makalah ekonomi, koperasi dan bisnis

35
MAKALAH EKONOMI, KOPERASI, DAN BISNIS Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS Dosen Pengajar : Drs. Faqih Samlawi, MA. Oleh: Alpin Herman Saputra Dyah Citra Wardani Euis Anggriati Fauziatul Adawiyah Ira Ade Irmayani Nazia Ulfatul Himah Nurhalimah Sarah Mei PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Upload: anis-marsela

Post on 05-Dec-2014

179 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

KELOMPOK : Alpin Herman Saputra, Dyah Citra Wardani, Euis Anggriati, Fauziatul Adawiyah, Ira Ade Irmayani, Nazia Ulfatul Himah, Nurhalimah, Sarah Mei

TRANSCRIPT

MAKALAH

EKONOMI, KOPERASI, DAN BISNIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar IPS

Dosen Pengajar : Drs. Faqih Samlawi, MA.

Oleh:

Alpin Herman Saputra

Dyah Citra Wardani

Euis Anggriati

Fauziatul Adawiyah

Ira Ade Irmayani

Nazia Ulfatul Himah

Nurhalimah

Sarah Mei

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2011

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dua aspek

kehidupan lain yang wajib menjadi perhatian anda selaku mahasiswa sekaligus

selaku warga negara dan warga masyarakat, yaitu aspek ekonomi, koperasi

dan bisnis yang terus mengalami perkembangan dalam pembangunan jangka

panjang, sektor ekonomi masih tetap mendapat prioritas utama. Sedangkan

aspek politik yang menyangkut pemerintahan dan kenegaraan, stabilitas tidak

dapat diabaikan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, perkembangan dan

pengembangannya harus tetap diupayakan. Stabilitas tersebut, bukan berarti

statis melainkan dinamik mengikuti perubahan serta perkembangan internal

maupun eksternal global.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ekonomi, koperasi, dan bisnis?

2. Apa saja yang termasuk prinsip koperasi?

3. Bagaimanakah Bisnis dan mekanisme pasar di Indonesia?

4. Bagaimanakah kondisi ekonomi, koperasi, dan bisnis di Indonesia?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai

ekonomi, koperasi dan bisnis, yang di harapkan dapat menjadi acuan dan

landasan hukum yang di gunakan rekan-rekan mahasiswa sebagai calon

pengajar dan untuk bahan kuliah konsep dasar IPS.

1.4 Manfaat

Makalah ini, akan menitik beratkan uraian tiga aspek yaitu ekonomi,

koperasi dan bisnis yang juga berkaitan dengan kehidupan perkoperasian dan

pemerintahan yang nantinya mahasiswa memiliki kemampuan untuk

menganalisa kebutuhan dengan menggunakan konsep dasar ekonomi dan

politik.

BAB II

EKONOMI, KOPERASI, DAN BISNIS

1. Pengertian Ekonomi, Koperasi dan Bisnis

Ekonomi

Kata ekonomi berasal dari dari bahasa Yunani : Oikos dan Nomos. Oikos

berarti rumah tangga (house-hold), sedangkan Nomos berarti aturan, kaidah,atau

pengelolaan. Dengan demikian secara sederhana ekonomi dapat diartikan sebagai

kaidah-kaidah, aturan-aturan, atau cara pengelolaan suatu rumah tangga.

Definisinya, ekonomi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang khusus

mempelajari tingkah laku manusia atau segolongan masyarakat dalam usahanya

memenuhi kebutuhan yang relatif tak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang

terbatas adanya.

Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, ilmu ekonomi yang dianut

masyarakat berbeda-beda. Hal ini tergantung bagaimana keputusan-keputusan

dasar tentang pemilikan produksi, distribusi, serta konsumsi yang dilakukan. Ada

keputusan-keputusan yang lebih diserahkan kepada orang perorangan (swasta),

dan ada pula yang harus serba diatur oleh pemerintah. Bentuk sistem dengan

corak keputusan prtama disebut sistem liberal/kapitalisme. Sebaliknya sistem

yang serba diatur dan dikomando oleh pemerintah disebut sistem

sosialisme/komunisme.

Kebutuhan manusia

1. Berdasarkan terhadap barang dan jasa

Kebutuhan dibedakan atas kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan

primer adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusiauntuk bertahan

hidup. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan manusia yang diperlukan untuk

menjaga kenyamanan hidup. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan ketiga

setelah kebutuhan primer dan sekunder. Misalnya TV berwarna bagi orang

desa terpencil merupakan kebutuhan sekunder bagi orang kota. Barang-barang

mewah merupakan contoh kebutuhan tersier.

2. Kebutuhan sosio-budaya

Kebutuhan ini erat kaitannya dengan faktor lingkungan dan tradisi masyarakat

serta dengan sifat-sifat psikologis manusia. Oleh karena itu, kebutuhan jenis

ini ada dua yaitu Kebutuhan Sosial, yaitu kebutuhan yang ditimbulkan oleh

tuntutan hidup di masyarakattempat ia tinggal. Sedangkan Kebutuhan

Psikologis adalah yang berhubungan dengan kebutuhan sifat rohani manusia,

misalnya kebutuhan akan rasa aman, rasa dihargai, kebutuhan keamanan dan

ketentraman hati,dan kebebasan mengatur hidupnya.

3. Kebutuhan menurut waktu

Kebutuhan ini didasarkan pada seberapa pentingnya kebutuhan itu. Jenisnya

yaitu:

a. Kebutuhan sekarang, yaitu kebutuhan yang harus segera dipenuhi dan

tidak dapat ditunda. Misalnya makan, minum, pakaian, kesehatan.

b. Kebutuhan masa depan, yaitu kebutuhan yang merupakan persiapan atau

persediaan untuk menghadapi kebutuhan pada waktu yang akan datang.

Misalnya menabung untuk masa yang akan datang.

c. Kebutuhan yang tidak tentu waktunya, yaitu kebutuhan ini muncul secara

tiba-tiba atau sifatnya insidentil. Misalnya kebutuhan seorang dokter

ketika kita sakit.

Ketika kebutuhan manusia ada, maka harus diikuti dengan adanya benda

pemuas kebutuhan yaitu barang dan jasa. Barang atau benda pemuas kebutuhan

adalah segala sesuatu yang menjadi sarana, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Barang pemuas kebutuhan merupakan pemuas yang berwujud,

sedangkan pmuas kebutuhan yang tidak berwujud adalah dalam bentuk jasa.

Keankaragaman pemuas kebutuhan dibedakan menjadi:

1. Berdasarkan cara mendapatkannya:

Barang ekonomi, yaitu barang yang mempunyai kegunaan dan jmlahnya

terbatas. Artinya, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan yang

dibutuhkan masyarakat. Barang ekonomi yang berwujud antara lain barang

konsumsi, barang produksi, dan barang yang tidak berwujud atau jasa. Barang

konsumsi adalah barang yang keberadaannya tidak memerlukan pengolahan

dan dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang

ini juga sering disbut barang jadi atau barang akhir. Barang konsumsi dapat

dibagi lagi menjadi dua yaitu barang konsumsi tidak tahan lama dan barang

konsumsi tahan lama. Barang produksi atau barang modal adalah barang yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara tidak langsung.barang

ini digunakan untukmenghasilkan barang konsumsi dan atau barang-barang

modal lainnya. Barang produksi dapat dibagi menjadi dua yaitu barang

produksi satu kali pakai dan barang produksi lebih dari satu kali pakai. Barang

ekonomi yang tidak berwujud atau jasa contohnya jasa dokter, guru, salon,

pengacara, dan jasa service.

2. Berdasarkan segi kegunaannya, barang dibedakan atas:

a. Barang komplementer yaitu barang pelengkap,yaitu barang yang dalam

penggunaannya saling melengkapi. Barang komplementer baru

mempunyai nilai pakai jika pemakaiannya digabung dengan barang

lainnya. Contoh: mobil dengan bensin.

b. Barang substitusi yaitu barang pengganti atau barang yang pemakaiannya

dapat saling mengganti. Contoh: kentang pengganti beras atau nasi. Harga

barang substitusi lebih murah dari barang asli.

Untuk mendapatkan barang dan sumber daya, setiap orang harus melakukan

tindakan ekonomi. Ilmu ekonomi melakukan analisis manfaat dan pengorbanan

dari pola alokasi sumber daya dalam usahanya memenuhi kebutuhan. Alokasi

sumber dan balas jasa terletak pada faktor produksi. Faktor produksi tersebut

harus bersinergi untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya dalam

usaha perdagangan, orang mengorganisasikanfaktor-faktor produksi yang ada

seperti tanah sebagai lokasi tempat usaha, tenaga kerja sebagai tenaga administrasi

dan tenaga pemasaran, modal sebagai modal kerja untuk membeli barang-barang

dagangan, dan kewirausahaan yaitu daya seseorang yang mempunyai kemampuan

mengelola usaha.

Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum

yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Kegiatan

usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan

adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai

soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan

dalam sistem perekonomian nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi,

koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi

sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber

daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus

mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja

seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah

ekonomi.

Prinsip Koperasi

Di dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

disebutkan pada pasal 5 bahwa dalam pelaksanaannya, sebuah koperasi harus

melaksanakan prinsip koperasi. Berikut ini beberapa prinsip koperasi.

a. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.

b. Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.

c. Sisa hasil usaha (SHU) yang merupakan keuntungan dari usaha yang

dilakukan oleh koperasi dibagi berdasarkan besarnya jasa masing-masing

anggota.

d. Modal diberi balas jasa secara terbatas.

e. Koperasi bersifat mandiri.

Pada umumnya koperasi mempunyai anggota orang-orang yang keadaan

perekonomiannya kurang mampu atau lemah. Hal ini menunjukan bahwa koperasi

merupakan badan usaha yang bergerak di lapisan ekonomi bawah dan yang

menjadi anggota koperasi justru orang-orang yang memiliki modal kuat, tetapi

masyarakat masyarakat yang re;atif tidak memiliki kemampuan.

Ciri utama yang membedakan dengan mekanisme pasar dari harga barang dan

jasa yang dijual, koperasi memiliki keunggulan karena dikelola berdasarkan atas

asas kekeluargaan. Koperasi beranggotakan orang-orang atau badan hukum

koperasi yang memiliki kepentingan yang sama, yaitu untuk memenuhi kebutuhan

anggota dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Bersama-sama dengan sektor lain, yaitu sektor negara dan sektor swasta,

sektor koperasi ingin mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan nasional,

yaitu masyarakat adil, makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945 dengan jalan berusaha untuk berusaha memenuhi anggota.

Bisnis dan Mekanisme Pasar

Pengertian pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana pada umumnya

barang atau jasa diperjualbelikan. Sedangkan dalam arti luas, pasar adalah proses

dimana pembeli dan penjual saling berinteraksi untuk menentukan atau

menentukan harga jual. Dengan mengetahui jumlah penjual dan pembeli, serta

barang atau jasa yang diperjualbelikan, maka dapat diketahui tingkat persaingan

yang terjadi dalam pasar. Tingkat persaingan atau derajat persaingan inilah yang

akan menentukan bentuk-bentuk atau susunan pasar.

Pengertian pasar berdasarkan sudut pandang tempat adalah suatu tempat

dimana penjual dan pembeli menjual belikan barang dan jasa (pasar konkrit).

Pengertian pasar lainnya dapat berdasarkan jumlah penjual dengan pembeli,

atau bentuk pasar berdasarkan struktural penjual dan pembeli. Pasar jenis ini

antara lain pasar monopoli,pasar monopsoni, pasar persaingan sempurna, dan lain

sebagainya disebut pasar abstrak.

Di dalam pasar terdapat mekanisme permintaan dan penawaran. Permintaan

diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan oleh konsumen dengan berbagai

kemungkinan tingkat harga pada periode tertentu dalam suatu pasar. Permintaan

yang didukung oleh kekuatan daya/tenaga beli disebut permintaan efektif.

Sedangkan permintaan yang hanya didasarkan pada kebutuhan saja disebut

sebagai permintaan potensial.

Bentuk pasar dikelompokan menjadi dua yaitu:

1. Pasar persaingan sempurna atau pasar persaingan murni merupakan salah satu

bentuk pasar yang ekstrim. Pada pasar ini kekuatan permintaan dan kekuatan

penawaran bergerak secara leluasa. Bentuk pasar ini terdapat dalam bidang

produksi dan perdagangan hasil pertanian seperti beras, terigu, kopra, dan

minyak kelapa. Dalam pasar ini, harga ditentukan oleh kekuatan permintaan

dan penawaran. Ciri-ciri pasar ini antara lain:

a. Jumlah penjual dan pembeli banyak

b. Barang dan jasa yang diperjualbelikan bersifat homogen

c. Sumber produksi bebas bergerak

d. Pembeli dan penjual mengetahui keadaan pasar

e. Produsen bebas keluar masuk pasar

2. Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar dimana terdapat satu atau

beberapa penjual yang menguasai pasar atau harga, serta satu atau beberapa

pembeli yang menguasai pasar atau harga. Bentuk-bentuk pasar tidak

sempurna antara lain:

a. Monopili yaitu bentuk pasar yang seluruh penawarannya dipegang oleh

satu orang penjual dengan satu perusahaannya karena hanya terdapat satu

produsen/penjual saja.

b. Oligopoli yaitu suatu bentuk pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan

(2 - 20 perusahaan). Oligopoli dapat dibedakan antara oligopoli dengan

barang diferensiasi dan oligopoli dengan barang homogen. Oligopoli

dengan barang diferensiasi artinya beberapa perusahaan memproduksi

barang yang sama namun sebenarnya barang itu diperbedakan oleh merk,

mutu, dll. Contoh: industri mobil, rokok, dan sabun deterjen. Sedangkan

contoh oligopoli dengan barang homogen adalah industri seng, paralon

dan pipa besi.

c. Monopsoni, jenis ini terjadi pada kondisi permintaan dan pasar yang

dikuasai oleh pembeli tunggal. Harga produk ditentukan oleh pembeli.

d. Oligopsoni yaitu menunjuk pada suatu kondisi pasar dimana terdapat

bebrapa pembeli.

e. Monopolistik adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat banyak penjual,

masing-masing menjual suatu macam barang tertentu yang dengan cara

dibedakan antara satu penjual dengan penjual lainnya.

2.2 Kondisi Ekonomi, Koperasi dan Bisnis di Indonesia

Setiap negara berupaya untuk memakmurkan dan meningkatkan taraf hidup

rakyatnya dengan melakukan pembangunan ekonomi. Sejumlah faktor yang

mempengaruhi pembangunan ekonomi adalah:

a. Faktor alam, yaitu kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, hasil

hutan dan kekayaan laut.

b. Faktor teknologi dan barang modal karena kemajuan teknologi dengan

diikuti kemampuan investasi akan semakin mempercepat laju

perkembangan ekonomi suatu negara.

c. Faktor budaya dapat berfungsi sebagai motivator atau pendorong

pelaksanaan pembangunan apabila adat istiadat atau kehidupan masyarakat

lebih mengacu pada pola hidup hemat dan kerja keras, tetapi juga dapat

menjadi penghambat pembangunan apabila sifat budayanya boros dan

malas bekerja.

Arah pembangunan nasional tertera dalam visi dan misi pembangunan

nasional. Visi dan misi pembangunan nasional tersebut antara lain berusaha

mewujudkan masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, daya

saing, maju, dan sejahtera dalam wadah kesatuan republik Indonesia yang

didukung oleh manusia Indonesia. Sesuai dengan tap MPR No. IV/MPR/1999,

arah kebijakan di bidang ekonomi sebagai berikut:

1. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme

pasar yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan

pertumbuhan ekonomi, nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup,

pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sehingga terjamin

kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja, perlindungan hak-hak

konsumen, serta perlakuan yang adil bagi seluruh masyarakat.

2. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan

terjadinya struktur pasar monopolistik dan berbagai struktur pasar yang

distortif, yang merugikan masyarakat.

3. Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan

pasar dengan menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme

pasar, melalui regulasi, layanan publik, subsidi dan insentif, yang dilakukan

secara transparan dan diatur dengan undang-undang.

4. Mengupayakan kehidupan yang layak berdasarkan atas kemanusiaan yang adil

bagi masyarakat, terutama bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar dengan

mengembangkan sistem dana jaminan sosial melalui program pemerintah serta

menumbuhkembangkan usaha dan kreativitas masyarakat yang

pendistribusiannya dilakukan dengan birokrasi yang efektif dan efisien serta

ditetapkan dengan undang-undang.

5. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan

teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan

komparatif sebagai negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk

unggulan di setiap daerah, terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan,

kelautan, pertambangan, pariwisata, serta industri kecil dan kerajinan rakyat.

6. Mengelola kebijakan makro dan mikro ekonomi secara terkoordinasi dan

sinergi guna menentukan tingkat suku bunga wajar, tingkat inflasi terkendali,

tingkat kurs rupiah yang stabil dan realistis, menyediakan kebutuhan pokok

terutama perumahan dan pangan rakyat, menyediakan fasilitas publik yang

memadai dan harga terjangkau, serta memperlancar perizinan yang transparan,

mudah, murah, dan cepat.

7. Mengembangkan kebijakan fiskal dengan memperhatikan prinsip transparansi,

disiplin, keadilan, efisiensi, efektivitas, untuk menambah penerimaan negara

dan mengurangi ketergantungan dana dari luar negeri.

8. Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan efisien, dan

meningkatkan penerapan peraturan perundangan sesuai dengan standar

internasional dan diawasi oleh lembaga independen.

9. Mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeri pemerintah untuk

kegiatan ekonomi produktif yang dilaksanakan secara transparan, efektif, dan

efisien. Mekanisme dan prosedur peminjaman luar negeri harus dengan

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan diatur dengan undang-undang.

10. Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan, dan investasi dalam rangka

meningkatkan daya saing global dengan membuka aksesibilitas yang sama

terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat dan seluruh

daerah melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber

daya alam dan sumber daya manusia dengan menghapus segala bentuk

perlakuan diskriminatif dan hambatan.

11. Memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih efisien,

produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang

kondusif dan peluang usaha yang seluas-luasnya. Bantuan fasilitas dari

negara diberikan secara selektif terutama dalam bentuk perlindungan dari

persaingan yang tidak sehat, pendidikan dan pelatihan, informasi bisnis dan

teknologi, permohonan, dan lokasi berusaha.

12. Menata Badan Usaha Milik Negara secara efisien, transparan, dan profesional

terutama yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum yang bergerak

dalam penyediaan fasilitas publik, industri pertahanan dan keamanan,

pengelolaan aset strategis, dan kegiatan usaha lainnya yang tidak dilakukan

oleh swasta dan koperasi. Keberadaan dan pengelolaan Badan Usaha Milik

Negara ditetapkan dengan undang-undang

13. Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang

saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi, swasta dan Badan

Usaha Milik Negara, serta antara usaha besar, menengah, dan kecil dalam

rangka memperkuat struktur ekonomi nasional.

14. Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman

sumber daya bahan pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka

menjamin tersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang

dibutuhkan pada tingkat harga yang terjangkau dengan memperhatikan

peningkatan pendapatan petani dan nelayan, serta peningkatan produksi yang

diatur dengan udang-undang.

15. Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga listrik

yang relatif murah dan ramah lingkungan dan secara berkelanjutan yang

pengelolaannya diatur dengan undang-undang.

16. Mengembangkan kebijakan pertanahan untuk meningkatkan pemanfaatan dan

penggunaan tanah secara adil, transparan, dan produktif dengan

mengutamakan hak-hak rakyat setempat, termasuk hak ulayat dan masyarakat

adat, serta berdasarkan tata ruang wilayah yang serasi dan seimbang.

17. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik,

termasuk transportasi telekomunikasi, energi, dan listrik, dan air bersih guna

mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat

dengan harga terjangkau, serta membuka keterisolasian wilayah pedalaman

dan terpencil.

18. Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu yang

diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja,

peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungan kerja, dan

kebebasan berserikat.

19. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri

dengan memperhatikan kompetensi, perlindungan dan pembelaan tenaga

kerja yang dikelola secara terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi

tenaga kerja.

20. Meningkatkan penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu

pengetahuan dan teknologi termasuk teknologi bangsa sendiri dalam dunia

usaha, terutama usaha kecil, menengah, dan koperasi guna meningkatkan

daya saing produk yang berbasis sumber daya lokal.

21. Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepat proses pengentasan

masyarakat dari kemiskinan dan mengurangi pengangguran, yang merupakan

dampak krisis ekonomi.

22. Mempercepat penyelamatan dan pemulihan ekonomi guna membangkitkan

sektor riil terutama bagi pengusaha kecil, menengah, dan koperasi melalui

upaya pengendalian laju inflasi, stabilisasi kurs rupiah pada tingkat yang

realistis, dan suku bunga yang wajar serta didukung oleh tersedianya

likuiditas sesuai kebutuhan.

23. Menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan mengurangi

defisit anggaran melalui peningkatan disiplin anggaran, pengurangan subsidi

dan pinjaman luar negeri secara bertahap, peningkatan penerimaan pajak

progresif yang adil dan jujur, serta penghematan pengeluaran.

24. Mempercepat rekapitalisasi sektor perbankan dan restrukturisasi utang swasta

secara transparan agar perbankan nasional dan perusahaan swasta menjadi

sehat, terpercaya, adil, dan efisien dalam malayani masyarakat dan kegiatan

perekonomian.

25. Melaksanakan restrukturisasi aset negara, terutama aset yang berasal dari

likuidasi perbankan dan perusahaan, dalam rangka meningkatkan efisiensi

dan produktivitas secara transparan dan pelaksanaannya dikonsultasikan

dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Pengelolaan aset negara diatur dengan

undang-undang.

26. Melakukan renegosiasi dan mempercepat restrukturisasi utang luar negeri

bersama-sama dengan Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, lembaga

keuangan internasional lainnya, dan negara donor dengan memperhatikan

kemampuan bangsa dan negara, yang pelaksanaannya dilakukan secara

transparan dan dikonsultasikan dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

27. Melakukan secara produktif negosiasi dan kerja sama ekonomi bilateral dan

multilateral dalam rangka meningkatkan volume dan nilai ekspor terutama

dari sektor industri yang berbasis sumber daya alam, serta menarik investasi

finansial dan investasi asing langsung tanpa merugikan pengusaha nasional.

28. Menyehatkan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah terutama

yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum. Bagi Badan Usaha

Milik Negara yang usahanya tidak berkaitan dengan kepentingan umum

didorong untuk privatisasi melalui pasar modal.

Pengembangan ekonomi koperasi

Tahun 1903 pejuang kemerdekaan mendirikan koperasi yang bergerak

dibidang konsumsi yang memiliki ciri-ciri seperti koperasi Rochdale. Saat itu

koperasi berperan ganda disatu pihak senagai organisasi ekonomi dalam upaya

memenuhi kebutuhan para anggota dilain pihak mempunyai fungsi yang lebih

penting yaitu merupakan saran komunikasi antara pejuang kemerdekaan

Tahun 1912 serikat dagang islam yang kemudian disebut seikat islam juga

berusaha mendirikan toko bersama yaitu toko koperasi. Usaha ini kurang berhasil

karena kurangnya informasi kepada masyarakat tentang perkoperasian dan juga

terbatasnya pimpinan yang mampu mengelola koperasi tersebut.

Tahun 1915 Dikeluarkanya peraturan No. 413/1915 yang isinya mengatur

tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi tentang pendirian koperasi.

Tahun 1927 dikeluarkannya Peraturan Koperasi No.91/1927 yang

dikhususkan bagi Koperasi Bumi Putera. Peraturan ini pada dasarnya

menyederhanakan dan memperingan Peraturan Koperasi No.413/1915.

Tahun 1933 dikeluatkannya Perturan Perkoperasian No.108/1933. Isi dari

peraturan ini tidak jauh berbeda dengan peraturan No.91/1927. Peraturan

perkoperasian No.108/1933 berlaku bagi masyarakat atau pegawai kolonial

Belanda. Hal ini justru mempersempit atau membatasi berkembangnya koperasi.

Tahun 1949 pada masa penjajahan Jepang perkembangan koperasi di

Indonesia semakin terpuruk. Apalagi bila dilihat UU No.23/1942. Orang yang

akan mendirikan koperasi harus mendapatkan izin dari pembesar setempat. Pada

masa itu Jepang mendirikan Kumiai yaitu semacam koperasi yang breada dibawah

badan ekonomi atau Yumun Keisioku.

Tahun 1949 dikeluarkannya UU No. 179/1949 yang isinya Pendirian

Koperasi tidak lagi menggunakan akte notaris Keberadaan Koperasi dibawah

pengawasan pemerintah Keanggotaan terbuka bagi siapa saja, Pemerintah ikut

mengatur kehidupan koperasi

Tahun 1958 pemerintah mengelaukan UU RI No.79/1958. Undang-indang ini

dimaksudkan untuk menyempurnakan peraturan-peraturan yang pernah berlaku di

Indonesia. UU RI No.79/1958 disempurnakana lagi menjadi UU No. 60/1959

yang lebih memberikan peran kepada direktorat koperasi

Tahun 1965 dikeluarkan UU No. 14/1965 Undang-undang ini merupakan

hasil Munaskop II tanggal 2-10 Agustus 1965. UU ini isinya ternyata

menyelewengkan dan bertentang dengan perikehidupan koperasi. Menurut UU ini

koperasi berubah perannya menjadi organisasi untuk kepentingan politik dan

dipergunakan sebagai alat revolusi

Tahun 1967 untuk mengembalikan peran koperasi sebagai alat untuk

memperbaiki perekonomian rakyat maka dikeluarkan Undang-Undang

No.12/1967. UU ini berisi tentang pokok-pokok perkoperasian yang sesuai

dengan landasan, asas dan sendi dasar koperasi Indonesia.

Tahun 1992 untuk menyempurnakan dan meningkatkan peran koperasi

sebagai salah satu sektor perekonomian Indonesia maka dikeluarkanlah UU Kop

No. 25/1992 . Menurut UU ini koperasi diberikan peran yang lebih luas didalam

mengembangkan usahanya. Diharapkan kemandirian koperasi benar-benar dapat

terwujud.

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi

dan peran koperasi sebagai berikut:

Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;

Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

manusia dan masyarakat

Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya

Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi

Bisnis

Selain koperasi, pemerintah juga membuka bagi warga negara untuk

mengembangkan ekonomi melalui lembaga selain koperasi, yaitu antara lain pada

sektor negara dan sektor swasta.

Sektor negara merupakanperwujudan isi Pasal 33 UUD 1945 ayat 2 dan

3,pasal 33 ayat 2 menyebutkan bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi

negara dan menguasai hayat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, sedangkan

pasal 33 ayat 3 menyebutkan bahwa bumi dan air dan kekayaan yang terkandung

di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar

kemakmuran rakyat. Hal ini memberikan makna bahwa monopoli atas cabang

produksi yang penting dan menguasai hayat hidup orang banyak serta kekayaan

alam oleh negara semata-mata untuk mengamankan agar jangan sampai jatuh ke

tangan swasta atau perorangan yang tidak bertanggung jawab. Pelaksanaan Pasal

33 ayat 2 dan 3 oleh pemerintah direalisasikan melalui pendirian Badan Usaha

Milik Negara.

Bila cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang

banyak dikuasai negara, maka swasta diberikan kesempatan untuk berusaha di

cabang-cabang produksi yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak. BUMS

memiliki beberapa bentuk, yaitu :

1. Perusahaan Perseorangan Suatu bentuk badan usaha yang seluruh modal dan

tanggung jawabnya dimiliki oleh seseorang secara pribadi. Jadi, semua resiko

dan kegiatan usaha menjadi tanggung jawab penuh pengusaha. Contoh :

Penginapan, penggilingan padi, toserba, restoran. Untuk mendirikan

perusahaan perseorangan tidak ada undang – undang yang mengatur secara

khusus. Namun untuk beberapa jenis usaha, perusahaan perseorangan baru

boleh melakukan aktivitasnya setelah mendapatkan izin dari pemerintah daerah

setempat.

2. Firma Suatu persekutuan antara 2 orang atau lebih yang menjalankan usaha

dengan 1 nama dan bertujuan untuk membagi hasil yang diperoleh dari

persekutuan itu. Biasanya orang – orang yang mendirikan Firma adalah orang –

orang yang memiliki hubungan keluarga. Pendiriannya dilakukan di hadapan

notaris dengan membuat akta pendirian sebagai bukti tertulis. Firma lebih baik

daripada perusahaan perseorangan sebab memiliki modal lebih besar dan

dikelola lebih dari 1 orang. Contoh : konsultan hukum dan pengacara.

3. Persekutuan Komanditer (CV) CV singkatan dari Commanditaire

Vennotschaap yang berasal dari Bahasa Belanda, dalam Bahasa Indonesia

dikenal dengan istilah persekutuan komanditer. Persekutuan Komanditer

adalah suatu persekutuan yang terdiri atas beberapa orang yang menjalankan

usaha dan beberapa orang hanya menyerahkan modal saja. Orang yang terlibat

dalam CV ini disebut sekutu. Ada 2 jenis sekutu dalam CV yaitu, :

1. Sekutu aktif / komplementer yaitu sekutu yang menjalankan / memimpin

suatu perusahaan.

2. Sekutu pasif / komanditer Sekutu yang memercayakan modalnya kepada

sekutu aktif dan tidak bertanggung jawab menjalankan usahanya.

4. Persekutuan Terbatas (PT) Pt adalah suatu persekutuan antara 2 orang / lebih

yang menjalankan usahanya dengan modal yang diperoleh dari pengeluaran

saham. Saham adalah tanda pernyataan modal pada PT. Pemegang saham /

persero bertanggung jawab terbatas, hanya sebesar modal yang ditanam.

Keuntungan bagi persero diberikan dalam bentuk dividen : Pengolahan PT

diserahkan kepada dewan direksi Dalam menjalankan tugasnya, dewan direksi

diawasi oleh dewan komisaris.

Komponen yang memegang kekuasaan tertinggi dalam PT adalah Rapat

Umum Pemegang Saham(RUPS). Dlm RUPS,ditentukan bagaimana kegiatan

badan usaha akan dijalankan, mengangkat, memberhentikan direksi & dewan

komisaris serta mengatur pembagian dividen untuk para peserta. Berdasarkan

sahamnya PT dibedakan menjadi 2. yaitu :

1. PT tertutup Saham dalam PT ini sifatnya terbatas, jumlahnya tidak banyak

& pemegang saham biasanya saling mengenal. Biasanya hal ini ditujukan

agar kekayaan badan usaha tidak jatuh ke tangan orang lain.

2. PT terbuka Dalam PT ini, sahamnya terdaftar di bursa efek. Saham dapat

dimiliki oleh masyarakat umum & pemegang saham tidak harus mengenal.

PT biasanya menuliskan singkatan Tbk (terbuka) di belakang nama

perseronya.

Sistem Ekonomi Global dan Dampaknya

Dampak globalisasi ekonomi baik dampak globalisasi positif ataupun dampak

globalisasi negatif termasuk pengaruh globalisasi terhadap kehidupan ekonomi

akan sedikit saya ulas dalam posting saya kali ini. Makalah Dampak globalisasi

ekonomi ini, ( jika tulisan sederhana ini boleh saya sebut makalah)  adalah bagian

dari opini saya sebagai aktivis koperasi sekaligus pelaku usaha kecil dalam

menyikapi globalisasi ekonomi yang dibungkus perjanjian ACFTA. saya telah

sedikit menyiggung persoalan ini dala posting saya sebelumnya yang berjudul

peluang usaha 2010. Pengertian globalisasi sendiri diambil dari kata global yang

artinya universal. Ada sebagain yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan

proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa

seluruh bangsa dan negara berada dalam ikatan yang semakin kuat  untuk

mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru atau kita bisa mengatikan kesatuan

ko-eksistensi yang nantinya akan mengahpus batas-batas geografis, ekonomi dan

budaya masyarakat. Penertian ini didukung oleh pihak yang mendukung

terjadinya sebuah evolusi sosial ekonomi dan budaya.

Namun bagi pihak yang tidak sependapat menyebutkan bahwa globalisasi

sebagai sebuah proyek  rekayasa negara-negara adikuasa (kapitalis) untuk tetap

menjaga eksistensi dan pengaruhnya terhadap dunia terutama dunia ketiga. Stigma

negatif disematkan kepada globalisasi oleh para pendukung ide ini, globalisasi

dipandang hanya evlolusi dari kapitalisme dimana negara2 kaya akan mengontrol

perokonomian dunia sedangkan negara negara kecil atau yang sering disebuk

negara ketiga hanya dieksploitasi dan semakin terbenam karena tidak mempunyai

daya saing.

Salah satu tokoh yang berpendapat bahwa Globalisasi berdampak negatif

adalah Dosen dari Universitas Ohio Elizabeth Fuller Collins. Collins

menyebutkan bahwa dampak negatif globalisasi adalah bahwa kapitalisme pasar

bebas yang bersanding manis dengan istilah  ekonomi neoliberal  memperlakukan

tenaga kerja, uang, tanah dan sumber alam sebagai faktor produksi semata atau

komoditas yang diperjual belikan. Akibatnya, Suplay dan demand dari tenaga

kerja, uang, tanah dan sumber alam akan ditentukan dan menentukan harga di

pasaran. Dampak langsung yang diakibatkan kondisi ini adalah krisis finansial,

instabilitas politik, dan ancaman kelestarian lingkungan.

Penjelasan sederhana dari pernyataan diatas seperti saya tulis dalam posting

garuda vs freeport . Jika tenaga kerja hanya dianggap sebagai faktor produksi

maka karyawan tidak lebih dari mesin atau robot. Upah tenaga kerja akan ditekan

serendah mungkin agar memberikan hasil maksimal dalam mengeruk keuntungan,

faktor humanisme akan dikesampingkan dan tentu sasaran paling empuk untuk

mensuplay tenaga kerja murah adalah negara berkembang atau negara miskin

yang "terjebak" dengan iming2 investasi dan perkembangan ekonomi semu.

Pemilik modal akan meminta berbagai macam fasilitas seperti pengurangan pajak,

pasokan tenaga kerja murah dan tentu juga ketersediaan sumber daya alam dan

demi investasi negara berkembang akan mengamini semua permintaan kapitalis

akibatnya persis seperti yang terjadi di papua dengan freeport. setiap hari freeport

menghasilkan 225 ribu ton bijih emas, bahkan reuters pernah melansir 4 bos besar

freeport menerima tidak kurang Rp. 126,3 M / bulan atau 1,5 T / tahun,

bandingkan dengan APBD yang cuma ditargetkan 5,28 T. Apa yang diperoleh

papua dari kapitalisasi freeport? kemiskinan, Kerusakan hutan dan AIDS, maka

wajar jika kemudian globalisasi sebagai bentuk paling mutakhir dari kapitalisme

dianggap mengakibatkan dampak negatif yang luar biasa

Lantas jika demikian apakah ada dampak positif globalisasi ? Sebagaiman

diyakini oleh pemerintah orde baru yang kemudian diadopsi sampai saat ini

bahwa globalisasi adalah sebuah keharusan dan tidak bisa terelakan karena

memang menjadi bagian dari proses perubahan sosial maka globalisasi akan

berdampak positif bagi pemilik modal atau yang memiliki kompetensi untuk

bersaing. Globalisasi akan memberikan ruang dan pasar serta peluang usaha

semakin luas  dengan konsep bordeless maka kesempatan mengembangkan usaha

akan semakin terbuka lebar, dengan catatan ini hanya berlaku bagi mereka yang

memiliki kompetensi, bagaimana dengan rakyat Indonesia yang sebagian besar

tidak memiliki kompetensi? pada saat globalisasi berlaku penuh dengan hukum

pasar yang banyak berperan sedangkan peran pemerintah semakinberkurang maka

jangan harap berbagai macam subsidi dan bantuan - bantuan akan bisa dinikamati,

gak akan ada lagi kata mutiara cinta untuk rakyat, contoh kongkrit adalah

pengahapusan subsidi BBM yang dilakukan agar asing bisa ikut bermain dalam

bisnis BBM adalah bentuk nyata dari proses globalisasi, jangan heran jika suatu

saat air juga diprivatisasi

DAFTAR PUSTAKA

Taneo, S.P. (2009). Konsep dasar ilmu-ilmu social. [online].

Tersedia: http://www.fkip.unej.ac.id/attachments/221_Kajian_IPS_2_0.pdf

TAP MPR no IV/MPR/1999. (1999) [online]

Tersedia: http://tatanusa.co.id/tapmpr/99TAPMPR-IV.pdf

Koperasi syariah. (2009). Fungsi dan Peran Koperasi. [online]

Tersedia: http://www.koperasisyariah.com/fungsi-dan-peran-koperasi/