perkembangan perekonomian daerah provinsi … fileperkembangan perekonomian daerah provinsi bengkulu...

80
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan IV - 2008

Upload: dangdat

Post on 03-May-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN

DAERAH PROVINSI BENGKULU

Triwulan IV - 2008

Page 2: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

Penerbit :

Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik dan Survei Jl. A. Yani No.1 BENGKULU Telp: (0736) 21735, Fax: (0736) 21736

Page 3: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

i|á| UtÇ~ \ÇwÉÇxá|t Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil.

`|á| UtÇ~ \ÇwÉÇxá|t Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan.

a|Ät| fàÜtàxz|á bÜztÇ|átá| UtÇ~ \ÇwÉÇxá|t Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas dan Kebersamaan.

i|á| ^tÇàÉÜ UtÇ~ \ÇwÉÇxá|t UxÇz~âÄâ Mewujudkan Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya melalui peningkatan perannya sebagai economic intelligence dan unit penelitian.

`|á| ^tÇàÉÜ UtÇ~ \ÇwÉÇxá|t UxÇz~âÄâ Berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pelaksanaan kegiatan operasional di bidang ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran secara efektif dan efisien dan peningkatan kajian ekonomi regional serta koordinasi dengan pemerintah daerah serta lembaga terkait.

Page 4: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

i

KATA PENGANTAR

Penerbitan Perkembangan Perekonomian Daerah ini dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan informasi mengenai keadaan ekonomi, moneter dan perbankan bagi pihak-

pihak yang berkepentingan khususnya Pemerintah Daerah maupun instansi lainnya guna

merumuskan suatu kebijakan. Perkembangan Perekonomian Daerah merupakan

pengembangan dari Kajian Ekonomi Regional (KER) yang diterbitkan secara triwulanan dan

tahunan.

Dalam kajian ini dibahas mengenai perkembangan perekonomian regional Provinsi

Bengkulu, yang meliputi perkembangan kegiatan sektor riil dan perkembangan kegiatan

sektor moneter perbankan, khususnya selama Triwulan IV tahun 2008 dan

membandingkannya dengan periode/kondisi laporan sebelumnya.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam kajian yang

kami susun ini, oleh karena itu kritik serta saran dari pengguna/pembaca sangat

diharapkan untuk penyempurnaan terbitan berikutnya.

Akhirnya kami berharap, semoga terbitan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang berkepentingan.

Bengkulu, Februari 2009 BANK INDONESIA BENGKULU

Syarifuddin Bassara Pemimpin

Page 5: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ v

DAFTAR GRAFIK ...................................................................................................... vi

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................... 1

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU ................................... 4

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ............................... 6

1.1. PDRB SISI PENGGUNAAN .............................................................. 7

1.1.1. Konsumsi Daerah ................................................................. 7

1.1.2. Investasi Regional ................................................................. 10

1.1.3. Ekspor dan Impor Regional ................................................... 11

1.2. PDRB SISI SEKTORAL ...................................................................... 14

1.2.1. Sektor Pertanian ................................................................... 16

1.2.2. Sektor Listrik, Gas dan Air .................................................... 17

1.2.3. Sektor Jasa-Jasa ................................................................... 18

1.2.4. Sektor Bangunan ................................................................. 18

1.3. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN........ 20

BOKS 1 Perkembangan Dunia Usaha Bengkulu Di Masa Krisis Keuangan Global

BOKS 2 Dampak Krisis Global Terhadap Ketenagakerjaan Bengkulu

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ..................................................... 22

2.1. PERKEMBANGAN INFLASI ............................................................... 22

2.2. FAKTOR PENDORONG INFLASI ....................................................... 23

Page 6: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

iii

2.3. INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG/JASA................................ 23

2.4. INFLASI PERIODE JANUARI – DESEMBER 2008 ................................ 26

2.5. PERBANDINGAN INFLASI ANTAR KOTA DI SUMATERA ................... 27

BAB III PERBANKAN .......................................................................................... 29

3.1. GAMBARAN UMUM ...................................................................... 29

3.2. PERKEMBANGAN BANK UMUM ..................................................... 31

3.3. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT ............................ 37

BOKS 3 Dampak Krisis Global Terhadap Kinerja Bank Perkreditan Rakyat/Syariah

(BPR/S) Di Provinsi Bengkulu

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ............................................. 39

4.1. GAMBARAN SISI PENERIMAAN ...................................................... 39

4.2. GAMBARAN SISI PENGELUARAN .................................................... 41

4.3. GAMBARAN REALISASI APBD 2008 ................................................ 42

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ........................................... 44

5.1. ALIRAN UANG KARTAL (OUTFLOW-INFLOW) ................................. 44

5.2. PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR ................................... 45

5.3. PENEMUAN UANG PALSU ............................................................. 46

5.4. PERKEMBANGAN KLIRING LOKAL .................................................. 47

BAB VI PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ................................... 49

6.1. PERKIRAAN EKONOMI .................................................................... 49

6.2. PERKIRAAN INFLASI DAERAH ......................................................... 51

Page 7: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

iv

BOKS 4 Refleksi Perekonomian 2008 Dan Koordinasi Menghadapi Tantangan

2009

LAMPIRAN DATA PEREKONOMIAN DAN PERBANKAN ....................................... 53

LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH .................................................................................. 57

Page 8: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. PDRB Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan ........................................................................................ 7

Tabel 1.2. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Berlaku Provinsi Bengkulu .................................. 11

Tabel 1.3. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu .......................................... 12

Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu ..................................... 14

Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu (q-t-q) Menurut Sektor ................................................................................................. 15

Tabel 1.6. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu....................................................................... 16

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/jasa Kota Bengkulu (Tahunan, y-o-y) ................................................................... 23

Tabel 2.2. Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi Bengkulu ................ 24

Tabel 2.3. Perbandingan Inflasi Bengkulu Tahun 2006-2008 ................................ 27

Tabel 3.1. Jaringan Kantor Pelayanan Bank Provinsi Bengkulu .............................. 31

Tabel 3.2. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Bengkulu ................................ 32

Tabel 3.3. Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umum Provinsi Bengkulu ............................................................................................. 33

Tabel 3.4. Perkembangan Kredit Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu ............................................................................................ 35

Tabel 3.5. Perkembangan Kredit Usaha Kecil di Provinsi Bengkulu ........................ 35

Tabel 3.6. Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu .................................................... 36

Tabel 3.7. Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Kredit UMKM di Provinsi Bengkulu ................................................................................ 37

Tabel 3.8. Perkembangan Kegiatan Usaha BPR di Provinsi Bengkulu .................... 38

Tabel 4.1. Potensi Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu periode Januari - Desember 2008 ..................................................................... 40

Tabel 4.2. Realisasi Upah/gaji Pemda Dirinci menurut Kabupaten/Kota.................. 41

Tabel 4.3. Realisasi APBD Provinsi Bengkulu ......................................................... 43

Tabel 5.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu ............ 44

Tabel 5.2. Perkembangan Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Provinsi Bengkulu ............................................................................................. 47

Page 9: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

vi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB (LPE, y-o-y) Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000) .............................................. 6

Grafik 1.2. Perkembangan Kredit Konsumsi di Provinsi Bengkulu ........................... 8

Grafik 1.3. Beberapa Hasil Survei di Provinsi bengkulu .......................................... 9

Grafik 1.4. Perkiraan Pengeluaran Upah/Gaji Pegawai Negeri dan Saldo Giro Pemerintah Provinsi Bengkulu ....................................................... 10

Grafik 1.5. Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Realisasi Investasi Responden SKDU ................................................................................................... 11

Grafik 1.6. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu ............... 13

Grafik 1.7. Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu ........................................ 16

Grafik 1.8. Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu ...................... 17

Grafik 1.9. Indikator Sektor Jasa-Jasa di Provinsi Bengkulu ..................................... 18

Grafik 1.10. Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu ................................... 19

Grafik 1.11. Perubahan Bulanan Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu................... 20

Grafik 1.12. Tingkat Pengangguran di Provinsi Bengkulu ......................................... 21

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Kota Bengkulu ............................................. 22

Grafik 2.2. Hasil Pantauan Harga Beberapa Komoditas di Kota Bengkulu .............. 25

Grafik 2.3. Sumbangan Inflasi Per Kelompok Barang/Jasa ..................................... 26

Grafik 2.4. Realisasi Inflasi Tahun 2008 ................................................................. 27

Grafik 2.5. Inflasi Beberapa Kota di Sumatera ....................................................... 28

Grafik 3.1. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non-Performing Loan (NPL) Perbankan Provinsi Bengkulu............................................... 29

Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bank Umum Provinsi Bengkulu ................................................................................ 30

Grafik 3.3. Distribusi Aktiva Bank Umum di Provinsi Bengkulu ............................... 32

Grafik 3.4. Perkembangan Net Interest Margin BPR Provinsi Bengkulu ................... 38

Grafik 4.1. Rekapitulasi Pendapatan Daerah pada Masing-Masing Wilayah Tahun 2008 ......................................................................................... 39

Grafik 4.2. Dana Milik Pemerintah di Perbankan Daerah ........................................ 41

Grafik 4.3. Dana Milik Pemerintah Provinsi Bengkulu ............................................ 42

Grafik 5.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu ............. 45

Grafik 5.2. Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu ............. 46

Grafik 5.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan di Bengkulu.......... 46

Grafik 6.1. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu ................................... 50

Grafik 6.2. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu ................................... 51

Page 10: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Ringkasan Eksekutif

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu secara tahunan mengalami

peningkatan pada triwulan IV 2008, yaitu sebesar 5,27% (y-o-y), meningkat dibanding

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,44%. Meningkatnya laju perekonomian di sisi

permintaan terutama disebabkan karena adanya pertumbuhan konsumsi pemerintah dan

indikator investasi. Sedangkan konsumsi masyarakat mengalami perlambatan jika

dibandingkan laju pertumbuhan triwulan III.

Sementara di sisi penawaran, sebagian besar sektor ekonomi masih mengalami

pertumbuhan di triwulan ini. Pertumbuhan yang cukup tinggi terutama dialami oleh sektor

jasa-jasa, listrik-gas-air dan pertanian. Sektor-sektor tersebut masing-masing tumbuh

sebesar 8,07%, 6,92% dan 6,73%.

RINGKASAN INFLASI

Inflasi Kota Bengkulu secara tahunan menurun dibanding triwulan sebelumnya, yakni

dari 14,51% menjadi 13,44% (y-o-y). Menurunnya inflasi di triwulan laporan dipengaruhi

oleh adanya keputusan pemerintah untuk menurunkan harga BBM. Pemerintah

memutuskan untuk menurunkan harga BBM sebanyak 2 kali di bulan Desember yaitu dari

Rp6.000/liter menjadi Rp5.500/liter dan kemudian diturunkan kembali menjadi

Rp5.000/liter. Pengaruh penurunan tersebut menyebabkan terjadinya deflasi di bulan

Desember sebesar 0,09% yang terutama terjadi di kelompok transpor, komunikasi dan

jasa keuangan.

Sedangkan kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi-minuman-rokok-

tembakau terlihat mengalami inflasi di triwulan ini. Masing-masing kelompok mengalami

inflasi tahunan sebesar 19,19% dan 17,54%

Page 11: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Ringkasan Eksekutif

2

RINGKASAN PERKEMBANGAN PERBANKAN

Perkembangan perbankan khususnya bank umum di Provinsi Bengkulu

menunjukkan adanya penurunan dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini terlihat pada

indikator seperti total aset dan DPK yang mengalami penurunan masing-masing sebesar

2,43% dan 4,82%. Sementara kredit masih tumbuh sebesar 3,48%, serta LDR dan NPL

membaik masing-masing menjadi sebesar 102,53% dan 1,52%.

RINGKASAN PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Dari hasil rekapitulasi pendapatan daerah, total pendapatan daerah pada tahun

2008 mencapai Rp4.933,37 miliar. Dari sepuluh pemerintah daerah, Provinsi Bengkulu dan

Kabupaten Bengkulu Utara memperoleh pendapatan terbesar. Realisasi upah atau gaji

pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah di Provinsi Bengkulu pada triwulan

IV tahun 2008 diperkirakan mencapai Rp302,38 miliar. Pengeluaran gaji tersebut

meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Realisasi APBD Provinsi Bengkulu hingga akhir

2008 mencapai 82,84% dari dana yang dianggarkan.

RINGKASAN PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Aliran uang kartal di Bank Indonesia Bengkulu masih mengalami net cash outflow,

namun menurun dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya peningkatan

jumlah uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia dari setoran perbankan daerah (cash

inflow) yang sangat signifikan, sementara jumlah uang kartal yang keluar dari Bank

Indonesia (cash outflow) juga meningkat namun relatif lebih kecil. Sedangkan transaksi

non-kas dengan menggunakan kliring juga menurun dibanding triwulan sebelumnya.

Dimana rata-rata perputaran nominal kliring harian menurun 0,77% dari Rp7.931 juta

menjadi Rp7.870 juta.

PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI

Perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan I tahun 2009 diperkirakan akan

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut

ditengarai dipicu oleh meningkatnya sektor pertanian dan perdagangan sejalan dengan

Page 12: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Ringkasan Eksekutif

3

musim panen di sisi penawaran. Sementara di sisi permintaan didorong oleh perbaikan

konsumsi masyarakat dan pemerintah. Bank Indonesia Bengkulu memperkirakan

perekonomian daerah akan tumbuh di kisaran 5,05% (y-o-y).

Sedangkan tekanan inflasi daerah di triwulan I tahun 2009 diperkirakan akan

mengalami penurunan. Hal ini sejalan dengan keputusan pemerintah untuk menurunkan

harga BBM. Keputusan ini diikuti dengan menurunnya tarif transportasi baik untuk dalam

kota maupun antar kota. Meski demikian, beberapa harga komoditas seperti beras dan

minyak goreng terindikasi meningkat di awal tahun. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan

untuk menaikkan harga pembelian gabah oleh pemerintah serta adanya shock di

komoditas minyak goreng. Namun besarnya pengaruh kenaikan harga di komoditas

tersebut diperkirakan tidak berdampak signifikan terhadap inflasi daerah.

Page 13: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

4

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU

a. Inflasi dan PDRB

2008 INDIKATOR 2007 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

MAKRO IHK Kota Bengkulu 158,64 165,13 112,18 116,24 116.64Laju Inflasi (y-o-y) 5,00 7,84 13,81 14,51 13,44PDRB-Harga Konstan (miliar Rp) 7.009 1.811 1.836 1.864 1.845- Pertanian 2.772 735 734 743 729- Pertambangan & Penggalian 224 57 59 59 59- Industri Pengolahan 286 73 73 76 74- Listrik, Gas dan Air Bersih 31 8 8 8 9- Bangunan 206 52 55 56 56- Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.433 354 358 369 363- Pengangkutan & Komunikasi 594 149 151 155 154- Keuangan, Persewaan dan Jasa 325 83 83 85 85- Jasa 1.138 300 315 314 316Pertumbuhan PDRB (y-o-y, %) 6,16 6,92 4,24 3,44 5,27

Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 1) 49 49 56 56 36

Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 340 338 315 245 258

Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 1) - - - - -

Volume Impor Nonmigas (ribu ton) - - - - -

b. Perbankan

2008 INDIKATOR 2007 Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV

PERBANKAN Bank Umum Total Aset (Triliun Rp) 4,56 4,79 5,31 5,97 5,82DPK (Triliun Rp) 3,49 3,72 4,01 4,35 4,14- Tabungan (Triliun Rp) 1,96 1,75 2,01 2,05 2,40- Giro (Triliun Rp) 1,01 1,42 1,42 1,67 1,05- Deposito (Triliun Rp) 0,52 0,55 0,58 0,63 0,69

Kredit (Triliun Rp) – Lokasi Proyek 1) 3,41 3,50 4,30 4,70 4,76

- Modal Kerja 1,30 1,41 1,66 1,74 1,73- Konsumsi 1,73 1,90 2,16 2,42 2,49- Investasi 0,38 0,35 0,48 0,54 0,54- LDR (%) 93,70 94,09 107,23 108,05 114,97Kredit (triliun Rp) – Lokasi Kantor 2,97 3,18 3,71 4,10 4,25- Modal Kerja 1,04 1,13 1,36 1,48 1,50- Konsumsi 1,59 1,75 2,01 2,22 2,36- Investasi 0,34 0,30 0,35 0,40 0,39- LDR (%) 85,14 85,34 92,67 94,30 102,53

1) data sampai dengan November 2008

Page 14: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

5

2008 INDIKATOR 2007

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV PERBANKAN Kredit UMKM Bank Umum Menurut Lokasi Proyek 1)

Kredit UMKM (Triliun Rp) 2,94 3,22 3,74 4,17 4,27Kredit Mikro (Triliun Rp) 1,44 1,48 1,47 1,55 1,51- Kredit Modal Kerja 0,23 0,26 0,30 0,34 0,36- Kredit Investasi 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04- Kredit Konsumsi 1,18 1,19 1,14 1,17 1,11Kredit Kecil (Triliun Rp) 0,99 1,20 1,61 1,94 2,08- Kredit Modal Kerja 0,42 0,47 0,56 0,63 0,64- Kredit Investasi 0,08 0,07 0,10 0,13 0,13- Kredit Konsumsi 0,49 0,66 0,95 1,18 1,31Kredit Menengah (Triliun Rp) 0,51 0,54 0,66 0,68 0,68- Kredit Modal Kerja 0,36 0,37 0,44 0,43 0,43- Kredit Investasi 0,11 0,12 0,17 0,20 0,20- Kredit Konsumsi 0,04 0,05 0,05 0,05 0,05NPL MKM gross (%) Na na na na Na BPR Total Aset (Miliar Rp) 32 40 44 46 46DPK (Miliar Rp) 19 21 23 27 27- Tabungan (Miliar Rp) 10 11 12 13 13- Deposito (Miliar Rp) 9 10 11 14 14

Kredit (Miliar Rp) – Lokasi Proyek1) 87 52 84 18 17

- Modal Kerja 40 27 36 9 10- Konsumsi 4 4 5 6 6- Investasi 43 21 43 3 1Kredit UMKM (Miliar Rp) 87 52 85 18 17Rasio NPL Gross (%) na na na na naRasio NPL Net (%) na na na na naLDR 129,69 136,63 159,24 145,66 141,02

1) data sampai dengan November 2008

Page 15: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

6

BAB

1

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Perekonomian Provinsi Bengkulu di triwulan IV tahun 2008 mengalami peningkatan.

Secara tahunan (y-o-y), laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,27%, meningkat dibanding

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,44%.

Meningkatnya laju perekonomian di sisi permintaan terutama disebabkan karena

adanya pertumbuhan konsumsi pemerintah dan indikator investasi. Sementara konsumsi

masyarakat mengalami perlambatan jika dibandingkan laju pertumbuhan triwulan III. Di

sisi penawaran, sebagian besar sektor ekonomi masih mengalami pertumbuhan di triwulan

ini. Pertumbuhan yang cukup tinggi terutama dialami oleh sektor jasa-jasa, listrik-gas-air

dan pertanian.

Grafik 1.1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Laju Pertumbuhan PDRB (LPE, y-o-y) Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000)

5.27%

3.44%

4.24%

6.92%6.51%6.73%

7.13%

3.69%

6.30%

0.07%

2.93%

4.03%

2.30%

-2.76%

3.33%

1.42%

1.51%-1.04%

1,500,000

1,530,0001,560,000

1,590,000

1,620,000

1,650,0001,680,000

1,710,000

1,740,000

1,770,0001,800,000

1,830,000

1,860,0001,890,000

Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

2006 2007 2008

-4%

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%PDRB (skala kiri) LPE (y-o-y; skala kanan) LPE (q-t-q; skala kanan)

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara

Page 16: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

7

1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sisi Penggunaan

Perekonomian Provinsi Bengkulu dari sisi penggunaan masih bertumpu pada

sektor konsumsi. Proporsi konsumsi terhadap PDRB mencapai 81,63%, diikuti

ekspor-impor dan investasi. Proporsi konsumsi tersebut meningkat dibanding

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 79,97%.

1.1.1. Konsumsi Daerah

Pertumbuhan secara tahunan (y-o-y) di sisi konsumsi tertinggi dialami

oleh konsumsi pemerintah dan lembaga nirlaba. Pertumbuhan untuk masing-

masing konsumsi tersebut sebesar 7,62% dan 5,90%. Namun demikian

konsumsi rumah tangga masih memiliki proporsi terbesar.

Tabel 1.1. PDRB Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan

juta rupiah kecuali dinyatakan lain

Q-IV 2007 Q-IV 2008 Jenis Penggunaan

Nilai Proporsi Nilai Proporsi

Pertum-buhan

I. Atas Dasar Harga Berlaku 1. Konsumsi Rumah Tangga

2. Konsumsi Lembaga Nirlaba

3. Konsumsi Pemerintah

4. Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto

5. Perubahan stok

6. Ekspor

7. Impor

2.032.380

29.720

504.010

259.667

(122.436)

1.070.892

(473.558)

61,58%

0,90%

15,27%

7,87%

(3,71%)

32,44%

(14,35%)

2.313.107

32.028

552.547

297.518

(119.685)

870.720

(448.456)

66,13%

0,92%

15,80%

8,51%

(3,42%)

24,89%

(12,83%)

13,81%

7,77%

9,63%

14,58%

(2,25%)

(18,69%)

(5,30%)

PDRB 3.300.674 100% 3.497.779 100% 5,97%

II. Atas Dasar Harga Konstan

1. Konsumsi Rumah Tangga

2. Konsumsi Lembaga Nirlaba

3. Konsumsi Pemerintah

4. Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto

5. Perubahan stok

6. Ekspor

7. Impor

1.142.080

17.515

268.964

146.282

(43.205)

557.040

(336.482)

65,18%

1,00%

15,35%

8,35%

(2,47%)

31,79%

(19,20%)

1.197.595

18.549

289.468

168.814

(40.434)

499.229

(288.648)

64,93%

1,01%

15,69%

9,15%

(2,19%)

27,06%

(15,65%)

4,86%

5,90%

7,62%

15,40%

(6,41%)

(10,38%)

(14,22%)

PDRB 1.752.192 100% 1.844.571 100% 5,27%

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan ini terlihat mulai

melambat dan tidak setinggi triwulan sebelumnya. Jika di triwulan

sebelumnya pertumbuhan mencapai 5,59% maka di triwulan ini melambat

menjadi sebesar 4,86%. Perlambatan konsumsi telah terjadi sejak triwulan III

Page 17: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

8

hingga triwulan ini yang diduga terjadi karena adanya krisis keuangan global

dan diikuti dengan menurunnya harga komoditas perkebunan yang menjadi

unggulan daerah seperti karet dan kelapa sawit.

Hasil liaison (lihat Boks 1. Perkembangan Dunia Usaha Bengkulu di

Masa Krisis Keuangan Global) yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu

kepada beberapa perusahaan multifinance pada triwulan IV menunjukkan

adanya penurunan penjualan secara signifikan di triwulan ini. Menurut

perusahaan tersebut hal ini terjadi sejak adanya penurunan harga kelapa

sawit dan karet. Bahkan beberapa pelanggan yang melakukan kredit sepeda

motor ke perusahaan tersebut diantaranya mengalami gagal bayar.

Grafik 1.2. Perkembangan Kredit Konsumsi di Provinsi Bengkulu (juta Rp)

500,000

700,000

900,000

1,100,000

1,300,000

1,500,000

1,700,000

1,900,000

2,100,000

2,300,000

2,500,000

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Aug Sep

Oct

Nov

Dec Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Aug Sep

Oct

Nov

Dec Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Jul

Aug

Se

pO

ctN

ovD

ec2006 2007 2008

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

gYOY

Sumber : Lap Bulanan Bank Umum – KBI Bengkulu

Di sisi lain, kredit yang disalurkan perbankan daerah untuk kegiatan

konsumsi terlihat mulai mengalami penurunan pertumbuhan di triwulan ini.

Hal ini terlihat dari grafik 1.2 di atas dimana pertumbuhan kredit secara

tahunan menurun dari 54% di triwulan III menjadi 48% di triwulan ini.

Perbankan daerah diketahui mulai selektif dalam menyetujui pemberian

kredit dimana kredit diberikan hanya untuk bidang usaha yang sangat

selektif, kredit mikro dan perpanjangan kepada nasabah prima.

Page 18: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

9

Grafik 1.3. Beberapa Hasil Survei di Provinsi Bengkulu

35.00

45.00

55.00

65.00

75.00

85.00

95.00

105.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007 2008

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Sumber : Survei Ekspektasi Konsumen, BI Bengkulu

Sebaliknya hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu

menunjukkan mulai adanya peningkatan kepercayaan masyarakat. Hal ini

terlihat dari meningkatnya indeks keyakinan konsumen (IKK). Peningkatan ini

dipicu oleh naiknya indeks ekspektasi konsumen dimana responden memiliki

ekspektasi adanya perbaikan penghasilan dan lapangan kerja 6 bulan yang

akan datang. Hal ini kemungkinan dipicu oleh rencana pemerintah untuk

menaikkan gaji PNS dan kebijakan penurunan harga BBM yang mereka yakini

akan membawa dampak membaiknya kondisi ekonomi secara umum.

Konsumsi pemerintah secara tahunan di triwulan laporan terlihat

mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Pertumbuhan konsumsi

pemerintah di triwulan laporan mencapai 7,62% sementara triwulan

sebelumnya 5,74%. Dilihat dari pengeluaran pemerintah daerah terkait

dengan belanja pegawai, yang memiliki porsi 27% terhadap total belanja

daerah Pemerintah Provinsi Bengkulu, juga terlihat meningkat. Kenaikan

konsumsi pemerintah diduga karena adanya realisasi anggaran pemerintah di

Page 19: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

10

akhir tahun 2008. Hal ini terlihat dari menurunnya giro milik pemerintah

yang tersimpan di perbankan daerah (grafik 1.4. di bawah).

Grafik 1.4. Perkiraan Pengeluaran Upah/Gaji Pegawai Negeri dan Saldo Giro Pemerintah Provinsi Bengkulu

juta rupiah

210,000

230,000

250,000

270,000

290,000

310,000

330,000

350,000

370,000

390,000

1 2 3 4 1 2 3 4

2007 2008

600,000

700,000

800,000

900,000

1,000,000

1,100,000

1,200,000

1,300,000

1,400,000

1,500,000Perkiraan Belanja Pegawai APBD (axis kiri)Giro Pemerintah di Perbankan Daerah (axis kanan)

Sumber : BPS Prov. Bengkulu dan Lap. Bulanan Bank Umum – KBI Bengkulu

1.1.2. Investasi Regional

Data investasi regional yang tercatat di BPS sebagaimana terlihat dari

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) dan ditunjukkan pada

tabel 1.1. di triwulan laporan mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu

sebesar 15,40%. Sementara pada triwulan sebelumnya pertumbuhannya

hanya sebesar 6,0%. Pencatatan BPS ini merupakan investasi yang bersifat

tambahan dan dilakukan oleh pelaku ekonomi daerah setempat yang dapat

berupa tambahan bangunan atau peralatan untuk kegiatan usaha yang telah

dijalaninya.

Sebaliknya, Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan

oleh Bank Indonesia Bengkulu di triwulan IV 2008 menunjukkan hasil yang

berbeda. Saldo bersih tertimbang (SBT)1 atas realisasi investasi yang dilakukan

responden menunjukkan penurunan dimana triwulan sebelumnya SBT

1 Saldo Bersih Tertimbang merupakan selisih antara jawaban positif (meningkat) dengan jawaban negatif (menurun) dikali dengan bobot masing-masing sektor/subsektor

Page 20: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

11

sebesar 0,11 menjadi -0,47. Hal ini menunjukkan lebih sedikitnya responden

yang menambah jumlah realisasi investasinya.

Grafik 1.5. Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Realisasi Investasi Responden SKDU

-0.470.11

(5.00)-

5.0010.0015.0020.0025.0030.0035.0040.0045.0050.00

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007 2008

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), BI Bengkulu

1.1.3. Ekspor dan Impor Regional

Menurut data BPS Provinsi Bengkulu, pada triwulan laporan terjadi

penurunan net-ekspor secara tahunan (y-o-y) sebesar 22,07%. Tren

perkembangan ekspor dan impor antar daerah/negara di triwulan laporan

dapat dilihat dari tabel 1.2. di bawah ini. Ekspor turun dari Rp557.040 juta

pada triwulan IV tahun 2007 menjadi Rp499.229 juta, sedangkan impor juga

menurun dari Rp336.482 juta menjadi Rp288.648 juta.

Tabel 1.2. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Konstan Provinsi Bengkulu

juta rupiah 2007 2008

Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

Ekspor 557.040 570.840 571.479 578.051 499.229

Impor 336.482 313.014 309.866 307.834 288.648

Net Ekspor (Impor) 220.558 257.826 261.613 270.217 210.581

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara

Page 21: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

12

Sementara perkembangan ekspor daerah ke mancanegara berdasarkan

pemberitahuan ekspor barang diperkirakan akan menurun secara tahunan.

Tabel 1.3 di bawah menggambarkan kegiatan perdagangan lintas negara

dari dan ke Provinsi Bengkulu yang dicatat berdasarkan data Pemberitahuan

Ekspor Barang (PEB). Dari tabel tersebut terlihat adanya penurunan ekspor

daerah ini pada triwulan laporan secara tahunan2. Penurunan nilai ekspor

yang cukup besar terjadi pada komoditas lemak/minyak hewan nabati

dengan komoditas utama minyak sawit/CPO.

Tabel 1.3. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu

nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton 2007 2008

Mata Dagangan Ket. Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4*

Pro-porsi

Nilai 14.403 10.263 15.321 10.778 8.305 17,13% Lemak/minyak hewan/nabati Volume 18.250 11.000 13.500 12.000 17.525

Nilai 220 290 475 704 113 0,23% Kakao dan produk kakao Volume 122 150 250 300 50

Nilai 9.562 9.896 10.097 9.007 14.615 30,15% Bahan bakar mineral Volume 305.677 311.403 276.801 200.589 287.033

Nilai 24.874 28.517 29.539 34.011 25.239 52,07% Karet dan barang dari karet Volume 11.864 11.882 11.055 11.404 10.185

Nilai 95 73 275 1.262 197 0,42% Lainnya

Volume 4.459 3.013 12.842 20.925 10.262

Nilai 49.154 49.039 55.707 55.762 48.469 100% Total

Volume 340.372 337.448 314.448 245.218 325.055

Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu, BI Bengkulu; *) angka perkiraan

Penurunan nilai ekspor di triwulan laporan secara tahunan diperkirakan

sebesar 1,39%, dimana terutama didorong oleh menurunnya ekspor CPO

yang mencapai 42%. Sedangkan ekspor batubara dan karet diperkirakan

akan meningkat. Dimana ekspor karet diperkirakan meningkat 1,47%

sementara batubara meningkat hingga 53%.

Penurunan ekspor diperkirakan masih terjadi pada triwulan mendatang,

ini terkait dengan adanya krisis keuangan global. Selain itu adanya

2 Berhubung data Desember 2008 belum tersedia, data triwulan IV dihitung dengan asumsi realisasi ekspor Bulan Desember sama dengan Bulan November. Hal ini dengan perkiraan realisasi ekspor Desember tidak akan lebih baik dari bulan November ataupun bulan sebelumnya.

Page 22: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

13

permasalahan hukum terkait dengan kegiatan penambangan batubara yang

dialami dua perusahaan tambang batubara di Bengkulu diperkirakan dapat

mempengaruhi ekspor batubara daerah. Permasalahan hukum yang dialami

oleh perusahaan tersebut adalah dugaan tidak adanya izin penambangan

(illegal mining). Sehingga perusahaan tersebut tidak dapat melakukan

penambangan kembali sebagaimana biasanya. Adapun dari hasil liaison (lihat

boks 1) yang dilakukan Bank Indonesia kepada perusahaan pengolahan karet

di Bengkulu terungkap bahwa ekspor yang dilakukan di triwulan ini relatif

stabil karena kontrak ekspor telah dilakukan sebelum krisis dilakukan.

Sementara untuk triwulan selanjutnya perusahaan masih ragu akan

kelanjutan ekspor karena kontrak ekspor yang diterima mengalami

penurunan yang cukup signifikan.

Grafik 1.6. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu

dalam US$

-

200

400

600

800

1,000

1,200

Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun Jul

Aug Sep

Oct

Nov

Dec Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun Jul

Aug Sep

Oct

Nov

Dec

2007 2008

KaretCPO

Batubara

Sumber : DSM Bank Indonesia dan Bloomberg, diolah

Penurunan ekspor karena adanya gejala krisis keuangan global yang

berdampak pada menurunnya harga komoditas perkebunan dan

pertambangan. Sebagaimana terlihat pada grafik 1.6 di atas trend

penurunan harga dialami oleh komoditas utama daerah seperti CPO, karet

dan batubara. Secara triwulanan, harga batubara menurun 34% dari US$104

menjadi US$69/metrik ton. Komoditas karet turun 45% dari US$315/kg

Page 23: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

14

menjadi US$174/kg. Dan untuk komoditas CPO harga turun 38% dari

US$681 menjadi US$440/metrik ton.

Bila dilihat dari negara pembeli (tabel 1.4 di bawah), Singapura

merupakan negara dengan nilai pembelian terbesar diikuti oleh Belgia dan

Amerika Serikat. Nilai ekspor Provinsi Bengkulu ke tiga negara ini mencapai

US$24.845 ribu atau sekitar 68% dari nilai ekspor secara keseluruhan.

Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu

nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton 2007 2008

Negara Pembeli Ket. Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4*

Nilai 9.841 10.202 7.840 8.977 7.210 Amerika Serikat Volume 4.782 4.409 3.037 3.205 2.633

Nilai 2.668 2.732 1.035 465 218 Thailand Volume 93.628 92.070 31.219 200 5.527

Nilai 13.458 14.990 18.338 19.227 12.264 Singapura Volume 62.439 39.233 57.886 22.527 14.513

Nilai - - - - - Philipina Volume - - - - -

Nilai 1.337 3.146 5.341 1.730 2.532 Malaysia Volume 43.481 83.250 120.583 34.741 45.553

Nilai - 230 - 406 - Hongkong Volume - 101 - 18.035 -

Nilai - - 113 - - Jerman Volume - - 40 - -

Nilai 16.387 11.516 17.101 12.136 5.371 Belgia Volume 19.198 11.524 14.163 12.463 9.227

Nilai 5.463 6.223 5.939 12.821 8.805 Lainnya Volume 116.844 106.861 87.520 154.047 180.912

Nilai 49.154 49.039 55.707 55.762 36.400 Total Volume 340.372 337.448 314.448 245.218 258.365

Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu, BI Bengkulu; *) data hingga bulan November

1.2. PDRB Sisi Sektoral

Secara sektoral, peningkatan pertumbuhan ekonomi secara tahunan (y-o-y)

terjadi pada sebagian besar sektor ekonomi. Dimana laju pertumbuhan ekonomi

yang tertinggi dibanding sektor lain di triwulan ini terjadi di sektor jasa-jasa, listrik-

gas-air dan pertanian. Sektor-sektor tersebut masing-masing tumbuh sebesar 8,07%,

6,92% dan 6,73%.

Page 24: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

15

Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu (y-o-y) Menurut Sektor

persen

Lapangan Usaha Trw-I 2008

Trw-II 2008

Trw-III 2008

Trw-IV 2008

1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Air dan Gas 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan dan Persewaan 9. Jasa-jasa

9,82 5,18 6,68 8,01 6,99 2,31 2,39 4,57 9,11

3,49 5,22 3,19 7,01 8,39 (0,20) 3,15 3,96

11,65

4,48 4,79 0,74 6,72 6,09 (2,04) 2,70 2,10 8,65

6,73 4,35 2,17 6,92 2,60 3,09 2,05 3,39 8,07

P D R B 6,92 4,24 3,44 5,27 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara

Sedangkan struktur perekonomian Provinsi Bengkulu sebagaimana terlihat dari

tabel 1.6 di bawah terlihat masih didominasi oleh sektor pertanian diikuti sektor

perdagangan-hotel-restoran dan sektor jasa-jasa. Kontribusi ketiga sektor ini

terhadap perekonomian Provinsi Bengkulu mencapai 76,31% di triwulan laporan.

Dengan demikian naik turunnya ketiga sektor tersebut akan sangat mempengaruhi

kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu secara keseluruhan.

Tabel 1.6. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu

juta rupiah kecuali dinyatakan lain Q2-2008 Q3-2008 Q4-2008

Lapangan Usaha Nilai Porsi Nilai Porsi Nilai Porsi

1. Pertanian 734.209 39,99 742.802 39,85 728.565 39,50

2. Pertambangan dan Penggalian 58.737 3,20 59.190 3,18 59.438 3,22

3. Industri Pengolahan 72.846 3,97 75.518 4,05 73.707 4,00

4. Listrik, Gas dan Air 8.264 0,45 8.379 0,45 8.551 0,46

5. Bangunan 54.681 2,98 55.469 2,98 56.094 3,04

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 357.590 19,47 369.055 19,80 362.871 19,67

7. Pengangkutan dan Komunikasi 151.268 8,24 155.023 8,32 154.016 8,35

8. Keuangan dan Persewaan 83.694 4,56 84.868 4,55 85.204 4,62

9. Jasa – jasa 314.864 17,14 313.655 16,82 316.126 17,14

PDRB 1.836.154 100,00 1.863.958 100,00 1.844.571 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara

Page 25: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

16

1.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi di

triwulan ini, yakni sebesar 6,73%, tumbuh cukup tinggi dibanding triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 4,48%. Pertumbuhan di triwulan ini

kemungkinan didorong oleh adanya musim panen serta harga jual yang

mulai membaik untuk komoditas perkebunan.

Sementara persepsi pelaku usaha hasil SKDU menunjukkan kondisi

yang berbeda, dimana umumnya responden menyatakan bahwa realisasi

usahanya di triwulan ini menunjukkan adanya penurunan. Sebanyak 34%

responden menyatakan bahwa realisasi usaha mereka mengalami

penurunan. Penurunan ini terutama dialami responden dari subsektor

perternakan dan tanaman pangan.

Hal tersebut juga terjadi di sektor perbankan dimana laju pertumbuhan

tahunan kredit pertanian terlihat menurun cukup signifikan. Laju

pertumbuhan menurun dari 18% di triwulan sebelumnya menjadi 5% di

triwulan ini. Hal ini diduga karena adanya kebijakan perbankan daerah untuk

lebih selektif dalam melakukan persetujuan pemberian kredit.

Grafik 1.7. Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu

Kredit Pertanian (Rp Juta)

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

200,000

220,000

240,000

260,000

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

0 1

1 1

2 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

2006 2007 2008

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

gYOY

Realisasi Ekspor Perkebunan (Ton)

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2006 2007 2008

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

1400%

1600%

1800%

2000%

gYOY

Sumber : Bank Indonesia dan BPS Provinsi, diolah

Page 26: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

17

1.2.2. Sektor Listrik, Gas dan Air

Sektor listrik, gas dan air tercatat masih mengalami pertumbuhan

tahunan yang cukup tinggi di triwulan ini dibanding triwulan sebelumnya

yaitu sebesar 6,92%. Namun porsi sektor ini terhadap ekonomi daerah masih

cukup kecil yaitu hanya sebesar 0,46%.

Dilihat dari data konsumsi listrik, terlihat bahwa konsumsi listrik di

triwulan ini mengalami sedikit peningkatan dibanding triwulan sebelumnya.

Begitu juga dengan jumlah pelanggan yang terdaftar di PLN. Pada bulan

November jumlah pelanggan sebanyak 221.010 sedangkan di bulan

September sebesar 219.455 atau meningkat 0,7%. Sementara konsumsi di

periode yang sama meningkat 1,13% dari 26.617 ribu Kwh menjadi 26.920

ribu Kwh. Peningkatan tertinggi terutama terjadi untuk konsumen rumah

tangga dimana terjadi peningkatan konsumsi listrik hingga 7%. Sementara

data kredit yang disalurkan perbankan ke sektor ini di Provinsi Bengkulu

mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya dari Rp324 juta

menjadi Rp302 juta.

Grafik 1.8. Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu

Konsumsi Listrik

200

205

210

215

220

225

230

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

0 1

1 1

2 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

2006 2007 2008

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Jml. Pelanggan (ribu orang, axis kiri)Konsumsi (juta KWh, axis kanan)

Kredit Sektor Listrik, Gas, Air (juta Rp)

250

350

450

550

650

750

850

950

1,050

1,150

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

0 1

1 1

2 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

2006 2007 2008

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

gYOY

Sumber : Bank Indonesia dan PLN Bengkulu, diolah

Page 27: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

18

1.2.3. Sektor Jasa - Jasa

Sektor jasa-jasa secara tahunan mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu

sebesar 8,07%, sedikit lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang

mencapai 8,65%. Porsi sektor ini terhadap ekonomi daerah juga cukup besar

yaitu mencapai 17,14%, sehingga sektor ini tetap menjadi pendukung

tumbuhnya ekonomi daerah.

Dilihat dari pembiayaan perbankan, maka terlihat adanya penurunan

kredit di triwulan ini untuk sektor jasa-jasa. Kredit yang disalurkan perbankan

daerah ke sektor ini pada bulan Desember 2008 mencapai Rp331 miliar,

turun sebesar 4% dibanding triwulan sebelumnya. Penurunan terutama

dialami untuk kredit kepada jasa sosial yaitu sebesar 4%.

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha di triwulan IV tahun 2008 juga

menunjukkan kondisi yang sama dimana terjadi penurunan realisasi usaha.

Hal ini terlihat dari menurunnya hasil saldo bersih tertimbang (SBT) dimana

SBT triwulan ini sebesar -0,40.

Grafik 1.9. Indikator Sektor Jasa-jasa di Provinsi Bengkulu

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

Kredit Sektor Jasa (juta Rp)

PDRB Sektor Jasa (juta Rp)

Realisasi Sektor Jasa (Hasil SKDU)

(0.40)

(0.20)

-

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

Sumber : Bank Indonesia dan BPS Prov. Bengkulu, diolah

1.2.4. Sektor Bangunan

Laju pertumbuhan sektor bangunan secara tahunan mengalami

perlambatan yaitu hanya tumbuh sebesar 2,60% dengan porsi terhadap

Page 28: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

19

ekonomi daerah sebesar 3,04%. Dengan porsi yang relatif kecil tersebut

belum memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi Bengkulu.

Grafik 1.10. Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu

Konsumsi Semen (ton)

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

50,000

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

0 1

1 1

2

2007 2008

-30%

-10%

10%

30%

50%

70%

90%

110%

130%

150%

gMTM

Penyaluran Kredit (miliar Rp)

-

50

100

150

200

250

300

350

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12 1

2

3

4

5

6

7

8

9

1

0 1

1 1

2 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

2006 2007 2008

Konstruksi

Perumahan

Sumber : Bank Indonesia dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah

Adanya perlambatan di sektor bangunan ini tergambar pula pada

penyaluran kredit konstruksi. Meski kredit perumahan yang disalurkan

perbankan naik namun kredit untuk konstruksi yang dapat menggambarkan

sisi supply terlihat menurun. Di triwulan laporan kredit perbankan yang

disalurkan untuk sektor konstruksi sebesar Rp137.868 juta, sementara di

triwulan sebelumnya sebesar Rp175.406 juta atau menurun 21%.

Namun secara tahunan, data konsumsi semen daerah sepanjang tahun

ini menunjukkan kondisi sebaliknya dimana konsumsi sudah melampaui

jumlah di tahun 2007. Pada periode Januari hingga Desember 2007

konsumsi semen daerah sebanyak 371 ribu ton sementara tahun ini sudah

mencapai 428 ribu ton atau meningkat hingga 15%.

Page 29: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

20

1.3. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Indikator kesejahteraan petani sebagaimana tergambar melalui indikator nilai

tukar petani (NTP) di triwulan IV sampai dengan bulan November 2008 terlihat terus

menurun. Penurunan NTP ini dapat menggambarkan bahwa secara relatif tingkat

kesejahteraan hidup petani semakin rendah. Dibanding triwulan sebelumnya, terlihat

adanya perubahan NTP 110,04 menjadi 99,06 atau turun 10%. Hal ini dikarenakan

adanya penurunan indeks harga yang diterima petani terkait dengan hasil

produksinya, sementara indeks harga yang dibayar petani semakin meningkat.

Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh masih relatif rendahnya harga

komoditas perkebunan utama seperti karet dan kelapa sawit.

Grafik 1.11. Perubahan Bulanan Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu

110.04

99.06

109.06

119.03

113.53

95

105

115

125

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2008

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah

Sedangkan data jumlah pengangguran di bulan Agustus 2008 terlihat

mengalami peningkatan dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Jumlah

angkatan kerja yang tidak bekerja di bulan tersebut meningkat dari 38 ribu orang

menjadi 40 ribu orang. Sehingga tingkat pengangguran terbuka meningkat menjadi

4,90% (grafik 1.12). Hal ini juga disebabkan karena meningkatnya jumlah angkatan

kerja di bulan tersebut. Selain itu, untuk periode berikutnya jumlah pengangguran

Page 30: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

21

diperkirakan dapat meningkat. Hal ini karena timbulnya krisis keuangan global yang

juga akan berpengaruh terhadap kondisi usaha dan tenaga kerja di Bengkulu.

Menurut informasi yang diperoleh indikasi peningkatan pemutusan hubungan kerja

di tahun mendatang akan meningkat dan berujung pada peningkatan jumlah

pengangguran. (lihat Boks 2. Dampak Krisis Global Terhadap Ketenagakerjaan

Bengkulu)

Grafik 1.12. Tingkat Pengangguran di Provinsi Bengkulu

30.00

32.00

34.00

36.00

38.00

40.00

42.00

44.00

46.00

48.00

50.00

Agus-2006 Agus-2007 Agus-2008

3.00%

3.50%

4.00%

4.50%

5.00%

5.50%

6.00%

6.50%

Jumlah pengangguran (ribu org, kiri)% (kanan)

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah

Adapun sektor yang menjadi lapangan kerja utama di daerah ini masih di

sektor pertanian kemudian perdagangan dan jasa kemasyarakatan. Dimana

persentase angkatan kerja yang bekerja di sektor tersebut masing-masing sebesar

60%, 14% dan 13%. Sebagian besar angkatan kerja juga bekerja di kegiatan formal

seperti berusaha sendiri maupun menjadi buruh/karyawan dengan persentase

mencapai 67% sementara tahun sebelumnya 66%.

Page 31: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

BOK

S 1

PERKEMBANGAN DUNIA USAHA BENGKULU

DIMASA KRISIS KEUANGAN GLOBAL1

Seiring dengan semakin berlarutnya krisis keuangan global yang dipicu oleh

kejatuhan ekonomi Amerika Serikat, tekanan-tekanan terhadap perekonomian

berbagai negara di dunia terus menguat. Tekanan ini tak luput terjadi juga pada

Indonesia, meskipun secara umum Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang

cukup kuat. Lesunya perekonomian dunia mengakibatkan menurunnya

permintaan berbagai komoditas pasar sehingga mengakibatkan harga berbagai

komoditas pun ikut terseret turun. Jatuhnya harga beberapa komoditas yang

menjadi unggulan Indonesia telah mengakibatkan tekanan yang kuat pada

perekonomian daerah, terutama pada daerah yang memiliki basis utama

komoditas alam. Berikut ini tren harga beberapa komoditas dunia.

Sumber : Bloomberg

Sumber : Bloomberg

Komoditas karet, kelapa sawit dan batubara merupakan andalan ekspor

Propinsi Bengkulu. Oleh karena itu, jatuhnya komoditas tersebut dikhawatirkan

1 Merupakan rangkuman hasil Liaison yang dilakukan KBI Bengkulu pada triwulan IV 2008 pada beberapa perusahaan

Page 32: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

akan mempengaruhi perekonomian daerah, termasuk didalamnya pengaruh

terhadap industri pengolahan dan perilaku konsumsi masyarakat Bengkulu.

Hasil liaison yang dilakukan oleh Bank Indonesia Bengkulu terhadap pelaku

leasing dan retail menunjukkan adanya penurunan penjualan domestik pada

triwulan IV dibandingkan tahun lalu. Omset penjualan pada tahun 2008, terutama

perusahaan pembiayaan, mengalami penurunan. Penurunan ini terkait dengan

turunnya harga komoditas sawit dan karet yang berdampak pada pendapatan

masyarakat sehingga membuat permintaan masyarakat terhadap barang-barang

yang ditawarkan oleh perusahaan pembiayaan juga mengalami penurunan.

Sementara hasil liaison yang dilakukan pada industri pengolahan karet

menunjukkan penjualan industri pengolahan yang menghasilkan produk berupa

karet SIR-20 secara kumulatif masih menunjukkan keadaan yang lebih baik

dibandingkan dengan tahun 2007. Hal ini terjadi akibat pencapaian penjualan

kumulatif selama Januari – September 2008 yang rata-rata mencapai 2.000

ton/bulan, sementara tahun 2007 lalu hanya tercatat 1.600 ton/bulan. Namun,

dalam bulan Oktober-November rata-rata penjualan turun menjadi hanya 1.400

ton/bulan. Itupun terbantu dengan adanya sistem kontrak penjualan short term (1-

6 bulan) atau long term (1 tahun). Turunnya penjualan ekspor ini merupakan

dampak dari krisis ekonomi global dan terjadinya kesulitan dalam memperoleh

bahan baku di Bengkulu. Mengenai kesulitan bahan baku, sebenarnya masalah ini

terkait dengan rendahnya harga karet sehingga petani enggan untuk mengambil

getah karet.

Kapasitas usaha baik pada industri pengolahan maupun usaha retail dan

leasing mengalami penurunan. Rendahnya kapasitas usaha ini menyebabkan

terjadinya penutupan dua unit showroom perusahaan leasing Bengkulu. Pada

industri pengolahan, utilisasi pabrik pengolahan hanya berkisar antara 55%

dimana kapasitas produksi yang biasanya beroperasi pada kisaran 2.000 – 2.500

ton/bulan kini hanya dapat berproduksi 1.100 ton/bulan. Hal ini disebabkan

rendahnya produksi karena perusahaan kesulitan bahan baku dari petani.

Sebagai antisipasi rendahnya permintaan, tingkat persediaan pada industri

pengolahan karet menjadi tergolong rendah. Disamping itu, kelangkaan bahan

baku juga mempengaruhi tingkat persediaan. Hal yang serupa juga terjadi pada

industri leasing, namun di sisi lain ditemukan pelaku industri leasing yang secara

individual melaporkan adanya kenaikan jumlah persediaan dikarenakan banyaknya

kendaraan yang ditarik oleh perusahaan akibat pembayarannya yang tergolong

macet.

Page 33: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Terkait dengan biaya operasional, dalam hal ini biaya energi, seluruh contact

liaison melaporkan adanya kenaikan biaya dibandingkan dengan kondisi tahun lalu

yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan listrik pada tahun 2008. Namun,

untuk perusahaan yang menggunakan BBM industri, pada triwulan IV 2008 biaya

BBM cenderung turun seiring dengan turunnya harga minyak dunia. Peningkatan

biaya tenaga kerja juga terjadi tahun 2008 sebagai konsekuensi dari peningkatan

upah minimum maupun adanya beberapa penambahan jumlah tenaga kerja.

Harga jual pada perusahaan leasing pada tahun 2008 rata-rata mengalami

kenaikan. Oleh karena itu, meskipun kondisi kurang menggembirakan namun

margin usaha 2008 pada perusahaan leasing, secara rata-rata tidak mengalami

perubahan. Untuk tahun depan diprediksikan harga jual masih akan mengalami

kenaikan, akibat kondisi ekonomi yang belum menentu. Sedangkan pada industri

pengolahan karet, harga jual karet olahan pada awal tahun 2008 sampai dengan

triwulan III mengalami kenaikan sebesar 35% yaitu U$D 2,7/kg. Namun, pada

triwulan IV, harga mengalami penurunan yang cukup signifikan sekitar 45 % yaitu

U$D 1,5/kg yang mengakibatkan margin usaha industri pengolahan karet pada

triwulan terakhir 2008 ini cenderung menurun dibandingkan dengan kondisi

normal. Untuk tahun 2009, diperkirakan harga akan cenderung tetap, bila melihat

kondisi ekonomi saat ini.

Seluruh contact liaison yang bergerak pada usaha pembiayaan memberikan

kesan pesimisme untuk permintaan atau penjualan tahun depan. Ketidakpastian

kondisi ekonomi tahun depan akibat krisis global diperkirakan akan menekan

permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang ditawarkan. Industri

pengolahan karet pun memperkirakan penjualan tahun depan cenderung akan

mengalami penurunan karena pada 2009 kontrak-kontrak penjualan baru penuh

dengan ketidakpastian. Apabila kondisi ekonomi dunia pada tahun depan masih

belum membaik, maka hal tersebut dapat menekan jumlah permintaan ekspor

secara nyata dan puluhan karyawan terancam akan dirumahkan.

Berbagai kondisi yang kurang menggembirakan ini ditanggapi oleh para

pelaku usaha dengan tidak merencanakan penambahan investasi di tahun 2009.

Page 34: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

BOK

S 2 DAMPAK KRISIS GLOBAL

TERHADAP KETENAGAKERJAAN BENGKULU

Propinsi Bengkulu mulai merasakan dampak nyata dari krisis keuangan

global yang melanda dunia. Propinsi Bengkulu yang mengandalkan komoditas

pertanian dan pertambangan sebagai komoditas ekspornya, cukup terpukul

dengan anjloknya harga komoditas pertanian dan pertambangan dunia akibat

lemahnya permintaan pasar.

Hasil dari beberapa survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap

dunia usaha menunjukkan penurunan kinerja perusahaan akibat rendahnya

permintaan komoditas tersebut. Penurunan ini berimbas pada sektor

ketenagakerjaan di Bengkulu. Hingga akhir tahun 2008 setidaknya terdapat tiga

perusahaan yang terpaksa menutup usahanya, ketiga perusahaan ini bergerak di

industri pengolahan karet dan perdagangan pertanian. Berdasarkan survei,

perusahaan tertentu juga mulai mengindikasikan kemungkinan pengambilan

keputusan untuk merumahkan karyawannya bila kondisi ekonomi dunia pada

tahun 2009 masih juga belum membaik.

Informasi dari Dinas Ketenagakerjaan Propinsi Bengkulu memperkuat

perkiraan adanya dampak nyata krisis keuangan global terhadap ketenagakerjaan

di Propinsi Bengkulu. Sepanjang tahun 2008, jumlah kasus PHK mengalami

peningkatan yaitu terjadi 79 kasus PHK dimana 9 kasus terjadi hanya di bulan

Desember 2008. Sementara itu pada tahun 2007 hanya terjadi 25 kasus PHK.

Kasus PHK ini sebagian besar melibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak di

bidang perkebunan dan pertambangan. Selain itu, terdapat indikasi adanya

sejumlah karyawan yang akan dirumahkan oleh perusahaan yang bergerak di

bidang pertambangan pada awal tahun 2009.

Dengan demikian, dampak krisis ekonomi global semakin nyata merambah

ke tingkat masyarakat. Oleh karena itu diperlukan segera langkah strategis dari

pihak terkait untuk mengurangi efek negatif terhadap ketenagakerjaan Bengkulu.

Page 35: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Inflasi Daerah

22

BAB

2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

2.1. Perkembangan Inflasi

Perkembangan inflasi Kota Bengkulu1 pada triwulan IV tahun 2008

dipengaruhi oleh adanya keputusan pemerintah untuk menurunkan harga BBM.

Pemerintah memutuskan untuk menurunkan harga BBM sebanyak 2 kali di bulan

Desember yaitu dari Rp6.000/liter menjadi Rp5.500/liter dan kemudian diturunkan

kembali menjadi Rp5.000/liter. Pengaruh penurunan tersebut menyebabkan

terjadinya deflasi di bulan Desember sebesar 0,09% yang terutama terjadi di

kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Kondisi ini menyebabkan inflasi

tahunan menurun dibanding triwulan sebelumnya, yakni dari 14,51% menjadi

13,44%.

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Kota Bengkulu

14.51%

13.81%

7.84%

13.44%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2003 2004 2005 2006 2007 2008

Bengkulu (y-o-y)

Nasional (y-o-y)

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

1 Inflasi yang terjadi di kota Bengkulu diasumsikan dapat mewakili inflasi Provinsi Bengkulu secara keseluruhan

Page 36: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Inflasi Daerah

23

2.2. Faktor Pendorong Inflasi

Laju inflasi di triwulan ini dapat diredam oleh keputusan pemerintah untuk

menurunkan harga BBM sebanyak dua kali di bulan Desember. Faktor-faktor

tersebut mendorong Kota Bengkulu mengalami deflasi pada bulan tersebut yaitu

sebesar 0,09%.

Sedangkan, sebagai pendorong inflasi di triwulan ini adalah adanya inflasi

dari kelompok bahan makanan. Hal ini terutama disebabkan adanya seasonal factor

yaitu untuk komoditas cabe merah serta pengaruh cuaca yang kurang baik di bulan

Desember dan menyebabkan kenaikan harga untuk komoditas ikan segar.

2.3. Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa

Pada tabel 2.1 di bawah terlihat seluruh kelompok barang/jasa mengalami

inflasi. Kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi-minuman-rokok-

tembakau terlihat mengalami inflasi tertinggi dibanding kelompok lainnya.

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/Jasa Kota Bengkulu (Tahunan, y-o-y)

persen

Trw III-2008 Trw IV-2008 Kelompok Barang/Jasa

IHK Inflasi IHK Inflasi

Bahan makanan

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Sandang

Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga

Pengangkutan, Komunikasi dan Jasa Keuangan

124,95

120,52

117,53

110,77

108,20

106,03

108,20

20,25

18,55

17,37

10,27

7,90

5,71

7,26

125,45

122,86

118,22

112,98

109,60

106,28

105,89

19,19

17,54

14,69

8,44

10,42

6,58

6,26

Inflasi Umum 116,24 14,51 116,64 13,44

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Kelompok bahan makanan mengalami inflasi tahunan (y-o-y) sebesar

19,19%. Inflasi atas kelompok ini terutama terjadi untuk subkelompok kacang-

kacangan, ikan yang diawetkan dan ikan segar. Dimana subkelompok tersebut

Page 37: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Inflasi Daerah

24

masing-masing mengalami inflasi sebesar 48,18%, 47,12% dan 39,41%. Sementara

inflasi tahunan (y-o-y) yang terjadi di kelompok makanan jadi-minuman-rokok-

tembakau sebesar 17,54% didorong oleh subkelompok makanan jadi yang

mengalami inflasi sebesar 25,70%.

Tabel 2.2. Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi Bengkulu persen

No. Komoditas Inflasi Sumb. Komoditas Deflasi Sumb.

1. Cabe Merah 23,61 0,39 Bensin -12,90 -0,55

2. Kentang 21,59 0,07 Daging Ayam Ras -9,36 -0,18

3. Bayam 22,70 0,06 Telur Ayam Ras -8,72 -0,10

4. Emas Perhiasan 4,02 0,06 Tomat Buah -15,43 -0,05

5. Beras 0,96 0,05 Daging Sapi -6,23 -0,05

6. Ikan Dencis 13,76 0,05 Minyak Goreng -2,39 -0,04

7. Jeruk 15,54 0,05 Udang Basah -4,48 -0,02

8. Ikan Tongkol 7,28 0,05 Seng -4,48 -0,02

9. Kangkung 11,11 0,03 Angkutan Udara -2,11 -0,01

10. Ikan Mas 8,06 0,03 Batu Bata -1,58 -0,01

Total sumbangan 0,84 Total sumbangan (1,03)

Komoditas lain (0,93) Komoditas lain 0,94

Inflasi Umum (0,09) Inflasi Umum (0,09)

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah

Dilihat sumbangan inflasi pada akhir bulan Desember menurut komoditas

sebagaimana terlihat di tabel 2.2 di atas, terlihat 10 komoditas penyumbang inflasi

terbesar seperti cabe merah, kentang dan bayam. Beberapa komoditas lain yang

juga mengalami kenaikan harga diantaranya cabe rawit, tempoyak, bumbu

penyedap rasa, susu bubuk, susu bayi, susu balita, beberapa jenis kerupuk dan

komoditas ikan segar seperti mujair, kakap merah, selar dan bawal. Meningkatnya

inflasi untuk beberapa komoditas ikan segar tersebut karena kondisi cuaca yang

kurang baik di akhir triwulan ini berupa hujan dan gelombang tinggi di perairan

Bengkulu sehingga menghalangi nelayan untuk melaut. Naiknya harga ikan laut

selanjutnya juga berdampak pada kenaikan harga ikan tawar (substitusi).

Page 38: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Inflasi Daerah

25

Sedangkan dilihat dari hasil pantauan harga komoditas beras, minyak

goreng, tepung terigu dan kacang kedelai yang dilakukan secara mingguan oleh

Bulog Divisi Regional Bengkulu terlihat adanya trend kenaikan harga beras dan

minyak goreng di triwulan ini. Harga beras meningkat dari sekitar Rp5.500/kg di

triwulan III menjadi di kisaran harga Rp5.600/kg di triwulan ini. Sedangkan minyak

goreng yang sempat turun menjadi Rp6.500/kg kembali naik di harga Rp7.000/kg.

Grafik 2.2. Hasil Pantauan Harga Beberapa Komoditas di Kota Bengkulu

5,000

5,500

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

11,000

12,000

13,000

14,000

Beras (kiri)Tepung Terigu (kiri)Minyak Goreng Curah (kanan)Kacang Kedelai (kanan)

Sumber : Bulog Divre Bengkulu

Sementara dilihat dari sumbangan inflasi per kelompok secara bulanan

(m-t-m), sumbangan terbesar berasal dari kelompok transpor-komunikasi-jasa

keuangan dan kelompok bahan makanan. Kelompok transpor menyumbang deflasi

yang cukup besar di bulan Desember yaitu 0,55% dengan tingkat deflasi bulanan

2,82%. Sebaliknya kelompok bahan makanan menyumbang inflasi cukup besar di

bulan ini sebesar 0.42% dengan tingkat inflasi bulanan mencapai 1,64%.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya faktor penyesuaian harga BBM oleh

pemerintah sebanyak dua kali di bulan tersebut menyebabkan deflasi yang cukup

signifikan di bulan Desember. Pada subkelompok tersebut deflasi disumbangkan

oleh komoditas bensin, solar dan tarif angkutan udara.

Page 39: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Inflasi Daerah

26

Adapun kelompok lainnya yang juga mengalami deflasi cukup besar adalah

kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Kelompok ini menyumbang

deflasi sebesar 0,05%. Deflasi di kelompok ini disumbangkan oleh subkelompok

biaya tempat tinggal yang didorong oleh menurunnya harga bahan bangunan

seperti batu bata, semen, seng, besi beton, paku dan kayu lapis.

Grafik 2.3. Sumbangan Inflasi Per Kelompok Barang/Jasa persen

Perumahan, Air, Listrik, Gas, Bahan

Bakar5%

Sandang5%

Kesehatan0%

Pendidikan, Rekreasi, Olahraga

0%

Transpor, Komunikasi, Jasa

Keuangan49%

Makanan Jadi, Minuman, Rokok,

Tembakau3%

Bahan Makanan38%

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

2.4. Inflasi Periode Januari – Desember 2008

Terjadinya deflasi di Bengkulu diakhir triwulan ini mendorong turunnya

pencapaian inflasi selama tahun 2008. Inflasi Bengkulu secara tahunan di triwulan ini

adalah sebesar 13,44% menurun dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar

14,51%. Pencapaian inflasi ini masih lebih rendah dibanding proyeksi Bank Indonesia

Bengkulu sebelumnya yang memperkirakan pencapaian inflasi sebesar 15%. Namun

demikian, pencapaian inflasi tersebut melebihi inflasi nasional yang sebesar 11,06%.

Page 40: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Inflasi Daerah

27

Grafik 2.4. Realisasi Inflasi Tahun 2008

14.51%

7.84%

13.81%

4.09%

9.11%

13.05%

13.44%

8.17%

12.14%11.06%

11.03%

3.41%

7.37%

10.47%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2008

Bengkulu y-o-y Bengkulu y-t-dNasional y-o-y Nasional y-t-d

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah

Pencapaian inflasi tahun 2008 ini merupakan inflasi tertinggi dalam tiga

tahun terakhir. Pada tahun 2007 inflasi Bengkulu cukup rendah yaitu sebesar 5%,

sedangkan inflasi di tahun 2006 sebesar 6,52%.

Tabel 2.3. Perbandingan Inflasi Bengkulu Tahun 2006-2008 persen

Tahun No. Inflasi

2006 2007 2008

1. Bulanan (Desember) 1,59 1,04 -0,09

2. Tahun Kalender (year-to-date) 6,52 5,00 13,44

3. Tahun (year-on-year) 6,52 5,00 13,44

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah

2.5. Perbandingan Inflasi Antar Kota di Sumatera

Inflasi di Bengkulu dibanding beberapa kota besar lainnya di Pulau Sumatera

di bulan Desember ini relatif cukup rendah. Inflasi bulanan tertinggi terjadi di kota

Banda Aceh dengan inflasi sebesar 1,06% dan terendah di kota Batam yang

mengalami deflasi 0,14%. Dari 11 kota besar tersebut (grafik 2.4.), 6 kota

mengalami inflasi dan 5 kota lainnya mengalami deflasi.

Page 41: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Inflasi Daerah

28

Grafik 2.5. Inflasi Beberapa Kota di Sumatera

-0.20%

0.00%

0.20%

0.40%

0.60%

0.80%

1.00%

1.20%

Band

a Ace

h

Pang

kal P

inang

Med

an

Pada

ng

Palem

bang

Band

ar La

mpu

ng

Peka

nbar

u

Beng

kulu

Jam

bi

Tanju

ng Pi

nang

Bata

m

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; diolah

Page 42: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Perbankan Daerah

29

BAB

3

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

3.1. Gambaran Umum

Kondisi bank umum di Provinsi Bengkulu pada triwulan IV tahun 2008

menunjukkan perkembangan yang kurang menggembirakan. Hal ini terlihat

dari beberapa indikator perbankan yang mengalami penurunan kinerja

dibanding triwulan sebelumnya seperti total aset bank umum dan total Dana

Pihak Ketiga (DPK). Namun demikian Non-performing Loan (NPL) dan Loan to

Deposit Ratio (LDR), masih mengalami perbaikan dan kredit masih tumbuh

walau jauh lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Grafik 3.1. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) Perbankan Provinsi Bengkulu

S

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu

Penyaluran kredit mengalami perlambatan dengan hanya tumbuh sebesar

3,48%, sementara pada triwulan III yang mencapai 10,4%. Hal ini disebabkan

oleh tingginya suku bunga pinjaman perbankan tiga bulan terakhir. Selain itu,

85.34%

92.67%94.30%

102.53%

2.08%

1.84%

1.72%

1.52%

55%

65%

75%

85%

95%

105%

Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

2006 2007 2008

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

LDR (skala kiri)

NPL (skala kanan)

Page 43: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Perbankan Daerah

30

pihak perbankan juga masih bersikap sangat hati-hati dalam memberikan

kredit, sebagai imbas dari keringnya likuiditas dan krisis global.

Sementara itu, penghimpunan DPK mengalami penurunan 4,82%

dibanding triwulan sebelumnya. Kondisi ini ditambah dengan masih

tumbuhnya kredit perbankan menyebabkan terjadinya kenaikan LDR menjadi

sebesar 102.53% dari sebelumnya 94,30%. Peningkatan LDR ini juga disertai

dengan membaiknya kualitas kredit yang ditandai dengan terjadinya

penurunan NPL dari 1,72% menjadi 1,52%.

Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bank Umum Provinsi Bengkulu

juta rupiah

S

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu

Dilihat dari sisi penggunaan kredit, kredit yang dikucurkan perbankan

55,49% masih dalam bentuk kredit konsumsi. Sedangkan, sektor yang memiliki

porsi terbesar dalam penyaluran kredit perbankan di Propinsi Bengkulu adalah

sektor lain-lain, yaitu sebesar 55,90% dari total kredit.

Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayah Provinsi Bengkulu

menunjukkan kondisi yang tidak berbeda dengan bank umum. Penurunan DPK

dan penyaluran kredit BPR menurunkan tingkat LDR menjadi 141,02% dari

sebelumnya 145,67%.

400,000

900,000

1,400,000

1,900,000

2,400,000

2,900,000

3,400,000

3,900,000

4,400,000

4,900,000

Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

2006 2007 2008

DPK Kredit

Page 44: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Perbankan Daerah

31

3.2. Perkembangan Bank Umum

a. Kelembagaan

Secara kelembagaan, pada triwulan laporan terdapat penambahan

jaringan kantor perbankan di Provinsi Bengkulu yaitu 2 Kantor Cabang

Pembantu, 1 kantor Kas, 1 Payment Point, dan 11 ATM. Jumlah bank

umum yang beroperasi di wilayah kerja Bank Indonesia Bengkulu sebanyak

14 bank yang terdiri dari 1 Bank Pembangunan Daerah (BPD), 4 Bank

Pemerintah dan 9 Bank Swasta dengan 2 diantaranya merupakan bank

syariah. Jaringan kantor pelayanan bank di Provinsi Bengkulu tertera pada

tabel 3.1 dibawah.

Tabel 3.1. Jaringan Kantor Pelayanan Bank Provinsi Bengkulu KP KC KCP KK Unit PP ATM

Kota Bengkulu 1 14 11 11 10 3 47

Bengkulu Selatan - 2 4 1 7 1 3

Bengkulu Utara - 2 7 3 8 1 3

Rejang Lebong - 2 8 4 5 1 10

Lebong - - 2 1 2 - 1

Kepahiang - - 2 1 2 - 3

Kaur - - 1 1 4 - 1

Seluma - - 2 2 3 - 2

Muko-Muko - 1 5 2 4 - 2

Jumlah 1 21 42 26 45 6 72

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu; Data hingga Desember 2008

b. Perkembangan Aset

Aset perbankan di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan

mengalami penurunan sebesar 2,43% atau sebesar Rp 144.677 juta, dari

Rp 5.965.144 juta menjadi Rp 5.820.467 juta. Penurunan aset perbankan

tersebut terutama didorong oleh penurunan aset salah satu bank

pemerintah hingga mencapai 16,24% dan diikuti oleh penurunan tipis aset

bank swasta sebesar 2,07%. Namun, bank pemerintah lainnya masih dapat

menunjukkan peningkatan asset sebesar 10,78% atau Rp 260.832 juta.

Jumlah aset perbankan di propinsi Bengkulu sebagian besar masih dikuasai

oleh bank-bank pemerintah dengan porsi mencapai 79.77% dari total aset

perbankan.

Page 45: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Perbankan Daerah

32

Tabel 3.2. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali disebutkan lain

2007 2008 Kelompok Bank Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

Pangsa Pert. Tw. Lalu

Bank Pemerintah

3.628.798 4.015.556 4.223.522 4.762.512 4.642.736 79,84% -2,51%

Bank Swasta 928.467 776.477 1.095.404 1.202.632 1.177.731 20,16% -2,07%

Bank Umum (Total)

4.557.265 4.792.033 5.318.926 5.965.144 5.820.467 100% -2.43%

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu

Grafik 3.3. Distribusi Aktiva Bank Umum di Provinsi Bengkulu

Bengkulu Selatan, Seluma,

dan Kaur12%

Bengkulu Utara dan M uko-muko

9%

Rejang Lebong, Kepahiang

dan Lebong10%

Kodya Bengkulu69%

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu

Dari grafik 3.3. terlihat bahwa wilayah penyebaran aktiva bank umum

masih terpusat di wilayah Kota Bengkulu yang pada triwulan ini memiliki

porsi sebesar (69%), diikuti Kabupaten Bengkulu Selatan, Seluma dan Kaur

(12%), Kabupaten Rejang Lebong, Kepahiang dan Lebong (10%), dan

Kabupaten Bengkulu Utara dan Muko-Muko (9%).

Sementara dari kualitas aset terutama kredit yang diberikan,

mengalami perbaikan di triwulan ini. Pangsa kredit bermasalah (Non

Performing Loan/NPL) mengalami penurunan dibanding triwulan

sebelumnya dari 1,72% menjadi 1,52% dari total kredit atau sebesar

Rp6.084 juta. Besaran NPL di atas tergolong cukup baik, karena risiko tidak

tertagihnya kredit yang disalurkan oleh perbankan semakin menurun dan

telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang mensyaratkan besaran NPL

maksimal 5% dari total kredit.

Page 46: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Perbankan Daerah

33

c. Perkembangan Dana Masyarakat

Dana pihak ketiga (DPK) yang berada di perbankan Provinsi Bengkulu

pada triwulan laporan mengalami penurunan sebesar 4,82% menjadi

Rp4.143.308 juta. Giro memberi sumbangan terbesar pada penurunan

tersebut dengan penurunan yang cukup tinggi yaitu 37,09%. Sedangkan

deposito dan tabungan tetap mengalami peningkatan masing-masing

sebesar 8,60% dan 17,34%. Dilihat dari data historis, pada setiap triwulan

IV jumlah giro di bank selalu mengalami penurunan. Penurunan jumlah giro

ini ditengarai karena banyaknya realisasi proyek pemerintah diakhir tahun

yang membutuhkan penarikan dana.

DPK perbankan di Provinsi Bengkulu masih terkonsentrasi di bank-

bank pemerintah yaitu mencapai 81,13%. Sedangkan bila dilihat dari

komposisi DPK, tabungan dan giro masing-masing memiliki porsi sebesar

58,03% dan 25,37%, sehingga keduanya memiliki porsi 83,40% dari total

DPK. Sisanya, yaitu sebesar 16,60% berupa deposito.

Tabel 3.3. Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umum Provinsi Bengkulu

juta rupiah

2007 2008 Pert. Keterangan

Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 q-t-q

Bank Umum (Total) 3.491.443 3.721.883 4.007.111 4.353.340 4.143.308 -4,82%

Giro 1.006.404 1.422.055 1.417.687 1.671.002 1.051.260 -37,09%

Tabungan 1.963.901 1.753.320 2.004.808 2.049.485 2.404.310 17,31%

Deposito 521.138 546.508 584.616 633.253 687.738 8,6%

Bank Pemerintah 2.827.739 3.031.210 3.309.676 3.597.583 3.361.500 -6.56%

Giro 913.302 1.298.936 1.314.825 1.566.739 969.407 -38,13%

Tabungan 1.526.630 1.339.380 1.580.491 1.589.430 1.930.745 21,47%

Deposito 387.807 392.894 414.36 441.414 461.348 4,52%

Bank Swasta 663.704 690.673 697.435 755.757 781.808 3,45%

Giro 93.102 123.119 102.682 104.263 81.853 21,49%

Tabungan 437.271 413.94 424.317 459.655 473.565 3,03%

Deposito 133.331 153.614 170.256 191.839 226.390 18,01%

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu

Page 47: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Perbankan Daerah

34

Terkait dengan struktur kepemilikan dana, dana perorangan masih

mendominasi DPK perbankan. Porsi kepemilikannya mencapai 67,77% dari

keseluruhan DPK, diikuti dana milik Pemerintah baik Pusat maupun Daerah

yang mencapai 18,73%. Sisanya dimiliki oleh BUMN, BUMD, Perusahaan

Swasta, dan pemilik lainnya.

Berdasarkan komposisi DPK terlihat bahwa sebagian besar dana yang

tersimpan di perbankan merupakan dana-dana jangka pendek. Dana

jangka pendek tergolong murah, namun mengandung potensi risiko

likuiditas sehingga perbankan perlu memiliki pengelolaan likuiditas yang

baik agar dapat menjamin kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban

yang jatuh tempo.

Melihat kedua fakta struktur dan komposisi DPK di atas, maka

perbankan cenderung menyalurkan kreditnya dalam kredit berjangka waktu

pendek seperti kredit konsumsi maupun kredit modal kerja dibandingkan

kredit investasi yang berjangka waktu panjang.

d. Perkembangan Penyaluran Kredit

Penyaluran kredit pada triwulan IV meningkat sebesar 3,48% atau

sebesar Rp 143.049 juta dibanding triwulan sebelumnya. Kredit konsumsi

masih mendominasi penyaluran kredit perbankan dengan porsi mencapai

55,9% dari keseluruhan kredit. Kredit jenis konsumsi tumbuh paling pesat

di triwulan ini yaitu mencapai 6,14% diikuti kredit modal kerja yang

tumbuh 0.71%. Sementara, kredit investasi mengalami penurunan sebesar

0,98%. Namun secara umum, perkembangan kredit di triwulan IV tidak

sebaik triwulan sebelumnya yang mencapai 5,41%.

Secara sektoral, kredit sektor pertanian tercatat mengalami

pertumbuhan paling tinggi di triwulan laporan, yaitu 8,96% diikuti dengan

kredit sektor lainnya dan sektor perdagangan, masing-masing sebesar

6,10% dan 5,89%. Setelah sektor lain-lain (konsumsi), penyaluran kredit

berikutnya didominasi oleh sektor perdagangan.

Page 48: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Perbankan Daerah

35

Tabel 3.4. Perkembangan Kredit Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu

juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan)

2007 2008 Pertumbuhan Keterangan

Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Rp. %

Jenis Penggunaan

2.972.779 3.176.154 3.713.536 4.104.992 4.248.041 143.049 3,48%

Modal Kerja 1.041.788 1.126.643 1.358.269 1.484.838 1.495.381 10.543 0,71%

Investasi 337.023 303.483 348.787 399.329 395.396 -3.933 -0,98%

Konsumsi 1.593.968 1.746.028 2.006.480 2.220.825 2.357.264 136.439 6,14%

Sektor Ekonomi 2.972.779 3.176.154 3.713.536 4.104.992 4.248.041 143.049 3,48%

Pertanian 226.141 187.791 212.29 218.511 238.083 19.572 8,96%

Pertambangan 9.166 11.114 11.501 36.128 33.077 -3.051 -8,44%

Perindustrian 95.43 97.481 141.28 168.708 158.019 -10.689 -6,34%

Listrik, Air, Gas 330 308 300 324 302 -22 -6,79%

Konstruksi 103.064 116.491 150.782 175.406 137.868 -37.538 -21,4%

Perdagangan 646.992 689.565 809.643 895.887 948.61 52.723 5,89%

Pengangkutan 26.395 27.211 29.715 29.175 27.207 -1.968 -6,75%

Jasa dunia usaha 139.706 105.356 145.434 173.048 167.613 -5.435 -3,14%

Jasa sosial 120.136 182.204 182.983 169.740 162.764 -236.565 -4,11%

Lain-lain 1.605.419 1.758.633 2.028.978 2.238.065 2.374.498 153.673 6,10%

Kelompok Bank 2.972.779 3.176.154 3.713.536 4.104.992 4.248.041 143.049 3,48%

Bank Pemerintah 2.325.103 2.483.464 2.911.709 3.246.951 3.383.124 136.173 4,19%

Bank Swasta 647.676 692.69 801.827 858.041 864.917 6.876 0,80%

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu

Meskipun total kredit pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan

tipis, Kredit Usaha Kecil (KUK) mengalami hal yang sebaliknya yaitu terjadi

penurunan sebasar 4,54% atau dari Rp989.301 juta menjadi Rp944.392

juta. Kondisi ini mendorong penurunan proporsi KUK terhadap kredit yang

sedianya 24,10% pada triwulan lalu menjadi 22.23%.

Tabel 3.5. Perkembangan Kredit Usaha Kecil di Bengkulu

juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan)

2007 2008 Pertumbuhan Keterangan

Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Rp. %

KUK 719.289 780.559 880.29 989.301 944392 -44.909 -0.0454

Total Kredit 2.972.779 3.176.154 3.713.536 4.104.992 4.248.041 143.049 3,48%

Proporsi (%) 24,20% 24,58% 23,71% 24,10% 22,23% -0,019%

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu

Page 49: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Perbankan Daerah

36

Kredit UMKM pada triwulan IV mengalami pertumbuhan tipis yaitu

3,07% dengan sektor pertanian mengalami pertumbuhan terbesar yaitu

12,62%, lalu diikuti oleh sektor pertambangan sebesar 7,97%. Namun,

kredit UMKM sektor konstruksi mengalami penurunan yang signifikan yaitu

sebesar 31.68%. Hal ini diduga disebabkan oleh lesunya dunia properti

sebagai imbas dari tingginya suku bunga KPR.

Bila dilihat dari jenis penggunaan kredit UMKM, kredit konsumsi

tumbuh paling tinggi sebesar 5,31 % diikuti oleh kredit modal kerja yang

tumbuh tipis sebesar 1,33%. Sedangkan, kredit investasi pada triwulan IV

mengalami penurunan 5,57%. Penurunan kredit investasi kemungkinan

terkendala oleh pelemahan ekonomi akibat turunnya harga komoditas

unggulan Bengkulu. Penyaluran kredit UMKM di tahun 2009 diharapkan

dapat kembali meningkat setelah adanya stimulus ekonomi baik yang

digagas oleh pemerintah mapun oleh Bank Indonesia, antara lain

penurunan harga BBM, penurunan BI Rate, serta pelonggaran ketentuan

terhadap penyaluran kredit UMKM.

Tabel 3.6. Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu

juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan)

2007 2008 Pertumbuhan Keterangan

Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Rp. %

Jenis Penggunaan 2.712.367 2.968.967 3.462.356 3.838.217 3.956.077 353.364 3,07

Modal Kerja 915.87 1.011.871 1.202.819 1.302.778 1.320.156 199.187 1,34

Investasi 219.167 227.093 268.528 314.614 297.079 -10.795 -5,57

Konsumsi 1.577.330 1.730.003 1.991.009 2.220.825 2.338.842 164.972 5,31

Sektor Ekonomi 2.712.367 2.968.967 3.462.356 3.838.217 3.956.077 353.364 3,07

Pertanian 122.799 127.576 152.317 158.599 178.620 21.982 12,62

Pertambangan 9.166 11.114 11.501 30.634 33.077 2.443 7,97

Perindustrian 19.805 21.416 29.886 33.384 34.059 675 2,02

Listrik, Air, Gas 330 308 300 324 302 -22 -6,79

Konstruksi 75.175 82.619 112.566 132.228 90.333 -37.560 -31,68

Perdagangan 622.074 680.555 797.147 883.320 921.126 41.370 4,28

Pengangkutan 26.395 27.211 29.715 29.175 27.207 -1.321 -6,75

Jasa dunia usaha 139.706 105.356 145.434 173.048 167.613 36.052 -3,14

Jasa social 108.136 170.204 169983 159.440 147.664 124.779 -7.39

Lain-lain 1.588.781 1.742.608 2.013.507 2.238.065 2.356.076 164.966 5,27

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu

Page 50: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Perbankan Daerah

37

Nilai NPL (non performing loan) untuk kredit UMKM masih cukup

rendah dan jauh dibawah ambang batas sebesar 5%. Nilai NPL pada tiga

triwulan terakhir untuk kredit UMKM secara umum berturut-turut ialah

1,79%, 1,77%, dan 1.25%. Penurunan nilai NPL ini disebabkan karena

adanya peningkatan kredit menjadi tergolong lancar dan pelunasan

beberapa kredit nonlancar yang memperbaiki nilai NPL secara keseluruhan.

Bila dilihat lebih detail, sektor konstruksi memiliki NPL yang cukup

mengkhawatirkan dan merupakan NPL yang tertinggi bila dibandingkan

dengan sektor lainnya, yaitu sebesar 7.24 %. Sedangkan bila dilihat dari

jenis penggunaan, NPL kredit modal kerja berada pada angka 2,61%,

tertinggi dari tiga kategori penggunaan kredit.

Tabel 3.7. Perkembangan non performing loan (NPL) Kredit UMKM di Provinsi Bengkulu

juta rupiah (kecuali persentase NPL)

2007 2008 KOLEK-TIBILITAS

KETERANGAN Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

1 Lancar 2.586.775 2.826.992 3.326.667 3.426.591 3.776.705

2 Dalam Perhatian Khusus

67.228 82.278 73.69 112.374 148.383

3 Kurang Lancar 6.036 7.635 8.238 11.157 9.236

4 Diragukan 8.064 8.05 8.725 9.892 8.784

5 Macet 44.264 44.012 45.036 42.669 31.391

NPL 2,15% 2,01% 1,79% 1,77% 1,25%

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum – Bank Indonesia Bengkulu

3.3. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat

Jumlah BPR di Provinsi Bengkulu berjumlah 5 BPR yang terdiri dari 3 BPR

Konvensional dan 2 BPR Syariah. Sedangkan jaringan kantor BPR diluar kantor

pusat, terdiri dari 3 kantor cabang dan 7 kantor kas. Jaringan kantor BPR

tersebut baru terdapat di Kota Bengkulu, Kab. Seluma, Kab. Bengkulu Utara,

Kab. Rejang Lebong, dan Kab. Kepahiang.

Perkembangan yang kurang baik juga dialami oleh BPR sepanjang

triwulan IV ini. Meskipun asset BPR mengalami kenaikan tipis sebesar 0,79%

(qtq), indikator lainnya mengalami penurunan. Dana Pihak Ketiga (DPK),

penyaluran kredit, dan laba BPR turun masing-masing sebesar 0,27%, 3,45%,

dan 56,39% bila dibandingkan triwulan sebelumnya. Kurang baiknya kondisi

Page 51: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Perbankan Daerah

38

BPR ini salah satunya dipengaruhi oleh adanya krisis keuangan global yang

terjadi. Hal ini terungkap dalam dialog yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu

dengan direksi seluruh BPR/S di Provinsi Bengkulu (lihat Boks 3. Dampak Krisis

Global Terhadap Kinerja BPR/S di Provinsi Bengkulu).

Tabel 3.8. Perkembangan Kegiatan Usaha BPR di Provinsi Bengkulu

juta rupiah (kecuali persentase pertumbuhan)

2007 2008 Pertumbuhan

Keterangan Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 (q-t-q)

Total Aktiva 32.123 39.767 43.639 46.338 46.702 0,79%

Kredit 24.344 29.178 36.169 39.007 37.661 -3,45%

DPK 18.685 21.355 22.714 26.779 26.706. -0.27%

LDR (%) 129,69 136,63 159,23 145,66 141,02 -3.19%

Sumber : Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat – Bank Indonesia Bengkulu

Pencapaian laba usaha khususnya spread bunga antara pendapatan

dengan biaya bunga sebagaimana dicerminkan Net Interest Margin (NIM)

mengalami penurunan di triwulan ini, yaitu dari 22,46% menjadi 20,56% di

triwulan laporan (Grafik 3.4.).

Grafik 3.4. Perkembangan Net Interest Margin BPR Provinsi Bengkulu

29.22%

28.14%

26.17%

25.29%

29.07%

25.60%

22.46%

20.56%

15%

19%

23%

27%

31%

35%

Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

2005 2006 2007 2008

NIM

Sumber : Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat – Bank Indonesia Bengkulu; diolah

Page 52: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

BOK

S 3 DAMPAK KRISIS GLOBAL

TERHADAP KINERJA BANK PERKREDITAN RAKYAT/SYARIAH (BPR/S)

DI PROVINSI BENGKULU

Sebagai salah satu elemen penggerak perekonomian daerah, perbankan

daerah memegang peranan penting. Oleh karena itu, dalam menyikapi gejolak

krisis keuangan global, konsolidasi dan komunikasi yang efektif dengan perbankan

daerah sangat diperlukan. Dalam rangka mengenali dampak krisis keuangan

global khususnya terhadap kinerja perbankan di Propinsi Bengkulu, Bank Indonesia

Bengkulu mengadakan temu wicara dengan direksi seluruh bank yang berkantor

pusat di Bengkulu yaitu 5 BPR/S dan BPD Bengkulu.

Terjadinya krisis keuangan global tentunya akan berpengaruh pada kegiatan

operasional perbankan, terutama berkaitan dengan penyaluran kredit perbankan.

Berdasarkan data yang disampaikan oleh BPR kepada Bank Indonesia, sektor

perkebunan seperti kelapa sawit dan karet, sebagai salah satu komoditas

unggulan propinsi Bengkulu, memiliki share kredit masing-masing sebesar 16,59%

dan 35,99% dari total kredit. Sementara rasio kredit bermasalah sektor

perkebunan kelapa sawit sebesar 1,05% dan sektor perkebunan karet sebesar

5,04%.

Bagi BPR/S di wilayah KBI Bengkulu, kedua sektor ini merupakan salah satu

andalan dalam penyaluran kredit. Dengan terjadinya krisis global dikhawatirkan

kualitas kredit pada kedua sektor tersebut akan mengalami penurunan. Namun

berdasarkan pengamatan selama Oktober hingga November 2008, secara umum

kredit dikedua sektor ini belum menunjukkan permasalahan yang berarti. Hanya

ada sebagian debitur terutama petani kelapa sawit dan karet yang meminta

restrukturisasi kredit karena mengalami kesulitan dalam mengangsur kredit ke

bank.

Terlepas dari tekanan yang sedang dialami oleh sektor perkebunan, kondisi

BPR/S Bengkulu di tahun 2008 secara umum cukup stabil, meskipun sedikit

mengalami penurunan jumlah DPK dan penyaluran kredit yang berdampak pada

menurunnya LDR di triwulan IV, seperti yang terlihat pada grafik dibawah.

Page 53: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Sumber : Laporan BPR/S, Bank Indonesia, diolah

Sementara itu, kondisi perbankan secara umum tidak jauh berbeda. Tingkat

NPL yang diperkirakan akan naik karena keadaan ekonomi yang kurang baik,

ternyata masih belum terlihat. Di bawah ini disajikan perkembangan perbankan

sepanjang tahun 2008.

Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah

Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah

Menghadapi tahun 2009, tampaknya masih akan diwarnai dengan

tantangan ekonomi yang cukup berat dan penuh dengan ketidakpastian akibat

dari krisis keuangan global. Oleh karen itu, pihak perbankan diharapkan agar lebih

berhati-hati dalam menyalurkan kredit pada sektor-sektor yang diperkirakan akan

Page 54: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

rentan terhadap krisis keuangan global dan selalu memantau perkembangan

kredit yang telah disalurkan. Dengan manajamen resiko yang penuh kehati-hatian,

diharapkan perbankan dapat meminimalisir dampak negatif dari krisis keuangan

global.

Page 55: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Keuangan Daerah

39

BAB

4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

4.1. Gambaran Sisi Penerimaan

Berdasarkan hasil rekapitulasi pendapatan daerah, total pendapatan daerah

Provinsi Bengkulu pada tahun 2008 mencapai nilai Rp 4.933,37 miliar.

Sebagaimana yang terlihat dari grafik 4.1. dibawah, terlihat Provinsi Bengkulu

dan Kabupaten Bengkulu Utara memperoleh pendapatan terbesar yaitu masing-

masing 22.61% dan 11.29% dari total pendapatan daerah. Sementara daerah

lainnya memperoleh pendapatan sekitar 6% sampai dengan 10% dari total

pendapatan daerah. Pendapatan daerah di Provinsi Bengkulu sebagian besar

berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Grafik 4.1. Rekapitulasi Pendapatan Daerah pada Masing-Masing Wilayah Tahun 2008

Bengkulu Selatan8.37%

Rejang Lebong10.46%

Bengkulu Utara

11.29%

Kaur6.20%

Seluma7.78%Mukomuko

8.43%

Lebong7.35%

Kepahiang7.95%

Kota Bengkulu

9.56%

Provinsi Bengkulu22.61%

Sumber : Nota APBD Provinsi, Kabupaten/Kota

Berdasarkan data Dispenda Kota Bengkulu sampai bulan Agustus 2008,

realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) telah mencapai 58,57% dari target yang

ditetapkan dengan kontribusi terbesar berasal dari Hasil Pajak Daerah. Namun

Page 56: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Keuangan Daerah

40

jumlah PAD masih belum dapat melampaui jumlah penerimaan yang berasal dari

Dana Perimbangan.

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Provinsi Bengkulu tahun

2007 yang melebihi perkiraan anggaran sebelumnya mengindikasikan kinerja

yang baik dalam hal peningkatan kemandirian daerah dalam mengelola

keuangan daerahnya. Kondisi ini diperkirakan tampaknya tidak terjadi lagi pada

tahun 2008.

Tabel 4.1. Potensi Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu periode Januari – Desember 2008

Satuan

Obyek Pajak Kendaraan Bermotor Jenis Kendaraan

Baru Teliti Ulang Mutasi Masuk Obyek Bea Balik Nama 1. Sedan 100 1.533 406 156

2. Jeep 184 2.134 474 254

3. Ambulance 22 181 - 2

4. Mikrolet 97 2.792 43 256

5. Minibus 972 10.564 1.581 1.236

6. Bus 68 516 39 70

7. Truk/Tangki 1347 3.712 120 1.499

8. Pick Up 632 7.637 775 1.019

9. Sepeda Motor 67.736 172.011 1.673 73.584

Jumlah 71.158 201.080 5.111 78.076

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu

Tabel 4.1. menunjukkan jumlah kendaraan bermotor di Provinsi Bengkulu

yang menjadi obyek pajak daerah dengan jumlah terbesar adalah sepeda motor

yaitu berjumlah 241.420 kendaraan. Sedangkan penerimaan dari bea balik nama

kendaraan sepanjang tahun 2008 diperoleh dari 78.076 kendaraan.

Perkembangan jumlah dana milik pemerintah, baik pemerintah daerah

maupun lembaga pemerintah di perbankan daerah pada triwulan IV 2008

mengalami penurunan masing-masing sebesar 47,45% dan 14,66%

dibandingkan dengan triwulan III. Hal ini dapat mengindikasikan adanya belanja

pemerintah daerah dan lembaga daerah yang cukup signifikan yang terjadi di

sepanjang triwulan IV. Sementara itu, dana milik pemerintah pusat mengalami

kenaikan yang sangat signifikan bila dibandingkan dengan triwulan III hingga

mencapai jumlah mencapai Rp 55 miliar atau naik sebesar 140.34%. Kenaikan

Page 57: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Keuangan Daerah

41

ini ditengarai karena adanya pembayaran pajak pada akhir tahun yang masuk ke

rekening pemerintah pusat di daerah.

Grafik 4.2. Dana Milik Pemerintah di Perbankan Daerah juta rupiah

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2007 2008

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000Daerah (kiri)Pusat (kanan)Badan/Lembaga (kanan)

Sumber : LBU Bank Umum, BI Bengkulu

4.2. Gambaran Sisi Pengeluaran

Tabel 4.2. Realisasi Upah/Gaji Pemda Dirinci Menurut Kabupaten/Kota

juta rupiah

Provinsi/Kabupaten/ Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Kota 2008 2008 2008 2008 1. Provinsi Bengkulu 35.494,21 55.993,94 42.629,55 42.846,01

2. Kota Bengkulu 34.474,07 52.704,77 41.958,87 42.637,01

3. Bengkulu Selatan 27.285,02 44.491,14 32.741,02 34.839,06

4. Kaur 14.004,54 21.410,46 18.262,90 18.262,90

5. Seluma 17.534,48 32.724,37 21.041,38 21.766,74

6. Bengkulu Utara 40.434,43 58.274,16 48.521,32 49.076,64

7. Muko-Muko 14.491,31 22.154,66 18.509,72 18.619,72

8. Rejang Lebong 32.873,52 52.495,66 40.054,94 40.643,18

9. Kepahiang 13.348,06 21.783,20 16.017,67 17.584,36

10.Lebong 12.959,28 19.812,46 15.551,14 16.107,63

Jumlah 242.898,92 381.844,81 295.288,50 302.383,25 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu, data perkiraan

Realisasi upah atau gaji pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah

daerah di Provinsi Bengkulu pada triwulan IV tahun 2008 diperkirakan berjumlah

Page 58: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Keuangan Daerah

42

Rp302.383,25 miliar. Pengeluaran gaji tersebut naik 2,4% dibanding triwulan

sebelumnya. Berdasarkan data realisasi gaji pegawai negeri sipil, beban

pengeluaran pemerintah untuk realisasi ini cenderung semakin meningkat.

Hendaknya peningkatan ini disertai dengan peningkatan kemampuan pemerintah

untuk menghasilkan PAD agar dapat mengurangi beban APBD. Oleh karena itu,

perlu ditekankan penggunaan APBD yang efektif dan efesien terutama diarahkan

untuk pembangunan infrastruktur dan penciptaan situasi bisnis yang kondusif

agar dapat menarik minat para pengusaha untuk melakukan investasi di

Bengkulu.

4.3. Gambaran Realisasi APBD 2008

Realisasi APBD Provinsi Bengkulu hingga akhir 2008 mencapai 82,84% dari

dana yang dianggarkan. Untuk penerimaan, Realisasi penerimaan Pemerintah

Provinsi Bengkulu pada tahun 2008 masih didominasi oleh penerimaan yang

berasal dari Dana Perimbangan yaitu sebesar 48,94%. Dana perimbangan yang

diperoleh merupakan target pencapaian realisasi yang tertinggi bila dibandingkan

dengan target penerimaan lainnya, baik pos Pendapatan daerah (89%),

pendapatan lain (71%) maupun penerimaan pembiayaan (71%). Dari total dana

yang dimiliki oleh Pemerintah provinsi Bengkulu, penerimaan yang berasal dari

pos pembiayaan berjumlah Rp250 Milyar atau 18,76%%.

Grafik 4.3. Dana Milik Pemerintah Provinsi Bengkulu Pendapatan Asli

Daerah21.55%

Dana Perimbangan

39.76%

Lain-lain Pendapatan

yang sah19.94%

Penerimaan Pembiayaan

18.76%

Sumber : Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Bengkulu, Data Sementara, diolah

Pengeluaran pemerintah didominasi oleh pos pengeluaran belanja langsung

yaitu 75,32% dari total pengeluaran. Sementara pengeluaran yang

Page 59: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Keuangan Daerah

43

menggunakan pos pengeluaran pembiayaan berjumlah Rp.60 Milyar atau

mencapai target 89% dari dana yang dianggarkan.

Tabel 4.3. Realisasi APBD Provinsi Bengkulu Uraian Anggaran Realisasi Sisa Anggaran

Nilai % Saldo Awal Tahun 191.545.123.904,05 191.545.123.904,05 100 -

Penerimaan 1.248.154.832.416 1.082.856.503.922,03 87 165.298.328.493,97

Pendapatan Asli Daerah 322.037.372.853 287.165.714.849,03 89 34.871.658.003,97

Dana Perimbangan 550.285.964.563 529.933.052.348 96 20.352.912.215

Lain-lain Pendapatn yang sah 375.831.495.000 265.757.736.725 71 110.073.758.275

Pengeluaran 1.531.005.219.134,05 1.255.669.063.115,44 82 275.336.156.018,61

Belanja Langsung 1.163.329.616.265,6 945.785.012.954,06 81 217.544.603.311,54

Belanja Tak Langsung 367.675.602.868,45 309.593.216.168,38 84 58.082.386.700,07

Restitusi PBB 290.833.993 0 -290.833.993

Pembiayaan 417.850.386.718,05 310.000.000.000 74 107.850.386.718,05

Penerimaan Pembiayaan 350.350.386.718,05 250.000.000.000 71 100.350.386.718,05

Pengeluaran Pembiayaan 67.500.000.000 60.000.000.000 89 7.500.000.000 Sumber : Biro Keuangan Pemerintah Provinsi Bengkulu, Data Sementara

Page 60: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Sistem Pembayaran

44

BAB

5 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5.1. Aliran Uang Kartal (Outflow / Inflow)

Aliran uang kartal di Bank Indonesia Bengkulu di triwulan laporan mengalami

net cash outflow, namun menurun dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini

disebabkan adanya peningkatan jumlah uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia

dari setoran perbankan daerah (cash inflow) yang sangat signifikan, sementara

jumlah uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia (cash outflow) juga meningkat

namun relatif lebih kecil.

Tabel 5.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu juta rupiah

2008 Keterangan

Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

Pert. q-t-q

Inflow 144.591 24.299 113.123 258.653 145.530

Outflow 213.224 786.536 392.654 523.295 130.641

Netflow (68.633) (762.237) (279.531) (264.641) Sumber : Bank Indonesia Bengkulu

Dalam tabel 5.1. terlihat adanya peningkatan cash inflow yang sangat

signifikan mencapai 129% dibanding triwulan sebelumnya, sedangkan cash

outflow mengalami peningkatan 33%. Sehingga secara keseluruhan jumlah net

cash outflow menurun menjadi Rp264.641 juta.

Peningkatan setoran perbankan pada triwulan ini terkait dengan berakhirnya

Hari Raya Idul Fitri. Umumnya setelah hari raya, akan diikuti dengan meningkatnya

jumlah setoran masyarakat ke perbankan yang selanjutnya masuk ke Bank

Indonesia. Hal ini terlihat dari grafik 5.1 dibawah dimana signifikansi peningkatan

inflow uang kartal terjadi di bulan Oktober sesaat setelah lebaran yang jatuh di

awal Oktober. Sementara peningkatan outflow terjadi mulai bulan November dan

mencapai puncaknya di bulan Desember.

Page 61: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Sistem Pembayaran

45

Grafik 5.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu juta rupiah

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2008

Inflow Outflow

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu

5.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar

Dalam upaya menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat, Bank

Indonesia Bengkulu melakukan kegiatan pemusnahan Uang yang Tidak Layak Edar

(UTLE). UTLE selanjutnya akan dimusnahkan melalui proses peracikan atau

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) dengan menggunakan mesin racik. Rasio

jumlah PTTB terhadap inflow pada triwulan laporan mencapai 35,39%, menurun

dibanding triwulan sebelumnya (52,18%). Hal ini menggambarkan masih cukup

baiknya kualitas uang yang diterima oleh kasir Bank Indonesia yang berasal dari

setoran bank dan penukaran uang kecil. Sehingga uang yang diterima tersebut

dapat kembali diedarkan di masyarakat.

Adanya penurunan rasio tersebut juga menggambarkan semakin baiknya

peran masyarakat dalam memperlakukan uang dengan baik agar tidak cepat lusuh

dan tetap layak edar. Untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat dalam

menjaga uang kertas, Bank Indonesia mengeluarkan tagline 3 D yang merupakan

kepanjangan dari Didapat, Disimpan, Disayang. Dengan tagline ini diharapkan

Page 62: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Sistem Pembayaran

46

masyarakat dapat lebih menghargai dan memperlakukan uang kertas yang

dimilikinya dengan lebih baik.

Grafik 5.2. Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu

persen

35.3939.95

15.8121.68

52.18

33.28

88.58

62.61

34.8139.17

22.08

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

2006 2007 2008

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu

5.3. Penemuan Uang Palsu

Grafik 5.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan di Provinsi Bengkulu

41

57

34

53

46

25 2330

2126

2011

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4

2006 2007 2008

-

10

20

30

40

50

60

70Rupiah Lembar

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu

Uang palsu yang dilaporkan oleh masyarakat dan bank kepada Bank

Indonesia Bengkulu pada triwulan laporan mengalami penurunan dibanding

triwulan sebelumnya, baik secara nilai rupiah maupun per lembarnya. Bahkan,

Page 63: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Sistem Pembayaran

47

jumlah uang palsu ini merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir. Uang

palsu yang dilaporkan berjumlah 11 lembar dengan nominal Rp700.000,00. Jenis

pecahan uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan selama periode laporan yang

terbanyak adalah pecahan Rp50.000,00 dan pecahan Rp100.000,00. Upaya yang

dilakukan Bank Indonesia Bengkulu untuk mengurangi peredaran uang palsu

adalah melalui sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah.

5.4. Perkembangan Kliring Lokal

Transaksi pembayaran dengan menggunakan kliring lokal mengalami

penurunan dibanding triwulan sebelumnya. Sebagaimana terlihat dalam tabel 5.2,

nominal rata-rata harian warkat yang dikliringkan menurun dari Rp7.931 juta

menjadi Rp7.870 juta atau turun sebesar 0,77%. Sedangkan jumlah warkat yang

dikliringkan per hari menurun 4,97% dari rata-rata 463 lembar menjadi 440

lembar.

Sedangkan bila dibandingkan dengan perputaran kliring secara nasional

maka terlihat perputaran kliring di Bengkulu masih cukup rendah. Jumlah nominal

perputaran kliring di Bengkulu hanya sebesar 0,33% dari total perputaran kliring

nasional. Sedangkan jumlah warkat yang dikliringkan di Bengkulu hanya sebesar

0,37% dari total warkat kliring nasional.

Tabel 5.2. Perkembangan Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Provinsi Bengkulu

2008 Keterangan

Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Pertum-buhan

Bank Peserta Kliring 12 14 14 14 Perputaran Kliring Warkat (lembar) 25.467 29.539 29.165 25.966 (10,97%)Nominal (juta Rp.) 384.863 483.139 499.654 464.311 (7,07%)Rata-Rata Perputaran Kliring per Hari Warkat (lembar) 439 469 463 440 (4,97%)Nominal (juta Rp.) 6.636 7.669 7.931 7.870 (0,77%)% Penolakan Cek dan Bilyet Giro Warkat (lembar) 0,86% 0,61% 0,96% 1,48% 0,52%Nominal (juta Rp.) 1,67% 1,92% 1,49% 2,00% 0,51%

Sumber : Bank Indonesia Bengkulu

Page 64: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkembangan Sistem Pembayaran

48

Jumlah warkat cek dan bilyet giro yang ditolak pada triwulan laporan

mengalami peningkatan. Persentase penolakan cek dan bilyet giro secara warkat

meningkat sebesar 0,52% dari 0,96% menjadi 1,48%, sedangkan secara nominal

naik sebesar 0,51%, dari 1,49% menjadi 2,00%.

Page 65: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

49

BAB

6

PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH

6.1. Perkiraan Ekonomi

Secara tahunan, perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan I tahun 2009

diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Peningkatan tersebut ditengarai dipicu oleh meningkatnya sektor pertanian dan

perdagangan sejalan dengan musim panen di sisi penawaran. Sementara di sisi

permintaan didorong oleh perbaikan konsumsi masyarakat dan pemerintah. Bank

Indonesia Bengkulu memperkirakan perekonomian daerah akan tumbuh di kisaran

5,05% (y-o-y).

Sektor pertanian diperkirakan memasuki musim panen di triwulan ini. Musim

panen umumnya dapat menggairahkan situasi ekonomi daerah. Kondisi cuaca juga

diperkirakan akan lebih kondusif dibandingkan triwulan sebelumnya. Selain itu hasil

panen juga akan terbantu dengan adanya kenaikan harga pembelian gabah oleh

pemerintah. Selain itu, harga-harga komoditas perkebunan seperti karet dan kelapa

sawit cenderung sudah mulai membaik meski belum setinggi tahun sebelumnya.

Sektor perdagangan juga diperkirakan akan membaik yang didorong oleh

adanya perkiraan musim panen tersebut. Selain itu sektor ini juga terbantu dengan

gejala rendahnya inflasi serta penurunan biaya transportasi karena adanya

penurunan harga BBM oleh pemerintah.

Sementara konsumsi masyarakat diperkirakan meningkat dibanding triwulan

sebelumnya karena adanya perkiraan musim panen. Selain itu, konsumsi juga

terbantu dengan membaiknya harga komoditas perkebunan, rendahnya inflasi,

penurunan harga BBM, kenaikan gaji PNS serta ekspektasi kenaikan Upah Minimum

Provinsi (UMP). Konsumsi pemerintah diperkirakan juga akan meningkat di awal

tahun. Hal ini dikarenakan adanya rencana pemerintah daerah untuk menyegerakan

Page 66: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

50

pelaksanaan proyek-proyek pemerintah. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi

kemungkinan memburuknya ekonomi daerah sebagai dampak krisis keuangan global

yang terjadi (lihat Boks 4. Refleksi Perekonomian 2008 dan Koordinasi Menghadapi

Tantangan 2009). Di samping itu penyelesaian beberapa proyek multiyears

pemerintah provinsi hanya tinggal tahun ini, setelah berjalan sejak tahun 2007.

Sedangkan ekspor daerah diperkirakan akan stagnan karena relatif belum

membaiknya harga CPO dan karet di pasaran dunia. Selain itu adanya kasus illegal

mining yang menimpa dua tambang batubara akan mempengaruhi aktivitas ekspor

komoditas batubara ke luar negeri.

Grafik 6.1. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

IEK (kiri)Ekspektasi Situasi Bisnis (kanan)

Sumber : Survei Ekspektasi Konsumen dan Survei Kegiatan Dunia Usaha, BI Bengkulu

Ekspektasi responden dunia usaha sebagaimana yang ditunjukkan dalam hasil

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu belum

menunjukkan situasi bisnis yang baik di triwulan mendatang. Hal ini terlihat dari nilai

Saldo Bersih Tertimbang (SBT)1 yang terlihat menurun dibanding triwulan

sebelumnya. Sebaliknya dari sisi permintaan cenderung optimis, sebagaimana

tercermin dari hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK), terlihat adanya kenaikan

indeks ekspektasi konsumen (IEK). IEK menggambarkan ekpektasi konsumen 6 bulan

1 Saldo Bersih Tertimbang merupakan selisih antara jawaban positif (meningkat) dengan jawaban negatif (menurun) dikali dengan bobot masing-masing sektor/subsektor

Page 67: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

51

yang akan datang atas kondisi ekonomi, perkiraan penghasilan dan ketersediaan

lapangan kerja.

6.2. Perkiraan Inflasi Daerah

Tekanan inflasi daerah di triwulan I tahun 2009 diperkirakan akan mengalami

penurunan. Hal ini sejalan dengan keputusan pemerintah untuk menurunkan harga

BBM. Keputusan ini diikuti dengan menurunnya tarif transportasi baik untuk dalam

kota maupun antar kota. Meski demikian, beberapa harga komoditas seperti beras

dan minyak goreng terindikasi meningkat di awal tahun. Hal ini dikarenakan adanya

kebijakan untuk menaikkan harga pembelian gabah oleh pemerintah serta adanya

shock di komoditas minyak goreng. Namun besarnya pengaruh kenaikan harga di

komoditas tersebut diperkirakan tidak berdampak signifikan terhadap inflasi daerah.

Grafik 6.2. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007 2008

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

Ekspektasi Harga Jual (axis kiri)

Inflasi 3 bulan kedepan (axis kanan)

Sumber : Survei Ekspektasi Konsumen dan Survei Kegiatan Dunia Usaha, BI Bengkulu

Sementara berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) terlihat

ekspektasi harga jual oleh dunia usaha mengalami penurunan dibanding triwulan

sebelumnya. Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) atas hasil SKDU di triwulan ini

sebesar 1,48. Sedangkan menurut hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK) yang

dilakukan Bank Indonesia Bengkulu, sebagian besar responden berekspektasi bahwa

Page 68: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

52

perubahan harga (inflasi) pada tiga bulan mendatang cenderung menurun. Hal ini

tercermin dari menurunnya nilai saldo hasil survei.

Page 69: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

BOK

S 4

REFLEKSI PEREKONOMIAN 2008

DAN KOORDINASI MENGHADAPI TANTANGAN 2009

Sebagai bagian dari misi Bank Indonesia yang ingin selalu berperan aktif

dalam mendukung pembangunan perekonomian daerah, maka pada akhir

Desember 2008 Kantor Bank Indonesia Bengkulu berinisiatif untuk mengadakan

sebuah refleksi akhir tahun perekonomian Bengkulu. Pertemuan ini dihadiri oleh

perwakilan dari berbagai elemen, antara lain yaitu Bappeda, BPS, Biro Ekonomi,

BKPMD Provinsi Bengkulu, DPRD Bengkulu, akademisi, perbankan, dan media

massa. Selain membahas mengenai kondisi ekonomi sepanjang tahun 2008, juga

dibahas mengenai langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan ditahun 2009

dalam rangka menghadapi dampak krisis global yang semakin nyata.

Beberapa kondisi 2008 yang dipaparkan antara lain berkaitan dengan

performansi perekonomian Bengkulu yang secara triwulanan tidak sebaik tahun

sebelumnya. Terlebih pada triwulan III 2008 dimana laju pertumbuhan ekonomi

mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya, yaitu menjadi 3,44% dari

sebelumnya 4,24%. Kondisi perekonomian yang makin menurun ini merupakan

dampak dari anjloknya harga komoditas perkebunan. Indikasi lainnya adalah mulai

meningkatnya beberapa kredit/leasing kendaraan yang kurang lancar. Di samping

pelemahan itu, PDRB Bengkulu saat ini sebagian besar (hampir 2/3) berasal dari

konsumsi. Hal ini menggambarkan perekonomian Bengkulu yang masih kurang

produktif.

Seiring dengan melemahnya perekonomian dunia dan menurunnya harga

komoditas serta minyak dunia, inflasi Bengkulu pada bulan November 2008

tercatat sebesar 13,91% (yoy) dan deflasi 0,40% secara bulanan. Inflasi daerah

saat ini mulai disumbang oleh komoditas lokal seperti cabe merah. Sedangkan

deflasi disumbang oleh kelompok bahan makanan dan kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan, masing-masing kelompok mengalami deflasi

sebesar -2,30% dan -0,39%.

Page 70: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Sumber : Data BPS, diolah

Sementara untuk kondisi perbankan, hingga November 2008 masih

menggambarkan kondisi yang relatif baik. Kredit konsumsi (sektor lain-lain) masih

mendominasi penyaluran kredit perbankan, dengan porsi mencapai 55% dari total

kredit. Pertanian sebagai sektor unggulan daerah masih belum mendapatkan

porsi kredit yang memuaskan. Kredit yang disalurkan ke sektor pertanian di posisi

bulan Desember 2008 hanya sekitar 5% dari total kredit.

Melihat kondisi perekonomian terutama akhir 2008 yang menunjukkan

semakin nyatanya dampak krisis global terhadap perekonomian daerah, maka

diperlukan penetapan langkah-langkah strategis untuk menanggulangi atau

setidaknya menghambat dampak krisis global, antara lain :

• Pemerintah Daerah melalui Bappeda berkomitmen untuk :

Mendorong realisasi anggaran di awal tahun guna mendorong percepatan

perekonomian daerah melalui perbaikan proses pengadaan barang/jasa

dan proses administrasi pencairan APBD diupayakan selesai pada triwulan I

sehingga pengerjaan proyek pemerintah dapat dilakukan secepatnya.

Mendorong sektor pertanian melalui program handtractor.

Memberdayakan PNPM dalam rangka mendorong perkembangan UMKM.

• DPRD menekankan peningkatan peranan UMKM dalam perekonomian daerah

serta perlu adanya kebijakan yang menjawab permasalahan UMKM seperti

permodalan yang salah satu solusinya melalui Lembaga Penjamin Kredit Daerah

(LPKD). DPRD mendorong terbentuknya LPKD dalam rangka dukungan

terhadap UMKM, namun saat ini belum terealisasi.

Dalam pertemuan ini dilontarkan pula beberapa usulan yang berkaitan

dengan fokus pembangunan perekononomian Bengkulu di 2009, antara lain :

Page 71: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

• Pembangunan daerah hendaknya lebih difokuskan kepada hal yang

berdampak langsung kepada masyarakat seperti perbaikan jalan sentra

produksi.

• Perlunya ditingkatkan lagi pembangunan perekonomian Bengkulu untuk

sektor pertanian/perkebunan.

• Untuk meningkatkan geliat ekonomi daerah perlu adanya sinergi antar daerah

di propinsi Bengkulu maupun antar propinsi. Saat ini, propinsi Bengkulu

tengah mengadakan kerjasama dalam rangka peningkatan ekonomi daerah

dengan tiga propinsi tetangga.

• Perlu adanya pembentukan tim review perekonomian dan inflasi daerah untuk

memantau perkembangan ekonomi daerah.

• Untuk memikat investor masuk ke Provinsi Bengkulu, maka

pembangunan/perbaikan infrastruktur perlu lebih ditingkatkan. Selain itu,

perlu diwacanakan mengenai pemberian insentif bagi investor.

• Pengentasan kemiskinan perlu dilakukan secara komprehensif dan bersama-

sama sehingga dapat terwujud dengan baik. Salah satu cara pengurangan

kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat melalui pemberdayaan UMKM.

Hal ini membutuhkan adanya komitmen dan konsistensi dari pemerintah

daerah.

• Perlu adanya penghitungan kembali beberapa rasio untuk melihat

perkembangan investasi dan pembangunan daerah seperti ICOR, IPM dan Gini

Ratio yang berfungsi sebagai alat ukur performansi daerah dalam hal

pembangunan ekonomi.

Selain itu dikemukakan pula beberapa hal yang menjadi pekerjaan rumah

bagi Bank Indonesia Bengkulu di tahun 2009 antara lain :

• Proyeksi inflasi di tahun 2009 dan 2010 kemungkinan akan meningkat karena

adanya pemilu.

• Bank Indonesia perlu mewaspadai peredaran uang palsu terkait dengan

pelaksanaan pemilu 2009.

• Bank Indonesia perlu lebih memperhatikan perkembangan kredit yang terus

meningkat namun sebagian besar merupakan kredit konsumsi dimana

seharusnya pada sektor-sektor produktif yang dapat mendorong kegiatan

ekonomi daerah.

Page 72: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Lampiran Data

53

LAMPIRAN DATA

PEREKONOMIAN DAN PERBANKAN

PROVINSI BENGKULU

PERIODE TRIWULAN I s.d. TRIWULAN IV - 2008

Page 73: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Lampiran Data

54

1. Data Ekonomi Makro

TABEL DATA PDRB

Trw I Trw II Trw III Trw IV

Berdasarkan penggunaan

a. Harga berlaku 3,484,252 3,635,685 3,715,128 3,497,779

Konsumsi Rumah Tangga 2,119,713 2,198,120 2,258,019 2,313,107

Konsumsi Lembaga Swasta 30,516 31,829 32,476 32,028

Konsumsi Pemerintah 510,517 538,172 548,562 552,547

Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto 254,767 279,407 289,252 297,518

Perubahan stok (122,054) (122,360) (123,146) (119,685)

Ekspor 1,138,297 1,164,849 1,179,348 870,720

Impor 447,504 454,332 469,383 448,456

b. Harga konstan 1,810,524 1,836,154 1,863,957 1,844,571

Konsumsi Rumah Tangga 1,153,465 1,164,275 1,186,223 1,197,595

Konsumsi Lembaga Swasta 17,599 18,086 18,348 18,549

Konsumsi Pemerintah 278,363 281,482 286,177 289,468

Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto 145,136 152,365 157,164 168,814

Perubahan stok (41,865) (41,667) (41,557) (40,434)

Ekspor 570,840 571,479 577,057 499,229

Impor 313,014 309,866 319,455 288,648

Berdasarkan sektor ekonomi

a. Harga berlaku 3,484,252 3,635,685 3,715,128 3,497,779

Pertanian 1,466,351 1,505,128 1,521,386 1,304,154

Pertambangan dan Penggalian 108,706 113,363 114,840 117,181

Industri Pengolahan 135,690 139,865 147,643 146,161

Listrik, Gas dan Air 16,508 16,792 17,132 17,503

Bangunan 102,780 109,909 112,817 113,974

Perdagangan, Hotel dan Restoran 676,968 700,876 731,534 722,445

Pengangkutan dan Komunikasi 293,243 313,907 327,642 325,554

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perhubungan 152,613 156,192 160,589 163,243

Jasa – jasa 531,393 579,652 581,545 587,566

b. Harga konstan 1,810,524 1,836,154 1,863,957 1,844,571

Pertanian 734,604 734,209 742,802 728,565

Pertambangan dan Penggalian 57,322 58,737 59,190 59,438

Industri Pengolahan 72,385 72,846 75,518 73,707

Listrik, Gas dan Air 8,137 8,264 8,379 8,551

Bangunan 52,439 54,681 55,469 56,094

Perdagangan, Hotel dan Restoran 353,850 357,590 369,055 362,871

Pengangkutan dan Komunikasi 149,361 151,268 155,023 154,016

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perhubungan 82,939 83,694 84,868 85,204

Jasa – jasa 299,486 314,864 313,653 316,126

Pertumbuhan (%)

Triwulanan (q-t-q) 3.33% 1.42% 1.51% -1.04%

Tahunan (y-o-y) 6.92% 4.24% 3.44% 5.27%

2008

Page 74: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Lampiran Data

55

TABEL DATA INFLASI

Trw I Trw II Trw III Trw IV

1. Inflasi

Bulanan (m-t-m) 1.96% 4.14% 0.92% -0.09%

Tahunan (y-o-y) 7.84% 13.81% 14.51% 13.44%

Kumulatif (y-t-d) 4.09% 9.11% 13.05% 13.44%

2008

TABEL DATA EKSPOR IMPOR

Trw I Trw II Trw III Okt-Nov

1. Realisasi ekspor (Ribu US$) 49,039 55,707 55,762 36,400

- Minyak Sawit 10,263 15,321 10,778 5,545

- Karet 28,517 29,539 34,011 18,873

- Batubara 9,896 10,097 9,007 11,738

- Kakao 290 475 704 113

- Lainnya 73 275 1,262 131

2. Realisasi impor (Ribu US$) - - - -

3. Net ekspor 49,039 - - -

4. Realisasi ekspor (Ton) 337,448 314,448 245,218 258,365

- Minyak Sawit 11,000 13,500 12,000 11,025

- Karet 11,882 11,055 11,404 7,277

- Batubara 311,403 276,801 200,589 233,236

- Kakao 150 250 300 50

- Lainnya 3,013 12,842 20,925 6,777

2008

2. Perbankan

TABEL DATA KELEMBAGAAN, ASET DAN DPK BANK UMUM

Trw I Trw II Trw III Trw IV

1. Kelembagaan

a. Jumlah Bank Umum (dalam satuan) 13 14 14 14

b. Jumlah kantor bank (dalam satuan) 181 186 194 213

2. Total Asset 4,792,033 5,318,926 5,965,144 5,820,467

3. Total Dana yang dihimpun 3,721,883 4,007,111 4,353,340 4,143,308

a. Giro 1,422,055 1,417,687 1,671,002 1,051,260

b. Tabungan 1,753,320 2,004,808 2,049,085 2,404,310

c. Deposito Berjangka 546,508 584,616 633,253 687,738

2008

Page 75: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Lampiran Data

56

TABEL DATA PERKREDITAN BANK UMUM

Trw I Trw II Trw III Trw IV

1. Kredit yang diberikan per kolektibilitas 3,176,154 3,713,536 4,104,992 4,248,041

- Lancar 3,027,736 3,545,630 3,906,034 4,034,978

- Dalam Perhatian Khusus 82,278 99,584 128,194 148,383

- Kurang Lancar 7,635 7,579 11,264 18,062

- Diragukan 8,050 8,725 9,892 8,784

- M a c e t 50,455 52,018 49,608 37,834

NPL - nominal 66,140 68,322 70,764 64,680

NPL - % 2.08% 1.84% 1.72% 1.52%

Loan to Deposit Ratio (LDR) 85.34% 92.67% 94.30% 102.53%

2. Kredit berdasarkan sektor ekonomi 3,176,154 3,713,536 4,104,992 4,248,041

- Pertanian 187,791 212,920 218,511 238,083

- Pertambangan 11,114 11,501 36,128 33,077

- Industri 97,481 141,280 168,708 158,019

- Listrik, gas dan air 308 300 324 302

- Konstruksi 116,491 150,782 175,406 137,868

- Perdagangan 689,565 809,643 895,887 948,610

- Pengangkutan 27,211 29,715 29,175 27,207

- Jasa dunia usaha 105,356 145,434 173,048 167,613

- Jasa sosial 182,204 182,983 169,740 162,764

- Lainnya 1,758,633 2,028,978 2,238,065 2,374,498

3. Kredit berdasarkan jenis penggunaan 3,176,154 3,713,536 4,104,992 4,248,041

- Modal kerja 1,126,643 1,358,269 1,484,838 1,495,381

- Investasi 303,483 348,787 399,329 395,396

- Konsumsi 1,746,028 2,006,480 2,220,825 2,357,264

4. Spreading kredit berdasarkan baki debet 3,176,154 3,713,536 4,104,992 4,248,041

- S.d Rp25 juta 55,152 56,082 59,115 59,637

- > Rp25 juta s.d. Rp50 juta 89,008 97,462 100,268 99,890

- > Rp50 juta s.d. Rp100 juta 167,618 185,518 198,307 202,276

- > Rp100 juta s.d. Rp250 juta 293,493 331,008 367,868 356,175

- > Rp250 juta s.d. Rp500 juta 332,312 381,724 405,145 386,361

- > Rp500 juta s.d. Rp1.000 juta 383,813 416,062 469,209 439,219

- > Rp1.000 juta s.d. Rp5.000 juta 1,000,291 1,093,124 1,142,865 1,165,711

- > Rp5.000 juta 854,467 1,152,556 1,362,215 1,538,772

5. Kredit Usaha Kecil 780,559 880,290 989,301 944,392

- Lancar 649,383 751,165 848,898 802,138

- Dalam Perhatian Khusus 34,074 32,027 43,974 51,926

- Kurang Lancar 3,158 3,029 3,593 5,698

- Diragukan 5,257 5,143 5,991 4,390

- M a c e t 88,687 88,926 86,845 80,240

2008

Page 76: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Lampiran Daftar Istilah

57

LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH

Administered price Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak

dan tarif dasar listrik. Aktiva Produktif Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan menghasilkan

penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit, penempatan dana antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat-surat berharga lainnya.

Andil inflasi Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap

tingkat inflasi secara keseluruhan. APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana keuangan tahunan pemerintah

daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPR, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

Bank Pemerintah Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah

(persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI. Dalam buku ini bank pemerintah daerah (Bank Bengkulu) juga dikelompokkan dalam bank pemerintah.

BI Rate Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan

Gubernur setiap bulannya. BI-RTGS Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian

kewajiban bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap instruksi transfer dana.

Bobot inflasi Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi secara

keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut.

Cash inflows Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan

dan penukaran uang masyarakat dalam periode tertentu.

Page 77: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Lampiran Daftar Istilah

58

Cash Outflows Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dan penukaran

uang masyarakat dalam periode tertentu. Clean Money Policy merupakan kebijakan untuk menyediakan uang layak edar. Dana Pihak Ketiga (DPK) Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito. Dana Perimbangan Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan

kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah. Ekspor Keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil

maupun bukan komersil. Financing to deposit ratio (FDR) atau loan to deposit ratio (LDR) Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank,

baik dalam rupiah dan valas. Terminologi FDR untuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat

ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-100. Indeks Harga Konsumen (IHK) Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa

yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu. Indeks Kondisi Ekonomi Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunujukkan level keyakinan kensumen

terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100. Indeks Ekspektasi Konsumen Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen

terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100. Indeks Pembangunan Manusia Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3

hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli. Inflasi Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent).

Page 78: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Lampiran Daftar Istilah

59

Inflasi IHK Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan

indeks harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Inflasi Inti Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered price. Impor Keseluruhan barang yang masuk dari suatu wilayah /daerah baik yang bersifat komersil

maupun bukan komersil. Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi melalui peningkatan

modal. Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar kliring baik atas nama

peserta maupun atas nama nasabah. Kredit Adalah penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk : (1) Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase

agreement (NPA) (2) Pengembalian tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

Kualitas Kredit Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran

pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), kurang lancar, diragukan dan macet.

Liaison Bank Indonesia

Salah satu kegiatan rutin untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi aktual sektor riil/usaha beserta prospeknya melalui wawancara langsung antara Bank Indonesia dengan pelaku usaha/sumber data.

M-t-m Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya. Net Cashflows Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama

terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outlows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.

Page 79: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Lampiran Daftar Istilah

60

Non Performing Loans (NPL) Kredit/pembiayaan yang bermasalah atau non-lancar yang terdiri dari kredit dengan

klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif.

PDRB atas dasar harga berlaku Merupakan perhitungan PDRB dengan menggunakan harga di periode tersebut

sebagai dasar perhitungan. PDRB atas dasar harga konstan Merupakan perhitungan PDRB dengan menggunakan harga pada satu waktu tertentu

sebagai dasar perhitungan. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Kegiatan pemusnahan uang bagi uang yang sudah tidak layak edar. Pertumbuhan ekonomi Perubahan nilai PDRB atas harga konstan dalam suatu periode tertentu (triwulanan

atau tahunan). Porsi Ekonomi

Konstribusi pangsa sektor atau subsektor terhadap total PDRB. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau

merupakan jumlah seluruh nilai barang yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu wilayah.

Qtq Quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan

sebelumnya. Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs) Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total kredit/pembiayaan.

Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs. Terminologi NPL untuk bank konvensional, sedangkan NPF untuk bank syariah.

Rasio Non Performing Loans (NPLs) – NET

Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit.

Sektor Ekonomi Dominan Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh

dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan.

Page 80: PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI … filePERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter – Kelompok Kajian, Statistik

Lampiran Daftar Istilah

61

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Surat berharga atas unjuk yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang.

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time)

dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Sistem Kliring Nasional Bank Inddnesia (SKN-BI)

Sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.

Uang giral

Uang terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh waktu, yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah dan sistem moneter.

Uang kartal

Uang yang terdiri atas uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada KPKN dan bank umum.

Volatile foods

Komponen inflasi IHK yang mencakup beberapa bahan makanan yang harganya sangat fluktuatif.

Yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.