makalah indvidu koperasi cipaganti

Download Makalah Indvidu Koperasi Cipaganti

If you can't read please download the document

Upload: hastin-istiqomah-ningtyas

Post on 22-Nov-2015

512 views

Category:

Documents


62 download

DESCRIPTION

Kasus gagal Koperasi Cipaganti senilai lebih dari Rp 3,2 triliun dan melibatkan lebih dari 8.200 investor. Pada awal kasus gagal bayar bagi hasil koperasi, pihak koperasi mengatakan bahwa ini terjadi karena penurunan harga batubara & karena ada kebijakan pemerintah yang melarang impor sumber daya alam mentah ( raw material ) dan harus memberikan nilai tambah berupa pengolahan. Kasus gagal bayar terjadi karena:• Koperasi tidak mencantumkan dengan jelas berapa dana yang dibutuhkan untuk ekspansi, & mereka terus menerima dana dari masyarakat ( tentu beserta beban bunga yang semakin berat ), dan karena Koperasi tidak mampu memutar modal yang berlebihan tersebut di bisnis yang hasilnya bisa lebih tinggi dari beban bunga ke Investor –> maka akhirnya penghimpunan modal yang berlebihan ini menjadi skema Ponzi ( gali lobang, tutup lobang yang akhirnya gagal bayar )• Koperasi tidak mencantumkan dengan jelas kapan modal dari investor akan dikembalikan, yang ada investor yang menentukan berapa lama modal disimpan. Bahkan jika Investor ingin melanjutkan, maka Koperasi dengan senang hati akan menerima dana investor tersebut.• Karena Koperasi menerima modal yang sangat berlebihan, maka Manajemen harus segera mencari bisnis lain yang bisa memberikan tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi dari bunga yang dibebankan oleh investor. Maka Manajemen dengan sembrono masuk ke dalam bisnis batubara, dan penyewaan alat berat / heavy equipment yang bukan merupakan keahlian / kompetensi dari Manajemen Cipaganti Group ( Cipaganti Group memiliki kompetensi di bidang bisnis transportasi ) yang hasilnya bukan untung malah buntung / rugi dan mengakibatkan Koperasi Cipaganti mengalami gagal bayar.• Ditinjau dari aspek legalitasnya, tidak jelas apakah Koperasi Cipaganti memiliki ijin untuk menghimpun dana masyarakat dari Regulator yang berwewenang memberikan ijin.• Terjadi kerancuan antara koperasi cipaganti dan PT. Cipaganti karena direksi atau pimpinanya dipegang oleh orang yang sama.• Koperasi Cipaganti tersebut juga tidak memberikan laporan keuangan secara rutin kepada investor. Dengan begitu Koperasi Cipaganti menyalahi Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998. Dalam beleid itu disebutkan bahwa koperasi diperbolehkan melibatkan pihak ketiga sebagai penanam modal. Dengan adanya kerja sama mitra koperasi itu, koperasi diwajibkan untuk membuat dan memberikan laporan tahunan mengenai transparansi penyertaan modal pihak ketiga.

TRANSCRIPT

8

ANALISA KASUS HUKUM

KOPERASI CIPAGANTI KARYA GUNA PERSADA

Disusun Oleh :

Hastin Istiqomah Ningtyas

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

DAFTAR ISI

1.Pendahuluan2

2.Landasan Teori3

A. Koperasi3

B. Modal Koperasi3

C. Perseroan Terbatas4

D. Perbedaan Koperasi dan PT 5

E. Produk Investasi6

F. Kepailitan6

3.Analisa Kasus6

4.Daftar Pustaka7

1. Pendahuluan...................................................................................................................... 2

2. Landasan Teori ................................................................................................................. 3

A. Koperasi ......................................................................................................................... 3

B. Modal Koperasi .............................................................................................................. 3

C. Perseroan Terbatas ......................................................................................................... 4

D. Perbedaan Koperasi dan PT .......................................................................................... 5

E. Produk Investasi ............................................................................................................. 6

F. Kepailitan ....................................................................................................................... 6

3. Analisa Kasus .................................................................................................................... 6

4. Daftar Pustaka .................................................................................................................. 7

1.

Pendahuluan

................................

................................

................................

......................

2

2.

Landasan Teori

................................

................................

................................

.................

3

A. Koperasi

................................

................................

................................

.........................

3

B. Modal Koperasi

................................

................................

................................

..............

3

C.

Perseroan Terbatas

................................

................................

................................

.........

4

D. Perbedaan Koperasi dan PT

................................

................................

..........................

5

E. Produk Investasi

................................

................................

................................

.............

6

F. Kepailitan

................................

................................

................................

.......................

6

3.

Analisa Kasus

................................

................................

................................

....................

6

4.

Daftar Pustaka

................................

................................

................................

..................

7

PENDAHULUAN

Group Cipaganti adalah salah satu grup usaha paling terkemuka di Indonesia, tapi sekaligus yang paling unik karena mereka juga mengelola sebuah koperasi, yakni Koperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP), dimana anggotanya terbuka untuk umum. Nindyo Pramono mendefinisikan koperasi sebagai suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada, dengan bekerjasama secara kekeluargaan menjalankan suatu usaha dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. (Ridwan Khairandy, 2013)

PT. Cipaganti Citra Graha, Tbk (CPGT) merupakan salah satu anak usaha dari Group Cipaganti yang bergerah di bidang jasa transportasi, travel wisata, dan penyewaan alat-alat berat. KKCP bukan merupakan perusahaan, maka secara terstruktur perusahaan KKCP bukan merupakan bagian dari Grup Cipaganti. KKCP merupakan pemegang saham dari CPGT, dalam hal ini sebanyak 4,4% per April 2014. Terdapat kesan KCKGP menjadi satu dengan CPGT karena sebagian besar pengurusa koperasi menjadi pengurus CPGT.

Koperasi tersebut mulai membuka kerja sama dengan nasabah pada 2008 dengan mendasarkan regulasi Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998. Dalam beleid itu disebutkan bahwa koperasi diperbolehkan melibatkan pihak ketiga sebagai penanam modal. Dengan adanya kerja sama mitra koperasi itu, koperasi diwajibkan untuk membuat dan memberikan laporan tahunan mengenai transparansi penyertaan modal pihak ketiga. Namun, dari hasil penelusuran Dinas Koperasi, hanya sekali saja Koperasi Cipaganti menyampaikan laporannya, yaitu pada 2012. Direktur Utama Cipaganti Graha Andianto Setiabudi, Komisaris Utama Djulia Sri Redjeki, dan Komisaris Yulinda Tjendrawati sejak Senin lalu ditahan Kepolisian Daerah Jawa Barat. Mereka diduga melakukan penipuan dan penggelapan duit nasabah atau mitra koperasi. Ketiganya dijerat dengan Pasal 372 dan 378 serta Pasal 55 Undang-Undang Hukum Pidana. Total dana terhimpun dari 8.700 mitra koperasi sebesar Rp 3,2 triliun. Imbal hasil investasi yang dijanjikan Koperasi kepada mitra sebesar 1,6-1,95 persen per bulan macet sejak maret 2014.

Direktur Cipaganti Robertus Setiawan mengatakan fasilitas pinjaman dari beberapa kreditur PT Cipaganti Citra Graha Tbk. (CPGT) senilai lebih dari Rp150 miliar kini dibekukan. Sekretaris Perusahaan Cipaganti Toto Moeljono mengatakan fasilitas pinjaman yang dibekukan itu adalah fasilitas jangka panjang, yang biasanya digunakan untuk peremajaan armada atau pembelian sejumlah armada baru.

Selanjutnya, pada Mei 2014 KCKGP dilaporkan oleh mitranya ke Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Pada Juni 2014 diputuskan bahwa 3 pengurus menjadi tersangka dalam kasus tersebut dan ditangkap oleh Polda Jabar. Kemudian pada 2 Juli 2014, dilakukan sidang koperasi di PN Jakpus, dan 15 Juli 2014 dilakukan voting dewan mitra dengan hasil menyetujui kasus tersebut diselasaikan dengan cara perdamaian. beberapa vendor juga mengubah sistem pembayaran dari yang semula masih boleh bayar secara kredit, sekarang jadi harus tunai. Misalnya seperti keperluan pembayaran BBM (bahan bakar minyak).

KCKGP hingga saat ini sedang dalam proses menyelesaikan permasalahan yang ada melalui PKPU dan berdasarkan voting tersebut makan akan ditempuh jalan damai dengan diterimanya rencana penyelesaian yakni membayarkan utang Rp3,2 triliun.

Selanjutnya, untuk dapat mengetahui dan memahami rencana penyelesaian secara detail yang ditawarkan oleh tim restrukturisasi KCKGP dapat dilihat di website www.koperasicipaganti.co.id

LANDASAN TEORI

Koperasi

Definisi otentik koperasi ditemukan dalam pasal 1 Butir (1) UU No.7 Tahun 2012 tentang Perkoperasian (UU Perkoperasian). Menurut Pasal 1 Butir (1) UU Perkoperasian koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi dengan pemmisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan prinsip koperasi. Dari definisi koperasi yang disebutkan Menurut Pasal 1 Butir (1) UU Perkoperasian di atas, dapat diketahui unsur-unsur koperasi:

Badan hukumDidirikan oleh orang persseroan atau badan hukum koperasiPemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usahaTujuanya pendirianya untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama anggota dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.

Sehubungan dengan hal tersebut, Pasal 4 UU Perkoperasian menyatakan bahwa koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya sekaligus sebagian bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasianal yang demokratis dan berkeadilan.

Modal Koperasi

Modal awal terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi (Pasal 66, Ayai 1)selain modal awal : (i) hibah; (ii) modal penyertaan; (iii) modal pinjaman yang berasal dari anggota;koperasi lainnya; bank dan lembaga keuangan lainnya; penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; pemerintah dan pemerinrah daerah (Pasal 66, Ayat 2).Setoran pokok tidak dapat dikembalikan (Pasal 67)Setiap Anggota Koperasi harus membeli Sertifikat Modal Koperasi yang jumlah minimumnya ditetapkan dalam Anggaran Dasar. (Pasal 68, ayat 1)Koperasi harus menerbitkan Sertifikat Modal Koperasi dengan nilai nominal per lembar maksimum sama dengan nilai Setoran Pokok. (Pasal 68, ayat 2)Pembelian Sertifikat Modal Koperasi dalam jumlah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tanda bukti penyertaan modal Anggota di Koperasi. (Pasal 68, ayat 3)Sertifikat Modal Koperasi tidak memiliki hak suara. (Pasal 69, ayat 1)Sertifikat Modal Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan atas nama. (Pasal 69, ayat 2)Nilai nominal Sertifikat Modal Koperasi harus dicantumkan dalam mata uang Republik Indonesia. (Pasal 69, ayat 3)Penyetoran atas Sertifikat Modal Koperasi dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk lainnya yang dapat dinilai dengan uang. (Pasal 69, ayat 4)Dalam hal penyetoran atas Sertifikat Modal Koperasi dalam bentuk lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan penilaian untuk memperoleh nilai pasar wajar. (Pasal 69, ayat 5)Koperasi dapat menerima Modal Penyertaan dari; (i) Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau; (ii) masyarakat berdasarkan perjanjian penempatan Modal Penyertaan. (pasal 75 ayat 01)Pemerintah dan/atau masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhak mendapat bagian keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai dengan Modal Penyertaan. (pasal 75 ayat 04).Perjanjian penempatan Modal Penyertaan dari masyarakatsebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf b sekurang-kurangnya memuat: (i) besarnya Modal Penyertaan; (ii) risiko dan tanggung jawab terhadap kerugian usaha; (iii) pengelolaan usaha; dan (iv) hasil usaha. (Pasal 76).

Perseroan Terbatas

Berdasarkan Pasal 1 UUPT No. 40/2007 pengertian Perseroan Terbatas (Perseroan) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. PT merupakan perusahaan yang oleh undang-undang dinyatakan sebagai perusahaan yang berbadan hukum. Dengan status yang demikian itu, PT menjadi subyek hukum yang menjadi pendukung hak dan kewajiban, sebagai badan hukum. Hal ini berarti PT dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum seperti seorang manusia dan dapat pula mempunyai kekayaan atau utang (ia bertindak dengan perantaraan pengurusnya).Berdasarkan pengertian tersebut maka untuk dapat disebut sebagai perusahaan PT menurut UUPT harus memenuhi unsur-unsur:1. Berbentuk badan hukum, yg merupakan persekutuan modal;2. Didirikan atas dasar perjanjian3. Melakukan kegiatan usaha4. Modalnya terbagi saham-saham5. Memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UUPT serta perat

Untuk mendirikan suatu perseroan harus memenuhi persyaratan material antara lain:1. perjanjian antara dua orang atau lebih;2. dibuat dengan akta autentik3. modal dasar perseroan4. pengambilan saham saat perseroan didirikan

Perbedaan Koperasi dan PT

Koperasi

PT. (Perseroan Terbatas)

Anggota adalah yang utama/ sebagai aset koperasi. Kedudukan anggota sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi. Keanggotaan melekat pada diri anggota/tidak dapat dipindah tangankan.Modal adalah sebagai alat bagi koperasi dalam memenuhi kebutuhan anggota.Keuntungan yang diperoleh dibagi kepada anggota menutut jasa masing-masing

personal and participatory basis.Besar kecilnya modal yang diberikan tidaklah berpengaruh terhadap peranan seorang anggota, tetapi faktor jasa dan keaktifan secara langsunglah yang mempengaruhi anggota tersebut untuk dapat berperan dalam koperasi, sehingga ia dapat mengambil manfaat yang besar dari keikutsertaannya di dalam koperasi.Karyawan / tenaga kerja yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu : Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi.Pengelolaan koperasi di lakukan secara demokratispembagian SHU ( sisa hasil usaha ) adil sebanding dengan besarnya jasa masing masing anggotaModal adalah primer. Jadi merupakan kumpulan modal. Orang adalah sekunder. Jumlah modal menentukan besarnya hak suara dan keuntungan dibagi menurut besar/kecilnya modalimpersonal financial basisyang ditujukan untuk PT. Pada badan usaha ini, hak suara atau peran seseorang akan sangat berpengaruh jika ia menanamkan saham atau modal yang besar. Artinya semakin besar saham yang ia berikan, maka semakin besar pula peranannya untuk mengatur PT tersebut. Walaupun ia tinggal di tempat yang jauh dan tidak aktif dalam kegiatan-kegiatan PT, namun ia bisa mengatur organisasi dari jauh dan tetap berhak atas sebagian besar keuntungan PT.Di dalam PT pemilik modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan.Mudah mencari tenaga kerja/ karyawan, tpi di sisi lain PT juga sulit untuk di bubarkanPenghasilan keuntungan dibagikan kepada pemilik modal dalam bentuk dividen, Serta pajak berganda pada pajak penghasilan / pph dan pajak deviden

Produk Investasi

Pada dasarnya produk investasi itu mempunyai 2 bentuk:

Efek Ekuitas > tidak mempunyai masa jatuh tempo, dan tidak boleh menjanjikan jumlah keuntungan pastidi depanEfek Hutang > harus mempunyai masa jatuh tempo, dan jumlah kupon yang diberikan tercantum dengan jelas di depan.

Kepailitan

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Kepailitan Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menyatakan sebagai berikut: kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Pengaturan mengenai kepailitan di Indonesia dapat dilihat dalam beberapa ketentuan antara lain:

UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban PembayaranUU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Pengajuan kepailitan mengacu pada aturan-aturan yang berlaku. Sesuai UU No. 37 Tahun 2004 syarat-syarat pengajuan permohonan pailit antara lain

Terdapat Lebih dari satu Kreditor, adapun dapat dikatakan lebih dari satu Hutang.Dari Hutang-utang tersebut terdapat salah satu Hutang yang sudah Jatuh Tempo dan Dapat Ditagih.

ANALISIS KASUS

Kasus gagal Koperasi Cipaganti senilai lebih dari Rp 3,2 triliun dan melibatkan lebih dari 8.200 investor. Pada awal kasus gagal bayar bagi hasil koperasi, pihak koperasi mengatakan bahwa ini terjadi karena penurunan harga batubara & karena ada kebijakan pemerintah yang melarang impor sumber daya alam mentah ( raw material ) dan harus memberikan nilai tambah berupa pengolahan. Kasus gagal bayar terjadi karena:

Koperasi tidak mencantumkan dengan jelas berapa dana yang dibutuhkan untuk ekspansi, & mereka terus menerima dana dari masyarakat ( tentu beserta beban bunga yang semakin berat ), dan karena Koperasi tidak mampu memutar modal yang berlebihan tersebut di bisnis yang hasilnyabisa lebih tinggi dari beban bunga ke Investor > maka akhirnya penghimpunan modal yang berlebihan ini menjadi skema Ponzi ( gali lobang, tutup lobang yang akhirnya gagal bayar )Koperasi tidak mencantumkan dengan jelas kapan modal dari investor akan dikembalikan, yang ada investor yang menentukan berapa lama modal disimpan. Bahkan jika Investor ingin melanjutkan, maka Koperasi dengan senang hati akan menerima dana investor tersebut.Karena Koperasi menerima modal yang sangat berlebihan, maka Manajemen harus segera mencari bisnis lain yang bisa memberikan tingkat pengembalian modal yang lebih tinggi dari bunga yang dibebankan oleh investor. Maka Manajemen dengan sembrono masuk ke dalam bisnis batubara, dan penyewaan alat berat / heavy equipment yang bukan merupakan keahlian / kompetensi dari Manajemen Cipaganti Group ( Cipaganti Group memiliki kompetensi di bidang bisnis transportasi ) yang hasilnya bukan untung malah buntung / rugi dan mengakibatkan Koperasi Cipaganti mengalami gagal bayar.Ditinjau dari aspek legalitasnya, tidak jelas apakah Koperasi Cipaganti memiliki ijin untuk menghimpun dana masyarakat dari Regulator yang berwewenang memberikan ijin.Terjadi kerancuan antara koperasi cipaganti dan PT. Cipaganti karena direksi atau pimpinanya dipegang oleh orang yang sama.Koperasi Cipaganti tersebut juga tidak memberikan laporan keuangan secara rutin kepada investor. Dengan begitu Koperasi Cipaganti menyalahi Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998. Dalam beleid itu disebutkan bahwa koperasi diperbolehkan melibatkan pihak ketiga sebagai penanam modal. Dengan adanya kerja sama mitra koperasi itu, koperasi diwajibkan untuk membuat dan memberikan laporan tahunan mengenai transparansi penyertaan modal pihak ketiga.

DAFTAR PUSTAKA

UU No.7 Tahun 2012 tentang Perkoperasian (UU Perkoperasian).

Pasal 4 UU Perkoperasian

Pasal 1 UUPT No. 40/2007

Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998

UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran

UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Sumber lain dari Internet :

http://investasi.kontan.co.id/news/koperasi-bermasalah-cipaganti-jual-saham-cpgthttp://www.ciputraentrepreneurship.com/law/kasus-koperasi-cipaganti-temui-titik-teranghttp://cdn.metrotvnews.com/files/2014/04/22/61/61_90.pdf

http://liralan157.wordpress.com/2012/07/13/perbedaan-antara-koperasi-dan-pt-perseroan-terbatas/

http://en.tempo.co/read/news/2014/06/27/092588460/Manajemen-Koperasi-Cipaganti-Bermasalah-Sejak-2012

www.koperasicipaganti.co.id