makalah fisiologi kelompok 6 imunitas

39
MAKALAH FISIOLOGI II SISTEM IMUNITAS DISUSUN OLEH : AMILIA DAMAYANTI (04021281320007) AULIA HERIKA PUTRI (04021181320049) LILIA TIARA LESTARI (04021181320043) POVI OLIVIA (04021281320021) RIRIN AGUSTINA (04021281320014) ULYA SYAFITRI M (04021181320044) DOSEN PEMBIMBING : Dian Wahyuni,S.Kep.,Ns.,M.Kep FAKULTAS KEDOKTERAN i

Upload: povi-olivia

Post on 05-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Imunitas

TRANSCRIPT

MAKALAH FISIOLOGI IISISTEM IMUNITAS

DISUSUN OLEH :

AMILIA DAMAYANTI(04021281320007)AULIA HERIKA PUTRI (04021181320049)LILIA TIARA LESTARI(04021181320043)POVI OLIVIA(04021281320021)RIRIN AGUSTINA(04021281320014)ULYA SYAFITRI M(04021181320044)

DOSEN PEMBIMBING : Dian Wahyuni,S.Kep.,Ns.,M.Kep

FAKULTAS KEDOKTERANPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS SRIWIJAYA2014KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Fisiologi II yang berjudul Sistem Imunitas.Makalah yang membahas tentang Dampak Sistem Imunitas ini disajikan dengan bahasa yang singkat, padat, dan mudah dimengerti. Makalah ini dilengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan pembuatan makalah, penjelasan materi pada pembahasan serta penutup. Dalam makalah ini juga terdapat daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi bahan dalam penyusunan.Terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Indralaya, Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I1PENDAHULUAN11.1Latar Belakang11.2Rumusan Masalah11.3Tujuan Penulisan2BAB II3PEMBAHASAN32.1.Pengertian Imunologi32.2Mekanisme Imunitas, Peran Sel Imun Dan Res32.2.1Mekanisme Imunitas32.2.2Peran sel imun42.3.Sel-sel Sitem Imun42.4.Stuktur Antibodi dalam Cairan dan Sekresi Tubuh132.5.Efek antibodi dan Bagaimana Efek Ini Dihasilkan142.6Fungsi Antibodi152.7Hormon pada Respon Imun162.8Gangguan Autoimun, Imunodefisiensi dan Alergen192.9Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imun adalah sebagai berikut.20BAB III22PENUTUP223.1.KESIMPULAN223.2.SARAN22

1

iii

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar Belakang Salah satu sistem terpenting yang terus menerus melakukan tugas dan kegiatan dan tidak pernah melalaikan tugas-nya adalah sistem kekebalan tubuh atau biasa kita sebut dengan sistem imun. Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua jenis penyerang yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh kita. Ia bekerja bagi tubuh bagaikan pasukan tempur yang mempunyai persenjataan lengkap. Setiap sistem, organ, atau kelompok sel di dalam tubuh mewakili keseluruhan di dalam suatu pembagian kerja yang sempurna. Setiap kegagalan dalam sistem akan menghancurkan tatanan ini. Sistem imun sangat diperlukan bagi tubuh kita.System imun diperlukan sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Berbagai komponen system imun bekerja sama dalam sebuah respon imun. Apabila seseorang secara imunologis terpapar pertama kali dengan antigen kemudian terpapar lagi dengan antigen yang sama, maka akan timbul respon imun sekunder yang lebih efektif. Reaksi tersebut dapat berlebihan dan menjurus ke kerusakan individu mempunyai respon imun yang menyimpang. Kelainan yang disebabkan oleh respon imun tersebut disebut hipersensitivitas. Oleh karena itu, untuk dapat lebih memahami tentang sistem imun ini dan berbagai komponen penyusun yang ada di dalamnya, maka kami membuat makalah ini, makalah yang akan menambah pengetahuan kita tentang peranan sistem imun dalam tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam sistem mempertahankan kesehatan dan daya tahan tubuh seseorang.1.2 Rumusan Masalah1. Apa itu imunologi ?2. Bagaimana mekanisme imunitas ?3. Apa sajakah sel-sel imunitas ?4. Bagaimana stuktur antibodi dalam cairan dan sekresi tubuh?5. Bagaimana efek antibodi dan bagaimana pula hasilnya ?6. Apa fungsi antibodi ?7. Apa sajakah hormon yang terdapat pada respon imun ?8. Apa sajakah gangguan autoimun, imunodefisiensi dan alergen ?9. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi sitem imun ?1.3Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui pengertian imunologi.2. Untuk mengetahui mekanisme imunitas.3. Untuk mengetahui sel-sel imunitas.4. Untuk mengetahui struktur antibodi dalam cairan dan sekresi tubuh.5. Untuk mengetahui efek antibodi dan hasilnya.6. Untuk menegtahui fungsi antibodi.7. Untuk menegtahui hormon apasajakah yang terdapat pada respon imun.8. Untuk mengetahui gangguan autoimun , imunodefisiensi dan alergen.9. Untuk mengetahui fakto-faktor yang mempengaruhi sistem imun.

BAB IIPEMBAHASAN2.1.Pengertian ImunologiImunologiadalah suatu cabang yang luas dariilmu biomedisyang mencakup kajian mengenai semua aspeksistem imun(kekebalan) pada semuaorganisme. Imunologi antara lain mempelajari perananfisiologissistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakitautoimun,hipersensitivitas,defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imunin vitro,in situ, danin vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.2.2Mekanisme Imunitas, Peran Sel Imun Dan Res2.2.1Mekanisme ImunitasImunitasataukekebalanadalah sistem mekanisme padaorganismeyang melindungi tubuh terhadap pengaruhbiologisluar dengan mengidentifikasi dan membunuhpatogenserta seltumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dariinfeksi,bakteri,virussampai cacing parasit,sertamenghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dariselorganisme yang sehat danjaringanagar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme. Organismeuniselularsepertibakteri dimusnahkan oleh sistemenzimyang melindungi terhadapinfeksivirus. Mekanisme imun lainnya yang berevolusi padaeukariotakuno dan tetap pada keturunan modern, sepertitanaman,ikan,reptildanserangga.Mekanisme tersebut termasuk peptidaantimikrobialyangdisebutdefensin,fagositosis, dansistem komplemen.Mekanisme yang lebih berpengalaman berkembang secara relatif baru-baru ini, dengan adanya evolusivertebrata. Imunitas vertebrata sepertimanusiaberisi banyak jenisprotein,sel,organ tubuhdan jaringan yang berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin. Sebagai bagian dari respon imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata mengadaptasi untuk mengakui patogen khusus secara lebih efektif. Proses adaptasi membuatmemori imunologisdan membuat perlindungan yang lebih efektif selama pertemuan di masa depan dengan patogen tersebut. Proses imunitas yang diterima adalah basis darivaksinasi.Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, membuatpatogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit. Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada biasanya, menyebabkan munculnya infeksi. Defisiensi imun merupakan penyebab daripenyakit genetik, sepertisevere combined immunodeficiency, atau diproduksi oleh farmaseutikal atau infeksi, sepertisindrom defisiensi imun dapatan(AIDS) yang disebabkan olehretrovirusHIV. Penyakitautoimunmenyebabkan sistem imun yang hiperaktif menyerang jaringan normal seperti jaringan tersebut merupakan benda asing. Penyakit autoimun yang umum termasukrheumatoid arthritis,diabetes melitus tipe 1danlupus erythematosus. Peran pentingimunologitersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari penelitian.ReferensiGuyton & Hall. 2007. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGCPerry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatn Volume 2. Jakarta: EGCPerry,A,G & Potter,P,A. 1999. Fundamental Keperawatan Buku Kedokteran. Jakarta: EGC2.2.2Peran sel imun Didalam tubuh kita terdapat mekanisme perlindungan yang dinamakan sistem imun. Ia dirancang untuk mempertahankan tubuh kita terhadap jutaan bakteri, mikroba, virus, racun dan parasit yang setiap saat menyerang tubuh kita. Sistem imun terdiri dari ratusan mekanisme dan proses yang berbeda yang semuanya siap bertindak begitu tubuh kita diserang oleh berbagai bibit penyakit seperti virus, bakteri, mikroba, parasit dan polutan. Sebagai contoh adalah cytokines yang mengarahkan sel-sel imun ke tempat infeksi, untuk melakukan proses penyembuhan.2.3.Sel-sel Sitem ImunA. Fagosit monokulearSistem fagosit monokulear terdiri atas monosit dalam sirkulasi dan makrofag dalam jaringan .1) Monosit Selama hematopoiesis dalam sumsum tulang, sel progenitor granulosit/monosit berdiferensiasi menjadi premonosit yang meninggalkan sumsum tulang dan masuk kedalam sirkulasi untuk selanjutnya berdiferensiasi menjadi monosit matang dan berperan dalam berbagai fungsi. Monosit adalah fagosit yang didistribusikan secara luas sekali di organ limfoid dan organ lainnya.2) Makrofag Monosit yang seterusnya hidup dalam jaringan sebagai makrofag residen, berbentuk khusus yang tergantung dari alat/jaringan yang ditempati, dan dinamakan sesuai dengan lokasi jaringan sebagai berikut :1. Usus : makrofag intestinal2. Kulit : sel dendritik atau sel langerhans3. Paru : makrofag alveolar, sel langerhans4. Jaringan ikat : histiosit5. Hati : sel kuppfer6. Ginjal : sel mesangial7. Otak : sel microglia8. Tulang : osteoklas

Makrofag di aktifkan oleh berbagai rangsangan, dapat memakan, menangkap, mencerna anti gen eksogen, seluruh mikro organisme, partikel tidak larut dan bahan endogen seperti sel penjamu yang cedera atau mati.Makrofag sel utama fagositosis. Terdiri dari 2 macam : makrofag bebas dan makrofag fiksasi (tinggal di organ). Sel makrofag sebagai sel APC (Antigen Presenting Cell) yang mempunyai molekul MHC. MHC kelas I aken mengaktivasi sel Tc, Kelas II mengaktivasi sel Th, MHC kelas III menstimulasi sistem komplemen.

B. Fagosit polimorfonuklearFagosit polimorfonuclear atau polimorf atau granulosit dibentuk dalam sumsum tulang dalam kecepatan 8 juta/menit dan hidup selama 2-3 hari, sedang monosit/makrofag dapat hidup untuk beberapa bulan sampai tahun. Granulosit merupakan sekitar 60-70% dari seluruh jumlah sel darah putihnormal dan dapat keluar dari pembuluh darah. Granulosit dibagi menurut pewarnaan histologik menjadi neutrofil dan eosinofil.1. Neutrofil Merupakan sebagian besar dari leukosit dalam sirkulasi. Biasanya hanya berada dalam sirkulasi kurang dari 7-10 jam sebelum bermigrasi ke jaringan, dan hidup selama beberapa hari dalam jaringan. Neutrofil mempunyai reseptor untuk IgGdan komplemen2. EosinofilMerupakan 2-5% dari sel darah putih orang sehat tannpa alergi. Seperti neutrofil, eosinofil juga dapat berfungsi sebagai fagosit. Eosinofil dapat pula di rangsang untuk degranulasi seperti halnya dengan sel mast dan basofil serta melepas mediator. Eosinofil juga berperan dalam imunitas parasit dan memiliki berbagai reseptor. Fungsi utama eosinofil adalah melawan infeksi parasit dan dapat juga memakan antigen antibody.Sel lain :a) Sel dendritik : menyajikan antigen yang terikat protein MHC kelas II.b) Sel Langerhans : menyajikan antigen yang terikat protein MHC kelas II.Organ Organ dalam Sistem Imun (Organ Limfoid) :Berdasarkan fungsinya :1. Organ Limfoid Primer : organ yang terlibat dalam sintesis/ produksi sel imun, yaitu kelenjar timus dan susmsum tulang.2. Organ Limfoid Sekunder : organ yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses-proses reaksi imun. Misalnya : nodus limfe, limpa, the loose clusters of follicles, peyer patches, MALT (Mucosa Assosiated Lymphoid Tissue), tonsil.3. RES (Reticuloendothelial System)RES adalah bagian sistem imun yang terdiri dari sel-sel fagosit yang terdapat pada reticular connective tissue terutama adalah monosit dan makrofag.Human Lymphoid Sistem terdiri dari Pembuluh limfatik, Organ limfoid, sel dan Jaringan imun, dan limfe (cairan sistem limfoid).Referensi:Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Terjemahan dari Human Psysiologi And Mechanisms Of Disease. Penerjemahan: Petrus Andrianto. Jakarta: EGC.Gibson, Jhon. 1981. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Terjemahan Dari Fisiologi And Anatomi For Nurse. Penerjemah: Monica Ester. Jakarta: EGC.

Mekanisme Kerja Sel Imun :a. NK cell (Natural Killer Cell)Bekerja secara non-spesifik (tanpa pengenaan lebih lanjut), tapi buka sel fagositik. Bekerja dengan cara kontak langsung dengan sel terinfeksi. NK cell disebut sebagai immune surveylence (seperti polisi dalam tubuh). Ketika NK cell menempel pada sel terinfeksi, maka golgi dari NK cell akan mensekresi protein killer (perforin). Perforin ini akan membentuk suatu jembatan antara NK cell dengan sel terinfeksi, melalui jembatan ini terjadi pengeluaran elektrolit berlebih dari sel terinfeksi yang menyebabkan litik osmotik. Peristiwa penyerangan dengan jembatan ini disebut membrane attack complex.b. Sel B.Secara umum berfungsi sebagai APC. Sel B akan menerima antigen kemudian melalui MHC kelas II, antigen ini disajikan ke permukaan sel untuk mengaktivasi sel T helper. Sel T helper akan mensekresikan sitokin yang dapat menstimulasi sel B berproliferasi menjadi sel memori, selain itu juga mengaktifkan sel B untuk menjadi sel plasma penghasil antibodi.c. Sel T. Setelah sel B berikatan dengan sel T helper, sel T helper tidak bisa langsung teraktivasi tanpa adanya stimulasi dari Co-stimulatory sitokin. Di antara yang termasuk sitokin adalah : IL (Interleukin I,II,..dst); interferon ,,; Tumor Necrosis Factor; Prostaglandin, dll.d. Non Specific Killer Cells.Yaitu : NK cell dan LAK cell; ADCC (K) cell; Activated macrophage; Eosinophils (diaktivasi oleh IgE karena IgE mentriger/memicu eosinofil untuk mengeliminasi cacing).ReferensiHall, Guyton. 2008. Buku Ajaran Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Imunitas Bawaan1) PeradanganPeradangan, suatu respons nonspesifik terhadap cedera jaringan di mana spesialis-spesialis fagositik neotrofil magrofak beperan besar, bersama dengan asupan suportif dari tipe sel imun lain.2) InterferonInterferon, sekelompok protein yang secara nonspesifik mempertahankan sel dari infeksi virus. Selain respons peradangan, mekanisme pertahanan bawaan lain adalah pengeluaran interferon dari sel yang terinfeksi virus. Interferon secara singkat mnghasilkan resistensi non spesifik terhadap infeksi virus dengan secara transien mengganggu repikasi virus yang sama atau yang tidak berkaitan di sel-sel pejamu lain. Memang, interferon diberi nama karena kemampuannya mengganggu (interfere) replica virus. 3) Natural Killer CellNatural killer cell, suatu kelompok khusus sel mirip limfosit yang secara spontan dan nonspesifik melisiskan (memecahkan) dan menghancurkan sel pejamu yang terinfeksi virus dan sel kanker. Cara kerja dan sasaran utama serupa dengan yang dimiliki oleh sel T sitotoksik, tetapi sel yang terakhir ini hanya dapat mematikan sel yang terinfeksi oleh virus tertentu atau sel kanker yang telah terpajan sebelumnya. Selain itu, setelah pemajanan sel T sitotoksik memerlukan periode pematangan sebelum sel ini dapat melakukan periode pematangan sebelum sel ini dapat melakukan serangan mematikan. Sel NK menghasilkan pertahanan nonspesifik yang cepat terhadap sel yang terinfeksi virus dan sel kanker sebelum sel T sitotoksik yang lebih spesifik dan lebih banyak dapat berfungsi.4) Sistem KomplemenSistem komplemen, merupakan sekelompok protein plasma inaktif yang jika diaktifkan secara berurutan, akan merusak sel-sel asing dengan menyerang membrane plasmanya. System ini dapat diaktifkan dengan dua cara1. Oleh pajanan ke rantai karbohidrat tertentu yang terdapat dipermukaan mikroorganisme tetapi tidak terdapat di sel manusia, suatu respon imun bawaan nonspesifik.2. Oleh pajanan ke antibodi yang dihasilakan terhadap mikroorganisme penginvasi spesifik, suatu respons imun.Respon imun humoral dan seluler :Respons imun alamiah: respons imun alamiah tidak memiliki spesifisitas dan memori sehingga pertahanan tidak meningkat dengan adanya infeksi berulang. Respons ini diperankan oleh sel fagosit dan sel NK dengan menggunakan faktor soluble yaitu lisosom, komplemen, acute phase proteins (CRP), dan interferon. Mikroorganisme yang masuk dalam tubuh akan melalui dua mekanisme pertahanan utama, yaitu efek destruksi oleh enzim yang bersifat bakterisidal dan mekanisme fagositosis oleh sel-sel fagosit (gambar 4). Sel fagosit akan mengenali berbagai mikroorganisme. Mekanisme ini akan menimbulkan respons inflamasi akibat migrasi sel-sel yang terlibat dalam respons imun serta mengakibatkan vasodilatasi.Respons imun adaptif terjadi melalui identifikasi danpengenalan terhadap adanya stimulus, misalnya bakteri dan virus. Respons ini memiliki tiga karakter utama, yaitu spesifik, memori, dan intensitas yang bervariasi. Komponen respons imun spesifik terdiri dari respons imun humoral dan respons imun seluler.

a. Respons Imun HumoralRespons imun humoral diawali dengan diferensiasi limfosit B menjadi satu populasi (klon) sama yang memproduksi antibodi spesifik dan limfosit B memori. Antibodi akan berikatan dengan antigen untuk mengaktivasi komplemen yang mengakibatkan hancurnya antigen tersebut. Tiga elemen penting dalam respons imun humoral, yaitu: antibodi, reseptor sel T (T cell receptors), dan molekul MHC (Major Histocompatibility Complex).7,19 Antibodi berfungsi untuk pertahanan host karena menjadikan mikroorganisme infektif sebagai target, merekrut mekanisme efektor host yang dapat merusak, menetralkan toksin, dan menyingkirkan antigen asing dari sirkulasi. TCR berinteraksi bukan dengan antigen secara keseluruhan, tetapi dengan segmen pendek dari asam amino (antigen peptida). Fungsi TCR adalah untuk mengikat dan mengenali kompleks antigen spesifik dengan molekul MHC. MHC berfungsi untuk menentukan kemampuan sistem imun seseorang dalam membedakan self dan nonself, mengatur berbagai interaksi antara berbagai jenis sel yang terlibat dalam respons imun, dan menentukan kemampuan individu untuk bereaksi terhadap antigen spesifik dan kecenderungan untuk menderita kelainan imunologik.

b. Respons Imun SelulerAntibodi tidak dapat menjangkau mikroorganisme yang berkembang biak intraseluler. Oleh karena itu, sistem imunitas tubuh mengaktivasi limfosit T untuk menghancurkan mikroorganisme tersebut. Setelah antigen eksogen diproses oleh APC, akan terbentuk fragmen peptida yang kemudian dapat berinteraksi dengan TCR bersamaan membentuk kompleks dengan MHC. Limfosit T mengeluarkan subsetnya, yaitu Th (CD4), untuk mengenal antigen bekerja sama dengan MHC kelas II. Antigen endogen dihasilkan oleh tubuh inang. Sebagai contoh adalah protein yang disintesis virus dan protein yang disintesis oleh sel kanker. Antigen endogen dirombak menjadi fraksi peptida yang selanjutnya berikatan dengan MHC kelas I pada retikulum endoplasma. Limfosit T mengeluarkan subsetnya, yaitu Tc (CD8), untuk mengenali antigen endogen untuk berikatan dengan MHC kelas I. Sel Th1 Pada dasarnya, respons imun alamiah dan adaptif bekerja saling melengkapi. Sel-sel imun saling berinteraksi dalam regulasi sistem imun.c. Pembentukan anti gen antibodyAntigen yang masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan reseptor sel limfosit B. Pengikatan tersebut menyebabkan sel limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma kemudian akan membentuk antibody yang mampu berikatan dengan antigen yang merangsang pembentukan antibody itu sendiri. Tempat melekatnya antibody pada antigen disebut epitop, sedangkan tempat melekatnya antigen pada antibodi disebut variabel.ReferensiArthur C, Guyton, John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Terjemahan: Luqman Yauar Rachman. Jakarta: EGC.Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Terjemahan: Brahm U Pendit. Jakarta: EGC.

Fungsi dan peran anti gen antibody pada mekanisme pertahanan tubuh :Yang diartikan dengan imunokompromais ialah fungsi sistim imun yang menurun. Sistim imun terdiri atas komponen nonspesifik dan spesifik. Fungsi masing masing komponen atau keduanya dapat terganggu baik oleh sebab kongenital maupun sebab yang didapat. Pada hal yang akhir, sistim imun tersebut sebelumnya berfungsi baik. Hal inilah yang dalam praktek sehari-hari dimaksudkan dengan imunokompromais. Keadaan imunokompromais yang sering ditemukan di dalam klinik dapat terjadi oleh infeksi (AIDS, virus mononukleosis, rubela dan campak), tindakan pengobatan (steroid, penyinaran, kemoterapi, imunosupresi, serum anti-limfosit), neoplasma dan penyakit hematologik (limfoma/Hodgkin, leukemi, mieloma, neutropenia, anemi aplastik, anemi sel sabit), penyakit metabolik (enteropati dengan kehilangan protein, sindrom nefrotik, diabetesmelitus, malnutrisi), trauma dan tindakan bedah (luka bakar, splenektomi, anestesi) dan lainnya (lupus eritematosus sistemik), hepatitis kronis)Berbagai 'tnikroorganisme (kuman, virus, parasit, jamur) yang ada di lingkungan maupun yang sudah ada dalam badan penderita, yang dalam keadaan normal tidak patogenik atau memiliki patogenesitas rendah, dalam keadaan imunokompromais dapat menjadi invasif dan menimbulkan berbagai penyakit. Oleh karena itu penderita yang imunokompromais mempunyai risiko yang lebih tinggi terhadap infeksi yang berasal dari badan sendiri maupun yang nosokomial dibanding dengan yang tidak imunokompromais. Untuk mengerti hal-hal yang dapat terjadi pada keadaan imunokompromais, komponen-komponen sistim imun dan fungsinya masing-masing, respons imun serta mekanisme eliminasi antigen perlu dimengerti dengan baik.Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk melawan hampir semua jenis organisme/toksin yang merusak jaringan dan organ. Kemampuan tersebut dinamakan kekebalan. Kekebalan dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:1. Kekebalan didapat/kekebalan khusus, yang membentuk antobodi serta limfosit peka yang menyerang dan menghancurkan organism spesifik/toksin.2. Kekebalan bawaan/alamiah, membuat tubuh manusia resisten terhadap penyakit-penyakit pada binatang, kolera, campak, penyakit virus yang membunuh. Kekebalan ini disebabkan oleh proses berikut: Fagositosis bakteri dan penyerang lain oleh sel darah putih dan sel dari system makrofag jaringan. Destruksi organisme yang tertelan dalam lambung oleh enzim-enzimpencernaan. Daya tahan kulit terhadap invasi oleh organisme asing. Adanya senyawa kimia tertentu dalam darah yang menyerang organism asing/toksin dan menghancurkannya.

Tubuh manusia mempunyai kekebalan spesifik yang sangat kuat terhadap tiap-tiap agen penyerang seperti bakteri, virus, toksin. Sistem kekebalan didapat ini penting sebagai pertahanan terhadap organisme penyerang karena tubuh tidak mempunyai kekebalan bawaan/alamiah. Tubuh tidak menghambat invasi pada serangan pertama, tetapi dalam beberapa hari sampai beberapa minggu terserang menyebabkan sistem imun khusus timbul dengan kuat untuk menahan penginvasi/toksin, sehingga timbul daya tahan sangat spesifik untuk penginvasi tertentu dan tidak untuk penginvasi jenis lainnya. Kekebalan didapat sering dapat memberikan proteksi ekstrim, misalnya toksin tertentu/tetanus dapat memproteksi dalam dosis 100 ribu kali jumlah yang akan menimbulkan kematian tanpa kekebalan tersebut. Karena alas an ini proses yang dikenal dengan vaksinasi sangat penting dalam melindungi manusia terhadap penyakit tertentu. Dalam tubuh manusia terdapat 2 jenis dasar kekebalan yang didapat/khusus dan berhubungan sangat erat, yaitu: Kekebalan humoral, tubuh manusia membentuk antibodi yang beredar, yang merupakan molekul globulin yang mampu menyerang agen penginvasi. Kekebalan seluler/limfositik, didapat melalui pembentukan limfosit yang sangat khusus dalam jumlah besar yang peka terhadap agen asing, yang mempunyai kemampuan menyerang agen asing dan menghancurkannya.Tiap-tiap toksin atau jenis organisme penginvasi mengandung satu senyawa kimia spesifik atau lebih yang membedakannya dari semua senyawa lainnya. Umumnya senyawa ini adalah suatu protein, polisakarida besar, atau kompleks lipoprotein besar, dan inilah yang menyebabkan kekebalan didapat, zat ini disebut antigen. Hal sama pada jaringan, seperti jantung yang ditransplantasikan dari manusia lain juga mengandung sejumlah antigen yang dapat menimbulkan proses imun dan selanjutnya menyebabkan destruksi cangkokan.Zat-zat yang bersifat antigenik biasanya harus mempunyai berat molekul yang besar, selanjutnya proses antigenisitas mungkin tergantung atas rantai prostetik yang secara teratur timbul pada permukaan molekul besar, yang mungkin menerangkan mengapa protein dan polisakarida hampir selalu bersifat antigenik, karena mereka mempunyai kedua jenissifat streokimia ini. Kekebalan didapat adalah hasil dari jaringan limfoid tubuh. Pada orang yang secara genetik tidak mengandung jaringan limfoid atau rusak oleh radiasi atau zat kimia, kekebalan didapatnya tidak terbentuk. Jaringan limfoid hampir selalu terletak pada nodus limfatikus, tetapi juga ditemukan dalam jaringan limfoid khusus seperti limpa, daerah submukosa saluran pencernaaan, dan dalam jumlah kecil pada sumsum tulang. Walaupun sebagain besar limfoit dalam jaringan limfoid normal, sel-sel ini secara nyata dibagi atas 2 golongan, yaitu: Limfosit T, bertanggung jawab dalam pebentukan limfosit yang disensitisasi yang memberikan kekebalan seluler, dimana Limfosit T dibentuk dalam timus. Limfosit B, untuk pembentukan antibodi yang memberikan kekebalan humoral, dimana limfosit B dibentuk dalam hati fetus.

Limfosit bersikulasi dalam darah selama beberapa jam tetapi kemudian terjebak oleh jala retikulum di dalam jaringan limfoid, selanjutnya limfosit terus berproduksi dan tumbuh jaringan limfoid seluruh tubuh.Sebenarnya bila orang menjadi kebal terhadap jaringannya sendiri, proses kekebalan didapat akan menghancurkan tubuhnya sendiri. Untungnya, mekanisme kekebalan normal mengenali jaringannya sendiri sebagai.

2.4. Stuktur Antibodi dalam Cairan dan Sekresi TubuhSebuah molekul antibody terdiri atas empat rantai polipeptida yaitu dua rantai berat identik dan dua rantai ringan identik. Rantai dihubungkan dengan ikatan disulfide dan ikatan lain yang membentuk molekul berbentuk Y untuk memungkinkan terjadinya perubahan bentuk saat bereaksi dengan jumlah antigen maksimum. Menurut perbedaan dalam aktifitas biologisnya, antibody dikelompokan menjadi 5 subkelas yaitu sebagai berikut.1. Imunoglobulin M (IgM): antibody pertama yang dibentuk oleh respons imun. Nama M berasal dari macroglobulin yang merupakan immunoglobulin terbesar. Sebagian besar sel B mengandung IgM pada permukaannya sebagai reseptor antigen dan dibentuk paling dahulu pada respons imun primer. IgM berfungsi sebagai reseptor permukaan sel B sebagai tempat antigen melekat dan disekresikan pada awal respons sel plasma.2. Immunoglobulin G (IgG): berperan pada imunitas seluler karena dapat merusak antigen seluler melalui interaksi dalam system komplemen. Jumlah IgG sangat banyak di dalam darah dan dihasilkan dalam jumlah besar ketika tubuh terpajan ulang ke antigen yang sama. Bersama antibody, IgG dan IgM bertanggung jawab pada sebagian respons imun spesifik terhadap bakteri dan beberapa jenis virus.3. Immunoglobulin E (IgE): disebut antibody reagenik dan merupakan imun dengan jumlah yang sedikit dalam serum, tetapi efeknya sangat efisien. IgE dibentuk setempat oleh plasma dalam selaput lendir saluran napas dan saluran cerna. Jumlah IgE tinggi ditemukan pada alergi dan infeksi cacing skistomisomiasis. Mediator antibody untuk respons alergi misalnya: hemoragik fever, asma dan biduran.4. Immunoglobulin a (IgA): ditemukan pada jumlah sedikit serum. IgA dalam serum dapat mengaglutinasi dan mengganggu motilitas kuman sehingga memudahkan fagositosis. IgA ditemukan dalam sekresi system pencernaan, pernafasan, dan genital urinaria serta di dalam air susu dan air mata.5. Immunoglobulin D (IgD): ditemukan dengan kadar yang sangat rendah dalam sirkulasi karena IgD tidak dilepas oleh sel plasma dan sangat rentan terhadap degradasi oleh proses proteolitik. IgD merupakan komponen permukaan utama dari sel B dari diferensiasi yang lebih matang. IgD mempunyai aktivitas antibody terhadap antigen berbagai makanan dan auto antigen seperti komponen nucleus. IgD ditemukan bersama IgM pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen yang diduga dapat dicegah terjadinya toleransi imun bila sel dihadapkan pada antigen. Klasifikasi ini didasarkan pada cara-cara antibody berfungsi, protein dari kelima subkelas tersebut terdiri atas 4 rantai polipeptida yang saling berhubungan dan tersusun seperti huruf Y. Setiap antibody hanya dapat berinteraksi dengan satu jenis antigen yang spesifik cocok dengannya. 2.5. Efek antibodi dan Bagaimana Efek Ini DihasilkanFungsi antibody yang paling penting adalah meningkatkan respons imun spesifik yang dimulai oleh masuknya zat asing. Antibody memberi tanda atau mengidentifikasi benda asing sebagai suatu sasaran yang harus dihancurkan oleh sisitem komponen fagosit atau sel-sel pembunuh. Sementara itu antibody meningkatkan aktifvitas dengan berbagai system pertahanan sebagai berikut.1. Pengaktifan system komplemenApabila suatu antigen yang sesuai berikatan dengan antibodinya, reseptor antibody akan mengaktifkan komponen system komplemen dan menyebabkan terbentuknya membrane attek plex untuk melaksanakan fungsi protektif.2. Meningkatkan fagositTerutama IgG berfungsi sebagai opsonin yang berkaitan dengan antigen dan mampu mengikat reseptor di permukaan fagosit dan mempermudah fagositosis korban yang mengandung antigen yang melekat ke antibody.3. Stimulasi sel penuhPengikatan antibody ke antigen menginduksi serangan sel pembawa antigen. Sel sasaran sebelum dihancurka dilapisi oleh antibody agar dapat dihanurkan melalui proses lisis.Dengan cara itu antibody mampu secara langsung menghancurkan bakteri serta dapat menyebabkan destruksi antigen yang melekat padanya secara spesifik untuk memperkuat mekanisme pertahanan letal non spesifik untuk memperkuat mekanisme pertahanan letal non spesifik yang lain. Respon antigen-antibodi berlebihan dapat merusak sel-sel normal serta sel-sel asing.2.6Fungsi Antibodi 1. Mempertahankan tubuh terhadap berbagai penyerangan mikroorganisme asing melalui beberapa cara. 2. Membantu tubuh untuk membersihkan diri dari mikroorganisme penyerang dengan cara memfasilitasi fagosit.3. Meningkatkan pelepasan substansi vasoaktif, seperti histamine.Referensi:Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Terjemahan dari Human Psysiologi And Mechanisms Of Disease. Penerjemahan: Petrus Andrianto. Jakarta: EGC.Gibson, Jhon. 1981. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat. Terjemahan Dari Fisiologi And Anatomi For Nurse. Penerjemah: Monica Ester. Jakarta: EGC.

2.7Hormon pada Respon ImunImunitas AktifDidapat akibat kontak langsung dengan mikroorganisme atau toksin sehingga tubuh memproduksi antibodinya sendiri. Pembentukan antibodi atau akibat pajanan ke suatu antigen terhadap antigen tersebut agar dapat memperoleh antibodi adalah dengan cara pemindahan langsung antibodi yang dibentuk oleh orang lain.1. Imunitas aktif dapat secara alamiah terjadi jika seseorang terpapar satu penyakit dengan sistem imun memproduksi antibodi secara khusus. Imunitas ini dapat bersifat seumur hidup (campak dan cacar) atau sementara ( pneumonia dan gonorhoe ).2. Imunitas aktif dapat secara buatan ( terinduksi ) , merupakan hasil vaksinasi . vaksin dibuat dari patogen yang mati , dilemahkan atau toksin yang telah diubah. Vaksin ini dapat merangsang respon imun tetapi tidak menyebabkan penyakit.Antibodi tertentu semula dianggap terdapat secara alamiah didalam tubuh , antibodi yang berkaitan dengan golongan darah merupakan salah satu contoh antibodi alamiah. Membran permukaan eritrosit manusia mengandung antigen yang diwariskan dari orang tua dan bervariasi bergantung pada golongan darah. Antibodi ini dianggap sebagai antibodi alamiah.Interaksi antibodi dengan antigen yang terikat ke eritrosit dapat menyebabakan aglutinasi (penggumpalan/hemolisis) sel darah merah yang bersangkutan akan pecah. Aglutinasi dan hemolisis sel darah merah donor oleh antibodi diplasma resipien dapat menimbulkan reaksi transfusi yang terkadang fatal. Gumpalan eritrosit donor dapat menyumbat pembuluh darah halus. Selain itu , kosekuensi yang paling mebahayakan dari ketidak cocokan transfusi adalah gagal ginjal akut akibat dikeluarkannya sejumlah besar hemoglobin dari eritrosit donor yang rusak.Faktor Rh ( rhesus factor ) ; suatu antigen eritrosit yang pertama ditemukan dalam darah monyet sehingga diberi nama rhesus. Dikatakan memiliki darah Rh positif jika terdapat faktor Rh smentara yang tidak memiliki faktor Rh dianggap Rh negatif. Antibodi Rh diproduksi hanya oleh individu Rh negatif sewaktu mereka pertama kali terpajan ke antigen Rh asing yang terdapat didalam darah Rh positif.Transfusi darah Rh positif berikutnya pada orang dengan Rh negatig yang telah tersensitisasi tersebut menimbulkan rekasi transfusi. Individu Rh positi sebaliknya tidak pernah menghasilkan antibodi terhadap faktor Rh yang mereka miliki sendiri. Dengan demikian, individu Rh negatif hanya boleh diberi Rh negatif sedangkan individu Rh positif dapat dengan aman menerima Rh positif maupun Rh negatif.Faktor Rh terutama penting dalam dunia kedokteran pada kasus seorang ibu dengan Rh negatif yang membentuk antibodi dengan eritrosit janin Rh positif yang dikandungnya dan menimbulkan penyakit yang disebut Eritroblastosis atau penyakit hemolitik pada bayi yang baru lahir.

Imunitas PasifTerjadi jika antibodi dipindahkan dari suatu individu ke individun lain :1. Imunitas pasif alami : terjadi pada janin saat antibodi IgG ibu masuk menembus plasenta. Antibodi IgG memberi perlindungan sementara (mingguan-bulanan) pada sistem imun yang rematur (tidak matang).2. Imunitas pasif buatan : imunitas yang diberikan melalui injeksi antibodi yang diproduksi oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar suatu antigen. Misalnya , antibodi dari kuda yang sudah kebal terhadap racun ular tertentu dapat diinjeksikan pada individu yang dipatuk ular sejenisnya. Imunitas pasif merupakan imunitas pinjaman yang diperoleh segera setelah menerima antibodi yang sudah dikenal. Pemindahan antibodi IgG secara normal terjadi dari ibu ke janin melewati plasenta selama perkembangan intrauterus. Selain itu kolostrum ( susu pertama ) yang dihasilkan oleh ibu telah mengandung antibodi IgA yang dapat menambah perlindungan bayi yang disusui.Antibodi yang dipindahkan secara pasif biasanya diuraikan dalam waktu kurang dari satu bulan , tapi sementara itu bayi baru lahir mendapat perlindungan imun penting yang dimiliki ibu sampai bayi tersebut secara aktif mulai membentuk sendiri respon imunnya. Kemampuan membentuk antibodi belum muncul sampai satu bulan setelah lahir.Imunitas secara klinis bertujuan untuk menghasilkan perlindungan segera dan meningkatkan resistensi terhadap suatu agen infeksius yang sangat virulen (efek patologis) dan berpotensial mematikan yang terpajan pada orang yang bersangkutan misalnya virus rabies, toksis tetanus pada individu yang belum diimunisasi dan bisa ular. Biasanya antibodi yang diberikan didapat dari sumber lain (bukan dari manusia) yang telah terpajan ke bentuk antigen yang sudah dilemahkan.Untuk memperoleh antibodi dalam jumlah besar , sering digunakan kuda atau sapi. Penyuntikan yang mengandung antibodi ini (antiserum atau antitoksin) bermanfaat untuk menghasilkan proteksi segera terhadap penyakit atau toksin tertentu. Penerima mungkin membentuk respon imun terhadap antibodi yang diberikan tersebut, karena antibodi ini adalah protein asing yang dapat berakibat reaksi alergen hebat yang dikenal dengan serum sickness.

Tabel Imunitas Aktif Versus Imunitas PasifKarakteristikImun AktifImun Pasif

Pajanan keantigen yang diperlukan untuk membantu imunitasYa, baik melauli pajanan alamiah selama infeksi atau melauli pajanan buatan selama vaksinasiTidak

Sumber antibodi dalam darahAntibodi dibentuk sendiri jika tubuh terpajan ke antigenAntibodi pinjaman yaitu dihasilkan oleh sumber lain dan dipindahkan ke individu , baik secara alamiah melalui plasenta atau susu ibu ke anak ataupun suntikan antibodi yang diambil dari hewan yang divaksinasi.

Memerlukan penyuntikanPenyuntikan antigen yang telah dilemahkan diperlukan untuk merangsang imunitas aktif buatan (artificial)Penyuntikan antibodi pinjaman diperlukan untuk menimbulkan imunitas pasif buatan (artificial) segera setelah tubuh mendapat antibodi pinjaman tersebut.

Waktu yang diperlukan untuk membentuk resistensi terhadap pajanan antigenDiperlukan waktu beberapa minggu (repon primer terhadap antigen) sampai beberapa hari (respon sekunder terhadap antigen) untuk membentuk antibodi.Segera setelah tubuh mendapat antibodi pinjaman tersebut.

Lama resistensiLama : mungkin seumur hidupSingkat : kurang dari sebulan

Indikasi penambahan artifisial imunitas jenis iniJauh sebelum terpajan ke patogen virulen agar tersedia cukup waktu bagi klon sel B yang sesuai untuk berespons, diperlukan boster untuk mempertahankan imunitas aktif.Segera setelah terpajan ke virus yang sangat virulen atau toksin yang dapat mematikan. Jika diperlukan lakukan proteksi segera ( daripada menunggu imunitas aktif yang muncul lebih lambat).

2.8Gangguan Autoimun, Imunodefisiensi dan AlergenAbnormalitas fungsi sistem imun menyebabkan timbulnya penyakit imun melalui dua cara (penyakit defisiensi dan serangan imun yang tidak sesuai). Penyakit difesiensi : terjadi apabila sistem imun gagal berepon secara adekuat terhadap invasi (serangan) benda asing. Keadaan ini dapat bersifat kongenital (sejak lahir) atau non herediter. Penderita memiliki pertahanan yang sangat terbatas terhadap organisme patogen. Penderita dapat meninggal ketika bayi kecuali hidup dalam lingkungan yang bebas kuman.Penyakit difesiensi imun yang paling baru dan paling sering dijumpai adalah AIDS yang disebabkan oleh HIV, suatu virus yang menyerang dan melumpuhkan sel T penolong.Serangan imun yang tidak sesuai : serangan imun yang spesifik yang tidak sesuai dan menimbulkan reaksi yang merugikan tubuh mencakup hal-hal berikut ini.1. Respon autoimun : yaitu sistem imun yang menyerang jaringan tubuh sendiri.2. Penyakit kompleks imun : respon antibodi yang berlebihan dan merusak jaringan normal.3. Alergi : akuisisi (pemindahan) reaktivitas imun spesifik yang tidak sesuai atau hipersensitivitas terhadap bahan lingkungan yang dalam keadaan normal tidak berbahaya misalnya debu, serbuk sari dan lainnya.2.9Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem imun adalah sebagai berikut.1. UsiaFrekuensi dan intensitas infeksi meningkat pada usia lanjut serta terjadi penuruanan kemampuan untuk bereaksi secara memadai terhadap mikroorganisme yang menginvasi , terganggunya fungsi limfosit T dan B, menurunnya sistem fungsi organ yang berkaitan seperti lambung , sel kemih , jaringan paru , penipisan kulit , neuropati perifer dan penurunan sensibilitas sirkulasi.2. Gender ( jenis kelamin )a. Estrogen memodulasi aktivitas limfosit T (sel supressor)b. Androgen berfungsi untuk mempertahankan produksi interkulin 2 dan aktivitas sel supressorc. Estrogen cenderung mengalakkan imunitas , sedangkan androgen bersifat imunosupresif3. Nutrisi a. Gangguan fungsi imun yang disebabkan oleh insufisiensi protein kalori terjadi akibat kekurangan vitamin yang diperlukan untuk sintesis DNA dan protein.b. Vitamin akan membantu dalam pengaturan proliferasi sel dan maturasi sel imun.c. Kelebihan atau kekurangan unsur-unsur renik ( tembaga, besi , mangan , selenium dan zink ) akan menyekresi fungsi imun.4. Faktor psikoneuro imunologia. Limfosit dan makrofag memiliki reseptor yang dapat bereaksi terhadap neurotransmoter dan hormon-hormon endokrin.b. Proses imun dapat mempengaruhi fungsi neural dan endokrin termasuk perilaku.5. Kelainan organ laina. Keadaan seperti luka bakar atau bentuk cedera lain , infeksi dan kanker dapat mengubah fungsi sitem imunHilangnya serum dalam jumlah besar akan menimbulkan deplesi (kehilangan) protein tubuh yang esensial termasuk imunoglobulin stressor fisiologik dan psikologik. Sterss karena pembedahan atau cidera akan menstimulasi (mendorong) pelepasan kortisol dari korteks adrenal sehingga menyebabkan supresi respon imun yang normal.Referensi Abreu MT, Arditi M: Innate immunity and tool-like receptors: clinical implications of basic science research. J pediatr 144(4): 421 , 2004.La Cava A, Matarese G: The weight of leptin in immunity. Nat Rev Immunol 4:371, 2004.Subowo. (2003). Imunobiologi. Bandung: Angkasa.Sutarmo Setiadji V. (1990). Buku kuliah Anatomi Fisiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

BAB IIIPENUTUP3.1. KESIMPULANDari makalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa Imunologiadalah suatu cabang yang luas dariilmu biomedisyang mencakup kajian mengenai semua aspeksistem imun(kekebalan) pada semuaorganisme. mekanisme imunitas padaorganismeberfungsi melindungi tubuh terhadap pengaruhbiologisluar dengan mengidentifikasi dan membunuhpatogenserta seltumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dariinfeksi,bakteri,virussampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dariselorganisme yang sehat danjaringanagar tetap dapat berfungsi seperti biasa.Peran sel-sel imun dikerahkan ke tempat infeksi, untuk melakukan proses penyembuhan. RES adalah bagian sistem imun yang terdiri dari sel-sel fagosit yang terdapat pada reticular connective tissue terutama adalah monosit dan makrofag. Antigen yang masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan reseptor sel limfosit B. Pengikatan tersebut menyebabkan sel limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma kemudian akan membentuk antibody yang mampu berikatan dengan antigen yang merangsang pembentukan antibody itu sendiri.3.2. SARANDalam keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, tentu dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kejanggalan dalam penulisan paper ini, maka untuk itu kami sangat mengharapkan motivasi dan bimbingan dari Bapak/Ibu Dosen pengajar serta teman-teman, sehingga dapat kami gunakan sebagai acuan dalam penulisan paper berikutnya. Diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu tersebut dalam praktek keperawatan dan bagi para pembaca diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini dengan sebaik baiknya sebagai penambah ilmu pengetahuan.