makalah kelompok 6 rbgi

29
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proses hidrotermal merupakan salah satu proses terbentuknya mineral, dimana fluida berupa air magmatik dan meteorik pembawa mineral mengalami proses intrusi dan mengisi pada rekahan-rekahan batuan, kemudian membeku membentuk urat-urat pada batuan.Proses terbentuknya mineralyang meliputi wadah (rekahan batuan, cekungan dan sebagainya), batuan pembawa mineral, fluida, temperatur dan tekanan, serta proses tektonik yang mengenai suatu tubuh mineral disebut Genesa Mineral. Mineral merupakan sumberdaya alam yang proses pembentukannya terjadi dalam waktu jutaan tahun serta sifat utamanya tidak dapat diperbaharui. Mineral dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri dan juga lebih dikenal sebagai bahan galian.Bahan galian diklasifikasikan oleh Pemerintah RI menjadi 3 golongan yaitu, Bahan Galian Strategis, Bahan Galian Vital, dan Bahan Galian Non Strategis. Sebagian besar bahan galian industri termasuk bahan galian C. Bahan galian industri sangat berkaitan untuk pembuatan peralatan rumah tangga, bangunan fisik, obat, kosmetik, alat tulis, berang pecah belah sampai kreasi seni yang dibuat langsung atau dari hasil pengolahan bahan galian industri melalui rekayasa teknik. 1

Upload: nopianusvolcom

Post on 05-Aug-2015

604 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

BAB I

PENDAHULUAN

I.1     Latar Belakang

Proses hidrotermal merupakan salah satu proses terbentuknya mineral, dimana

fluida berupa air magmatik dan meteorik pembawa mineral mengalami proses intrusi dan

mengisi pada rekahan-rekahan batuan, kemudian membeku membentuk urat-urat pada

batuan.Proses terbentuknya mineralyang meliputi wadah (rekahan batuan, cekungan dan

sebagainya), batuan pembawa mineral, fluida, temperatur dan tekanan, serta proses

tektonik yang mengenai suatu tubuh mineral disebut Genesa Mineral.

Mineral merupakan sumberdaya alam yang proses pembentukannya terjadi dalam

waktu jutaan tahun serta sifat utamanya tidak dapat diperbaharui. Mineral dimanfaatkan

sebagai bahan baku dalam industri dan juga lebih dikenal sebagai bahan galian.Bahan

galian diklasifikasikan oleh Pemerintah RI menjadi 3 golongan yaitu, Bahan Galian

Strategis, Bahan Galian Vital, dan Bahan Galian Non Strategis. Sebagian besar bahan

galian industri termasuk bahan galian C. Bahan galian industri sangat berkaitan untuk

pembuatan peralatan rumah tangga, bangunan fisik, obat, kosmetik, alat tulis, berang

pecah belah sampai kreasi seni yang dibuat langsung atau dari hasil pengolahan bahan

galian industri melalui rekayasa teknik.

Untuk pengolahan bahan galian industri lebih beraneka ragam daripada bahan

galian logam yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan berbagai nilai seperti tingkat

konsentrat, kadar sesuatu unsur kimia, mutu fisik, mutu bentuk, dan penampilan. Dalam

makalah ini membahas tentang Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan proses

ubahan Hidrotermal antara lain : barit, gypsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki,

oker, dan tawas. Melalui makalah ini jugadapat diketahui tempat biasa ditemukannya

mineral-mineral tersebut, teknik penambangannya, proses pengolahan, dan

pemanfaatannya.

1

Page 2: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

I.2     Tujuan

Mengetahui tentangproses Hidrothermal

Mengetahui mineral-mineral yang termasuk dalam golongan bahan galian

industry yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal

Mengetahui tempat ditemukannya masing-masing mineral tersebut

Mengetahui teknik penambangan dari masing-masing mineral tersbut

I.3 Batasan Masalah

Dalam makalah mengenai bahan galian industry berkaitan dengan proses ubahan

hidrotermal ini akan menjelaskan masalah :

1. Bagaimana hidrotermal terjadi ?

2. Bagaimana kegunaan dan cara penambangan bahan galian industry dengan proses

ubahan hidrotermal?

2

Page 3: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

BAB II

DASAR TEORI

II.1. Proses Hidrotermal

Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai hasil

differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif ringan, dan

merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan.

Gambar 2.1. Proses Hidrotermal

Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan hidrothermal,

yaitu:

1. Cavity Filing, mengisi lubang-lubang bukaan yang sudah ada di dalam batuan.

2. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan

unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.

Dalam perjalanan menerobos batuan, larutan hidrotermal akan mendepositkan

mineral-mineral yang dikandungnya di rongga-rongga batuan dan membentuk deposit

3

Page 4: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

celah (cavity filling deposit) atau melalui proses metasomatik membentuk deposit

pergantian (replacement deposit). Secara umum deposit replasemen terjadi pada kondisi

suhu dan tekanan tinggi, pada daerah lebih dekat dengan batuan intrusifnya yang

merupakan deposit hipotermal, sedang deposit celah lebih banyak terjadi di daerah

dengan suhu dan tekanan rendah, yang merupakan deposit epitermal yang terletak agak

jauh dari batuan intrusifnya.

Proses cavity filling dapat di kelompokan menjadi :

Veins merupakan pengisian mineral pada celah-celah batuan yang berupa urat-

urat contohnya urat kuarsa terbentuk pada endapan larutan celah pada batuan

yang terbuka, sehingga menbentuk mineral berupah urat-urat. Biasanya pada

batuan yang bersifat britle. Endapan-endapan yang terisi pada urat-urat antara lain

kuartz, gold, silver, Zink dan copper.

Shear Zone deposits merupakan zona tipis, sheetlike, sambungkan celah-celah

atau Zona, berfungsi sebagai saluran istimewa untuk proses mineralisasi, dan

terjadi dalam lapisan batuan dan celah batuan yang dibentuk oleh endapan-

endapan yang berukuran halus.

Stockwork merupakan hubungan yang berjalinan antara mineral biji yang

berukuran kecil pada urat yang melewati batuan dengan skala yang luas. Dari

ukuran centimeter sampai beberapa meter yang urat-uratnya saling mengikat.

Pada umumnya terjadi pada pengisian celah yang terbuka, celah tersebut karena

intrusi.

Proses replacement terdiri dari :

Endapan massive. Yang mencirikan adalah ukuran endapan bervariasi

danterbentuk secara irregular. Pada umumnya terdapat pada batugamping dengan

lapisan yang menebal sampai menipis karena mengikuti ronga-ronga pada

batugamping.

Replacement lode deposits merupakan pengisihan celah tipis yang telah

mengalami replacement berupah lapisan sisipan atau sendiri. Biasanya mencapai

beberapa centimeter sampai beberapa meter

Disseminated replacement deposits merupakan endapan replacement yang

menebar berupa urat-urat.

4

Page 5: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

Syarat penting terjadinya deposit hidrotermal adalah:

1. Adanya larutan yang mampu melarutkan mineral.

2. Adanya rekahan/rongga pada batuan, di mana larutan dapat lewat.

3. Adanya tempat, di mana larutan akan mendepositkan kandungan mineralnya.

4. Adanya reaksi kimia yang menghasilkan pengendapan mineral

5. Konsentrasi mineral yang cukup di dalam deposit, sehingga menguntungkan

kalau ditambang.

II.2. Yang Termasuk Bahan Galian Industri Yang Berkaitan Dengan Proses Ubahan

Hidrotermal

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah barit, talk, magnesit, gips, toseki, pirofilit,

dan kaolin. Ketiga jenis bahan galian yang tersebut terakhir pada umumnya berasosiasi

satu sama lain karena terbentuk oleh proses dan dari sumber yang sama.

1. BARIT

Barit dengan rumus kimia BaSO4, bentuk kristal tabular, tidak berwarna/putih

apabila murni, kuning, merah, hijau, kadang-kadang hitam akibat adanya kontaminasi.

Kimpulam Kristal dapat membentuk kenampakan seperti kipas, oset (= desert roses).

Sifat Kristal yang lain kompak, granular, massive, ataupun berbentuk sebagai stalaktit.

Mempunyai kekerasan 2,5 – 3,5 , berat jenis 4,48, cukup berat walapun bukan termasuk

logam. Mudah pecah membentuk belahan prismatic, transparan ataupun translusen

dengan luster vitreus, cerat putih, sulit terbakar, dan tidak larut dalam asam, apabila

dipanasi member nyala kuning-hijau.

5

Page 6: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

Gambar 2.2. Barit kristal dari Nevada, USA

Barit sangat umum sebagai mineral gang pada proses hidrotermal tingkat

menengah sampai rendah. Barit kadang-kadang berasosiasi dengan timbale, perak,

sulfide antimonite. Endapan barit sangat menungkin berasosiasi dengan bijih emas

epithermal dan merupakan salah satu mineral indeks. Saat ini bijih emas dijumpai pula

barit mengisi celah batu gamping/dolomite (= saat ini dikenal sebagai endapan residual

tipe karst). Dalam jumlah sedikit terbentuk pada mata air panas (=hot springs). Terdapat

juga dalam bentuk massive pada iron-manganese bearing jasper, pada celah bauan basalt

dalam bentuk kristal.

Tempat diketemukan :

Jawa Barat : Cikondang, Kec. Cineam, Kab. Tasikmalaya (berupa urat-urat pada

celah-celah batuan tufa breksi)

Jawa Tengah : Kp. Plampang Kukusan, watutugu, Serno, Kab. Kulon Progo

(berupa urat-urat pada celah-celah batuan andesit, ditandai dengan kenampakan

warna coklat tua); Durensari, Bagelen, Kab. Purworejo (seperti yang terdapat di

Plampang)

Kalimantan Barat : Desa Lanjut, Kec. Kendawangan, Kab. Pontianak (berupa

urat/pengisian pada rekahan-rekahan silicified limestone dengan komposisi

BaSO4=96,5-98,5%, SiO2=0,9-2,2%, Fe2O3=0,3-0,57%

Nusa Tenggara Timur : Tg. Merah dan Pakuoyong (P. Lomblen), Kab. Flores

timur (berupa urat-urat berasosiasi batuan kuarsa pada dasit); Kec. Riung Kab.

Ngada (berupa urat-urat dalam batuan tufa dasit)

6

Page 7: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

Sulawesi Selatan : Sangkanropi, Kab. Tanotoraja (berasosiasi dengan bijih sulfide

pada zona riolit/dasit yang terkersikan)

Teknik Penambangan

Penambangan barit lebih banyak ditunjukan oleh singkapan yang banyak tampak

di permukaan. Oleh sebab itu system panambangan yang diterapkan adalah

penambangan terbuka dengan peralatan sederhana. Pada umumnya barit terakumulasi

pada reaktan-reaktan ataupun patahan. Oleh sebab itu penambangan sistem gophering

sangat mungkin dilakukan tetapi harus sangat hati-hati karena terjadinya runtuhan tanah

akan sangat mungkin terjadi.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Barit dari penambangan pada umumnya kotor dan dilekati oleh batuan yang lain.

Sehingga langkah awal barit ini dicuci dengan air cara disemprot. Yang bersih dan kering

dapat ditumbuk dan digerus, kemudian disaring dengan ukuran tertentu. Karena barit

mempunyai berat jenis besar (±4,4) maka proses floatasi dapat menghasilkan fraksi barit

murni. Pada instalasi pengolahan yang agak modern, fraksi barit yang merupakan hasil

proses pemecahan, dicuci dengan log-washer, kemudian disaring, fraksi yang berukuran

halus diproses dengan jig untuk selanjutnya dikonsentrasi dengan cara floatasi. Hailnya

dikeringkan untuk selanjutnya dibuat dalam bentuk tepung.

Tepung barit dimanfaatkan sebagai bahan cat, industry karet, kaca atau gelas,

kertas, dan plastic. Tepung barit juga dimanfaatkan untuk lumpur pemboran minyak dan

gas (untuk mengakut cutting dari dasar lubang bor ke atas lubang bor). Dalam hal

pemakaian yang demikian barit yang sudah dipakai dapat dimanfaatkan kembali (dengan

system sirkulasi). Karena berat jenis besar, barit cukup baik untuk bahan tambahan

dalam membangun reactor atom. Barit dicampur dengan fenol-formal dehid, silikat,

asbes, dan arang kemudian digerus halus akan diperoleh semen fenolik yang mempunyai

daya tahan yang besar terhadap berbagai bahan kimia.

2. GYPSUM

Gypsum dengan rumus kimia CaSO4.2H2O atau dalam bentuk Anhydrit CaSO4

H2O dapat terbentuk karena proses segregasi dan evaporasi juga dapat terbentuk karena

proses hydrothermal.

7

Page 8: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

Gambar 2.3.Gypsum

Gypsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang

mendominasi pada mineralnya dan merupakan salah satu bahan galian industri. Gypsum

yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia

CaSO4.2H2O.Gypsum adalah salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan. Contoh

lain dari mineral-mineral tersebut adalah karbonat, borat, nitrat, dan sulfat. Mineral-

mineral ini diendapkan di laut, danau, gua dan di lapian garam karena konsentrasi ion-ion

oleh penguapan. Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang tinggi, gypsum

berubah menjadi basanit (CaSO4.H2O) atau juga menjadi anhidrit (CaSO4). Dalam

keadaan seimbang, gypsum yang berada di atas suhu 108 °F atau 42 °C dalam air murni

akan berubah menjadi anhidrit.

Klasifiasi

Gypsum secara umum mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsit

alabaster, satin spar, dan selenit. Gypsum juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat

terjadinya, yaitu endapan danau garam, berasosiasi dengan belerang, terbentuk sekitar

fumarol vulkanik, efflorescence pada tanah atau gua-gua kapur, tudung kubah garam,

penudung gossan|oksida besi (gossan) pada endapan pirit di daerah batu gamping.

Genesa

Gypsum merupakan mineral sedimen kimiawi (evaporit) yg khas, terbentuk melalui

pengendapan langsung dr air garam/ merupakan hasil hidrasi/alterasi anhidrit selama

proses diagenesa. Gipsum dpt juga terbtk oleh sublimasi langsung dr

8

Page 9: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

fumarola/diendapkan mata air panas. Juga diagenesa sebagai Galian block-block

konkresi dlm lempung dan napal, sedang anhidrit merupakan hasil dehidrasi gypsum.

Kegunaan

Gypsum memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Beberapa

kegunaan gypsum yaitu

Drywall

Bahan perekat.

Penyaring dan sebagai pupuk tanah. Di akhir abad 18 dan awal abad 19, gypsum

Nova Scotia atau yang lebih dikenal dengan sebutan plaster, digunakan dalam

jumlah yang besar sebagai pupuk di ladang-ladang gandum di Amerika Serikat.

Campuran bahan pembuatan lapangan tenis.

Sebagai pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan. Contohnya ketika kayu

menjadi langka pada Zaman Perunggu, gypsum digunakan sebagai bahan

bangunan.

Sebagai pengental tofu (tahu) karena memiliki kadar kalsium yang tinggi,

khususnya di Benua Asia (beberapa negara Asia Timur) diproses dengan cara

tradisonal.

Sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan

Untuk bahan baku kapur tulis

Sebagai salah satu bahan pembuat portland semen

Sebagai indikator pada tanah dan air

Sebagai agen medis pada ramuan tradisional China yang disebut Shi Gao.

3. KAOLIN

Kaolin yang disebut oleh masyarakat tanh lempung putih atau tanh liat putih

merupakan endapan residual atau dapat pula terjadi sebagai akibat proses hydrothermal.

Kaolin tersusun dari bahan lempung kualitas tinggi mempunyai komposisi kimia

hidrous alumunium (Al2O3 2SiO2 2H2O). mineral yang masuk dalam kelompok ini adalah

: kaolinit, nakrit, dikrit dan holoysit. Sebagai Galian min utama : kaolinit 80%, min

pengotor : kuarsa, feldspar.

9

Page 10: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

Pembentukan kaolin ada 2 macam yaitu secara pelapukan dan altersai

hydrothermal pada batuan beku feldspatik. Kaolin terjadi dari hasil pelapukan batuan

kristalin asam (granit, diorit). Air panas dari dalam bumi naik ke permukaan melalui

celah dari batuan induk, mengubah feldspar, mika menjadi kaolinit (alterasi

hydrothermal).

Komposisi mineral pada altersai hidrotermal adalah montmorilonit dan kaolinit

dengan ciri : tubuh endapan membesar ke arah bawah, makin bawah makin miskin

kandungan min asal yg masih segar. Pada proses pelapukan atau kaolin klimatik, min

utamanya adalah holoysit, cirri tumbuh endapan meluas ke arah samping, makin ke

bawah makin banyak dijumpai mineral asal yg masih segar.

Gambar 2.4. Kaolin

Dari tingkat kejadianya dibedakan :

a. Kaolin residual

Jenis ini diketemukan ditempat terbentuknya bersama batuan induknya, belum

mengalami perpindahan, kristal teratur, jarang terjadi substitusi ion, mineral murni

b. Kaolin sedimenter

Sudah mengalami perpindahan oleh air, angin, gletser, diendapkan dalam

cekungan, kristal tdk teratur, bercampur dengan bahan lain (oksida besi, titan) lebih halus

dan plastis

Penambangan :

a. tambang terbuka : pengupasan lapisan penutup (cangkul, dragline, scraper),

penambangan dgn backhoe, bucket excavator

b. Tambang semprot : penambangan dgn monetor diangkut dgn pompa dan pipa

dikeringkan

10

Page 11: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

c. Tambang dalam : scr gophering mengikuti arah endapan

Pengolahan :

Untuk membuang kotoran (pasir kuarsa, oksida besi, titan, mika). Untuk

mendapatkan ukuran halus, untuk keputihan tinggi, kadar air, pH TTU dan sifat lainnya

sesuai dengan konsumen.

Penggunaan Khusus :

Kaolin untuk batu bata tahan api

Kaolin utk semen putih/kertas

Kaolin Untuk Industri Karet

Kaolin Untuk Industri Pestisida

Kaolin Untuk Industri Cat

Kaolin Untuk Industri Keramik

4. TALK

Talk dengan rumus kimia Mg3 Si4 O10 (OH2) merupak kelompok mineral

hydrous magnesium silicate, berwarna putih, putih kehijauan, abu-abu atau kecoklatan.

Di lapangan menunjukan perlapisan yang sangat tipis, kenampakan seperti bersisik,

memperlihatkan foliasi. Talk mempunyai tingkat kekerasan 1 (dipakai sebagai indeks

skala Mohs), mudah dibentuk tetapi tidak elastic, perlapisannya mengkilap seperti lemak,

tidak larut dalam air, dan tidak terbakar, mempunyai berat jenis 2,58-2,83, penghantar

panas kurang baik. Talk terbentuk dari hasil alterasi mineral magnesium silikat dalam

batuan beku ultrabasa, umum didaptkan pada batuan hasil proses metamorphose regional

khususnya pada batuan sekis. Talk juga dapat terbentuk oleh proses metasomatisme pada

marmer dolomitan. Talk yang mutunya baiok berasal dari batuan induk dolomite.

Mineral talk umumnya berasosiasi dengan tremolit [ Ca Mg5 Si8 O22 (OH) ] = hydrous

calcium magnesium silicate, aktinolit [ Ca2 (Mg,Fe)5 Si8 O22 (OH)2 ] = hydrous

calcium magnesium iron silicate, dan mineral malihan lainnya. Talk yang merupakan

hasil ubahan hydrothermal metamorfose sudah dapat terbentuk pada temperature 300º C

atau lebih.

11

Page 12: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

Gambar 2.5.Talk

Tempat Diketemukan

Jawa Tengah : Daerah karangsambung, Luk Ulo, Kebumen; daerah Bayat, Klaten

(hasil alterasi batuan sekis)

Sulawesi Tengah : Daerah Pompongeo, kab. Poso-Taripa, S. Um\wemadago

(terdapat sebagai sisipan/pengisian dalam sekis, merupak ubahan dari serpentinit)

Maluku : desa Fayaul sepanjang S. Wayalele, Kec. Wasikle, Halmahera Tengah

(ubahan dalam breksi serpentinit di daerah jalur patahan denagn arah timur laut-

barat daya); Kopel Labuna, P. Bacan (terdapat pada batuan ultrabasa, sekitar jalur

patahan)

Irian Jaya : Dekat ifar (pengisian rekahan dalam batuan ultrabasa)

Teknik Penambangan

Endapan talk dapat diketahui karena tampak di permukaan. Oleh sebab itu system

penambangan yang dilakukan adalah system tambang terbuka, dapat dilakukan dengan

peralatan sederhana.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Pengolahan talk yang berhasil dikumpulkan dari tempat penambangan dapat

dilakukan seperti pengolahan bentonit. Talk digunakan dalam berbagai industry seperti

industry cat, farmasi, keramik, kosmetika, kertas, karet, isolator, tekstil, dan sebagai

pembawa dalam insektisida.

12

Page 13: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

5. MAGNESIT

Magnesit dengan rumus kimia MgCaO3 = magnesium karbonat, dijumpai dalam

bentuk kompak dan mikrokristalin, bentuk rhombhohedral jarang didapatkan, warna

putih, kuning atau abu-abu, kadang-kadang memperlihatkan kenampakan seperti porselin

denga fraktur konkoidal. Mineral ini mempunyai tingkat kekerasan (3,5-4,5), berat jenis

3,0, tidak larut dalam asam klorida tetapi berbuih bila dipanaskan, tidak terbakar.

Apabila disinari ultraviolet maka akan memancarkan warna biru atau hijau.

Gambar 2.6. Magnesit

Kristal magnesit umumnya terbentuk oleh proses dolomitisasi hydrothermal batu

gamping ganggang atau penggantian dolomite amfibolit, piroksenit, diabas, peridotit,

riolit, basalt, dan granit. Magnesit kriptokristalin atau amorf terbetuk dari alterasi larutan

serpentine atau larutan ultrabasa lainnya. Magnesit jenis yang tersebut terakhir ini

umumnya terdapat dalam jumlah sedikit karena sebarannya terbatas hanya di permukaan

batuan induk.

Tempat Diketemukan

Daerah Istimewa Aceh : Daerah Kr. Jreue kab. Aceh Besar (cukup baik, berupa

urat-urat pada batuan ultrabasa berasosiasi dengan talk)

Nusa Tenggara Timur : P. Moa (berasosiasi dengan peridotit-serpentinit)

Timor-Timur : Desa Vemase dan Laleia antara Manatuto, baucau (mengisi

rekahan pada batuan ultrabasa, Kadar MgO = 6,75-9,24%)

Sulawesi Tenggara : P. Padamarang (bersosiasi dengan batuan ultrabasa, peridotit

serpentinit yang berumur Pra Tersier); P. Lambasina (berasosiasi dengan batuan

ultrabasa, peridotit serpentinit yang berumur Pra Tersier)

13

Page 14: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

Teknik Penambangan

Endapan magnesit di Indonesia kebanyakan megisi rekahan dalam bentuk urat-

urat dan tampak di permukaan. Oleh karenanya teknik penambangan dilakukan dengan

tambang terbuka dengan alat-alat sederhana).

Pengolahan dan Pemanfaatan

Magnesit dari hasil penambangan dibersihkan dari pengotor/kontaminan. Tahap

berikutnya disemprot dengan air untuk menghilangkan kotoran yang masih menempel.

Proses lanjutan dapat diperlakukan seperti pada kaolin. Keterdapatan mineral alam

sangat terbatas, sehingga untuk memenuhi kebutuhan dibuat magnesit sintetis dari

dolomite atau batu gamping dolomitan (dikenal sebagai seawater magnesia). Magnesit

alam dan magnesit sintetis banyak digunakan dalam industry refraktori, farmasi,

kosmetik, karet, plastic, kertas (terutama kertas rokok), cat, pembuatan logam Mg,

pertanian, isolator, pipa.

6. PIROFILIT

Pirofilit termasuk mineral hydrous alumunium silicate dengan rumus kimia Al2

Si4 O10 (OH) = Al2O3 4SiO4. H2O. Seperti halnua kaolin, pirofilit terbetuk pada zona

ubahan argilik lanjut (hipogen) pada temperature tinggi (250º C) dah PH asam. Pirofilit

mempunyai system Kristal monoklin, pada umumnya memperlihatkan lapisan tipis atau

merupakan agregat foliasi yang radial berwarna kuning-putih, hijau-pucat atau hijau-

coklat. Pirofilit mempunyai tingkat kekerasan rendah (1-2), berat jenis 2, relative ringan,

mempunyai belahan nyata. Dalam keadaan pipih mudah dibentuk (flexible) tetapi tidak

elastic. Kenampakan yang lain mengkilat atau terlihat seperti berminyak tidak larut

dalam air, dan tidak terbakar tetapi apabila dipanaskan akan membentuk serpih. Secara

megaskopis pirofilit sulit dibedakan dengan talk kecuali dengan analisa kimia atau

analisa sinar-X. Apabila diperhatikan rumus kimianya pirofilit termasuk jenis mineral

lempung yang berair dan mempunyai komposisi kimia hampir sama dengan mineral

lempung lainnya. Di Jepang, batuan ubahan yang banyak mengandung pirofilit disebut

sebagai roseki. Berdasarkan jenis mineral lempung yang dikandungnya pirofilit (roseki)

dibedakan menjadi jenis kaolinit [=Al2Si2O5(OH)4], sericit dan roseki pirofilit. Di

Indonesia pirofilit terbentuknya berkaitan erat dengan sebaran formasi Andesit Tua yang

berumur Oligo-Miosen, memilki control struktur dan intesitas ubahan hydrothermal yang

14

Page 15: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

kuat atau terbetuk sebagai hasil ubahan hydrothermal batuan gunung api (tufa riolit atau

dasit).

Gambar 2.7. Pirofilit

Tempat Diketemukan

Derah Istemewa Aceh : Takengon kab. Aceh Tengah

Bengkulu : Sungai Batuintan dan S. Musna, desa Air Kopras, Kec. Lebong Utara,

Kab. Rejang Lebong (berwarna abu-abu muda keputihan, kompak, agak keras

dari tufa dasitis terubah, komposisi SiO2=58,48 – 65,54%, Al2O3=13,25 –

14,37%, FeO3=1,27-2,36%, MgO=0,12-0,48%, CaO=4,03-4,37%)

Kalimantan Tengah : Kuala Kurun Tewah

Kalimantan Barat : Desa Sememeng, Kec. Sekayam, Kab. Sanggau (berasal dari

tufaterubah, berwarna putih)

Teknik Penambangan

Dilakukan seperti penambangan kaolin.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Pengolahan dilakukan seperti pada kaolin. Pirofilit banyak digunakan pada industry

keramik, refraktori, kosmetik, kertas,cat, plastic, karet, dan industry kimia/sabun.

7. TOSEKI

Nama mineral ini relatif baru, sehingga belum banyak dikenal. Toseki atau batuan

kuarsa-serisit terbentuk pada zona ubahan filik, yakni pada suhu 220º C, dan kondisi PH

netral. Endapan toseki biasanya berasosiasi dengan batuan vulkanik yang berkomposisi

asam dan terbentuk sebagai endapan ubahan hidrithermal batuan vulkanik jenis

15

Page 16: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

tufariolitik ataupun dasitik. Komposisi utama dari toseki adalah mineral kuarsa 59-70%,

serisit 15-30%, feldspar 1-3%. Berdasarkan atas kandungan mineral utama toseki dibagi

menjadi 3 tipe, yaitu tipe serisit, tipe kaolinit, dan tipe feldspar, sedang berdasar atas

kandungan Fe2O3 nya toseki dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu kelas 1 dengan

kandungan Fe2O3=(0,4-0,5%), kelas 2 dengan kandungan Fe2O3 (0,5-0,7%); kelas 3

dengan kandungan Fe2O3=(0,7-0,9%); kelas 4 dengan kandungan TiO2 kurang dari

0.004% dan MgO kurang dari 0,15. Sifat umum dari toseki hampir sama dengan sifat

roseki khususnya pada sifat fisiknya.Warna putih agak kompak.

Gambar 2.8.Toseki

Tempat Diketemukan

Sumatra Barat : Barangan, Kab. Padang Pariaman

Bengkulu : tambang Sawah : Muaraaman (warna putih keabuan, keras)

Kalimantan Barat : Lumar, kab. Bengkoyang (hasil ubahan hydrothermal dari

batuan tufa dasitik, mutu kurang baik)

Sulawesi Selatan : Sadang Malibong, Kec. Sesean, Kab. Tator (hasil ubahan

hydrothermal dalam batuan tufa dasit)

Teknik Penambangan

Dilakukan seperti penambangan pirofilit/roseki.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Pengolahan toseki dapat dilakukan seperti pengolahan pirofilit. Kegunaan toseki

umumnya dikaitan dengan kadar Fe2O3. Toseki terutama untuk bahan baku keramik,

refraktori, isolator. Sebagai bahan keramik toseki mudah dikerjakan dan tidak

memerlukan bahan campuran lain.

16

Page 17: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

8. OKER

Oker adalah tanah yang lunak terdiri dari campuran oksida besi dan bahan yang

liat kadang terdapat juga karbonat dan pasir kuarsa halus. Selain itu, disebutkan pula

bahwa oker adalah tanah liat yang cukup banyak mengandung oksida logam

dipergunakan sebagai bahan cat. Oksida besi yang telah digerus halus dan dapat

dipergunakan sebagai bahan ctat disebut juga oker. Oker yang berwarna agak coklat atau

kekuning-kuningan menagndung bijih besi dalam bentuk limonit (=2Fe2O3 3H2O), yang

berwarna merah mengandung hematite Fe2O3. Diantaranya terdapat bermacam tingkatan

warna yang kehitam-hitaman disebabkan oleh C atau Ti, dan apabila berwarna agak ungu

karena mengandung Mn atau Cu.

Gambar 2.9. Oker

Di pasaran/masyarakat dikenal 2 jenis oker yaitu oker gemuk bilamana oker

tersebut banyak mengandung banyak tanah liat dan oker kurus apabila oker tersebut

banyak mengandung banyak pasir dan sedikit tanah liat. Pada umumnya oker dinilai

bukan dari susunan kimianya, tetapi dari kenyataannya di dalam praktek setelah

dicampur dengan minyak dan dipulaskan.

Oker dari Ciater, Telaga warna, dan Karaha terdapat di lereng-lereng bekas

Gunung api. Oleh karena itu oker terjadi karena proses hodrothermal yang semula

membawa bijih oksida besi dari batuan gunung api, yang dalam hal ini biasanya bersifat

basa.

17

Page 18: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

Tempat Diketemukan

Di Indonesia cukup banyak proses hihrothermal baik yang terjadi pada Tersier maupun

selam zaman Kuarter. Walaupun demikian tempat dimana oker dketemukan belum

banyak. Beberapa tempat tersebut antara lain:

Jawa Barat : Ciater, Telaga Warna, Kawah Karaha, Kuningan dekat Cipasung

Jawa Timur : Kampak, Panggul, Kab. Pacitan; Songgoriti Kab. Malang

Teknik Penambangan

Oker keterdapatannya ditunjukan oleh adanya singkapan di permukaan. Oleh

karenanya penambangan oker dapat dilakukan dengan cara tambang terbuka dengan

peralatan yang sederhana. Untuk deposit yang terbentuk gang penam-bangan dilakukan

dengan system gophering.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Sebelum oker digiling, kotoran yang ada harus dibuang terlebih dahulu,

kemudian dilakukan penggilingan. Untuk memisahkan fraksi dari serbuk dapat dilakukan

penyedotan sehingga nantinya diperoleh dalam bentuk tepung. Pada waktu tertentu

proses pembakaran diperlukan guna mendapatkan warna tertentu. Pada saat pembakaran

besi hidrat yang semula berwarna kekuningan akan berybah menjadi merah karena airnya

menguap dan berbentuk besi oksida. Pada pembakaran diudara yang lebih lama dan suhu

yang lebih tinggi, ferro akan berubah menjadi ferri oksida yang warnanya merah tua.

Oker dimanfaatkan sebagai bahan utama cat merah, dapat pula untuk member warna

pada ubin atau sebagia luluh. Sebagai cat merah, oker dicampur dengan minyak cat.

9. TAWAS

Tawas atau talum merupakan persenyawaan garam komplek dengan rumus kimia

K2SO4.Al2(SO4)3 24H2O (= tawas kalium) dan Na2SO4.Al2(SO4)3 24H2O (= tawas

natrium). Di dalam tawas didapatkan dalam 2 bentuk yaitu dalam bentuk padat (dalam

batuan/seperti yang dijumpai di daerah Ciater (dekat Bandung) dan dalam bentuk air

kawah seperti  yang didapatkan di kawah gunung  Ijen. Pada air tersebut mengandung 1

gram K2O tiap satu liter  dan mengandung 1,4 gram Na2O tiap satu liter. Tawas terjadi

dari proses pelapukan dari batuan yang mengandung mineral sulfide di daerah vulkanis

(solfatara) atau terjai di daerah batu lempung, serpih atau batu asbak yang mengandung

18

Page 19: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

pirit (=Fe S) dan markasit (=FeS2). Kebanyakan tawas dijumpai dalam bentuk padat

pada batu lempung, serpih ataupun batu sabak.

Gambar 2.10. Tawas

Tempat Diketemukan        

Beberapa tempat yang telah diketahui keberadaan tawas antara lain :

Jawa Barat : daerah Ciater dalam keadaan padat, K. Wayang

Jawa Tengah : Telaga Sari, Banyumas

Jawa Timur : Kawah Ijen (dalam bentuk cairan) ; Gua Prusi, Kediri

Teknik Penambangan

Tawas dijumpai pada batuan yang lunak /dijumpai dalam bentuk cair. Oleh sebab

itu umumnya teknik penambangan tawas dilakukan dengan tambang terbuka dengan

peralatan sederhana.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Bahan tawas yang diperoleh dari hasil penambangan, dibentuk dalam bongkah-

bongkah kecil, kemudian digiling dengan crusher. Tahap kemudian dijemur pada panas

matahari dengan cara dibentangkan/ditabur tipis atau dapat pula dipanggang (roasted)

dengan tujuan untuk mengoksidasikan sulfide menjadi sulfat. Pada tahap akhir bahan

yang diolah tersebut dibebaskan dari sulfuric acid, dan didapatkan tawas.Tawas

dimanfaatkan untuk menjernihkan air/air sumur yang keruh. Air yang telah dijernihkan

dengan tawas tidak boleh diminum secara langsung tetapi harus dimasak terlebih

dahulu.Tawas dimanfaatkan pula sebagai sumber bahan pembuatan natrium dan kalium,

untuk bahan antiseptic, bahan industry farmasi, untuk bahan cat, bahan penyamak kulit.

19

Page 20: MAKALAH KELOMPOK 6 RBGI

BAB III

PENUTUP

III.1   Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa batuan yang terbentuk pada

proses hidrotermal adalah batuan yang prosesnya dipicu oleh adanya intrusi jauh di

bawah permukaan menjadi proses utama yang menyebabkan adanya pergerakan

fluida ke dekat permukaan. Aliran fluida tersebut membawa logam-logam dan

kemudian mengendap dan membentuk endapan-endapan yang dikelompokkan

sebagai endapan hidrothermal. Proses ini berasosiasi dengan intrusi pada tahapan

awal, mineralisasi Porfiri, pegmatit, copper(Cu) didominasi oleh fluida magmatic

kemudian berreaksi dengan juvenile water dan conate water ketika larutan tersebut

bergerak melalui rekaan-rekaan batuan,

Mineral-mineral yang termasuk dalam golongan bahan galian industri yang

berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal yaitu barit, gypsum, kaolin, talk,

magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas

Tempat ditemukannya masing-masing mineral tersebut yaitu :

1. Barit : Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalbar, NTT, dan Sulsel

2. Talk : Jateng, Sulteng, Maluku, dan Irian Jaya

3. Magnesit : Daerah Istimewa Aceh, NTT, dan Sulteng

4. Pirofilit : Bengkulu, Daerah Istimewa Aceh, Jabar, dan Jatim

5. Toseki : Sumbar, Bengkulu, Jabar, Jateng, dan Jatim

6. Oker : Jabar, Jatim

7. Tawas : Jabar, Jateng, dan Jatim

Teknik penambangan dari masing-masing mineral tersbut yaitu, untuk barit,

magnesit, oker, dan tawas dapat dilakukan dengan penambangan terbuka.

20