prinsip dasar transformasi sistem diklat kepemimpinan aparatur

10
– Fokus pada Diklatpim Tingkat I – Jakarta, September-Oktober 2012

Upload: tri-widodo-w-utomo

Post on 05-Jul-2015

614 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Fokus pada Diklatpim I Jakarta, eptember-Oktober 2012

TRANSCRIPT

Page 1: Prinsip Dasar Transformasi Sistem Diklat Kepemimpinan Aparatur

– Fokus pada Diklatpim Tingkat I –

Jakarta, September-Oktober 2012

Page 2: Prinsip Dasar Transformasi Sistem Diklat Kepemimpinan Aparatur

• Prinsip “duk-dik” tidak sesuai dengan prinsip jabatanberbasis kompetensi. Prinsip “dik-duk” juga tidak terlalutepat karena tidak semua pegawai harus ikut Pim untukdidudukkan pada posisi tertentu.

• Kondisi diatas menyebabkan munculnya fenomenadisinsentif of performance (keengganan membangunkinerja karena sistem yg kurang menumbuhkan iklim & hasrat untuk kompetitif).

• Diklatpim 1 sangat panjang dan hanya menghasilkanKertas Kerja yg tidak applicable. Lebih baik dibalik: program pendek-pendek dengan repetisi pada periodetertentu, namun harus menghasilkan rencana pribadiuntuk rancang bangun organisasi masa depan.

Page 3: Prinsip Dasar Transformasi Sistem Diklat Kepemimpinan Aparatur

• Tidak terbangunnya collective intelligence (kecerdasankolektif) dari program diklat untuk merumuskan solusicerdas terhadap permasalahan kebangsaan.

• Tidak ada link and match antara output Diklat denganrencana program instansi, sehingga Diklat tidak berhasilmembuat perubahan yg signifikan kearah perbaikankinerja organisasional.

• Sistem diklat dan sistem kepemimpinan saat ini yg masihamat klasikal, belum berorientasi action (“menghunjamke ulu hati”).

• Metode belajar belum eksperimentasi partisipatoris, artinya peserta Diklat harus mampu menghayati sebuahkondisi dengan menyelami dan mengalami langsungkondisi tsb.

Page 4: Prinsip Dasar Transformasi Sistem Diklat Kepemimpinan Aparatur

• Berpikir out of the box (kaitan dg ide Downgrading)

– Mencari perubahan fundamental yg memiliki dampak jauh lebihkuat untuk mencapai kinerja.

– Berpikir out of the box, tidak berarti mencari sesuatu yg samasekali baru diluar sistem (box), namun juga bisa melihat sisi-sisibaik didalam box. Berpikir out of the box jangan hanyabersemangat unlearn.

– Downgrading sebagai wujud berpikir out of the box. Desain Pim1 pada kondisi sekarang diturunkan menjadi desain Pim 2 padakondisi mendatang, dst. Kompetensi (calon) pejabat Eselon 1 diturunkan menjadi kompetensi (calon) pejabat Eselon 2, dst. Iniberarti juga peningkatan standar kompetensi pejabat eselon 2 dan dibawahnya, dan ini adalah bentuk dari adanya reformasitsb.

– Transformasi Diklat “cukup” dilakukan pada level Diklatpim 1, ygsecara siklis (10 tahunan misalnya) dilakukan downgrading lagi.

Page 5: Prinsip Dasar Transformasi Sistem Diklat Kepemimpinan Aparatur

Pim 1

Pim 2

Pim 3

Pim 4

Pim 1

Pim 2

Pim 3

Pim 4

Downgrading

Total transform

Existing system Expecting system

Dalam siklus 10 tahunan, desain Diklatpim yg lebihtinggi diturunkan (di downgrade) ke level yg lebihrendah, sementara Diklatpim level tertinggi harus

dirombak kembali secara total.

Page 6: Prinsip Dasar Transformasi Sistem Diklat Kepemimpinan Aparatur

• Deep impact, bukan high impact

– Diklatpim 1 (model baru) harus menghasilkan dampakmendalam yg nyata melalui internalisasi nilai melalui

eksperimentasi partisipatoris, misal. Menginap di penjaraKPK, menjalankan tugas sbg orang miskin, menjalanikehidupan di wilayah konflik atau bencana, dll.

– Deep impact adalah dampak yg bersifat fundamental dan long lasting, sedangkan high-impact lebih bersifat ledakan sesaat(temporary blasting).

– From Action Learning to Action Leadership: Kepemimpinanbukan lagi sebuah seni dalam alam teori atau di ruang kantor, namun aksi di lapangan (action leadership). Untuk itu, diklatkepemimpinan juga tidak cukup lagi hanya bersifat aplikatif, namun harus bersifat action learning (belajar melalui sebuahaksi nyata).

Page 7: Prinsip Dasar Transformasi Sistem Diklat Kepemimpinan Aparatur

• Lateral Thinking, bukan Vertical Thinking

– Kemampuan berpikir tanpa batas (Think the unthinkable; predict the unpredictable) � mampu membangun inovasidan menemukan alternatif dari setiap situasi danpermasalahan.

– Kemampuan berpikir visioner � mampu membuat rekayasatransformasi organisasi masa depan berdasarkan rekonstruksimasa silam, dan dikendalikan oleh hasil terukur (results driven).

– Kemampuan memimpin perubahan melalui kepemimpinankolektif (leading change through leading people): teambuilding, cultural awareness, integrity, honesty, conflict skills, etc.

Page 8: Prinsip Dasar Transformasi Sistem Diklat Kepemimpinan Aparatur

LATERAL THINKING VERTICAL THINKING *)

Chooses Changes

Looks for what is right Looks for what is different.

One thing must follow directly from another

Makes deliberate jumps

Concentrates on relevance Welcomes chance intrusions

Moves in the most likely directions

Explores the least likely directions

http://www.1000ventures.com/business_guide/crosscuttings/thinking_lateral.html

*) Integrative Thinking, Logical Thinking, Critical Thinking, Parallel Thinking

Page 9: Prinsip Dasar Transformasi Sistem Diklat Kepemimpinan Aparatur

• Keseimbangan Individual vs Collective Intellectual danIndividual vs Collective Learning

– Kecerdasan individual tercermin dalam Kertas Kerja (KK) Individu, sedang kecerdasan kolektif tercermin dalam KK Kelompok, KK Kelas, dan KK Angkatan.

– Kertas kerja Individu, jangan terjebak pada penyusunanrencana kegiatan, namun harus berupa konsep besar (big

thinking) tentang rancang bangun organisasi masa depanserta kebutuhan transformasi untuk menjamin eksistensiorganisasinya.

– Struktur Kertas Kerja dilihat dari ketebalan isi harus dibalik: semakin tinggi kertas kerja, semakin padat, ringkas, danbernas. KK Individu � KK Kelompok -> KK Kelas � KK Angkatan (meta analysis).

Page 10: Prinsip Dasar Transformasi Sistem Diklat Kepemimpinan Aparatur

TerimaKasih …