agregat pekerja (ohn)
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT PEKERJA INDUSTRI RAMBUT PALSU
Oleh FG 5 :
Erna Sari AndayaniIdham Muchlis
Kartika MawarsariRutmauli Hutagaol
Sri MeldaTitik Sumekar

OUTLINE
Pentingnya perhatian terhadap kesehatan agregat pekerja industri.
Masalah-masalah kesehatan di area pekerja industri.
Konsep OHN.Konsep K3.Asuhan
Keperawatan pada Pekerja Indutrsi Rambut Palsu.

PEKERJA SEBAGAI AGGREGAT
Individu yang bekerja berpotensi terkena bahaya kesehatan terkait, meskipun suatu saat pensiun atau berhenti bekerja, mereka akan terus menanggung risiko kesehatan dari paparan kerja masa lalu.
Jumlah individu yang terkena masalah kesehatan mungkin lebih besar, karena pekerjaan terkait penyakit ditemukan di antara pasangan, anak, dan tetangga dari pekerja yang terpapar.

MASALAH KESEHATAN DI AREA PEKERJA KATEGORI AGEN PENGARUH PADA KESEHATAN
Biologis
Zat kimia
Mesin
Fisik
Psikososial
Darah Atau Cairan Tubuh
Pelarut
Lead
Asbes
Asam
Glikol Eter
Air Raksa
Arsenic
Postur tubuh yang tetap atau tidak
sesuai
Penerangan
Shift kerja
Listrik
Slip Dan Jatuh
Disambar Atau resiko terjatuh
Kebisingan
Radiasi
Getaran
Panas
Stress
Keseimbangan Pekerjaan Rumah
Bakteri, Jamur, Dan
Virus Infetions (Misalnya Hepatitis B)
Sakit Kepala Dan Disfungsi
Sistem Saraf Pusat
Asbestosis
Luka Bakar
Efek Reproduksi
Ataxia
Neuropati Perifer
Gangguan Muskuloskeletal
Sakit Kepala Dan Ketegangan Mata
Gangguan Tidur
Listrik
Kondisi Muskuloskeletal
Cedera
Gangguan Pendengaran
Efek Reproduksi Dan Kanker
Penyakit Raynaud
Panas Kelelahan Dan Stroke Panas
Reaksi Kecemasan Dan
Berbagai Gejala Fisik

Fisika Kimia Biologi Mekanik dan
Ergonomik
Psikososial
Kebisingan,getaran, radiasi, temperatur, listrik, udara bertekanan
Cairan, debu, asap, serat, kabutgas, uap
Serangga, tungau, lumut, ragi, jamur, bakteri, virus
Sikap tubuh pergerakan, gerakan berulang, pencahaya-an dan penglihatan
Kebimbangan tekanan kerja, kebosanan, bekerja pada hari libur
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN PEKERJA

KONSEP OCCUPATIONAL HEALTH NURSING (OHN)
OHN: Cabang khusus dari keperawatan komunitas yang merupakan aplikasi konsep dan framework berbagai disiplin ilmu ( keperawatan, kedokteran, kesehatan masyarakat, ilmu sosial, dan perilaku serta prinsip-prinsip manajemen).
OHN (Occupational Health Nursing) atau keperawatan kesehatan kerja didefinisikan sebagai praktek khusus yang berfokus pada promosi, pencegahan, dan pemulihan kesehatan dalam konteks lingkungan yang aman dan sehat, melibatkan pencegahan efek kesehatan yang merugikan dari bahaya kerja dan lingkungan. Konsep tersebut diadaptasi dari American Association of Occupational Health Nurses (AAOHN 2004).

OHN MERUPAKAN APLIKASI DARI BEBERAPA ILMU PENGETAHUAN, DIANTARANYA ADALAH:
NURSING SCIENCEMEDICAL SCIENCEPUBLIC HEALTH SCIENCETOXICOLOGYSAFETY
INDUSTRIAL
HYGIENEERGONOMICSOCIAL SCIENCEMANAGEMENT,ECONOMICS
Konsep Occupational Health Nursing (OHN)

PERAN DAN PROFESIONALISME DALAM OHN (AAOHN) Mempromosikan kesehatan dan keselamatan
pekerja Menetapkan ruang lingkup praktek dan standar
praktek keperawatan kesehatan kerja Mengembangkan kode etik untuk perawat
kesehatan kerja dengan pernyataan yang interpretatif
Mempromosikan dan memberikan pendidikan berkelanjutan dalam keahlian khusus
Memajukan profesi melalui penelitian yang mendukung
Merespon dan mempengaruhi isu kebijakan publik yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja

Tujuan dari OHN adalah :Meningkatkan dan memelihara status kesehatan pekerja serta melindungi pekerja dari kecelakaan kerja dan faktor resiko bahaya di tempat kerja (health hazards) dalam konteks lingkungan kerja yang sehat dan aman (AAOHN, 2004)
Konsep Occupational Health Nursing (OHN)

OHN ada di dalam sistem kesehatan masing -masing institusi kerja/ perusahaan, pabrik, rumah sakit,institusi pemerintah,universitas, dll
Pemberi pelayanan kesehatan kerja professional dalam OHN disebut OHPs (occupational health profesionals).
OHN yang telah terdaftar dan memiliki sertifikasi keahlian khusus atau training kesehatan kerja.
10 pekerjaan yang berperan dalam OHN: dokter, manajer kasus, koordinator, manajer, perawat, direktur perusahaan, spesialis promosi kesehatan, pendidik, konsultan dan Peneliti.
Konsep Occupational Health Nursing (OHN)

Pengamatan & penilaianInterpretasi & evaluasi
riw.medis
Penilaian lingkungan kerja
Interpretasi diagnosa medis
Kegiatan Khusus OHN (OSHA,2004)
Identifikasi kelainan
Pengelolaan penyakit/cedera kerja/non kerja
Dokumentasi
Deskripsi respon pekerja

Standar I: Pengkajian
Standar II: Diagnosis
Standar III: Identifikasi
Hasil
Standar IV: Perencanaan
Standar V: Implementasi
Standar VI: Evaluasi
Standar VII: : Pengelolaan sumber daya
Standar VIII: pengembanga
nProfesional
Standar IX: Kolaborasi
Standar X: Penelitian
Standar XI: Etika
Standar AAOHN tentang praktik kesehatan kerja dan lingkungan keperawatan menurut
AAOHN, 2004 (Nies & McEwen, 2001).

STANDAR AAOHN TENTANG PRAKTIK KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KEPERAWATAN MENURUT AAOHN, 2004 (NIES & MCEWEN, 2001).
Standar 1: Pengkajianmenilai status kesehatan klien individu atau populasi dan lingkungan
Standar II: DiagnosisMenganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosa
Standar III: Identifikasi hasil
Mengidentifikasi kriteria hasil pada pasien
Standar IV:PerencanaanMengembangkan rencana tujuan yang komprehensif dan merumuskan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan

STANDAR AAOHN TENTANG PRAKTIK KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KEPERAWATAN MENURUT AAOHN, 2004 (NIES & MCEWEN, 2001).
Standar V: ImplementasiMenerapkan intervensi untuk mencapai hasil yang diinginkan yang diidentifikasi dalam perencanaan.
Standar VI:EvaluasiSecara sistematis dan berkesinambungan mengevaluasi respon terhadap intervensi dan kemajuan ke arah pencapaian hasil yang diinginkan
Standar VII: Pengelolaan sumberdaya
Mengamankan dan mengelola sumber daya yang mendukung kesehatan pekerja dan program keselamatan.
Standar VIII: Pengembangan ProfesionalBertanggung jawab terhadap pengembangan profesional untuk meningkatkan perkembangan dan menjaga kompetensi

STANDAR AAOHN TENTANG PRAKTIK KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KEPERAWATAN MENURUT AAOHN, 2004 (NIES & MCEWEN, 2001).
Standar IX: KolaborasiBekerja sama dengan karyawan, manajemen, penyedia perawatan kesehatan, profesional, dan perwakilan masyarakat
Standar XI: EtikaMenggunakan kerangka etika sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan dalam praktik
Standar X: PenelitianMenggunakan hasil penelitian dalam praktik dan memberikan kontribusi berbasis ilmiah dalam kerja dan lingkungan keperawatan kesehatan untuk meningkatkan praktik dan memajukan profesi

KONSEP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Keselamatan kesehatan adalah membuat kondisi kerja yang aman dengan dilengkapi alat-alat pengaman, penerangan yang baik, menjaga lantai dan tangga bebas dari air, minyak, nyamuk dan memelihara fasilitas air yang baik (Tulus Agus, 1989). Menurut Malthis dan Jackson (2002), keselamatan kerja meunjuk pada perlindungan kesejahteraan fisik dengan tujuan mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera terkait dengan pekerjaan.

PENERAPAN MODEL EPIDEMIOLOGI
Host
EnvironmentAgent
Epidemiologic triad (Campos-Outcalt, 1994 dalam Stanhope & Lancaster, 2004)

PENERAPAN MODEL EPIDEMIOLOGI
Host Setiap pekerja merupakan host dalam kelompok populasi pekerja. Faktor host meliputi: usia, jenis kelamin, status kesehatan, pekerjaan, etnik dan gaya hidup (Rogers, 2003 dalam Stanhope & Lancaster, 2004).

PENERAPAN MODEL EPIDEMIOLOGI
AgenKategori Work-related Hazard/Agena. Agen biologis & infeksius Bakteri, virus, jamur, parasit yang dapat
ditransmisikan melalui kontak dengan pasien
terinfeksi atau terkontaminasi sekresi tubuh
atau cairan dari individu lain.b. Agen Kimia Obat-obatan, larutan, gas, uap, aerosol dan
partikel yang berpotensi racun atau mengiritasi sistem tubuh.

PENERAPAN MODEL EPIDEMIOLOGI
AgenKategori Work-related Hazard/Agenc. Agen Lingkungan
Faktor yang dihadapi dalam lingkungan kerja yang menyebabkan atau mempotensiasi kecelakaan, cedera, ketegangan, atau ketidaknyamanan (ex: peralatan yang tidak aman / tidak memadai atau mengangkat perangkat, lantai licin, kekurangan workstation)
d. Agen Fisik Radiasi, listrik, suhu tinggi, kebisingan, yang
dapat menyebabkan trauma.

PENERAPAN MODEL EPIDEMIOLOGI
AgenKategori Work-related Hazard/Agene. Agen Psikososial
Faktor dan situasi ditemui atau berhubungan dengan pekerjaan atau lingkungan kerja yang membuat atau mempotensiasi stres, ketegangan emosional, atau masalah interpersonal.

PENERAPAN MODEL EPIDEMIOLOGI
Lingkungan (environment)Struktur geologis dan atmosfir, air, suhu, dan radiasi yang dapat menjadi stresor negatif atau positif. Misalnya: panas, bau, ventilasi.

PENYEBAB KECELAKAAN KERJAKecelakaan yang disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak melakukan tindakan penyelamatan. Contohnya, pakaian kerja, penggunaan peralatan pelindung diri, falsafah perusahaan, dan lain-lain.
Kecelakaan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan kerja yang tidak aman. Contohnya, penerangan, sirkulasi udara, temperature, kebisingan, getaran, penggunaan indicator warna, tanda peringatan, sistem upah, jadwal kerja, dan lain-lain. (Rika Ampuh Hadiguna, 2009).

ELEMEN-ELEMEN PROGRAM K3
Jaminan keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja
Alat Pelindung Diri
Beban Kerja
Jam Kerja

Asuhan Keperawatan pada Pekerja Indutrsi Rambut Palsu
Ners R, baru bekerja selama satu bulan sebagai perawat OHN di salah satu perusahaan penghasil rambut palsu/ wig, yaitu PT. DFK, Perusahaan ini memiliki 950 orang tenaga kerja yang sebagian besar adalah wanita. Kegiatan utama pekerja adalah memotong dan menggunting rambut, membentuk rambut, mewarnai serta melakukan packing. Aktivitas tersebut sebagian besar dilakukan pekerja dengan posisi duduk. Pada saat observasi ke tempat kerja, ners R mendapatkan data bahwa tidak ada satupun pekerja yang menggunakan masker sebagai alat pelindung diri (APD) pada saat melakukan pengecatan rambut palsu. Terlihat juga beberapa pekerja melakukan aktifitas kerja dengan posisi yang salah (duduk dengan membungkuk). Sebagian besar pekerja mengatakan sering kerja lembur lebih dari 10 jam per hari terutama jika banyak order dari luar negeri. Ketika ners R mengingatkan pekerja untuk memakai alat pelindung diri dan duduk dengan posisi yang benar, beberapa pekerja mengatakan sudah terbiasa dengan cara tersebut sehingga tidak merasakannya sebagai masalah. Ners R mengambil inisiatif untuk melaporkan temuannya kepada pihak manajemen perusahaan, namun dirinya menjadi sangat kecewa karena tidak ada tanggapan yang positif dari pihak manajemen, namun pihak sumber daya manusia (HRD) menjanjikan untuk bertemu dengan ners R untuk mendiskusikan temuannya.

Lingkungan perusahaan: bagaimanan kebersihan dan sanitasi perusahaan
Pemeriksaan kesehatan awal berkala bagi karyawan perusahaan
Jaminan kesehatan.Proses kerjaKeluhan pekerjaKecelakaan yang
terjadi di perusahaan
Pertolongan pertama pada kecelakaan.
Waktu jam kerja.Beban kerja, beban
kerja yang terlalu berat baik mental maupun fisik dapat mengakibatkan seorang pekarja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja.
Pengkajian

Analisis Data
Kecelakaan kerja yang sering terjadi
Perilaku yang tidak sehatLingkungan yang tidak sehat.Penyakit akibat kerja.Pengetahuan yang kurangKurangnya fasilitas pendukung

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko terjadi back injury
pada populasi
pekerja PT DFX b.d
sikap tubuh yang tidak ergonomis
Risiko terjadi peningkatan
penyakit paru
(bronkitis, asma) pada
populasi pekerja PT
DFX b.d inhalasi debu dan partikel
cat
Risiko terjadi peningkatan stres pada populasi
pekerja PT DFX b.d tuntutan
kerja yang tinggi
Risiko terjadi peningkatan kecelakaan kerja pada populasi
pekerja PT DFX b.d
kelelahan, penggunaan
APD yang berstandar

FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN
DK 1Edukasi tentang posisi tubuh yang ergonomis saat bekerja
DK 2Memberikan penkes mengenai penggunaan alat pelindung diri (APD)

ERGONOMIC EXERCISE

ERGONOMI
Ilmu yang mempelajari tentang kesesuaian pekerjaan, alat kerja dan atau tempat/lingkungan kerja dengan pekerjanya. Sasaran dari ilmu ergonomi adalah meningkatkan prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi aman, sehat, nyaman dan tenteram.

Ilmu ergonomi mempelajari beberapa hal yang meliputi:
1. Lingkungan kerja, meliputi kebersihan, tata letak, suhu, pencahayaan, sirkulasi udara, desain peralatan dan lainnya.
2. Persyaratan fisik dan psikologis pekerja untuk melakukan sebuah pekerjaan: pendidikan, postur badan, pengalaman kerja, umur dan lainnya.
3. Bahan-bahan dan peralatan kerja yang berisiko menimbulkan kecelakaan kerja: pisau, palu, barang pecah belah, zat kimia dan lainnya.
4. Interaksi antara pekerja dengan peralatan kerja: kenyamanan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, kesesuaian ukuran alat kerja dengan pekerja, standar operasional prosedur dan lainnya.

PRINSIP1. Sebagai upaya proaktif untuk pencegahan
terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan2. Pelaksanaannya didasarkan pada hasil ilmu
pengetahuan dan hasil penelitian yang terbaik3. Bekerjasama dengan pekerja dan departemen
terkait4. Fleksibel dan hindari satu ukuran untuk semua5. Program yang dilaksanakan harus terjangkau
dan sesuai kekuatan sumberdaya yang dimiliki6. Program yang dilaksanakan harus jelas, singkat
dan sederhana7. (OSHA, 2004)

Langkah awal untuk membangun program ergonomi di tempat kerja dapat dilakukan dengan tahapan berikut:
1. Membangun komitmen dari manajemen. Hal ini sangat diperlukan dalam setiap penerapan program, karena sistem yang baik harus ditunjang oleh dukungan dari pihak manajemen.
2. Mengadakan pelatihan ergonomi untuk mendorong adanya partisipasi dari seluruh karyawan untuk memeberikan pengetahuan kepada pekerja akan pentingnya penerapan ergonomi demi meningkatkan produktivitas di tempat kerja.
3. Membentuk working group yang bertanggung jawab untuk penerapan program ini.
4. Pendekatan yang dapat dilakukan ketika dalam proses perancangan program

Pendekatan yang dapat dilakukan ketika dalam proses perancangan program ergonomi dapat dilakukan dengan dua pendekatan :
Pendekatan reaktif, yaitu perancangan program dilakukan untuk memperbaiki kondisi lingkungan kerja yang sudah ada agar lebih ergonomis, sehat dan aman.
Pendekatan pro-aktif, yaitu perancangan program dilakukan untuk membuat kondisi lingkungan kerja yang baru agar lebih ergonomis, sehat dan aman.

ERGONOMIC EXERCISE Latihan yang digunakan pada saat jam istirahat di tempat kerja,
yang gunanya untuk membantu mengurangi rasa kurang nyaman pada seseorang karyawan, misalnya mengurangi sakit kepala, nyeri leher, nyeri punggung dan pinggang, nyeri bahu dan pergelangan tangan.
Tujuan : “pain-free movement” melalui pembebasan iritasi saraf dan perbaikan fleksibilitas saraf, mencegah pembebanan statis, normalisasi mikrosirkulasi saraf, koreksi postural serta mobilisasi sendi dan jaringan lunak.
Prinsip: Contraction-Hold-Relax, yaitu proses penyesuian terhadap karakteristik neurofisiologis dari jaringan konraktil, seperti the muscle spindle (organ sensoris utama dari otot dan tersusun dari serabut intrafusal dan serabut ekstrafusal dan the golgi tendo organ (GTO) (merupakan organ yang sensitif terhadap tonus otot, dimana saat tonus otot berhasil ditimbulkan secara kuat, maka GTO akan menstimulasi rileksasi otot). Perlu diingat, bahwa latihan ini tidak boleh menimbulkan rasa nyeri dan rasa kurang nyaman.

PETUNJUK LATIHAN ERGONOMIC EXERCISES: Kontraksi otot dengan kuat dan rasakan
kontraksi tersebut Tahan kontraksi otot tersebut selama 5-10
detik Lemaskan otot tersebut sampai terasa rileks Ulangi latihan tersebut sekali lagi

PROSEDUR

A. TANGAN DAN PERGELANGAN TANGAN Latihan 1:Ekstensi tangan kemudian buatlah genggaman
pada tangan. Latihan 2: Bengkokkan tangan pada sendi
metacarpophalangeal, kemudian pertahankan agar jari-jari tersebut tetap lurus lalu ekstensikan.
Latihan 3: Saling genggamkan kedua tangan, putar tangan hingga telapak tangan menghadap ke atas lalu pertahankan posisi tersebut. Lanjutkan dengan memutar hingga telapak tangan menghadap ke bawah.
Latihan 4:Sendi siku dalam keadaan lurus, pegang tangan dengan tangan yang satu. Tekuk sendi pergelangan tangan sambil mempertahankan posisi tersebut beberapa saat. Pindahkan tangan ke sisi telapak tangan dan dorong ke atas ke arah ekstensi sendi pergelangan tangan dengan tetap mempertahankan posisi tersebut beberapa saat. Lakukan pada ke dua tangan


B. BAHU DAN LEHER Latihan 1: Dalam posisi duduk, angkat kedua siku ke atas dan
kedua tangan saling digenggamkan di belakang kepala. Tarik siku ke belakang hingga terasa penguluran, kemudian kembalikan posisi siku ke depan hingga keduanya saling bertemu.
Latihan 2: Duduk, posisikan kedua siku sejajar dengan level ketinggian bahu, bengkokkan kedua lengan hingga tangan menyentuh bahu. Kemudian luruskan kembali
Latihan 3: Dalam posisi duduk di atas kursi kerja. Pertemukan kedua tangan dalam keadaan ekstensi di atas kepala, kepala dalam keadaan rileks dan secara perlahan melakukan laterofleksi ke kanan dan kiri. Pertahankan agar posisi tubuh tetap dalam keadaan lurus.
Latihan 4: Dalam posisi duduk, rilekskan bahu kemudian angkat kedua bahu ke atas dan pendekkan leher.
Latihan 5: Duduk dengan kedua tangan pada bagian belakang badan. Satu tangan diletakkan di antara kedua scapula, tangan yang lain mendorong ke bawah dengan dorongan di sekitar siku. Ganti dengan sisi yang lainnya.
Latihan 6: Posisi berdiri atau duduk; palingkan kepala ke kanan dan ke kiri. Pertahankan agar kepala dan tulang belakang tetap lurus.

C. ANGGOTA GERAK ATAS Latihan 1: Duduk, satu tangan menyilangi
dada sedangkan tangan yang lain menekan di siku. Palingkan kepala ke arah bahu dari tangan yang sedang diberikan tekanan. Ulangi untuk tangan yang sebelahnya.
Latihan 2: Duduk, kedua siku diangkat selevel ketinggian bahu, putar badan ke kiri dan ke kanan dengan gerakan yang perlahan
Latihan 3: Duduk, kedua siku diangkat sebatas level bahu dan tekuk kedua siku hingga tangan saling bertemu di depan dada. Luruskan legan ke samping dan belakang. Kembalikan kedua lengan ke depan.


PENGURANGAN KETEGANGAN Latihan 1: Posisi duduk di kursi, kedua kaki menapak di
atas lantai dan tangan di letakkan di kedua lutut. Ekstensikan kedua tungkai dan lengan hingga terulur sepenuhnya, jari-jari tangan dan jari-jari kaki ekstensi kemudian kembali ke keadaan semula lalu rileks.
Latihan 2: Duduk. Secara bergantian ibu jari kaki disentuh dengan tangan yang kontralateral. Sementara tangan yang ipsilateral ke arah atas kepala, sehingga terjadi penguluran secara nyaman pada area trunkus. Kepala harus berpaling melihat tangan yang diangkat
Latihan 3: Ambil waktu sejenak untuk berdiri sambil berjalan beberapa saat untuk membantu meluruskan badan serta melatih tungkai secara general.
Latihan 4: Posisi duduk, kedua tangan disisi belakang badan, satu di sisi atas bahu dan satunya di sisi bawah bahu. Berusahalah untuk saling mempertemukan kedua tangan tersebut. Lakukan untuk tangan satunya dan ulangi latihan tersebut.

PELINDUNG KULIT DAN
TUBUH
Industrial Protective gloves footwear
Pelindung pernafasan
Masker
Protective clothing

REFERENSI
Maurer, F. A. & Smith, C. M. (2000). Community health nursing: Theory and practice. 2nd ed. Philadelphia: W. B. Saunders Company.
Nies, M. A. & Ewen, M. M. (2001). Community health nursing: Promoting the health of population. Washington: W. B. Saunders Company.
Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004). Community and public health nursing. St. Louis: Mosby.
AAOHN. (2004). http://www.healio.com/journals/aaohn
