makalah sba kiranti kelompok 6 (new)

32
MAKALAH KIRANTI SEHAT DATANG BULAN Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Standardisasi Bahan Alam Oleh : Kelompok 6 Widya (10060312090) Novia Dyah Ayu W. (10060313130) Meila Sumita (10060313138) Dewi Sri Lestari N. (10060313144) Zidni Hadyarrahman (10060313145) Ai Nurhasanah M. (10060313156)

Upload: dedew-cliquers

Post on 08-Nov-2015

241 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Makalah SBA

TRANSCRIPT

MAKALAHKIRANTI SEHAT DATANG BULANDisusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Standardisasi Bahan Alam

Oleh :Kelompok 6Widya (10060312090)Novia Dyah Ayu W.(10060313130)Meila Sumita(10060313138)Dewi Sri Lestari N. (10060313144)Zidni Hadyarrahman (10060313145)Ai Nurhasanah M. (10060313156)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMPROGRAM STUDI FARMASIUNIVERSITAS ISLAM BANDUNG2015KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas semua limpahan rahmat, inayah, taufik serta hinayahnya hingga kami bisa merampungkan penyusunan makalah ini didalam wujud ataupun berisi yang amat sederhana. semoga makalah ini bisa dipergunakan sebagai di antara acuan, panduan ataupun dasar untuk pembaca didalam memanfaatkan obat bahan alam.Harapan kami semoga makalah ini menolong menambah pengetahuan serta pengalaman untuk beberapa pembaca, hingga saya bisa melakukan perbaikan wujud ataupun isi makalah ini hingga nantinya bisa tambah baik.Makalah ini kami akui ada banyak kekurangan dikarenakan pengalaman yang kami punyai amat kurang. Oleh kerena itu, kami inginkan pada beberapa pembaca untuk berikan masukan-masukan yang berbentuk membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 28 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2DAFTAR ISI 3BAB I PENDAHULUAN 41.1 Latar Belakang 41.2 Rumusan Masalah 41.3 Tujuan 51.4 Manfaat Penelitian 5BAB II PEMBAHASAN 62.1 Deskripsi Kiranti 62.2 Deskripsi Simplisia Yang Terdapat Dalam Kiranti 82.3 Manfaat Senyawa Marker Yang Terdapat Dalam Kiranti 18BAB III PENUTUP 21Kesimpulan 21DAFTAR PUSTAKA 22

Top of FormBAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangIndonesia kaya akan tanaman obat herbal yang beraneka ragam. Oleh karena itu, keaneka ragaman dan kekayaan alam tersebut perlu dimanfaatkan secara maksimal. Walaupun berbagai tanaman obat telah terbukti secara empiris dan sudah turun menurun digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit, namun industri herbal dan jamu Indonesia belum dapat bersaing dengan negara lain seperti halnya Malaysia, Thailand, China dll. Berbagai penyakit dapat diatasi dengan menggunakan tanaman herbal asli Indonesia, seperti halnya saat datang bulan atau haid, menjadi saat yang tidak menyenangkan bagi para wanita.Berbagai keluhan sering mual, nyeri, letih, lesu keputihan dan bau badan yang dapat menghambat aktivitas kita . Adapun obat yang berasal dari tanaman herbal dan merupakan sediaan obat herbal terstandar untuk mengatasi nyeri haid adalah Kiranti. Kiranti membantu melancarkan haiddan mengatasi berbagai keluhan haid. Kandungan Curcuma Domesticae Rhizoma dengan Curcumin-nya terbukti efektif membantu mengatasi nyeri haid.

1.2Rumusan Masalah1. Simplisia apa saja yang terdapat dalam kiranti ?2. Bagaimana standarisasi dari simplisia tersebut ?3. Apa saja kegunaan senyawa marker dari simplsia yang terdapat dalam kiranti ?

1.3 TujuanSesuai dengan latar belakang masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :1. Memberikan penjelasan mengenai simplisia yang terdapat dalam kiranti.2. Memberikan penjelasan mengenai standarisasi dari simplisia tersebut.3. Memeberikan penjelasan tentang manfaat-manfaat senyawa yang terdapat dalam simplisia tersebut.

1.4Manfaat Penelitian1. Memberikan wawasan tentang manfaat tanaman herbal yang dapat di gunakan manusia untuk menyebuhkan penyakit.2. Membuat kita lebih mengoptimalkan potensi negri ini seperti tanaman obat, baik dalam pemanfaatannya maupun kelestariannya.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Deskripsi KirantiSaat datang bulan atau haid, menjadi saat yang tidak menyenangkan bagi para wanita.Berbagai keluhan sering mual, nyeri, letih, lesu keputihan dan bau badan yang dapat menghambat aktivitas kita . Adapun obat yang berasal dari tanaman herbal dan merupakan sediaan obat herbal terstandar untuk mengatasi nyeri haid adalah Kiranti. Kiranti membantu melancarkan haiddan mengatasi berbagai keluhan haid. Kandungan Curcuma Domesticae Rhizoma dengan Curcumin-nya terbukti efektif membantu mengatasi nyeri haid.Kiranti merupakan obat herbal standar. Obat Herbal Terstandaradalah suatu sediaan yang sudah berbentuk ekstrak dengan bahan dan proses pembuatan yang terstandarisasi. Herbal terstandar juga harus melewati uji praklinis seperti uji toksisitas, kisaran dosis, farmakologi, dan teratogenik (Trubus, Vol.8).

Adapun simplisia yang terdapat dalam kiranti adalah sebagai berikut : Komposisi:1. Orange concentrate (konsentrat jeruk) 18,5 g2. Curcuma domesticae rhizoma (kunyit) 12 g3. Kaempferia Rhizoma (kencur) 2,5 g4. Arengae Pinnata Fructose (gula jawa) 2 g5. Zingiberis Rhizoma (jahe) 0,8 g6. Curcuminoid (kurkumin) 0,25 g7. Pandani Amaryllifolius Folium (daun pandan) 0,25 g8. Paullinia Cuana (guarana) 9. Cinnamomi Cortex (kayu manis) 0,1 g10. Tamarindi Pulpa (asam jawa) 0,1 g11. Air dan bahan lainnya up to 150 mL

Indikasi:1. Meredakan nyeri perut, letih, lesu ( sifat analgetik )2. Meningkatkan nafsu makan3. Mencegah keputihan4. Mengurangi bau badan

Dosis:Minum teratur 1-2 botol per hari, mulai 3 hari sebelum, selama datang bulan. Kemasan:1 botol 150 ml

Perhatian dan PeringatanSimpan obat di tempat sejuk dan kering terlindung dari cahaya.2.2 Deskripsi simplisia yang terdapat dalam kiranti1. Rimpang Kunyit (Curcumae Domesticae Rhizoma)Berdasarkan penggolongan dan tata nama tumbuhan, tanaman kunyit termasuk ke dalam klasifikasi berikut : Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji) Subdivisi : Angiospermae (Berbiji tertutup) Kelas : Monocotyledonae (Biji berkeping satu) Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Curcuma Spesies : Curcuma domestica VALET. Nama simplisia: Curcuma Domesticae RhizomaFamili Zingiberaceae yang tumbuh di dunia diperkirakan terdapat 47 genera dan 1.400 spesies, baik yang tumbuh di daerah tropika maupun subtropika. Paling sedikit terdapat 8 jenis temu-temuan yang banyak digunakan sebagai bahan obat-obatan di Indonesia. Termasuk didalamnya temu ireng (Curcuma aeruginosa ROXB.), temu lawak (C. xanthorrhiza ROXB, temu putih (C. zeodara ROSC.), bengle (Zingiber purpureum ROXB. Sinonim Z. cassumunar ROXB.), lempuyang gajah (Z.zerumbet (L) Sm), temu kunci (Boesenbergia pandurata (ROXB.) RIDL. Sinonim Kaempferiae pandurata ROXB.), jahe (Z. officinale ROSC.) dan tanaman kunyit ( Curcuma domestica VAL.) yang sebelumnya dikenal dengan nama C. longa Koen. Di berbagai daerah, kunyit mempunyai nama yang beragam. Misalnya kunyr, koneng, atau koneng temen (Sunda), kunyit (Aceh), kuning (Gayo), kuning, unik (Batak), kunyit (Melayu), cahang (Dayak), kunyit (Lampung), kunyit, janar (Banjar), kunir, kunir betis, temu kuning (Jawa), konye, temo koneng (Madura), kunyik (Sasak), huni (Bima), awalahu (Gorontalo), uni, kuni (Toraja), kunyi (Makasar), Unyi (Bugis), kumino, unin, unine, uninum (Ambon), rame, kandeifu, nikwai, mingguai, jaw (Irian). Kunyit termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun. Susunan tubuh tanaman terdiri atas akar, rimpang, batang semu, pelepah daun, daun, tangkai bunga dan kuntum bunga. Sistem perakaran tanaman kunyit termasuk akar serabut (radix adventicia) berbentuk benang (fibrosus) yang menempal pada rimpang. Kedalaman rimpang dalam tanah sekitar 16 cm, panjang akar lebih kurang 22,50 cm, tebal rimpang muda 1,61 cm dan rimpang tua 4 cm. Tiap rumpun tanaman kunyit dapat tumbuh rimpang Antara 7-10 buah, dan anakan Antara 11-15 tanaman. Rimpang kunyit bercabang-cabang, dan secara keseluruhan membentuk rumpun. Bentuk rimpang sangat bervariasi, umumnya bulat panjang dan kulit rimpang muda berwarna kuning-muda serta berdaging kuning. Rimpang tua kulitya berwarna jingga-kecoklatan dan dagingnya jingga-terang agak kuning. Rasa rimpang enak dan berbau khas aromatic sedikit agak pahit serta pedas. Rimpang-rimpang kunyit tumbuh dari umbi utama. Umbi utama bentuknya bervariasi Antara bulat-panjang, pendek dan tebal, lurus ataupun melengkung. Batang tanaman kunyit relatif pendek membentuk batang semu dari pelepah-pelepah daun yang saling menutup satu sama lain. Daun tumbuh berjumbai dengan ukuran panjang sekitar 35 cm, lebar 14 cm, berwarna hijau dan tiap tanaman terdiri atas 9-10 helai daun. Bunga keluar dari ujung batang semu dengan panjang karangan (inflorecentia) bunga 10-15 cm serta berwarna merah. Kuntum bunga tumbuh tunggal berwarna putih-pucat atau kuning, dan mekarnya bersamaan. Daun-daun pelindung bunga berwarna puth atau putih-bergaris hijau dan di ujungnya merah-jambu, sedangkan yang terletak di bagian bawah berwarna hijau-muda. Secara keseluruhan tanaman kunyit tumbuh berbentuk terna yang dapat mencapai ketinggian hingga 1 meter, merumpun selebar lebih kurang 24 cm. Standarisasi simplisia rimpang kunyitPenetapan susut pengeringan11,78 %

Kadar abu7,35 %

Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam0,07 %

Penetapan kadar sari yang larut dalam air17,87 %

Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol10,39 %

(A Soemiati, B Elya - Jurnal Sains, 2002 - repository.ui.ac.id)2. Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)Kencur termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan sebagai salah satu jenis temu-temuan yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur didaerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur. Bagian tanaman yang sering digunakan adalah rimpangnya yang mempunyai aroma yang sangat khas dan lembut sehingga mudah membedakannya dengan jenis Zingiberaceae lain. Kencur banyak digunakan dalam berbagai ramuan obat tradisional, seperti obat batuk, disentri, masuk angin, sakit perut, penambah nafsu makan, dll. Kandungan kimia dari rimpang kencur adalah pati, mineral, flavonoida, akaloida dan minyak atsiri. Minyak atsiri didalam rimpang kencur banyak digunakan dalam industri kosmetika dan dimanfaatkan sebagai anti jamur ataupun anti bakteri. A. Klasifikasi taksonomi tumbuhan : Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Liliopsida Ordo : Zingiberales Family : Zingiberaceae Genus : Kaempferia Spesies : Kaempferia galangal

B. Habitat dan PersebaranTumbuh liar di tepi-tepi kebun, namun sekarang sudah banyak yang dibudidayakan, bahkan secara monokultur. Tumbuh subur di daerah tropis, di daerah yang banyak turun hujan, di dataran rendah sampai pegunungan. Tumbuh subur pada tanah yang berwarna hitam dan berpasir, ditempat yang sedikit terlindung. Banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Selain itu juga banyak ditanam di India, Malaysia, Taiwan, dan Cina.

C. Deskripsi TumbuhanKencur merupakan tanaman berbatang basal tidak begitu tinggi, lebih kurang 20cm. Tumbuh dalam rumpun. Daun tunggal, berwarna hijau dengan pinggir merah kecoklatan bergelombang. Bentuk daun jorong lebar sampai bundar, panjang 7 - 15 cm, lebar 2 - 8 cm, ujung runcing, pangkai berlekuk, dan tepinya rata. Permukaan daun bagian atas tidak berbulu, sedangkan bagian bawah berbulu halus Tangkai daun pendek, berukuran 3-10 cm, pelepah terbenam dalam tanah, panjang 1,5 - 3,5 cm, berwarna putih. Bunga tunggal, bentuk terompet, panjang sekitar 2,5-5 cm. Benang sari panjang sekitar 4 mm, berwarna kuning. Putik berwarna putih atau putih keunguan. Akar serabut berwarna coklat kekuningan. Rimpang pendek berwarna coklat, berbentuk jari dan tumpul. Bagian luarnya seperti bersisik. Daging rimpang tidak keras, rapuh, mudah patah dan bergetah.Berbau harum dengan rasa pedas yang khas (Tyler, 1976).D. Kandungan KimiaRimpang kencur mengandung saponin, flavonoida dan senyawa-senyawa polifenol, di samping minyak atsiri (2,4 - 3,9 %) yang mengandung sineol, borneol, kamfer, etil alkohol, asam metil- kaneelat dan senyawa-senyawa pentadekan.Standardisasi simplisia rimpang kencur (Materia Medika Indonesia, 1978)Kadar airTidak lebih dari 10 %

Bahan organik asing Tidak lebuh dari 2 %

Kadar abuTidak lebih dari 3,5 %

Kadar abu yang tidak larut dalam asamTidak lebih dari 0,4 %

Kadar sari yang larut dalam airTidak kurang dari 10 %

Kadarsari yang larut dalam etanol Tidak kurang dari 10 %

Bahan organik asing Tidak lebuh dari 2 %

Kegunaan:KarminatifKandungan Senyawa:Minyak atsiri 1-3%, tanin, damar, lendir, kalsium oksalat.(Depkes RI, 1977)

3. Rimpang Jahe (Zingiber officinale)Jahe juga dapat digunakan pada obat tradisional sebagai obat sakit kepala, obat batuk, masuk angin,untuk mengobati gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat antimual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut), kolera, diare, sakit tenggorokan, difteria, neuropati, sebagai penawar racun ular dan sebagai obat luar untuk mengobati gatal digigit serangga, keseleo, bengkak serta memar. Klasifikasi taksnomi tumbuhan : Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Species : Zingiber officinaleNama Daerah : beeuing (Gayo), jahe (Sunda), bahing (Batak Karo), halia (Aceh), jahi (Lampung), sipodeh Minangkabau), jhai (Madura), lain jae (Jawa dan Bali), melito (Gorontalo), dsb.Ciri Umum Tanaman Jahe : Tanaman yang bisa bertahan hidup di daerah tropis dan dikenal memiliki rasa pedas dan hangat pada rimpangnya ini, memiliki beberapa ciri umum yang mudah dikenali, yaitu :Tanaman sejenis herba, tumbuh tegak dengan ketinggian pohon antara 30-60 cm. Batang pohon semu, beralur dan memiliki warna hijau.Daun tunggal dan berwarna hijau tua, tangkai daun berbulu halus, helai daun berbentuk lanset, bagian tepi rata dan bagian ujung runcing serta pangkal daun tumpul. Panjang daun antara 20-40 cm dan lebar antara 2-4 cm.Bunga berupa malai tumbuh dari dalam tanah berbentuk tongkat atau bundar telur, panjang malai berkisar antara3,5-5 cm dengan lebar 1,5-1,75 cm. Gagang bunga hampir tidak berbulu dengan panjang sekitar 25 cm, sisik pada bunga berjumlah 5-7 buah, berbentuk lanset. Letaknya berdekatan, panjang sisik 3-5 cm. mahkota bunga berbentuk tabung 2 2,5 cm dengan helai agak sempit, memiliki bentuk tajam, warna kuning kehijauan, panjang sekitar 1,5 2,5 mm dengan lebar 3 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, dengan panjang 9 mm, tangkai putik berjumlah 2.Buah berbentuk bulat hingga bulat panjang, berwarna coklat sedang biji berbentuk bulat dengan warna hitam.Akar berbentuk serabut dengan warna putih kotor. Rimpang tebal dan agak melebar, tumbuh bercabang-cabang. Warna rimpang kuning pucat. Bagian dalam berserat agak kasar, warna kuning muda dengan bagian ujung berwarna merah muda. Rimpang memiliki aroma khas dan rasa pedas.Rimpang dapat dibedakan menjadi tiga bagian sesuai dengan ukuran dan warna yang dimiliki yaitu : Jahe besar (jahe gajah/jahe badak), jahe kecil (jahe emprit), dan jahe merah (jahe sunti).Memanfaatan jahe oleh manusia yaitu pada bagian rimpangnya. Rimpang jahe mengandung minyak asitri dimana didalamnya terkandung beberapa senyawa seperti Zingeron, seskuiterpen, oleoresin, zingiberen, limonen, kamfena, sineol, zingiberal, sitral, felandren, dan borneol. Selain itu, terdapat juga damar, pati, vitamin A, B, C, senyawa flavonoid dan polifenol, serta asam organik seperti asam malat dan asam oksalat.Standardisasi simplisia rimpang jahe (Materia Medika Indonesia, 1978)Kadar abuTidak lebih dari 5 %

Kadar abu yang tidak larut dalam asamTidak lebih dari 3,9 %

Kadar sari yang larut dalam airTidak kurang dari 15,6 %

Kadarsari yang larut dalam etanol Tidak kurang dari 4,3 %

Bahan organik asing Tidak lebuh dari 2 %

Penetapan kadarLakukan penetapan kadar menurut cara yang tertera pada penetapan kadar minyak atsiri

PennyimpananDalam wadah tertutup baik

Isi simplisia Minyak atsiri 2 % - 3 % mengandung zingiberen, felandren, kamfen, limonen, borneol, sineol, sitral dan zingiberol, minyak damar yang mengandung zingeron.

4. Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)Kayumanis merupakan salah satu tanaman yang kulit batang, cabang dan dahannya digunakan sebagai bahan rempah-rempah dan merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia. Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Laurales Suku : Lauraceae Marga : Cinnamomum Spesies : Cinnamomum burmanii Bl Dari 54 spesies kayu manis (Cinnamomum sp.) yang dikenal di dunia, 12 di antaranya terdapat di Indonesia. Tiga jenis kayu manis yang menonjol di pasar dunia yaitu Cinnamomum burmannii (di Indonesia) yang produknya dikenal dengan nama cassiavera, Cinnamomum zeylanicum (di Sri Lanka dan Seycelles) dan Cinnamomum cassia (di China) yang produknya dikenal dengan Cassia China. Jenis-jenis tersebut merupakan beberapa tanaman rempah yang terkenal di pasar dunia. Tanaman kayu manis yang selama ini banyak dikembangkan di Indonesia adalah C. burmannii Bl, yang merupakan usaha perkebunan rakyat, terutama diusahakan di Sumatera Barat, Jambi dan Sumatera Utara. Jenis C. burmanii BL atau cassiavera ini merupakan produk ekspor tradisional yang masih dikuasai Indonesia sebagai negara pengekspor utama di dunia. (Rusli dan Abdullah, 1988). Deskripsi tanaman Tinggi tanaman kayu manis berkisar antara 5 15 m, kulit pohon berwarna abu-abu tua berbau khas, kayunya berwarna merah coklat muda. Daun tunggal, kaku seperti kulit, letak berseling, panjang tangkai daun 0,5 1,5 cm, dengan 3-9 buah tulang daun yang tumbuh melengkung. Bentuk daun elips memanjang, panjang 4,00 14,00 cm, lebar 1,50 6,00 cm, ujung runcing, tepi rata, permukaan atas licin warnanya hijau, permukaan bawah bertepung warnanya keabu-abuan. Daun muda berwarna merah pucat. Bunganya berkelamin dua atau bunga sempurna dengan warna kuning. Ukurannya kecil. Kelopak bunga berjumlah 6 helai dalam dua rangkaian. Bunga ini tidak bertajuk bunga. Benang sarinya berjumlah 12 helai yang terangkai dalam empat kelompok, kotak sarinya beruang empat. Persarian berlangsung dengan bantuan serangga. Buahnya buah buni berbiji satu dan berdaging. Bentuknya bulat memanjang. Warna buah muda hijau tua dan buah tua ungu tua. Panjang buah sekitar 1,30 1,60 cm, dan diameter 0,35 0,75 cm. Panjang biji 0,84 1,32 cm dan diameter 0,59 - ,68 cm.Standardisasi simplisia kulit batang kayu manis (Materia Medika Indonesia, 1978)Kadar air7,9 %

Minyak atsiri2,40 %

Alkohol ekstrak10-12 %

Abu3,55 %

Serat kasar20,30 %

Karbohidrat59,55 %

Lemak2,20 %

5. Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.)Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai umur hingga 200 tahun. Akar pohon asam jawa yang dalam, juga membuat pohon ini sangat tahan terhadap badai, sehingga cocok dijadikan sebagai penahan angin (wind breaker). Pohon asam jawa mulai berbuah pada umur8-12tahun hingga berumur 200 tahun (Departemen Kehutanan, 2002).Nama-nama daerah asam jawa yang sering dipakai di Indonesia antara lain, tamarind (Inggris),tamarinier (Perancis),asam jawa (Indonesia), celangi, tangkal asem (Sunda), dan asem (Jawa) (Rahma, 2013).Klasifikasi pohon asam jawa menurut Soemardji (2007) adalah : Kingdom: Plantae Divisi: Spermatophyta Sub Divisi : Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Sub Kelas : Risidae Ordo : Fabales Famili : Caesalpiniaceae Genus : Tamarindus Spesies : Tamarindus indica L. Menurut Departemen Kehutanan (2002), asam jawa dapat tumbuh baik di daerah semi kering dan iklim basah di kisaran tipe tanah yang luas bersuhu sampai dengan 47C dan dapat hidup didataran rendah sampai dataran menengah (1.000 mdpl-1.500 mdpl). Karakteristik pohon asam jawa adalah pohonnya selalu hijau dengan tajuk lebat dan menyebar, memiliki batang berkayu. Tipe daunnya majemuk dengan panjang mencapai 15 cm dan memiliki 8-18 anak daun dengan panjang anak daun 1-3,5 cm. Periode masa berbunga pohon asam jawa biasanya terjadi pada musim semi dan panas, serta masa berbuah selama musim hujan. Bunga didominasi warna kuning dengan bercak merah muda, pada tangkai bunga terdiri dari 5-10 bunga. Tipe buah asam jawa berbentuk polong, agak melengkung dan membungkus biji. Setiap polong berisi 1--10 biji dan dibungkus dengan daging buah yang lengket. Benih memiliki panjang hingga18 mm, berbentuk bulat pipih berwarna coklat tua atau hitam berkilat dengan kulit biji yang halus. Buah asam jawa dapat menghasilkan 1.800--2.600 benih setiap 1kg (Departemen Kehutanan, 2002).

6. Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.)A. Klasifikasi Pandan Wangi menurut Van Steenis (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Classis : Monocotyledonae Ordo : Pandanales Familia : Pandanaceae Genus : Pandanus Species : Pandanus amaryllifolius, Roxb. B. Morfologi Daun Pandan Wangi Pandan wangi adalah jenis tanaman monokotil dari famili Pandanaceae. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Di beberapa daerah, tanaman ini dikenal dengan berbagai nama antara lain: Pandan Rampe, Pandan Wangi (Jawa); Seuke Bangu, Pandan Jau, Pandan Bebau, Pandan Rempai (Sumatera); Pondang, Pondan, Ponda, Pondago (Sulawesi); Kelamoni, Haomoni, Kekermoni, Ormon Foni, Pondak, Pondaki, Pudaka (Maluku); Pandan Arrum (Bali), Bonak (Nusa Tenggara). Pandanus umumnya merupakan pohon atau semak yang tegak, tinggi 37 meter, bercabang, kadang-kadang batang berduri, dengan akar tunjang sekitar pangkal batang. Daun umumnya besar, panjang 13 m, lebar 812cm; ujung daun segitiga lancip-lancip; tepi daun dan ibu tulang daun bagian bawah berduri, tekstur daun berlilin, berwarna hijau mudahijau tua. Buah letaknya terminal atau lateral, soliter atau berbentuk bulir atau malai yang besar (Rahayu SE dan S Handayani, 2008). C. Penyebaran Daun Pandan Wangi Tanaman pandan wangi dapat dengan mudah dijumpai di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman, di kebun, di pekarangan rumah maupun tumbuh secara liar di tepi-tepi selokan yang teduh. Selain itu, tumbuhan ini dapat tumbuh liar ditepi sungai, rawa, dan tempat-tempat lain yang tanahnya agak lembab dan dapat tumbuh subur dari daerah pantai sampai di daerah dengan ketinggian 500 meter dpl (di bawah permukaan laut) (Dalimartha, 2009). D. Kandungan Daun Pandan Wangi Pandan wangi memiliki aroma yang khas pada daunnya. Komponen aroma dasar dari daun pandan wangi itu berasal dari senyawa kimia 2-acetyl-1-pyrroline (ACPY) yang terdapat juga pada tanaman jasmin, hanya saja konsentrasi ACPY pada pandan wangi lebih tinggi dibandingkan dengan jasmin (Cheetangdee dan Sinee, 2006).Pandan wangi memiliki senyawa metabolik sekunder yang merupakan suatu senyawa kimia pertahanan yang dihasilkan oleh tumbuhan di dalam jaringan tumbuhannya, senyawa tersebut.

2.3 Manfaat Senyawa Marker pada Simplisia dalam Kiranti1. Rimpang Kunyit (Curcumae Domesticae Rhizoma)Kandungan zat kimia pada rimpang kunyit adalah minyak atsiri, serat, dan abu. Rimpang kunyit yang dihasilkan dari dataran rendah kandungan kimianya lebih tinggi daripada rimpang kunyit dari dataran tinggi. Komponen utama yang terpenting dalam rimpang kunyit adalah kurkuminoid dan minyak atsiri. Hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ( Ballitro) bahwa kandungan kurkumin rimpang kunyit rata- rata 10,92%.

KurkuminKandungan kurkuminoid terdiri atas senyawa kurkumin dan turunannya, yang mempunyai aktivitas biologis berspektrum luas, diantaranya anti bakteri, antioksidan, dan antihepatotoksik.2. Rimpang JaheDalam jahe terdapat dua macam minyak yaitu minyak atsiri dan oleoresin, jahe kering mengandung minyak atsiri sebbanyak 1-3 %. Komponen utamanya adalah zingiberen dan zingiberol snyawa ini menyebabkan jahe berbau harum, sifatnya mudah menguap dan didapatkan dari cara destilasi. Selain itu, jahe juga mengandung oleoresin sebanyak 3- 4 %. Komponen penyusunnya adalah dingerol, shogaol, dan resin, senyawa-senyawa tersebut menyebabkan rasa pedas pada jahe. Sifatnya tidak mudah menguap, cara memperolehnya dengan proses ekstraksi.

3.Rimpang KencurRimpang kencur mengandung alkaloid, tannin, saponin, kalsium oksalat, borneol, kamfen, sineol, etil alcohol, minyak atsiri antara 2,4-3,9% terdiri dari borneol, methyl - p, cumaric acid, cinamicacid ethil ester, pentadecane, cinamic aldehide, kaemferin dan sineol, p-metoksi sinamat (Rukmana,1994). Kandungan rimpang kencur yaitu minyak atsiri dan alkaloid yang merupakan stimulan. Dari kandungan rimpang kencur ini dapat membantu mengobati inflamasi yang terjadi (Rukmana, 1994).

4.Kulit Batang Kayu ManisMinyak atsiri sampai 4% yang mengandung sinamaldehid, eugenol, terpen, seskuiterpen dan furfural. Zat penyamak 2%, pati 4%, kalsium oksalat 4%, dan lender 4%.5.Asam JawaSenyawa steroid digunakan dalam pengobatan dan kontraseptik, diantaranya sebagai penyembuhan penyakit jantung, pengatur haid, anti peradangan, untuk mengontrol populasi hewan dan keluarga berencana (Achmad, 1986 : 87).

6.Daun Pandan Daun pandan banyak mengandung senyawa alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, dan zat warna. Golongan senyawa yang terdapat adalah terpenoid dan steroid.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanDidalam kiranti mengandung Curcumae Domesticae Rhizoma. Semua simplisia yang terkandung didalam kiranti kebanyakakan senyawa markernya mempunyai kegunaan untuk mengatasi nyeri. Rimpang kunyit terdiri atas senyawa kurkumin dan keturunannya, yang mempunyai aktivitas biologis berspektrum luas, diantaranya anti bakteri, antioksidan, dan antihepatotoksik. Kiranti tidak menimbulkan efek samping karena tidak adanya ganggua fungsi hati ataupun ginjal.

DAFTAR PUSTAKAAchmad, S. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta : Universitas Terbuka.Cheetangdee V, Siree C. 2006. Free Amino Acid and Reducing Sugar Composition of Pandan (Pandanus amaryllifolius) Leaves. Departement of Food Science and Technology, Faculty of Agro-Industry, Kasetsart University, Thailand. Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta : Puspa Swara.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Jakarta : Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.Departemen Kesehatan republik Indonesia. 2009. Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama. Jakarta : Kementrian Kesehatan republik Indonesia.Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia (Jilid I). Badan Litbang Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta : yayasan Sarana Wanajaya.Rahayu S.E dan S. Handayani. 2008. Keanekaragaman Morfologi dan Anatomi Pandanus (Pandanaceae) di Jawa Barat. Vis Vitalis 1 (20) : 29-44.Redaksi Trubus. Herbal Indonesia Berkhasiat Vol. 8. Depok : Trubus 2010 : 393-6.Rukmana, Rahmat. 1994. Kunyit. Jakarta : Kanisius Rukmana, R. 1994. Kencur. Jakarta : KasiniusSavitri, evika sandi. 2008.Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam.Malang: Uin Press.Sugiarto, Netty Febriyanti. 2008. Uji antidiare. Depok : FMIPA UI.Tyler VE. Dkk. (1976). Pharmacognosy. Philadelphia: Lea & Febiger. Edisi VII. Hal. 157.Yoshitake Ogata. 1986. Medical Herb Index in Indonesia. Jakarta : Eisa Indonesia.

21