bab iii tata kelola koperasi -...

26
BAB III TATA KELOLA KOPERASI (COOPERATIVE GOVERNANCE) A. Sistem Tata Kelola Koperasi Tata Kelola adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan dan institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola dalam bahasa Inggris adalah governance. Kata governance sering digunakan/ dipasangkan dengan istilah corporate governance. Tata kelola perusahaan adalah suatu hal yang memiliki banyak aspek. Corporate governance sering kali dipergunakan sebagai terma sebagaimana aslinya dalam bahasa Inggris, tanpa menterjemahkannya dalam kosa kata Indonesia. Berbagai alasannya belum diketemukan padanan kata yang tepat 1 . Tri Budiyono dalam bukunya Hukum Perusahaanmengungkapkan Tata kelola merupakan terma yang tepat untuk mengindonesiakan governance. Dalam terma tata kelola terkandung makna pengendalian (control) dan mengatur (regulate) sehingga mampu menjelaskan proses yang terjadi di dalamnya. 2 Dalam Wikipedia Encyclopedia, tatakelola perseroan diartikan “ Corporate governance is the set of processes, 1 Mas Achmad daniri dalam bukunya “Good Corporate Governance, Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia” (PT Ray Indonesia, Jakarta 2006 2 Tri Budiyono, Hukum Perusahaan”2011, Salatiga: Griya Media, hal.128

Upload: duongkhanh

Post on 05-May-2018

243 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

BAB III

TATA KELOLA KOPERASI

(COOPERATIVE GOVERNANCE)

A. Sistem Tata Kelola Koperasi

Tata Kelola adalah rangkaian proses, kebiasaan,

kebijakan, aturan dan institusi yang mempengaruhi

pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu

perusahaan atau korporasi. Tata kelola dalam bahasa Inggris

adalah governance. Kata governance sering digunakan/

dipasangkan dengan istilah corporate governance.

Tata kelola perusahaan adalah suatu hal yang memiliki

banyak aspek.

Corporate governance sering kali dipergunakan sebagai

terma sebagaimana aslinya dalam bahasa Inggris, tanpa

menterjemahkannya dalam kosa kata Indonesia. Berbagai

alasannya belum diketemukan padanan kata yang tepat1. Tri

Budiyono dalam bukunya “Hukum Perusahaan”

mengungkapkan Tata kelola merupakan terma yang tepat

untuk mengindonesiakan governance. Dalam terma tata kelola

terkandung makna pengendalian (control) dan mengatur

(regulate) sehingga mampu menjelaskan proses yang terjadi di

dalamnya.2

Dalam Wikipedia Encyclopedia, tatakelola perseroan

diartikan “ Corporate governance is the set of processes,

1 Mas Achmad daniri dalam bukunya “Good Corporate Governance,

Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia” (PT Ray

Indonesia, Jakarta 2006 2 Tri Budiyono, Hukum Perusahaan”2011, Salatiga: Griya Media, hal.128

Page 2: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

customs, politicies, laws, and institutions affecting the way a

corporation (or company) is directed, administered or controlled.

Corporategovernance also includes the relation ships among the

many stakeholders involved and the goals for which the

corporation is governed.3

Pelaksanaan Prinsip Tata Kelola yang baik (Good

Corporate Governance) yaitu Prinsip Transparansi

(Tranparency), Akuntabilitas, Prinsip Responbilitas

(Responsibility), Prinsip Interpendensi (Interpebdency), Prinsip

Kewajaran dan Kesetaraan (fairness).4

Transparancy (keterawangan) diartikan sebagai

keterbukaan informasi baik dalam proses pengambilan

keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material

yang relevan pengenai koperasi. Accountability (akuntabilitas)

adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggung

jawaban organ koperasi sehingga pengelolaan Koperasi

terlaksana secara efektif. Responsibility (pertanggungjawaban)

adalah kesesuaian (kepatuhan) dalam pengelolaan terhadap

prinsip koporasi yang sehat serta peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Interpendency (kemandirian) adalah

suatu keadaan di mana yang dikelola profesional tanpa

benturan kepentingan (conflict of interest) dan

pengaruh/tekanan dari fihak manapun yang tidak sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Fairness (kesetaraan dan

3 http://en.wikipedia.org/wiki/Corporate_governance

4 Mas Ahmad Danidiri, Good Corporate Governance, Konsep dan

Penerapannya dalam Konteks Indonesia, PT Ray Indonesia, 2006, hal.8

Page 3: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

kewajaran)merupakan perlakuan yang adil dan setara di

dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.5

Tata Kelola Perseroan (Corporate Governance) berkaitan

dengan pengambilan keputusan efektif yang bersumber pada

etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. Etika, nilai sistem,

proses bisnis, kebijakan dan struktur organisasi yang

bertujuan untuk mendorong dan mendukung: perkembangan

Perseroan; pengelolaan sumber daya dan resiko secara lebih

efisien serta efektif pertanggungjawaban Perseroan terhadap

pemegang saham dan stakeholders lainnya.6

Di dalam Koperasi pihak-pihak utama dalam tata kelola

Koperasi adalah Rapat Anggota, Pengurus dan Pengawas

Koperasi. Pemangku kepentingan lainnya adalah pihak-pihak

yang berhubungan dengan koperasi yaitu: regulator,

lingkungan serta masyarakat luas.

B. Pemegang Tata Kelola Koperasi (Organ Koperasi

Pada sub bab ini hendak dibicarakan sumber tata kelola

dan struktur organisasi dari koperasi.

1. Sumber Tata Kelola Koperasi

Entitas koperasi telah ditentukan memiliki suatu

tata kelola agar dalam menjalankan koperasi dapat

dilaksanakan secara baik dan transparan. Untuk itu

5 Tri Budiyono (Op.Cit. Hal. 130)

6 Kemal Aziz Stamboel, Good Corporate Governance: Menyeimbangkan

Antara Kinerja Perusahaan dengan ketaatan, Makalah, Jakarta: The Indonesian Institute for Corporate Governance,2000

Page 4: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

pedoman / sumber tata kelola dalam menjalankan

koperasi terdapat dalam:

a. Peraturan perundangan yang terdiri dari

i. UU Koperasi

ii. Peraturan Pemerintah

iii. Permen / Kepmen

b. Anggaran Dasar

c. Best Practise

Jika dibuat bagan maka akan seperti di bawah ini:

d. Struktur Organisasi

Nilai Etik, moralitas dan code of conduct

Anggaran Dasar

Peraturan perundang

-

undangan

Page 5: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

Agar koperasi dapat menjalankan kegiatannya

dengan baik, Koperasi harus dilengkapi dengan alat

perlengkapan organisasi. Sebagaimana ditegaskan

dalam Bab VI UU 17 tahun 2012. Alat perlengkapan

Koperasi terdiri dari Rapat Anggota, Pengawas, dan

Pengurus.

Struktur organisasi ini mencerminkan alat

perlengkapan koperasi sebagaimana nampak dalam

bagan di bawah ini.7

Keterangan : Bagan Struktur Organisasi Koperasi ini tidak bersifat baku dan

masih dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan/kecukupan/cirri khas

organisasinya. Perangkat organisasinya pasti harus tercantum

sebagaimana UU No. 17 Tahun 2012, adalah Rapat Anggota, Pengurus

7 Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Struktur

Organisasi Koperasi, 2010

RAPAT ANGGOTA

PENGAWAS PENGURUS

MANAGER

ANGGOTA

UNIT USAHA UNIT UNIT USAHA

Page 6: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

dan Pengawas, yang selanjutnya dapat dilengkapi adanya pengelola

(manager dan karyawan).

C. Organ Koperasi

1. Rapat Anggota

a. Pengertian

Rapat Anggota adalah perangkat organisasi

Koperasi yang memegang kekuasaan tertinggi dalam

Koperasi.8 Mengenai rapat anggota ini diatur dalam

pasal 32-54 UU No. 17 Tahun 2012. Rapat anggota

sebagai perangkat koperasi terdiri dari seluruh anggota

koperasi yang terdaftar sebagai anggota koperasi.

Rapat anggota diselenggarakan oleh pengurus dengan

mengundang anggota koperasi yang terdiri dari

anggota, pengawas dan pengurus.

b. Tugas dan Wewenang Rapat Anggota

Tugas dan Wewenang Rapat Anggota adalah:9

1) menetapkan kebijakan umum Koperasi;

2) mengubah Anggaran Dasar;

3) memilih, mengangkat, dan memberhentikan

Pengawas dan Pengurus;

4) menetapkan rencana kerja, rencana anggaran

pendapatan dan belanja Koperasi;

8 Pasal ayat 1 UU no 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian

9 Pasal 33 UU no 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian

Page 7: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

5) menetapkan batas maksimum Pinjaman yang

dapat dilakukan oleh Pengurus untuk dan atas

nama Koperasi;

6) meminta keterangan dan mengesahkan

pertanggungjawaban Pengawas dan Pengurus

dalam pelaksanaan tugas masing-masing;

7) menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha;

8) memutuskan penggabungan, peleburan,

kepailitan, dan pembubaran Koperasi; dan

9) menetapkan keputusan lain dalam batas yang

ditentukan oleh Undang-Undang ini.

c. Pertanggungjawaban Rapat Anggota

Berbicara soal sistem pertanggungjawaban Rapat

Anggota adalah soal realisasi dari tugas dan

wewenangnya yang menjadi tanggung jawabnya.

Suatu pertanggungjawaban muncul bila atas

pelaksanaan tugas dan wewenang tidak dilaksanakan

sebagaimana mestinya.

Oleh karena rapat anggota merupakan

perwujudan kehendak seluruh anggota untuk

membicarakan segala sesuatu yang menyangkut

kehidupan dan pelaksanaan kegiatan koperasi dan

memiliki segala kewenangan yang tidak dimiliki oleh

pengurus dan pengawas maka sebenarnya

tanggungjawabnya tidaklah kecil yang meliputi:

Page 8: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

1) membuat keputusan secara musyawarah. Apabila

musyawarah tidak tercapai, maka keputusan

diperoleh berdasarkan suara terbanyak;

2) menermati pertanggung jawaban pengurus yang

diajukan dalam rapat anggota

3) memberikan persetujuan atas pertanggung jawaban

pengurus

4) memberikan persetujuan bila pengurus hendak

mengalihkan aset kekayaan koperasi

Dari uraian perihal pertanggungjawaban rapat

anggota maka hal tersebut dilakukan secara bersama-

sama. Berdasarkan doktrin vicarious liability Rapat

Anggota bertanggungjawab terhadap perbuatan

pengurus dalam hal ini Koperasi, undang-undang

mengatur dan menetapkan orang yang dipandang

bertanggung jawab sebagai pembuat.

Rapat Anggota tidak dapat dimintakan

pertanggungjawaban karena Rapat Anggota bukan

merupakan subyek hukum.

Yang dapat dimintakan pertanggungjawaban

adalah koperasi, karena koperasi merupakan subyek

hukum.

2. Pengurus

a. Pengertian

Pengurus adalah perangkat organisasi Koperasi

yang bertanggung jawab penuh atas kepengurusan

Page 9: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

Koperasi untuk kepentingan dan tujuan Koperasi, serta

mewakili Koperasi baik di dalam maupun di luar

Koperasi.

Pengurus ini dipilih dari orang perseorangan dari

anggota maupun non anggota. Pengurus dipilih dan

diangkat pada Rapat Anggota atas usul Pengawas.

Untuk dapat menjadi pengurus haruslah memenuhi

persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1) mampu melaksanakan perbuatan hukum

2) memiliki kemampuan mengelola usaha koperasi

3) tidak pernah menjadi pengawas atau pengurus

suatu koperasi atau komisaris atau direksi dari

suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena

menyebabkan koperasi atau perusahaan itu

dinyatakan pailit

4) tidak pernah dihukum karena melakukan tindak

pidana yang merugikan koperasi, keuangan negara

dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan

dalam waktu 5 tahun sebelum pengangkatan

5) memenuhi persyaratan lain yang ditentukan dalam

anggaran dasar koperasi.

b. Tugas dan wewenang Pengurus

Sebagai pengurus maka akan memiliki tugas dan

kewajiban. Tugas dan kewajiban ini bisa dipilahkan

dalam dua kategori, yaitu tugas dan kewajiban intern

dalam koperasi yang dipimpinnya dan tugas ekstern di

Page 10: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

mana pengurus mewakili koperasi di keluar tugas-

tugas intern.

Tugas dan kewajiban pengurus secara intern

adalah sebagai mana di atur dalam pasal 58 UU no 17

tahun 2012 yang dapatlah dideskripsikan sebagai

berikut:

i. Mengelola Koperasi bersasarkan anggaran dasar

ii. mendorong dan memajukan usaha anggota

iii. menyusun rancangan rencana kerja serta

rencana anggaran pendapatan dan belanja

koperasi untuk diajukan kepada rapat anggota

iv. menyusun laporan keuangan dan

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas untuk

diajukan kepada rapat anggota

v. menyusun rencana pendidikan, pelatihan dan

komunikasi koperasi untuk diajukan kepada

rapat anggota

vi. menyelenggarakan pembukuan keuangan dan

inventaris secara tertib

vii. menyelenggarakan pembinaan karyawan secara

efektif dan efisien

viii. memelihara buku daftar anggota, buku

pengawas, buku daftar pengurus, buku daftar

pemegang sertifikat modal koperasi dan risalah

rapat anggota

Page 11: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

ix. melakukan upaya lain bagi kepentingan Koperasi

sesuai dengan tanggung jawabnya dan

keputusan Rapat Anggota

Tugas pengurus dalam kategori ekstern meliputi

tugas dan kewenangan mewakili Koperasi baik di

dalam maupun di luar Pengadilan, selama tidak terjadi

perkara di depan Pengadilan antara Koperasi dan

pengurus yang bersangkutan atau Pengurus yang

bersangkutan mempunyai kepentingan yang

bertentangan dengan kepentingan Koperasi.

c. Sistem Pertanggungjawaban Pengurus Koperasi

Sistem pertanggungjawaban Pengurus koperasi adalah:

i. menjalankan tugas dengan baik untuk

kepentingan koperasi

ii. atas kepengurusan koperasi untuk kepentingan

dan pencapaian tujuan koperasi.

iii. Pengurus koperasi dapat dimintai

pertanggungjawabannya dalam melakukan

suatu perbuatan hukum.

iv. Pengurus baik bersama-sama maupun sendiri-

sendiri menanggung kerugian yang diderita

koperasi, karena tindakan yang dilakukan

dengan kesengajaan atau kelalaiannya.

Artinya, pengurus harus bertanggung jawab jika

perbuatannya merugikan koperasi. Ratio legisnya,

Page 12: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

pengurus sebagai pihak yang diberi kekuasaan untuk

mengelola koperasi harus berpegang pada asas kehati-

hatian dalam menjalankan kewenangannya.

Dalam konteks mengelola KSP, menurut Pasal 14

PP Nomor 9 Tahun 1995, pengurus wajib

memperhatikan aspek permodalan, likuiditas,

solvabilitas dan rentabilitas guna menjaga kesehatan

usaha dan menjaga kepentingan semua pihak terkait.

Aspek permodalan adalah sebagai berikut :10

i. Aspek permodalan yang perlu diperhatikan adalah

:

a) modal sendiri koperasi tidak boleh berkurang

jumlahnya dan harus ditingkatkan;

b) setiap pembukaan jaringan pelayanan, harus

disediakan tambahan modal sendiri;

c) antara modal sendiri dengan modal pinjaman

dan modal penyertaan harus berimbang.

ii. Aspek likuiditas yang perlu diperhatikan adalah

sebagai berikut :

a) penyediaan aktiva lancar yang mencukupi

untuk memenuhi kewajiban jangka pendek;

b) ratio antara pinjaman yang diberikan dengan

dana yang telah dihimpun.

iii. Aspek solvabilitas yang perlu diperhatikan adalah

sebagai berikut:

10

Pasal 14 PP Nomor 9 Tahun1995 tentang Usaha Kecil

Page 13: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

a) penghimpunan modal pinjaman dan modal

penyertaan didasarkan pada kemampuan

membayar kembali;

b) ratio antara modal pinjaman dan modal

penyertaan dengan kekayaan harus

berimbang.

c) Aspek rentabilitas yang perlu diperhatikan

adalah sebagai berikut:

d) rencana perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU)

atau keuntungan ditetapkan dalam jumlah

yang wajar untuk dapat memupuk

permodalan, pengembangan usaha, pembagian

jasa anggota dengan tetap mengutamakan

kualitas pelayanan;

e) ratio antara Sisa Hasil Usaha (SHU) atau

keuntungan dengan aktiva harus wajar.

iv. Untuk menjaga kesehatan usaha, Koperasi

Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam tidak

dapat menghipotekkan atau menggadaikan harta

kekayaannya.

v. Pelaksanaan ketentuan ayat (1) sampai dengan

ayat (5) diatur lebih lanjut oleh Menteri.

Menurut penulis perihal pertanggung jawaban

dapat terjadi jika koperasi menderita kerugian maka

dalam hal ini ada dua kategori kesalahan yang bisa

terjadi atas pengelolaan oleh pengurus.

Page 14: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

Pertama, bila kerugian atas kesengajaan atau

kelalaian pengurus sehingga menimbulkan kerugian

koperasi maka dalam hal demikian bisa digunakan

doktrin / teori ultra vires.

Definisi Ultra vires menurut Black’s Law

Dictionary 11 adalah:

“an act performed without any authority to act on subject.”

Ultra Vires didefinisikan sebagai “tindakan yang

dilakukan tanpa otoritas untuk bertindak sebagai

subjek”. Dalam Bahasa Latin, ultra vires berarti “di

luar” atau “melebihi” kekuasaan (outside the power)

yaitu kekuasaan yang diberikan hukum terhadap

suatu badan hukum (dalam hal ini badan hukum

Perseroan diwakili oleh Organ Perseroan dalam

melakukan tindakan hukumnya). Istilah lain yang

seringkali digunakan untuk mendefinisikan Ultra vires

adalah “pelampauan wewenang”12.

Ultra vires diterapkan dalam arti luas yakni tidak

hanya kegiatan yang dilarang oleh Anggaran Dasarnya,

tetapi termasuk juga tindakan yang tidak dilarang,

tetapi melampaui kewenangan yang diberikan13.

11 Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, Sixth Edition, West Publishing

Co., St. Paul, 1990, hal.1522 12 Munir Fuady, Doktrin-doktrin Modern dalam Corporate Law dan Eksistensinya dalam Hukum Indonesia, 2010, Bandung: Citra Aditya Bakti, hal. 102 13 Loc. cit., Untuk lebih memahami definisi ultra vires, bandingkan antara tindakan ultra vires dengan Perbuatan Melawan Hukum (PMH), Pasal 1365 KUH Per. Ultra vires dan PMH sama-sama merupakan tindakan yang menimbulkan kerugian. Perbedaannya yaitu tindakan ultra vires merupakan tindakan di luar kewenangan, kewenangan mana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan maupun Anggaran Dasar, sedangkan PMH merupakan perbuatan yang

Page 15: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

Tindakan ultra vires : pelampauan wewenang

Doktrin / Teori ini menyatakan bahwa tindakan

yang dilakukan tanpa otoritas untuk bertindak sebagai

subjek di luar atau melebihi kekuasaan (outside the

power) atau melampaui kewenangan yang diberikan

hukum terhadap/oleh suatu badan hukum (dalam hal

ini badan hukum Perseroan diwakili oleh Organ

Perseroan dalam melakukan tindakan hukumnya),

maka dalam hal demikian pihak yang melakukan

perbuatan tersebut dan berakibat kerugian koperasi

tidak bisa dibebankan kepada harta kekayaan koperasi

melainkan harus ditanggung oleh pelaku dalam hal ini

pengurus koperasi sendiri atas harta pribadinya.

Pengurus bertanggungjawab penuh secara pribadi

apabila dalam menjalankan tugasnya menimbulkan

menimbulkan kerugian, perbuatan mana tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Batas kewenangan

Tindakan ultra vires

Page 16: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

kerugian kepada Koperasi. Kesalahan yang dimaksud

adalah Pengurus melakukan tindakan di luar Anggaran

Dasar dan ketentuan lain yang berlaku di Koperasi. 14

Kedua apabila kerugian koperasi itu bukan akibat

kesalahan pengurus dan hal ini sudah dicermati

sedemikian rupa dan betul-betul di luar kesalahan

pengurus maka kerugian yang timbul akan ditanggung

oleh atau dengan harta kekayaan koperasi.

Dalam hal demikian bila tetap saja tidak

mencukupi selayaknya-lah semua organ koperasi turut

bertanggungjawab atas kerugian koperasi. Wujud

konkritnya adalah setiap organ akan bertanggungjawab

dengan menggunakan harta pribadinya bila harta

kekayaan koperasi sudah tidak lagi mencukupi.

Inilah doktrin vicarious liability atau respondeat

superior. Doktrin/teori ini berangkat dari konsep

mempertanggungjawabkan perbuatan orang lain dalam

hukum. Dalam hal ini pengurus telah mendapat

delegasi dalam mengelola koperasi. Ketika terjadi

kerugian dalam pengelolaan koperasi dan sudah

terlaporkan kepada pengawas dan Rapat Anggota maka

organ yang lain akan turut bertanggungjawab. Namun

sebenarnya memang harus benar-benar dihitung lebih

menguntungkan cara demikian atau memohon pailit

atas keadaan koperasi jika memang pengurus tidak

mampu lagi melakukan pengelolaan karena keadaan

14 Penjelasan pasal 60 ayat 3 UU no 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian

Page 17: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

koperasi secara riil. Memohon pailit hemat penulis

akan menghindarkan beban secara pribadi oleh organ

sehingga memang harus benar-benar dihitung jika

akan dimohonkan pailit.

Menurut beberapa doktrin modern, ada beberapa

alasan yang dapat digunakan untuk menuntut

tanggung jawab pribadi pemegang saham atau

pengelola perusahaan, dan salah satunya doktrin

fiduciary duty. Doktrin fiduciary duty adalah doktrin

yang menyatakan bahwa tugas yang timbul dari

hubungan fiduciary antara direksi atau pengurus

dengan perusahaan yang dipimpinnya, yang

menyebabkan direksi berkedudukan sebagai trustee

dalam pengertian hukum trust. Oleh sebab itu seorang

direksi haruslah mempunyai kepedulian dan

kemampuan (duty of care and skill) itikad baik,

loyalitas dan kejujuran terhadap perusahaannya.

Tugas mempedulikan yang diharapkan dari direksi

adalah sebagaimana yang dimaksud dalam hukum

tentang perbuatan melawan hukum (onrechtmatige

daad), dalam arti direksi diharapkan untuk berbuat

hati-hati sehingga terhindar dari perbuatan kelalaian

(negligence) yang merugikan pihak lain.15

Doktrin Fiduciary duty bila diterapkan dalan

pertanggungjawaban Pengurus maka, posisi Pengurus

sebagai sebuah trustee dalam koperasi, mengharuskan

15 Fuady, Munir. 2001.Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum

Bisnis . Bandung . Citra Aditya Bakti hal. 49

Page 18: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

seorang pengurus untuk tidak bertindak ceroboh

dalam melakukan tugasnya (duty of care) dan serta

itikad baik, loyalitas serta kejujuran terhadap

perushaan dengan derajad yang tinggi atau tidak boleh

mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri atas

perusahaan (duty of loyality).

Pelanggaran terhadap kedua prinsip tersebut

dalam hubungannya dengan Fiduciary Duty dapat

menyebabkan Pengurus dapat dimintai pertanggung

jawaban hukumnya secara pribadi terhadap perbuatan

yang dilakukannya baik kepada para pemegang saham

maupun kepada pihak lainnya.

Dokrtin fiduciary duty bagi pengurus secara tegas

diatur dalam UU No 12 Tahun 2012 tentang

Perkoperasian, yang terjabarkan dalam Pasal 55

sampai pasal 64. Ditegaskan juga dalam pasal 58 ayat

(1) a yang berbunyi :

Pengurus bertugas mengelola koperasi.

Pasal 60 ayat (1) Setiap Pengurus wajib menjalankan

tugas dengan ikitad baik dan penuh tanggung jawab.

Hal ini dapat dianalisa bahwa Pengurus diberi

kepercayaan oleh Rapat anggota untuk menjakankan

usaha kopeasi dengan penuh tanggung jawab.

Pelanggaran terhadap hal ini dapat menyebabkan

Pengurus dapat bertanggung jawab penuh secara

pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai

menjalankan tugasnya tersebut.

Page 19: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

3. Pengawas

a. Pengertian

Pengawas koperasi adalah perangkat organisasi

Koperasi yang bertugas mengawasi dan memberikan

nasehat kepada Pengurus.16

Dibutuhkan itikad yang baik dan penuh tanggung

jawab dalam melaksanakan tugasnya.

b. Tugas Pengawas Koperasi

Perihal pengawas ini diatur dalam pasal 50 UU

Nomor 17 tahun 2012

Pengawas bertugas mengusulkan calon Pengurus,

memberikan nasehat dan melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan

Koperasi yang dilakukan oleh Pengurus dan

melaporkannya kepada Rapat Anggota.

Pengawas juga berwenang untuk menetapkan

penerimaan dan penolakan anggota baru serta

pemberhentian anggota sesuai dengan Anggaran

Dasar. Artinya anggota koperasi baik mengenai

jumlah dan kualitasnya juga ditentukan oleh

kebijaksanaan Pengawas Koperasi.

Pengawas dapat meminta dan mendapatkan

segala keterangan yang diperlukan Pengurus dan

pihak lain yang terkait. Maksudnya adalah dalam

menjalankan tugasnya Pengawas dapat meminta

16 Pasal 1 ayat (6) UU no 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian

Page 20: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

keterangan/pertanggungjawaban dari Pengurus dan

pihak lain yang terkait mengenai koperasi.

Pengawas juga berwenang mendapatkan laporan

berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja

koperasi dari Pengurus. Artinya adalah pengurus

wajib memberikan laporan Koperasi baik aktifitasnya

maupun perkembangannya.

Pengawas dapat memberikan persetujuan dan

bantuan kepada Pengurus dalam melakukan

perbuatan hukum tertentu yang ditetapkan dalam

Anggaran Dasar.

Pengawas juga dapat memberhentikan pengurus

sementara waktu dengan menyebutkan alasannya.

c. Pertanggungjawaban Pengawas

UU Koperasi menetapkan bahwa pengawas

bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada

Rapat Anggota. Apabila Rapat Anggota tidak

menerima laporan pengawas, maka rapat anggota

akan menghentikan pengawas. Dengan demikian,

nampak bahwa pertanggungjawaban pengawas

koperasi sebatas pada pertanggungjawaban kepada

rapat anggota. Hal ini berbeda jika dibandingkan

dengan pertanggungjawaban pengurus. Seperti

diketahui bahwa pengurus bertanggungjawab secara

pribadi apabila dinyatakan tidak menjalankan tugas

dengan itikad baik dan tanggung jawab.

Page 21: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

UU Koperasi memberikan kewenangan kepada

pengawas untuk menghentikan pengurus sementara

waktu (kewenangan pengehentian tetap berada pada

rapat anggota). Hal ini memberikan kekuasaan yang

cukup besar kepada pengawas atas diri pengurus,

karena pengawas dapat memberhentikan pengurus

apabila pengurus menurut pengawas tidak

melaksanakan tugasnya dengan beritikad baik dan

bertanggung jawab untuk kepentingan koperasi.

Terkait dengan kewenangan pengawas tersebut,

maka menarik untuk melihat apakah ada atau dasar

hukum atau doktrin hukum dalam perseroan17 yang

dapat dipinjam sebagai landasan pertanggungjawaban

pengawas.

Tanggung jawab pengawas dapat dimintakan atas

dua scenario, yang pertama apabila pengurus

dinyatakan tidak melakukan pengurusan dengan

beritikad baik dan bertanggungjawab, pengurus harus

bertanggung jawab secara pribadi. Atas peristiwa ini

tidak berlaku hal yang sama bagi pengawas, artinya

pengawas tidak harus bertanggung jawab secara

pribadi atas akibat dari perbuatan tersebut. Padahal

disisi lain, pengawas berkewenangan memberikan

persetujuan kepada pengurus dalam melakukan

perbuatan hukum tertentu. Dengan kalimat yang

17

Menjadi keterbatasan adalah tidak adanya argumentasi mengenai

relevansi penerapan doktrin yang dikenal dalam korporasi ke dalam koperasi.

Page 22: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

berbeda, diketahui bahwa tindakan pengurus

dilakukan atas pengetahuan dari pengawas. Oleh

karenanya apabila dikemudian hari tindakan tersebut

merugikan dan mengharuskan pengurus untuk

bertanggungjawab secara pribadi, maka sudah

sepantasnya apabila pengawas juga dimintai

pertanggungjawaban secara pribadi.

Skenario yang kedua adalah atas kerugian

koperasi dalam hal tindakan pengurus sudah sesuai

dengan itikad baik dan dilakukan untuk kepentingan

koperasi. Tindakan yang dilakukan pengurus tersebut

telah disetujui pengawas, oleh karenanya secara logis

pengawas juga seharusnya diminta untuk

bertanggung jawab.

Adapun beberapa dasar pertanggungjawaban

yaitu Pertama. Pasal 1367 KUHPer yang mengatakan

bahwa seseorang tidak hanya bertanggungjawab atas

kerugian akibat dari perbuatannya, namun juga

perbuatan orang-orang yang berada dalam

tanggungjawabnya atau dalam pengawasannya

(respondeat superior). UU Koperasi mengatur bahwa

pengurus koperasi merupakan pihak yang berada

dalam pengawasan pengawas koperasi. Namun

demikian perlu ditelaah lebih lanjut mengenai apakah

yang dimaksudkan dengan frasa „dalam pengawasan‟.

Apabila pasal ini dapat diterapkan, maka pengawas

koperasi bertanggung jawab atas tindakan yang

Page 23: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

dilakukan oleh pengurus koperasi. Hal ini juga dapat

diterapkan apabila terbukti bahwa pengurus telah

melakukan tindakan kepengurusan dengan

bertanggung jawab.

Pengawas dalam menjalankan tugasnya haruslah

beritikad baik dan penuh tanggungjawab untuk

kepentingan koperasi.

Pengawas mempertanggungjawabkan tugas yang

diembannya kepada Rapat Anggota. Apabila dalam

melakukan tugas sebagai pengawas tidak sesuai

dengan ketentuan yang diberikan oleh Rapat Anggota,

maka Pengawas dapat diberhentikan. Dalam hal ini

Pengawas diberi kesempatan untuk membela diri

dengan memberi alasan-alasan yang tepat dan

diterima oleh Rapat Anggota.

Atas tugas dan kewenangan pengawas

sebagaimana tercantum dalam pasal 50 – 53 UU no.

17 Tahun 2012 maka nampak bahwa pengawas

memiliki porsi tugas dan kewenangan lebih besar dari

pengawas di era UU no. 25 tahun 1992. Karena

pengawas dapat memberhentikan pengurus bila

dirasa telah menyeleweng dari tugas dan

tanggungjawabnya. Dengan kewenangan yang penting

ini maka pengawas semestinya turut bertanggung

jawab apabila koperasi mengalami kerugian.

Page 24: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

D. Sistem Pertanggungjawaban Koperasi Kepada Pihak

Ketiga

Melihat Koperasi disini sebagai badan hukum maka,

penulis akan menganalis dengan teori organ.

Koperasi sebagai organ dapat dimintai

pertanggungjawabannya, apabila Koperasi merugikan pihak

ketiga.

Pihak ketiga dalam Koperasi Simpan Pinjam adalah:18

1. Penyimpan/ penabung

2. Koperasi Simpan Pinjam sekunder

Koperasi bertanggungjawab kepada penyimpan dapat

diwujudkan dalam hal sebagai berikut :

a. Koperasi hanya menerima penyimpan dana bagi

anggotanya

b. Koperasi menjamin simpanan anggotanya

Pertanggungjawaban pada koperasi didasarkan pada

bentuk kerugian yang diderita oleh koperasi dan penyebab

timbulnya kerugian tersebut.

Pertanggungjawaban badan hukum itu ada, jika organ

itu bertindak sedemikian rupa dalam batas-batas suasana

formil dari wewenangnya, serta organ dalam

menyelenggarakan tugasnya yang mengikat badan hukum.

Organ tersebut melakukan kesalahan-kesalahan pribadi yang

merugikan badan hukum yang mewajibkan mereka untuk

menggantu kerugian secara pribadi pula.

18 Pasal 89 ayat (1) UU no 17 tahun 2012 UU Koperasi

Page 25: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

Adanya pertanggungjawaban organ secara pribadi

disamping pertanggungjawaban badan hukum itu, selain

pada perbuatan melanggar hukum, dapat pula diakibatkan

oleh kelalaian atau kurang berhati-hatinya organ yang

mengakibatkan kerugian bagi badan hukum.19

Dalam konsep koperasi sebagai badan hukum, manusia

yang duduk sebagai organ koperasi memang dapat

bertanggungjawab secara pribadi.

Namun apabila timbul masalah mengenai siapakah

pihak yang harus bertanggung jawabanatara koperasi dan

organ koperasi tidak boleh merugikan pihak ketiga. Badan

Hukum yang terikat dengan pihak lain harus

bertanggungjawab dalam hubungan ekstern nya, jika telah

membayar ganti rugi, kemudian badan hukum dalam

hubungan interennya menuntut kembali kepada organ secara

pribadi.20 Jadi apabila terdapat suatu permasalahan diantara

koperasi dengan pihak lain dan koperasi dengan organnya

mengenai masalah yang sama, maka koperasi harus

meyelesaikan permasalahan antara koperasi dengan pihak

lain terlebih dahulu sebelum menyelesaikan antara koperasi

dengan organnya.

Dalam penjelasan pasal 5 UU No 17 tahun 2012 yang

mengatakan :

Yang dimaksud dengan “kemandirian” adalah dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada pihak lain yang

19

Ali Rido, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan,

Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, Bandung: Alumni, 2001, hal.

30. 20

Ibid hal.30

Page 26: BAB III TATA KELOLA KOPERASI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8383/4/T2... · etika bisnis, budaya Perseroan/Koperasi. ... Makalah, Jakarta: The ... komunikasi

dilandasi oleh suatu kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri. Dalam

kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang bertanggungjawab, otonomi, swadaya, berani

mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri, dan kehendak untuk mengelola diri sendiri

Mengandung arti bahwa Koperasi bertanggung jawab

kepada pihak ketiga. Koperasi harus mempunyai kemampuan

bertanggungjawab terhadap perbuatan dan usaha yang

dilakukan oleh Koperasi. Hal tersebut sesuai dengan doktrin

vicarious liability.