pengaruh kurikulum diklat manajemen dan kepemimpinan
TRANSCRIPT
Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan Melalui Proses Belajar Terhadap Kualitas Pegawai Negeri Sipil Eselon IV di
Mahkamah Agung RI
Rizscy Ananda Mulia dan Moh. Riduansyah
Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak Mahkamah Agung sebagai pemegang puncak kekuasaan yudikatif sudah seharusnya memiliki sumber daya manusia yang berkualitas baik, namun pada kenyataannya masih ada saja aparatur hukum yang bertindak diluar moral dan etika. Salah satu cara untuk membentuk sosok aparatur lembaga pengadilan yang baik, perlu dilaksanakannya pembinaan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan dengan kurikulum dan proses belajar yang dapat menunjang keberhasilan Diklat tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kualitas PNS di Mahkamah Agung setelah mengikuti diklat dengan kurikulum yang diterapkan oleh Pusdiklat Menpim MA ditinjau dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Teori yang digunakan yaitu kualitas hasil belajar oleh Bloom (1971), proses belajar oleh Sanjaya (2011), dan kurikulum oleh Nasution (1999). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan program SPSS. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari kurikulum diklat dan proses belajar terhadap kualitas hasil belajar PNS Eselon Tk. IV Mahkamah Agung RI secara bersama-sama.
The Influence of Leadership and Management Training Curriculum through Learning Process on Echelon IV of Civil Servants Quality at Mahkamah Agung RI
Abstract
Mahkamah Agung as a holder of the summit of judiciary should have good human resources, but in fact remains there are human resources that act outside ethics. One of the way to build a good human resources is doing training with a good curriculum and learning process. The research aims to analyze civil servants of Mahkamah Agung RI after training based on Pusdiklat Menpim MA currciculum from cognitive, affective, and pscychomotoric aspect. This research using theory from Bloom (1971) for result of learning quality, Sanjaya (2011) for learning process, and Nasution (1999) for curriculum. Research method of this study was quantitative research, data collected through distribution of questionnaires to respondents. Data analysis was made by Multiple Regression using SPSS program. Analysis result shows that training curriculum and learning process have a positive and significant influence toward result of learning quality. Keywords: Learning process; result of learning quality; training curriculum. Pendahuluan
Organisasi merupakan suatu unit sosial yang dikoordinasi secara sadar, terdiri atas dua
atau lebih orang, yang berfungsi dalam suatu basis kontinu untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau serangkaian tujuan. Organisasi memiliki aspek-aspek di dalamnya, salah
satunya adalah sumber daya manusia. Namun, kualitas SDM Indonesia pada umumnya sangat
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
rendah. Di Mahkamah Agung RI, KPK menetapkan status tersangka terhadap Kepala Sub
Direktorat Kasasi dan PK Perdata dan Khusus MA, Andri Tristianto Sutrisna, terkait kasus
dugaan suap permintaan penundaan kasasi sebuah perkara di MA (sindonews.com). Hal ini
diperpanjang dengan terseretnya Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi, yang dicekal KPK
karena diduga terkait kasus Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (tempo.co). Hukuman
disiplin terhadap aparatur pengadilan pada tahun 2015 pun meningkat menjadi sebanyak 266
orang dibandingkan pada tahun 2014 lalu yang berjumlah 209 orang (Laporan Tahunan
Mahkamah Agung 2015). Salah satu cara untuk membentuk sosok aparatur lembaga
pengadilan yang baik, perlu dilaksanakannya pembinaan melalui jalur Pendidikan dan
Pelatihan atau biasa disebut Diklat.
Pusdiklat Menpim Badan Litbang Diklat Kumdil dibangun di kawasan Megamendung
Bogor pada 13 Oktober 2008 yang merupakan ujung tombak dalam mewujudkan aparat
penegak hukum yang berkualitas dan profesional. Desember 2014 dan November 2015,
Pusdiklat Menpim MA meraih sertifikasi ISO 9001:2008 dari Lembaga Sertifikasi Sistem
Mutu Internasional PT. TUV Nord Indonesia-Germany yang berpusat di Jerman. Pelatihan
yang dilakukan di Pusdiklat, termasuk di Pusdiklat Menpim MA, tidak terlepas dari
kurikulum, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Rusman, 2012: 3).
Hukum di Indonesia yang terus berkembang menuntut SDM yang berada dalam
lingkungan hukum, seperti di Mahkamah Agung, mengikuti perkembangan hukum yang ada.
Oleh karena itu, pelatihan atau diklat yang diadakan pun kurikulumnya harus selalu mengikuti
perkembangan hukum yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan para sumber daya
manusianya. Kurikulum dan mata diklat yang diterapkan dalam Diklat Menpim MA sekarang
juga telah mengalami perubahan proses belajar dengan adanya coaching dan mentoring sesuai
dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV. Peserta
diklat dapat melakukan praktek langsung di lapangan bukan sekadar menerima teori di kelas
dan mengharuskan peserta untuk melakukan konsultasi dengan mentor yang merupakan
atasannya langsung di kantor.
Berdasarkan hal tersebut, maka pokok permasalahan yang akan diangkat adalah
bagaimana pengaruh kurikulum Pusdiklat Menpim melalui proses belajar terhadap kualitas
PNS Esselon IV di Mahkamah Agung setelah mengikuti Diklat ditinjau dari ranah kognitif,
afektif, dan psikomotoris. Tujuan penelitian yang diharapkan adalah untuk menganalisis
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
kualitas PNS di Mahkamah Agung setelah mengikuti Diklat dengan kurikulum yang
diterapkan oleh Pusdiklat Menpim MA ditinjau dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris.
Tinjauan Teoritis
Tema penelitian ini adalah tentang Pengaruh Kurikulum Pusdiklat Menpim MA
melalui proses belajar terhadap kualitas PNS di Mahkamah Agung RI. Dalam melakukan
penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan terhadap beberapa penelitian terdahulu yang
memiliki keterkaitan tema dengan penelitian ini. Terdapat empat (4) penelitian terdahulu yang
ditinjau, yang terdiri dari Skripsi dan Tesis yang dapat dijadikan pembanding dalam
melakukan penelitian tentang pengaruh kurikulum diklat terhadap kualitas, kompetensi dan
atau kinerja pegawai di sebuah instansi. Berikut adalah jurnal pembandingnya:
• Agus Suharto. 2004. Tesis: Pengaruh Kurikulum IPISD dalam Diklat terhadap
Kualitas Teknisi Pemeliharaan Pesawat Terbang TNI AU. Depok: Program Studi
Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Program Pascasarjana UI
• Harry Pambudi. 2004. Skripsi: Analisis Kesesuaian Kurikulum Diklatpim Tk. III
dengan Kompetensi Pegawai di Departemen Pertanian RI. Depok: Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Program Sarjana UI
• Moch. Rofiq. 2011. Tesis: Pengaruh Kurikulum, Kompetensi Guru dan Motivasi
terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di SMA Wilayah Jakarta Pusat). Depok:
Program Studi Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Program Pascasarjana UI
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan dalam tabel
operasionalisasi konsep sebagai berikut:
Tabel 2.2 Operasionalisasi Konsep Kurikulum Diklat, Proses Belajar, dan Kualitas Hasil Belajar
Konsep Variabel Indikator Skala
Kualitas Kualitas Hasil Belajar
1. Kognitif (Pengetahuan) a. Pengetahuan b. Pemahaman c. Penerapan d. Analisis e. Sintesis f. Evaluasi
2. Afektif (Sikap) a. Penerimaan b. Reaksi/jawaban c. Penilaian d. Organisasi e. Karakterisasi
3. Psikomotorik (Keterampilan) a. Persepsi b. Kesiapan
Ordinal
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
c. Tanggapan/respon d. Mekanisme e. Tindakan f. Adaptasi g. Originasi
Proses Belajar Proses Belajar
1. Faktor guru 2. Faktor siswa 3. Faktor Sarana dan Prasarana 4. Faktor Lingkungan
a. Organisasi kelas b. Iklim sosial-psikologis
Ordinal
Kurikulum Kurikulum Diklat
1. Tujuan kurikulum a. Pencapaian tujuan instruksional umum b. Pencapaian tujuan instruksional khusus c. Ketepatan tujuan dengan waktu yang
tersedia 2. Bahan/materi kurikulum
a. Kesesuaian materi pelajaran dengan tujuan instruksional
b. Kesesuaian materi dengan tingkat kemampuan peserta
c. Kesesuaian materi dengan media d. Sistematika bahan e. Kesesuian materi dengan pekerjaan yang
dilaksanakan 3. Metode belajar-mengajar
a. Minat dan motivasi belajar peserta b. Ketepatan metode pengajaran c. Kompetensi pengajar d. Kelengkapan media dan alat pengajaran e. Cara berinteraksi antara pengajar dan
peserta 4. Evaluasi
a. Ketepatan alat penilaian b. Tingkat kesulitan alat penilaian
Ordinal
Sumber: Diturunkan dari konsep kualitas hasil belajar oleh Bloom (1971), proses belajar oleh Sanjaya (2011), dan kurikulum oleh Nasution (1999).
Metode Penelitian
Penelitian ini di desain dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana
penelitiannya dilakukan survey dengan menggunakan pernyataan untuk menguji sebuah teori.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yakni dengan data
primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data
kuantitatif yang didapat melalui penelitian di lapangan atau survey dengan menggunakan
kuesioner yang dibagikan kepada para responden serta didukung dengan wawancara terhadap
beberapa narasumber yaitu responden itu sendiri untuk memperoleh informasi tentang
kurikulum diklat dan proses belajar, serta Pejabat Eselon III yang merupakan atasan dari salah
satu responden untuk memperoleh informasi tentang kualitas hasil belajar. Setelah
mendapatkan data dan informasi dari pengisian kuesioner, data awal yang sudah diseleksi
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
kemudian diberi kode sesuai dengan variabel dan klasifikasi variabel yang selanjutnya akan
diolah dengan metode Analisa Regresi Linear Berganda dan menggunakan program SPSS
(Statistical Package for the Social Science). Adapun untuk mengubah data ordinal dalam
Skala Likert yang digunakan, maka dilakukan pembobotan pada tiap pertanyaan dengan 5
poin skala derajat kesetujuan (1 = Sangat Tidak Setuju (STS), 2 = Tidak Setuju (TS), 3 =
Netral (N), 4 = Setuju (S), dan 5 = Sangat Setuju (SS)).
Pembahasan
Dalam sistem manajemen kepegawaian, pejabat struktural eselon IV memainkan
peranan yang sangat menentukan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi
dan memimpin bawahan dan seluruh pemangku kepentingan stratejik untuk melaksanakan
kegiatan tersebut secara efektif dan efisien. Tugas ini menuntutnya memiliki kompetensi
kepemimpinan operasional, yaitu kemampuan dalam membuat perencanaan pelaksanaan
kegiatan instansi dan kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan dan pemangku
kepentingan strategisnya dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.
Untuk dapat membentuk sosok pejabat struktural eselon IV seperti tersebut di atas,
penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV yang
bertujuan sebatas membekali peserta dengan kompetensi yang dibutuhkan menjadi pemimpin
operasional dirasakan tidak cukup. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV
yang inovatif, yaitu penyelenggaraan Dikiat yang memungkinkan peserta mampu menerapkan
kompetensi yang telah dimilikinya. Dalam penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV seperti ini,
peserta dituntut untuk menunjukkan kinerjanya dalam merancang suatu perubahan di unit
kerjanya dan memimpin perubahan tersebut sehingga memberikan hasil yang signifikan.
Dengan demikian, pembaharuan Diklatpim Tingkat IV ini diharapkan dapat menghasilkan
alumni yang tidak hanya memiliki kompetensi kepemimpinan operasional, tetapi juga mampu
menunjukkan kinerjanya dalam memimpin perubahan di unitnya (Peraturan LAN No. 20
Tahun 2015).
Karakteristik responden merupakan suatu gambaran umum mengenai PNS Eselon IV
di Mahkamah Agung RI yang telah mengikuti Diklat Menpim (Diklatpim Tk. IV) pada tahun
2014 yang dibutuhkan sebagai bahan informasi untuk mengetahui identitas responden dalam
penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi seluruh PNS
Eselon IV yang merupakan peserta Diklat Menpim (Diklatpim Tk. IV) pada tahun 2014 yang
berjumlah 39 orang.
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
Dalam gambar 4.3 di bawah ini dapat terlihat bahwa dari total keseluruhan 39
responden terdapat 6 responden (15.4%) yang berusia kurang dari 35 tahun, 17 responden
(43.6%) yang berusia sekitar 35-45 tahun, dan 16 responden (41.0%) yang berusia lebih dari
45 tahun. Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini
berada pada rentang usia 35-45 tahun. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
seluruh PNS Eselon IV di Mahkamah Agung RI yang telah mengikuti diklatpim tingkat IV
pada tahun 2014 masih tergolong dalam usia yang produktif.
Gambar 4.3 Usia Responden (Sumber: hasil olahan peneliti)
Dalam gambar 4.4 di bawah ini dapat terlihat bahwa dari total keseluruhan 39
responden terdapat 25 responden (64.1%) yang berasal dari jenjang Sarjana dan 14 responden
(35.9%) yang berasal dari jenjang Pasca Sarjana. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
mayoritas responden berasal dari jenjang Sarjana. Hal ini menunjukkan bahwa para responden
telah memenuhi salah satu syarat untuk menduduki jabatan Eselon IV yaitu sudah memiliki
gelar Sarjana.
Gambar 4.4 Jenjang Pendidikan (Sumber: hasil olahan peneliti)
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
Dalam gambar 4.5 di bawah ini dapat terlihat bahwa dari total keseluruhan 39
responden terdapat 19 responden (48.7%) yang berasal dari kantor pusat Mahkamah Agung
RI, 5 responden (12.8%) yang berasal dari Pengadilan Tk. Banding, dan 15 responden
(38.5%) yang berasal dari Pengadilan Tk. Pertama. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
PNS Eselon IV di Mahkamah Agung RI yang telah mengikuti diklatpim tingkat IV pada
tahun 2014 mayoritas berasal dari kantor pusat Mahkamah Agung RI disusul dengan
Pengadilan Tk. Pertama.
Gambar 4.5 Satuan Kerja (Sumber: hasil olahan peneliti)
Dalam gambar 4.6 di bawah ini dapat terlihat bahwa dari total keseluruhan 39
responden terdapat 6 responden (15.4%) yang memiliki masa kerja kurang dari 10 tahun, 19
responden (48.7%) yang memiliki masa kerja dengan rentang antara 10-20 tahun, dan 14
responden (35.9%) yang memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa mayoritas PNS Eselon IV di Mahkamah Agung RI yang telah mengikuti
diklatpim tingkat IV pada tahun 2014 memiliki masa kerja dengan rentang antara 10-20
tahun. Hal ini dikarenakan butuh waktu 4 (tahun) untuk tiap kenaikan pangkat.
Gambar 4.6 Masa Kerja (Sumber: hasil olahan data)
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
Uji validitas dan reliabilitas dari data pretest dilakukan terhadap 20 responden dengan
menggunakan analisa faktor untuk mengetahui apakah tiap pernyataan dalam kuesioner telah
mewakili tiap variabel yang ada. Variabel tersebut dapat diolah lebih lanjut jika nilai KMO
(Kaiser-Meyer-Olkin) MSA (Measure of Sampling Adequacy), dan factor loading matrix
memiliki nilai lebih besar dari 0,5 (Hair et al, 2000: 34). Hasil pretest dari variabel Kualitas
Hasil Belajar, Proses Belajar, dan Kurikulum Diklat memiliki nilai KMO MSA diatas 0,5. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang ada di dalam kuesioner penelitian sudah
memiliki tingkat validitas yang baik dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
Setelah dinyatakan valid, hal selanjutnya yang dilakukan terhadap data pretest adalah
mengukur reliabilitas. Batas nilai reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s Alpha yang
biasanya dapat diterima adalah jika batas nilai 0,6 terpenuhi (Malhotra, 1996: 305). Vvariabel
Kualitas Hasil Belajar, Proses Belajar, dan Kurikulum Diklat memiliki niilai Cronbach’s
Alpha di atas 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang digunakan dalam
kuesioner penelitian memiliki tingkat reliabilitas yang baik dan dapat digunakan dalam
penelitian ini.
Menurut Benjamin Bloom (1971) dalam (Sudjana: 2005: 22) terdapat tiga ranah
secara garis besar dalam klasifikasi hasil belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris. Proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks, yang bersifat pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam
proses serta hasil belajar. Secara keseluruhan dari berbagai faktor yang ada di dalam variabel
kualitas hasil belajar, yang terdiri dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris, dapat
diketahui bahwa:
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
Gambar 4.7 Variabel Kualitas Hasil Belajar (Sumber: hasil olahan peneliti)
Pada gambar 4.7 di atas terlihat bahwa ranah afektif merupakan dimensi yang paling
kuat dalam mendukung keberhasilan kualitas hasil belajar, sedangkan ranah kognitif
merupakan dimensi yang paling rendah dalam mendukung keberhasilan kualitas hasil belajar.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden merasa kurikulum dan proses
belajar yang mereka ikuti dalam diklat telah memberikan dampak yang baik terhadap sikap
mereka, sedangkan untuk pengetahuan, mereka merasa tidak terlalu besar dampaknya
dibandingkan dengan ranah lainnya. Dengan begitu, mungkin ada baiknya jika dilakukan
penyuluhan secara lebih spesifik terhadap jabatan responden, karena meskipun sama-sama
menjabat sebagai eselon IV, tiap-tiap responden memiliki satuan kerja yang berbeda-beda
pula.
Ruhimat (2012: 128) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses interaksi
antara berbagai unsur yang berkaitan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai
peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan
kemungkinan terjadinya kegiatan belajar. Adapun komponen atau faktor yang mempengaruhi
pengajaran mencakup guru, siswa, sarana dan prasarana, serta lingkungan (Sanjaya, 2011:
197). Secara keseluruhan dari berbagai faktor yang ada di dalam variabel proses belajar, yang
terdiri dari faktor guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana, serta faktor lingkungan,
dapat diketahui bahwa:
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
Gambar 4.8 Variabel Proses Belajar (Sumber: hasil olahan peneliti)
Pada gambar 4.8 di atas dapat diketahui bahwa faktor siswa serta sarana dan prasarana
merupakan dimensi yang paling kuat dalam variabel proses belajar. Namun melihat selisih
perbedaan yang tak terlalu jauh dengan faktor guru dan faktor lingkungan, dapat disimpulkan
bahwa kedua faktor tersebut juga memengaruhi variabel proses belajar secara signifikan dan
memiliki peran yang hampir sama kuat dengan faktor siswa serta sarana dan prasarana. Hal
ini mengindikasikan bahwa semua faktor yang ada dalam proses belajar memiliki peran
masing-masing dan saling berkaitan satu sama lain.
Penilaian dalam suatu kurikulum menurut Nasution (1999: 18) adalah yang berkaitan
dengan komponen-komponennya, yaitu tujuan; bahan pelajaran; proses belajar-mengajar; dan
evaluasi atau penilaian. Keempat komponen itu saling berhubungan, setiap komponen
bertalian erat dengan ketiga komponen lainnya. Hal ini selaras dengan pendapat dari Hamalik
(1999: 24), dimana PNS Eselon IV di Mahkamah Agung RI yang telah mengikuti diklatpim
tingkat IV pada tahun 2014 berpendapat bahwa komponen-komponen kurikulum meliputi
tujuan, materi, metode, organisasi, dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut, baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama-sama, menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan
sistem pembelajaran. Secara keseluruhan dari berbagai faktor yang ada di dalam kurikulum
diklat, yang terdiri dari tujuan kurikulum, materi kurikulum, metode belajar-mengajar, dan
evaluasi, dapat diketahui bahwa:
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
Gambar 4.9 Variabel Kurikulum Diklat (Sumber: hasil olahan peneliti)
Pada gambar 4.9 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden cenderung
merasa metode belajar-mengajar merupakan dimensi yang paling kuat dalam mendukung
kurikulum diklat, sedangkan tujuan kurikulum dirasa memiliki faktor yang tidak terlalu kuat
dalam memengaruhi variabel kurikulum diklat. Namun dapat terlihat pula tidak ada perbedaan
yang terlalu jauh diantara tiap dimensi, maka dapat disimpulkan seluruh dimensi memiliki
perannya masing-masing dalam memengaruhi variabel kurikulum diklat. Dengan demikian,
ada baiknya jika tujuan kurikulum dapat diperjelas sehingga para responden atau peserta
diklat dapat memahami tujuan-tujuan yang ingin dicapai dengan mengikuti program diklat
tersebut.
Dalam pengujian asumsi dilakukan tiga syarat yang harus dibuktikan kevalidannya
atas variabel yang ada, yaitu uji linearitas, normalitas residual, dan heteroskedastisitas. Uji
linearitas dilakukan dengan menggunakan perhitungan tingkat signifikan, sehingga data bisa
dikatakan memiliki hubungan yang linear jika nilai signifikan linearity < 0.5 dan deviation
from linearity > 0.5. Pada kurikulum diklat, nilai signifikan linearity adalah 0.0 dan nilai
deviation from linearity yaitu 0.125. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kurikulum diklat
memiliki hubungan yang linear dengan variabel dependen kualitas hasil belajar. Sedangkan
untuk variabel proses belajar, nilai signifikan linearity adalah 0.0 dan nilai deviation from
linearity yaitu 0.095. Hal ini menunjukkan bahwa tabel tersebut memiliki nilai signifikan
linearity < 0.5 dan nilai deviation from linearity > 0.5 yang berarti variabel proses belajar
memiliki hubungan yang linear dengan variabel dependen kualitas hasil belajar. Sehingga
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
dapat disimpulkan bahwa variabel kurikulum diklat dan proses belajar sama-sama memiliki
hubungan yang linear dengan variabel dependen kualitas hasil belajar.
Uji normalitas residual dapat dilihat dari nilai signifikan unstandardized residual, jika
nilai signifikan > 0.05 maka data tersebut dapat dikatakan sebagai data yang berdistribusi
normal. Melalui uji Kolmogorov-Smirnov maka di dapatkan nilai signifikan unstandardized
residual > 0.05 yaitu sebesar 0.950. Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam
penelitian ini berdistribusi normal.
Untuk dapat melakukan pengujian analisis regresi, data harus bersifat homoskedastis
atau tidak boleh terkena heteroskedastis. Maka dalam penelitian ini dilakukan uji
heteroskedastisitas dengan metode Glejser. Jika nilai signifikan > 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa data bebas dari heteroskedastisitas. Terdapat beberapa nilai signifikan <
0.05, yaitu 0.02 pada hasil uji heteroskedastisitas non moderasi untuk variabel kurikulum
diklat dan 0.022 pada hasil uji heteroskedastisitas moderasi untuk variabel proses belajar. Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat masalah heteroskedastisitas pada variabel kurikulum diklat
sebelum menggunakan variabel proses belajar namun setelah variabel kurikulum diklat di uji
secara bersama-sama dengan variabel proses belajar, variabel kurikulum diklat terbebas dari
heteroskedastisitas dengan nilai 0.625, namun justru variabel proses belajar yang terkena
masalah heteroskedastisitas. Dengan adanya masalah heteroskedastisitas tersebut, besaran
koefisien (Beta) tidak terpengaruh, akan tetapi kelayakan model akan terpengaruh. Oleh
karena itu harus dilakukan uji regresi dengan me-robust standard error dengan menggunakan
metode White melalui macro dalam program SPSS.
Setelah dilakukan uji linearitas dan uji normalitas dan telah diketahui bahwa adanya
hubungan dan data berdistribusi normal, maka selanjutnya akan diuji pengaruh terlebih
dahulu dengan melihat besarnya pengaruh berdasarkan hasil analisa regresi yang dapat dilihat
dari nilai koefisien korelasi (R) dan R Square untuk menjelaskan besarnya variasi antar
variabel. Nilai R digunakan untuk melihat kekuatan hubungan sedangkan nilai R Square yang
didapatkan untuk mengetahui kelayakan model. Nilai R yang menunjukkan angka 0.725 dan
berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi pada tabel 3.1, maka dapat diketahui
bahwa kekuatan antar variabel dalam penelitian ini termasuk dalam kategori kuat. Nilai
koefisien korelasi tersebut juga bernilai positif yang artinya arah kekuatan hubungan adalah
positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik kurikulum diklat dan proses belajar
yang ada maka semakin baik pula kualitas hasil belajar PNS. Adapun dari nilai R Square yang
didapatkan untuk mengetahui kelayakan model, diperoleh angka 0.525 yang berarti 52,5%
dari perubahan-perubahan pada variabel kualitas hasil belajar dapat dijelaskan atau
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
dipengaruhi oleh variabel kurikulum diklat dan proses belajar, sedangkan sisanya disebabkan
oleh variabel atau faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini berarti variabel
kurikulum diklat dan proses belajar dapat memengaruhi kualitas hasil belajar lebih dari
setengah dari keseluruhan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kualitas hasil belajar.
Uji-F dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen dan
variabel mediator secara bersama-sama terhadap variabel dependen secara simultan (secara
bersama-sama). Batasan nilai signifikansi yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah 0.05. Jika nilai signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan jika nilai
signifikansi > 0.05, maka Ho diterima. Adapun hipotesis yang terkait dengan hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
Ho : Kurikulum diklat dan proses belajar tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas hasil belajar.
Ha : Kurikulum diklat dan proses belajar berpengaruh secara signifikan
terhadap kualitas hasil belajar.
Tabel 4.20 Hasil Uji Regresi Secara Bersama-sama
(Sumber: Output SPSS hasil olahan peneliti)
Dari tabel 4.20 di atas dapat terlihat nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0.00
dimana nilai tersebut < 0.05 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka
dapat ditarik simpulan bahwa terdapat pengaruh kurikulum diklat dan proses belajar terhadap
kualitas hasil belajar secara signifikan. Dengan demikian, model regresi yang dihasilkan
sudah tepat untuk memprediksi adanya pengaruh yang signifikan antara kurikulum diklat dan
proses belajar secara bersama-sama.
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel independen jika berdiri
sendiri memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dalam model. Hasil uji t dapat dilihat
pada tabel coefficients yaitu pada nilai signifikansi. Jika nilai t hitung > t tabel atau jika nilai
signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
ANOVAb
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3793.598 2 1896.799 19.90
8 .000a
Residual 3429.992 36 95.278
Total 7223.590 38 a. Predictors: (Constant), Total PB, Total KD
b. Dependent Variable: Total KHB
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
Tabel 4.21 Hasil Uji Regresi Non Moderasi
(Sumber: Output SPSS hasil olahan peneliti) Dari tabel 4.21 dapat dilihat jika variabel kurikulum diklat memperoleh nilai
signifikan < 0.05 dan koefisien positif 0.665 yang artinya terdapat hubungan positif atau
berbanding lurus antara variabel independen (kurikulum diklat) dengan variabel dependen
(kualitas hasil belajar). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima, dimana kurikulum diklat memengaruhi kualitas hasil belajar secara signifikan.
Adapun persamaan regresi yang dapat dibuat adalah:
Y = 32,437 + 0,665X1
Keterangan:
Y = Kualitas hasil belajar
X1 = Kurikulum diklat
32,437 = Angka konstan Unstandardized Coefficients
0.665 = Angka koefisien regresi ini memiliki arti bahwa setiap satu kenaikan
kurikulum diklat akan menyebabkan kenaikan kualitas hasil belajar sebesar
0,665.
Tabel 4.22 Hasil Uji Regresi Moderasi
(Sumber: Output SPSS hasil olahan peneliti)
Dari tabel 4.22 di atas terlihat bahwa nilai signifikan variabel kurikulum diklat < 0.05
yaitu 0.027, sedangkan variabel proses belajar > 0.05 yaitu 0.588 dimana hal ini menandakan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 32.437 6.032 5.378 .000
Total KD .665 .105 .722 6.347 .000 a. Dependent Variable: Total KHB
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 32.589 6.096 5.346 .000
Total KD .548 .238 .595 2.305 .027 Total PB .126 .230 .141 .547 .588
a. Dependent Variable: Total KHB
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
bahwa variabel kurikulum diklat memiliki pengaruh signifikan akan tetapi variabel proses
belajar tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Namun, variabel proses belajar terbukti
memiliki efek pemediasi terhadap hubungan antara variabel kurikulum diklat dengan kualitas
hasil belajar, hal ini dibuktikan dengan berubahnya nilai koefisien variabel kurikulum diklat
ketika variabel proses belajar diikutsertakan dalam regresi.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menyebar kuesioner
terhadap 39 responden yang merupakan keseluruhan populasi dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang positif dari variabel kurikulum diklat melalui proses belajar terhadap
kualitas hasil belajar. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dapat diketahui juga
bahwa pengaruh antar variabel adalah kuat dan sebesar 52,5% dari perubahan-perubahan pada
variabel kualitas hasil belajar dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel kurikulum diklat
dan proses belajar, sedangkan sisanya disebabkan oleh variabel atau faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Saran
Diharapkan jika tujuan kurikulum dapat diperjelas sehingga para responden atau
peserta diklat dapat memahami tujuan-tujuan yang ingin dicapai dengan mengikuti program
diklat tersebut, lama proses belajar dapat dipersingkat sehingga tidak mengganggu pekerjaan
terutama untuk peserta dari luar daerah, dan untuk kualitas hasil belajar yang lebih optimal
dapat dilakukan penyuluhan secara lebih spesifik terhadap jabatan responden, karena
meskipun sama-sama menjabat sebagai eselon IV, tiap-tiap responden memiliki satuan kerja
yang berbeda-beda pula.
Daftar Pustaka Buku: Ansyar, Mohamad. 2015. Kurikulum: hakikat, fondasi, desain, dan pengembangan. Jakarta:
Kencana Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka
Cipta Dimyati & Mudjiono. 2015. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen kualitas: penerapan konsep-konsep kualitas dalam
manajemen bisnis total. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi SPSS. Semarang: UNDIP Goldstein, Irwin L & J. Kevin Ford. 2001. Training in organizations: needs assessment,
development, and evaluation. Canada Gunawan, Imam. 2016. Pengantar Statistika Inferensial. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
Guilford, J. P. 1956. Fundamental statistics in pshycology and education. New York: Mc Graw-Hill Book Co. Inc.
Hair, J. F., et al. 2000. Multivariate data analysis. New Jersey: Pearson Education Inc Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hidayat, Rakhmat. 2011. Pengantar sosiologi kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers Kadir & Raihan. 2006. Statistika sosial. Jakarta: Universitas Islam Jakarta Malhotra, Naresh K. 1996. Marketing research: an applied orientation. New Jersey: Prentie
Hall Nasution, Mustafa Edwin & Hardius Usman. 2007. Proses penelitian kuantitatif. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Nasution, S. 1999. Asas-asas kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi penelitian: skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah.
Jakarta: Prenadamedia Group Prasetyo, Bambang & Lina Miftahul Jannah. 2012. Metode penelitian kuantitatif: teori dan
aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers Robbins, Stephen P & Timothy A Judge. 2015. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat Rusman. 2012. Manajemen kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan pembelajaran: teori dan praktik pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana _____________. 2008. Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi.
Jakarta: Kencana Saylor, J. Galen, William M. Alexander & Arthur J. Lewis, Arthur J. 1981. Curriculum
planning for better teaching and learning. Tokyo: Holt-Saunders Japan Sarwono, Jonathan. 2013. 12 Jurus ampuh SPSS untuk riset skripsi. Jakarta: Elek Media
Komputindo Siagian, Sondang P. 1993. Organisasi kepemimpinan dan perilaku administrasi. Jakarta: Haji
Masagung Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan evaluasi kinerja. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Soemartono. 1993. Himpunan tulisan tentang pendidikan dan pelatihan manajemen. Jakarta:
Balai Pustaka Sudjana, Nana. 2005. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset Sugiyono. 2012. Metode penelitian administrasi: dilengkapi dengan metode R & D. Bandung:
Alfabeta Tim Pengembang MKDP. Koordinator Toto Ruhimat. 2012. Kurikulum dan pembelajaran.
Jakarta: Rajawali Pers Vernon, Mark. 2011. Bisnis: the key concepts. Penerjemah Salim Darmidi. Jakarta: Rajawali
Pers Windham, Douglas M. 1988. Improving the efficiency of educational systems: indicators of
educational effectiveness and afficiency. US Agency for International Development Bureau for Science and Techology: Office of Education
Publikasi Ilmiah: Agus Suharto. 2004. Tesis: Pengaruh Kurikulum IPISD dalam Diklat terhadap Kualitas
Teknisi Pemeliharaan Pesawat Terbang TNI AU. Depok: Program Studi Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Program Pascasarjana UI
Harry Pambudi. 2004. Skripsi: Analisis Kesesuaian Kurikulum Diklatpim Tk. III dengan Kompetensi Pegawai di Departemen Pertanian RI. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Sarjana UI
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016
Moch. Rofiq. 2011. Tesis: Pengaruh Kurikulum, Kompetensi Guru dan Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di SMA Wilayah Jakarta Pusat). Depok: Program Studi Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Program Pascasarjana UI
Publikasi Internet: http://diklatteknisperadilan.blogspot.co.id/p/blog-page_8596.html http://litbangdiklatkumdil.net/pusdiklat-manajemen-kepemimpinan/dok-kegiatan-diklat-
menpim/1140-hari-ini-menjadi-sejarah-raihan-sertifikasi-iso-pusdiklat-menpim.html http://litbangdiklatkumdil.net/pusdiklat-teknis-peradilan/dok-kegiatan-diklat-teknis/1212-
sertifikasi-iso-sebagai-pendukung-reformasi-birokrasi-mahkamah-agung-ri.html http://nasional.kompas.com/read/2013/12/16/1831505/Pegawai.MA.Djodi.Supratman.Divonis
.2.Tahun.Penjara http://nasional.sindonews.com/read/1085067/13/kpk-tetapkan-pejabat-ma-andri-tristianto-
sutrisna-tersangka-suap-1455362212 http://www.sinarpaginews.com/fullpost/nasional/1426647261/markus-oknum-pegawai-pn-
pangkal-pinang-menyeret-pegawai-ma-ri-.html https://m.tempo.co/read/news/2016/04/22/078765052/nurhadi-yang-dicekal-kpk-pernah-bagi-
bagi-ipod-pas-mantu Dokumen: Daftar Nilai Peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Mahkamah Agung RI
Tahun 2014 Laporan Tahunan Mahkamah Agung Tahun 2014 Laporan Tahunan Mahkamah Agung Tahun 2015 Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 20 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV
Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016