- Hidrochlorthiazide
- Polythiazide
- Indapamide
- Metalazone
125 ndash 500
125 ndash 25
125 ndash 50
2 ndash 4
125 ndash 25
05 ndash 01
1-2
1
1
1
1
1
Loop diuretic - Bumetanide
- Furosemide
- Tosemid
05 ndash 1
20 ndash 80
25 ndash 10
2
2
1
Diuretik hemat kalium - Amiloride
- Triamterene
5 ndash 10
50 ndash 100
1 ndash 2
1 ndash 2
Aldosteron Reseptor - Eplerenone 50 ndash 100 1
35
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
blocker - Spironolakton 25 ndash 50 1
Beta blocker - Atenolol
- Betaxolol
- Bisoprolol
- Metaprolol
- Metoprolol
- Nadolod
- Propanolol
- Propanolol long acting
- Timolol
25 ndash 100
5 ndash 20
25 ndash 10
50 ndash 100
50 ndash 100
40 ndash 120
40 ndash 160
60 ndash 180
20 ndash 40
1
1
1
1 ndash 2
1
1
2
1
2
Beta blocker aktivitas
simpatomimetik
- Acebutolol
- Penbutolol
- Pindolol
200 ndash 800
10 ndash 40
10 ndash 40
2
1
2
Kombinasi Alfa dan
Beta Blocker
- Carvedilol
- Labetalol
125 ndash 50
200 ndash 800
2
2
ACEi - Benazepril
- Captopril
- Enalapril
- Fosinopril
- Lisinopril
- Moexipril
- Perindopril
- Quinapril
- Ramipril
- Trandolapril
10 ndash 40
25 ndash 100
5 ndash 40
10 ndash 40
10 ndash 40
75 ndash 30
4 ndash 8
10 ndash 80
25 ndash 20
1 ndash 4
1
2
1 ndash 2
1
1
1
1
1
1
1
Angiotensinogen II
Antagonis
- Candesartan
- Eprosartan
- Irbesartan
- Losartan
- Olmesartan
- Telmisartan
- Valsartan
8 ndash 32
400 -800
150 ndash 300
25 ndash 100
20 ndash 40
20 ndash 80
80 ndash 320
1
1 ndash 2
1
1 ndash 2
1
1
1 ndash 2
CCB ndash Non - Diltiazem extended 180 ndash 240 1
36
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Dihidropiridin release
- Verapamil immediate
release
- Verapamil long acting
- Verapamil
80 ndash 320
120 ndash 480
120 ndash 360
2
1 ndash 2
1
CCB - Dihidropiridin - Amlodipine
- Felodipine
- Isradipine
- Nicardipine sustained
release
- Nifedipine long acting
- Nisoldipine
25 ndash 10
25 ndash 20
25 ndash 10
60 ndash 120
30 ndash 60
10 ndash 40
1
1
2
2
1
1
Alpha 1 Bloker - Doxazosin
- Prazosin
- Terazosin
1 ndash 16
2 ndash 20
1 ndash 20
1
2 ndash 3
1 ndash 2
Alpha 2 Agonis
sentral dan obat
lainnya yang bekerja
sentral
- Clonidine
- Clonidine patch
- Methyldopa
- Reserpin
- Guanfacine
01 ndash 08
01 ndash 03
250 ndash 1000
01ndash 025
05 ndash 2
2
1 Minggu
2
1
1
Vasodilator langsung - Hydralazine
- Minoxidil
25 ndash 100
25 ndash 80
2
1 ndash 2
Kombinasi obat yang direkomendasikan adalah
- Diuretik dan β blocker
- Diuretik dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonist
- Calcium antagonist dan diuretik
- Calcium antagonist dan B Blocker
- Calcium antagonis dan ACE inhibitor atau angiotensin receptor antagonis
- α blocker dan β blocker
- Kombinasi lain obat efek sentral demham ACE inhibitor dan angiotensin receptor
antagonist
37
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Pemilihan obat-obat harus didasarkan pula pada kemungkinan efek samping yang dapat
memperberat gangguan pada organ target atau penyakit komorbidnya Beberapa pilihan
obat yang dapat dipakain dalam keadaan khusus
1 Hipertrofi Ventrikel Kiri
Regresi ventrikel kiri dapat dicapai dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan barat badan pembatasan natrium dan terapi dengan semua obat hipertensi
kecuali vasodilator langsung seperti hydralazine dan minoxidil
2 Penyakit Jantung Iskemi
PJI merupakan komplikasi hipertensi yang paling sering Pada penderita hipertensi
dengan angina stabil pilihan pertama terapi adalah β blocker dan sebagai alternatif adalah
calcium antagonis kerja panjang Penderita dengan angina tak stabil dan infark miokard
akut sebagai terapi pilihan pertama adalh ACE inhibitor dan β blocker dengan tambahan
obat lain jika perlu Penderita dengan pasca infark miokard pilihannya adalah ACE
inhibitor β blocker dan antagonis aldosteron terbukti paling menguntungkan
3 Gagal Jantung
Penderita dengan disfungsi ventrikel asimptomatik terapi yang direkomendasikan adalah
ACE inhibitor dan β blocker Penderita dangan disfungsi ventrikel simptomatik dan
penyakit jantung terminal direkomendasikan dengan ACE inhibitor β blocker ARB dan
aldosteron antagonis bersama diuretik loop
4 Diabetes Melitus
Pilihannya adalah thiazide β blocker ACE inhibitor ARB dan calcium antagonis untuk
menurunkan risiko kardiovaskuler dan stroke Untuk menurunkan progresivitas nefropati
diabetik dan albuminuria yang digunakan adalah ARB dan ACE inhibitor ARB terbukti
menurunkan progresivitas makroalbuminuria
5 Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai
1 Fungsi ekskresi menurun dengan perkitraan GFR kurang dari 60mLmenit per
173m2
2 Adanya albuminuria gt 300mghari atau 200mg albumin per gram creatinin
Target terapi bertujuan memperlambat perburukan fungsi ginjal dan mencegah penyakit
jantung dengan target TD lt 13080mmHg Obat yang tampaknya paling menguntungkan
adalah ACE inhibitor dan ARB kecuali bila ada hiperkalemia Pada GFR lt 30mLmenit
per 173m2 diperlukan kombinasi dengan diuretik Loop
38
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
6 Penyakit cerebrovaskular
Risiko dari penurunan mendadak tekanan darah pada stroke akut masih belum jelas
Penurunan tekanan darah sementara sampai 160100mmHg dinilai cukup sampai kondisi
stabil Frekwensi Stroke berulang diturunkan dengan kombinasi ACE inhibitor dan
Thiazide
7 Penyakit Arteri Perifer (PAP)
Risiko PAP setara dengan risiko PJI Setiap jenis obat hipertensi dapat digunakan untuk
PAP Faktor risiko lain harus dikoreksi dan diberi aspirin
8 Hipertensi pada Lanjut Usia
Dua pertiga penderita lanjut usia (gt65 tahun) menderita hipertensi Patofisiologi hipertensi
dan penyakit jantung hipertensif pada usia lanjut sedikit berbeda dengan yang terjadi pada
usia yang lebih muda
Akibat perubahan dinding aorta dan pembuluh darah akan terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik tanpa perubahan tekanan darah diastolik Peningkatan TD
sistolik akan meningkatkan beban kerja jantung dan pada akhirnya akan
mengakibatkan penebalan dinding ventrikel kiri sebagai usaha
kompensasiadaptasi
Hipertrofi ventrikel ini yang awalnya adalah untuk adaptasi lama-kelamaan malah
akan menambah beban kerja jantung dan menjadi suatu proses patologis
Terjadi penurunan fungsi ginjal akibat penurunan jumlah nefron sehingga kadar
renin darah akan turun Sehingga sistem renin-angiotensin diduga bukan sebagai
penyebab hipertensi pada lansia
Terjadi perubahan pengendalian simpatis terhadap vaskular Reseptor α-
adrenergik masih berespons tapi reseptor szlig-adrenergik menurun responsnya
Terjadi disfungsi endotel sehingga mengakibatkan peningkatan resistensi
pembuluh darah perifer
Terjadi kecenderungan labilitas tekanan darah dan mudah terjadi hipotensi
postural (penurunan tekanan darah sistolik sekitar 20mmHg atau lebih yang
terjadi akibat perubahan posisi dari tidurduduk ke posisi berdiri) Ini terjadi
akibat berkurangnya sensitivitas baroreseptor dan menurunnya volume plasma
Proses aterosklerosis yang terjadi juga dapat menyebabkan hipertensi
Terapi pada lanjut usia prinsipnya sama dengan terapi hipertensi golongan usia muda
tetapi dengan dosis awal yang lebih rendah Dalam beberapa penelitian menunjukkan
39
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
bahwa yang menjadi lini pertama pada terapi hipertensi sistolik terisolasi adalah diuretik
dan Calcium antagonis dihydropyridine
26 KOMPLIKASI
Hipertensi merupakan penyakit primer yang memerlukan penanganan yang tepat
sebelum berkomplikasi ke penyakit lainnya seperti gagal jantung infark miokard
penyakit jantung koroner dan penyakit ginjal yang akhirnya dapat berakhir pada kerusakan
organ Keadaan hipertensi yang disertai dengan penyakit penyerta ini membutuhkan obat
antihipertensi yang tepat yang berdasarkan pada beragam hasil percobaan klinis Penanganan
dengan kombinasi obat kemungkinan dibutuhkan Penentuannya disesuaikan dengan
penilaian pengobatan sebelumnya tolerabilitas obat serta tekanan darah target yang harus
dicapai
27 KRISIS HIPERTENSI
A DEFINISI
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak
( sistol ge 180 mmhg dan atau diastol ge 120 mmhg) pada penderita hipertensi yang
membutuhkan penanggulangan segera
B KLASIFIKASI
1 Hipertensi Emergensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang disertai kerusakan organ target yang
progresif disebut hipertensi emergensi Pada keadaan ini diperlukan tindakan
penurunan tekanan darah yang segera dalam kurun waktu menitjam
2 Hipertensi urgensi
Kenaikan tekanan darah mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target
disebut hipertensi urgensi Penurunan tekanan darah pada keadaan ini harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24 ndash 48 jam
Tabel I Hipertensi emergensi ( darurat )
TD Diastolik gt 120 mmHg disertai dengan satu atau lebih kondisi akut
1048729 Pendarahan intra pranial ombotik CVA atau pendarahan subarakhnoid
1048729 Hipertensi ensefalopati
1048729 Aorta diseksi akut
1048729 Oedema paru akut
1048729 Eklampsi
40
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
1048729 Feokhromositoma
1048729 Funduskopi KW III atau IV
1048729 Insufisiensi ginjal akut
1048729 Infark miokard akut angina unstable
1048729 Sindroma kelebihan Katekholamin yang lain
- Sindrome withdrawal obat anti hipertensi
- Cedera kepala
- Luka bakar
- Interaksi obat
Tabel II Hipertensi urgensi ( mendesak )
1048729 Hipertensi berat dengan TD Diastolik gt 120 mmHg tetapi dengan minimal atau
tanpa kerusakan organ sasaran dan tidak dijumpai keadaan pada tabel I
1048729 KW I atau II pada funduskopi
1048729 Hipertensi post operasi
1048729 Hipertensi tak terkontrol tanpa diobati pada perioperatif
Kedua jenis krisis hipertensi ini perlu dibedakan dengan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik karena baik faktor risiko dan penanggulangannya berbeda
C FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko untuk mengalami krisi hipertensi adalah sebagai berikut 3
Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau minum obat anti hipertensi
Kehamilan
Penggunaan NAPZA
Penderita dengan rangsangan simpatis yg tinggi seperti luka bakar berat
phaechromocytoma penyakit kolagen penyakit vaskuler trauma kepala
Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
D TATALAKSANA KRISIS HIPERTENSI
Penalatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit namun dapat
dilaksanakan di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan
pemberian obat anti hipertensi oral
41
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Tabel 4 Obat ndash obat yang digunakan di Indonesia
Obat Cara
pemberian
Farmakologi Dosis
ACE inhibitor Sublingual Oral
( dikunyah
diisap)
Mulai kerja
SL 10 -15 menit
Oral 15 ndash 30 menit
Efek Maksimal
SL 60 menit
Oral 1 ndash 2 jam
Lama kerja 8 jam
625 ndash 50
mgkali
Central Alpha
Agonis
Oral Mulai kerja 30 ndash 60 menit
Efek Maksimal 2 ndash 4 jam
Lama kerja 3 ndash 12 jam
75 ndash 150
microgkalijam
Total 900 microg
Calcium Channel
Blocker
Oral ( dikunyah
ditelan)
Mulai kerja 5 ndash 20 menit
Efek maksimal 30 ndash 60
menit
Lama kerja 2 ndash 6 jam
Obat alternatif
bila obat lain
tidak ada
Kontraindikasi
pada kasus
krisis hipertensi
dengan
gangguan otak
dan iskemia
jantung
E TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI
1 Penanggulangan hipertensi emergensi harus dilakukan di rumah sakit dengan
fasilitas pemantauan yang memadai
2 Pengobatan parenteral diberikan secara bolus atau infus sesegera mungkin
3 Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan menit sampai jam dengan
langkah sebagai berikut
a 5 menit sd 120 menit pertama tekanan darah rata ndash rata ( mean arterial blood
pressure) diturunkan 20 ndash 25
b 2 sd 6 jam kemudian tekanan darah diturunkan sampai 160 100 mmhg
42
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
c 6 ndash 24 jam berikutnya diturunkan sampai lt 140 90 mmhg bila tidak ada
gejala iskemia organ
3 CONGESTIVE HEART FAILURE
Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompa darah ke
jaringan dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau
kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau
kedua-duanya Secara klinik gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan sesak nafas dan rasa cepat lelah (saat istirahat maupun saat aktivitas) disertai gejala-
gejala bendungan cairan di vena jugularis hepatomegali splenomegali asites dan edema
perifer yang disebabkan oleh kelainan struktur maupun fungsi jantung Gagal jantung
kongestif biasanya dimulai lebih dahulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti
gagal jantung kanan
Faktor predisposisis gagal jantung adalah penyakit yang menurunkan fungsi ventrikel
seperti penyakit arteri koroner hipertensi kardiomiopati penyakit pembuluh darah atau
penyakit jantung kongenital Juga pada keadaan yang membatasi pengisian ventrikel seperti
pada stenosis mitral kardiomiopati dan penyakit perikard
New York Heart Association mengklasifikasikan gagal jantung secara fungsional
menjadi 4 kelas yang dapat digunakan untuk
I
I
Tidak terbatas aktivitas fisik sehari ndash hari tidak memyebabkan
lelah sesak nafas atau palpitasi Timbul gejala sesak atau lelah
pada aktivitas berat
II Sedikit pembatasan aktivitas fisik aktivitas sehari ndash hari
menyebabkan lelah palpitasi sesak nafas atau angina
III Aktivitas fisik sangat terbatas saat istirahat tanpa keluhan
namun aktivitas kurang dari sehari ndash hari menimbulkan gejala
IV Tidak mampu melakukan aktivitas apapun tanpa keluhan gejala
bahkan timbul saat istirahat
Diagnosis gagal jantung ditegakkan berdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik
elektrokardiografi foto thoraks ekokardiografi Doppler dan kateterisasi
a) Anamnesis Dalam anamnesis dapat digunakan kriteria Framingham
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
43
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Kardiomegali Batuk malam hari
Gallop Dispnea drsquoeffort
Peningkatan JVP Pembesaran hati
Refluks hepatojuguler Efusi pleura
Ronkhi basah halus Takikardia
Diagnosis ditegakkan dengan 2 kriteria mayor atau 1 mayor dan 2 minor yang terjadi
pada saat yang bersamaan
b) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peninggian tekanan v
jugularis refluks hepatojugular S3 gallop apeks terdorong ke lateral ronki basah yang
tidak hilang oleh batuk serta edema
c) Elektrokardiografi Hasil EKG yang dihasilkan tergantung penyebab iskemia infark
aritmia blok AV hipertrofi atriumventrikel low voltage gelombang T inverse dll
d) Foto Thoraks Rontgen Thoraks memberikan gambaran kardiomegali opasifikasi
hillus paru bisa sampai ke apex paru corakan vaskuler paru infiltrat kedua paru atau
efusi pleura
e) Ekokardiografi Gambarannya yaitu
Fraksi ejeksi lt 35-40 disfungsi sistolik kelainan katupPJKshunt
Fraksi ejeksi gt 40-50 kelainan katupPJKshunt LVH Perikard
Diagnosis banding untuk gagal jantung diantaranya
1 Penyakit paru pneumonia PPOK asma eksaserbasi akut infeksi berat misalnya
ARDS
2 Penyakit ginjal gagal ginjal akut dan kronik sindroma nefrotik diabetik nefropatik
3 Penyakit hati sirrhosis hepatis
4 Sindroma hiperventilasi psikogenik ansietas berat
Prinsip terapi pada gagal jantung harus dikombinasikan antara terapi nonfarmakologis
dan terapi farmakologis Upaya non farmakologis meliputi tindakan umum yang perlu
dilakukan oleh semua pasien gagal jantung yaitu pembatasan aktivitas fisik pembatasan
masukan cairan diet menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal
jantung sampai edema atau ascites hilang (euvolemik) ACE inhibitor atau Angiostensin
Receptor Blocker dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal
Digitalis diberikan bila didapatkan disritmia atau dengan pengobatan obat tersebut diatas
belum memberikan hasil yang memuaskan Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi apabila
terdapat penurunan fungsi ginjal dan kadar kalium yang rendah Aldosteron antagonist
44
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
dipakai untuk memperkuat efek diuretic atau pada pasien dengan hipokalemia dan pada
beberapa studi menunjukkan penurunan mortalitas dengan pemberian obat jenis ini
31 Hypertension Heart Disease
1 Definisi
Hypertension heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan
penyakit jantung secara keseluruhan mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH) aritmia
jantung penyakit jantung koroner dan penyakit jantung kronis yang disebabkan karena
peningkatan tekanan darah baik secara langsung maupun tidak langsung
Hypertension heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari
hipertensi dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah
mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat
dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial infarction)
2 Patofisiologi
Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap pemompaan
darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah Sebagai akibatnya terjadi
hipertrofi ventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi Hipertrofi ini ditandai dengan
ketebalan dinding yang bertambah fungsi ruang yang memburuk dan dilatasi ruang jantung
Akan tetapi kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung Jantung semakin
terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner Angina pectoris juga dapat terjadi kerana
gabungan penyakit arterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang
bertambah akibat penambahan massa miokard
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang
terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembutuh perifer dan
beban akhir ventrikel kiri Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan
lamanya peningkatan diastol Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-
adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui mungkin sebagai penunjang saja Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas
Fungsi pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi
dan terjadinya aterosklerosis koroner Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang
terjadi adalah difus (konsentrik) Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri Pada
45
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus hipertrofi menjadi tak teratur dan
akhirnya eksentrik akibat terbatasnya aliran darah koroner Khas pada jantung dengan
hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume oleh
karena meningkatnya volum diastolik akhir Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara
menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi) peningkatan tegangan dinding ventrikel
pada saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung serta penurunan efek mekanik pompa
jantung Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik vantrikel kiri berhubungan erat bifa
disertai dengan penyakit jantung koroner
3 Penyebab dan Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi akan meningkatkan kerja jantung dan seiring waktu hal ini dapat
menyebabkan otot jantung menjadi lemah Fungsi jantung sebagai pompa terhadap
peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bilik jantung dan jumlah darah yang
dipompa oleh jantung setiap menit (output jantung) menjadi turun dimana tanpa pengobatan
gejala-gejala kegagalan janutng ingestive dapat berkembang
Tekanan darah tinggi yang paling umum adalah faktor resiko untuk penyakit jantung dan
stroke Ischemic dapat menyebabkan penyakit jantung (penurunan suplai darah ke otot
jantung pada kejadian anginapektoris dan serangan jantung) dari peningkatan pasokan
oksigen yang dibutuhkan oleh otot jantung yang lemah
Tekanan darah tinggi juga memberikan kontribusi untuk bahan dari dinding pembuluh
darah yang pada gilirannya dapat memperburuk atheroscherotis Hal ini juga akan
meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke
4 Pemeriksaan Fisik
Keluhan dan Gejala
Pada tahap awal seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan pasien tidak ada keluhan Bila
simptomatik maka biasanya disebabkan oleh
Peninggian tekanan darah itu sendiri Seperti berdebar-debar rasa melayang (dizzy) dan
impoten
Penyakit jantunghipertensi vaskular seperti cepat capek sesak napas sakit dada (iskemia
miokard atau diseksi aorta) bengkak kedua kaki atau perut Gangguan vaskular lainnya
adalah epistaksis hematuria pandangan kabur karena perdarahan retina transient serebral
ischemic
Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder polidipsia poliuria dan kelemahan otot pada
aldosteronisme primer peningkatfin BB dengan emosi yang labil pada sindrom Cushing
46
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Feokromositoma dapat muncul dengan keluhan episode sakit kepala palpitasi banyak
keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy)
5 Gambaran Klinik
Pada stadium dini hipertensi tampak tanda-tanda akibat rangsangan simpatis yang kronis
Jantung berdenyut cepat dan kuat Terjadi hipersirkulasi yang mungkin akibat aktifitas sistem
neurohumoral yang meningkat disertai dengan hipervolemia Pada stadium selanjutnya
timbul mekanisme kompensasi pada otot jantung berupa hipertrofi ventrikel kiri yaig difus
tahanan pembuluh darah perifer meningkat
Gambaran klinik seperti sesak natas salah satu dari gejala gangguan fungsi diastolik
tekanan pengisian ventrikel meningkat walaupun fungsi sistolik masih normal Bila
berkembang terus terjadi hipertrofi yang eksentrik dan akhirnya menjadi dilatasi ventrikel
dan timbul gejala payah jantung Stadium ini kadangkala disertai dengan gangguan pada
faktor koroner Adanya gangguan sirkulasi pada cadangan aiiran darah koroner akan
memperburuk kelainan fungsi mekanikpompa jantung yang selektif
6 Pemeriksaan Penunjang
A Pemeriksaan Laboratorium meliputi
Urinalisis-protein leukosit eritrosit dan silinder
Hemoglobinhematokrit
Elektrolit darahKalium
Ureumkreatinin
Gula darah puasa
Kolesterol total
Pemeriksaan laboratorium darah rutin yang diperlukan adalah hematokrit ureum dan
kreatinin untuk menilai fungsi ginjal Selain itu juga elektrolit untuk melihat kemungkinan
adanya kelainan hormonal aldosteron Pemeriksaan laboratorium urinalisis juga diperlukan
untuk melihat adanya kelainan pada ginjal
B Pemeriksaan Elektrokardiogram
- Tampak tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri dan strain
- Gambaran EKG berikut dapat menampilkan berbagai bentuk abnormal
Bukti pembesaran atrial kiri ndash broad P gelombang disayap rujukan menonjol dan lebar
tertunda defleksi negatif dalam V1
C Pemeriksaan Ekokardiografi
47
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Ekokardiografi adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk memantau
terjadinya hipertrofi ventrikel hemodinamik kardiovaskuler dan tanda-tanda iskemia
miokard yang menyertai penyakit jantung hipertensi pada stadium lanjut
Dengan ekokardiografi dapat diketahui apa yang terjadi pada jantung akibat kompensasi
terhadap hipertensi dan perangainya dan dapat dipantau hasil pengobatan serta perjalanan
penyakit jantung hipertensi
Perubahan-perubahan pada jantung akibat hipertensi yang dapat terlihat pada
ekokardiogram adalah sebagai berikut 1) Tanda-tanda hipersirkulasi pada stadium dini
sepert hiperkinssis hipervolemia 2) Hipertrofi yang difus (konsentrik) atau yang iregular
eksentrik 3) Dilatasi ventrikel yang dapat merupakan tanda-tanda payah janiung serta
tekanan akhir diastolik ventriksl kiri meningkat dan 4) Tanda-tanda iskemia seperti
hipokinesis dan pada stadium lanjut adanya diskinetik juga dapat terlihat pada
ekokardiogram
D Pemeriksaan Radiologi
Pada gambar rontgen torak posisi postero-anterior terlihat pembesaran jantung ke kiri
elongasi aorta pada hipertensi yang kronis dan tanda-tanda bendungan pembuluh paru pada
stadium payah jantung hipertensi
Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik
ventrikel kiri Pada keadaan lanjut apekss jantung membesar ke kiri dan bawah Aortic knob
membesar dan menonjol disertai klasifikasi Aorta ascenden dan descenden melebar dan
berkelok (pemanjangan aorta elongasio aorta)
7 Penatalaksanaan
A Pencegahan
Diet rendah sodium
Diet buah-buahan dan sayuran segar
Latihan aerobik rutin
Mencegah terjadinya kegemukan
B Pengobatan
Pengobatan ditujukan selain pada tekanan darah juga pada komplikasi-komplikasi yang
terjadi yaitu dengan
Menurunkan tekanan darah menjadi normal
Mengobati payah jantung karena hipertensi
Mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit kardiovaskuler
Menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovaskular semaksimal mungkin(7)
48
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinaju 3 faktor fisiologis yaitu
Menurukan isi cairan intravaskuler dan Na darah dengan diuretik
menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovakuler terhadap
rangsangan adrenergik dengan obat dari golongan anti-simpatis dan
menurunkan tahanan perifer dengan obat vasodilator
Diuretik
Cara kerja diuretik adalah dengan menurunkan cairan intravaskuler meningkatkan
aktifitas renal-pressor (renin-angiotensin-aldosteron) Meningkatkan aktifitas susunan saraf
sim-patis menyebabkan vasokonstriksi meningkatkan irama jantung meningkatkan tahanan
perifer (after-load) dan rangsangan otot jantung Merangsang gangguan metabolisme lemak
dan memiliki efek negatif terhadap risiko penyakit kardiovsskuler Hipokalemia dapat
menyebabkan timbulnya denyut ektopik meningkat baik pada waktu istirahat maupun
berolahraga Maningkatkan resiko kematian mendadak Gangguan toleransi glukosa
gangguan metabolisme lemak dan akhirnya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler
Golongan anti-simpatis
Obat golongan anti-simpatis bekerja mempengaruhi susunan saraf simpatis atau respon
jantunp terhadap rangsangan simpatis Golongan yang bekerja sentral misalnya reserpin alfa
metildepa klonidin dan guanabenz
Golongan yang bekerja perifer yaitu penghambat ganglion (guanetidin guanedril)
penghambat alfa (prazosin) dan penghambat beta adrenergik Pada pokoknya hampir semua
obat anti-simpatic mempengaruhi metabolisme lemak walaupun cara kerja yang pasti belum
diketahui Pada penelitian Framingham kolesterol total 200 mgdl didapat pada lebih dari 50
persen pasien hipertensi Oleh karena itu harus hati-hati memilih obat golongan ini jangan
sampai meningkatkan faktor risiko lain dari penyakit kardiovaskuler
Vasodilator
Ada 2 golongan yaitu yang bekerja langsung seperti hidralazin dan minoksidil dan yang
bekerja tidak langsung seperti penghambat ACE (kaptopril enalapril) prazosin antagonis
kalsium
Golongan yang bekerja langsung mempunyai efek samping meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskuler dengan meningkatkan pelepasan katekolamin gangguan metabolisme lemak
dan menyebabkan progresifitas hipertrofi ventrikel Sedangkan golongan yang tak langsung
tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler Berbagai penelitian menyatakan bahwa
penghambat ACE dapat meregresi hipertrofi ventrikel kiri
49
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
4 PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat Pada pemeriksaan
histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka
waktu yang bervariasi
PK adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS sedangkan PN adalah
pneumonia yang terjadi gt48 jam atau lebih setelah dirawat di RS baik di ruang rawat umum
ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator
Tanda-tanda fisis pada tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam sesak
napas tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak ronki nyaring suara
pernapasan bronkial)
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan adanya gambaran air bronkhogram
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk
kuman aspirasi
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis Umumnya menandai
adanya infeksi bakteri leukosit normalrendah dapat disebabkan oleh infeksi
virusmikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit orang
tua atau lemah
41 PNEUMONIA PADA USIA LANJUT
Pneumoniakomunitas pada usia lanjut (di atas 60 tahun) terutama terjadi pada 2 kelompok
yaitu usia lanjut yang tinggal di rumah dan yang tinggal di rumah perawatan Gambaran
klinik yang ditemukan umumnya berbeda daripada gambaran pada usia lebih muda yaitu
dengan onset yang insidius sedikit batuk dan demam yang ringan dan sering disertai dengan
gangguan status mental atau bingung dan lemah Kelainan fisik paru biasanya ringan
5 DIARE AKUT
51 DEFINISI
50
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml24 jam Definisi lain
memakai kriteria frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari Buang
air besar encer tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15 hari
52 KLASIFIKASI
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan
1 Lama waktu diare akut atau kronik
2 Mekanisme patofisiologik osmotik atau sekretorik
3 Berat ringan diare kecil atau besar
4 Penyebab infeksi atau tidak infektif atau non-infektif
5 Penyebab organik atau tidak organik atau fungsional
53 ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri parasit virus)
keracunan makanan efek obat-obat Menurut WHO etiologi diare akut dibagi atas empat
penyebab bakteri virus parasit dan non-infeksi
54 PATOFISIOLOGI
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologipatomekanisme sebagai
berikut
1 Osmolaritas intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik
2 Sekresi cairan dan elektrolit meninggi disebut diare skretorik
3 Malabsorbsi asam empedu malabsorbsi lemak
4 Defek sistem pertukaran aniontransport elektolit aktif di enterosit
5 Motilitas dan waktu transit usus abnormal
6 Gangguan permeabilitas usus
7 Inflamasi dinding usus disebut diare inflamatorik
8 Infeksi dinding usus disebut diare infeksi
Dehidrasi menurut keadaan klinisnya dapat dibagi atas 3 tingkatan
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5 BB) gambaran klinisnya turgor kurang suara serak
pasien belum jatuh dalam presyok
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8 BB) turgor buruk suara serak pasien jatuh dalam
presyok atau syok nadi cepat napas cepat dan dalam
51
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10 BB) tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun (apatis sampai koma) otot-otot kaku sianosis
Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu derajat dehidrasi Dehidrasi
terdiri dari dehidrasi ringan sedang dan berat Ringan bila pasien mengalami kekurangan
cairan 2-5 dari berat badan Sedang bila pasien mengalami kekurangan cairan 5-8 dari
berat badan Berat bila pasien kehilangan cairan 8-10 dari berat badan
Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai dengan jumlah cairan
yang keluar dari tubuh Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis (Tabel)
1 Kebutuhan cairan = skor15 x 10 x kgBB x 1 liter
Skor Penilaian Klinis Dehidrasi
KLINIS SKOR
Rasa hausmuntah 1
Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg 1
Tekanan darah sistolik lt 60 mmHg 2
Frekuensi nadi gt 120 kalimenit 1
Kesadaran apati 1
Kesadaran somnolen sopor atau koma 2
Frekuensi napasgt 30 kalimenit 1
Facies cholerica 2
Vox cholerica 2
Turgor kulit menurun 1
Washer womanrsquos hand 1
Ekstremitas dingin 1
Sianosis 2
Umur 50-60 tahun 1
Umur gt 60 tahun 2
6 AZOTEMIA
Azotemia adalah peningkatan nitrogen urea darah(BUN) (referensi kisaran8-20mg
dL)dan serum kreatinin (nilai normal 07-14mg dL) seperti digambarkan dalam grafik
berikut
52
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Setiap ginjal manusia mengandung sekitar 1juta unit fungsionalyang disebut nefron
yang terutama terlibat dalam pembentukan urin Pembentukan urin menghilangkan produk
akhir dari aktivitas metabolik dan kelebihan air dalam upaya untuk mempertahankan
homeostasis
Pembentukan urin oleh nefron melibatkan 3 proses utama yaitu penyaringan di
tingkat glomerular reabsorpsi selektifdan sekresi oleh sel-sel tubulus Gangguan dari salah
satu proses akan merusak fungsi ekskresi ginjal sehingga terjadi azotemia
Jumlah filtrat glomerulus yang diproduksi setiap menit oleh semua nefron di kedua
ginjal disebut sebagai laju filtrasi glomerulus (GFR) Rata-rata GFR sekitar 125 ml menit
(10 lebih rendah untuk wanita) atau 180L hariSekitar 99 (178L hari) diserap dan
sisanya (2L hari) diekskresikan
Ada 3 patofisiologi azotemia azotemia prerenal intrarenal dan azotemia postrenal
AzotemiaPrerenal
Prerenal azotemia mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah
penurunan sirkulasi yang mengalir ke ginjal Dalam azotemia prerenal penurunan aliran
ginjal merangsang retensi garam dan air untuk mengembalikan volume dan tekanan Ketika
volume atau tekanan menurun refleks baroreseptor yang terletak di arkus aorta dan sinus
karotid diaktifkan Hal ini menyebabkan aktivasi saraf simpatik menghasilkan vasokonstriksi
arteriol aferen ginjal dan sekresi renin melalui reseptor β-1 Konstriksi arteriol aferen
menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular mengurangi GFR secara proporsional
Renin mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron Kadar aldosteron menyebabkan penyerapan garam dan air meningkat
pada tubulus colectivus distal
53
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Penurunan volume atau tekanan adalah stimulus nonosmotik untuk produksi hormon
antidiuretik di hipotalamus yang memberikan efeknya di ductus colectivs bagian medula
untuk reabsorpsiair Melalui mekanisme yang tidak diketahui aktivasi sistem saraf simpatik
menyebabkan reabsorpsi tubulus proksimal garam dan air serta BUN kreatinin kalsium
asam urat dan bikarbonat Hasil bersih dari 4 mekanisme retensi garam dan air menurun
output dan penurunan ekskresi natrium (lt20 mEq L)
AzotemiaIntrarenal
Azotemia intrarenal juga dikenal sebagai gagal ginjal akut (GGA) dan cedera ginjal
akut (AKI) mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena masalah dalam ginjal
itu sendiri Ada beberapa definisi termasuk peningkatan kadar kreatinin serum sekitar 30
dari baseline atau penurunan volume urin secara tiba-tiba hingga di bawah 500 ml hari Jika
output yang dipertahankan dinamakanGGAnonoliguric Jika output turun di bawah 500 ml
hari dinamakanGGAoliguria Beberapa jenisGGA yang parah menimbulkan anuria (lt100 ml
hari)
Penyebab paling umum dari GGA nonoliguric adalah nekrosis tubular akut (ATN)
nefrotoksisitas aminoglikosida toksisitas litium atau nefrotoksisitas cisplatin Kerusakan
tubular lebih sedikit daripada di GGA oliguria Output normal dalam GGA nonoliguric tidak
mencerminkan GFR normal Pasien masih dapat berkemih 1440 mL hari bahkan ketika
GFR turun menjadi sekitar 1 mL menit karena penurunan reabsorpsi tubular
Beberapa studi menunjukkan bahwa bentuk-bentuk GGA nonoliguric berhubungan
dengan morbiditas dan mortalitas yang lebih rendah dibandingkan denganGGA oliguria
Studi yang lain menunjukkan bahwa ekspansi volume agen diuretik kuat dan vasodilator
ginjal dapat mengkonversi oliguria untuk GGA nonoliguric jika diberikan lebih awal
Patofisiologi oliguria akut atau GGA nonoliguric tergantung pada lokasi anatomis dari
cedera Di ATN kerusakan epitel menyebabkan penurunan fungsional dalam kemampuan
tubulus untuk menyerap kembali garam air dan elektrolit lain Ekskresi asam dan potasium
juga terganggu Dalam ATN yang lebih berat lumen tubular diisi dengan gips epitel
menyebabkan obstruksi intraluminal mengakibatkan penurunan GFR
Nefritis interstisial akut ditandai oleh peradangan dan edema mengakibatkan
azotemia hematuria piuria steril silinder sel putih dengan eosinophiluria variabel
proteinuria dan silinder hialin Efek net adalah hilangnya kemampuan berkonsentrasi kemih
dengan osmolalitas rendah (biasanya lt500 mOsm L) berat jenis rendah (lt1015) natrium
urin tinggi (gt 40 mEq L) dan kadang-kadang hiperkalemia dan asidosis tubulus ginjal
54
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Namun dalam adanya azotemia prerenal ditumpangkan berat jenis osmolalitas dan sodium
dapat menyesatkan
Glomerulonefritis atau vaskulitis disarankan oleh adanya hematuria sel darah merah
sel darah putih silinder granular dan selular dan tingkat variabel proteinuria Sindrom
nefrotik biasanya tidak terkait dengan peradangan aktif dan sering muncul sebagai proteinuria
lebih dari 35 g24 jam
Penyakit glomerular dapat mengurangi GFR karena perubahan permeabilitas
membran basal dan karena stimulasi dari sumbu renin-aldosteron Penyakit glomerulus sering
memanifestasikan sebagai sindrom nefrotik atau nephric Pada sindrom nefrotik endapan
kemih tidak aktif dan ada proteinuria bruto (gt 35 g hari) hipoalbuminemia hiperlipidemia
dan edema Azotemia dan hipertensi jarang terjadi awalnya tapi kehadiran mereka dapat
menunjukkan penyakit lanjut Beberapa pasien dengan sindrom nefrotik dapat hadir dengan
ARF Penurunan sirkulasi kapiler dalam ginjal karena edema (nephrosarca) dan obstruksi
tubular dari gips protein telah diusulkan sebagai mekanisme potensial untuk pengembangan
GGA pada pasien dengan sindrom nefrotik
Pada sindrom nefritik endapan kemih aktif dengan sel gips putih atau merah gips
granular dan azotemia Proteinuria kurang jelas tetapi meningkatkan retensi garam dan air di
glomerulonefritis dapat menyebabkan hipertensi pembentukan edema penurunan output
ekskresi urin rendah natrium dan peningkatan berat jenis
Penyakit pembuluh darah akut termasuk sindrom vaskulitis hipertensi ganas krisis
skleroderma ginjal dan penyakit tromboemboli yang semuanya menyebabkan hipoperfusi
ginjal dan iskemia yang menyebabkan azotemia Penyakit pembuluh darah kronis karena
nephrosclerosis hipertensi jinak yang belum secara meyakinkan terkait dengan stadium akhir
penyakit ginjal dan penyakit ginjal iskemik dari stenosis arteri bilateral ginjal [2]
Pada stenosis arteri bilateral ginjal pemeliharaan tekanan intraglomerular memadai
untuk penyaringan sangat tergantung pada vasokonstriksi arteriol eferen Azotemia merasuk
ketika angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor atau jenis angiotensin receptor
blockers 2 menyebabkan dilatasi arteriol eferen sehingga mengurangi tekanan
intraglomerular dan filtrasi Oleh karena itu penghambat enzim konversi dan penghambat
reseptor dikontraindikasikan pada stenosis arteri ginjal bilateral
Selain akumulasi kreatinin urea dan produk-produk limbah lain besarnya penurunan
pada GFR dalam hasil CKD penurunan produksi eritropoietin (menyebabkan anemia) dan
vitamin D-3 (menyebabkan hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder hiperfosfatemia dan
osteodistrofi ginjal) pengurangan asam kalium garam dan air ekskresi (menyebabkan
55
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
asidosis hiperkalemia hipertensi dan edema) dan disfungsi trombosit yang menyebabkan
kecenderungan perdarahan meningkat
Sindrom yang terkait dengan tanda dan gejala akumulasi produk-produk limbah
toksik (racun uremik) disebut uremia dan sering terjadi pada GFR sekitar 10 mL menit
Beberapa racun uremik (yaitu urea kreatinin fenol guanidines) telah diidentifikasi tetapi
tidak ada yang ditemukan bertanggung jawab atas semua manifestasi dari uremia
Azotemia Postrenal
Azotemia Postrenal mengacu pada elevasi di tingkat BUN dan kreatinin karena
obstruksi dalam sistem pengumpul Obstruksi bilateral progresif menyebabkan hidronefrosis
dengan peningkatan tekanan hidrostatik kapsula Bowman dan penyumbatan tubulus yang
mengakibatkan penurunan dan penghentian filtrasi glomerulus secara progresif azotemia
asidosis kelebihan cairan dan hiperkalemia
Obstruksi sepihak jarang menyebabkan azotemia Dengan bantuan dari obstruksi
saluran kemih lengkap dalam waktu 48 jam ada bukti bahwa pemulihan GFR yang relatif
lengkap dapat dicapai dalam waktu seminggu sementara pemulihan lebih sedikit atau tidak
terjadi setelah 12 minggu Obstruksi parsial atau lengkap yang berkepanjangan dapat
menyebabkan atrofi tubulus dan fibrosis ginjal ireversibel Hidronefrosis mungkin tidak ada
jika obstruksi ringan atau akut atau jika sistem pengumpulan terbungkus oleh tumor atau
fibrosis retroperitoneal
PEMBAHASAN
56
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Pasien seorang wanita 67 tahun ini didiagnosis menderita Diare Akut Dehidrasi
Ringan Hypertension Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik
Normokromik Hal ini didapatkan dari kesimpulan anamnesis pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang sebagai berikut
Pada geriatri tidak hanya dinilai dari aspek medik saja namun juga melakukan
assesment dari segi fisik psikologik dan sosial ekonomi Interaksi dari 3 komponen
tersebut menggambarkan keadaan fungsional organdan atau tubuh secara
keseluruhan yang dapat dimengerti merupakan gambaran ldquokesehatanrdquo secara luas
pada usia lanjut Pada usia lain hal ini tidak terjadi dan keadaan fisik psikis dan
sosial ekonomi seolah-olah tidak saling berkaitan
Penyakit pada usia lanjut berbeda tampilan dan perjalanan alamiahnya dibanding
penyakit pada golongan populasi muda Pada populasi muda setiap penyakit pada satu
organ yang disebabkan oleh agent tertentu akan memberikan gejala dan tanda yang
khas bagi penyakit dan organ yang bersangkutan Pada populasi usia lanjut hal
tersebut tidak bisa dilakukan karena gejala dan tanda yang timbul adalah tidak khas
dan menyelinap karena merupakan akibat dari berbagai keadaan penurunan fisiologik
dan berbagai keadaan patologik yang bercampur menjadi satu ditambah lagi dengan
adanya pengaruh lingkungan dan sosial-ekonomi serta gangguan psikis Oleh karena
itu untuk mendiagnosis kelainan atau penyakit yang ada perlu diadakan analisis
multidimensional yang mencakup bukan saja keadaan fisik tetapi juga keadaan
psikis sosial dan lingkungan dari penderita
Setelah dilakukan assesment yang mencakup 3 komponen tersebut pasien ini
memiliki penyakit yang kompleks seperti Diare Akut Dehidrasi Ringan Hypertension
Heart Disease Pneumoni Azotemia Anemia Normositik Normokromik Penyakit
yang kompleks tersebut membuat pasien menjadi cemas dan kawatir akan
kelangsungan hidupnya dan pasien juga sering berpikiran bahwa karena penyakitnya
ini dia merepotkan keluarganya Kekawatiran pasien tersebut dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien Jika dilihat dari segi pendukung pasien memiliki segi pendukung
yang baik Selama ini anak pasien selalu memperhatikan dan merawat pasien bahkan
anak pasien yang mengantarkan pasien berobat ke Puskesmas dan Dokter bila sakit
Namun dari segi lingkungan rumah pasien kurang mendukung untuk kesembuhan dan
keamanan pasien karena ventilasi yang kurang tidak ada pegangan di tembok untuk
pasien berjalan dan WC jongkok Sedangkan kita ketahui bahwa mobilitas pasien
untuk berjalan mulai terbatas
57
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
Pasien datang dengan keluhan BAB cair ampas (+) lendir amp darah (-) BAB
berlangsung terus menerus sehari lebih dari 6 kali Dan sudah berlangsung selama 4
hari Tidak ada demam mual amp muntah (+) Kondisi pasien saat pertama kali dibawa
ke RS lemas Dari hasil pemeriksaan fisik 20 Desember 2012 didapatkan turgor kulit
cukup bising usus meningkat Berdasarkan data tersebut pasien didagnosis Diare
Akut dengan Dehidrasi Ringan Derajat dehidrasi ringan ditentukan berdasarkan
metode Daldiyono hasilnya adalah pasien kehilangan cairan sebesar 2-5 dari berat
badan Sebelum pemberian terapi maka perlu dipastikan terlebih dahulu etiologinya
apakah karena proses inflmatory atau non-inflamatory supaya terapi berjalan tepat
sasaran Pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan tinja darah tepi lengkap
(hemoglobin hematokrit hitung jenis leukosit) Selain itu kadar elektrolit serum
ureum dan kreatinin juga perlu diperiksa karena pada pasien ini kehilangan banyak
cairan yang mengandung banyak elektrolit Pasien juga perlu dimonitor frekuensi dan
jumlah BAB cair + muntah serta cek diuresis untuk memantau keadaan dehidrasi
pasien tersebut
Pada pasien ini didiagnosis sebagai Hypertension Heart Disease dengan assesment
diagnosis etiologi Hipertensi Stage II karena pasien memiliki riwayat darah tinggi
sejak 2 tahun yang lalu namun tidak meminum obat secara teratur TD saat pertama
kali datang ke RS (20 Desember 2012) 16080 mmHg Pada saat pemeriksaan tanggal
26 Desember 2012 TD pasien naik menjadi 160100 mmHg Berdasarkan kriteria JNC
VII pasien tersebut menderita hipertensi stage II Selain itu assesment pada pasien ini
adalah dengan diagnosis fungsional CHF (Congestive Heart Failure) NYHA II
dimana dari anamnesis didapatkan sesak ketika melakukan aktivitas sehari-hari
(dispneu drsquoeffort) pada x-foto thorax didapatkan gambaran cardiomegali dan efusi
pleura Pada EKG juga didapatkan gambaran sinus ritme dengan LVH Pada
auskultasi pulmo depan dan belakang pada basal paru kanan dan kiri didapatkan
Ronki Basah Halus Hasil-hasil tersebut sesuai dengan gagal jantung pada kriteria
framingham (2 mayor 2 minor) dan NYHA kategori II (aktivitas sehari-hari mudah
lelah )
Selain itu juga didapatkan adanya pneumonia Berdasarkan anamnesis didapatkan
adanya sesak yang semakin bertambah disertai demam nglemeng setelah 5 hari
dirawat di RS Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit yang meningkat
yaitu 1990 ribummk Dan pada pemeriksaan foto thorax didapatkan efusi pleura
minimal Hasil pemeriksaan mendukung yang lainnya adalah adanya ronki basah
58
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
halus pada auskultasi basal paru kanan dan kiri Data-data tersebut mendukung ke
arah pneumoni nosokomial karena gejala sesak bertambah disertai demam nglemeng
baru muncul ketika pasien sudah dirawat 5 hari di RS
Selain diagnosis di atas berdasarkan hasil pemeriksaan lab pada pasien ini
didapatkan ureum 48 mgdL creatinin 200 mgdL dimana terdapat peningkatan yang
disebut sebagai azotemi Azotemi menunjukkan penurunan fungsi ekskresi dari ginjal
sehingga perlu dicari etiologinya (dengan USG abdomen) Renal (px didapatkan
hipertensi retinopati hipertensi LVH) Pre-renal (intake kurang CHF takikardi)
Pada pemeriksaan lab yang didapatkan dari pasien ini juga didapatkan Hb 955 gr
Hematokrit 294 MCH 2697 pg MCV 8308 fL yang menunjukkan anemia
normositik-normokromik Anemia jenis ini didapatkan pada anemia aplastik anemia
pada penyakit kronis anemia hemolitik
DAFTAR PUSTAKA
1 Chobanian AV et al The seventh report of the Joint National Committee on
Prevention Detection Evaluation and Treatment of High Blood Pressure 2004
59
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-
2 Riaz K Hypertension 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle241381-overview
3 Indonesian Society of Hypertension Konsensus Penanggulangan Krisis hipertensi
2008
4 Mayo Clinic Hypertension 2011 [ cited November 24 2012] Available at
httpwwwmayocliniccomhealthhigh-blood-pressureds00100dsection=risk-
factors
5 RiazK Hypertensive Heart Disease 2012 [cited November 24 2012] Available at
httpemedicinemedscapecomarticle162449-overview
6 Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut) editor R Boedhi Darmojo H Hadi
Martono Jakarta Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1999
p196-200 p297-299
7 Suwitra Ketut Penyakit Ginjal Kronik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Edisi V Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I Setiati S Jakarta Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2009
60
- Penglompokan IMT untuk klasifikasi status gizi lansia berdasakan standar WHO (WHO1999) adalah sebagai berikut 2
- IMT
- Status Gizi
- lt 20 kgm2
- 20-25 kgm2
- 25-30 kgm2
- gt30 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- Obesitas
- Penilaian status gizi lansia menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI2005) ditampilkan pada tabel berikut
- IMT
- Status Gizi
- lt 185 kgm2
- 185-25 kgm2
- gt 25 kgm2
- Gizi kurang (underweight)
- Normal
- Gizi lebih (overweight)
- 22 Sindrom Geriatri
- Penampilan suatu penyakit lanjut usia sering berbeda pada usia muda Beberapa problema klinik dari penyakit pada lanjut suai yang sering dijumpai sehingga disebut sebagai geriatric giants adalah
- 1 Sindrom serebral
- 2 Konfusio
- 3 Gangguan otonom
- Pusat pengendali saraf otonom adalah hipothalamus Dengan meningkatnya usia terdapat beberapa perubahan pada neurotransmisi pada ganggion otonom yaitu berupa pembentukkan asetilkolin yang disebabkan akibat penurunan asetil kolinesterase Keadaan ini akan cenderung menurunkan fungsi otonom ( Brocklehurst and ALLEN 1987) selain itu juga dapat terjadi akibat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor asetil kolin
- 4 Inkontinensia
- 5 Jatuh
- Merupakan kejadian yang tidak disadari oleh seseorang yang terduduk di lantai atau di tanah atau tempat yang lebih rendah tanpa disebabkan oleh hilangnya kesadaran stroke atau kekuatan yang berlebih (King 2004) Penyebab jatuh pada lansia antara lain kecelakaan nyeri kepala atau vertigo hipotensi orthosatic obat-obatan ( diuiretik antidepresan trisiktik sedativa antipsikosis OHO alkohol) Penyakit kardivaskuler (aritmia stenosis aorta sinkope sinus caroticus) Neurologi ( TIA Stroke serangan kejang Parkinson)
- 6 Kelainan tulang dan patah tulang
- 7 Dekubitus
- 23 Depresi Pada Lansia
- 3 Gejala utama depresi (minimal 2) menurut PPDGJ-III (ICD 10)
- 1 Suasana perasaan mood yang depresif (murungsedih)
- 2 Kehilangan minat dan kegembiraan Pasien tidak lagi berminat terhadap hal-hal yang dahulunya digemari dan lebih parahnya lagi tidak dapat leagi merasakan kegembiraan
- 3 Berkurangnya energi atau mudah lelah
- Gejala lainnya yang lazim
- 1 Konsentrasi dan perhatian berkurang
- 2 Harga diri dan percaya diri berkurang
- 3 Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
- 4 Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
- 5 Gagasan perbuatan yang membahayakan diri
- 6 Tidur terganggu
- 7 Nafsu makan berkurang
- Untuk mencapai kriteria suatu gangguan depresi harus didpatkan minimal 2 gejala utama dan 2 gejala tambahan yang berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu Apabila gejalanya berat tidak perlu sampai 2 minggu
- Pada lansia mungkin akan mengeluh tentang perubahan tidur berkurangnya nafsu makan penurunan berat badan apatis kehilangan tenaga atau penarikan diri dari pergaulan Gejala depresi apada lansia akan meningkatkan risiko untuk mengalami penurunan kondisi fisik yang lebih jauh ( Pennix et al1998)
- Kriteria Mayor
- Kriteria Minor
-