makalah koperasi

22
MANAJEMEN PENGADAAN DISUSUN OLEH : KELOMPOK IX 1. ITA YANTI NAIBAHO (708221050) 2. RIADI TUA SINURAT (708221068) 3. SARTONO PAKPAHAN(708221074) UNIVERSITAS NEGERI MEDAN SUMATERA UTARA 2009

Upload: riadysinurat542

Post on 18-Jun-2015

19.876 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KOPERASI

MANAJEMEN PENGADAAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IX

1. ITA YANTI NAIBAHO (708221050)2. RIADI TUA SINURAT (708221068)3. SARTONO PAKPAHAN(708221074)

UNIVERSITAS NEGERI MEDANSUMATERA UTARA

2009

Page 2: MAKALAH KOPERASI

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

perkenaanNya makalah ini dapat kami selesaikan. makalah ini kami susun dengan

tujuan untuk membantu memperlancar dan mempermudah dalam penyampaian materi

Manaemen Koperasi.

Meskipun kami telah berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya,

namun kami menyadari bahwasanya makalah ini masih memiliki kekurangan dan

kesalah-kesalahan. oleh karena itu, segala kritik yang sifatnya membangun dari pihak

manapun akan kami terima dengan senang hati.

semoga makalah sederhana ini bermanfaat bagi siapa saja dan selamat membaca.

Hormat Kami,

Kelompok IX

Page 3: MAKALAH KOPERASI

BAB II

Page 4: MAKALAH KOPERASI

MANAJEMEN PENGADAAN

Pengadaan sangat pentingbagi perusahaan, tingkat kepentingannya dapat dilihat

dari aspek keuangan, aspek barang, aspek tempat dan aspek harga.

1. Aspek Keuangan

Dengan manajemen pengadaan yang baik, biaya yang akan ditanggung organisasi

atau koperasi dapat ditekan serendah mungkin. Organisasi atau koperasi juga harus

mementingkan kualitas dari produk tersebut. Dengan berprinsip bahwa kebutuhan

barang suatu periode tercukupi, dengan kualitas pelayanan yang dikehendaki dan

dengan biaya semurah mungkin.

2. Aspek Barang

Pada saat tertentu beberapa jenis barang tertentu sangat dibutuhkan oleh

konsumen yang anggota atau nonangota koperasi dan barang tersebut tidak dapat

digantikan oleh barang lain. Barang itu tidak mempunyai substitusi sehingga koperasi

harus selalu menyediakan barang tersebut sampai kebutuhan anggota terpenuhi. Hal- hal

yang menjadi perhatian koperasi atau organisasi yang menyediakan produk tersebut

adalah masalah pembungkusan, penimangan, pengepakan, dan yang terpenting masalah

kualitas barang. Aspek barang merupakan hal yang sangat penting yang harus tersedia

dan harus disesuaikan dengan selera dan kebutuhan pelanggan. Bagian pengadaan harus

dapat mengatur jumlah bara dengan keperluan. Jika persediaan barang berlebihan,maka

akan mengalami resiko seperti : kehilangan, rusak, dan sebagainya.

3.Aspek Tempat

Koperasi dituntut untuk beranggapan bahwa konsumen tidak mau bersusah payah

dalam mendapatkan barang yang diinginkan. Oleh karena itu, barang- barang yang

dibutuhkan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi konsumen berada.

Page 5: MAKALAH KOPERASI

Koperasi juga harus mempertimbangkan masalah pesaing. Sehingga koperasi

harus berasumsi bahwa para pesaing membawa barang yang dijual ketempat dia

berada.. Bila dilihat dari sisi anggota,mereka menginginkan mendapatkan barang yang

dibutuhkan dengan pengorbanan sekecil mungkin. Pengorbanan tersebut dapat berupa

waktu, tenaga, dan biaya. Pengorbanan yang berwujud waktu adalah para anggota dapat

memperoleh barang yang diinginkan secepat mungkin karena akan digunakan.

Pengorbanan berupa tenaga, dengan tenaga yang sekecil mungkin sudah dapat

memperoleh barang yang dibutuhkan. Sedangkan pengorbanan yang berwujud biaya

adalah anggota atau konsumen dapat memperoleh barang kebutuhan tanpa onkos.

Koperasi harus menyediakan barang kebutuhan konsumen di tempat yang

strategis, yaitu mendekati lokasi konsumen.

4. Aspek Harga

koperasi harus berusaha menyediakan barang atau produk dengan harga yang

pantas dan dengan harga yang termurah sehingga dapat terjangkau oleh anggota. Harga

yang ditetapkan sudah dapat menutup harga pokok atau harga beli produk tersebut.

Koperasi memberikan potongan harga dari kuantitas.

Faktor- faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah cara pembayaran, karena

biasanya anggota jarang mempunyai uang tunai yang cukup. Sehingga koperasi

menyediakan cara pembayaran yang dilakukan dengan kredit. Jadi pengadaan ditinjau

dari aspek harga adalah koperasi harus mampu menyediakan barang dengan harga

“murah” dan dengan cara pembayaran yang sesuai dengan kemampuan keuangan

anggota.

Sehubungan dengan pengadaan barang yang dilakukan koperasi, maka manajemen

koperasi harus melakukan hal- hal berikut:

Menetapkan tingkat pelayanan yang optimal dari setiap aspek dan produk

dengan memberikan keseimbangan antara kepentingan penghematan dengan

kebutuhan anggota untuk memperoleh pelayanan.

Page 6: MAKALAH KOPERASI

Harus mampu mengelola pengadaan barang secara efektif, yaitu dengan tingkat

pelayanan tertentu sehingga biaya operasinya minimum.

PEMILIHAN ASAL, JENIS, DAN JUMLAH BARANG

1. Pemilihan Asal Barang

Menyelidiki asal- usul barang tersebut. Apakah barang tesebut dibeli langsung dari

pabrik atau dibeli dari agen penjualan atau melalui distributor yang ditunjuk. Manajer

harus mengetahui sumber barang yang paling murah. Jika tidak bisa membeli langsung

dari produsen, maka diusahakan memperpendek saluran distibusi sehingga dapat

menekan biaya. Koperasi harus berfungsi sebagai pedagang perantara dimana setiap pos

yang dilewati (sebagai distribusi barang ) tentu ada biayanya. Jika saluran diperpendek,

koperasi dapat menghemat berbagai macam biaya.

2. Jenis Barang

Bagian pengadaan barang harus mengetahui secara persis barang yang ada karena

di pasar terdapat berbagai macam barang dengan kualitas dan jenis yang hampir sama.

Di sini masing-masing konsumen sering mengalami kesulitan dalam menentukan

barang mana yang akan dibeli dan yang memenuhi syarat. Keadaan ini mengharuskan

petugas bagian pengadaan untuk menguasai produk yang dikendaki disamping

memberikan keterangan atau informasi tentang produk secara benar dan jujur kepada

para anggota koperasi.

3. Jumlah Barang

Bagian pengadaan barang selain harus mengetahui jenis dan asal produk juga

harus mengetahui jumlah barang yang sekiranya akan dikonsumsi oleh para anggota

yang benar-benar ingin berbelanja ke koperasi. Jadi koperasi harus tahu pangsa

pasarnya, dimana hal ini dapat ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut :

Page 7: MAKALAH KOPERASI

1. Mengetahui dinas-dinas yang terkait untuk menaksir jumlah kebutuhan yang

ideal.

2. Apabila mungkin dapat dilakukan penelitian atas jumlah tersebut, apakah sudah

ada yang disediakan oleh para pesaing. Dengan demikian koperasi harus

menyediakan berapa banyak untuk masing-masing jenis barang.

Setelah beberapa aspek pandangan tentang pengadaan tersebut diketahui, akhirnya

dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Dilihat dari segi anggota, pengadaan oleh koperasi dapat dirasakan oleh anggota

melalui pelayanan yang baik kepada mereka. Hal ini akan berakibat kepada

efisiensi bagi individu anggota, terutama bagi anggota yang mempunyai usaha.

2. Jika dilihat dari segi koperasi, maka dapat menghemat biaya sehingga harga jual

produk kepada anggota dapat lebih murah. Selain itu, pelayanan yang lain dapat

juga diberikan secara lebih baik kepada anggota. Disini anggota diharapkan

untuk lebih berpartisipasi kepada koperasi yang akan mengakibatkan

peningkatan atas Sisa Hasil Usaha koperasi.

PENGENDALIAN PERSEDIAAN

Faktor kunci dalam mengelola produks/operasi adalah pengendalian persediaan.

fungsi utama pengendalian persediaan adalah mengamankan dan menjaga jumlah

optimal serta jenis-jenis sumber daya fisik yang dibutuhkan oleh rencana strategik

organisasi.Bagian persediaan akan merasa senang dan tenang kalau jumlah persediaan

barangnya sedikit. Hal ini memang diharapkan karena beberapa alasan berikut :

1. Lebih mudah mengawasi.

2. Resiko hilang , rusak, dan ketinggalan mode akan lebih ringan atau lebih rendah.

3. Ruangan yang dipakai menyimpan barang lebih sedikit sehingga dapat

menghemat biaya, misalnya biaya perawatan, biaya gudang, dan biaya asuransi.

Dana yang diinvestasikan untuk barang yang jumlahnya sedikit, otomatis juga

sedikit sehingga dapat menghemat modal. Hal sebaliknya dapat terjadi bila

Page 8: MAKALAH KOPERASI

dilihat dari sisi bagian produksi atau bagian pemasaran. Bagian produksi

menginginkan jumlah persediaan bahan baku sebanyak mungkin dimana hal ini

dimaksudkan untuk mengantisipasi jika ada permintan akan produksi.

PEMBELIAN PALING EKONOMIS

Keadaan paling ekonomis akan dapat dicapai apabila hal-hal berikut ini telah

dipertimbangkan :

1. Biaya perawatan di gudang

2. Biaya pemesanan

3. Harga beli per unit atau nilai barang per unit

4. Jumlah kebutuhan barang satu periode , misalnya kebutuhsn barang satu tahun.

PENGAWASAN PERSEDIAAN

Disini sering terjadi ketidaksesuaian mengenai jumlah yang tertulis dalam catatan

dengan jumlah fisiknya, dimana hal ini biasa terjadi karena :

Kesalahan hitung .

Pencurian / kehilangan.

Barang rusak ( harus ada bukti ).

Susut / menguap karena sifat barang.

Ada kebocoran tempat penyimpanan.

Kesal terhadap Barang rusak ( harus ada bukti ).

kesalahan menulis dan mencatat.

Jadi tugas bagian pengawasan adalah memastikan hal-hal seperti seberapa luas

penyebabnya dan seberapa banyak tingkat keseringan atau frekuensi kejadian. Setelah

itu baru dilakukan tindakan penanganannya.

Ditinjau dari segi lain maka pengawas juga harus meneliti prosedur yang ada dan

pelaksanaannya dimana prosedur pemeriksaan adalah sebagai berikut :

Page 9: MAKALAH KOPERASI

1. Waktu pengiriman seperti :

Meyakinkan bahwa barang yang dikirim itu benar.

Pembongkaran barang harus benar, baik caranya agar barang tidak rusak

maupun jumlah dan jenisnya.

Mencocokkan dengan catatan dan dokumen yang menyertainya.

Apabila sudah cocok bubuhkan suatu tanda.

Laporan atau berita acara penerimaan barang harus segera diselesaikan

dengan prosedur yang ada.

2. Pencatatan barang keluar harus sesuai dengan metode yang sudah disepakati.

Isilah kartu gudang dengan tertib dan benar.

3. Pemeriksaan berkala secara rutin, baik terhadap catatan maupun barangnya

secara fisik dimana hal ini akan mempermudah pengawasan atau mencegah

adanya ketidaksesuaian.

4. Pastikan bahwa fluktuasi barang atau mutasi persediaan harus didukung oleh

bukti-bukti yang benar dan lengkap.

5. Tempatkan petugas yang mengetahui persis sifat-sifat barang yang disimpan dan

pilihlah karyawan yang berdedikasi tinggi serta mau melayani anggota dengan

sebaik-baiknya.

Pemberdayaan Usaha Kecil Termasuk Koperasi Kecil Dalam Pengadaan

Barang / Jasa

A.Perluasan Peluang Usaha Kecil Termasuk Koperasi Kecil

Untuk meningkatkan pemberdayaan usaha kecil termasuk koperasi kecil setempat

dalam rangka pengadaan barang/ jasa instansi pemerintah, ditetapkan sebagai

berikut:

Page 10: MAKALAH KOPERASI

Setiap awal tahun anggaran, pengguna barang/ jasa atau pejabat berwenang

lainnya wajib membuat rencana pengadaan barang/ jasa sesuai dengan

keperluannya berdasarkan dana yang tersedia dan agar sebanyak mungkin

menyediakan paket- paket pekerjaan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil,

selanjutnya segera melaporkan kepada pimpinan instansinya, serta instansi yang

membidangi usaha kecil termasuk koperasi kecil disetiap kabupaten/ kota.

Instansi yang membidangi saha kecil di setiap kabupaten/ kota wajib

menghimpun laporan rencana pengadaan barang/ jasa instansi pemerintah di

wilayahnya dan menyusun direktori peluang bagi usaha kecil termasuk koperasi

kecil, serta memantau pelaksanaannya berdasarkan pedoman teknis dari Menteri

yang membidangi usaha kecil.

B. Pembinaan

1. Menteri/ Panglima TNI/ Kapolri/ Pimpinan Lembaga Pemerintah/ Gubernur BI/

Pimpinan BHMN/ Direksi BUMN/ BUMD agar membebaskan segala bentuk

pungutan biaya yang berkaitan dengan perizinan usaha, registrasi uasaha kecil

termasuk koperasi kecil, serta pungutan lain dalam pengadaan barang/ jasa instansi

pemerintah kepada usaha kecil tewrmasuk koperasi kecil di wilayahnya.

2. Menteri/ Panglima TNI/ Kapolri/ Pimpinan Lembaga Pemerintah/ Gubernur/

Bupati/ Walikota/ Dewan Gubernur BI/ Pimpinan BHMN/ Direksi BUMN/

BUMD bertanggung jawab atas pengendalian pelaksanaan pengaaan barang/jasa

termasuk upaya peningkatan pelaksanaan kemitraan antara usaha besar, menengah

dan usaha kecil termasuk koperasi kecil di lingkungan  instansinya.

3. Usaha kecil termasuk koperasi kecil yang ditetapkan sebagai penyedia

barang/jasa (pemenang pengadaan barang/jasa) dilarang mengalihkan

pelaksanaan  pekerjaan kepada pihak lain dengan alasan apapun.

Page 11: MAKALAH KOPERASI

BAB IPENDAHULUAN

Page 12: MAKALAH KOPERASI

STUDI KASUS

EFEKTIFITAS PENGADAAN BERASDI PROPINSI SUMATERA BARAT

Koperasi merupakan lembaga dimana orang-orang yang memilikikepentingan relatif homogen, mau bersatu dalam suatu wadah untuk meningkatkankesejahteraannya. Konsepsi demikian mendudukkan koperasi sebagai badan usahayang cukup strategis bagi anggotanya, dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yangpada gilirannya berdampak kepada masyarakat secara luas. Di sektor pertanianmisalnya, peranserta koperasi di masa lalu cukup efektif untuk mendorongpeningkatan produksi khususnya di subsektor pangan. Selama era tahun 1980-an,koperasi terutama KUD mampu memposisikan diri sebagai lembaga yangdiperhitungkan dalam program pengadaan pangan nasional. Ditinjau dari sisiproduksi pangan khususnya beras, peran signifikannya dapat diamati dalam halpenyaluran prasarana dan sarana produksi mulai dari pupuk, bibit, obat-obatan, sampai dengan pemasaran gabah atau beras.

Sementara itu, di dalam negeri telah terjadi berbagai perubahan seiring denganberlangsungnya era globalisasi dan liberalisasi ekonomi, kondisi tersebut membawakonsekuensi serius dalam hal pengadaan bahan pangan. Liberalisasi ekonomi dengan menyerahkan kendali roda perekonomian kepada mekanisme pasar, yang belum tentu secara otomatis berpihak kepada komunitas ekonomi lemah atau kecil. Kondisi yang demikian berlangsung juga di sektor pangan, terutama diperkirakan karena belum tertatanya sistem produksi dan distribusi dalam mengantisipasi perubahan yang terjadi. Semula peran Bulog sangat dominan dalam pengadaan pangan dan penyangga harga dasar, tetapi sekarang setelah tiadanya paket skim kredit pengadaan pangan melalui koperasi maka pengadaan pangan hampir sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar. Sebagai dampaknya, peran koperasi dalam pembangunan pertanian dan ketahanan pangan semakin tidak berarti lagi. Bahkan sulit dibantah apabilaterdapat pengamat yang menyatakan, bahwa pemerintah tidak lagi memiliki konsepdan program pembangunan koperasi yang secara jelas memposisikan koperasi dalammendukung ketahanan pangan nasional.

Sebelum masa krisis (tahun 1997) terdapat sebanyak 8.427 koperasi yangmenangani ketersediaan pangan, sedangkan pada masa krisis (tahun 2000) terjadipenurunan menjadi 7.150 koperasi (Kementerian Koperasi dan UKM, 2003). Faktaini mengungkap berkurangnya jumlah dan peran koperasi dalam bidang pangan,meskipun begitu beberapa koperasi telah melakukan inovasi model-model pelayanandalam bidang pangan seperti bank padi, lumbung pangan, dan sentra-sentra

Page 13: MAKALAH KOPERASI

pengolahan padi. Fakta lain menunjukkan bahwa selama tiga tahun terakhir (tahun2001–2003), terdapat kesenjangan antara produksi padi dengan kebutuhan konsumsiyang harus ditanggulangi dengan impor. Akibatnya, ketahanan pangan di dalamnegeri dewasa ini menghadapi ancaman keterpurukan yang cukup serius.Perubahan kebijakan pemerintah dalam pengadaan beras memberikan dampak serius bagi ketahanan pangan nasional. Dalam hal penanganan ketersediaan pangan, penurunan jumlah koperasi dari 8.427 koperasi sebelum krisis (tahun 1997) menjadi 7.150 koperasi setelah krisis (tahun 2000) juga merupakan indikasi penurunan peran koperasi dalam menunjang ketahanan pangan (Kementrian Koperasi dan UKM, 2003). Padahal koperasi selama ini telah memiliki sejumlah fasilitas penunjang (gudang, lantai jemur, dan lain-lain) yang mendukung pengadaan produksi gabah/beras, dan koperasi mewadahi sejumlah besar petani padi. Kekurangan produksi gabah/beras di dalam negeri selanjutnya akan dijadikan alasan untuk membuka impor beras meskipun kita tahu bahwa hal ini mengancam dan merugikan para petani. Pada pengadaan gabah/beras dan penyalurannya kepada konsumen, kini tidak ada lagi skim kredit bagi koperasi untuk pembiayaan usaha pembelian dan pemasaran pangan. Juga sesuai Inpres Nomor 9 tahun 2001 dan Inpres Nomor 9 tahun 2002 tentang kebijakan perberasan, maka koperasi tidak berfungsi lagi sebagai pelaksana tunggal pembelian gabah. Harga dasar pembelian gabah/beras petani hanya ditetapkan oleh Bulog. Petani diduga memiliki bargaining position yang lemah dan karena itu akan sangat merugikan mereka dalam hal stabilitas produksinya, tingkat pendapatannya, dan harga yang wajar diterima terutama pada waktu panen raya. Dalam kondisi mekanisme pasar yang belum menjamin posisi petani, dan bahkan belum tentu juga menjamin ketersediaan pangan nasional, koperasi hadir mengangkat posisi petani dan dapat menjamin ketersediaan pangan nasional. Koperasi yang selama ini sudah eksis sebenarnya memiliki peran mendasar dalam penguatan ekonomi petani yakni melalui penjaminan ketersediaan pupuk dan harga terjangkau bagi petani, penanganan dan pengolahan gabah petani di saat surplus maupun defisit produksi, penjaminan nilai tukar dan income petani, membuka berbagai akses teknologi, informasi, pasar, dan bisnis kepada petani. Dalam tujuan ketahanan pangan, koperasi telah mengembangkan beberapa model pengamananpersediaan pangan diantaranya model bank padi, lumbung pangan, dan sentra-sentrapengolahan padi. Model-model ini berperan menjamin persediaan gabah/beras baikdi daerah sentra produksi maupun daerah defisit pangan dan sekaligus mengurangiketergantungan terhadap impor beras yang sebenarnya secara substansial mengancamketahanan nasional. Karena itu bagaimana memerankan koperasi sebagai lembagaekonomi petani dan penguatan agribisnis di dalam perekonomian pasar sangatlahdiperlukan.

Page 14: MAKALAH KOPERASI

BAB KESIMPULAN DAN SARAN

1. KesimpulanBeberapa kesimpulan yang diambil berdasarkan pembahasan di atas adalah :1). Kebijakan pemerintah memberi peran lebih besar kepada pihak swasta dalampenyaluran pupuk, memberikan dampak yang merugikan para petani karenakelangkaan pupuk pada level petani, akibatnya produksi gabah petanimenurun.2). Kebijakan tersebut juga menurunkan kapasitas produksi beras koperasi sertavolume usaha, sisa hasil usaha dan indikator-indikator produktivitas koperasi. Dalam hal ini kebijakan menyerahkan sepenuhnya distribusi pupuk dan pengadaan beras kepada pihak swasta tidak efektif.

2. SaranDari hasil pembahasan diatas, maka rekomendasi yang perlu dilakuaknpemerintah adalah :1). Kebijakan memerankan kembali koperasi dalam pengadaan beras ,karena mampu meningkatkan penggunaan pupuk, produksi gabah, dan pendapatan petani, serta meningkatkan kapasitas produksi beras koperasi, volume usaha, SHU dan indikator-indikator produktivitas koperasi.2). Kebijakan mengembalikan koperasi dan memberikan peran sepenuhnyakepada koperasi dalam pengadaan beras dapat memberikan hasil yang lebih baik kepada para petani dan juga pada pengadaan beras nasional.

Page 15: MAKALAH KOPERASI

DAFTAR PUSTAKA

www.google.com/ studi kasus mengenai pengaadaan beras di Sumatera Barat.