rapat koordinasi nasional bidang koperasi dan … · parameter indikator perekonomian agregat...

22

Upload: truongminh

Post on 08-Jul-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena
Page 2: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 1 of 22

RUMUSAN

RAPAT KOORDINASI NASIONAL

BIDANG KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

TAHUN ANGGARAN 2019

Pangkal Pinang, 2-4 Mei 2019

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Kementerian Koperasi dan UKM RI

Jakarta, 2019

Page 3: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 2 of 22

2019

Page 4: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 3 of 22

RUMUSAN

RAPAT KOORDINASI NASIONAL

BIDANG KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

TAHUN ANGGARAN 2019

Jumat, 3 Mei 2019

di Pangkal Pinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

1. PENDAHULUAN

Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) Tahun 2019 memiliki nilai

strategis sebab tahun ini, adalah tahun terakhir untuk RPJM masa 2015-2019

yang artinya gerbang untuk mempersiapkan tahap akhir Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Oleh sebab itu RAKORNAS tahun

ini diarahkan untuk membangun sinergitas yang lebih kuat lagi antara

Pemerintah Pusat dan Daerah serta kelompok pemangku kepentingan lainnya,

untuk mengusung pencapaian target RPJM 2020-2025, khususnya dalam bidang

pembangunan Koperasi dan UMKM. Berkenaan dengan itu tema yang

ditetapkan, adalah “Sinergi Program dan Kegiatan Pusat dengan Daerah

Dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Untuk Bahan Rumusan

Perencanaan Strategi Pembangunan KUMKM Jangka Menengah (RPJMN)

2020-2024”.

Disadari benar bahwa tantangan yang akan dihadapi pada lima tahun

mendatang tidaklah mudah. Di tengah berbagai keadaan ekonomi dunia yang

penuh dinamika, serta tuntutan masyarakat untuk berpatisipasi dalam

pembangunan ekonomi semakin kuat, maka kementerian KUKM perlu mengajak

peran serta berbagai pihak seperti, pemerintah daerah, sejumlah kementerian

dan Lembaga yang secara fungsional terlibat dalam pemberdayaan KUMKM,

serta elemen masyarakat dalam merumuskan perencanaan pembangunan

Koperasi dan UMKM (KUMKM) yang lebih komprehensif dan holistik.

Pada kesempatan Rakornas yang didadar dari tanggal 2 sampai 4 Mei 2019

di Pangkal Pinang baru melibatkan dinas pemerintahan kota, kabupaten, dan

provinsi yang membidangi pembangunan KUMKM. Dan secara bertahap

pertemuan selanjutnya akan diteruskan dengan komponen lain sesuai dengan

kewenangan yang diatur dalam perundang-undangan.

Hasil Rakornas 2019 ini menjadi masukan berarti, terutama dalam hal

perumusan visi, misi, strategi besar (grand strategy), dan strategi operasional

yang terintegrasi dari pemerintahan daerah sampai pemerintahan pusat. Hasil

perumusan ini menjadi usulan rumusan strategi nasional pembangunan

KUMKM lintas kementerian dan lembaga serta lintas vertikal pemerintahan

pusat dan daerah. Perumusan hasil Rakornas 2019 didasari oleh pendekatan

Page 5: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 4 of 22

keilmuan (science method) yang memadukan antara unsur rasionalisme (di

dalamnya kajian yuridis formal khususnya berkeanan dengan kewenangan),

dengan emperisme (pengalaman, dengan mengamati perubahan lingkungan

strategis internal dan eksternal).

2. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

Pada masa tahun 2020-2024 akan terjadi perubahan lingkungan strategis

sangat cepat dan berpengaruh terhadap perkembangan KUMKM, yaitu semakin

terintegrasinya pasar global, integrasi pasar ASEAN dengan Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) sejak tahun 2016, kesepakatan antar negara dalam kerangka PBB

dengan Sustainable Developments Goals (SDGs) yang telah disepakati pada 25

September 2015, dan Revolusi Industri 4.0. Disamping itu hubungan bilateral dan

multilateral yang berubah juga sedang terjadi, antara lain hubungan bilateral USA

dan PRC, USA dengan Korea Utara, Brexit dan UE, krisis Venezuela, dan Belt and

Road Inisiative (BRI) yang diprakarsai oleh PRC.

MEA merupakan proses integrasi pasar regional yang sangat penting

menuju Masyarakat ASEAN (ME) dimana Indonesia menjadi negara besar dalam

hal penduduk dan sumberdaya alam. SDGs menyepakati “zero poverty” pada

tahun 2030 dengan 17 butir kewajiban setiap negara. Sebanyak 7 butir di

antaranya terkait langsung dengan KUMKM, yaitu Tujuan-1 No Poverty, Tujuan-2

No Hungry, tujuan-8 Job & Growth, Tujuan-9 Industry, Innovation, Infrastructure,

Tujuan-10 No Disparity, Tujuan-12 Consumption & production Patterns, dan tujuan-

16 Peace, Justice, Institution. Revolusi Industri 4.0 terkait dengan milenial (Gen-Y)

yang ditandai oleh antara lain internet of things, data sciencies, robotic, cloud, dan

financial technology. Arus perubahan ini harus diperlakukan sebagai peluang

namun tidak melupakan antisipasi ancaman dampak negatif yang dapat terjadi.

Perekonomian Indonesia selama 2015-2018 telah berubah secara nyata

untuk mensejahterakan rakyat menuju zero poverty dan menghapuskan

ketimpangan. Mengakhiri masa bakti Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo tahun

2019, pemerintah telah berhasil membangun fondasi pembangunan yang

berkesinambungan melalui infrastructure leads growth. Pada tahun 2018,

pertumbuhan ekonomi sebesar 5.7% dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata

selama 2014-2018 sebesar 5.04%. Inflasi pada tahun 2018 hanya 2.88% dengan

rata-rata 3.20%. Inflasi yang rendah ini menunjukkan peningkatan dayabeli

masyarakat. Tingkat kemiskinan terus menurun sampai satu digit, menjadi 9.66%

atau 25.56 juta orang. Tingkat Pengangguran juga terus turun menjadi 5.34%

pada tahun 2018 dan pemerataan pendapatan semakin membaik yang

ditunjukkan oleh Gini Ratio menjadi 0.381 dari 0.414 pada tahun 2014.

Page 6: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 5 of 22

3. TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA DAN KUMKM

2020 - 2024

Tantangan pembangunan ekonomi Indonesia pada periode 2020 – 2024

adalah bagaimana mencapai kesejahteraan rakyat yang tinggi melalui

peningkatan pendapatan rakyat secara menyeluruh melalui penciptaan aktifitas

ekonomi dan lapangan kerja. Oleh karena itu, penghapusan kemiskinan dan

ketimpangan pendapatan menjadi arah pembangunan ekonomi. Proses

pembangunan yang inklusif menjadi cara tepat untuk mencapai tujuan

pembangunan ekonomi dimana KUMKM menjadi titik sentral dalam kerangka

sektor riil dan dunia usaha. Peningkatan peran KUMKM akan dapat menurunkan

parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat

pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% dengan tingkat inflasi di bawah 3% per

tahun, zero poverty, dan Gini Ratio yang mendekati nol.

Dalam menjadikan KUMKM sebagai kekuatan utama perekonomian

Indonesia, secara institusional, membangun sistem perekonomian nasional

sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 33 UUD 1945 Amandemen keempat

tentang perekonomian Indonesia. Pada Ayat 5 dinyatakan secara jelas bahwa

sistem perekonomian nasional harus diatur oleh Undang-Undang (UU) untuk

mengimplementasikan demokrasi ekonomi berdasarkan azas kekeluargaan dan

gotong royong. Pemerintah juga menghadapi tantangan berupa peningkatan

produktivitas KUMKM dan daya saing produk. Produk KUMKM belum banyak

masuk dalam Global Value Chain. Kontribusi ekspor UMKM Indonesia terendah

dibandingkan negara Singapore, Malaysia, Thailand, Philipinnes, dan Vietnam

akibat selain kurangnya pemahaman mengkases pasar internasional juga akibat

tidak memiliki sertifikasi standar produk. Vietnam dewasa ini telah mengambil

posisi Indonesia dalam perekonomian internasional TPT (textile and product

textile), WPW (wood and product wood), dan perkopian.

Tantangan lainnya adalah mendorong kegiatan usaha pada sektor

produksi/manufaktur dan industri kreatif karena saat ini sebagian besar kegiatan

usaha di sektor perdagangan retail. Tantangan lainnya adalah memperbaiki

ketimpangan struktur usaha UMKM. Sebagian besar unit usaha didominasi usaha

mikro (lebih dari 62 juta) dan tersebar atau belum banyak membentuk klaster.

Untuk itu, KUMKM harus mampu mengembangkan inovasi secara terus menerus.

Inovasi dapat terwujud apabila penelitian dan peningkatan kapasitas juga

berkesinambungan.

Page 7: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 6 of 22

4. KEKUATAN DAN KELEMAHAN INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI

Kekuatan Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan ekonomi

Indonesia melalui penghapusan kemiskinan dan ketimpangan adalah fondasi riil

perekonomian agregat yang kuat dan infrastruktur transportasi dan jaringan

komunikasi internet yang semakin kuat. Pencapaian target pembangunan

ekonomi periode 2015 – 2019 menunjukkan semakin kuatnya perekonomian

Indonesia. Disamping itu, bonus demografi Indonesia semakin menguatkan

fondasi perekonomian dengan semakin rendahnya Dependency Ratio dan

sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena tenaga terlatih lebih banyak

daripada unskill labor. Hal ini akan sejalan dengan era milenial dan revolusi

industri 4.0. Penyelenggaraan Pemilu pada 17 April 2019 yang telah sukses

semakin mengokohkan politik perekonomian Indonesia yang menjamin

kesinambungan pembangunan ekonomi Indonesia periode 2020 – 2024.

Pada tataran dunia usaha, berdasarkan berbagai penelitian, kelemahan

KUMKM adalah antara lain lemahnya aksessibilitas pendanaan peningkatan

kapasitas sumberdaya manusia baik KUMKM maupun Apartur Sipil Negara (ASN),

kepastian pasokan bahan baku, aksesibilitas pasar, aksesibilitas teknologi. Hasil

riset Kementerian KUKM RI menunjukkan bahwa pada tahun 2015 kesiapan

koperasi dalam mengembangkan dan mengelola usaha lebih disbanding dengan

pelaku usaha UMKM. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Indeks Kesiapan Koperasi

(IKK) sebesar 1.9825 dan untuk UMKM Indeks Kesiapan UMKM (IKUMKM)

sebesar 2.4027. Kelemahan utama koperasi dan UMKM adalah pada rendahnya

kualitas sumberdaya manusia, finansial, dan administrasi bisnis. Disamping itu,

sebagian besar pemilik dan pekerja usaha mikro berpendidikan SMP ke bawah.

Hambatan akses pendanaan antara lain karena kegiatan usahanya informal, bank

kesulitan menlai risiko karena ketidak-tersediaan data, termasuk pembukuan,

tidak ada kolateral, dan pemahaman tentang prosedur peminjaman.

5. UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH INDONESIA

Sesungguhnya, Pemerintah Indonesia telah mengembangkan kebijakan,

program, dan kegiatan yang dapat dievaluasi untuk diteruskan dan diperkuat

pada Renstra 2020-2024. Program kegiatan pengembangan sumberdaya

manusia, fasilitasi dan advokasi yang dilakukan antara lain Pelatihan Berbasis

Kompetensi dan Sertifikasi Profesi di bidang KSP/USP, KSPPS-PS, Ritel Koperasi,

Pelaksana Ekspor dan Pendamping UMKM yang dilaksanakan sinergi antar K/L.

Pemerintah mengembangkan SMESCO Indonesia sebagai market place yang

memberikan layanan promosi dan pemasaran produk unggulan 34 Provinsi di

Indonesia. Selain itu juga telah dibangun Pusat Pelayanan Usaha Terpadu (PLUT)

yang memberikan layanan pendampingan kepada UMKM. Pemerintah daerah

juga sangat aktif mengembangkan pusat promosi. Dalam setiap kesempatan

Page 8: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 7 of 22

Pemerintah mendorong terjadinya kemitraan terpadu antara koperasi dan

UMKM.

Pemerintah membantu akses pendanaan bagi KUMKM dalam

mengembangkan usahanya melalui kebijakan subsidi unuk menurunkan

sukubunga dan skema pembiayaan yang mudah dan murah, seperti Program

Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau Program Pinjaman/Pembiayaan Dana Bergulir

LPDB-KUMKM. Dalam waktu 4 (empat) tahun terakhir tahun 2015-2018, realisasi

KUR mencapai sebesar Rp.324.2 Triliun kepada 13.8 juta orang pelaku usaha.

Sedangkan Dana Bergulir LPDB-KUMKM sampai dengan tahun 2018 telah

menyalurkan pinjaman/pembiayaan sebesar Rp 8,5 triliun mencakup sekitar

4,300 mitra, dan juga mampu menyerap sekitar 1,8 juta orang tenaga kerja.

Sukubungan KUR dapat diturunkan dari 22% menjadi 7% per tahun. Pemerintah

melalui Lembaga Layanan Pemasaran KUMKM (LLP-KUMKM) juga telah

membantu aksesibiltas pasar dengan tmenyediakan tempat ekspos (booth) usaha

dan produk untuk KUMKM dan daerah di Gedung SMESCO Jakarta Selatan.

Pemerintah melaksanakan tiga langkah Reformasi Total Koperasi (RTK)

untuk membangun koperasi yang kuat. Langkah kesatu adalah reorientasi yaitu

perubahan paradigma pemberdayaan koperasi bukan lagi pada kuantitas tetapi

pada kualitasnya dari aspek kelembagaan, usaha, dan keuangan. Langkah kedua

adalah rehabilitasi, yang dimulai dengan pembuatan database koperasi dimana

per 31 Desember 2018 tercatat sebanyak 138,140 unit. Lebih dari 40,000

koperasi yang tidak aktif dibubarkan. Langkah ketiga, tahap terakhir adalah

pengembangan koperasi yang berbasis anggota yang sehat, kuat, mandiri, dan

tangguh. Saat ini Koperasi didominasi oleh KSP/USP-Koperasi dan KSPPS/USPPS-

Koperasi dengan jumlah sebanyak 71,933 unit (52,07%).

Saat ini, DPR sedang membahas Rancangan Revisi Undang-undang 25

Tahun 1992 Tentang Perkoperasian bersama Pemerintah. Revisi UU ini

diharapkan dapat memberikan kewenangan yang lebih besar Pemerintah dan

pemerintah daerah khususnya Kementerian Koperasi dan UKM untuk

mengkoordinasikan pengembangan Koperasi. Demikian pula Rancangan UU

tentang Kewirausahaan sudah diserahkan oleh pihak pemerintah untuk dikaji

lebih dalam bersama DPR. Harapannya, kedua RUU ini bisa memberikan landasan

kokoh untuk tumbuh kembangnya KUMKM sebagai perwujudan komitmen

bangsa dalam membangun ekonomi berkeadilan berdasarkan konstitusi.

Selanjutnya, untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan

mengefektifkan pembinaan dan pengembangan perkoperasian dan UMKM, agar

mereka mampu bersaing di pasar global, kedua perundang-undangan itu perlu

didukung oleh sistem kebijakan yang tertuang dalam harmonisasi peraturan

perundang-undangan terkait, antara lain UU Kementerian Negara, UU

Pemerintahan Daerah, UU Perbankan, UU OJK serta peraturan dan

pelaksanaannya.

Page 9: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 8 of 22

6. HASIL SIDANG KOMISI

Pada sesi penyampaian pendapat oleh perwakilan komisi, yang diwakili

oleh peserta yang berasal dari daerah, terungkap bahwa penyelenggaraan

Rakornas Kementerian Koperasi dan UKM RI tahun 2019 ini sangat tepat untuk

merumuskan strategi nasional pembangunan KUMKM yang integratif dan in line

dengan strategi pembangunan KUMKM pada tingkat provinsi, kota, dan

kabupaten.

Pelaksanaan sidang komisi didasari oleh pertimbangan, luasnya persoalan

yang dihadapi, serta untuk memberikan kesempatan yang luas bagi peserta

menyampaikan ide, kebijakan dan aspirasi daerah, serta rekomendasi

pembahasan substansi, maka Rakornas 2019 ini dibagi ke dalam 5 Sidang Komisi

(SK). Penyelenggaraan SK didampingi oleh para Pejabat Pimpinan Madya (Deputi

dan Staf Ahli Menteri) dan Peneliti Ahli Utama (PAU) Kementerian KUKM RI, dan

peserta komisi adalah para utusan Kementerian KUKM RI, Dinas-dinas yang

membidangi urusan pembangunan KUMKM tingkat provinsi, kota, dan kabupaten.

Rekomendasi arah strategi, kebijakan, dan program kegiatan RPJMN 2020 – 2024

dan Renstra Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2020 – 2024 adalah sebagai

berikut.

A. Sidang Komisi I: Kelembagaan dan Pengawasan Pemberdayaan KUMKM

Komisi I merekomendasikan arah kebijakan pengembangan kelembagaan dan

pengawasan Koperasi dan UMKM kepada Pemerintah untuk RPJMN 2020-2024

dan Renstra kementerian KUKM 2020-2024, adalah sebagai berikut.

1. Mendukung upaya pemerintah dalam penyederhanaan perijinan dan

memudahkan Koperasi dan UMKM melakukan usaha melalui One Singgle

Submission (PP 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perzinan Berusaha

Terintegrasi Secara Elektronik) dengan melibatkan peran daerah sesuai

UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Dalam hal

pemberdayaan Koperasi dan UMKM tetap dilaksanakan oleh Pemerintah

Pusat dan Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).

2. Perlunya mengantisipasi atas pengesahan RUU Perkoperasian sebagai

Revisi Undang-Undang tentang Perkoperasian pengganti UU No. 25 Tahun

1992 dan RUU Kewirausahaan, dengan merumuskan peraturan

pelaksanaan dengan mengakomodasi berbagai usulan yang relavan dan

berkembang dalam masyarakat. Serta pentingnya di buat desain sosialisasi

dengan melibatkan pemangku kepentingan secara efisien dan efektif.

3. Memberikan dukungan kebijakan/regulasi, anggaran dan penetapan

target kinerja di setiap daerah untuk melaksanakan urusan Koperasi dan

KUKM sebagai urusan wajib non pelayanan dasar sesuai Undang - Undang

Page 10: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 9 of 22

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah khususnya

pelaksanaan 2 (dua) sub urusan yaitu a) pengawasan dan pemeriksaan

serta b) penilaian kesehatan koperasi.

4. Mengkoordinasikan dan mensinergikan kegiatan pengawasan koperasi

antara Pemerintah-Provinsi-Kabupaten/Kota melalui pengembangan dan

pemanfaatan teknologi informasi terutama terkait sistem pelaporan

Koperasi dan UMKM.

5. Meningkatkan kerjasama/koordinasi K/L dalam pengawasan koperasi

(OJK, PPATK, KPPU, Bareskrim, BIN) untuk menekan kecenderungan

tindakan yang tidak terpuji oleh pihak-pihak yang menggunakan nama

koperasi dengan cara melanggar hukum. Serta diikuti dengan upaya

optimalisasi koordinasi dan informasi kepada daerah-daerah.

6. Menginisiasi hadirnya jabatan fungsional yang mendukung peogram

pemberdayaan KUMKM, seperti jabatan fungsional Pengawas Koperasi,

Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL), dan Mentor KUKM baik di

pusat maupun di daerah untuk mengatasi kendala keterbatasan

kompetensi/profesionalisme serta tingginya mutasi/perpindahan aparat

yang menjadi pembinana KUKM di daerah.

7. Menyusun grand design penyuluhan dan pendampingan Perkoperasian

dan UMKM untuk menjadi acuan bersama (pusat dan daerah) dengan

mengoptimalkan fasilitas elektronis dan sistem jaringan yang terintegrasi.

8. Meningkatkan perhatian terhadap ketersediaan jumlah, kapasitas dan

dukungan anggaran Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) dengan

dukungan APBN/APBD maupun kerjasama dengan dunia usaha dan

perguruan tinggi.

9. Dikembangkannya program penguatan ASN pembina koperasi dan UMKM

di pusat dan di daerah melalui program sertifikasi profesi pembina

KUMKM maupun melalui program singkat (short course).

10. Dukungan anggaran dan kebijakan yang mensinergikan potensi pusat dan

daerah untuk melaksanakan PP 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran

Koperasi secara paripurna.

11. Menyelenggarakan sistem advokasi hukum bagi pegiat perkoperasian dan

pelaku UMKM dengan memberikan suasana kerja dengan tingkat

produktivitas tinggi, namun mendapat perlindungan hukum yang

memadai.

B. Sidang Komisi II Bidang Akses Pembiayaan

Sidang Komisi II merekomendasikan arah kebijakan pembiayaan Koperasi

dan UMKM kepada Pemerintah untuk RPJMN 2020-2024 dan Renstra

kementerian KUKM 2020-2024 pada:

Page 11: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 10 of 22

1. Memberikan kelonggaran dan pemihakan, kepastian, kesempatan,

perlindungan dalam rangka meningkatkan kemudahan bagi UMKM, serta

KSP/USP-Koperasi dan KSPPS/USPPS-Koperasi dalam mengakses sumber

pembiayaan perbankan maupun non-perbankan.

2. Melakukan penguatan manajemen pembiayaan usaha pada UMKM,

KSP/USP-Koperasi, dan KSPPS/USPPS-Koperasi melalui program

bimbingan, pendampingan, pengawasan pemerintah, dan penetapan

standarisasi good and clean governance.

3. Mengoptimalkan informasi teknologi untuk menumbuhkan budaya

inovatif, dan meningkatkan kapasitas operator untuk mengakses sumber

pembiayaan non-konvensional untuk peningkatan daya-saing pembiayaan

UMKM, KSP/USP-Koperasi, dan KSPPS/USPPS-Koperasi.

4. Menumbuhkan dan melakukan penguatan Lembaga Pendukung

Pembiayaan KUMKM melalui Badan Layanan Umum Daerah, dan Lembaga

Penjaminan Kredit baik di pusat maupun di daerah, dan insentif proteksi

pembiayaan KUMKM serta mengembangkan kebijakan yang mendorong

Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada koperasi.

5. Melakukan pemulihan dan pengembangan usaha KUMKM yang menurun

usahanya karena gagal bisnis, terdampak bencana atau konflik sosial

melalui fasilitasi bimbingan, pendampingan, dan insentif bantuan

perkuatan untuk meningkatkan kemampuan usahanya.

Berdasarkan 5 (lima) arah kebijakan di atas, diusulkan program kegiatan tiap-

tiap isu strategis pembiayaan pemberdayaan KUMKM adalah sebagai berikut.

a. Isu kesatu, “Meningkatkan Akses Pembiayaan dan Perluasan Skema

Pembiayaan KUMKM Melalui Kredit Program dengan Subsidi Bunga dan

Penjaminan”, usulan program/kegiatan strategis:

Melakukan review atau penyusunan peraturan perundangan, dan atau

kebijakan kredit/pembiayaan program bagi KUMKM berbasis subsidi

bunga dan penjaminan.

Memberikan pendampingan UMK sektor prioritas mengakses dan

mengelola KUR.

Memfasilitasi KSP/KSPPS sebagai penyalur KUR.

Mengembangkan desain skema pembiayaan untuk pemulihan usaha

KUMKM karena gagal bisnis, atau terdampak bencana atau konflik sosial

b. Isu kedua “Meningkatkan peran KSP/USP-Koperasi dan KSPPS/USPPS-

Koperasi dalam akses pembiayaan UMKM”, usulan program/kegiatan

strategis:

Melakukan review atau penyusunan peraturan perundangan, dan atau

kebijakan terkait Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.

Page 12: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 11 of 22

Menyusun Grand Design dan Arsitektur Pembiayaan Usaha Simpan

Pinjam oleh Koperasi.

Meningkatkan jaringan kerjasama antar Usaha Simpan Pinjam oleh

Koperasi (konvensional dan Syariah) berbasis Informasi Teknologi.

Menyediakan bantuan Pemerintah bagi Pengelola KSP/USP-Koperasi

dan KSPPS/USPPS-Koperasi bersertifikasi kompetensi.

Menyediakan bantuan Pemerintah bagi Dewan Pengawas Syariah

(DPS) KSPPS/USPPS-Koperasi bersertifikasi kompetensi.

Menyediakan pendampingan KSP/KSPPS berbasis jaringan usaha

mengakses dana bergulir.

Memfasilitasi KSP/KSPPS sebagai penyalur KUR dan Pembiayaan UM.

Memasilitasi KSPPS sebagai pengelola ZISWAF.

Menerapkan IT dalam Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi

Mengembangkan sistem layanan informasi peminjam dalam rangka

meningkatkan mitigasi risiko penyaluran pinjaman

c. Isu ketiga “Meningkatkan akses pembiayaan UMKM melalui LPDB-

KUMKM”, usulan program/kegiatan strategis :

Menyempurnakan peraturan perundangan dan atau kebijakan terkait

pengelolaan dana bergulir LPDB-KUMKM sesuai dengan

perkembangan kebutuhan Koperasi dan UMKM, dengan prinsip

mempermudah dan memperluas akses pembiayaan dana bergulir.

Melakukan bimbingan teknis, pendampingan dan monitoring dan

evaluasi kepada Koperasi dan UMKM dalam mengakses serta

memanfaatkan dana bergulir LPDB-KUMKM.

Menyusun grand design pembiayaan bisnis dengan pola venture capital

kepada start-up dan UMKM naik kelas melalui dana bergulir LPDB-

KUMKM.

Mengembangkan sistem aplikasi penyaluran, pemanfaatan dan

pengembalian dana bergulir, berbasis teknologi keuangan (Fintech)

secara online.

d. Isu keempat “Menumbuhkan dan memperkuat Lembaga Pendukung serta

Proteksi Pembiayaan UMKM” melalui program/kegiatan strategis:

Menumbuhkan dan memperkuat BLUD Dana Bergulir

Menumbuhkan dan memperkuat Perusahaan Penjaminan Kredit

Daerah.

Menumbuhkan dan memperkuat Lembaga Sertifikasi Profesi bagi

Pengelola KSP/USP-Koperasi dan KSPPS/USPPS-Koperasi.

Melaksanakan fasilitasi edukasi dan literasi proteksi pembiayaan

UMKM.

e. Isu kelima “Mengembangkan Modal Pembiayaan UMKM melalui skema

alternatif Pembiayaan Lain/Non Kredit”, melalui program/kegiatan

strategis:

Merumuskan kebijakan terkait obligasi Koperasi.

Page 13: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 12 of 22

Melakukan review atau penyusunan peraturan perundangan, dan atau

kebijakan terkait Koperasi sebagai penyelenggara Financial Technology.

Melakukan fasilitasi Koperasi sebagai penyelenggara Equity Crowd

Funding.

Melakukan fasilitasi Koperasi mengakses pasar modal.

Melakukan fasilitasi Koperasi mengakses asuransi.

Memberikan bantuan Pemerintah kepada Wira Usaha Pemula sebagai

modal awal usaha.

Mengembangkan skema pembiayaan non kredit bagi KUMKM.

C. Sidang Komisi III Bidang Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing

KUMKM

Sidang Komisi III merekomendasikan kebijakan/ strategi/program

peningkatan produktivitas dan dayasaing Koperasi dan UMKM kepada

Pemerintah untuk RPJMN 2020-2024 dan Restra Kementerian KUKM RI

2020-2024, sebagai berikut.

1. Menyusun rencana strategis nasional pengembangan KUMKM

sebagaimana ditegaskan dalam perundang-undangan untuk memadukan

dan mengterintegrasikan program dan kebijakan antar anggota

pemangku kepentingan di lingkungan pemerintahan dalam

pemberdayaan KUMKM secara nasional untuk semua level.

2. Optimalisasi implementasi regulasi dan aturan terkait KUMKM yang lebih

implementatif dan fleksibel, serta berpihak pada pelaku usaha, baik

dalam hal pemerolehan/akses terhadap fasilitas/program pemerintah,

maupun dalam hal kemudahaan aturan dalam menjalankan roda usaha,

mulai dari aspek produksi sampai dengan pemasaran.

3. Identifikasi kebutuhan KUMKM di setiap daerah agar program dan

kebijakan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan KUMKM,

termasuk pemberian dukungan keuangan, keterampilan SDM,

pendampingan bisnis, sarana, dan prasarana yang diselaraskan dengan

kebutuhan daerah.

4. Menyediakan fasilitas pendampingan KUMKM yang profesional dalam

rangka mengembangkan produk unggulan daerah dan diversifikasi

produk, termasuk pengolahannya menjadi produk turunan bernilai

tambah tingi.

5. Sinergi dan kerja sama antar pemerintah daerah sebagai mediator untuk

bersama-sama mendorong pelaku KUMKM daerah agar memiliki

kapasitas produksi yang meningkat, dengan dukungan fasilitasi

Communal Branding bagi sentra KUMKM untuk meningkatkan

perekonomian pelaku usaha. Pemerintah perlu mendampingi dalam

Page 14: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 13 of 22

menentukan standar suatu produk agar produk KUMKM yang dihasilkan

memiliki kualitas produk yang seragam.

6. Menyediakan dukungan pemasaran produk KUMKM untuk dapat masuk

ke perusahaan retail besar, guna meningkatkan akses pemasaran produk

unggulan KUMKM.

7. Menyediakan dukungan pemasaran produk KUMKM untuk dapat masuk

ke perusahaan retail besar, guna meningkatkan akses pemasaran produk

unggulan KUMKM.

8. Diperlukan pendampingan bagi KUMKM dalam mengakses pasar ekspor

melalui strategi produk (brand image), strategi distribusi dan strategi

promosi (offline dan online).

9. Mendorong pemanfaatan teknologi digital bagi UMKM secara holistik dan

meningkatkan dukungan pengembangan produktivitas UMKM.

10. Mengoptimalkan pengintegrasian pemasaran secara offline dan online

untuk produk UMKM yang difasilitasi akses pasarnya melalui Paviliun

Provinsi dan www.shop.smescoindonesia.com di Smesco Indonesia.

11. Mengembangkan program inkubasi pemasaran di Smesco Indonesia

dengan melibatkan asosiasi terkait bagi pelaku UMKM pemula.

12. Membantu pengadaan peralatan produksi dan pemasaran KUMKM

melalui fasilitasi bantuan pemerintah sesuai ketentuan berlaku melalui

program kerjasama lintas K/L.

D. Sidang Komisi IV Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia

Sidang Komisi IV merekomendasikan kebijakan/Strategi/Program Kegiatan

pengembangan SDM Koperasi dan UMKM kepada Pemerintah untuk RPJMN

2020-2024 dan Renstra Kementerian KUKM 2020-2024 adalah sebagai

berikut:

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan dan pelatihan (diklat)

Koperasi dan UMKM melalui program/kegiatan, yakni.

a. Pemetaan data berdasarkan potensi SDM KUMKM,

b. Penataan dan penguatan program pengembangan SDM KUKM,

c. Penerapan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) Diklat

Perkoperasian di Pusat dan Daerah,

d. Revitalisasi dan pemutakhiran lembaga Diklat (Balatkop, Lapenkop

dan LDP),

e. Peningkatan jangkauan akses pelatihan Koperasi dan UMKM ke

Masyarakat,

Page 15: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 14 of 22

f. Penguatan program, kurikulum dan modul Pendidikan Lembaga

Pendidikan Formal dan Non Formal,

g. Peningkatan jumlah dan kompetensi widyaiswara (sertifikasi), dan

Akreditasi lembaga diklat (UPTD) dan spesialisasi UPTD (focusing).

2. Mengembangkan pelatihan vocational bagi sumberdaya manusia

Koperasi dan UMKM melalui program kegiatan, antara lain:

a. Pemetaan Potensi Peluang dan Pengembangan Usaha KUMKM,

b. Identifikasi Pelatihan vocational,

c. Menyusun panduan pelatihan vocational dan,

d. Optimalisasi Potensi Sumber Daya bagi Penyelenggaraan Pelatihan

vocational.

3. Menumbuhkan dan memasyarakatkan sikap dan kemampuan

berwirausaha melalui program kegiatan, antara lain.

a. Pengayaan RUU Kewirausahaan Nasional,

b. Peningkataan koordinasi Kementerian KUKM sebagai Leading Sektor

dan Koordinator Kewirausahaan Nasional dengan L/K terkait dan

pemerintah daerah,

c. Penyusunan Master Plan penumbuhan dan pengembangan

kewirausahaan,

d. Penerapan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)

Pengembangan Kewirausahaan,

e. Penataan dan penguatan Kurikulum dan Modul Kewirausahaan di

Lembaga Pendidikan Formal dan Non Formal,

f. Penguatan kolaborasi dan kerjasama pelatihan kewirausahaan dengan

lembaga/asosiasi NGO seperti ICSB, ICA, Kadin dan sejenisnya,

g. Menyelenggarakan program inkubator kewirausahaan, dan

penyusunan database potensi kewirausahaan nasional.

4. Optimalisasi DAK Non-fisik peningkatan kapasitas Koperasi dan UMKM

melalui program kegiatan berupa.

a. Melaksanakan Pelatihan dan Pendidikan Perkoperasian (Provinsi dan

Kab/Kota), berdasarkan kewenangan sebagaimana amanat UU No. 23

tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

b. Pengalokasian DAK Nonfisik PK2UKM (Kriteria, Syarat dan Metode

Penghitungan),

c. Pemanfaatan DAK Nonfisik PK2UKM (Pelatihan dan Pendampingan),

d. Penguatan dan Pembinaan Pendamping dan

e. Pengembangan Basis Data Koperasi melalui sistem informasi berbasis

online peserta pelatihan dan

f. Pendamping DAK Nonfisik PK2UKM.

Page 16: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 15 of 22

5. Peningkatan Kapasitas Aparatur Sipil Negara Pembina KUMKM melalui

program kegiatan :

a. Pemenuhan kebutuhan aparatur pembina yang kompeten,

b. Penguatan kapasitas aparatur pembina sesuai tuntutan kebutuhan

pembinaan KUMKM Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dan

c. Meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri.

6. Meningkatkan literasi SDM KUKM di era Revolusi Industri 4.0 melalui

program kegiatan:

a. Literasi pemanfaatan teknologi informasi bagi SDM KUMKM

b. Penguatan kolaborasi dan kerjasama Pengembangan SDM KUMKM

7. Optimalisasi PLUT KUMKM melalui program kegiatan:

a. Optimalisasi fungsi gedung PLUT

b. Optimalisasi profesionalisme SDM pengelola PLUT

c. Optimalisasi Profesionalisme SDM Konsultan pendamping PLUT.

d. Optimalisasi program PLUT dan program pendampingan.

e. Optimalisasi manejemen tata kelola PLUT.

8. Meningkatkan profesionalias pendamping KUMKM melalui program

kegiatan:

a. Sertifikasi dapat mendorong ‘jasa pendampingan’ menjadi industri

b. Menyelenggarakan uji kompetensi untuk sertifikasi sesuai dengan

PERMENKOP Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kualifikasi Kinerja

Nasional Indonesia (KKNI)

c. Dinas yang membidangi KUMKM mendorong pendamping untuk

mengikuti Uji Kompetensi.

d. Pemanfaatan SDM pendamping UMK yang telah disertifikasi sebagai

fasilitator.

9. Optimalisasi Proses Pendidikan dan Pelatihan Anggota Koperasi/pelaku

UMKM mencakup, antara lain:

a. Pemutahiran dan pengembangan i) Kurikulum, Silabus, dan bahan

ajar, ii) standarisasi mutu proses, instruktur, luaran. Dan iii)

metode/strategi pelatihan/pembelajaran.

b. Penguatan kelembagaan penyelenggara melalui sistem aktreditasi

(LSP/LDP, Lapenkop, Balatkop).

c. Aksesibilitas dan relevansi.

10. Meningkatkan penelitian dan pengembangan (litbang) untuk mendukung

pengembangan keilmuan, inovasi, dan kebijakan pembangunan KUMKM

baik secara unilateral maupun bilateral dan multilateral melalui

kerjasama penelitian dengan berbagai pihak, antara perguruan tinggi dan

swasta nasional dan internasional. Pengembangan litbang sejalan

dengan arah pembangunan nasional yang berbasis ilmu pengetahuan dan

teknologi, serta Perpres 38/2018 tentang Rencana Induk Riset nasional

(RIRN), serta rencana kosolidasi sistem penelitian melalui pendirian

Badan Riset Nasional (BRN) yang independen.

Page 17: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 16 of 22

E. Sidang Komisi V Bidang Kebijakan Makro

Sidang Komisi bidang kebijakan makro sesungguhnya menjadi key point

(ultimately) dalam Rakornas 2019 ini karena menyangkut pengembangan

strategi pembangunan nasional yang akan menjadi visi, misi, dan strategi

besar (grand strategy) pemerintahan masa bakti 2020 – 2024 serta

perencanaan strategis Kementerian/Lembaga, dan Pemerintahan Daerah.

Untuk Pengembangan dan Pemberdayaan KUMKM yang berdaya saing,

diasumsikan sebagai berikut.

1. Fokus pengembangan dan pemberdayaan KUMKM pada periode tahun

2020 – 2024 adalah penguatan kualitas sumberdaya manusia dengan

membudayakan nilai-nilai kewirausahaan sejak usia dini.

2. Sasaran antara untuk capaian fokus pengembangan dan pemberdayaan

KUMKM adalah tersedianya sistem strategi nasional Pengembangan

KUMKM dan penguatan kompetensi ASN dan pembina fungsional lainnya.

3. KPIs pembangunan KUMKM dalam rumusan RPJMN 2020 – 2024 adalah

dan Renstra KUKM tahun 2020-2024 adalah:

a. Indeks Kepuasan Anggota dan Promosi Anggota pada

pengembangan koperasi

b. Penyederhanaan Formalisasi UMKM melalui sistem register.

4. Dalam kerangka pembangunan ekonomi dan KUMKM, permasalahan

dasar yang dihadapi oleh Pemerintah adalah bersifat struktural. Oleh

karena itu, pemecahan masalah pembangunan harus bersifat struktural

juga.

5. Menjadikan Kementerian KUKM RI dan Dinas-dinas sebagai lembaga

pemerintah yang “hebat” untuk mewujudkan tujuan pembangunan

ekonomi Indonesia yang merujuk pada visi dan misi Presiden RI.

6. Mewujudkan posisi Kementerian Koperasi dan UKM RI setara dengan

kementerian lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan,

sebagaimana diatur oleh UU 39/2008 tentang Kementerian Negara dan UU

23/2004 tentang Pemerintahan Daerah.

7. Penyesuaian strutural (structural adjustment) dalam pembangunan

KUMKM secara nasional, regional, dan lokal melalui strategi nasional yang

terpadu, holisitik, dan komprehensif.

Page 18: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 17 of 22

Sehubungan dengan hal tersebut, Sidang Komisi V merekomendasikan

arah kebijakan pembangunan Koperasi dan UMKM kepada Pemerintah untuk

RPJMN 2020-2024 dan Renstra Kementerian KUKM RI 2020-2024 sebagai

berikut:

1. Memperkuat kelembagaan Kementerian KUKM RI menjadi lembaga yang

sangat strategis dalam penajaman, pengoordinasikan, dan sinkronisasi

urusan pemerintahan dalam pembangunan KUMKM secara nasional,

regional, dan lokal sehingga strategi pembangunan serta kebijakan,

program, dan rencana aksi Kementerian/Lembaga dalam pembangunan

KUMKM dan pengembangan KUMKM itu sendiri akan mampu

memanfaatkan integrasi pasar dunia, MEA, SDGs, dan Revolusi Industri 4.0

bersama kelompok millennial/centennial.

2. Memperkuat sinergi/kolaborasi/jaringan kelembagaan antar instansi

pemerintahan secara vertikal/horizontal dalam pembangunan dan

pemberdayaan KUMKM, dengan didasari pada perundang-undangan yang

berlaku, untuk saat ini yakni:

UU 25/1992 tentang Perkoperasian;

UU 20/2008 tentang UMKM;

UU 39/2008 tentang Kementerian Negara;

UU 23/2004 tentang Pemerintahan Daerah

3. Dalam rangka pembangunan KUMKM sebagaimana yang dimaksud di atas,

Kementerian KUKM RI berkewajiban menjamin proses manajemen

pemerintahan dan pembangunan KUMKM yang efektif dan berkelanjutan.

Oleh karena itu dalam proses manajemen pemerintahan dan

pembangunan KUKM, Kementerian KUKM akan lebih fokus melaksanakan

fungsi penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi baik secara nasional lintas

K/L, lintas daerah, dan internasional. serta fungsi pengendalian

implementasi perencanaan strategis pembangunan KUMKM. Lembaga K/L

lebih fokus pada pembinaan teknis pengembangan KUMKM di bidangnya.

Pemerintahan daerah, khususnya Pemerintah Kota (Pemkot) dan

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) lebih fokus pada proses implementasi

perencanaan pembangunan KUMKM dan Pemerintah Provinsi (Pemprov)

mengoordinasikan dan menyinkronkan pembangunan KUMKM di

wilayahnya.

4. Untuk mencapai tujuan pembangunan KUMKM dan pelaksanaan fungsi

pemerintahan dengan semangat baru di atas, maka perlu penyesuaian

struktural dan fungsional. Oleh sebab itu Sidang Komisi mengusulkan:

a. Pemerintah menginisiasi penyusunan RUU tentang Sistem

Perekonomian Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 33 ayat

Page 19: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 18 of 22

5. UUD 1945 sebagai dasar utama membangun keharmonisan

perekonomian dimana KUMKM sebagai pelaku utama.

b. Deregulasi peraturan perundang-undangan yang menghambat iklim

pengembangan KUMKM baik dalam rangka investasi maupun

pemberdayaan KUMKM.

c. Mengusulkan revisi UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

khususnya urusan Koperasi dan UMKM menjadi urusan dasar yang

diikuti dengan penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan

Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK).

d. Untuk peningkatan kualitas kewirausahaan maka program inkubator

bisnis menjadi program utama yang didukung sepenuhnya oleh

penelitian dan pengembangan, pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan

pembangunan KUMKM.

e. Kementerian KUKM RI mengembangkan sistem tata kelola data dan

informasi KUMKM dalam rangka big data sebagaimana dipersyaratkan

dalam revolusi industri 4.0 yang mampu mengitegrasikan data secara

nasional, regional, dan lokal serta pengembangan pelayanan

pembangunan KUMKM yang terintegerasi dengan OSS.

f. Kementerian KUKM RI dan Dinas yang menangani KUMKM di daerah

melakukan pemetaan (Mapping) KUMKM yang terpadu untuk

memantapkan implementasi program pembangunan yang dimanatkan

oleh peraturan perundang-undangan dan kebijakan pembangunan.

g. Memperkuat institusional (peraturan perundang-undangan) dari

mulai UU sampai peraturan pelaksanaan berupa Peraturan Pemerintah

(PP), Peraturan Presiden (Perpres), Keputusan Presiden, Peratruran

Lembaga Negara lainnya, Peraturan Menteri (Permen), Peraturan

Daerah (Perda), dan Keputusan Kepala Daerah (Provinsi, Kota, dan

Kabupaten) untuk menjamin hasil dari pelaksanaan pembangunan

untuk sebesar-besarnya kepentingan pelaku usaha nasional khususnya

KUMKM.

h. Memperkuat pembangunan KUMKM melalui kerjasama nasional,

pemerintah-swasta-KUMKM-perguruan tinggi, serta internasional,

bilateral-multilateral-regional.

5. Untuk melaksanakan fungsi dan tugas pembangunan KUMKM pada

periode 2020 – 2024 maka dibutuhkan anggaran pembiayaan

pembangunan baik bersumber dari pemerintah maupun non-

pemerintah. Dari sumber pemerintah, Kementerian KUKM RI sebagai

pengemban tugas dan fungsi utama pembangunan KUMKM

berkewajiban merancang, mengusulkan, dan mengupayakan

pembiayaan pembangunan KUMKM. Untuk implementasi

Page 20: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 19 of 22

perencanaan pembangunan KUMKM yang berfokus pada Pemerintah

Daerah maka mengalokasikan anggaran pembiayaan berupa Dana

Dekonsentrasi dan Dana Alokasi Khusus (DAK) baik fisik maupun non

fisik. Adapun dana non-pemerintah melalui usaha kerjasama dengan

pihak swasta nasional dan internasional dengan mengembangkan

prinsip-prinsip win-win solution atas dasar perundang-undangan.

Pangkal Pinang, 03 Mei 2019

Tim Perumus:

1. Prof.Dr. Rully Indrawan (editor)

2. Dr. Johny Situmorang

3. Subroto Hadi Sugondo

4. Akhmad Junaidi,S.E.,ME

Page 21: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 20 of 22

Pimpinan Sidang

Komisi Bidang Kelembagaan dan Pengawasan

Suparno, S.E.,MM

dan

Ir. Luhur Pradjiarto, MM

Komisi Bidang Akses Pembiayaan

Ir. Yuana Setyowati, MM

dan

Drs. Braman Setyo, MM

Komisi Bidang Produktivitas dan Daya Saing

Ir. Victoria Br. Simanungkalit, MM,

Ir. Emilia Suhaimi,MM

dan

Ir. Herustiati

Komisi Bidang Pengembangan SDM

Rully Nuryanto,S.E.,MM

dan

Ir. Abdul Kadir Damanik,MM

Komisi Bidang Kebijakan Ekonomi Makro/

Merangkap Pimpinan Sidang Pleno

Ir. R. Hanung Harimba Rahman, S.E.,MS.

dan

Dr. Johny Walker Situmorang

Mengetahui

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM

Prof. Dr. Rully Indrawan, M.Si

Page 22: RAPAT KOORDINASI NASIONAL BIDANG KOPERASI DAN … · parameter indikator perekonomian agregat tersebut untuk mencapai tingkat ... sumberdaya manusia yang lebih berkualitas karena

Page 21 of 22

Lampiran:

1. Hasil Sidang Komisi Bidang Kelembagaan dan Pengawasan

2. Hasil Sidang Komisi Bidang Pembiayaan

3. Hasil Sidang Komisi Produktivitas dan Daya Saing

4. Hasil Sidang Komisi Pengembangan SDM

5. Hasil Sidang Komisi Kebijakan Ekonomi Makro