kelompok 1_a_revisi makalah perusahaan dan koperasi dalam sistem perekonomian

Upload: radotdo-hasudungan-ciputra-hutagalung

Post on 14-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

OK

TRANSCRIPT

MAKALAH EKONOMI DAN PERUSAHAAN

PERUSAHAAN DAN KOPERASI DALAM SISTEM EKONOMI

Disusun oleh

Kelompok 1

Annisa Wanda Utami

200110110012

Reka Maharnika

200110110036

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2014

BAB I

PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangDalam sejarahnya, koperasi sebenarnya bukanlah organisasi usaha yang khas berasal dari Indonesia. Kegiatan berkoperasi dan organisasi koperasi pada mulanya diperkenalkan di Inggris di sekitar abad pertengahan. Pada waktu itu misi utama berkoperasi adalah untuk menolong kaum buruh dan petani yang menghadapi problem-problem ekonomi dengan menggalang kekuatan mereka sendiri. Ide koperasi ini kemudian menjalar ke AS dan negara-negara lainnya di dunia. Di Indonesia, baru koperasi diperkenalkan pada awal abad 20. Sejak munculnya ide tersebut hingga saat ini, banyak koperasi di negara-negara maju (NM) seperti di Uni Eropa (UE) dan AS sudah menjadi perusahaan-perusahaan besar termasuk di sektor pertanian, industri manufaktur, dan perbankan yang mampu bersaing dengan korporat-korporat kapitalis. Sejarah pertumbuhan koperasi di seluruh dunia disebabkan oleh tidak dapat dipecahkannya masalah kemiskinan atas dasar semangat individualisme. Koperasi lahir sebagai alat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan dan kelemahan-kelemahan dari perekonomian bentuk kapitalistis. Koperasi yang lahir pertama di Inggris berusaha mengatasi masalah keperluan konsumsi para anggotanya dengan cara kebersamaan yang dilandasi atas dasar prinsip-prinsip keadilan yang selanjutnya menelorkan prinsip-prinsip keadilan yang dikenal dengan Rochdale Principles.

Dalam sejarah, diberbagai Negara telah mencoba untuk membangun system ekonomi koperasi ini menyusul Negara Inggris sebagai pendahulu, mulai dari Perancis, Jerman dan diikuti oleh Negara-negara lain. Tidak ketinggalan pula Indonesia mencoba memperbaiki ekonomi dengan mengembangkan system ekonomi koperasi di bumi Indonesia tercinta ini. Namun seperti yang kita lihat sekarang system ekonomi yang diterapkan belum cukup menangani kebobrokan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu kita perlu menelaah kembali perkembangan ekonomi untuk sedikit menyadarkan bahwa sesungguhnya system ekonomi koperasi tidak kalah dengan system ekonomi yang lain dan bahkan lebih baik dari system-system yang ada di Indonesia saat ini.1.2. Identifikasi Masalah1. Apa yang dimaksud dengan sitem perekonomian?

2. Bagimana hubungan serta peranan perusahaan dalam sistem perekonomian?

3. Bagimana keterkaitan koperasi sebagai perusahaan dalam sistem perekonomian?1.3. Maksud dan Tujuan 1. Untuk mengetahui sitem perekonomian.

2. Untuk mengetahui hubungan serta peranan perusahaan dalam sistem perekonomian.3. Untuk mengetahui keterkaitan koperasi sebagai perusahaan dalam sistem perekonomian.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1. Perusahaan 2.1.1. Definisi Perusahaan

Perusahaan dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Dari definisi tersebut dapatlah dilihat adanya lima unsur yang penting, yaitu: organisasi, produksi, sumber ekonomi, kebutuhan, cara yang menguntungkan (Basu Swastha, 1993).2.1.1.1. OrganisasiOrganisasi berasal dari kata organ yang berasal dari yunani yang artinya alat. Adanya satu alat produksi saja belum menimbulkan organisasi. Setelah diatur dan dikombinasikan dengan sumber-sumber ekonomi lainnya seperti manusia, bahan-bahan dan sebagainya timbullah keharusan untuk mengadakan kerjasama secaraefisien, efektif dan dapat hidup sebagaimana mestinya. Keadaan seperti inni dapat membentuk suatu organisasi. Salah satu kesulitan untuk memberikan definisi terhadap organisasi disebabkan karena organisasi itu karena organisasi memiliki sifat tidak dapat dilihat (abstrak), bukanlah suatu keseluruhan fisik meskipun tidak boleh dianggap seluruhnya samar-samar. Organisasi mungkin memiliki jumlah kekayaan yang bersifat fisik atau yang abstrak dan sejumlah aspek-aspek sosial yang tidak dapat dilihat.

Organisasi sebagai suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai sifat dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan diri kepada perubahan, pada hakekatnya merupakan suatu bentk yang dengan sadar diciptakan manusia untuk mencapai tujuan yang sudah diperhitungkan. Tujuan yang sudah diperhitungkan menunjukan bahwa hakekat organisasi bukanlah sebuah kumpulan dari sumber-sumber ekonomi semata-mata tetapi juga menciptakan suasana kerja yang baik atau usaha mengadakan pembanding sumber-sumber dan hasil yang terbaik.2.1.1.2. Produksi

Dalam organisasi tersebut di atas memungkinkan dilakukannya aktivitas produksi, yaitu semua usaha yang ditunjukan untuk menciptakan atau menaikkan faedah (utility). Secara luas usaha-usaha produksi ini dapat digolongkan seperti dibawah ini:

a. Produksi Langsung

Produksi langsung merupakan usaha-usaha untuk menghasilkan atau mendapatkan barang secara langsung ini meliputi

Produksi Primer (Ekstraktif)

Produksi primer yaitu usaha-usaha unutk menghasilkan atau mendapatkan bahan bahan atau material langsung dari alam, seperti: pertanian, perikanan kehutanan dan pertambahan.

Produksi Sekunder

Produksi sekunder yaitu suatu usaha-usaha menggunakan bahan-bahan atau material untuk meningkatkan faedah atau mengolahnya menjadi barang lain, misalnya pembuatan kapal, gedung dan sebagainya.b. Kegitan yang Membantu Produksi Langsung

Selain produksi langsung, terdapat kegiatan lain yang membantunya disebut produksi tersier. Ini meliputi perdagangan (perdagangan besar-perdangan kecil, impor dan ekspor) dan kegiatan-kegiatan lain sepertidistribusi, perbankan, perasuransian, penelitian pasar dan periklanan.c. Produksi Tidak Langsung

Produksi langsung ini tidak menaikkan nilai penggunaan ataupun tidak langsung dari alam, akan tetatpi memberikan jasa-jasa yang berguna bagi perusahaan. Sebagai contoh adalah kegiatan yang dilakukkan oleh para akuntan, ilmuwan, polisi dan sebagainya.

2.1.1.3. Menggunakan dan Mengkoordinir Sumber-Sumber Ekonomi/Faktor-Faktor ProduksiDalam unsur pengertian ini terkandung pengertian adanya kegiatan atau aktivitas untuk menjalankan fungsi-fungsi menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi. Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh perusahaan antara lain; pembelajaan, pemasaran, kepegawaian personalaia dll. Berbagai fungsi yang ada hanya dapat dilakukan apabila sumber-sumber ekonomi telah tersedia.

Pada pokoknya sumber-sumber ekonomi juga disebut faktor-faktor produksi yang dapat digunakkan oleh perusahaan dapat dikelompokkan kedalam;

a. Manusia

b. Uang

c. Material

d. Metode

Keempat macam sumber ekonomi ini dikenal dengan singkatan 4 M (men, money, material, dan methode). Produksi tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya sumber-sumber tersebut. Sumber-sumber ekonomi disebut juga input atau faktor-faktor produksi, penggunaanya memiliki konsekuensi bagi perusahaan. Gaji atau upah harus dibayarkan kepada para pekerja atas penggunaan tenaganya; bunga harus dibayarkan kepada investor atas penggunaan modalnya; sewa harus dibayarkan kepada pemilik tanah; dan akhirnya penggunaan metode-metode yang baik akan menghasilkan suatu keuntungan. Masing-masing faktor tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Manusia tidak saja berperan sebagai tenaga kerja (faktor produksi), tetapi sekaligus juga sebagai konsumen. Masalah etika dan moral sangat pentingdalam penggunaan tenaga kerja. Selain itu penawaran tenaga kerja juga tergantung pada komposisi umur dan jumlah penduduk. Sesorang dapat dianggap tenaga kerja yang produktif pada umur16 tahun sampai 55 tahun.

Uang merupakan unsure yang penting menciptakan sejumlah modal. Modal secara luas dapat didefinisikan sebagai sejumlah uang atau barang yang dibeli dengan uang tersebut untuk memproduksi barang lain ; mesin-mesin, peralatan, pabrik fasilitas transport, dan sebagainya.

Material merupakan salah satu produksi yang sangat penting untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif. Elemen-elemen yang dapat dikategorikan kedalam kelompok material antara lain; Tanah, secara geografis tidak dapat dipindah-pindahkan dan sumber-sumber alam sepeti; hasil hutan, hasil pertanian dan mineral.Metode adalah faktor produksi yang keempat, meliputi ide-ide atau inisiatif yang bersifat produktif, pengambilan keputusan, penanggungan resiko yang ada, dan sebagainya; semua ini ditujukkan untuk mengorganisir dan mengkoordinir faktor-faktor lain dengan baik. Orang yang melaksanakan kegaiatn ini disebut wiraswat (entrepreneur). Dalam perusahaan yang besar sulit untuk diketahui adanya wiraswasta sebab masing-masing kegaiatan, tanggung jawab dan resiko dibebankan pada orang yang berbeda. Kegiatan dan tanggung jawab perusahaan merupakan beban manager, sedangkan resiko keuangan (termasuk investasi) ditanggung oleh pemilik atau pemegang saham.

Kadang-kadang keempat faktor produksi tersebut hanya digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu :

Modal

Manajemen

Semua kegiatan yang ada dalam perusahaan ditujukan untuk membuat barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, dan mendistribusikannya dengan cepat serta efisien agar memperoleh laba. Laba akan didapatkan apabila perusahaan mendapat barang dan jasa yang sesuai dengan selera masyrakat untuk memuaskan kebutuhan. Jadi tugas perusahaan adalah melayani kepentingan masyarakat. Semakin baik pelayanan yang diberikan kepada masyarakat akan semaki besar pula laba yang mungkindapat diperolehnya.2.1.1.4. Kebutuhan

Disini pengertian kebutuhan meliputi kebutuhan akan barang dan jasa. Sebuah perusahaan tidak akan dapat memenuhi semua kebutuhan manusia, melainkan hanya sebgaian saja. Sedang sebagaian yang lain dipenuhi oleh perusahaan yang lain pulas. Misalnya, perusahaan roti hanya dapat memenuhi kebutuhan makanan saja; perusahaan konveksi hanya dapa tmemenuhi kebutuhan akan pakian saja; perusahaan mobil hanya dapat memenuhi kebutuhan akan alattransportasi; hote hanya dapatmemenuhi kebutuhan akan jasa pemotongan rambut; dan sebagainya.2.1.1.5. Cara yang Menguntungkan

Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua aktivitas yang dilakukan haruslah menggunakan cara-cara yang menguntungkan, artinya cara-cara yang ditempuh tersebut harus memperhatikan prinsip-prinsip efisiensi. Pemborosan dan cara-cara yang kurang menguntungkan sebaiknya dihindari. Cara yang menguntungkan bagi sebuah perusahaan belum tentu sama baiknya bagi perusahaan yang lain, sebab cara yang ditempuhnya berbeda-beda. Perbedaan ini terletak pada

a. Bidang operasi

Dalam hal ini perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan (manufaktur), perakitan (assembling), perdaganagn ataupun di bidang jasa seperti ; perbankan, pengangkutan, perhotelan dan sebagainya.b. Alat produksi

Alat produksi yang digunakkan oleh perusahaan manufaktur berlainnan dengan alat produksi yang dipakai oleh perusahaan perakitan, perdagangan atau jasa. Hotel misalnya, tidak memiliki alat-alat produksi untuk pengolahan atau perakitan seperti mesin-mesin, alat angkut yang bergerak di atas (conveyor) dan sebagainya.c. Tujuan perusahaan

Tujuan perusahaan ini sangat bergantung pada keinginan para pemilik atau sebagian besar dari penanam modal/pemberi kekayaan. Tujuan yang ingin dicapai olehsuatu perusahaan adalah bermacam-macam.

Keuntungan Maksimal

Jika sebuah badan usaha yang didirikan merupakan lembaga untuk mengadakan konsentrasi modal, maka pemilikperusahaan tersebut (penanam modal) mengaharapkan diperolehnya pendapatan maksimal dari modal yang ditanamkan. Pendapatan maksimal bagi investor dapat terealisir bila mana perusahaan dapat memperoleh keuntungan maksimal. Selain itu dengan diperolehnya laba bagi perusahaan sangat membantu tercapainya tujuan-tujuan lain, seperti;

Kelangsungan hidup

Pertumbuhan perusahaan (growth), dan

Prestise

Bagi perusahaan pengertian laba ini merupakan kelebihan harga jual barang dan jasa di atas ongkos-ongkos yang dipakai untuk menghasilkannya. Kemungkinan yang lain adalah sebaliknya, perusahaan akan menderita kerugian apabila semua ongkos-ongkos melebihi harga jualnya; atau dapatjugaterjadi bahwa perbedaan kedua faktor tersebut sama dengan nol yang berarti tidak menderita kerugaian tetapi juga idak memperoleh laba. Adanya kemungkinan menderita rugi tersebut merupakan resiko bagi pengusaha. Agar kerugian tersebut tidak tejadi, maka pengusaha harus diamis, kreatifdan mau bekerja keras. Menurut ilmu ekonomi, pengertian laba berbeda sedikit dengan pengertian laba yang telah dikemukakkan. Dalam hal ini laba merpakan jumlah pendapatan dikurangi jumlah ongkos yang terdiri atas upah pekerja, sewatanah dan bunga modal. Bunga modal menurut ilmu ekonomi adalah bunga dari seluruh modal yang digunakkan dalam perusahaan sedangkan pengusaha hanya memperhitungkan bunga bagi modal asing saja (pinjaman). Walaupun demikian perbedaan tersebut tidak begitu penting. Kesejahteraan Anggota

Jika suatu perusahaan berbentuk Koperasi di mana Koperasi bukanlah merupakan suatu lembaga untuk mengadakan konsentrasi modal, tetapi konsentrasi orang, maka tujuan utamanya adalah menciptakan kesejahteraan para anggotanya. Ini dapat dicapai dengan menyediakan barangdan jasa yang mereka butuhkan dengan harga murah, menyediakan fasilitas produksi atau menyediakan dana untuk pinjaman dengan bunga yang sangat rendah. Kesejahteraan Masyarakat

Jika suatu perusahaan dimiliki oleh pemerintah (negara), maka tujuan utamanya adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat/umum; misalnya dengan menyediakan barang dan jasa vital seperti beras (oleh BULOG), air minum (oleh PAM), listrik oleh PLN, perumahan oleh PERUMNAS, alat transpor oleh PJKA dan sebagainya. Selain itu juga fasilitas-fasilitas untuk kepentingan pertahanan dan keamanan seperti senjata, alat pemadam kebakaran, dan sebagainya. 2.2. Koperasi Istilah koperasi berasal dari dua suku kata yaitu co dan operation. Co berarti bersama dan operation berarti pekerjaan, sehingga kalau digabung menjadi cooperation atau koperasi berarti pekerjaan bersama, atau bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan tertentu. (Manullang, M. 1991)Koperasi merupakan badan usaha yang bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya atau masyarakat akan tetapi dalam menjalankan tugasnya tentu saja koperasi memiliki beberapa faktor yang dapat mempengaruhi maju atau tidaknya koperasi. Secara jelas berarti koperasi sangatlah berperan dalam pelaksananaan sistem ekonomi kerakyatan di Indonesia.Menurut (Kartasasmita;2007;dalam Muhammad Wildan), mendefinisikan koperasi sebagai organisasi swadaya (self-helf organization) yang berbeda dari organisasi swadaya lainnya, karena memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam Undang Undang terbaru mengenai Perkoperasian yaitu Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan. Koperasi di Inonesia berdalndaskan landasan idiil yaitu Pancasila, landasan struktural yaitu UUD 1945 dan landasan geraknya yaitu pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya serta landasan mental yaitu setia kawan dan kesadaran berpribadi (rasa harga diri). (Forum UPI, 2010).BAB IIIPEMBAHASAN3.1. Pengertian Sistem ekonomi

Istilah sistem berasal dari perkataan systema (bahasa Yunani), yang dapat diartikan sebagai: keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian. Pada dasarnya sebuah sistem adalah suatu organisasi besar yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu (Dumairy, 1996: 28). Suatu sistem muncul karena adanya usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan manusia yang sangat bervariasi akan memunculkan sistem yang berbeda-beda. Kebutuhan manusia yang bersifat dasar (pangan, pakaian, papan) akan memunculkan suatu sistem ekonomi.

Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur kondisi perekonomian suatu negara sesuai dengan kondisi kenegaraan dari negara itu sendiri. Setiap negara memiliki sistem perekonomian yang berbeda-beda. Hal itu disebabkan setiap negara memiliki ideologi, kondisi masyarakat, kondisi perekonomian, serta kondisi SDA yang berbeda-beda. Sistem ekonomi dapat diartikan sebagai kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor

produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua

faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut. Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi.3.1.1. Macam-macam Sistem Ekonomi

Di dunia ini terdapat berbagai macam sistem ekonomi yang diterapkan oleh Negara. Sitem ekonomi tersebut antara lain sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi liberal/pasar/bebas, sistem ekonomi komando/terpusat/etatis, dan sistem ekonomi campuran.1. Sistem Ekonomi Tradisional

Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat tradisional secara turun temurun dengan hanya mengandalkan alam dan tenaga kerja. Dalam sistem ekonomi ini pengaturan ekonomi dimapankan menurut pola tradisi, yang biasanya sebagian besar menyangkut kontrol atas tanah sebagai sumber terpenting atau satu-satunya sumber ekonomi (Cornelis Rintuh, 1995: 40).a. Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional

Sistem Ekonomi tradisional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1) Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana.2) Hanya sedikit menggunakan modal.3) Pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang).4) Belum mengenal pembagian kerja.5) Masih terikat tradisi.6) Tanah sebagai tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran.b. Kebaikan sistem ekonomi tradisional

Sistem ekonomi tradisional memiliki kelebihan sebagai berikut:1) Tidak terdapat persaingan yang tidak sehat, hubungan antar individu sangat erat.2) Masyarakat merasa sangat aman, karena tidak ada beban berat yang harus dipikul.3) Tidak individualistis.c. Kelemahan sistem ekonomi tradisional

Selain memiliki berbagai kelebihan sistem ekonomi tradisional juga memiliki kelemahan, yaitu:1) Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga produktivitas rendah.2) Mutu barang hasil produksi masih rendah.

Saat ini sudah tidak ada lagi negara yang menganut sistem ekonomi tradisional, namun di beberapa daerah pelosok, seperti suku Badui dalam dan suku Bugis masih menggunakan sistem ini dalam kehidupan sehari-hari.2. Sistem Ekonomi Pasar (Liberal/Bebas/Kapitalis)

Sistem ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi di mana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Sistem ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Model sistem ekonomi ini merujuk pada perekonomian pasar persaingan sempurna. Model ini seluruhnya khayal (Gregory Grossman, 2004: 66). a. Ciri dari sistem ekonomi pasar/liberal/bebas/kapitalis.

Sistem ekonomi pasar/liberal/bebas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1) Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal.2) Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya.3) Aktivitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh laba.4) Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (swasta).5) Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar.6) Persaingan dilakukan secara bebas.7) Peranan modal sangat vital.b. Kebaikan sistem ekonomi pasar/liberal/bebas/kapitalis.

Sistem ekonomi pasar/liberal/bebas/kapitalis memiliki berbagai kebaikan antara lain:1) Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi.2) Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi.3) Munculnya persaingan untuk maju.4) Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak akan laku di pasar.5) Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba.c. Kelemahan sistem ekonomi pasar/liberal/bebas/kapitalis.

Sistem ekonomi pasar/liberal/bebas/kapitalis memiliki kelemahan sebagai berikut:1) Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan.2) Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal.3) Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat.4) Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.

Suatu perekonomian pasar/liberal/bebas/kapitalis dengan lembaga milik pribadi dan warisan menimbulkan kondisi untuk mengumpulkan kekayaan dan mempertahankannya dalam lingkungan keluarga dari satu ke lain generasi (Gregory Grossman, 2004: 68). Ini merupakan wujud kelemahan dari sistem ekonomi pasar/liberal/bebas di mana akan terjadi penumpukan kekayaan pada sekelompok orang secara turun temurun. Karena pemerintah tidak membatasi kegiatan ekonomi, maka orang bebas melakukan apapun yang menguntungkan bagi dirinya dan sesuka hatinya. Ekonomi pasar efektif dalam menyeimbangkan permintaan dan penawaran pasar untuk masing-masing produk, tapi perekonomian pasar kurang bisa diharapkan dalam menciptakan keseimbangan makro ekonomi (Gregory Grossman, 2004: 78). Hal ini salah satunya disebabkan karena seluruh kesatuan ekonomi melakukan kegiatan ekonomi secara otonomi tanpa adanya koordinasi langsung. Hal ini dapat menyebabkan kondisi perekonomian suatu negara sangat fluktuatif, kecuali pemerintah mengambil kebijakan untuk menstabilkan kondisi perekonomian negaranya. Suatu perekonomian dengan perusahaan swasta cendereung memproduksi barang yang laku di pasar daripada fasilitas umum.3. Sistem Ekonomi Komando/Terpusat/Etatisme/Sosialis/Komunis

Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi di mana peran pemerintah sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Sistem ini mendasarkan diri pada pandangan Karl Marx (Suroso, 1997; 15-16). Masyarakat komunis yang dicita-citakan Marx merupakan masyarakat yang tidak ada kelas sosialnya. Pada sistem ini pemerintah menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksi, dengan cara atau metode bagaimana barang tersebut diproduksi, serta untuk siapa barang tersebut diproduksi. Beberapa negara yang menggunakan sistem ekonomi ini adalah Rusia, Cina, dan Kuba.a. Ciri-ciri sistem ekonomi komando

Sistem ekonomi komando memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah.2) Hak milik perorangan tidak diakui.3) Tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas dalam kegiatan perekonomian.4) Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah.b. Kebaikan sistem ekonomi komando

Sistem ekonomi komando memiliki kebaikan antara lain:

1) Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya.2) Pasar barang dalam negeri berjalan lancar.3) Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga.4) Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan.5) Jarang terjadi krisis ekonomi.c. Kelemahan sistem ekonomi komando

Sistem ekonomi komando memiliki kelemahan antara lain:

1) Mematikan inisiatif individu untuk maju2) Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat3) Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya4. Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan campuran dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, di mana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi. Dalam bentuk perekonomian campuran sumber-sumber ekonomi bangsa, termasuk factor-faktor produksi dimiliki oleh individu atau kelompok swasta, di samping sumber tertentu yang dikuasai pemerintah pusat, atau pemerintah daerah, atau pemerintah setempat. Karena itu dalam sistem ekonomi campuran dikenal paling tidak dua sektor ekonomi, yaitu sektor swasta dan sektor Negara (Cornelis Rintuh, 1995: 41). Sistem ini berkembang dan sekarang diberlakukan baik oleh Negara yang sebelumnya menganut sistem ekonomi pasar (Negara industri barat) maupun oleh Negara yang sebelumnya menganut sistem ekonomi perencanaan yang ketat/terpusat (Uni Soviet). Pemberlakuan sistem ekonomi pasar yang ketat ternyata menimbulkan depresi ekonomi pada tahun 1930-an. Sedang pemberlakuan sistem ekonomi perencanaan yang ketat juga tidak mampumenghilangkan kelas-kelas dalam masyarakat. Berdasarkan pengalaman tersebut banyak Negara menganut sistem ekonomi campuran ini. (Suroso, 32 1997: 17). Sistem ekonomi campuran melahirkan ekonomi pasar bebas, yang memungkinkan persaingan bebas tetapi bukan persaingan yang mematikan, campur tangan pemerintah dieprlukan untuk menstabilisasi kehidupan ekonomi, mencegah konsentrasi yang terlalu besar di pihak swasta, mengatasi gejolak-gejolak, dan membantu golongan ekonomi lemah.a. Ciri-ciri sistem ekonomi campuran.

Sistem ekonomi campuran antara lain:

1) Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat.2) Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.3) Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang. Penerapan sistem ekonomi campuran akan mengurangi berbagai kelemahan dari sistem ekonomi pasar dan komando dan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Secara umum saat ini hampir tidak ada negara yang murni melaksanakan sistem ekonomi terpusat maupun pasar, yang ada adalah kecenderungan terhadap ekonomi pasar seperti Amerika, Hongkong, dan negaranegara eropa barat yang berpaham liberal, sementara negara yang pernah menerapkan ekonomi terpusat adalah Kuba, Polandia dan Rusia yang berideologi sosialis atau komunis. Kebanyakan negara-negara menerapkan sistem ekonomi campuran seperti Perancis, Malaysia dan Indonesia. Namun perubahan politik dunia juga mempengaruhi sistem ekonomi, seperti halnya yang dialami Uni Soviet pada masa pemerintahan Boris Yeltsin, kehancuran komunisme juga mempengaruhi sistem ekonomi soviet, dari sistem ekonomi terpusat (komando) mulai beralih ke arah ekonomi liberal dan mengalami berbagai perubahan positif.b. Kebaikan Sistem Ekonomi Campuran

1) Menghindarkan Free Fight liberalism

2) Menghindarkan adanya monopoli

3) Menghindarkan dominasi kekuasaan pemerintah3.1.2 Sistem Perekonomian di Indonesia

1. Bentuk Sistem Perekonomian Indonesia

Dalam pidato yang diucapkan oleh wakil presiden RI dalam konferensi ekonomi di Yogyakarta pada tanggal 3 Febuari 1946 dikatakan bahwa dasar politik perekonomian RI terpancang dalam UUD 1945 dalam bab kesejahteraan sosial pasal 33. Sementara itu Sumitro Djojohadikusumo dalam pidatonya dihadapan School of Advanced International Studies Washington D.C tanggal 22 Febuari 1949 juga menegaskan bahwa yang dicita-citakan ialah suatu macam ekonomi campuran yaitu lapangan-lapangan tertentu akan dinasionaliasi dan dijalankan oleh pemerintah, sedangkan yang lainnya akan terus terletak dalam lingkungan usaha partekelir. Meskipun sistem perekonomian Indonesia sudah cukup jelas dirumuskan oleh tokoh-tokoh ekonomi Indonesia yang sekaligus menjadi tokoh pemerintahan pada awal republic Indonesia berdiri, dalam perkembangannya pembicaraan tentang sistem perekonomian Indonesia tidak hanya berkisar pada sistem ekonomi campuran, tetapi mengarah pada suatu bentuk baru yang disebut sistem ekonomi Pancasila. Sistem Ekonomi Pancasila (SEP) menurut Mubyarto (1987:32) adalahekonomi yang dijiwai oleh ideologi Pancasila, yaitu sistem ekonomi yang merupakan usaha bersama berasaskan kekeluargaan dan kegotong-royongan nasional. Sistem Ekonomi pancasila yang menjadi sumber ideologi Bangsa Indonesia yaitu Pancasila membawa keharusan untuk dijadikan dasar atau pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sistem ekonomi Pancasila yang dimiliki Indonesia kadang disebut juga sebagai demokrasi ekonomi. Dijelaskan oleh Dochak Latief (1984:45) bahwa demokrasi ekonomi yang menjadi dasar pelaksanaan pembangunan dan yang meliputi ciri-ciri positif maupun negatif yang harus dihindarkan. Garis-garis Besar Haluan Negara yang merupakan pedoman bagi kebijaksanaan pembangunan di bidang ekonomi Indonesia berbunyi pembangunan ekonomi yang didasarkan pada Demokrasi Ekonomi menentukan bahwa masyarakat harus memegang peran aktif dalam kegiatan pembangunan (Suroso, 1997: 17-19).Demokrasi Ekonomi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasr atas asas kekekluargaan.2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuaswai oleh Negara.3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh engara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.4) Sumber-sumber kekayaan dan keuangan engara digunakan dengan permufakatan Lembaga-lembaga Perwakilan Rakyat, serta pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada Lembaga-lembaga Perwakilan Rakyat pula.5) Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.6) Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidka boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.7) Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga Negara diperkembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.8) Fakir miskin dan anak-anak etrlantar dipelihara oleh Negara (Cornelis Rintuh, 1995: 51). Dalam demokrasi ekonomi harus dihindarkan ciri-ciri negative sebagai berikut:9) Sistem Free fight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah menimbulkan dan mempertahankan kelemahan structural posisi Indonesia dalam ekonomi dunia.10) Sistem etatisme dalam mana Negara beserta aparatur ekonomi Negara bersifat dominan serta mendesak dan mamtikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor Negara.11) Pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat (Cornelis Rintuh, 1995: 51-52).12) Sistem ekonomi Indonesia yang dikenal sebagai Demokrasi Ekonomi adalah Sistem Ekonomi yang dijalankan oleh Indonesia. Sistem tersebut juga ada yang menyebutnya sebagai sistem ekonomi Pancasila. Pancasila meurpakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, maka sistem ekonomi Indonesia pun lebih tepat jika didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Mubyarto mengatakan bahwa, apa yang disebut oleh presiden Suharto tentang sistem ekonomi koperasi sebagai sistem ekonomi Indonesia itu, tidaklah berbeda dengan sistem ekonomi Pancasila (Sri-Edi Swasono, 1985: 121).2. Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pancasila

Menurut Mubyarto (1993: 53), Sistem Ekonomi Pancasila memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Cornelis Rintuh, 1995: 42):

1) Roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan ekonomi, sosial dan moral.

2) Kehendak kuat dari seluruh masyarakat ke arah keadaan kemerataan sosial (egalitarianism), sesuai asas-asas kemanusiaan;3) Prioritas kebijakan ekonomi adalah penciptaan perekonomian nasional yang tangguh yang berarti nasionalisme menjiwai tiap kebijaksanaan ekonomi;4) Koperasi merupakan soko guru perekonomian dan merupakan bentuk yang paling konkrit dari usaha bersama;5) Adanya imbangan yang jelas dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dengan desentralisasi dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi untuk menjamin keadilan sosial.Menurut Emil Salim, ciri-ciri di atas dilengkapi dengan pengertian yang berdasarkan pada dokumen-dokumen UUD 1945 dan GBHN, dapat ditarik dari ciri-ciri sistem ekonomi Pancasila sebagai berikut:1) Peranan negara beserta aparatur ekonomi negara adalah penting, tetapi tidak dominan agar dicegah tumbuhnya sistem etatisme (serba negara). Peranan swasta adalah penting, tetapi juga tidak dominan agar dicegah tumbuhnya free fight liberalism. Dalam sistem ekonomi Pancasila, usaha negara dan swasta tumbuh berdampingan dengan perimbangan tanpa dominasi berlebihan satu terhadap yang lain.2) Hubungan kerja antar lembaga-lembaga ekonomi tidka didasarkan pada dominasi modal seperti halnya dalam sistem ekonomi kapitalis. Juga tidak didasarkan atas dominasi buruh seperti halnya dalam sistem ekonomi komunis tetapi asas kekeluargaan, menurut keakraban hubungan antar manusia.3) Masyarakat sebagai satu kesatuan memegang peranan sentral. Produksi dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau penilikan anggota-aggota masyarakat.4) Negara menguasai bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi dan yang merupakan pokok bagi kemakmuran rakyat5) Tidak bebas nilai, bahkan sistem nilai inilah mempengaruhi kelakuan pelaku ekonomi. (Sri Edi Swasono, 1985: 59-61).Pada akhir-akhir ini banyak diperbincangkan mengenai sistem ekonomi kerakyatan. Seperti yang dikemukakan oleh pakar ekonomi kita Prof. Mubyarto bahwa sistem ekonomi kerakyatan tidaklah berbeda dengan apa yang disebut dengan sistem ekonomi Pancasila. Hanya lebih ditekankan pada sila ke 4 yakni Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.3. Sistem Ekonomi Kerakyatan

Sistem Ekonomi Kerakyatan adalah Sistem Ekonomi Nasional Indonesia yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, bermoral Pancasila, dan menunjukkan pemihakan sungguh-sungguh pada ekonomi rakyat. Syarat mutlak berjalannya sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan sosial:

Berdaulat di bidang politik

Mandiri di bidang ekonomi

Berkepribadian di bidang budayaYang mendasari paradigma pembangunan ekonomi kerakyatan

yang berkeadilan sosial : Penyegaran nasionalisme ekonomi melawan segala bentuk ketidakadilan sistem dan kebijakan ekonomi

Pendekatan pembangunan berkelanjutan yang multidisipliner dan multikultural

Pengkajian ulang pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu ekonomi dan sosial di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Jika kita mengacu pada Pancasila dasar negara atau pada ketentuan pasal 33 UUD 1945, maka memang ada kata kerakyatan tetapi harus tidak dijadikan sekedar kata sifat yang berarti merakyat. Kata kerakyatan sebagaimana bunyi sila ke-4 Pancasila harus ditulis lengkap yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang artinya tidak lain adalah demokrasi ala Indonesia.Jadi ekonomi kerakyatan adalah (sistem) ekonomi yang demokratis. Pengertian demokrasi ekonomi atau (sistem) ekonomi yang demokratis termuat lengkap dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi:

Produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah pimpina atau penilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat lah yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi.Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ke tangan orang-orang yang berkuasa dan rakyat yang banyak ditindasinya. Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh ada di tangan orang-seorang. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.Tujuan yang diharapkan dari penerapan Sistem Ekonomi Kerakyatan:

Membangun Indonesia yang berdikiari secara ekonomi, berdaulat secara politik, dan berkepribadian yang berkebudayaan.

Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

Mendorong pemerataan pendapatan rakyat.

Meningkatkan efisiensi perekonomian secara nasional.

Lima hal pokok yang harus segera diperjuangkan agar sistem ekonomi kerakyatan tidak hanya menjadi wacana saja:

1) Peningkatan disiplin pengeluaran anggaran dengan tujuan utama memerangi praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam segala bentuknya.

2) Penghapusan monopoli melalui penyelenggaraan mekanisme persaingan yang berkeadilan (fair competition).

3) Peningkatan alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah.

4) Penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada petani penggarap.5) Pembaharuan UU Koperasi dan pendirian koperasi-koperasi sejati dalam berbagai bidan usaha dan kegiatan. Yang perlu dicermati, peningkatan kesejahteraan rakyat dalam konteks ekonomi kerakyatan tidak didasarkan pada paradigma lokomatif, melainkan pada paradigma fondasi.3.2. Perusahaan dalam Sistem PerekonomianSistem perekonomian yang bagaimana perusahaan tersebut berada. Perusahaan yang berada dalam sistem perekonomian liberal dan perusahaan yang berada dalam sistem perekonomian sosialis tentu berbeda kenyataannya. Seseorang yang akan mendirkan perusahaan harus mengetahi hal tersebut. (Manullang, M. 1991).3.2.1. Latar Belakang Industri dan PerdaganganLatar belakang industri dan perusahaan merupakan perkembangan secara historis dalam jangka panjang. Dimulai dari masyarakat primitive yang harus memenuhi kebutuhannya sendiri, dengan cara berburu binatang, bertani atau bercocok tanam untuk mendapatkan kebutuhan, Setelah melalui tahap tersebut, cara atau pola hidup mereka berubah. Pada tahapan ini, kegiatan perdagangan mulai dilakukan, meskipun dalam lingkup yang sangat kecil, yakni system perekonomian dilakukan secara barter. Akhirnya mereka merasakan keuntungan dengan adanya pembagian kerja (spesialisasi). Dalam hal ini satu rumah tangga atau keluarga hanya membatasi diri terhadap produksi beberapa jenis barang. Semakin majunya suatu masyarakat membawa akibat yang lebih kompleks dalam perekonomian. Pertukaran tidak dilakukan secara barter, tetapi sudah meggunakan alat pembayaran berupa uang, sehingga utuk mendapatkan barang atau jasa, peranan uang dibutuhkan dalam hal ini.

Pada masyarakat yang sudah maju, barang-barang dan jasa mudah didapat, baik untuk keperluan konsumsi maupun industri. Untuk menghasilkan barang dan jasa semacam ini peranan industri dan perusahaan sangat penting, oleh karena itu muncullah industri dan perusahaan untuk menjawab pertanyaan di atas.

Sistem perekonomian suatu negara juga turut melatar belakangi terbentuknya industri dan perusahaan. Sistem perekonomian yang dipakai oleh setiap negara berbeda-beda. Ada empat bentuk system perekonomian yakni. KapitalismeDalam sistem perekonomian ini, seseorang bebas untuk memiliki kekayaan, memiliki perusahaan, bersaing secara bebas dalam pasar, seseorang bebas memiliki dan membuat barang atau jasa yang diinginkan. Kebebasan ini disebut dengan Laissez Faire. Seseorang bebas bertindak sejauh uang yang mereka miliki dan merupakan penggerak utama dari kegiatan perekonomian kapitali.

Menurut Adam Smith dalam bukunya The Wealth of Nation menyebutkan adanya tangan tidak kentara dalam persaingan (invisible hand of competition). Hal ini berarti banyak individu yang memasuki dunia usaha tetapi karena perusahaan dapat berhasil dalam persaingan dengan perusahaan lain secara relatif dapat dikatakan bahwa yang kalah kurang efisien. Jadi dalm sistem kapitalis ini tedapat tiga pokok, yaitu:1) Hak milik atas barang modal ada ditangan orang perorang.

2) Harga barang atau jasa ditentukan oleh permintaan dan penawaran.3) Dijamin adannya persaingan bebas, kebebasan untuk berdagang dan mempunyai pekerjaan, kebebasan untuk mengadakan kontras, dan lain-lain. SosialismeDi negara-negara yang menganut faham sosialisme, pemerintahannya bersifat demokrasi. Dalam bidang perekonomian, pemerintah secara tidak langsung mendorong kegiatan ekonomi dengan merencanakan anggaran belanja, sistem perpajakan, ekspor, dan lain-lain. Jadi di dalam perekonomian sosialisme, seseorang secara relatife bebas untuk memilih usaha atau pekerjaan yang diinginkan, tetapi pemerintah turut campur tangan dengan berusaha dengan berusaha menyesuaikan kebutuhan individu dengan keluhan masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah hanya menguasi perusahaan-perusahaan yang vital bagi kepentingan masyarakat agar kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi dengan adil dan merata.

Pada sistem perekonomian sosialis ini, perusahaan dianggap penting untuk mendukung perekonomian suatu negara agar kebutuhan dapat dipenuhi dengan lebih efisien. Dalam sistem ini, harta kekayaan dimiliki dan diselenggarakan oleh koperasi-koperasi produksi, serikat kerja, badan hukum masyarakat, dan organisasi lain atas dasar sukarela. FasismeFasisme juga merupakan suatu perekonomian dan bentuk pemerintahan (biasanya dictator). Dalam fasisme, juga disebut negeri usaha, pemerintah memiliki semua industri. Dalam hal ini orang bebas memilih tempat yang diinginkan atas persetujuan pemerintah.

KomunismeDi dalam perekonomian komunisme, peranan pasar untuk menentukan arah produksi hampir tidak ada. Perekonomian komunisme dikatakan sebagai ekonomi pemerintah yang bersifat totaliter atas keputusan ekonomi yang dibuat. Di sini, hak milik seseorang dihapuskan, semua masyarakat adalah karyawan negara. Kebebasan politik diawasi secara ketat.3.2.2. Faktor-Faktor Yang Menentukan Iklim BisnisBeberapa hal lagi perlu dipahami dalam kaitannya dengan sistem bisnis. Kita harus melihat hal-hal dan trend-trend nasional yang mempengaruhi iklim bisnis dari waktu ke waktu.Contoh yang paling ekstrim adalah terjadinya depresi yang hebat di Amerika Serikat pada tahun 1929. Negara-negara yang menderita akibat depresi yang dialami akan menyebabkan: a) Melonjaknya tingkat pengangguran, artinya banyak orang yang kehilangan pekerjaan.b) Banyak keluarga yang kehilangan rumahnya.c) Banyak simpanan di bank yang ikut lenyap karena bangkrutnya bank yang bersangkutan.d) Banyak perusahaan yang gulung tikar.John Maynard Keynes telah memberikan tinjauan tentang cara penyembuhan derita akibat depresi. Ia memandang bahwa tingkat kegiatan bisnis di sebuah sistem kapitalis tergantung pada kemauan para wiraswasta untuk menanamkan modal. InvestasiInvestasi adalah penggunaan sumber-sumber untuk menciptakan modal baru. Uang yang dikeluarkan untuk investasi baru tersebut akan memberikan pengaruh yang besar terhadap perekonomian. Dalam kenyataan, pengaruh tersebut lebih besar dibandingkan dengan jumlah uang yang beredar langsung pada investasi. TabunganJumlah yang diputuskan oleh para pekerja untuk ditabung akan menentukan kuat lemahnya multiplier. Semakin banyak tabungan berarti semakin sedikit pengeluaran dan semakin lemah multiplier tersebut. Tetapi, tabungan itu juga menjadi sumber untuk investasi modal di masa mendatang. PemerintahPemerintah dapat berperan sebagai pengelola sistem bisnis. Pemerintah mempunyai 2 kbijakan yaitu, kebijakan fiskal dan moneter. Melalui 2 kebijakan ini dapat mempengaruhi kegiatan bisnis, yaitu :1) Kebijakan Fiskal digunakan untuk mempengaruhi permintaan dengan meningkatkan pajak (mengurangi permintaan) atau meningkatkan pengeluaran pemerintah (meningkatkan permintaan)2) Kebijakan Moneter berkaitan dengan pengelolaan supply uang untuk meningkatkan atau menurunkan permintaan.3.2.3. Problema Bisnis Yang Dihadapi Saat IniTiga persoalan yang selalu mendapat perhatian dari pemerintah maupun masyarakat karena dapat mempengaruhi setiap konsumen dalam sistem bisnis kita adalah sebagai berikut :a) InflasiPada masa Pemerintah Orde Lama, tingkat inflasi di Indonesia cukup tinggi yang mencapai beberapa ratus persen. Mulai tahun 1970 an keadaannya jauh lebih karena pemerintah waktu itu dapat menekan tingkat inflasi.Inflasi adalah suatu kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam perekonomian. Para ekonom merasa bahwa inflasi itu merupakan suatu proses yang membatasi diri. Hal ini disebabkan oleh adanya ketidak-seimbangan antara permintaan dengan penawaran barang dan jasa. Jika permintaan turun atau penawaran meningkat, seharusnya tingkat inflasi lebih rendah.b) ProduktivitasProduktivitas adalah keluarnya barang dan jasa per unit tenaga kerja. Untuk meningkatakan produktivitas, orang tidak cukup hanya dengan bekerja keras, tetapi juga memerlukan peralatan dan metode kerja yang lebih baik.c) PengangguranPada umumnya pemutusan hubungan kerja ini terjadi karena perusahaan tidak mampu lagi membayar mereka sebagai akibat turunnya penghasilan (dari penjualan) secara dratis. Namun tidak mustahil jika kondisi perekonomian membaik yang berpangaruh juga pada kondisi perusahaan, maka pemutusan hubungan kerja ini dapat dibatalkan.Bottom of Form

3.2.1. Koperasi 3.2.2. Konsep KoperasiMunker dari University of Marburg, Jerma Barat membedakan konsep koperasi menjadi dua konsep yaitu konsep koperasi barat dan konsep koperasi sosialis. Hal ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa pada dasarnya, perkembangan konsep-konsep yang ada berasal dari negara-negara barat dan negara-negara berpaham sosialis, sedangkan konsep yang berkembang di negara dunia ketiga merupakan perpaduan dari kedua konsep tersebut.

a) Konsep Koperasi Barat

Konsep koperasi barat menyatakan bahwa koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan, dengan maksud mengurusi kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperasi. Persamaan kepentingan tersebut bisa berasal dari perorangan atau kelompok. Kepentingan bersama suatu kelompok keluarga atau kelompok kerabat dapat diarahkan untuk membentuk atau masuk menjadi anggota koperasi.

b) Konsep Koperasi Sosialis

Konsep koperasi sosalis menyatakan bahwa koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah, dan dibentuk dengan tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang perencanaan nasional.

Sebagai alat pelaksana dari perancanaan yang ditetapkan secara sentral, maka koperasi merupakan bagian dari suatu tata administrasi yang menyeluruh, berfungsi sebagai badan yang turut menetukan kebjakan publik, serta merupakan badan pengawasan dan pendidikan. Peran penting lain koperasi ialah sebagai wahana untuk mewujudkan kepemilikan kolektif sarana produksi dan untuk mencapai tujuan sosial politik. Menurut konsep ini, koperasi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan subsistem dari sistem soasialisme untuk mencapai tujuan-tujuan sistem sosialis-komunis.

c) Konsep Koperasi Negara Berkembang

Seperti yang telah duraikan sebelumnya, Munker hanya membedakan koperasi berdasar konsep barat dan konsep sosialis. Sementara itu di dunia ketiga, walaupun masih mengacu kepada kedua konsep tersebut, namun koperasinya sudah berkembang dengan ciri tersendri, yaitu dominasi campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya. Campur tangan ini memang dapat dimaklumi karena apabila masyarakat-dengan kemampuan sumber daya manusia dan modalnya yang terbatas-dibiarkan dengan inisiatif sendiri untuk membentuk koperasi, maka koperasi tidak akan pernah tumbuh dan berkembang. Sehingga, pengembangan koperasi di negara berkembang seperti di Indonesia dengan top down approach pada awal pembangunannya dapat diterima, sepanjang polanya selalu disesuaikan dengan perkembangan pembangunan di negara tersebut. Dengan kata lain, penerapan pola top down harus diubah secara bertahap menjadi bottom up approach. Hal ini dimaksudkan agar rasa memiliki (sense of belonging) terhadap koperasi oleh anggota semakin tumbuh, sehingga para anggotanya akan secara sukarela berpartisipasi aktif. Apabila hal seperti tersebut dapat dikembangkan, maka koperasi yang benar-benar mengakar dari bawah akan tercipta, tumbuh, dan berkembang.

Adanya campur tangan pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan koperasi di Indonesia membuatnya mirip dengan konsep sosialis adalah untuk merasionalkan faktor produksi dari kepemilikan pribadi ke pemilikan kolektif, sedangkan koperasi di negra berkembang seperti di Indonesia, tujuannya adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi anggotanya.3.2.2. Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi

Perbedaan aliran dalam koperasi berkaitan erat dengan faktor ideologi dan pandangan hidup (way of life) yang dianut oleh negara dan masyarakat yang bersangkutan. Secara garis besar, ideologi negara-negara di dunia ini dapat dikelompokan menjadi 3. (Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001)

Liberalisme/kapitalisme

Sosilalisme

Tidak termasuk liberalisme maupun sosialisme

Implementasi dari masing-masing ideologi ini melahirkan sistem perekonomian yang berbeda-beda. Pada glirannya, suatu sistem perekonomian tertentu akan saling menjiwai dengan koperasi sebagai subsistemnya. Misalnya, ideologi Pancasila dan sistem perekonomian yang termaktub dalam pasal 33 UUD 1945 akan mewarnai peran dan misi koperasi Indonesia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, aliran koperasi dalam suatau negara tidak dapat dipsahkan dari sistem perekonomian yang dianut oleh negara yang bersangkutan.

3.3.3. Keterkaitan Ideologi, Sistem Perekonomian, dan Aliran Koperasi.

Keterkaitan ideologi, sistem perekonomian, dan aliran koperasi yang dianut oleh berbegai negara dapat digambarkan sebagai berikut.

Menjiwai

Menjiwai

MenjiwaiKeterkaitan ideologi, sistem perekonomian, dan aliran koperasi (Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001).

Perbedaan ideologi suatu bangsa akan mengakibatkan perbedaan sistem perekonomiannya dan tentunya aliran koperasi yang dianutpun akan berbeda. Sebaliknya, setiap sistem perekonomian suatu bangsa akan menjiawi ideologi bangsanya dan aliran koperasinyapun akan menjiawi sistem perekonomian dan ideologi bangsa tersebut. Hubungan masing-masing ideologi, sistem perekonomian dengan aliran koperasi dapat dilihat sebagai berikut.IdeologiSistem PerekonomianAliran Koperasi

Liberalisme/KapitalismeSistem Ekonomi Bebas/ Liberal

Komunisme/sosialismeSistem Ekonomi Sosialis Sosialis

Tidak termasuk LiberalismeSistem Ekonomi CampuranPersemakmuran (Commonwealth)

Tabel 1. Hubungan masing-masing ideologi, sistem perekonomian dengan alran koperasi. (Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001)3.3.4. Aliran Koperasi

Dengan mengacu pada keterkaitan ideologi dan sistem perekonomian di suatu negara, maka secara umum aliran koperasi yang dianut oleh pelbagi negara di dunia dapat dikelompokkan berdasarkan peran gerakan koperasi dalam sistem perekonomian dan hubungannya dengan pemerintah. Paul Hubert Casselman membaginya menjadi 3 aliran. (MD, Sagimun. 1983/1984).

Competitive Yardisk School

Di sini koperasi diharapkan bertindak sebagai usaha koreksi agar terwujud kesempurnaan sistem kapitalisme itu sendiri.

Cooperative Commonwealth School

Koperasi didambakan tampil sebagai bagian usaha yang dominan di dalam perekonomian negara. Social Cooperative SchoolKoperasi hanya merupakan sasaran untuk menuju tercapainya masyarakat sosialis/komunis.Aliran KoperasiPeran KoperasiHubungan dengan Pemerintah

YardistickKoperasi berperan sebagai alat pengukur, penyeimbang, penetralan, dan pengoreksi dampak negatif yang ditimbulkan oleh sistem ekonomi liberal (kapitalisme)Hubungan gerakan koperasi dengan pemerintah bersifat netral, di mana pemerintah tidak campur tangan terhadap jatuh bangunnya organisasi koperasi di masyarakat.

SosialisPersemakmuranKoperasi berperan sebagai alat dalam mencapai masyarakat yang sosalis yang bercorak kolektif.Koperasi berperan untuk mencapai kemakmuran masyarakat yang adil dan merata di mana koperasi memegang peranan yang utama dalam struktur perekonomian masyarakatKoperasi merupakan alat pemerintah dan menjadi bawahan pemerintah. Dengan demikian, koperasi tidak mempunyai otonomi. bersifat kemitraan (partnership). Koperasi tetap mempunyai tanggungjawab untuk ikut mengembangkan koperasi ditengah-tengah masyarakat.

(Arifin Sitio dan Halomoan Tamba. 2001)

Jadi sistem ekonomi dan peranan koperasi yang bernaung di bawah sistem ekonomi itu mempunyai hubungan timbal balik. Misalnya jikalau kita berada di negara kapitalis seperti Amerika Serikat, maka peranan koperas paling banter hanya menjadi price leader. Di negara kapitalis seperti Amerika Serikat koperasi tidak perlu merebut market share yang dominan. Koperasi diharapkan hanya bertindak sebagai usaha koreksi untuk mewujudkan sistem kapitalisme yang sempurna. Di negara sosialis/komunis seperti Uni Soviet, meskipun secara organisatoris koperasi tidak menggabungkan dri di dalam gerakan komunis dan Parti Komunis, namun secara idiologis koperasi harus menggabungkan diri dan berintegrasi dengan gerakan-gerakan komunis dan Partai Komunis. Koperasi hanya merupakan sasaran antara untuk menuju tercapainya masyarakat komunis yang sempurna.3.3.5. Koperasi Hubungannya Dengan Trilogy Pembangunan dan Pelaku Ekonomi Trilogi pembangunan yaitu menciptakan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta stabilitas nasional yang dinamis dan strategis yang kemudian juga dijadikan sebagai misi yang melekat pada masing-masing pelaku ekonomi, baik negara, swasta, maupun koperasi di dalam sistem ekonomi nasional yang kita bangun.

Rumusan kedudukan, peranan, dan hubungan antara pelaku ekonomi dapat digambarkan sebagai berikut:1) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya ditempatkan pada posisi dan kedudukan yang setara. Hal ini berarti, setiap pelaku ekonomi baik secara normatif maupun operasional memiliki hak hidup yang sama, sesuai dengan misi yang diembannya.

2) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya melakukan peranan masing-masing dengan memanfaatkan keunggulan komparatif (Comparative advantage) yang dimilikinya.Keunggulan koperasi yang dimaksud di sini ialah bahwa masing-masing pelaku ekonomi mempunyai suatu kelebihan di satu bidang jika dibandingkan dengan pelaku ekonomi lainnya. Keunggulan komparatif tersebut dapat dilihat dari cita-cita organisasi masing-masing pelaku ekonomi tersebut. BUMN dimiliki dan dikelola oleh pemerintah. BUMN bukan merupakan suatu perusahaan yang mengejar keuntungan sebagai prioritas utama, akan tetapi merupakan alat pemerintah yang efektif dalam melaksanakan pembangunan nasional. Dengan demikian, BUMN mengemban tugas melayani kepentingan umum untuk memenuhi hajat orang banyak. Berbeda dengan sektor swasta yang dimiliki dan dikelola secara perseorangan, keluarga, dan atau sekelompok kecil orang yang memiliki modal untuk mencapai tujuan memberi keuntungan yang semaksimal mungkin.

Lain halnya sektor koperasi yang merupakan wadah ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang, dimiliki dan dikelola oleh anggota untuk kepentingan anggota serta masyarakat secara kekeluargaan. Bertitik tolak dari ciri-ciri pelaku ekonomi tersebut diatas, maka keunggulan komparatif yang khas yang berkaitan dengan trilogi pembangunan nasional adaah sebagai berikut:

1) BUMN cenderung untuk melakukan peran utama sebagai stabilisator dan perintis perekonomian nasional

2) Swasta cenderung mengarah untuk melakukan peran utama di bidang pertumbuhan ekonomi nasional.

3) Koperasi mengemban peran utama di bidang pemerataan pembangunan dan hasil- hasilnya.

Keunggulan pelaku ekonomi BUMN lebih terfokus dalam bidang stabilitas, sedangkan BUMS lebih diarahkan untuk mencapi pertumbuhan ekonomi. Badan usaha koperasi, ditinjau dari aspek prinsip-prinsip organisasinya, lebih menitikberatkan pada asas pemerataan. Seiring dengan perubahan ruang, waktu, dan nilai dalam perjalanannya, koperasi juga berperan dalam pencapaian pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional.3.3.6. Koperasi Sebagai Sokoguru Perekonomian IndonesiaTujuan pembangunan ekonomi adalah untuk mencapai kemakmuran masyarakat. Ketentuan dasar dalam melaksanakan kegiatan ini diatur oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi, Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 ini dikatakan bahwa produksi di kerjakan oleh semua, untuk semua, di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi.

Penjelasan pasal 33 UUD 1945 ini menempatkan kedudukan koperasi (1) sebagai sokoguru perekonomian nasional, dan (2) sebagai bagian integral tata perekonomian nasional. Menurut Kamus Umum Lengkap karangan wojowasito (1982), arti dari sokoguru adalah pilar atau tiang. Jadi, makna dari istilah koperasi sebagai sokoguru perekonomian dapat diartikan koperasi sebagai pilar atau penyangga utama atau tulang punggung perekonomian. Dengan demikian koperasi diperankan dan difungsikan sebagai pilar utama dalam sistem perekonomian nasional.

Ditinjau dari sisi badan usaha atau pelaku bisnis, ada 3 kelompok pelaku bisnis dalam sistem perekonomian nasional yaitu:

1) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)2) Badan Usaha Koperasi (BUK)

3) Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)3.3.8. Posisi Koperasi Dalam UUD 1945

Dari bagan tersebut, dapat dilihat bahwa seluruh pelaku ekonomi nasional (BUMN, BUK, BUMS) menurut amanat konstitusional (pasal 33 UUD 1945) harus berasaskan (1) usaha bersama, (2) kekeluargaan. Artinya, operasionalisasi fungsi dari pelaku ekonomi swasta, negara, dan koperasi harus berdasarkan atas asas usaha bersama dan kekeluargaan.Kedua asas tersebut telah melekat pada organisasi koperasi sejak didirikan oleh anggota-angotanya. Dengan kedudukan koperasi seperti itu, maka peranan koperasi dalam mengembangkan potensi ekonomi rakyat dan dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi adalah sangat strategis. Sedangkan pelaksanaan pembangunan ekonomi harus didasarkan kepada demokrasi ekonomi. UUD 1945 pasal 33 memandang koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional, yang kemudian semakin dipertegas dalam UU No. 17 tahun 2012 tentang perkoperasian. Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD 1945 tersebut, koperasi dijadikan sebagai sokoguru perekonomian nasional karena:1) Koperasi mendidik sikap self-helping.2) Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, di mana kepentingan masyarakat harus lebih diutamakan daripada kepentingan dri atau golongan sendiri.3) Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.4) Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan kapitalisme.BAB IV

KESIMPULAN Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur kondisi perekonomian suatu negara sesuai dengan kondisi kenegaraan dari negara itu sendiri. Setiap negara memiliki sistem perekonomian yang berbeda-beda. Perbedaan ideologi suatu bangsa akan mengakibatkan perbedaan sistem perekonomiannya. Sistem perekonomian suatu negara tersebut juga turut melatar belakangi terbentuknya industri dan perusahaan begitu pula dengan terbentuknya aliran koperasi.

Sistem perekonomian dan ideologi suatu negara juga mempengaruhi peran dari perusahaan dalam suatu negara. Umumnya perusahaan merupakan organisasi produksi yang dapat menyediakan kebutuhan manusia.Sistem perekonomian dan ideologi suatu negara juga mempengaruhi peran dari koperasi dalam suatau negara. Salah satu peran koperasi terutama di Indonesia yaitu sebagai sokoguru perekonomian nasional.DAFTAR PUSTAKA

Cornelis Rintuh. (1995). Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Liberty

Dochak Latief. (1984). Perbandingan sistem skonomi: islam, liberalisme,

sosialisme. Yogyakarta: Yayasan penerbitan FKIS IKIP

Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Forum UPI. Koperasi : Landasan Koperasi Indonesia. http://forum.upi.edu/index.php?topic=11929.0. Diakses pada tanggal 26 Maret 2014, pukul 15:43).

Gregory Grossman. (1995). Sistem-sistem ekonomi. Cetakan ketiga. Jakarta: PT

Bumi Aksara

MD, Sagimun. 1983/1984. Koperasi Indonesia. Proyek Penulisan dan Penerbitan Buku/ Majalah Pengetahuan Umum dan Koperasi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Manullang, M. 1991. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: Liberty

Mubyarto. 1987. Ekonomi Pancasila: Gagasan dan kemungkinan. Jakarta:

LP3ES.

Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.

Sri Edi Swasono. (1985). Sistem ekonomi dan demokrasi ekonomi. Jakarta:

Universitas Indonesia (UI-Press)Suroso. (1994). Perekonomian Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Swastha Dh, basu dan Ibnu Sukotjo. 1988. Pengantar bisnis modern edisi ketiga. Yogyakarta; liberty Yogyakarta.

Aliran Koperasi

Sistem Perekonomian

Ideologi

BUMN

Pelaku ekonomi

Pasal 33 UUD 1945

1 usaha bersama

2. kekeluargan

A

S

A

S

koperasi

swasta