makalah kurikulum diklat prajabatan.docx

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting di bidang pendidikan, mau dibawa kemana arah pendidikan, bagaimana proses maupun hasil dan dampak pendidikan sangat ditentukan oleh kesempurnaan dan kualitas suatu kurikulum. Begitu besar pengaruh yang dimiliki maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita 1

Upload: iraindahsari

Post on 18-Jan-2016

796 views

Category:

Documents


102 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum memiliki peranan yang sangat penting di bidang pendidikan, mau

dibawa kemana arah pendidikan, bagaimana proses maupun hasil dan dampak

pendidikan sangat ditentukan oleh kesempurnaan dan kualitas suatu

kurikulum. Begitu besar pengaruh yang dimiliki maka penyusunan kurikulum

tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan kurikulum

membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil

pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak

didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan

pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap

kegagalan proses pengembangan manusia.

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai

suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan.

Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta

didik untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk

pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta

nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di

masyarakat.

Dalam rangka mempersiapkan dan memberi bekal terhadap CPNS, lembaga

Administrasi Negara sebagai pihak yang betanggung jawab dalam

melaksanakan kegiatan Prajabatan, telah berupaya menyusun kurikulum

Diklat Prajabatan baik untuk Golongan I, II dan Golongan III. Hampir setiap

1

Page 2: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

tiga tahun sekali LAN melakukan inovasi kurikulum Diklat Prajabatan dalam

menjawab tantangan dam sekaligus kebutuhan masyarakat.

Permasalahan yang terjadi informasi secara umum yang diperoleh, ada

kecenderungan alumni diklat Prajabatan tidak begitu signifikan memberikan

efek yang positif terhadap kinerja PNS dimana mereka bertugas.Oleh karena

itu perlu ada inovasi berupa pengembangan yang komprehensif terhadap

kurikulum yang berlaku selama ini. Melalui tulisan yang singkat ini penulis

berupaya untuk mendisain kurikulum Diklat Prajabatan khususnya kurikulum

Diklat Prajabatan Golongan I, II, dan III , mengingat golongan III adalah cikal

bakal pemimpin masa depan di jajaran Pegawai Negeri sipil.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan Kurikulum Diklat Prajabatan diselenggarakan untuk

membentuk PNS yang profesional yaitu PNS yang karakternya dibentuk oleh

nilai-nilai dasar profesi PNS, sikap dan perilaku displin PNS, dan pengetahuan

tentang kedudukan dan peran PNS dalam Negara Kesatauan Republik

Indonesia, sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara

profesional sebagai pelayan masyarakat. Sasaran penyelenggaraan Diklat

Prajabatan adalah terwujudnya PNS yang profesional.

2

Page 3: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

BAB II

ISI

2.1 Kurikulum

Kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran

(out7 comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut

disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan

pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi

di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals)

dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Kurikulum seiring dengan berjalannya waktu akan kerap kali dan terus

mengalami perubahan. Hal ini tentunya juga sangat menguntungkan karena

nantinya sistem pendidikan yang ada di seluruh negara akan menjadi lebih

baik dan tertata dengan rapi. Tanpa adanya kurikulum maka bisa dibayangkan

sendiri apa nantinya yang akan terjadi. Para pengajar akan kesulitan dalam

mengetahui target yang harus mereka capai. Disamping itu, adanya kurikulum

juga akan bisa mengatur banyak hal secara signifikan dimana didalamnya

terdapat informasi mengenai apa saja yang harus dilakukan oleh guru dalam

mengajar siswanya dan tingkat tertentu hingga sampai tingkat mana.

Dalam sebuah kurikulum biasanya ada banyak sekali komponen yang

terlampir didalamnya. Komponen ini tentu saja akan berfungsi penting dalam

mencapai tujuan pengajaran bersama yang sesuai dengan sistem yang ada.

Disamping itu, komponen tersebut selalu berkaitan dengan satu sama lain.

Sayangnya para ahli banyak yang berbeda pendapat mengenai hal ini. Ahli

Pendidikan Indonesia Sumanto mengatakan bahwa komponen yang ada pada

3

Page 4: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

kurikulum dalam sebuah pendidikan itu hanya terbagi menjadi empat saja,

mereka adalah Tujuan, Isi dan Materi, Interaksi Belajar Mengajar di Sekolah,

dan yang terakhir adalah Penilaian. Pendapat tersebut layak untuk

diaplikasikan dalam kurikulum yang ada di setiap sekolah.

Kemudian, pendapat dari Soemanto tersebut juga diikuti oleh Ahli Pendidikan

Indonesia Nasution. Beliau mengatakan bahwa komponen yang memiliki 4

poin tersebut akan mampu untuk membentuk strategi pembelajaran yang tepat

dan sesuai dengan kebutuhan bagi para siswanya. Namun demikian, meskipun

banyak ahli yang setuju dengan hal tersebut ada beberapa yang kontras.

Beberapa ahli lainnya menyebutkan bahwa komponen yang ada dalam sebuah

kurikulum itu tidak terbagi menjadi 4 yaitu menjadi 5. Yaitu Tujuan, Isi

Materi, Sarana dan Prasarana, Strategi dan Proses Belajar Mengajar.

Meskipun banyak perbedaan dalam hal ini namun maknanya tetap sama yaitu

kurikulum adalah sebuah media yang penting untuk mengatur strategi sistem

belajar mengajar yang baik dan juga melakukan evaluasi langsung terhadap

siswa yang diajar nantinya. Fungsi dari kurikulum itu sendiri juga ada

beragam banyaknya. Fungsi dari kurikulum adalah untuk mencapai tujuan

pendidikan yang diinginkan. Yakni menciptakan generasi penerus bangsa dan

negara yang cerdas dan mampu berkompeten dalam ilmu pengetahuan yang

ada saat ini. Para generasi penerus juga wajib untuk belajar dengan sungguh-

sungguh untuk masa depannya. Sementara para pengajar nantinya akan

memfasilitasi para murid dengan sistem pembelajaran yang sudah ada dan

juga digunakan oleh semua kalangan.

2.2 Analisis dan Deskripsi Struktur Kurikulum Diklat Prajabatan

Untuk mencapai kompetensi PNS yang profesional seperti yang diuraikan

pada Bab I, struktur kurikulum Diklat Prajabatan Golongan I, II, dan III terdiri

atas empat tahap pembelajaran yaitu :

1. Tahap Internalisasi Nilai–Nilai Dasar Profesi PNS;

2. Tahap Pembentukan Sikap dan Perilaku Displin PNS;

3. Tahap Pembentukan Pengetahuan Tentang Kedudukan dan Peran PNS

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI);dan

4. Tahap Aktualisasi.

4

Page 5: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

Keempat tahap pembelajaran tersebut diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Internalisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS

Tahap pembelajaran ini membekali peserta dengan nilai-nilai dasar yang

dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan Profesi PNS secara

profesional sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar tersebut

meliputi:

a. Akuntabilitas

Mata Diklat ini memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar

akuntabilitas pada peserta Diklat melalui pembelajaran nilai-nilai dasar

akuntabilitas, konflik kepentingan dalam masyarakat, netralitas PNS,

keadilan dalam pelayanan publik, dan sikap serta perilaku konsisten.

Mata Diklat disajikan berbasis experiencial learning, dengan

penekanan pada proses internalisasi nilai-nilai dasar tersebut, melalui

kombinasi metode ceramah interaktif, diskusi, studi kasus, simulasi,

menonton film pendek, studi lapangan dan demonstrasi. Keberhasilan

peserta dinilai dari kemampuannya mengaktualisasikan nilai-nilai

dasar akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

b. Nasionalisme

Mata Diklat ini memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar

nasionalisme dan public value pada peserta Diklat melalui

pembelajaran keragaman bangsa dan berbagai aspeknya, nilai-nilai

perjuangan kemerdekaan Indonesia,nilai-nilai gotong royong dalam

masyarakat. Mata Diklat disajikan berbasis experiencial learning,

dengan penekanan pada proses internalisasi dasar tersebut, melalui

kombinasi metode ceramah interaktif, diskusi, studi kasus, simulasi,

menonton film pendek, studi lapangan dan demonstrasi. Keberhasilan

peserta dinilai dari kemampuannya mengaktualisasikan nilai-nilai

dasar nasionalisme dan public value dalam mengelola pelaksanaan

tugas jabatannya.

c. Etika

Mata Diklat ini memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar etika

publik pada peserta Diklat melalui pembelajaran kode etik dan perilaku

5

Page 6: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

pejabat publik, bentuk-bentuk kode etik dan implikasinya, aktualisasi

kode etik PNS. Mata Diklat disajikan berbasis experiencial learning,

dengan penekanan pada proses internalisasi nilai-nilai dasar tersebut,

melalui kombinasi metode ceramah interaktif, diskusi, studi kasus,

simulasi, menonton film pendek, studi lapangan dan demonstrasi.

Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya mengaktualisasikan

nilai-nilai dasar etika dalam mengelola pelaksanaan tugas jabatannya.

d. Komitmen Mutu

Mata Diklat ini memfasiltasi pembentukan nilai dasar inovatif atau

komitmen mutu pada peserta Diklat melalui pembelajaran efisiensi,

kebaruan dan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, konsekuensi

dari perubahan, aktualisasi nilai-nilai dasar komitmen mutu. Mata

Diklat disajikan berbasis experiencial learning, dengan penekanan

pada proses internasilisasi dasar tersebut, melalui kombinasi metode

ceramah interaktif, diskusi, studi kasus, simulasi, menonton film

pendek, studi lapangan dan demonstrasi. Keberhasilan peserta dinilai

dari kemampuannya mengaktualisasikan nilai-nilai dasar inovatif dan

atau komitmen dalam mengelola pelaksanaan tugas jabatannya.

e. Anti Korupsi

Mata Diklat ini memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar anti

korupsi pada peserta Diklat melalui pembelajaran nilai-nilai dasar anti

korupsi, proses internalisasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan

aktualisasi nilai-nilai dasar anti korupsi. Mata Diklat disajikan berbasis

experiencial learning, dengan penekanan pada proses internalisasi

dasar tersebut, melalui kombinasi metode ceramah interaktif, diskusi,

studi kasus, simulasi, menonton film pendek, studi lapangan dan

demonstrasi. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya

mengaktualisasikan nilai-nilai dasar anti korupsi dalam mengelola

pelaksanaan tugas jabatannya

2. Tahap Pembentukan Sikap dan Perilaku Displin PNS

6

Page 7: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

Tahap pembelajaran ini membekali peserta dengan kemampuan

meningkatkan sikap perilaku disiplin, kesehatan jasmani dan rohani

sebagai pelayan masyarakat yang meliputi :

a. Kesamaptaan

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan menunjukkan

sikap kesiapsiagaan dalam pelaksanaan tugas jabatannya melalui

pembelajaran kesiapsiagaan fisik dan kesiapsiagaan mental. Mata

Diklat disajikan secara interaktif melalui kombinasi metode ceramah

interaktif, diskusi, tanya jawab, studi kasus, simulasi, menonton film

pendek, studi lapangan dan demonstrasi. Keberhasilan peserta dinilai

dari kemampuannya menunjukkan sikap dan perilaku kesiapsiagaan

dalam pelaksanan tugas di instansinya

b. Tata Upacara Sipil

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan melaksanakan

tata upacara sipil melalui pembelajaran peraturan dan praktek tata

upacara sipil. Mata Diklat disajikan secara interaktif melalui kombinasi

metode ceramah interaktif, diskusi, tanya jawab, studi kasus, simulasi,

menonton film pendek dan demonstrasi. Keberhasilan peserta dinilai

dari kemampuannya melaksanakan tata upacara sipil.

c. Kesehatan Jasmani dan Kesehatan Mental

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan menjaga dan

meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan mental dalam

melaksanakan tugas jabatannya melalui pembelajaran peranan

kesegaran jasmani dalam pelaksanaan tugas, peranan kesehatan mental

dalam pelaksanaan tugas, praktek menjaga kesegaran jasmani, praktek

menjaga kesehatan mental. Mata Diklat disajikan secara interaktif

melalui kombinasi metode ceramah interaktif, diskusi, tanya jawab,

studi kasus, simulasi, menonton film pendek dan demonstrasi.

Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya menjaga dan

meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan mental dalam

melaksanakan tugas jabatannya.

7

Page 8: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

3. Tahap Pembentukan Pengetahuan Tentang Kedudukan dan Peran

PNS dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tahap

pembelajaran ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang

kedudukan dan peran PNS sebagai Pilar Kesatuan Bangsa dan sebagai

Penyelenggara Pemerintahan. Yang meliputi :

a. Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia

(SANKRI)

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan menjelaskan

posisi dan kedudukan unit organisasinya dalam SANKRI melalui

pembelajaran Lembaga-Lembaga Negara, Sistem Penyelenggaraan

Pemerintahan Negara, mekanisme dan hubungan kerja. Mata Diklat

disajikan secara interaktif, melalui kombinasi metode ceramah

interaktif, tanya jawab, diskusi, studi kasus, simulasi, menonton film

pendek dan demonstrasi. Keberhasilan peserta dinilai dari

kemampuannya menjelaskan posisi dan kedudukan unit organisasinya

dalam SANKRI.

b. NKRI dan Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan menjelaskan

NKRI dan hubungan pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melalui

pembelajaran konsep NKRI, Dinamika hubungan Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah, Problematika membangun sinergi Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah, Interkoneksi dan sinergi Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah. Mata Diklat disajikan secara interaktif,

melalui kombinasi metode ceramah interaktif, tanya jawab, diskusi,

studi kasus, simulasi menonton film pendek dan demonstrasi.

Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya menjelaskan fungsi

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan

pembangunan nasional.

c. PNS Sebagai Pengawal Negara

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan untuk memiliki

pemahaman tentang peranan PNS sebagai pengawal negara melalui

8

Page 9: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

pembelajaran globalisasi, demokrasi dan desentralisasi, daya saing

bangsa, kepentingan nasional, keberlangsungan Negara, internalisasi

sikap pengawal negara. Mata Diklat disajikan secara interaktif, melalui

kombinasi metode ceramah interaktif, tanya jawab, diskusi, studi

kasus, simulasi menonton film pendek dan demonstrasi. Keberhasilan

peserta dinilai dari kemampuannya dalam memiliki pemahaman

tentang peranan PNS sebagai pengawal negara.

d. Kinerja PNS

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan untuk

meningkatkan kinerjanya melalui pembelajaran rencana kinerja,

mematuhi tata naskah dinas, memenuhi hak dan kewajiban PNS,

keuangan, inventaris kekayaan milik negara, system operating

procedure, teknik mengidentifikasi permasalahan kinerja, dan teknik

berkomunikasi untuk peningkatan kinerja. Mata Diklat disajikan secara

interaktif, melalui kombinasi metode ceramah interaktif, tanya jawab,

diskusi, studi kasus, simulasi menonton film pendek dan demonstrasi.

Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya dalam meningkatkan

kinerjanya secara berkelanjutan.

e. Pelayanan Publik

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan untuk

memberikan pelayanan publik yang berkualitas melalui pembelajaran

konsep dan prinsip pelayanan publik, pola pikir PNS sebagai

pelayanan publik, praktek etiket pelayanan publik. Mata Diklat

disajikan secara interaktif, melalui kombinasi metode ceramah

interaktif, tanya jawab, diskusi, studi kasus, simulasi menonton film

pendek dan demonstrasi. Keberhasilan peserta dinilai dari

kemampuannya dalam memberikan pelayan publik yang berkualitas.

4. Tahap Aktualisasi

Tahap pembelajaran ini memfasilitasi peserta dalam mengaktualisasikan

nilai-nilai dasar Profesi PNS, Sikap dan Perilaku Displin PNS, dan

Pengetahuan Tentang Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI). Yang meliputi :

9

Page 10: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

a. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan

mengaktualisasikan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS

dalam NKRI di tempat kerjanya yang meliputi PNS sebagai pengawal

Negara, kinerja PNS dan pelayan publik. Mata Diklat disajikan dengan

metode penulisan kertas kerja dan presentasi yang bersifat mandiri.

Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya mengaktualisasikan

pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI di

instansinya masing-masing.

b. Aktualiasi Kompetensi Pengetahuan Tentang Kedudukan dan

Peran PNS dalam NKRI

Mata Diklat ini membekali peserta dalam mengaktualisasikan nilai-

nilai dasar profesi PNS, sikap dan perilaku disiplin PNS dan

pengetahuan tentang Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pembelajaran kembali

kompetensi-kompetensi yang masih dibutuhkan dalam

mengaktualisaikan nilai-nilai dasar, sikap dan perilaku disiplin dan

pengetahuan tersebut. Mata Diklat disajikan dengan menggunakan

teknologi komunikasi dan informasi berbasis elektronik. Keberhasilan

peserta dinilai dari kemampuannya melaksanakan tahap aktualisasi

tersebut di tempat kerjanya masing-masing.

c. Rencana Kerja Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS dan

Kompetensi Pengetahuan Tentang Kedudukan dan Peran PNS

dalam NKRI.

d. Pembimbingan (Coaching) di tempat kerja

Mata Diklat ini membekali peserta dalam mengaktualisasikan nilai-

nilai dasar profesi PNS, sikap dan perilaku disiplin PNS dan

pengetahuan tentang Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pembelajaran kembali

kompetensi-kompetensi yang masih dibutuhkan dalam

mengaktualisaikan nilai-nilai dasar, sikap dan perilaku disiplin dan

pengetahuan tersebut. Mata Diklat disajikan dengan menggunakan

10

Page 11: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

teknologi komunikasi dan informasi berbasis elektronik. Keberhasilan

peserta dinilai dari kemampuannya melaksanakan tahap aktualisasi

tersebut di tempat kerjanya masing-masing.

e. Perkonsultasian (Counselling) di tempat kerja

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan untuk

membangun motivasi diri dalam melaksanakan tahap nilai-nilai dasar

profesi PNS, sikap dan perilaku disiplin PNS dan pengetahuan tentang

Kedudukan dan Peran PNS dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) melalui konsultansi peningkatan motivasi dalam

menerapkan nilai-nilai dasar, sikap dan perilaku disiplin dan

pengetahuan tersebut. Mata Diklat disajikan dengan menggunakan

teknologi komunikasi dan informasi berbasis elektronik. Keberhasilan

peserta dinilai dari kemampuannya memiliki motivasi yang tinggi

dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar, sikap dan perilaku disiplin

dan pengetahuan di tempat kerjanya masing-masing.

2.3 Analisis dan Deskripsi Komponen Kurikulum Diklat Prajabatan

Dalam Pembahasan kurikulum ini penulis merujuk kepada empat komponen

kurikulum yang dikembangkan oleh Tyler, yaitu (1) tujuan (2) konten (3)

pengorganisasian (4) evaluasi. Adapun analisis penjelasan deskripsinya

adalah sebagai berikut :

1. Komponen Tujuan yang Ingin Dicapai

Dengan ditetapkan tujuan pendidikan dan pelatihan yang dicapai , maka

akan jelas apa, materi yang harus dimiliki peseta diklat, bagaimanan cara

pencapaian tujuan tersebut, sehingga pengajar/widyaiswara tahu mampu

mengorganisasikan materi dengan baik sehingga mampu menjawab

kebutuhan dan memberikan bekal yang kuat terhadap calon pegawai

negeri sipil.

Dengan menetapkan tujuan tingkat sekolah atau lembaga, maka itu

berfungsi untuk menentukan materi-materi dan kegiatan belajar, metode

dan evaluasi yang akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar,

sedangkan tujuan tingkat mata kuliah adalah sebagai penentu atau kriteria

keberhasilan proses belajar mengajar serta evaluasi.

11

Page 12: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

Dalam mendesain kurikulum Diklat Prajabatan, Lembaga Administrasi

Negara terkesan sekedar memenuhi kewajiban sebagai pihak yang

bertanggung jawab terhadap Pendidikan dan Pelatihan terhadap diklat

Prajabatan maupun diklat Dalam Jabatan. Pengamatan penulis lima tahun

terakhir, cenderung ada penambahan hari dan konten diklat yag harus

dipelajari, seolah-olah kurang memperhatikan kemana arah diklat ini

sesungguhnya, permasalahan dilapangan, ada sebagian peserta merasa

berat mengikuti materi yang begitu padat, disisi lain juga Widyaiswara

juga merasa kelelahan mengajar dari pagi hingga sore dan kebanyakan

alumni seolah merasa keluar dari masa persakitan setelah selesai

mengikuti diklat. Materi yang di pelajari kurang mampu memberi bekal

terhadap dunia tugas yang menghadang.

Melihat regulasi LAN dalam mendisain kurikulum diklat prajabatan

selama ini, berarti pendidikan dan pelatihan(Diklat) yang dilaksanakan

belum memiliki fokus atau arah kemana yang akan dicapai , tidak

memiliki guide apa yang harus dicapai dan apa yang akan diukur atau

yang akan dievaluasi kalau hal ini terjadi, maka pendidikan yang berjalan

tidak akan memenuhi target secara lembaga dan tidak memenuhi

kebutuhan para peserta dalam mempersiapkan mereka untuk terjun di

masyarakat. Karena mereka tidak paham terhadap yang mereka pelajrai

dan hanya ada keterpaksaan, karena dipersyaratkan gagal jadi PNS jika

tidak lulus mengikuti Diklat Prajabatan. Barangkali kegiatan ini hanya

sekedar proses transfer of knowledge menjelang diangkat secara penuh

menjadi PNS.Padahal Tujuan Diklat Prajabatan Sesuai dengan PP Nomor

101 tahun 200I hanya bersifat umum, yang diharapkan adalah tenaga

terampil dan profesional dibidangnya tujuan dimaksud adalah antara lain:

a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap untuk

dapat melaksanakan tugas secara profesional dengan dilandasi

kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi;

b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan

perekat persatuan dan kesatuan bangsa;

12

Page 13: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada

pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat;

d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam

melaksanakan tugas pemeritahan umum dan pembangunan demi

terwujudnya kepemerintahan yang baik

Dalam menetapkan tujuan menurut Mohd Ansyar bahwa perlu

diperhatikan:

1. Audience

2. Behaviour atau tingkah laku atau kompetensi yang akan dicapai anak

3. Kondisi sekolah, siswa dan pengajar, apakah bisa mencapai tujuan

tersebut

4. Tingkat pemahaman anak sesuai dengan yang hendak dicapai

5. Cara pencapaian dan konsekwensinya apa yang akan dilakukan.

Menurut Tyler (1949, hal 3) tujuan pendidikan merupakan kriteria bagi

penyusunan materi, pengembangan prosedur instruksional, penyiapan tes-

tes dan ujian

Dengan demikian tujuan kurikulum diklat Prajabatan seharusnya

memperhatikan teori-teori yang membicarakan bagaimana merumuskan

suatu tujuan, agar tujuan yang harapkan sesuai dengan visi dan misi yang

telah dirumuskan benar-benar terpenuhi. Dan perlu di ingat bahwa

komponen tujuan adalah komponen utama dari sebuah perencanaan, jika

tujuannya bagus ykinlah bahwa kurikulum akan mampu menjawab

kebutuhan pelanggan.

2. Komponen Konten dan Pengalaman Belajar

Tyler dalam komponen kurikulum menyatakan pengalaman belajar

( Learning experience ) apa yang akan dimiliki anak. Learning experience

yang terdiri dari konten + kegiatan belajar, sehingga bisa menghasilkan

pengalaman belajar.

13

Page 14: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

Menurut Tyler 91949, hal 63)" Learning take place through the active

behavior of the student; it is what he does that he learns, not whatthe

teacher does " Dari kontek ini jelas bahwa kegiatan belajar timbul dari

interaksi aktif antara peserta didik dengan kondisi eksternal dalan suatu

prosesn belajar mengajar.

Sementara aturan kurikulum yang berlaku selama ini, materi pelajaran

sangat padat sekali tanpa ada praktek lapangan terhadap teori yang telah

dipelajari. Praktik itu sesungguhnya akan mampu memberikan

pengalaman terhadap peserta diklat.

Menurut Ansyar bahwa learning experience bukan hanya konten saja

yang merupakan alat untuk mencapai tujuan, maka learning activity yang

meaning full ( berarti) untuk mencapai untuk mencapai tujuan pada waktu

itu yang menjadi kriteria learning activity sangat berpengaruh terhadap

content, sehingga kontennya harusterintegrasi ke tiga ranah dalam satu

mata perkuliahan.

Sehingga bisa dikembangkan knowing, doing dan learning experience

secara kumulatif untuk mencapai kompetensi. Pendapat John Dewey

tekanan yang lebih besar diberikan pada kegiatan siswa merupakan suatu

tindakan yang krusual yang harus dilakukan. Integritas konten yang terdiri

dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor dan learning activity.

Sebagai gambaran konten yang diajarkan kepada peserta sangat padat

yakni, 174 Jam Pelajaran yang dilaksanakan selama 19 hari untuk Gol. II

dan 216 Jam Pelajaran yang dilaksanakan selama 24 hari untuk Gol. III.

Dapat dibayangkan satu hari penuh setiap hari berupa kegiatan tatap

muka, ditambah pula dengan kegiatan ekstra lainnya, pada akhirnya

peserta benar-benar merasakan kelelahan daripa konten yang diharapkan.

14

Page 15: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

Dalam hal proses pembelajaran idealnya para widyaiswara memiliki dan

memahami ilmu mendidik orang dewasa berupa ilmu andragogi.

Kenyataan di lapangan tidak semua widyaiswara memiliki besik ilmu

pendidikan dan kebanyakan mereka adalah manatan pejabat, sehingga

kegiatan belajar (learning activity yang bermakna akan sulit diharapkan).

Jika ditinjau dari aspek substansi materi, peserta diklat rata-rata belajar

satu hingga dua hari berturut-turur untuk satu mata diklat, dimana satu

harinya 24 Jam Pelajaran, tanpa ada pengontrolan terhadap proses

pembelajaran yang dilakukan oleh Widyaiswara Selain itu juga terdapat

overlap beberapa mata diklat disebabkan yang diserahkan kepada

widyaiswara hanya konten dan pengembangannya diserahkan kepada

pengajar itu sendiri , ditambah lagi tidak danya kon trol dari pimpinan

terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung selama ini.

Jelas Peserta tidak akan pernah mencapai pengetahuan, learning

experience apalagi competensi, berarti mutu pendidikan dan pelatihan

Prajabatan tidak dapat mengaharapkan kebutuhan dimasa datang.

Dengan demikian konten atau isi dalam hal ini mata diklat yang

ditawarkan hendklah memperhitungkan dari berbagai aspek, jangan

sampai mengabaikan tujuan yang sesungguhnya dari suatu pelatihan.

3. Komponen Pengorganisasian Pengalaman Belajar

Kalau pengorganisasian kurikulum seperti di atas berarti peserta tidak

memiliki pengetahuan yang terintegrasi dengan baik, tidak jelas urutan

dari mana yang harus dimulai dan diakhiri, sehingga peserta

diklat memiliki ilmu yang dangkal. Berarti calon pengabdi bangsa ini

tidak siap dan tidak dapat menggali dan mengembangkan potensinya yang

ada, karena materi terlalu dangkal , praktek tidak ada sama sekali hanya

mengejar teori, pada akhirnya semua materi tidak seimbang dengan

15

Page 16: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

kebutuhanpeserta dan kebutuhan masyarakat, karena peserta tidak

dipaham, tidak menguasai materi dengan baik.

Dengan kondisi ini berarti peserta diklat dijejal dengan materi yang tidak

relevan dengan kehidupannya di masa yang akan datang, Apapun profesi

atau bidang tugas yang diemban, semuanya menerima materi yang sama,

tanpa memperhitungkan kebutuhan ril di lapangan yang sesungguhnya,

dan pada akhirnya selesai diklat maka selesailah masa persakitan mereka,

semua materi tidak punya pengaruh yang signifikan terhadap bidang tugas

masing-masing. Jika di analisis semua mata diklat yang diberikan adalah

bagus, akan tetapi kajiannya hanya bersifat umum di samping masih ada

materi yang harus diberikan di samping mata diklat yang ada.

Penggorganisasian kurikulum menurut Tyler (1949, hal 84 ) melihat

susunan pengalaman belajar dalam kaitannya dengan waktu dan mata

pelajaran yang disebutnya dengan susunan vertikal dan susunan

horizontal. Selanjutnya Tyler (1949) mengajukan tiga kriteria dalam

membuat kelompok pengalaman belajar mengajar yang efektif :

kontiniunitas, sekuen dan integrasi dari keseluruhan materi.

Organisasi horizontal merupakan kaitan antara satu materi dengan materi

pelajaran lainnya. Organisasi vertikal mencakup urutan dan

kesinambumgan materi pelajaran berupa hubungan longitudinal materi

/pengalaman belajar peserta didik

Pengalaman selama ini oleh karena didesak oleh waktu yang padat,

organisasi horizontal berupa keterkaitan antara mata diklat yang satu

cenderung terabaikan. Begitu juga kemampuan widyaiswara sangat

terbatas

Dalam hal ini heart kurikulum tidak ada dalam kurikulum Diklat

Prajabatan berarti proses belajar mengajar tidak memiliki personal

16

Page 17: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

meaning dan peserta yang diisi hanya head peserta, tapi juga perlu

dipertanyakan kemangkusannya, mengingat belajar terlalu dipaksakan. Di

samping itu bagian terpenting dari pendidikan itu sendiri ialah aspek

karakter dan tingkah laku, atau integritas menjadai terabaikan. Adalah

wajar PNS di negeri ini selalu mendapatkan kritikan negatif oleh

masyarakat selama ini.

Ada lima kriteria organisasi konten dan pengalaman belajar yaitu:

a. Ruang lingkup,

b. Integrasi,

c. Urutan,

d. Kesinambungan dan

e. Keseimbangan/artikulasi (Orrnstein & Hunkins, 1988)

Adapun Kriteria ruang lingkup mencakup materi dan pengalamn belajar

baik dilihat dari segi keluasan dan kedalaman, kriteria integrasi

menyangkut hubungan horizontal materi pelajaran yang satu dengan

semua mata pelajaran yang terkait, kriteria urutan menyangkut

usahauntuk menghasilkan belajar kumulatif dan berkelanjutan secara

vertikal. Ada empat prinsip urutan yaitu :

1. Dari yang sederhana ke yang kompleks merupakan pelajaran yang

diajarkan dimulai dari materi yang mudah ke materi yang sulit.

Termasuk dalam urutan ini adalah dari yang konkret ke yang abstrak

2. Dari bagian keseluruhan bagian-bagian dari suatu materi harus

dikuasai terlebih dahulu sebelum bagian lainnya.

3. Dari keseluruhan ke bagian dengan mendahulukan pemahaman secara

keseluruhan yang bersifat abstrak sebelum memahami bagian-

nagiannya.

4. Dari satu waktu ke waktu yang lain merupakan susunan materi

berurutan menurut waktu kejadian, seperti dalam materi pelajaran

sejarah dan lain-lain.

Kriteria kontiniunitas menyangkut hubungan vertikal materi / kegiatan

belakar,kriteria artikulasi dan keseimbangan menyangkut saling terkait

17

Page 18: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

berbagai materi pelajaran baik vertikal maupun horizontal, artikulasi

vertikal adalah hubungan yang harus ada antara materi pokok bahasan,

topik atau materi pelajaran, sedangkan kriteria artikulasi horizontal adalah

; timbul apabila ada interelasi antara atau antar materi beberapa mata

pelajaran yang berbeda yang diajarkan pada waktu yang bewrsamaan.

Kriteria keseimbangan memperhatikanagar ada tekanan yang seimbang

pada semua aspek yang ada.

4. Komponen Evaluasi

Komponen evaluasi menyangkut pencarian informasi dan bukti untuk

mengetahui apakah semua materi yang direncanakan dan yang telah

diajarkan mencapai tujuan atau tidak. Oleh karena itu

komponen kurikulum evaluasi memberikan indikasi tentang keberhasilan

atau kegagalan proses pengajaran dalam mencapai tujuan yang telah

direncanakan.

Menurut Zais fungsi kurikulum yang utama adalah mencari informasi

mana diantara 4 komponen desain kurikulum yang tidak melakukan

fungsinya secara tidak benar ( orly worning system). Manfaat evaluasi

kurikulum (1) mengetahui keberhasilan belajar peserta didik;(2)

memeperbaiki program belajar atau proses belajar mengajar ;(3)

mengukur tingkat pencapaian tujuan pendidikan (Olivia 1982).

Evaluasi juga berfungsi mengidentifikasi kekuatan kurikulum sebelum

diimplementasikana dan efektifitas kurikulum setelah diimplementasikan

( Ornstein dan Hunkins). Selain itu manfaat evaluasi adalah

mengetahui kesesuaian kurikulum demgan tingkat kecerdasan peserta

didik dan kesesuaian antara metode mengajar dengan tujuan serta

kesesuaian antara materi dengan tujuan-tujuan itu sendiri.

Selama ini aspek evaluasi diklat Prajabatan hanya sekedar pemberian

angka setelah berakhirnya peserta menerima semua materi, yang

18

Page 19: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

seharusnya dilakukan setelah berakhirnya menerima materi setiap mata

diklat, yang juga idealnya Widyaiswara yang bersangkutan langsung

melakukan evaluasi, akan tetapi yang berlaku selama ini evaluasi

cenderung diselesaikan sepenuhnya oleh panitia. sehingga tidak ada

feedback untuk masa yang akan datang tentang program pengajaran yang

telah selesai dilaksanakan.

Setelah berakhirnya pembelajaran biasanya juga ada evaluasi peserta

terhadap para widyaiswara mauupun terhadap panitia, akan tetapi

penilaian hanya sekedar formalitas tanpa ada fedback yang diharapkan

dari evaluasi itu.

Dengan demikian aspek evaluasi seharusnya menjadi aspek sama penting

sebagai salah satu bagian terpenting dari empat kompnen yang ditawarkan

tyler. Evaluasi yang benar sebenarnya tidak hanya bermanfaat terhadap

widyaiswara, melainkan juga terhadap panitia apalagi sebagai bahan

pertimbangan oleh pimpinan dalam melakukan regulasi berikutnya.

19

Page 20: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dan penjabaran di atas dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Supaya permasalahan dalam mendesain kurikulum Diklat Prajabatan perlu

memperhatikan bebrapa hal , sehingga empat komponen kurikulum saling

berintegrasi dalam mendesaian kurikulum supaya menghasailkan

pendidikan yang bermutu dan memiliki kompeten

2. Untuk mendesain kurikulum terlebih dahulu ditetapkan tujuan secara

lembaga dan tujuan mata diklat, baru setelah itu ditentukan apa konten

yang akan dipelajaripeserta.

3. Untuk merealisasikan suatu kurikulum formal perlu mendesain program

pendidikan perlu memahami beberapa hal di bawah ini :

a. Sasaran akhir suatu kurikulum diklat adalah timbulnya perkembangan

pribadi peserta dmelalui pengalaman belajar yang diperoleh melalui

kegiatan belajar, jadi materi pelajaran merupakan " means " bukan

"end".

b. untuk mengimplementasikan kurikulum diperlukan program

pendidikan yang terdiri dari program studi yang memuat " cultural

heritage " dan " store of knowledge”.

20

Page 21: MAKALAH KURIKULUM DIKLAT PRAJABATAN.docx

c. Setiap pengembangan dan pengajaran harus beupaya peduli terhadap

empat komponen kurikulum, yaitu : (a) tujuan yang ingin dicapai, (b)

pengalaman belajar, (c) susunan pengalaman belahar dan (d) evaluasi.

21