makalah koperasi dan kemitraan kelompok 5.doc

29
MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN PEMBELANJAAN KOPERASI Disusun oleh: KELOMPOK 5 1. Mahmud B. (H0814070) 2. Maria Hokki (H0814072) 3. Mustafa Yanuar B.S. (H0814083) 4. Nanda Putri Perdana (H0814086) 5. Nur Latifah Hajriyani (H0814095) PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Upload: yanie-eelsshinhyeminozshawol-korealoversctfinea

Post on 02-Dec-2015

614 views

Category:

Documents


54 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN

PEMBELANJAAN KOPERASI

Disusun oleh:

KELOMPOK 5

1. Mahmud B. (H0814070)

2. Maria Hokki (H0814072)

3. Mustafa Yanuar B.S. (H0814083)

4. Nanda Putri Perdana (H0814086)

5. Nur Latifah Hajriyani (H0814095)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

Page 2: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Pembelanjaan Koperasi” dapat

terselesaikan dengan baik.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan pemahaman

mengenai pembelanjaan koperasi melalui penjelasan substansi-substansinya.

Sadar bahwa manusia tak pernah luput dari salah maka apabila terdapat kesalahan

dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran-saran

dari pihak pembaca yang sifatnya membangun.

Akhirnya, kami atas nama penyusun makalah ini mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah

ini, semoga makalah ini bisa bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Surakarta, 1 Oktober 2015

Penyusun

Page 3: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau

badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas

kekeluargaan.

Istilah manajemen dalam perkembangannya digunakan untuk

mengendalikan suatu organisasi. Jadi, berpikir secara manajemen dapat diartikan

sebagai mengendalikan, mengarahkan dan memanfaatkan segala faktor atau

sumber daya yang dimiliki untuk tujuan tertentu Sedangakan pengertian koperasi

menurut Undang-Undang koperasi No.12 Tahun 1967 mendefinisikan koperasi

sebagai organisasi ekonomi, berwatak sosial, dan dikelola berdasarkan

kekeluargaan.

Manajemen koperasi dapat diartikan mengendalikan, mengarahkan dan

memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk tujuan memajukan atau

mensejahterakan para anggota dan pengurus koperasi. ditinjau dari sudut pandang

gaya manajemen (managment style), manajemen koperasi menganut gaya

partisipatif (participation management), di mana posisi anggota ditempatkan

sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen

perusahaannya.

2. Tujuan

Berikut tujuan dari makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1. Memahami mengenai pembelanjaan koperasi

2. Mengetahui pembelanjaan internal dan eksternal koperasi

3. Memahami modal sendiri dan modal asing koperasi

4. Mengerti cara permodalan koperasi

5. Memahami definisi dan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)

Page 4: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelanjaan Koperasi

Pembelanjaan merupakan salah satu fungsi yang penting dalam

menjalankan roda perusahaan. Secara umum (luas), pembelanjaan dapat diartikan

sebagai semua aktivitas perusahaan untuk mencari atau memperoleh dana yang

dibutuhkan dan menggunakannya secara efisien.

Dilihat dari strukur koperasi, masalah pembelanjaan merupakan bagian dari

sistem yang dianut oleh koperasi itu sendiri yang bersumber pada dua hal yang

berkaitan yaitu :

1.Pelanggan koperasi yang merupakan para anggota dan sekaligus sebagai

pemilik koperasi (prisip identitas).

2.Sendi dasar dan asas koperasi Indonesia yang membedakan koperasi

dengan badan usaha lainnya.

Dalam pembelanjaan bisa debedakan menjadi lima macam yaitu

pembelanjaan internal koperasi, pembelanjaan eksternal koperasi, modal sendiri

koperasi, modal asing pada koperasi dan cara mengatasi permodalan koperasi.

1. Pembelanjaan Internal Koperasi

Masalah pembelanjaan internal koperasi sendiri dapat dibedakan

menjadi dua yaitu masalah pembelanjaan pasif dan aktif. Pembelanjaan aktif

menyangkut usaha menggunakan dana yang dimiliki dengan cara yang

seefisien mungkin. Dalam penggunaannya jangan sampai ada dana yang

menganggur terlalu besar, sehingga tidak efisien dari segi biaya bunga.

Disamping itu juga jangan sampai ada kekurangan dana sehingga kesempatan

memperoleh laba menjadi hilang atau direbut oleh pesaing. Pembelanjaan pasif

meliputi usaha atau aktivitas perusahaan untuk mencari dana yang dibutuhkan

dengan cara seefisien mungkin. Di sini berarti bahwa modal yang akan

digunakan harus diperoleh dengan biaya yang serendah mungkin dan sesuai

dengan kebutuhan. Bila besarnya pembelanjaan aktif dan pembelanjaan pasif

Page 5: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

seimbang, maka keadaan keuangan perusahaan menunjukkan suatu

pembelanjaan yang efisien.

Dilihat dari segi pembelanjaan pasif, sumber modal dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu modal ekstenal (dari luar koperasi) dan modal internal.

Pembelanjan dari dari dalam atau intern merupakan usaha yang dilakukan

dengan efisien agar pemenuhan kebutuhan dana guna membiayai koperasi

perusahaan dapat dipenuhi dari sumber dalam perusahaan sendiri. Suatu bagian

yang besar dari modal internal koperasi, yaitu yang berasal dari bagian SHU

yang tidak dibagikan kepada anggota dan dimasukkan sebagai cadangan.

Jumlah ini akan kumulatif dengan modal yang sudah ada, sehingga modal

koperasi semakin lama semakin besar. Salah satu bentuk modal internal ialah

mengintensifkan dana yang sementara menganggur seperti dana cadangan

penyusutan aktiva. Sebelum modal tersebut digunakan untuk menambah modal

kerja atau untuk membeli mesin pengganti yang disusutkan, maka model

pemupukan modal pembelanjaan seperti ini disebut pembelanjaan intensif.

2. Pembelanjaan Eksternal Koperasi

Pembelanjaan eksternal koperasi atau pembelanjaan dari luar adalah

usaha pemenuhan kebutuhan dana dari sumber luar perusahaan di mana

jenisnya cukup bervariasi. Di sini manajemen harus pandai memilih sumber

dana yang murah dan mudah. Mudah berarti syarat-syaratnya mudah dipenuhi

dan resikonya kecil. Sedangkan murah berarti harga kredit tersebut, seperti

biaya bunga dan lain-lain sampai digunakan benar-benar murah.

Modal eksternal koperasi dapat diperoleh dari beberapa sumber berikut:

1. Pinjaman dari perbankan, apakah itu bank pasar atau bank umum, bank

swasta ataupun bank-bank pemerintah. Sesuai dengan Inpres No. Tahun

1978, bank-bank pemerintah mendapat tugas untuk ikut serta membantu

kebutuhan dana yang diperlukan oleh koperasi dengan beberapa

kemudahan.

2. Pinjaman dari Induk Koperasi, Gabungan Koperasi, dan dari Pusat

Koperasi untuk koperasi primernya merupakan sumber uang yang murah.

3. Pinjaman dari pembeli, penjual, dan sejawat koperasi baik dalam bentuk

Page 6: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

barang maupun uang tunai.

4. Pinjaman dari lembaga keuangan lainnya, seperti dari perusahaan leasing,

perusahaan asuransi, perusahaan modal ventura, dsb.

5. Pinjaman dari perusahaan swasta (yang besar) dan bersedia membantu

sebagai bapak angkat atau anak asuh.

6. Pinjaman dalam bentuk uang atau saham dari BUMN dan BUMS yang

besar, maupun pemberian fasilitas usaha atau kemudahan-kemudahan

usaha.

7. Penerbitan obligasi.

8. Pinjaman dari sumber lainnya yang mungkin dapat digali oleh koperasi.

Biasanya modal eksternal ini disebut juga sebagai modal asing atau

kredit pinjaman sehingga keberadaannya di koperasi hanya bersifat sementara

sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Pihak peminjam berkewajiban

membayar sejumlah bunga sebagai imbalan atas penggunaan fasilitas / modal

tersebut. Bagi koperasi apakah pinjaman ini akan menguntungkan atau tidak

sangat tergantung dari tinggi rendahnya bunga yang harus dibayarnya.

3. Modal Sendiri Koperasi

Modal sendiri (equity capital)/ model ekuiti menurut Undang-

Undang Nomor 25/1992 adalah modal yang telah disediakan oleh pemilik

modal, dalam hal ini anggota sebagai dasar bagi penanaman modal yang

memungkinkan koperasi melakukan usaha. Modal sendiri dapat

diklasifikasikan sebagai modal internal. Sifat dari jenis dana ini adalah

tertanam untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Sepanjang koperasi masih

hidup, jenis modal ini pasti ada walaupun jumlahnya dapat berubah naik atau

turun.

Modal ini merupakan modal yang beresiko (risk capital), karena

pemilik modal tersebut merupakan pemilik dari koperasi yang bersangkutan.

Sehingga apabila dalam suatu tahun buku koperasi menderita kerugian maka

yang harus menanggung kerugian tersebut adalah komponen-komponen

modal sendiri.

Jenis-jenis modal sendiri koperasi akan diuraikan berikut ini:

Page 7: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

1. Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh

anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan

pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih

menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap

anggota.

2. Simpanan Wajib

Simpanan ini merupakan jenis simpanan yang tidak mempunyai

peraturan atau dengan kata lain tergantung pada kebijakan masing-masing

pengurus koperasi dalam mengantisipasi kebutuhan modal usaha. Hal ini

bertujuan agar para anggota lebih berperan aktif dalam memupuk modal

sebanding dengan transaksi atau jasa yang diberikan kepada koperasi atau

oleh koperasi kepada anggota. Di sini berarti bahwa bagi anggota yang

menjumpai volume transaksi yang besar, akan mempunyai simpanan wajib

khusus yang besar pula.

3. Dana Cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan

Sisa Hasil Usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri,

pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan

untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

Dana cadangan diperoleh dan dikumpulkan dari penyisihan sebagian

Sisa Hasil Usaha (SHU) tiap tahun, dengan maksud jika sewaktu-waktu

diperlukan untuk menutup kerugian dan keperluan memupuk permodalan.

Posisi dana cadangan dalam sisi pasiva menunjukkan bahwa jika terjadi

kerugian dengan sendirinya akan terkompensasi dengan dana cadangan,

dan apabila tidak mencukupi ditambah dengan simpanan. Dapat

dimengerti adanya ketentuan dalam hukum dagang bahwa jika kerugian

suatu perusahaan mencapai lebih dari setengah modalnya wajib

diumumkan. Karena modal perusahaan sudah berkurang dan beresiko.

Pemupukan dana cadangan koperasi dilakukan secara terus-menerus

berdasar prosentase tertentu dari SHU, sehingga bertambah setiap tahun

Page 8: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

tanpa batas. Jika koperasi menerima fasilitas pemerintah, ditentukan

bahwa prosentasi penyisihan dana cadangan semakin besar. Dana

cadangan sering lebih besar jumlahnya dibanding simpanan anggota.

Apabila dana cadangan menjadi sangat besar dan simpanan anggota tetap

kecil, maka koperasi tidak ubahnya seperti perusahaan bersama atau

mutual company (onderling; perusahaan tanpa pemilik). Ada yang

berpendapat bahwa memang mutual company merupakan bentuk akhir

dari koperasi, yang tentu bukan menjadi tujuannya. Dilihat dari tujuan

dana cadangan untuk menutup kerugian, jumlah dana cadangan dapat

dibatasi sampai jumlah tertentu sesuai keperluan. Misalnya disusun sampai

mencapai sekurang-kurangnya seperlima dari jumlah modal koperasi.

Sebelum mencapai jumlah tersebut penggunaannya dibatasi hanya untuk

menutup kerugian. Setelah tercapai jumlah tersebut dapat ditambah sesuai

dengan kepentingan koperasi.

Ada pendapat di kalangan koperasi bahwa dana cadangan

merupakan modal sosial, bukan milik anggota dan tidak boleh dibagikan

kepada anggota sekalipun dalam keadaan koperasi dibubarkan. Sebenarnya

tidak tepat ada larangan penggunaan dana cadangan termasuk untuk

dibagikan kepada anggota, sepanjang tidak melanggar batas minimumnya.

Misalnya pada saat koperasi mengalami kerugian dalam tahun buku

tertentu, tetapi ingin membagikan SHU kepada anggota dengan

pertimbangan tidak merugikan usaha koperasi dan melanggar ketentuan

tentang dana cadangan.

4. Hibah

Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai

dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian

dan tidak mengikat.

Hibah adalah pemberian yang diterima koperasi dari pihak lain,

berupa uang atau barang. Hibah muncul sebagai komponen modal sendiri

disebabkan karena pengalaman banyak koperasi menerima hibah, terutama

dari pemerintah. Maksud ketentuan hibah dalam UU adalah agar koperasi

Page 9: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

dapat memeliharanya dengan baik dan dicatat dalam neraca pos modal

sendiri.

Koperasi yang menerima hibah harta tetap seperti peralatan atau

mesin diwajibkan melakukan penyusutan, sehingga pada saatnya koperasi

dapat membeli yang baru. Ketentuan tersebut dianggap berlebihan, karena

hibah seharusnya ditentukan oleh perjanjian antara penerima dan pemberi

hibah, termasuk persyaratan yang disepakati. Status dan perlakukan

akuntansi disesuaikan dengan perjanjian tersebut.

Karena hibah merupakan kejadian biasa yang sering terjadi dalam

dunia usaha, dan untuk waktu mendatang mungkin tidak banyak lagi,

maka ketentuan tentang hibah seharusnya tidak perlu dicantumkan dalam

UU. Hibah yang diterima koperasi cukup diatur dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Hibah yang diterima koperasi memang

harus disyukuri, tetapi terkesan bahwa koperasi bermental peminta-minta

hibah dan seharusnya dihindarkan.

5. Simpanan sukarela.

Simpanan sukarela adalah adalah jumlah simpanan tertentu yang

dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu tertentu secara

sukarela.

4. Modal Asing Koperasi

Modal asing adalah sejumlah modal yang digunakan oleh perusahaan

koperasi yang berasal dari luar koperasi. Karena modal ini bersifat sementara,

maka keberadaannya dalam koperasi hanya jika diundang atau kalau

diperlukan saja. Disini pemilik modal menanamkan modalnya ke koperasi

dengan harapan memperoleh penghasilan, yaitu bunga atas modal yang

dipinjamkannya. Jenis modal ini ada yang berasal dari anggota sendiri dan ada

juga yang berasal dari non anggota.

Manajer dan pengurus koperasi dituntut untuk menggunakan modal

jenis ini secara efektif sesuai dengan kebutuhan. Apabila penggunaan modal ini

tidak menghasilkan SHU dengan persentase yang lebih tinggi dibanding bunga

kredit yang harus dibayar, maka penggunaan modal asing tersebut tidak

Page 10: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

menguntungkan dan untuk selanjutnya koperasi lebih baik tidak menggunakan

modal ini.

Modal asing sangat bermanfaat bila dapat meningkatkan rentabilitas

usaha bagi koperasi, atau persentase rentabilitas lebih tinggi dari persentase

suku bunga.

Pemanfaatan modal asing sebagai berikut:

1). Kredit penjual

Apabila koperasi membutuhkan peralatan maupun guna memenuhi

kebutuhan koperasi, sehingga koperasi membeli barang-barang tersebut

secara kredit karena terbatasnya biaya untuk membeli secara tunai.

2). Kredit pembeli

Apabila barang dijual koperasi bermutu baik dan banyak diminta oleh

konsumen sedangkan barang tersebut sulit dicari di pasar, maka pembeli

dapat membayar atau memesan lebih dulu dengan sejumlah uang muka, atau

bahkan dengan jumlah uang muka seharga barang yang akan dibeli. Jadi

uang muka atau pembayaran lebih dulu sebesar harga barang tersebut

sebelum barangnya diambil merupakan pinjaman dana dari pembeli kepada

koperasi dan biasanya disebut kredit pembeli.

3). Simpanan sukarela dari anggota

Jenis ini merupakan penunjang yang cukup baik untuk modal.

Walaupun simpanan ini bersifat sementara, namun fungsinya besar sekali

dalam mendukung keperluan modal koperasi. Dalam pengumpulannya

sangat tergantung pada kesa-daran para anggota untuk menyimpan di

koperasi. Simpanan ini merupakan perwujudan dari cara beribadah lewat

menabung di koperasi, karena dapat membantu orang lain yang

membutuhkan, seperti bantuan sosial, bantuan perbaikan jalan, dsb.

4). Kredit atau dana

Kredit atau dana yang tercipta dengan adanya sistem perekonomian

itu sendiri, misalnya dana yang disediakan oleh pusat koperasi, gabungan

koperasi, perum PKK, atau induk koperasi. Disini ada bank khusus yang

melayani kredit bagi koperasi (Bukopin). Dalam pelaksanaannya harus ada

Page 11: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

pengawasan yang dinamis, jangan sampai disalah gunakan yaitu bukannya

dari koperasi,oleh koperasi, tetapi untuk pelaksana, atau untuk pesaing

koperasi.

Pada kondisi sekarang masih banyak kesempatan bagi koperasi untuk

memperoleh kredit lunak, yaitu kredit kredit yang diberikan oleh pemerintah

dalam rangka pembinaan dan pengembangan perkoperasian di Indonesia.

Fasilitas kredit lunak itu antara lain:

1. KUT atau Kredit Usaha Tani yang diberikan untuk keperluan membiayai

pengolahan lahan atau untuk pembelian bibit dan keperluan produksi.

2. Kredit PIR rosella, PIR tebu, perkebunan-pekebunan, petenakan, dan

sebagainya.

3. Kredit pembelian jeuk, cengkeh dll.

4. Kredit untuk pengolahan pasca panen, bagi nelayan, pengrajin dll.

5. Kredit yang bersumber dari BUMN , yaitu keuntungan perusahaan Negara

yang yang disisihkan untuk membantu permodalan koperasi.

6. Kredit yang diberikan secara khusus, seperti pelistrikan desa dan

perumahan buruh, karyawan pabrik yang kecil serta golongan ekonomi

lemah lainnya yang dirasakan mendesak. Jenis kredit produktifitas yang

diberikan kepada pengusaha kecil anggota koperasi, seperti kerajinan,

nelayan kecil, angkutan umum, dan sebagainya.

5). Cara pembelanjaan modern.

Jenis pembelanjaan modern saat ini cukup banyak ditawarkan dipasar,

yaitu misalnya dengan leasing (sewa guna usaha). Leasing adalah system

sewa beli alat-alat produksi, dan mempunyai hak untuk membeli apabila masa

sewa telah berakhir. Cara ini lebih murah, dan lebih banyak mendatangkan

manfaat secara finansial (keuangan) bagi koperasi dimana kepastiannya perlu

juga dinilai oleh manajer, serta secara ekonomis dengan pertimbangan yang

lainnya.

Dari pembahasan mengenai manajemen modal pinjaman dapat

disimpulkan bahwa pinjaman adalah bersifat pendukung. Pinjaman

Page 12: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

diperlukan apabila modal sendiri yang dimiliki belum mencukupi dan

dirasakan penggunaan modal pinjaman bermanfaat bagi koperasi, yaitu:

1. Dapat menimbulkan penghematan-penghematan

2. Tidak terlalu banyak campur tangan pihak luar, termasuk pihak pemerintah

dan koperasi sekunder atau bapak angkat.

3. Bunga pinjaman lebih kecil dari tingkat SHU yang diperolehnya.

4. Penggunaan pinjaman tersebut benar – benar dapat dirasakan oleh anggota,

yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan mereka masing – masing atau

kelompok.

5. Cara Permodalan Koperasi

Cara mengatasi permodalan koperasi bisa dilakukan dengan

pemanfaatan modal koperasi seperti simpanan pokok, simpanan wajib,

simpanan wajib khusus, Sisa Hasil Usaha (SHU), cadangan-cadangan dan

dengan cara pemanfaatan modal asing seperti kredit penjual, kredit pembeli,

simpanan sukarela dari anggota, model bapak angkat atau bapak asuh, kredit

atau dana dan cara pembelanjaan modern.

Walaupun dalam prakteknya tidak semua koperasi mengalami

kekurangan modal, namun dalam menghadapi semakin besarnya usaha dan

semakin berkembangnya kegiatan yang ditangani sebagian besar koperasi di

Indonesia jelas membutuhkan dukungan modal yang lebih besar lagi. Guna

memenuhi kebutuhan dana yang semakin besar tersebut, maka berikut ini

ditawarkan beberapa peluang untuk menggali potensi yang ada pada koperasi.

1. Simpanan Pokok

Bagi setiap anggota, besarnya simpanan pokok adalah sama besar.

Walaupun modal yang besar belum pasti memberikan sesuatu yang baik,

namun semakin besar modal koperasi yang bersal dari simpanan pokok

apabila jumlah anggota bertambah, maka semakin terbuka kesempatan

untuk mengejar omzet usaha yang lebih besar lagi.

2. Simpanan Wajib

Simpanan wajib yang dimaksudkan di sini identik dengan simpanan

pokok, yaitu semakin besar jumlah anggota semakin besar jumlah modal

Page 13: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

dari simpanan wajib. Jumlah simpanan wajib setiap bulannya harus

disesuaikan setelah lebih dari lima tahun berjalan atau lebih dari dua periode

kepengurusan.

3. Simpanan Wajib Khusus (SWK)

Apabila ada transaksi usaha yang dilakukan oleh anggota kepada

koperasi, maka anggota bersangkutan dapat diminta untuk memberikan

simpanan wajib khusus, dimana hal ini akan memperbesar modal koperasi.

Manfaat dan fungsi SWK harus benar-benar dijelaskan, yaitu sebagai sarana

untuk memperbesar modal sendiri.

4. Sisa Hasil Usaha (SHU)

Modal sendiri yang berasal dari SHU yang tidak dibagi kepada para

anggota jumlahnya tergantung pada besar kecilnya SHU yang diperoleh

setiap tahunnya. Keuntungan yang tidak dibagi akan disisihkan sebagai

cadangan guna memperbesar modal sehingga selanjutnya dapat diperoleh

SHU yang lebih besar. Modal jenis ini termasuk sebagai modal yang murah

dan tanpa menanggung risiko yang besar, karena modal tersebut adalah

modal internal modal sendiri dan tidak membayar bunga.

5. Dana Cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan

Sisa Hasil usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri,

pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan

untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Dana cadangan diperoleh

dan dikumpulkan dari penyisihan sebagian sisa hasil usaha (SHU) tiap

tahun, dengan maksud jika sewaktu-waktu diperlukan untuk menutup

kerugian dan keperluan memupuk permodalan. Posisi dana cadangan dalam

sisi pasiva menunjukkan bahwa jika terjadi kerugian dengan sendirinya akan

terkompensasi dengan dana cadangan, dan apabila tidak mencukupi

ditambah dengan.simpanan. Dapat dimengerti adanya ketentuan dalam

hukum dagang bahwa jika kerugian suatu perusahaan mencapai lebih dari

setengah modalnya wajib diumumkan. Karena modal perusahaan sudah

berkurang dan beresiko..

Page 14: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

6. Simpanan Khusus/Lain-Lain

a. Simpanan sukarela simpanan yang dapat diambil kapan saja.

b. Simpanan Qurba

c. Deposito Berjangka

B. Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi

Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, Sisa Hasil Usaha (SHU)

Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun

buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam

tahun buku yang bersangkutan. SHU dibayarkan secara tunai sementara

penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya

ditetapkan oleh Rapat Anggota Tahunan (RAT). Besarnya SHU yang diterima

oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan

transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Semakin besar

transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar

SHU yang akan diterima.

Sisa Hasil Usaha (SHU) pada koperasi pada hakikatnya sama dengan

keuntungan pada badan usaha seperti pada Perseroan Terbatas dan dapat

didefinisikan sebagai pemdapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun

buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk

pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Memang dilihat dari sumber

perolehannya, SHU pada koperasi dapat dibedakan antara SHU yang diperoleh

dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota koperasi dan SHU yang

diperoleh dari usaha untuk bukan anggota, sedangkan pada Badan Usaha

lainnya, seperti pada Perseroan Terbatas keuntungan yang diperolehnya itu

tidak dibedakan berdasarkan sumber perolehannya yaitu apakah dari anggota

ataukah dari bukan anggota atau dari pemegang saham ataukah dari bukan

pemegang saham.

Perbedaan sumber perolehan SHU tersebut, dinyatakan secara jelas

dalam UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian (pasal 3 ayat 2),

hal ini memang bermaksud mengadakan pembedaan dalam mengalokasikan

hasil sisa usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan yang diselenggarakan

Page 15: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

bukan untuk anggota. Menurut UU tersebut, para anggota koperasi tidak

mendapat bagian/alokasi dari SHU yang diperoleh dari penyelenggaraan untuk

bukan anggota. Sebagaimana tertera dalam pasal 34 ayat 3, kepada para

anggota koperasi akan dibagikan bagian dari SHU sebanding denga jasa-jasa

yang diselenggarakan untuk anggota, tetapi untuk SHU yang diselenggarakan

untuk bukan anggota sebagaimana tertera dalam pasal 34 ayat 4, kalimat

“pembagian SHU kepada anggota sebanding dengan jasa yang diberikannya,”

tidak tercantum.

4 hal yang menjadi Prinsip SHU Koperasi antara lain :

1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.

Pada umumnya SHU yang dibagikan kepada anggota koperasi, bersumber

dari anggota itu sendiri. Sedangkan SHU yang sifatnya bukan berasal dari

transaksi dengan anggota pada dasarnya tidak dibagi kepada anggota,

tetapi dijadikan sebagai cadangan koperasi.

2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan

anggota sendiri.

SHU yang diterima oleh setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif

dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukan

anggota koperasi. Oleh karena itu, dibutuhkan penentuan proporsi SHU

untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang akan dibagikan kepada

para anggota koperasi.

3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan dan terbuka.

Proses perhitungan SHU per-anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada

anggota harus diumumkan secara transparan dan terbuka, sehingga setiap

anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa besaran

partisipasinya kepada koperasi. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan

salah satu proses pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun

suatu kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu badan usaha, dan

pendidikan dalam proses demokrasi. Selain itu juga untuk mencegah

kecurigaan yang dapat timbul antar sesama anggota koperasi.

4. SHU anggota dibayar secara tunai

Page 16: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

SHU yang dibagikan per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena

dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang

sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.

C. Laporan Keuangan

Manfaat Laporan Keuangan :

1. Mengetahui kondisi dan posisi keuangan koperasi, serta perkembangan

usaha koperasi

2. Mengukur tingkat biaya kegiatan usaha koperasi

3. Menentukan/mengukur efisiensi setiap proses, dan keuntungan

4. Menilai dan mengukur hasil kinerja setiap dalam kinerja koperasi

5. Menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan/ prosedur baru utk

mencapai hasil yg lebih baik

Page 17: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dalam pembelanjaan bisa dibedakan menjadi lima macam yaitu

pembelanjaan internal koperasi, modal sendiri koperasi, pembelanjaan eksternal

koperasi, modal asing pada koperasi dan cara mengatasi permodalan koperasi.

Pembelanjaan internal koperasi meliputi pembelanjaan aktif menyangkut

bagaimana usaha penggunaan yang dimiliki agar bisa efisien sedangkan

pembelanjaan pasif menyangkut bagaimana caranya untuk mencari dana dengan

seefisien mungkin. dalam pembelanjaan aktif tentunya jangan sampai ada dana

yang menganggur terlalu besar karena akan mengakibatkan ketidak efisienan dari

segi biaya bunga tetapi juga jangan sampai ada kekuarangan dana agar tidak

mempersempit kesempatan memperoleh laba. Bila besarnya pembelanjaan aktif

dan pembelanjaan pasif seimbang maka keadaan keuangan perusahaan

menunjukan suatu pembelanjaan yang efisien

Salah satu kunci sukses koperasi adalah mampu menjalankan manajemen

pembelanjaan koperasi dengan baik dan terorganisir sehingga koperasi mampu

bertahan dalam kondisi apapaun, termasuk krisis. Karena yang menjadi pokok

pembahasan dalam manajemen pembelanjaan koperasi ini adalah mengenai

pembelanjaan dan modal koperasi yang menjadi sendi penting pembangunan

koperasi. Oleh karenanya, pemberian pemahaman mengenai manajemen

pembelanjaan koperasi dibutuhkan agar generasi muda penerus bangsa mampu

meneruskan pengembangan koperasi.

B. Saran

Melalui makalah ini kami menyarankan kepada beberapa pihak terkait

masalah koperasi yaitu :

1. Bagi mahasiswa

Kami menyarankan kepada rekan-rekan mahasiswa apabila nantinya

rekan-rekan mahasiswa terjun ke dunia usaha termasuk koperasi agar

mampu menerapkan apa yang terdapat dalam konsep makalah ini terutama

Page 18: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

dengan pelaksanaan kegiatan administrasi dan manajemen karena dengan

dua hal tersebut jalannya usaha koperasi dapat berjalan dengan lancar.

2. Bagi pemerintah

Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan dunia perkoperasian di

Indonesia terutama dengan pemberian modal mengingat koperasi

merupakan soko guru perekonomian Indonesia dan merupakan alat

pemberdayaan ekonomi rakyat.

Page 19: MAKALAH KOPERASI DAN KEMITRAAN KELOMPOK 5.doc

DAFTAR PUSTAKA

Gunadarma. 2003. Permodalan Koperasi. http://ocw.gunadarma.ac.i/ course/economics/management-s1/ekonomi/koperasi/permodalan-koperasi. Diunduh pada tanggal 1 Oktober 2015.

Hendrojogi. 1999. KOPERASI Azas-azas, Teori, dan Praktek (Edisi Revisi 1998). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ninik W., Sunindhia. 1998. Koperasi dan Perekonomian Indonesia (Cetakan ketiga). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sukamdiyo, Ignatius. 1992. Manajemen Koperasi. Jakarta: Erlangga.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1967, Tentang

Perkoperasian.Winarto. 2008. Modul Pembelajaran Akuntansi Koperasi. Pemerintah Kabupaten

Progo Dinas Pendidikan SMK 1 Pengasih.