kurikulum diklat pemberdayaan puskesmas

22
Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG erdasarkan Renstra Kementrian Kesehatan 2010-2014, telah ditetapkan visi Kementrian Kesehatan RI yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” dengan strategi dalam pembangunan kesehatan yang berbasis pada upaya preventif dan promotif” tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Melalui strategi tersebut diharapkan pembangunan kesehatan Indonesia diharapkan dapat mencapai tujuan yang terdapat dalam Millennium Development Goals (MDG’s). Dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui percepatan pencapaian MDG’s antara lain peningkatan umur harapan hidup menjadi 74 tahun, penurunan angka kematian anak menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, penurunan angka kematian ibu melahirkan menjadi 144 per 100.000 kelahiran hidup, dan penurunan prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita menjadi kurang dari 15%. Dalam pembangunan kesehatan dengan basis preventif dan promotif, sangat diperlukan adanya PUSKESMAS sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat, yang salah satu fungsinya ialah sebagai pusat pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan. B

Upload: fajar-akbar-martadisastra

Post on 02-Dec-2015

133 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Form Diklat

TRANSCRIPT

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

erdasarkan Renstra Kementrian Kesehatan 2010-2014, telah

ditetapkan visi Kementrian Kesehatan RI yaitu “Masyarakat

Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan” dengan strategi dalam

pembangunan kesehatan yang berbasis pada upaya preventif dan

promotif” tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Melalui

strategi tersebut diharapkan pembangunan kesehatan Indonesia

diharapkan dapat mencapai tujuan yang terdapat dalam Millennium

Development Goals (MDG’s). Dengan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat melalui percepatan pencapaian MDG’s antara lain

peningkatan umur harapan hidup menjadi 74 tahun, penurunan angka

kematian anak menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, penurunan angka

kematian ibu melahirkan menjadi 144 per 100.000 kelahiran hidup, dan

penurunan prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita menjadi

kurang dari 15%.

Dalam pembangunan kesehatan dengan basis preventif dan promotif,

sangat diperlukan adanya PUSKESMAS sebagai pusat pelayanan

kesehatan masyarakat, yang salah satu fungsinya ialah sebagai pusat

pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.

B

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 2

Gerakan pemberdayaan masyarakat adalah upaya fasilitasi dan

pemberian informasi guna meningkatkan pengetahuan, kemauan dan

kemampuan masyarakat dalam menemukan, merencanakan, dan

memecahkan masalah menggunakan sumberdaya/potensi yang mereka

miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh masyarakat serta lembaga

swadaya masyarakat (LSM).

Salah satu program pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan

kesehatan adalah pengembangan desa siaga, suatu upaya kesehatan

yang berbasis masyarakat, melibatkan lembaga swadaya masyarakat,

terutama PKK, organisasi keagamaan, dan sektor swasta. Desa siaga

merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk

mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan

masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular, perilaku kesehatan

yang keliru, kejadian bencana, kedaruratan dan sejenisnya dengan

memberdayaan potensi lokal secara gotong royong dan sinergis.

Sudah banyak program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan

yang selama ini telah berjalan dengan baik antara lain Posyandu, Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat (tabulin/dasolin, arisan jamban, gerakan

jum’at bersih, dll). Namun sejak terjadinya krisis ekonomi yang

berkepanjangan berdampak negatif terhadap kinerja UKBM. Menurunnya

kinerja posyandu berdampak terhadap menurunnya status gizi dan

kesehatan masyarakat, terutama terhadap kelompok masyarakat yang

rentan terhadap penyakit, yaitu bayi, anak balita, dan ibu; misalnya akhir-

akhir ini mulai merebak kembali kasus-kasus penyakit menular yang

mewabah (DBD, diare, polio, flu burung, dll) dan kasus gizi buruk pada

balita.

Program UKBM merupakan salah satu dari tugas pokok dan fungsi

Pukseksmas yaitu bagian dari kegiatan gerakan dan pemberdayaan

masyarakat. Salah satu upaya penting yang dibutuhkan dalam gerakan

dan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah seni dan

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 3

ketrampilan psikososial yang terkadang di luar bidang kesehatan. Untuk

itu tenaga kesehatan diharapkan mampu/berkompeten dalam

menggerakan dan memberayakan masyarakat.

Tenaga kesehatan yang secara langsung berkaitan dengan

pengembangan desa siaga aktif adalah perawat, bidan, ahli gizi,

sanitarian, dan ahli kesehatan masyarakat.

Berdasarkan rekomendasi hasil pengkajian kebutuhan pelatihan (TNA)

tenaga Puskesmas dalam gerakan dan pemberdayaan masyarakat

melalui pengembangan desa siaga tahun 2009 dan Evaluasi Pasca

Pelatihan Bidan Poskesdes di Bapelkes Lemahabang tahun 2008,

dibutuhkan pelatihan pemberdayaan masyarakat secara terpadu

melibatkan seluruh unsur tenaga kesehatan Puskesmas.

Sehubungan hal tersebut di atas, maka perlu adanya upaya peningkatan

kualitas sumberdaya manusia kesehatan melalui pendidikan dan

pelatihan, khususnya pelatihan teknis pemberdayaan masyarakat

bidang kesehatan bagi petugas Puskesmas dalam rangka

pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif.

Dalam rangka persiapan pelatihan pemberdayaan masyarakat dalam

rangka pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif bagi tenaga

kesehatan Puskesmas, maka perlu disusun kurikulum dan modul

pelatihan.

B. FILOSOFI PELATIHAN

Pelatihan pemberdayaan masyarakat ini diselenggarakan dengan

memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Prinsip andragogi, yaitu bahwa selama pelatihan peserta berhak

untuk :

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 4

a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya mengenai

pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.

b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapat, sejauh berada didalam

konteks pelatihan.

c. Diberikan apresiasi atas pendapat yang baik dan positif yang

diutarakan oleh peserta.

2. Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk :

a. Mendapatkan paket bahan belajar.

b. Mendapatkan pelatih/fasilitator profesional yang dapat

memfasilitasi dengan berbagai metode, melakukan umpan balik,

dan menguasai materi yang disampaikan

c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki individu, baik

secara visual, auditorial maupun kinestetik (gerak).

d. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka.

e. Melakukan evaluasi (terhadap pelatih/ fasilitator dan

penyelenggara) dan dievaluasi tingkat pemahaman peserta dalam

pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.

3. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk:

a. Mengembangkan keterampilan langkah demi langkah dalam

memperoleh keterampilan baru dalam pelatihan.

b. Dapat mengaplikasikan keterampilan yang diperoleh di alam

tugas/pekerjaannya sehari-hari.

4. Pembelajaran berbasis kompetensi, dimana peserta dihargai dan

dikembangkan saat pelatihan, dan disesuaikan dengan kompetensi

yang sudah dimiliki oleh peserta, agar lebih efektif, dan tidak terjadi

ketimpangan selama pelatihan. Hal ini dimungkinkan terjadinya

penggalian kemampuan/ kompetensi peserta yang terpendam sampai

timbulnya inovasi baru. Pada pelatihan ini peserta diberi kesempatan

melakukan eksperimental dari materi pelatihan, dengan menggunakan

metode pembelajaran antara lain diskusi kelompok, curah pendapat,

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 5

saling tukar pengalaman, simulasi, role play, latihan keterampilan.

Selain itu juga mungkin terjadi beberapa pengulangan materi apabila

dianggap perlu oleh peserta, dan dibuat kesimpulan bersama.

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 6

BAB II

PERAN DAN KOMPETENSI

A. PERAN

Tim fasilitator desa dan kelurahan siaga aktif (kepala Puskesmas, tenaga

Promkes, gizi, sanitarian, bidan koordinator, perawat koordinator) sebagai

tim fasilitator desa siaga aktif yang melakukan pendampingan

pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan desa siaga aktif.

B. FUNGSI

Dalam melakukan perannya, Tim Fasilitator Desa dan Kelurahan Siaga

Aktif berfungsi dalam:

1. Menerapkan konsep pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

2. Melakukan komunikasi efektif

3. Melakukan pembangunan karakter

4. Melakukan fasilitasi/ pendampingan proses pemberdayaan

masyarakat di bidang kesehatan.

C. KOMPETENSI

Untuk menjalankan peran dan fungsinya maka Tim Fasilitator Desa dan

Keluraha Siaga Aktif arus memiliki kompetensi di bawah ini:

1. Mampu memahami konsep pengembangan Desa dan Kelurahan

Siaga Aktif

2. Mampu melakukan komunikasi efektif

3. Mampu membangun karakter

4. Mempraktekan teknik pengenalan kondisi desa melalui kajian

partisipatif

5. Melakukan Identifikasi masalah kesehatan dan PHBS secara

partisipati

6. Mempraktikan teknik memfasilitasi musyawarah masyarakat desa

7. Membuat perencanaan partisipatif

8. Melakukan pembinaan kelestarian desa dan kelurahan siaga aktif

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 7

BAB III

TUJUAN PELATIHAN

A. TUJUAN UMUM

Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta mampu memfasilitasi proses

pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dalam pengembangan

Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

B. TUJUAN KHUSUS

Setelah selesai mengikuti pelatihan bagi pelatih, peserta mampu:

1. Menjelaskan konsep pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

2. Membangun komunikasi efektif

3. Melakukan pengembangan karakter

4. Mempraktekan teknik pengenalan kondisi desa melalui kajian

partisipatif

5. Melakukan Identifikasi masalah kesehatan dan PHBS secara

partisipati

6. Mempraktikan teknik memfasilitasi musyawarah masyarakat desa

7. Membuat perencanaan partisipatif

8. Melakukan pembinaan kelestarian desa dan kelurahan siaga aktif

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 8

BAB IV

PESERTA, PELATIH DAN PENYELENGGARA

A. PESERTA

Peserta pelatihan berupa tim minimal 3 orang yaitu Kepala Puskesmas,

tenaga Promkes Puskesmas didampingi:

Bidan Koordinator/Perawat Koordinator/Tenaga Gizi/Sanitarian/

Surveilan

Jumlah peserta dalam 1 kelas berjumlah maksimal 30 orang

B. PELATIH

Pelatih/fasilitator berasal dari:

1. Petugas Kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang telah

mengikuti TOT Pemberdayaan Masyarakat dalam pengembangan

desa dan kelurahan aktif

2. Widyaiswara Kementrian Kesehatan yang kompeten sesuai materi

yang diampu.

3. Narasumber lain yang dianggap kompeten sesuai materi yang diampu

C. PENYELENGGARA

Penyelenggara pelatihan pemberdayaan masyarakat adalah:

Institusi kesehatan masyarakat non-kediklatan yang telah terakreditasi

dibidang kediklatan tingkat pusat dan daerah

Institusi kediklatan di pusat dan daerah yang telah terakreditasi

dibidang kediklatan

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 9

BAB V

STRUKTUR PROGRAM

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut di atas, materi pelatihan

disusun dengan struktur program sebagai berikut :

No MATERI JPL

T P PL Jml

A MATERI DASAR

1 Kebijakan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

2 - - 2

B MATERI INTI

1 Komunikasi efektif 2 6 - 8

2 Pengembangan Karakter (Kepemmpinan, motivasi, karakter pendamping)

4 8 - 12

3 Teknik Pengenalan Kondisi Desa melalui Kajian Partisipatif

1 4 7 12

4 Identifikasi Masalah Kesehatan dan PHBS Secara Partisipatif

1 4 7 12

5 Teknik Fasilitasi Musyawarah Masyarakat Desa

1 6 6 12

6 Perencanaan Partisipatif 1 3 6 10

7 Pembinaan Kelestarian Desa Siaga Aktif

2 6 - 8

C MATERI PENUNJANG

1 Building Learning Commitment - 4 - 4

2 Rencana Tindak Lanjut 1 2 - 3

TOTAL 14 42 26 82

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 10

BAB VI PROSES DAN

METODE PEMBELAJARAN

A. PROSES PEMBELAJARAN

Proses pelatihan dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Dinamisasi dan penggalian harapan peserta serta membangun

komitmen belajar di antara peserta.

2. Penyiapan peserta sebagai individu atau kelompok yang mempunyai

pengaruh terhadap perubahan perilaku dalam menciptakan iklim

yang kondusif dalam melaksanakan tugas.

3. Penjajagan awal peserta dengan memberikan test awal (pretest).

4. Review dan pembahasan materi inti dikelas.

5. Pemberian kesempatan peserta untuk berbagi pengalaman,

mengungkapkan ide/ curah pendapat.

6. Penugasan/ diskusi kelompok, tanya jawab, studi kasus tentang

materi.

7. Simulasi, role play, praktikum tentang keterampilan materi inti.

8. Praktek Lapangan.

9. Pembuatan laporan praktek lapangan dan rencana tindak lanjut.

10. Seminar.

11. Pengulangan atau perbaikan yang dirasa perlu.

12. Tes akhir untukmengetahui penyerapan materi.

13. Evaluasi penyelenggaraan untuk mengetahui keberhasilan

penyelenggaraan pelatihan.

Dalam setiap pembahasan materi inti, peserta latih dilibatkan secara

aktif sepenuhnya dalam proses pembelajaran, secara umum sebagai

berikut :

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 11

1. Fasilitator/pelatih mempersiapkan peserta latih untuk siap mengikuti

proses pembelajaran.

2. Fasilitator/pelatih menjelaskan tentang tujuan pembelajaran yang

akan dicapai pada setiap materi.

3. Fasilitator dapat mengawali proses pembelajaran dengan :

Penggalian pengalaman peserta

Penugasan dalam bentuk individual atau kelompok

Penjelasan singkat tentang seluruh materi

4. Fasilitator mendampingi dan membimbing peserta dalam

latihan/praktikum lapangan.

5. Fasilitator mendampingi dan membimbing peserta latih dalam

membuat laporan/hasil praktek lapangan dan membuat rencana

tindak lanjut.

6. Pada akhir sesi fasilitator dan peserta latih merangkum atau

pembulatan.

B. METODE PEMBELAJARAN

Metode Pelatihan ini berdasarkan pada prinsip:

1. Orientasi kepada peserta meliputi latar belakang, kebutuhan dan

harapan yang terkait dengan tugas yang akan dilaksanakan setelah

mengikuti pelatihan, memberikan kesempatan belajar sambil berbuat

(learning by doing) dan belajar atas pengalaman (learning by

experience).

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 12

2. Peran serta aktif peserta (active learner participatory) sesuai dengan

pendekatan pembelajaran (learning).

3. Pembinaan iklim yang demokratis dan dinamis untuk terciptanya

komunikasi dari dan ke berbagai arah.

4. Oleh karena itu metode yang digunakan selama proses pembelajaran

diantaranya adalah :

a. Ceramah singkat dan tanya jawab.

b. Curah pendapat, untuk penjajagan pengetahuan dan pengalaman

peserta terkait dengan materi yang akan diberikan.

c. Penugasan berupa : diskusi kelompok, latihan, tugas baca,

presentasi, dll.

d. Praktik lapangan

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 13

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 14

MATERI DASAR 1

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF

Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta latih memahami kebijakan pengembangan Desa dan kelurahan siaga aktif

Tujuan Pembelajaran Khusus

Peserta latih mampu :

1. Menjelaskan Tujuan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

2. Menjelaskan Konsep Dasar Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

3. Menjelaskan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

4. Menjelaskan peran pemangku kepentingan di Berbagai Tingkatan Pemerintahan pemangku kepentingan terkait

5. Menjelaskan Pemantauan dan Evaluasi Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan

1. Tujuan Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

2. Konsep Dasar Desa dan Kelurahan Siaga Aktif 3. Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif 4. Menjelaskan peran pemangku kepentingan di

Berbagai Tingkatan Pemerintahan pemangku kepentingan terkait

5. Pemantauan dan Evaluasi Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Waktu 2 Jpl ( T= 2 Jpl, P = 0 Jpl, PL = 0 Jpl )

Metoda Ceramah,Tanya – jawab

Media/Alat bantu OHP/ LCD, Laptop

Evaluasi

Referensi Kepmenkes RI No. /Menkes/SK//2010 tentang Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

MATERI INTI 1 KOMUNIKASI EFEKTIF

Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta latih mampu melakukan komunikasi efektif

Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti materi ini, peserta latih mampu : 1. Menjelaskan konsep komunikasi dan unsur-unsur

komunikasi, komunikasi efektif 2. Menjelaskan Jenis-jenis komunikasi (individu,

kelompok, massa) 3. Melakukan komunikasi inidividu, komunikasi

kelompok dan komunikasi massa.

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 15

Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan

1. Konsep komunikasi danunsur-unsur komunikasi efektif

2. Jenis-jenis komunikasi (individu, kelompok, massa) 3. Permasalahan komunikasi inidividu, komunikasi

kelompok dan komunikasi massa.

Waktu 8 Jpl ( T= 2 Jpl, P= 6 Jpl, PL= 0 Jpl)

Metode CTJ, Praktik mengisi form, Latihan Brainstrorming

Alat bantu LCD, Laptop, Flipchart, Spidol, Form SMD Panduan pertanyan, Kertas berwarna, Video instruksional

Referensi 1. Buku Pelatihan Bidan-SMPMA tentang KIP-K

MATERI INTI 2 PENGEMBANGAN KARAKTER SEBAGAI PENDAMPING

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu mengembangkan karakter diri sebagai pendamping dalam rangka pengembangan masyarakat mendukung desa dan kelurahan siaga aktif

Tujuan Pembelajaran Khusus

Peserta latih mampu:

1. Memahami paradigma, sikap, dan manajemen kepemimpinan

2. Memahami peran dan fungsi pendamping

Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan

1. Posisi, sikap dan tipe kepemimpinan 2. Manajemen kepemimpinan 3. Peran dan fungsi pendamping ( Fasilitator, motivator

dan edukator) 4. Karakter dan skill pendamping 5. Strategi pendampingan

Waktu 12 JPL (T= 4 Jpl, P= 8 Jpl, PL= 0 Jpl)

Metode CTJ, Curah pendapat, Studi Kasus, Simulasi, Role play

Alat bantu OHP/ LCD, Laptop, Kertas flipchart, spidol, tayangan film, Lembar studi kasus, Gambar/ Foto-foto

Evaluasi

Referensi

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 16

MATERI INTI 3 PENGENALAN KONDISI DESA MELALUI KAJIAN PARTISIPATIF

Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta latih Mampu mempraktekan teknik Pengenalan Kondisi desa melalui kajian partisipatif

Tujuan Pembelajaran Khusus

Peserta latih mampu :

1. Menjelaskan tentang Devenisi dan kegunaan PRA 2. Mempraktekan Teknik membuat (Peta desa, Diagram

venn, Sejarah desa, Kajian pendapatan, Kajian musim penyakit, Bagan kecenderungan dan perubahan)

Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan

1. Konsep Kajian desa secara partisipatif (PRA) : a. Devenisi PRA B. Kegunaan PRA

2. Teknik membuat (Peta desa, Diagram vennSejarah desa, Kajian pendapatan, Kajian musim penyakit, Bagan kecenderungan dan perubahan

Waktu 16Jpl ( T= 4 Jpl, P= 4Jpl, PL= 8 Jpl)

Metode CTJ, Diskusi Kelompok, Brainstorming, Role play dan praktek lapang

Media/Alat bantu LCD, leptop, metaplan, kertas karton warna, lem semprot, sepidol warna, flipchart, spidol, white board

Evaluasi Tanya jawab dan review

Referensi

MATERI INTI 4 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN DAN PHBS SECARA PARTISIPATIF

Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta latih mampu mempraktekkan Identifikasi masalah kesehatan dan PHBS secara partisipatif:

Tujuan Pembelajaran Khusus

Peserta latih mampu :

1. Mempraktekan Teknik Analisa pohon masalah, dan pohon tujuan

2. Mempraktekan Tekin Penyusunan matrik perencanaan program pengembangan desa siaga aktif menggunakan metode Logical Fremwork analysis (LFA)

Pokok Bahasan/ Sub Pokok bahasan

1. Teknik Analisa pohon masalah, dan pohon tujuan 2. Tekin Penyusunan matrik perencanaan program

pengembangan desa siaga aktif menggunakan metode Logical Fremwork analysis (LFA)

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 17

Waktu 12 Jpl ( T= 1 Jpl, P = 4 Jpl, PL = 7 Jpl)

Metode CTJ, Diskusi Kelompok, Brainstorming, Role play dan praktek lapang

Media/Alat bantu LCD, leptop, metaplan, kertas karton warna, lem semprot, bahan kain polos untuk display, sepidol warna, flipchart, spidol, white board

Evaluasi Tanya jawab dan review

Referensi

MATERI INTI 5 TEKNIK FASILITASI MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA

Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta latih mampu Mempraktekan teknik fasilitasi musyawarah masyarakat desa secara dialogis dan interaktif

Tujuan Pembelajaran Khusus

Peserta latih mampu : 1. Menjelaskan maksud dan tujuan Musyawarah

Masyarakat Desa 2. Menjelaskan proses Musyawarah Masyarakat Desa 3. Menjelaskan tentang pemandu/fasilitator Musyawarah

Masyarakat Desa 4. Mempraktekan teknik Fasilitasi Musyawarah

Masyarakat Desa dalam Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan

1. Maksud dan tujuan Musyawarah Masyarakat Desa 2. Proses Musyawarah Masyarakat Desa 3. Pemandu/fasilitator Musyawarah Masyarakat Desa 4. Teknik Memandu/Memfasilitasi MMD

a. Teknik Fasilitasi Dasar 5W-1H b. Tips dalam Memandu/Memfasilitasi MMD

5. TIPS Komunikasi Verbal dalam Memfasilitasi Sebuah Proses Dialogis

Waktu 10 JPL ( T= 1 Jpl, P = 5 Jpl , PL = 6 Jpl )

Metode Ceramah Tanya Jawab, Diskusi Kelompok, Penugasan, simulasi, praktek lapangan

Media/Alat bantu LCD, leptop, metaplan, kertas karton warna, lem semprot, bahan kain polos untuk display, sepidol warna, flipchart, spidol, white board

Evaluasi

Referensi

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 18

MATERI INTI 6

PERENCANAAN PARTISIPATIF

Tujuan Pembelajaran Umum

1. Peserta latih mampu mempraktekan perencanaan partisipatif

Tujuan Pembelajaran Khusus

Peserta latih mampu: 1. Mempraktekan tekin Penyusunan proposal program

pengembangan desa/kelurahan siaga aktif 2. Mempraktekan teknik advokasi pengembangan

desa/kelurahan siaga aktif

Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan

1. Teknik Penyusunan Proposal Program Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif

2. Teknik Advokasi Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif

Waktu

10 Jpl (T = 1 Jpl, P = 3 Jpl, PL = 6 Jpl)

Metode Ceramah Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan, praktek lapangan

Media/Alat Bantu

OHP, LCD, Laptop, Flipchart, kasus, instrument kajian, lembar penugasan.

Evaluasi

Lembar pengamatan

MATERI INTI 7 PEMBINAAN KELESTARIAN DESA/ KELURAHAN SIAGA AKTIF

Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta latih mampu mempraktekan kelestarian desa/kelurahan siaga aktif.

Tujuan Pembelajaran Khusus

Peserta latih mampu : 1. Mempraktekkan teknik monitoring dan evaluasi

secara partisipatif

Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan

1. Teknik Monitoring dan Evaluasi Kelestarian Desa/Kelurahan Siaga Aktif

Waktu 8 Jpl ( T= 2 Jpl, P= 6 Jpl, PL= 0 Jpl)

Metode Ceramah tanya jawab

Curah pendapat

Simulalsi In door

Simulasi di lapangan

Alat Bantu Slide tayangan, PC dan LCD, lembar penugasan simulasi

Evaluasi

Referensi

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 19

MATERI PENUNJANG 1

BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC)

Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta latih mampu mengaplikasikan konsep “membangun komitmen belajar” atau kesepakatan serta timbul motivasi belajar sepanjang hidup.

Tujuan Pembelajaran Khusus

Peserta latih mampu: 1. Menegakkan norma-norma belajar, baik secara

individu maupun secara kelompok. 2. Melakukan perubahan diri untuk mengikuti proses

pembelajaran. 3. Berperan secara optimal dalam setiap pembelajaran

dan kerja sama. 4. Berperan secara optimal dalam membangun dan

mengembangkan tim belajar yang efektif.

Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan

1. Konsep Building Learning Commitment 2. Harapan pembelajaran 3. Norma belajar bersama 4. Kontrol kolektif

Waktu 3 Jpl ( T= 0 Jpl, P=3 Jpl, PL= 0 Jpl)

Metode Brainstorming

Permainan

Diskusi kelompok

Alat bantu Flip chart, spidol, white board, lembar permainan, lembar diskusi

Evaluasi

Rujukan

MATERI PENUNJANG 2

RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta latih mampu menyusun rencana tindak lanjut di daerahnya masing-masing

Tujuan Pembelajaran Khusus

Peserta latih mampu: 1. Menjelaskan pengertian RTL 2. Menjelaskan tujuan RTL 3. Menyusun RTL

Pokok Bahasan/ Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian RTL 2. Tujuan RTL 3. Penyusunan RTL

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 20

Waktu 3 Jpl (T= 1 Jpl , P= 2 Jpl, PL= 0 Jpl)

Metode Ceramah Tanya Jawab Diskusi kelompok Penugasan

Media Lembar diskusi Lembar penugasan

Alat bantu OHP LCD Transparan Flipchart Spidol

Referensi Modul pelatihan

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 21

BAB VII

EVALUASI & SERTIFIKASI A. EVALUASI

Evaluasi yang digunakan selama proses pembelajaran terdiri dari

evaluasi terhadap:

1. Peserta, meliputi:

Pre test

Post test

Rencana Tindak Lanjut

2. Pelatih meliputi :

Penguasaan materi

Ketepatan waktu

Sistematika penyajian

Penggunaan metode dan alat bantu diklat

Empati, gaya dan sikap kepada peserta

Pencapaian TPU

Kesempatan tanya jawab

Kemampuan menyajikan

Kerapihan pakaian

Kerjasama antar tim pengajar

3. Penyelenggaraan

Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan.

Obyek evaluasi adalah pelaksanaan administrasi dan akademis, yang

meliputi:

Tujuan pelatihan

Relevansi program pelatihan dengan tugas

Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta di tempat

kerja

Manfaat pelatihan bagi peserta/instansi

Hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan

Pelayanan sekretariat terhadap peserta

Pelayanan akomodasi dan lainnya

Kurikulum Pelatihan Pemberdayaaan Bagi Tenaga Puskesmas 22

Pelayanan konsumsi

Pelayanan komunikasi dan informasi

B. SERTIFIKASI

Penentuan angka kredit pelatihan dilaksanakan berdasarkan lamanya

waktu pelatihan dalam satuan jam pelajaran efektif adalah sebagai

berikut :

No LAMA PROGRAM

(Jam efektif @ 45’)

ANGKA

KREDIT

1 30 – 80 1

2 81 – 160 2

3 161 – 480 3

4 481 – 640 4

5 641 - 960 5

6 Lebih dari 961 15

Sumber : SK Menpan No.126 tahun 1990 tentang pedoman penyusunan

dan Pengangkatan tenaga Fungsional dan Angka Kreditnya.

Berdasarkan ketentuan di atas, Pelatihan pemberdayaan masyarakat

dalam rangka pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif bagi

tenaga kesehatan Puskesmas ini akan diberikan sertifikat diklat yang

dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI dengan ANGKA KREDIT 2

(dua) yang ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang dan oleh

panitia penyelenggara.