pengaruh kurikulum diklat manajemen dan kepemimpinan

17
Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan Melalui Proses Belajar Terhadap Kualitas Pegawai Negeri Sipil Eselon IV di Mahkamah Agung RI Rizscy Ananda Mulia dan Moh. Riduansyah Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Mahkamah Agung sebagai pemegang puncak kekuasaan yudikatif sudah seharusnya memiliki sumber daya manusia yang berkualitas baik, namun pada kenyataannya masih ada saja aparatur hukum yang bertindak diluar moral dan etika. Salah satu cara untuk membentuk sosok aparatur lembaga pengadilan yang baik, perlu dilaksanakannya pembinaan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan dengan kurikulum dan proses belajar yang dapat menunjang keberhasilan Diklat tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kualitas PNS di Mahkamah Agung setelah mengikuti diklat dengan kurikulum yang diterapkan oleh Pusdiklat Menpim MA ditinjau dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Teori yang digunakan yaitu kualitas hasil belajar oleh Bloom (1971), proses belajar oleh Sanjaya (2011), dan kurikulum oleh Nasution (1999). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan program SPSS. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari kurikulum diklat dan proses belajar terhadap kualitas hasil belajar PNS Eselon Tk. IV Mahkamah Agung RI secara bersama-sama. The Influence of Leadership and Management Training Curriculum through Learning Process on Echelon IV of Civil Servants Quality at Mahkamah Agung RI Abstract Mahkamah Agung as a holder of the summit of judiciary should have good human resources, but in fact remains there are human resources that act outside ethics. One of the way to build a good human resources is doing training with a good curriculum and learning process. The research aims to analyze civil servants of Mahkamah Agung RI after training based on Pusdiklat Menpim MA currciculum from cognitive, affective, and pscychomotoric aspect. This research using theory from Bloom (1971) for result of learning quality, Sanjaya (2011) for learning process, and Nasution (1999) for curriculum. Research method of this study was quantitative research, data collected through distribution of questionnaires to respondents. Data analysis was made by Multiple Regression using SPSS program. Analysis result shows that training curriculum and learning process have a positive and significant influence toward result of learning quality. Keywords: Learning process; result of learning quality; training curriculum. Pendahuluan Organisasi merupakan suatu unit sosial yang dikoordinasi secara sadar, terdiri atas dua atau lebih orang, yang berfungsi dalam suatu basis kontinu untuk mencapai suatu tujuan bersama atau serangkaian tujuan. Organisasi memiliki aspek-aspek di dalamnya, salah satunya adalah sumber daya manusia. Namun, kualitas SDM Indonesia pada umumnya sangat Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan Melalui Proses Belajar Terhadap Kualitas Pegawai Negeri Sipil Eselon IV di

Mahkamah Agung RI

Rizscy Ananda Mulia dan Moh. Riduansyah

Program Studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak Mahkamah Agung sebagai pemegang puncak kekuasaan yudikatif sudah seharusnya memiliki sumber daya manusia yang berkualitas baik, namun pada kenyataannya masih ada saja aparatur hukum yang bertindak diluar moral dan etika. Salah satu cara untuk membentuk sosok aparatur lembaga pengadilan yang baik, perlu dilaksanakannya pembinaan melalui jalur Pendidikan dan Pelatihan dengan kurikulum dan proses belajar yang dapat menunjang keberhasilan Diklat tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kualitas PNS di Mahkamah Agung setelah mengikuti diklat dengan kurikulum yang diterapkan oleh Pusdiklat Menpim MA ditinjau dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Teori yang digunakan yaitu kualitas hasil belajar oleh Bloom (1971), proses belajar oleh Sanjaya (2011), dan kurikulum oleh Nasution (1999). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan program SPSS. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari kurikulum diklat dan proses belajar terhadap kualitas hasil belajar PNS Eselon Tk. IV Mahkamah Agung RI secara bersama-sama.

The Influence of Leadership and Management Training Curriculum through Learning Process on Echelon IV of Civil Servants Quality at Mahkamah Agung RI

Abstract

Mahkamah Agung as a holder of the summit of judiciary should have good human resources, but in fact remains there are human resources that act outside ethics. One of the way to build a good human resources is doing training with a good curriculum and learning process. The research aims to analyze civil servants of Mahkamah Agung RI after training based on Pusdiklat Menpim MA currciculum from cognitive, affective, and pscychomotoric aspect. This research using theory from Bloom (1971) for result of learning quality, Sanjaya (2011) for learning process, and Nasution (1999) for curriculum. Research method of this study was quantitative research, data collected through distribution of questionnaires to respondents. Data analysis was made by Multiple Regression using SPSS program. Analysis result shows that training curriculum and learning process have a positive and significant influence toward result of learning quality. Keywords: Learning process; result of learning quality; training curriculum. Pendahuluan

Organisasi merupakan suatu unit sosial yang dikoordinasi secara sadar, terdiri atas dua

atau lebih orang, yang berfungsi dalam suatu basis kontinu untuk mencapai suatu tujuan

bersama atau serangkaian tujuan. Organisasi memiliki aspek-aspek di dalamnya, salah

satunya adalah sumber daya manusia. Namun, kualitas SDM Indonesia pada umumnya sangat

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 2: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

rendah. Di Mahkamah Agung RI, KPK menetapkan status tersangka terhadap Kepala Sub

Direktorat Kasasi dan PK Perdata dan Khusus MA, Andri Tristianto Sutrisna, terkait kasus

dugaan suap permintaan penundaan kasasi sebuah perkara di MA (sindonews.com). Hal ini

diperpanjang dengan terseretnya Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi, yang dicekal KPK

karena diduga terkait kasus Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (tempo.co). Hukuman

disiplin terhadap aparatur pengadilan pada tahun 2015 pun meningkat menjadi sebanyak 266

orang dibandingkan pada tahun 2014 lalu yang berjumlah 209 orang (Laporan Tahunan

Mahkamah Agung 2015). Salah satu cara untuk membentuk sosok aparatur lembaga

pengadilan yang baik, perlu dilaksanakannya pembinaan melalui jalur Pendidikan dan

Pelatihan atau biasa disebut Diklat.

Pusdiklat Menpim Badan Litbang Diklat Kumdil dibangun di kawasan Megamendung

Bogor pada 13 Oktober 2008 yang merupakan ujung tombak dalam mewujudkan aparat

penegak hukum yang berkualitas dan profesional. Desember 2014 dan November 2015,

Pusdiklat Menpim MA meraih sertifikasi ISO 9001:2008 dari Lembaga Sertifikasi Sistem

Mutu Internasional PT. TUV Nord Indonesia-Germany yang berpusat di Jerman. Pelatihan

yang dilakukan di Pusdiklat, termasuk di Pusdiklat Menpim MA, tidak terlepas dari

kurikulum, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Rusman, 2012: 3).

Hukum di Indonesia yang terus berkembang menuntut SDM yang berada dalam

lingkungan hukum, seperti di Mahkamah Agung, mengikuti perkembangan hukum yang ada.

Oleh karena itu, pelatihan atau diklat yang diadakan pun kurikulumnya harus selalu mengikuti

perkembangan hukum yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan para sumber daya

manusianya. Kurikulum dan mata diklat yang diterapkan dalam Diklat Menpim MA sekarang

juga telah mengalami perubahan proses belajar dengan adanya coaching dan mentoring sesuai

dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 20 Tahun 2015 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV. Peserta

diklat dapat melakukan praktek langsung di lapangan bukan sekadar menerima teori di kelas

dan mengharuskan peserta untuk melakukan konsultasi dengan mentor yang merupakan

atasannya langsung di kantor.

Berdasarkan hal tersebut, maka pokok permasalahan yang akan diangkat adalah

bagaimana pengaruh kurikulum Pusdiklat Menpim melalui proses belajar terhadap kualitas

PNS Esselon IV di Mahkamah Agung setelah mengikuti Diklat ditinjau dari ranah kognitif,

afektif, dan psikomotoris. Tujuan penelitian yang diharapkan adalah untuk menganalisis

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 3: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

kualitas PNS di Mahkamah Agung setelah mengikuti Diklat dengan kurikulum yang

diterapkan oleh Pusdiklat Menpim MA ditinjau dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris.

Tinjauan Teoritis

Tema penelitian ini adalah tentang Pengaruh Kurikulum Pusdiklat Menpim MA

melalui proses belajar terhadap kualitas PNS di Mahkamah Agung RI. Dalam melakukan

penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan terhadap beberapa penelitian terdahulu yang

memiliki keterkaitan tema dengan penelitian ini. Terdapat empat (4) penelitian terdahulu yang

ditinjau, yang terdiri dari Skripsi dan Tesis yang dapat dijadikan pembanding dalam

melakukan penelitian tentang pengaruh kurikulum diklat terhadap kualitas, kompetensi dan

atau kinerja pegawai di sebuah instansi. Berikut adalah jurnal pembandingnya:

• Agus Suharto. 2004. Tesis: Pengaruh Kurikulum IPISD dalam Diklat terhadap

Kualitas Teknisi Pemeliharaan Pesawat Terbang TNI AU. Depok: Program Studi

Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Program Pascasarjana UI

• Harry Pambudi. 2004. Skripsi: Analisis Kesesuaian Kurikulum Diklatpim Tk. III

dengan Kompetensi Pegawai di Departemen Pertanian RI. Depok: Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Program Sarjana UI

• Moch. Rofiq. 2011. Tesis: Pengaruh Kurikulum, Kompetensi Guru dan Motivasi

terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di SMA Wilayah Jakarta Pusat). Depok:

Program Studi Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Program Pascasarjana UI

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan dalam tabel

operasionalisasi konsep sebagai berikut:

Tabel 2.2 Operasionalisasi Konsep Kurikulum Diklat, Proses Belajar, dan Kualitas Hasil Belajar

Konsep Variabel Indikator Skala

Kualitas Kualitas Hasil Belajar

1. Kognitif (Pengetahuan) a. Pengetahuan b. Pemahaman c. Penerapan d. Analisis e. Sintesis f. Evaluasi

2. Afektif (Sikap) a. Penerimaan b. Reaksi/jawaban c. Penilaian d. Organisasi e. Karakterisasi

3. Psikomotorik (Keterampilan) a. Persepsi b. Kesiapan

Ordinal

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 4: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

c. Tanggapan/respon d. Mekanisme e. Tindakan f. Adaptasi g. Originasi

Proses Belajar Proses Belajar

1. Faktor guru 2. Faktor siswa 3. Faktor Sarana dan Prasarana 4. Faktor Lingkungan

a. Organisasi kelas b. Iklim sosial-psikologis

Ordinal

Kurikulum Kurikulum Diklat

1. Tujuan kurikulum a. Pencapaian tujuan instruksional umum b. Pencapaian tujuan instruksional khusus c. Ketepatan tujuan dengan waktu yang

tersedia 2. Bahan/materi kurikulum

a. Kesesuaian materi pelajaran dengan tujuan instruksional

b. Kesesuaian materi dengan tingkat kemampuan peserta

c. Kesesuaian materi dengan media d. Sistematika bahan e. Kesesuian materi dengan pekerjaan yang

dilaksanakan 3. Metode belajar-mengajar

a. Minat dan motivasi belajar peserta b. Ketepatan metode pengajaran c. Kompetensi pengajar d. Kelengkapan media dan alat pengajaran e. Cara berinteraksi antara pengajar dan

peserta 4. Evaluasi

a. Ketepatan alat penilaian b. Tingkat kesulitan alat penilaian

Ordinal

Sumber: Diturunkan dari konsep kualitas hasil belajar oleh Bloom (1971), proses belajar oleh Sanjaya (2011), dan kurikulum oleh Nasution (1999).

Metode Penelitian

Penelitian ini di desain dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

penelitiannya dilakukan survey dengan menggunakan pernyataan untuk menguji sebuah teori.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yakni dengan data

primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data

kuantitatif yang didapat melalui penelitian di lapangan atau survey dengan menggunakan

kuesioner yang dibagikan kepada para responden serta didukung dengan wawancara terhadap

beberapa narasumber yaitu responden itu sendiri untuk memperoleh informasi tentang

kurikulum diklat dan proses belajar, serta Pejabat Eselon III yang merupakan atasan dari salah

satu responden untuk memperoleh informasi tentang kualitas hasil belajar.   Setelah

mendapatkan data dan informasi dari pengisian kuesioner, data awal yang sudah diseleksi

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 5: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

kemudian diberi kode sesuai dengan variabel dan klasifikasi variabel yang selanjutnya akan

diolah dengan metode Analisa Regresi Linear Berganda dan menggunakan program SPSS

(Statistical Package for the Social Science). Adapun untuk mengubah data ordinal dalam

Skala Likert yang digunakan, maka dilakukan pembobotan pada tiap pertanyaan dengan 5

poin skala derajat kesetujuan (1 = Sangat Tidak Setuju (STS), 2 = Tidak Setuju (TS), 3 =

Netral (N), 4 = Setuju (S), dan 5 = Sangat Setuju (SS)).

Pembahasan

Dalam sistem manajemen kepegawaian, pejabat struktural eselon IV memainkan

peranan yang sangat menentukan dalam membuat perencanaan pelaksanaan kegiatan instansi

dan memimpin bawahan dan seluruh pemangku kepentingan stratejik untuk melaksanakan

kegiatan tersebut secara efektif dan efisien. Tugas ini menuntutnya memiliki kompetensi

kepemimpinan operasional, yaitu kemampuan dalam membuat perencanaan pelaksanaan

kegiatan instansi dan kemampuan mempengaruhi serta memobilisasi bawahan dan pemangku

kepentingan strategisnya dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.

Untuk dapat membentuk sosok pejabat struktural eselon IV seperti tersebut di atas,

penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV yang

bertujuan sebatas membekali peserta dengan kompetensi yang dibutuhkan menjadi pemimpin

operasional dirasakan tidak cukup. Diperlukan sebuah penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV

yang inovatif, yaitu penyelenggaraan Dikiat yang memungkinkan peserta mampu menerapkan

kompetensi yang telah dimilikinya. Dalam penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV seperti ini,

peserta dituntut untuk menunjukkan kinerjanya dalam merancang suatu perubahan di unit

kerjanya dan memimpin perubahan tersebut sehingga memberikan hasil yang signifikan.

Dengan demikian, pembaharuan Diklatpim Tingkat IV ini diharapkan dapat menghasilkan

alumni yang tidak hanya memiliki kompetensi kepemimpinan operasional, tetapi juga mampu

menunjukkan kinerjanya dalam memimpin perubahan di unitnya (Peraturan LAN No. 20

Tahun 2015).

Karakteristik responden merupakan suatu gambaran umum mengenai PNS Eselon IV

di Mahkamah Agung RI yang telah mengikuti Diklat Menpim (Diklatpim Tk. IV) pada tahun

2014 yang dibutuhkan sebagai bahan informasi untuk mengetahui identitas responden dalam

penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi seluruh PNS

Eselon IV yang merupakan peserta Diklat Menpim (Diklatpim Tk. IV) pada tahun 2014 yang

berjumlah 39 orang.

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 6: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

Dalam gambar 4.3 di bawah ini dapat terlihat bahwa dari total keseluruhan 39

responden terdapat 6 responden (15.4%) yang berusia kurang dari 35 tahun, 17 responden

(43.6%) yang berusia sekitar 35-45 tahun, dan 16 responden (41.0%) yang berusia lebih dari

45 tahun. Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini

berada pada rentang usia 35-45 tahun. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa

seluruh PNS Eselon IV di Mahkamah Agung RI yang telah mengikuti diklatpim tingkat IV

pada tahun 2014 masih tergolong dalam usia yang produktif.

Gambar 4.3 Usia Responden (Sumber: hasil olahan peneliti)

Dalam gambar 4.4 di bawah ini dapat terlihat bahwa dari total keseluruhan 39

responden terdapat 25 responden (64.1%) yang berasal dari jenjang Sarjana dan 14 responden

(35.9%) yang berasal dari jenjang Pasca Sarjana. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa

mayoritas responden berasal dari jenjang Sarjana. Hal ini menunjukkan bahwa para responden

telah memenuhi salah satu syarat untuk menduduki jabatan Eselon IV yaitu sudah memiliki

gelar Sarjana.

Gambar 4.4 Jenjang Pendidikan (Sumber: hasil olahan peneliti)

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 7: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

Dalam gambar 4.5 di bawah ini dapat terlihat bahwa dari total keseluruhan 39

responden terdapat 19 responden (48.7%) yang berasal dari kantor pusat Mahkamah Agung

RI, 5 responden (12.8%) yang berasal dari Pengadilan Tk. Banding, dan 15 responden

(38.5%) yang berasal dari Pengadilan Tk. Pertama. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa

PNS Eselon IV di Mahkamah Agung RI yang telah mengikuti diklatpim tingkat IV pada

tahun 2014 mayoritas berasal dari kantor pusat Mahkamah Agung RI disusul dengan

Pengadilan Tk. Pertama.

Gambar 4.5 Satuan Kerja (Sumber: hasil olahan peneliti)

Dalam gambar 4.6 di bawah ini dapat terlihat bahwa dari total keseluruhan 39

responden terdapat 6 responden (15.4%) yang memiliki masa kerja kurang dari 10 tahun, 19

responden (48.7%) yang memiliki masa kerja dengan rentang antara 10-20 tahun, dan 14

responden (35.9%) yang memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun. Dari data tersebut dapat

diketahui bahwa mayoritas PNS Eselon IV di Mahkamah Agung RI yang telah mengikuti

diklatpim tingkat IV pada tahun 2014 memiliki masa kerja dengan rentang antara 10-20

tahun. Hal ini dikarenakan butuh waktu 4 (tahun) untuk tiap kenaikan pangkat.

Gambar 4.6 Masa Kerja (Sumber: hasil olahan data)

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 8: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

Uji validitas dan reliabilitas dari data pretest dilakukan terhadap 20 responden dengan

menggunakan analisa faktor untuk mengetahui apakah tiap pernyataan dalam kuesioner telah

mewakili tiap variabel yang ada. Variabel tersebut dapat diolah lebih lanjut jika nilai KMO

(Kaiser-Meyer-Olkin) MSA (Measure of Sampling Adequacy), dan factor loading matrix

memiliki nilai lebih besar dari 0,5 (Hair et al, 2000: 34). Hasil pretest dari variabel Kualitas

Hasil Belajar, Proses Belajar, dan Kurikulum Diklat memiliki nilai KMO MSA diatas 0,5. Hal

ini menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang ada di dalam kuesioner penelitian sudah

memiliki tingkat validitas yang baik dan dapat digunakan dalam penelitian ini.

Setelah dinyatakan valid, hal selanjutnya yang dilakukan terhadap data pretest adalah

mengukur reliabilitas. Batas nilai reliabilitas dengan menggunakan Cronbach’s Alpha yang

biasanya dapat diterima adalah jika batas nilai 0,6 terpenuhi (Malhotra, 1996: 305). Vvariabel

Kualitas Hasil Belajar, Proses Belajar, dan Kurikulum Diklat memiliki niilai Cronbach’s

Alpha di atas 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pertanyaan yang digunakan dalam

kuesioner penelitian memiliki tingkat reliabilitas yang baik dan dapat digunakan dalam

penelitian ini.

Menurut Benjamin Bloom (1971) dalam (Sudjana: 2005: 22) terdapat tiga ranah

secara garis besar dalam klasifikasi hasil belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotoris. Proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana sampai yang paling

kompleks, yang bersifat pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam

proses serta hasil belajar. Secara keseluruhan dari berbagai faktor yang ada di dalam variabel

kualitas hasil belajar, yang terdiri dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris, dapat

diketahui bahwa:

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 9: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

Gambar 4.7 Variabel Kualitas Hasil Belajar (Sumber: hasil olahan peneliti)

Pada gambar 4.7 di atas terlihat bahwa ranah afektif merupakan dimensi yang paling

kuat dalam mendukung keberhasilan kualitas hasil belajar, sedangkan ranah kognitif

merupakan dimensi yang paling rendah dalam mendukung keberhasilan kualitas hasil belajar.

Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden merasa kurikulum dan proses

belajar yang mereka ikuti dalam diklat telah memberikan dampak yang baik terhadap sikap

mereka, sedangkan untuk pengetahuan, mereka merasa tidak terlalu besar dampaknya

dibandingkan dengan ranah lainnya. Dengan begitu, mungkin ada baiknya jika dilakukan

penyuluhan secara lebih spesifik terhadap jabatan responden, karena meskipun sama-sama

menjabat sebagai eselon IV, tiap-tiap responden memiliki satuan kerja yang berbeda-beda

pula.

Ruhimat (2012: 128) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses interaksi

antara berbagai unsur yang berkaitan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai

peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan

kemungkinan terjadinya kegiatan belajar. Adapun komponen atau faktor yang mempengaruhi

pengajaran mencakup guru, siswa, sarana dan prasarana, serta lingkungan (Sanjaya, 2011:

197). Secara keseluruhan dari berbagai faktor yang ada di dalam variabel proses belajar, yang

terdiri dari faktor guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana, serta faktor lingkungan,

dapat diketahui bahwa:

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 10: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

Gambar 4.8 Variabel Proses Belajar (Sumber: hasil olahan peneliti)

Pada gambar 4.8 di atas dapat diketahui bahwa faktor siswa serta sarana dan prasarana

merupakan dimensi yang paling kuat dalam variabel proses belajar. Namun melihat selisih

perbedaan yang tak terlalu jauh dengan faktor guru dan faktor lingkungan, dapat disimpulkan

bahwa kedua faktor tersebut juga memengaruhi variabel proses belajar secara signifikan dan

memiliki peran yang hampir sama kuat dengan faktor siswa serta sarana dan prasarana. Hal

ini mengindikasikan bahwa semua faktor yang ada dalam proses belajar memiliki peran

masing-masing dan saling berkaitan satu sama lain.

Penilaian dalam suatu kurikulum menurut Nasution (1999: 18) adalah yang berkaitan

dengan komponen-komponennya, yaitu tujuan; bahan pelajaran; proses belajar-mengajar; dan

evaluasi atau penilaian. Keempat komponen itu saling berhubungan, setiap komponen

bertalian erat dengan ketiga komponen lainnya. Hal ini selaras dengan pendapat dari Hamalik

(1999: 24), dimana PNS Eselon IV di Mahkamah Agung RI yang telah mengikuti diklatpim

tingkat IV pada tahun 2014 berpendapat bahwa komponen-komponen kurikulum meliputi

tujuan, materi, metode, organisasi, dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut, baik secara

sendiri-sendiri maupun bersama-sama, menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan

sistem pembelajaran. Secara keseluruhan dari berbagai faktor yang ada di dalam kurikulum

diklat, yang terdiri dari tujuan kurikulum, materi kurikulum, metode belajar-mengajar, dan

evaluasi, dapat diketahui bahwa:

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 11: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

Gambar 4.9 Variabel Kurikulum Diklat (Sumber: hasil olahan peneliti)

Pada gambar 4.9 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden cenderung

merasa metode belajar-mengajar merupakan dimensi yang paling kuat dalam mendukung

kurikulum diklat, sedangkan tujuan kurikulum dirasa memiliki faktor yang tidak terlalu kuat

dalam memengaruhi variabel kurikulum diklat. Namun dapat terlihat pula tidak ada perbedaan

yang terlalu jauh diantara tiap dimensi, maka dapat disimpulkan seluruh dimensi memiliki

perannya masing-masing dalam memengaruhi variabel kurikulum diklat. Dengan demikian,

ada baiknya jika tujuan kurikulum dapat diperjelas sehingga para responden atau peserta

diklat dapat memahami tujuan-tujuan yang ingin dicapai dengan mengikuti program diklat

tersebut.

Dalam pengujian asumsi dilakukan tiga syarat yang harus dibuktikan kevalidannya

atas variabel yang ada, yaitu uji linearitas, normalitas residual, dan heteroskedastisitas. Uji

linearitas dilakukan dengan menggunakan perhitungan tingkat signifikan, sehingga data bisa

dikatakan memiliki hubungan yang linear jika nilai signifikan linearity < 0.5 dan deviation

from linearity > 0.5. Pada kurikulum diklat, nilai signifikan linearity adalah 0.0 dan nilai

deviation from linearity yaitu 0.125. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kurikulum diklat

memiliki hubungan yang linear dengan variabel dependen kualitas hasil belajar. Sedangkan

untuk variabel proses belajar, nilai signifikan linearity adalah 0.0 dan nilai deviation from

linearity yaitu 0.095. Hal ini menunjukkan bahwa tabel tersebut memiliki nilai signifikan

linearity < 0.5 dan nilai deviation from linearity > 0.5 yang berarti variabel proses belajar

memiliki hubungan yang linear dengan variabel dependen kualitas hasil belajar. Sehingga

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 12: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

dapat disimpulkan bahwa variabel kurikulum diklat dan proses belajar sama-sama memiliki

hubungan yang linear dengan variabel dependen kualitas hasil belajar.

Uji normalitas residual dapat dilihat dari nilai signifikan unstandardized residual, jika

nilai signifikan > 0.05 maka data tersebut dapat dikatakan sebagai data yang berdistribusi

normal. Melalui uji Kolmogorov-Smirnov maka di dapatkan nilai signifikan unstandardized

residual > 0.05 yaitu sebesar 0.950. Hal ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam

penelitian ini berdistribusi normal.

Untuk dapat melakukan pengujian analisis regresi, data harus bersifat homoskedastis

atau tidak boleh terkena heteroskedastis. Maka dalam penelitian ini dilakukan uji

heteroskedastisitas dengan metode Glejser. Jika nilai signifikan > 0.05 maka dapat

disimpulkan bahwa data bebas dari heteroskedastisitas. Terdapat beberapa nilai signifikan <

0.05, yaitu 0.02 pada hasil uji heteroskedastisitas non moderasi untuk variabel kurikulum

diklat dan 0.022 pada hasil uji heteroskedastisitas moderasi untuk variabel proses belajar. Hal

ini menunjukkan bahwa terdapat masalah heteroskedastisitas pada variabel kurikulum diklat

sebelum menggunakan variabel proses belajar namun setelah variabel kurikulum diklat di uji

secara bersama-sama dengan variabel proses belajar, variabel kurikulum diklat terbebas dari

heteroskedastisitas dengan nilai 0.625, namun justru variabel proses belajar yang terkena

masalah heteroskedastisitas. Dengan adanya masalah heteroskedastisitas tersebut, besaran

koefisien (Beta) tidak terpengaruh, akan tetapi kelayakan model akan terpengaruh. Oleh

karena itu harus dilakukan uji regresi dengan me-robust standard error dengan menggunakan

metode White melalui macro dalam program SPSS.

Setelah dilakukan uji linearitas dan uji normalitas dan telah diketahui bahwa adanya

hubungan dan data berdistribusi normal, maka selanjutnya akan diuji pengaruh terlebih

dahulu dengan melihat besarnya pengaruh berdasarkan hasil analisa regresi yang dapat dilihat

dari nilai koefisien korelasi (R) dan R Square untuk menjelaskan besarnya variasi antar

variabel. Nilai R digunakan untuk melihat kekuatan hubungan sedangkan nilai R Square yang

didapatkan untuk mengetahui kelayakan model. Nilai R yang menunjukkan angka 0.725 dan

berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi pada tabel 3.1, maka dapat diketahui

bahwa kekuatan antar variabel dalam penelitian ini termasuk dalam kategori kuat. Nilai

koefisien korelasi tersebut juga bernilai positif yang artinya arah kekuatan hubungan adalah

positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik kurikulum diklat dan proses belajar

yang ada maka semakin baik pula kualitas hasil belajar PNS. Adapun dari nilai R Square yang

didapatkan untuk mengetahui kelayakan model, diperoleh angka 0.525 yang berarti 52,5%

dari perubahan-perubahan pada variabel kualitas hasil belajar dapat dijelaskan atau

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 13: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

dipengaruhi oleh variabel kurikulum diklat dan proses belajar, sedangkan sisanya disebabkan

oleh variabel atau faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini berarti variabel

kurikulum diklat dan proses belajar dapat memengaruhi kualitas hasil belajar lebih dari

setengah dari keseluruhan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kualitas hasil belajar.

Uji-F dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen dan

variabel mediator secara bersama-sama terhadap variabel dependen secara simultan (secara

bersama-sama). Batasan nilai signifikansi yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam

penelitian ini adalah 0.05. Jika nilai signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan jika nilai

signifikansi > 0.05, maka Ho diterima. Adapun hipotesis yang terkait dengan hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

Ho : Kurikulum diklat dan proses belajar tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kualitas hasil belajar.

Ha : Kurikulum diklat dan proses belajar berpengaruh secara signifikan

terhadap kualitas hasil belajar.

Tabel 4.20 Hasil Uji Regresi Secara Bersama-sama

(Sumber: Output SPSS hasil olahan peneliti)

Dari tabel 4.20 di atas dapat terlihat nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0.00

dimana nilai tersebut < 0.05 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka

dapat ditarik simpulan bahwa terdapat pengaruh kurikulum diklat dan proses belajar terhadap

kualitas hasil belajar secara signifikan. Dengan demikian, model regresi yang dihasilkan

sudah tepat untuk memprediksi adanya pengaruh yang signifikan antara kurikulum diklat dan

proses belajar secara bersama-sama.

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel independen jika berdiri

sendiri memiliki pengaruh terhadap variabel dependen dalam model. Hasil uji t dapat dilihat

pada tabel coefficients yaitu pada nilai signifikansi. Jika nilai t hitung > t tabel atau jika nilai

signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

ANOVAb

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3793.598 2 1896.799 19.90

8 .000a

Residual 3429.992 36 95.278

Total 7223.590 38 a. Predictors: (Constant), Total PB, Total KD

b. Dependent Variable: Total KHB

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 14: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

Tabel 4.21 Hasil Uji Regresi Non Moderasi

(Sumber: Output SPSS hasil olahan peneliti) Dari tabel 4.21 dapat dilihat jika variabel kurikulum diklat memperoleh nilai

signifikan < 0.05 dan koefisien positif 0.665 yang artinya terdapat hubungan positif atau

berbanding lurus antara variabel independen (kurikulum diklat) dengan variabel dependen

(kualitas hasil belajar). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima, dimana kurikulum diklat memengaruhi kualitas hasil belajar secara signifikan.

Adapun persamaan regresi yang dapat dibuat adalah:

Y = 32,437 + 0,665X1

Keterangan:

Y = Kualitas hasil belajar

X1 = Kurikulum diklat

32,437 = Angka konstan Unstandardized Coefficients

0.665 = Angka koefisien regresi ini memiliki arti bahwa setiap satu kenaikan

kurikulum diklat akan menyebabkan kenaikan kualitas hasil belajar sebesar

0,665.

Tabel 4.22 Hasil Uji Regresi Moderasi

(Sumber: Output SPSS hasil olahan peneliti)

Dari tabel 4.22 di atas terlihat bahwa nilai signifikan variabel kurikulum diklat < 0.05

yaitu 0.027, sedangkan variabel proses belajar > 0.05 yaitu 0.588 dimana hal ini menandakan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 32.437 6.032 5.378 .000

Total KD .665 .105 .722 6.347 .000 a. Dependent Variable: Total KHB

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 32.589 6.096 5.346 .000

Total KD .548 .238 .595 2.305 .027 Total PB .126 .230 .141 .547 .588

a. Dependent Variable: Total KHB

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 15: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

bahwa variabel kurikulum diklat memiliki pengaruh signifikan akan tetapi variabel proses

belajar tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Namun, variabel proses belajar terbukti

memiliki efek pemediasi terhadap hubungan antara variabel kurikulum diklat dengan kualitas

hasil belajar, hal ini dibuktikan dengan berubahnya nilai koefisien variabel kurikulum diklat

ketika variabel proses belajar diikutsertakan dalam regresi.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menyebar kuesioner

terhadap 39 responden yang merupakan keseluruhan populasi dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang positif dari variabel kurikulum diklat melalui proses belajar terhadap

kualitas hasil belajar. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dapat diketahui juga

bahwa pengaruh antar variabel adalah kuat dan sebesar 52,5% dari perubahan-perubahan pada

variabel kualitas hasil belajar dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel kurikulum diklat

dan proses belajar, sedangkan sisanya disebabkan oleh variabel atau faktor lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

Saran

Diharapkan jika tujuan kurikulum dapat diperjelas sehingga para responden atau

peserta diklat dapat memahami tujuan-tujuan yang ingin dicapai dengan mengikuti program

diklat tersebut, lama proses belajar dapat dipersingkat sehingga tidak mengganggu pekerjaan

terutama untuk peserta dari luar daerah, dan untuk kualitas hasil belajar yang lebih optimal

dapat dilakukan penyuluhan secara lebih spesifik terhadap jabatan responden, karena

meskipun sama-sama menjabat sebagai eselon IV, tiap-tiap responden memiliki satuan kerja

yang berbeda-beda pula.

Daftar Pustaka Buku: Ansyar, Mohamad. 2015. Kurikulum: hakikat, fondasi, desain, dan pengembangan. Jakarta:

Kencana Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka

Cipta Dimyati & Mudjiono. 2015. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Gaspersz, Vincent. 1997. Manajemen kualitas: penerapan konsep-konsep kualitas dalam

manajemen bisnis total. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi SPSS. Semarang: UNDIP Goldstein, Irwin L & J. Kevin Ford. 2001. Training in organizations: needs assessment,

development, and evaluation. Canada Gunawan, Imam. 2016. Pengantar Statistika Inferensial. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 16: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

Guilford, J. P. 1956. Fundamental statistics in pshycology and education. New York: Mc Graw-Hill Book Co. Inc.

Hair, J. F., et al. 2000. Multivariate data analysis. New Jersey: Pearson Education Inc Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Hidayat, Rakhmat. 2011. Pengantar sosiologi kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers Kadir & Raihan. 2006. Statistika sosial. Jakarta: Universitas Islam Jakarta Malhotra, Naresh K. 1996. Marketing research: an applied orientation. New Jersey: Prentie

Hall Nasution, Mustafa Edwin & Hardius Usman. 2007. Proses penelitian kuantitatif. Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Nasution, S. 1999. Asas-asas kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara Noor, Juliansyah. 2015. Metodologi penelitian: skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah.

Jakarta: Prenadamedia Group Prasetyo, Bambang & Lina Miftahul Jannah. 2012. Metode penelitian kuantitatif: teori dan

aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers Robbins, Stephen P & Timothy A Judge. 2015. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat Rusman. 2012. Manajemen kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan pembelajaran: teori dan praktik pengembangan

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana _____________. 2008. Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi.

Jakarta: Kencana Saylor, J. Galen, William M. Alexander & Arthur J. Lewis, Arthur J. 1981. Curriculum

planning for better teaching and learning. Tokyo: Holt-Saunders Japan Sarwono, Jonathan. 2013. 12 Jurus ampuh SPSS untuk riset skripsi. Jakarta: Elek Media

Komputindo Siagian, Sondang P. 1993. Organisasi kepemimpinan dan perilaku administrasi. Jakarta: Haji

Masagung Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan evaluasi kinerja. Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Soemartono. 1993. Himpunan tulisan tentang pendidikan dan pelatihan manajemen. Jakarta:

Balai Pustaka Sudjana, Nana. 2005. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset Sugiyono. 2012. Metode penelitian administrasi: dilengkapi dengan metode R & D. Bandung:

Alfabeta Tim Pengembang MKDP. Koordinator Toto Ruhimat. 2012. Kurikulum dan pembelajaran.

Jakarta: Rajawali Pers Vernon, Mark. 2011. Bisnis: the key concepts. Penerjemah Salim Darmidi. Jakarta: Rajawali

Pers Windham, Douglas M. 1988. Improving the efficiency of educational systems: indicators of

educational effectiveness and afficiency. US Agency for International Development Bureau for Science and Techology: Office of Education

Publikasi Ilmiah: Agus Suharto. 2004. Tesis: Pengaruh Kurikulum IPISD dalam Diklat terhadap Kualitas

Teknisi Pemeliharaan Pesawat Terbang TNI AU. Depok: Program Studi Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Program Pascasarjana UI

Harry Pambudi. 2004. Skripsi: Analisis Kesesuaian Kurikulum Diklatpim Tk. III dengan Kompetensi Pegawai di Departemen Pertanian RI. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Sarjana UI

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016

Page 17: Pengaruh Kurikulum Diklat Manajemen dan Kepemimpinan

Moch. Rofiq. 2011. Tesis: Pengaruh Kurikulum, Kompetensi Guru dan Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di SMA Wilayah Jakarta Pusat). Depok: Program Studi Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Program Pascasarjana UI

Publikasi Internet: http://diklatteknisperadilan.blogspot.co.id/p/blog-page_8596.html http://litbangdiklatkumdil.net/pusdiklat-manajemen-kepemimpinan/dok-kegiatan-diklat-

menpim/1140-hari-ini-menjadi-sejarah-raihan-sertifikasi-iso-pusdiklat-menpim.html http://litbangdiklatkumdil.net/pusdiklat-teknis-peradilan/dok-kegiatan-diklat-teknis/1212-

sertifikasi-iso-sebagai-pendukung-reformasi-birokrasi-mahkamah-agung-ri.html http://nasional.kompas.com/read/2013/12/16/1831505/Pegawai.MA.Djodi.Supratman.Divonis

.2.Tahun.Penjara http://nasional.sindonews.com/read/1085067/13/kpk-tetapkan-pejabat-ma-andri-tristianto-

sutrisna-tersangka-suap-1455362212 http://www.sinarpaginews.com/fullpost/nasional/1426647261/markus-oknum-pegawai-pn-

pangkal-pinang-menyeret-pegawai-ma-ri-.html https://m.tempo.co/read/news/2016/04/22/078765052/nurhadi-yang-dicekal-kpk-pernah-bagi-

bagi-ipod-pas-mantu Dokumen: Daftar Nilai Peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Mahkamah Agung RI

Tahun 2014 Laporan Tahunan Mahkamah Agung Tahun 2014 Laporan Tahunan Mahkamah Agung Tahun 2015 Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 20 Tahun 2015 Tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV

Pengaruh kurikulum ..., Rizscy Ananda Mulia, FISIP UI, 2016