makalah koperasi

20
1 TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH I. PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi syariah telah mengambil bagian penting dalam memberdayakan usaha kecil, mikro dan menengah. Hal ini dibuktikan dengan animo masyarakat kita yang menginginkan untuk bisa dilayani oleh lembaga keuangan berbasis syari'ah. Banyak sekali lembaga keuangan mikro baik pola konvensional maupun pola syari'ah dalam kenyataannya belum memiliki legalitas hukum formal (baca : Berbadan Hukum). Pemerintah melalui menteri koperasi memberikan satu kebijakan yang mampu menaungi payung hukum kelembagaan lembaga keuangan tersebut melalui Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah. Sehingga akan tercipta kenyamanan, keamanan dan kepastian hukum dalam melakukan transaksi Koperasi Jasa Keuangan Syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip- prinsip islam, syariah dan tradisinya kedalam transaksi keuangan anggota koperasi serta berbagal bisnis yang terkait anggotanya, Prinsip utama yang diikuti oleh koperasi jasa keuangan syariah adalah : (a) Larangan Riba dalam berbagai bentuk transaksi

Upload: rekyan-shinta

Post on 24-Oct-2015

163 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah koperasi

1

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

JASA KEUANGAN SYARIAH

I. PENDAHULUAN

Perkembangan ekonomi syariah telah mengambil bagian penting dalam

memberdayakan usaha kecil, mikro dan menengah. Hal ini dibuktikan dengan animo

masyarakat kita yang menginginkan untuk bisa dilayani oleh lembaga keuangan

berbasis syari'ah.

Banyak sekali lembaga keuangan mikro baik pola konvensional maupun pola syari'ah

dalam kenyataannya belum memiliki legalitas hukum formal (baca : Berbadan

Hukum). Pemerintah melalui menteri koperasi memberikan satu kebijakan yang

mampu menaungi payung hukum kelembagaan lembaga keuangan tersebut melalui

Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah. Sehingga akan tercipta kenyamanan, keamanan dan

kepastian hukum dalam melakukan transaksi

Koperasi Jasa Keuangan Syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan

mengembangkan penerapan prinsip-prinsip islam, syariah dan tradisinya kedalam

transaksi keuangan anggota koperasi serta berbagal bisnis yang terkait anggotanya,

Prinsip utama yang diikuti oleh koperasi jasa keuangan syariah adalah :

(a) Larangan Riba dalam berbagai bentuk transaksi

(b) Melakukan kegiatan usaha dari perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan

yang syah

(c) Memberikan Zakat

Prinsip dasar dari pengembangan lembaga keuangan syari'ah (KJKS) adalah adanya

Dewan Pengawas Syari'ah, minimal dengan syarat-syarat:

1. Mempunyai sertifikasi (lisensi) yang dikeluarkan oleh dewan syari'ah Nasional /

Propinsi / Kabupaten kota.

2. Mengerti tentang ilmu ekonomi syariah

3. Mengerti tentang ilmu perkoperasian

Page 2: makalah koperasi

2

II. DASAR HUKUM

1. UU No.25/1992 tentang perkoperasian

2. PP No.4/1994 tentang persyaratan & tata cara pengesaha Akta pendirian &

perubahan anggaran dasar koperasi

3. PP No.9/1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi

4. Inpres No.18/1998 tentang peningkatan pembinaan dan pengembangan

perkoperasian

5. PP No.33/1998 tentang modai penyertaan pada koperasi

6. Keputusan menteri koperasi, pengusaha kecil & menengah

No.145/KEP/M/VII/1998 tentang petunjukan pelaksanaan penamanan modal

penyertaan pada koperasi

7. Keputusan menegkop & UKM RI No.123/kep/M.KUKM/X/2004 tentang

penyelenggaraan tugas pembantuan dalam rangka pengesahan akta pendirian,

perubahan anggaraan dasar dan pembubaran koperasi pada Propinsi dan

Kabupaten/Kota.

8. Keputusan menegkop dan UKM RI No.98/kep/M.KUKMX/2004 tentang notaris

sebagai pembuat akta koperasi (NPAK)

9. Keputusan menegkop dan UKM RI No.91/kep/M.KUKM/IX/2004 tentang

petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha koperasi jasa keuangan syariah

10. Peraturan menegkop dan UKM RI No.01/Per/M.KUKM/X/2006 tentang petunjuk

pelaksanaan pembentukan, pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran

dasar koperasi

11. Peraturan menegkop dan UKM Rl No.353/per/M.KUKM/X/2007

tentang pedoman penilalan kesehatan koperasi jasa keuangan syariah dan unit jasa

keuangan syariah koperasi

12. Peraturan menegkop dan UKM Rl No.21/per/M.KUKM/XI/2008 tentang pedoman

pengawasan KSP/USP koperasi

13. Peraturan menegkop dan UKM RI No. 15/per/M.KUKM/Xll/2009 tentang

perubahan atas peratuaran menegkop dan UKM RI No.

19/per/M.KUKM/XI/2008 tentang pedoman pelaksanaan kegiatan usaha simpan

pinjam oleh koperasi

14. Peraturan menegkop 35.3/per/M.KUKM/X/2007 tentang pedoman penilaian

kesehatan KSP/USP pola syari'ah

Page 3: makalah koperasi

3

III. PROSES PEMBENTUKAN KOPERASI

Kumpulan orang yang akan membentuk dan mendirikan koperasi wajib memahami

pengertian, nilai, prinsip serta jati diri koperasi. Pada prinsipnya niat pendirian

koperasi harus berdasarkan kesadaran (sukarela), bertindak dan berusaha bersama

untuk kepentingan bersama.

Beberapa syarat yang harus dimiliki saat pendirian dan pembentukan koperasi adalah:

1. Calon anggotanya harus memiliki niat serta kesadaran untuk mendirikan koperasi

2. Memahami nilai, prinsip dan jatidiri koperasi

3. Para pendiri (pemrakasa) harus WNI serta cakap secara hukum.

4. Memiliki usaha dan modal yang layak.

5. Memiliki Tenaga yang professional yang mampu mengelola.

Adapun langkah-langkah ataupun tahapan pendirian koperasi secara umum adalah

sebagai berikut:

1) Para pendiri mengadakan rapat persiapan pembentukan koperasi yang membahas

rancangan AD/ART dan hal lain yang diperlukan untuk pembentukan koperasi

yang didahului dengan penyuluhan koperasi oleh pejabat dari dinas yang

membidangi koperasi kepada para pendiri.

2) Rapat pembentukan koperasi dihadiri sekurang-kurangnya 20 orang untuk tingkat

primer dan untuk tingkat sekunder sekurang-kurangnya 3 koperasi primer yang

sudah berbadan hukum.

Dalam rapat pembentukan dihadiri oleh pejabat yang membidangi koperasi, dan

membahas antara lain:

a. Susunan nama pengurus dan pengawas yang pertama,

b. Anggaran dasar, yang memuat sekurang-kurangnya:

• Daftar Nama Pendiri

• Nama dan Tempat kedudukan

• Jenis Kelamin

• Maksud dan Tujuan

• Ketentuan mengenai Keanggotan

• Rapat Anggota

• Pengurus , Pengawas dan Pengelola

Page 4: makalah koperasi

4

• Pengelola

• Permodalan

• Jangka Waktu Berdiri

• Pembagian SHU

• Pembubaran

• Sanksi

c. Mengajukan permohonan pengesahan Badan hukum Koperasi pada pejabat

koperasi setempat, sebagai berikut:

i. Untuk Koperasi Primer dan Sekunder yang anggotanya berdomisili lebih

dari satu provinsi/D.I, permohonan pengesahan diajukan kepada Deputi

Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM atas nama Menteri Negara

Koperasi dan UKM RI di JL HR. Rasuna Said kav.3-5 Jakatara Selatan.

ii. Untuk Koperasi Primer dan Sekunder yang anggotanya berdomisili lebih

dari satu kabupaten/kota, dalam wilayah provinsi yang bersangkutan,

permohonan pengesahan diajukan pada Gubenur cq. Kepala

Dinas/Lembaga yang menangani urusan perkoperasian di provinsi/D.I.

setempat.

iii.Untuk Koperasi Primer dan Sekunder yang anggotanya berdomisili lebih

dari satu kabupaten/kota, permohonan diajukan kepda Bupati/Walikota

cq. Kepla Dinas/lembaga yang menangani urusan perkoperasian di

kabupaten/kota setempat.

Hal-hal yang perlu dilampirkan saat pengesahan badan hukum adalah sebagai

berikut :

• Akta pendirian / Anggaran Dasar koperasi rangkap 3(tiga), satu

diantaranya bermateri yang disahkan Notaris Pembuat Akta koperasi

(NPAK). (Dasar Keputusan Menteri Negara dan UKM RI No. 98/

Kep/M.KUKMIX/2004

• Daftar hadir pembentukan koperasi

• Notulen rapat pembentukan koperasi

Page 5: makalah koperasi

5

• Berita acara pembentukan koperasi

• Surat bukti penyetoran dari seriap pendiri, sekurang-kurangnya sebesar

simpanan pokok dan simpanan wajib.

• Rencana awal kegiatan usaha koperasi dalam 3(tiga) tahun kedepan, yang

meliputi:

i. Permodalan (Modal sendiri, modal pinjaman, modal penyertaan)

ii. Rencana kegiatan usaha (pembiayaan kepada anggota, calon anggota,

koperasi lain atau anggotanya).

iii.Penghimpunan simpanan (simpanan koperasi berjangka, tabungan).

iv. Rencana pendapatan dan biaya.

v. Struktur organisasi beserta uraian tugas.

• Daftar buku-buku Administrasi organisasi dan Usaha.

• Daftar Riwayat hidup pengurus, pengelola, dengan dibubuhi pas foto yang

bersangkutan.

• Fotokopi KTP para Pendiri Koperasi.

• Perjanjian-perjanjian.

• Neraca Awal

• Daftar Pengurus & Pengawas

• Data Akta Pendirian

• Surat Kuasa

• Daftar Sarana dan prasarana

• Ket : dokumen dokumen tersebut dibuat 3(tiga) rangkap.

Apabila yang didirikan itu KSP/USP koperasi atau KJKS/UJKS koperasi

lampiran diatas ditambah:

a) Surat bukti penyetoran modalsendiri KSP/USP, KJKS/ UJKS, pada

koperasi primer sekurang-kurangnya Rp.15.000.000,00 (lima belas juta

rupiah) dan koperasi sekunder sekurang-kurangnya Rp.50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) berupa Deposito pada Bank pemerintah yang disetorkan

atas nama Menteri negara koperasi dan UKM cq. Ketua koperasi yang

bersangkutan.

Page 6: makalah koperasi

6

b) Rencana kerja sekurang-kurangnya 3(tiga) tahun, yang menjelaskan hal-hal

sebagai berikut:

1. Rencana Permodalan

a) Rencana penghimpunan modal sendiri berasal dari simpanan

pokok, simpanan wajib, Hibah dan Cadangan.

b) Rencana perolehan peruntukan pengembalian modal pinjaman

yang berasal dari anggota, koperasi lain atau anggotanya, bank

dan lembaga keuangan lainya yang sah.

c) Rencana Modal Penyertaan

2. Rencana Kegiatan Usaha

Dalam rencana kegiatan usaha hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai

berikut:

a) Rencana penghimpuanan dana dan simpanan, antara lain :

• Dana yang berasal dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan

anggotanya dalam bentuk tabungan dan atau simpanan berjangka.

• Ketentuan yang mengatur tentang penyertaan, penarikan, imbalan serta

system dan prosedur penghimpunan dana simpanan.

• Jumlah simpanan yang diproyeksikan.

• Rencana pemberian pinjaman.

• Jenis pinjaman.

• Ketentuan yang mengatur tentang jumlah pinjaman maksimum untuk

masing-masing jenis pinjaman, tingkat bunga, jangka waktu pinjaman

serta system dan prosedurnya.

• Jumlah pemberian pinjaman yang diproyeksikan.

b) Rencana Pendapatan dan Biaya.

c) Rencana Bidang organisasi dan SDM, meliputi:

1) Struktur Organisasi

2) Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab

3) Pembinaan Calon Anggota untuk menjadi Anggota

4) Jumlah karyawan

d) Standar operasional Manajemen (SOM) Standar operasional Prosedur (SOP)

e) Nama dan Riwayat Hidup calon pengelola, melampirkan:

Page 7: makalah koperasi

7

i. Bukti telah mengikuti pelatihan simpan pinjam koperasi konvensional/

syariah dan surat keterangan telah mengikuti magang usaha simpanan

konvensional/syariah atau surat keterangan berpengalaman bekerja di

bidang simpan pinjam koperasi konvensional/syariah.

ii. Surat kelakuan Baik dari yang berwenang.

iii. Surat Pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan

semenda sampai derajat kesatu dengara pengurus atau pengawas.

iv. Pernyataan pengelola KSP/USP, KJKS/UJKS untuk bekerja purna

waktu.

f) Permohonan ijin menyelenggaraan usaha simpan pinjam.

g) Daftar saran kerja, dilengkapi dengan:

i. Kantor, meja dan kursi kerja.

ii. Alat hitung

iii. Brankas

iv. Tempat menyimpan buku administrasi dan pembukuan.

v. Buku pedoman dan peraturan di bidang simpan pinjam koperasi

vi. Papan Nama

h) Dewan pengawasan Syariah bagi KJKS/UJKS

i) Jawaban terhadap permohonan pengesahan akta pendirian KSP/USP,

KJKS/UJKS baik primer maupun sekunder serta ijin usaha kegiatan simpan

pinjam dikeluarkan paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak tanggal

diterimanya permohonan pengesahan secara lengkap dan benar.

j) KSP/USP, KJKS/UJKS dapat melakukan kegiatan simpan pinjam setelah

mendapat pengesahan akta pendirian koperasi dan memperoleh ijin

menyelenggarakan usaha simpan pinjam yang dikeluarkan oleh pejabat yang

berwenang.

k) Pencairan modal awal koperasi dapat dilakukan pengurus KSP/USP,

KJKS/UJKS dengan menunjukkan keputusan pejabat yang berwenang

tentang pengesahan akta pendirian koperasi.

3) Koperasi memperoleh status Badan Hukum setelah mendapat pengesahan oleh

pejabat yang berwenang.

4) Nomor dan tanggal Surat Keputusan Pengesahan akta pendirian koperasi

merupakan nomor dan tanggal perolehan status Badan hukum koperasi.

Page 8: makalah koperasi

8

IV. ROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI

Dalam proses pengesahan akta pendirian koperasi, para pendiri koperasi dapat

mempersiapkan akta pendirian melalui bantuan notaris pembuat akta koperasi. Lebih

lengkap tentang proses pengesahan badan hukum dapat dilihat dari diagram dibawah

ini:

PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan, dalam pendirlan Koperasi adalah :

1. Nama dan kedudukan koperasi

Nama koperasi ditulis secara lengkap dan jelas.

Koperasi tidak menggunakan :

Nama yang bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan atau perundang

undangan yang berlaku.

Nama yang sama dengan nama suatu ormas, organisasi politik, agama atau

ras atau suku.

Tempat Kedudukan koperasi disebutkan secara lengkap dan jeias sebagai

alamat kantor koperasi.

Page 9: makalah koperasi

9

2. Kegiatan usaha

Kegiatan usaha utama yang dijalankan oleh koperasi adalah kegiatan usaha

yang memiliki keterkaitan dengan kepentingan ekonomi anggota.

Kegiatan usaha koperasi berfungsi menyokong kegiatan usaha atau

kepentingan ekonomi anggotanya.

Untuk Koperasi Simpan Pinjam hanya dapat melakukan kegiatan usaha di

bidang simpan pinjam saja.

3. Keanggotaan

Anggota merupakan faktor penting dalam koperasi karena merupakan

pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

Dalam ketentuan keanggotaan agar diatur persyaratan keanggotaan, hak,

kewajiban, tanggungan dan sanksi.

Anggota koperasi harus memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya :

WNI yang mampu melakukan perbuatan hukum.

Memiliki kesamaan kepentingan ekonomi.

Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib.

Sanggup melaksanakan dan mentaati seluruh ketentuan koperasi.

Jenis keanggotaan :

Anggota

Calon anggota

Anggota luar biasa

Keanggotaan koperasi berakhir apabila : minta berhenti atas permintaan

sendiri, diberhentikan, meninggal dunia dan atau koperasi bubar.

Lebih khusus untuk keanggotaan:

Menjadi anggota koperasi sebaiknya karena memang menyadari manfaat

berkoperasi, dan bukan hanya sekedar tergiur mendapat pimjaman mudah dan

bunga simpanan tinggi.

Harus dihindari adanya fenomena calon anggota abadi (karena selama dia

berstatus sebagai calon anggota, dia akan selalu kurang peduli terhadap

koperasinya).

Untuk itu koperasi harus menyelenggarakan pendidikan perkoperasian bagi

seluruh anggota.

Page 10: makalah koperasi

10

4. Kelengkapan Organisasi koperasi

Kelengkapan organisasi koperasi jasa keuangan syari'ah antara lain:

a) Pengurus

b) Pengawas

c) Dewan Pengawas Syari'ah

d) Pengelola Syariah

5. Ketentuan mengenai jangka waktu Berdirinya Koperasi

a) Jangka waktu berdirinya koperasi harus ditetapkan”tidak terbatas” atau

“terbatas”

b Dalam hal jangka waktu sebagaimana ditetapkan telah berakhir maka

koperasi dapat memperpanjang jangka waktu berdirinya atau membubarkan

diri.

6. Ketentuan Mengenai Sisa Hasil Usaha

Pembagian dan penggunaan SHU diatur berdasarkan keputusan RA

Bagian SHU yang diperuntukkan kepada anggota dapat disimpan dalam

bentuk simpanan anggota atau dibagikan langsung.

SHU diperuntukkan antara lain :

Untuk Cadangan,

Untuk anggota sesuai jasa dan partisipasi anggota,

Untuk insentif Pengurus dan Pengawas,

Untuk dana pendidikan

Untuk dana sosial.

7. Ketentuan Pembubaran Koperasi Pembubaran koperasi dapat dilakukan oleh

Rapat Anggota dan Dilakukan oleh pemerintah (dinas yang membidangi koperasi)

8. Ketentuan Mengenal ART dan Peraturan Khusus

Anggaran Dasar koperasi pada dasarnya hanya memuat ketentuan pokok,

sedangkan penjelasan atau penjabaran lebih lanjut dapat diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga (ART) dan atau peraturan khusus.

Ketentuan tentang ART dan peraturan khusus antara lain memuat :

Penjabaran lebih lanjut ketentuan dalam AD koperasi.

Pengaturan lebih lanjut hal-hal yang telah ditetapkan dalam AD koperasi.

Page 11: makalah koperasi

11

Pengaturan lain yang dianggap lebih perlu dan belum cukup diatur dalam AD

koperasi.

Apabila salah seorang anggota pengurus diangkat menjadi pengelola, maka

anggota pengurus ybs melepaskan diri dari jabatannya sebagai pengurus.

Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pengurus.

Dilihat dari segi yuridis pendirian lembaga keuangan mikro, sebenarnya mudah

semudah mendirikan kios rokok, lembaga keuangan mikro yang mempunyai bentuk

kerjasama usaha yang dalam opesionalnya diperlukan wadah, wadah yang dimaksud

adalah sebuah lembaga yang merupakan badan hukum. Pemilihan badan hukum yang

paling tepat adalah Koperasi simpan pinjam Syari'ah

Page 12: makalah koperasi

12

V. PENUTUP

Pesatnya pertumbuhan layanan keuangan syariah telah mengilhami Koperasi jasa

keuangan syariah untuk meniru dan menawarkan produk-produk layanan keuangan

syariah, hal ini dilakukan karena pangsa pasar yang sangat terbuka lebar dan tentunya

karena adanya keyakinan kuat dikalangan masyarakat muslim bahwa layanan

keuangan konvensional itu mengandung unsur riba yang dilarang agama.

Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah pilihan tepat untuk mengatasi masalah

layanan keuangan syariah ditingkat mikro.

Bravo KJKS.

Page 13: makalah koperasi

13

KATA PENGANTAR

Sebagian besar masyarakat kita menginginkan untuk bisa dilayani oleh

lembaga keuangan syar’ah, untuk memenuhi keinginan tersebut salah satu cara untuk

memberdayakan usaha kecil, mikro dan menengah yaitu dengan mendirikan Koperasi

Jasa Keuangan Syari’ah (KKJS).

Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KKJS) mempunyai tujuan untuk

mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, syari’ah dan

tradisinya kedalam transaksi keuangan anggota koperasi serta berbagai bisnis yang

terkait anggotanya.

i

Page 14: makalah koperasi

14

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

II. DASAR HUKUM .................................................................................... 2

III. PROSES PEMBENTUKAN KOPERASI ................................................. 3

IV. PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM .......................................... 8

V. PENUTUP ................................................................................................ 12

ii