infeksi dan imunitas

27
Malaria Tjo Kevin Jaya Soeharto/102009216 Kelompok B-5 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat Pendahuluan Malaria adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan di tandai dengan di temukannya bentuk aseksual di dalam darah.Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam,mengigil,anemia dan splenomegali.Dapat berlangsung akut ataupun kronik.infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik yang di kenal sebagai malaria berat. Anamnesa Pasien berasal dari daerah endemis malaria, atau riwayat bepergian ke daerah endemimalaria. Demam menggigil, dan nyeri kepala.sejak 2 hari yang lalu,di dapatkan kesadaran somnolen. Tingkat kesadaran: adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi : 1

Upload: raymond-arianto

Post on 10-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sbdjhw

TRANSCRIPT

Page 1: Infeksi Dan Imunitas

Malaria

Tjo Kevin Jaya Soeharto/102009216

Kelompok B-5

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Pendahuluan

Malaria adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh plasmodium yang menyerang

eritrosit dan di tandai dengan di temukannya bentuk aseksual di dalam darah.Infeksi malaria

memberikan gejala berupa demam,mengigil,anemia dan splenomegali.Dapat berlangsung

akut ataupun kronik.infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami

komplikasi sistemik yang di kenal sebagai malaria berat.

Anamnesa

Pasien berasal dari daerah endemis malaria, atau riwayat bepergian ke daerah

endemimalaria.

 Demam menggigil, dan nyeri kepala.sejak 2 hari yang lalu,di dapatkan kesadaran somnolen.

Tingkat kesadaran: adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan

dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :

1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat

menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..

2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,

sikapnya acuh tak acuh.

3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak,

berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.

1

Page 2: Infeksi Dan Imunitas

4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang

lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah

dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.

5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon

terhadap nyeri.

6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap

rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga

tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

Pemeriksaan Lab

Tetes darah tebal

Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis penting untuk diagnosis, untuk menentukan jenis

parasit dan nilai ambang parasit / kepadatan parasit. Pada preparat hapusan tipis lebih

diutamakan untuk melihat jenis spesiesnya dan untuk melakukan hitung parasit berdasarkan

jumlah eritrosit. Bila hasil ( - ) maka di ulangi setiap 6-12 jam.

(-)        : SD negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 lapangan pandang/LP)

(+)      : SD positif 1 (ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LP)

(+ +)   : SD positif 2 (ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LP)

(+ + +) : SD positif 3 (ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LP)

(+ + + +)   : SD positif 4 (ditemukan >10 parasit dalam 1 LP)

Kepadatan parasit bila dihitung pada tetes tebal yaitu menghitung jumlah parasit per 200

leukosit.1,2

Tetes Darah Tipis

Di gunakan untuk identifikasi jenis plasmodium,bila dengan sediaan darah tebal sulit di

tentukan.Kepadatan parasit di nyatakan sebagai hitung parasit (parasite count), dapat di

lakukan berdasarkan jumlah eritrosit yang mengandung parasit per 1000 sel darah

2

Page 3: Infeksi Dan Imunitas

merah.Bila jumlah parasit > 100.000/ul darah menandakan infeksi berat.Hitung parasit

penting untuk menetukan prognosa penderita malaria,walaupun komplikasi juga dapat

timbul dengan jumlah parasit yang minimal.Pengecatan di lakukan dengan cat Giemsa,atau

Leishman’s atau field’s dan juga Romanowsky.Pengecatan Giemsa yang umumnya di pakai

pada beberapa laboratorium dan merupakan pengecatan yang mudah dengan hasil cukup

baik.

Test P-F Test

Yaitu mendeteksi antigen dari p.falciparum (histidine rich protein).Deteksi sangat cepat

hanya 3-5 menit,tidak memerlukan latihan khusus,sensitivitasnya baik,tidak

memerlukan alat khusus.Deteksi untuk antigen vivaks sudah beredar di pasaran yaitu

dengan metode ICT.Tes sejenis dengan mendeteksi laktat dehidrogenase dari

plasmodium (pLDH) dengan cara immunochromatographic telah di pasarkan dengan

nama tes OPTIMAL.optimal dapat mendeteksi dari 0-200 parasit/ul darah dan dapat

membedakan apakah infeksi p.falciparum atau p. vivax.Sensitivitas sampai 95% dan

hasil positif salah lebih rendah dari tes deteksi HRP-2.Tes ini sekarang di kenal sebagai

tes cepat (Rapid Test).Tes ini tersedia dalam berbagai nama tergantung pabrik

pembuatannya.

Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)

Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan teknologi amplifikasi DNA,waktu di

pakai cukup cepat dan sensitivitas maupun spesifitasnya tinggi.Keunggulan test ini

walaupun jumlah parsitnya sangat sedikit dapat memberikan hasil positif.Test ini baru

di pakai sebagai sarana penelitian dan belum untuk pemeriksaan rutin.1

Tes serologi

Tes ini berguna mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap malaria atau pada

keadaan dimana parasit sangat minimal.Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat

diagnosik sebab antibody baru terjadi setelah beberapa hari parasitemia.Manfaat ter

serologi terutama untuk penilaian epidemologi atau alat uji saring donor darah.Titer

>1:200 di anggap sebagai infeksi baru;test >1:20 di nyatakan positif.Metode-metode tes

3

Page 4: Infeksi Dan Imunitas

serologi antara lain indirect haeemagglutination test,immune-percipitation

techniques,ELISA test radio-immunoassay.

Pemeriksaan Fisik

Pada malaria ringan dijumpai anemia, muntah atau diare, ikterus, dan hepato-splenomegali.

Malaria berat adalah malaria yang disebabkan oleh P.falciparum, disertai satu atau lebih

kelainan sebagai berikut :

a. Demam dengan suhu lebih 37,5 - 40º C

b. Konjungtiva palpebra bisa ditemukan anemis

c. Splenomegali. Pada daerah endemis splenomegali lebih sering dan berderajat besar

khususnya anak-anak

d. Hepatomegali

e. Gejala-gejala komplikasi seperti gangguan kesadaran, ikterik, dll.

f. Adanya riwayat demam, anemia dan splenomegali dapat mengarahkan pada

diagnosis malaria.

Patogenesis

Daur hidup parasit malaria terdiri dari 3 fase yaitu:

Fase jaringan pada manusia

Infeksi parasit malaria pada manusia adalah saat nyamuk anopheles betina

mengigit manusia,dan nyamuk akan melepaskan sprozoit ke dalam pembuluh

darah,yang mana dalam waktu 45 menit akan menuju ke sel hati dan sisanya akan

mati di darah.Kemudian yang di sel hati berkembang menjadi skizon (merozoid)

di sebut skizogoni pra-eritrosit.1

4

Page 5: Infeksi Dan Imunitas

Fase aseksual pada manusia

Di dalam sel hati mulailah perkembangan aseksual) perkembangan ini

memerlukan waktu 5,5 hari untuk plasmodium falcifarum dan 15 hari untuk

plasmodium malariae.

Setelah sel hati terinfeksi terbentuk skizont hati yang apabila pecah akan

mengeluarkan banyak merozoit ke sirkulasi darah.

Pada plasmodium vivax dan ovale sebagian parasit di dalam sel hati membentuk

hipnozoit yang dapat bertahan sampai bertahun-tahun dan bentukan ini yang

mengakibatkan terjadinya relaps pada malaria.

Setelah berada dalam sirkulasi darah merozoid akan menyerang eritrosit dan

masuk melaui reseftor permukaan eritrosit.pada plasmodium vivax reseftor ini

berhubungan dengan Duffy Fya atau Fyb.Hal ini menyebabkan individu dengan

golongan darah Duffy negative tidak terinfeksi malaria vivax.Reseftor untuk

plasmodium palcifarum di duga suatu glycophorins,sedangkan pada plasmodium

malariae dan ovale belum di ketahui.

Dalam waktu kurang dari 12 jam parasit berubah menjadi bentuk ring,pada

plasmodium palcifarum menjadi bentuk stereo-headphones,yang mengandung

kromatin dan dalam intinya di kelilingi sitoplasma.Setelah 36 jam invasi ke dalam

eritrosit,parasit berubah menjadi sizont dan bila sizont pecah akan mengeluarkan

6-36 merozoit dan siap menginfeksi eritrosit lain.Siklus aseksual ini pada

plasmodium falciparum,vivax,dan ovale ialah 48 jam dan pada plasmodium

malariae 72 jam.

Fase seksual pada nyamuk

Di dalam darah sebagian parasit akan membentuk gamet jantan dan betina dan

bila nyamuk menghisap darah manusia yang sakit akan terjadi siklus seksual

dalam tubuh nyamuk.

Setelah terjadi perkawinan akan terbennntuk zygote dan menjadi lebih bergerak

menjadi ookinet yang menembus dinding perut nyamuk dan akhirnya menjadi

bentuk oocyst yang akan menjadi masakdan mengeluarkan sporozoit yang akan

bermigrasi ke kelenjar ludah nyamuk dan siap menginfeksi manusia.1

5

Page 6: Infeksi Dan Imunitas

Gambar daur hidup plasmodium dalam tubuh manusia dan nyamuk.\

Epidemologi

Endemisitas suatu daerah dan pola klinis penyakit malaria akan berbeda. Hal ini ditentukan

oleh tingginya side positive rate(SPR). Secara tradisi endemisitas suatu daerah dibagi

menjadi 4 :

1. Hipoendemik : bila parasit rate atau spleen rate 0 - 10 %

2. Mesoendemik : bila parasit rate atau spleen rate 10 – 50 %

3. Hiperendemik : bila parasit rate atau spleen rate 50 – 75 %

4. Holoendemik : bila parasit rate atau spleen rate > 75 %

Parasite rate dan spleen rate ditentukan pada pemeriksaan anak-anak usia 2 – 9 tahun. Pada

daerah holoendemik banyak penderita anak-anak dengan anemia berat, pada daerah

hiperendemik dan mesoendemik banyak malaria serebral pada usia anak-anak (2-10 tahun),

6

Page 7: Infeksi Dan Imunitas

sedangkan pada daerah hipoendemik/daerah yang tidak stabil banyak dijumpai malaria

serebral, malaria dengan gangguan fungsi hati atau gangguan fungsi ginjal pada usia dewasa.

Di Indonesia yang merupakan daerah endemic malaria adalah daerah kawasan

timur(irian,Maluku,NTT,Kalimantan dan sebagian besar Sulawesi) beberapa daerah

Sumatra(lampung,riau,Bengkulu,sumatera barat dan utara) dan sebgian kecil jawa

( jepara,Yogyakarta,dan jawa barat).4

Etiologi

Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium,yang selain menginfeksi manusia juga

menginfeksi biantang seperti golongan burung,reftil, dan mamalia.Termasuk genus

plasmodium dari family plasmodidae.

Plasmodium pada manusia menginfeksi eritrosit(sel darah merah) dan mengalami

pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritosit.Pembiakan seksual terjadi pada tubuuh

nyamuk yaitu anopheles betina.Secara keseluruhan lebih dari 100 plasmodium yang

menginfeksi binatang(82 pada jenis burung dan reftil dan 22 pada binatang primata)

1. Parasit pada malaria

Plasmodium merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada manusia terdapat empat

spesies yaitu:

Plasmodium vivax, menyebabkan malaria tertiana.

Morfologi

Trofozoit muda: sel darah merah mulai membesar, parasit berbentuk cincin, inti

merah, sitoplasma biru, mulai terdapat titik Schuffner pada eritrosit.

Trofozoit tua: sitoplasma hamper memenuhi seluruh sel darah merah, pigmen

menjadi semakin nyata (kuning tengguli) masih terdapat vakuol.

Mikrogametosit: sitoplasma hampir memenuhi seluruh sel darah merah, inti difus di

tengah, pigmen tersebar.

Makrogametosit: sitoplasma bulat hampir memenuhi seluruh sel darah merah, tidak

terdapat vakuol, inti padat merah biasanya di tepi.

Skizon muda: inti sudah membelah lebih dari satu, tetapi kurang dari dua belas,

pigmen tersear.

Skizon tua: inti 12-24, pigmen berkumpul di tengah

7

Page 8: Infeksi Dan Imunitas

Plasmodium malariae, merupakan penyebab malaria kuartana,karena serangan

demam berulang pada tiap hari keempat.

Morfologi

Trofozoit muda: sel darah merah tidak membesar, berbentuk cincin, jarang terlihat

titik Ziemann.

Bentuk pita: sitoplasma seperti pita, pita melebar, inti membesar, pigmen kasar

tersebar.

Makrogametosit: sel darah merah tidak membesar, sitoplasma bulat, inti padat, batas

jelas, letak di tepi.

Mikrogametosit: sel datah merah tidak membesar, sitoplasma bulat, inti difus di

tengah, pigmen kasar tersebar.

Skizon muda: inti kurang dari delapan, pigmen kasar dan tersebar.

Skizon tua: inti 8-12 tersusun seperti bunga, pigmen berkumpul di tengah.

Plasmodium ovale. menyebabkan malaria ovale. dengan gejala mirip malari vivax. Malaria

ini merupakan jenis ringan dan dapat sembuh sendiri.

Morfologi

Stadium trofozoit: sel darah merah membesar, berbentuk lonjong, satu atau kedua

ujung sel darah merah berbatas tidak teratur, terdapat titik James, kompak dengan

granula pigmen yang lebih kasar.

Stadium praeritrosit: periode prapaten 9 hari

Stadium skizon: benbentuk bulat dan bila matang, mengandung 8-10 merozoit yang

letaknya teratur di tepi mengelilingi granula pigmen yang berkelompok di tengah.

Makrogametosit: bentuknya bulat, inti kecil, kompak dan sitoplasma berwarna biru

Mikrogametosit: inti difus, sitoplasma berwarna pucat kemerah-merahan, berbentuk

bulat, pigmen dalam ookista berwarna coklat/tengguli tua.

Plasmodium falciparum, menyebabkan malaria tropika.

Morfologi

Trofozoit muda: berbentuk cincin, terdapat dua butir kromatin, bentuk marginal, sel

darah merah tidak membesar.

8

Page 9: Infeksi Dan Imunitas

Skizon: pigmen menggumpal di tengah. Skizon muda berinti < 8 dan skizon tua

berinti 8-24.

Makrogametosit: berbentuk pisang agak langsing, inti padat di tengah, pigmen

mengelilingi inti, sitoplasma biru kelabu.

Mikrogametosit: berbentuk pisang gemuk, inti tidak padat, pigmen mengelilingi inti,

sitoplasma biru pucat kemerah-merahan.Penularan manusia dapat dilakukan oleh

nyamuk betina dari tribus anopheles

Spesies terkhir ini paling berbahaya karena malaria yang ditimbulkan dapat menjadi

berat. Hal ini disebabkan dalam waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam

jumlah besar, sehingga menimbulkan berbagai komplikasi di dalam organ-organ

tubuh.

Cara infeksi

Waktu antara nyamuk mengisap darah yang mengandungi gametosit sampai

mengandung sporozoit dalam kelenjar liurnya, disebut masa tunas ekstrinsik.

Sporozoit adalah bentuk infektif. Infeksi dapat terjadi dengan dua cara, yaitu :

1. Secara alami melalui vector, bila sporozoit dimasukkan ke dalam badan manusia

melalui tusukan nyamuk.

2. Secara induksi, bila stadium aseksual dalam eritrosit sacara tidak sengaja masuk

dlaam badan manusia melalui darah, misalnya transfuse, suntikan atau secara

congenital (bayi baru lahir mendapat infeksi dari ibu yang menderita malaria melalui

darah plasenta).

Hospes

Manusia merupakan hospes perantara parasit ini dan nyamuk Anopheles betina

menjadi hopses definitifnya atau merupakan vektornya.

Vektor

Vektor malaria merupakan sejenis nyamuk Anopheles sp. Betina. Terdapat 430

spesies nyamuk ini dan 30-40 dr padanya merupakan vector unutk malaria antaranya

ialah Anopheles Sundaicus, Anopheles Vagus, Anopheles Mucaltus, Anopheles

9

Page 10: Infeksi Dan Imunitas

Barbumrosis, Anopheles Acunitus, Anopheles Barbirotus, Anopheles Anullaris,

Anopheles Indefinitus, dan Anopheles Leucosphirus.

Gambar 2.1 nyamuk anopeles

Anopeheles bermacam breeding place, sesuai dengan jenis anophelesnya sebagai

berikut :

1. Anopheles Sundaicus, Anopheles subpictus dan Anopheles Vagus senang

berkembang biak di air payau.

2. Tempat yang langsung mendapat sinar matahari disenangi Nyamuk Anopheles

Sundaicus, Anopheles Mucaltus dalam berkembang biak.

3. Breeding palces yang terlindung dari sinar matahari Disenangi Anopheles Vagus,

Anopheles Barbumrosis untuk berkembang biak.

4. Air yang tidak mengalir sangat disenangi oleh Nyamuk Anopheles Vagus,

Anopheles Indefinitus, Anopheles Leucosphirus untuk tempat berkembang biak.

5. Air yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah sangat disenangi Anopheles

Acunitus, Anopheles Vagus, Anopheles Barbirotus, Anopheles Anullaris untuk

berkembang biak.

Waktu keaktifan mencari darah dari masing -masing nyamuk berbeda - beda,

nyamuk yang aktif pada malam hari menggigit, adalah anopheles. dan culex

sedangkan nyamuk yang aktif pada siang hari menggigit yaitu Aedes. Khusus untuk

anopheles, nyamuk ini bila menggigit mempunyai perilaku bila siap menggigit

langsung keluar rumah. Pada umumnya nyamuk yang menghisap darah adalah

nyamuk betina.5

10

Page 11: Infeksi Dan Imunitas

Gejala Klinis

Perjalanan penyakit malaria berbeda antara orang yang tidak kebal(tinggal di daerah

non-endemis)dan orang yang kebal atau semi-imun(tinggal di daerah endemis

malaria.Kesalahan atau keterlambatan diagnosis malaria pada orang non-imunakan

menyebabkan resiko tinggi terjadinya malaria berat atau malaria komplikasi.

Pada orang non-imun:

Biasanya demam terjadi lebih kurang 2 minggu setelah kembali dari daerah

endemis malaria.

Demam atau riwayat demam dengan suhu lebih dari 38OC biasanya di

temukan pada penderita malaria.

Pada permulaan penyakit,biasanya demam tidak bersifat periodic,sehingga

khas dan dapat terjadi setiap hari,demam dapat bersifat remiten (febris

remitens) atau terus menerus (ferbris kontinua).

Demam dapat di sertai gejala lain yang tidak spesifik seperti

mengigil,lemas,sakit kepala,sakit otot,batuk dan gejala gastrointestinal seperti

mual,muntah dan diare.

Pada orang semi-imun,gejala klinisnya bias lebih ringan:

Sakit kepala

Perasaan dingin dan nyeri sendi merupaka gejala klinis yang sering di

temukan pada kelompok anak.

Serangan demam yang khas terdiri atas beberapa stadium:

1. Serangan mengigil di mulai dengan perasaan dingin sekali sehingga

mengigil,penderita menutupi badanya dengan baju tebal ddan selimut,nadinya cepat

tapi lemah,bibir dan jari tangan menjadi biru kulinya kering dan pucat,kadang-

kadang di sertai muntah.Pada anak sering di sertai kejang,stadium ini berlangsung 15

menit sampai 1 jam.

2. Stadium puncak demam di mulai pada saat dingin sekali berubah menjadi panas

sekali,mukanya menjadi merah,kulit kering dan terasa panas seperti terbakar,sakit

kepala makin hebat,biasanya ada mual dan muntah,nadi penuh dan berdenyut

11

Page 12: Infeksi Dan Imunitas

keras,perasaan haus sekali pada saat suhu naik 41oC (106oF) atau

lebih,berlangsungnya 2-6 jam.

3. Stadium berkeringat di mulai dengan penderita berkeringat banyak sehingga tempat

tidurnya basah,suhu turun dengan cepat kadang-kadang sampai di bawah ambang

normal.Penderita biasanya dapat tidur nyenyak dan waktu bangun merasa lemah

tetapi lebih sehat,stadium ini berlangsung 2-4 jam.

Serangan demam yang khas di mulai pada siang hari dan berlangsung 8-12 jam.setelah itu

terjadi stadium apireksia.Seangan demam makin lama makin berkurang beratnya karena

tubuh menyesuaikan diri dengan adanya parasit dalam badan dank arena respon imun

hospes.5,6

Pengobatan

Secara global WHO telah menetapkan di pakainya pengobatan malaria dengan memakai

obat ACT (artemisinin base-commbination therapy).Golongan atremisinin atau ART telah di

pilih sebagai obat utama karena efektif dalam mengatasi plasmodium yang resisten dengan

pengobatan.Selain itu artemisinin juga berkerja membunuh plasmodium dalam semua

stadium termasuk gametosit.Juga efektif terhadap semua spesies,plasmodium

falciparum,plasmodium vivax maupun lainnya.

Golongan Artemisinin

Berasal dari tanaman Artemisia annua.L yang di sebut dalam bahasa china

qinghaosu.

Obat ini termasuk kelompok seskuiterpen lakton mempunyai beberapa formula

seperti: artemisinin,artemeter,arte-eter,artesunat,asam artelinik dan

dihidroartemisinin.Obat ini berkerja sangat cepat dengan paruh waktu kira-kira 2

jam,larut dalam air,berkerja sebagai obat sizontocidal darah.Karena beberapa

penelitian bahwa pemakaian obat tunggal manimbulkan terjadinya

rekrudensi,maka di rekomendasikan untuk di pakai dengan kombinasi obat

lain.Dengan demikian juga akan memperpendek pemakaian obat.Obat ini dapat

di ubah dalam bentuk aktifnya dan penyediaan ada yang oral,parenteral/injeksi

dan suppositoria.

Pengobatan ACT (artemisinin base-commbination therapy)

12

Page 13: Infeksi Dan Imunitas

Penggunaan golongan artemisin secara monoterapi akan mengakibatkan

ternjadinya rekrudensi.Karenanya WHO memberikan petunjuk menggunakan

artemisisnin dengan mengkombinasikan dengan obat anti malaria yang lain hal

ini di sebut ACT.

Kombinasi obat ini dapat berupa kombinasi dosis tetap atau fix dose atau

kombinasi tidak tetap non-fix dose.Kombinasi dosis tetap lebih memudahkan

pemberian pengobatan.contoh ialah:Co-Artem:yaaitu kombinasi artemeter (20

mg)+lumefantrine (100 mg).Dosis coartem 4 tablet 2x1 sehari selama 3

hari.Kombinasi tetap yang lain ialah dihidroartemisinin (40mg)+Piperakuin

(320mg) yaitu: “artekin”.Dosis artekin untuk dewasa:Dosis awal 2 tablet 8 jam

kemudian 2 tablet 24 jam dan 32 jam masing-masing 2 tablet.Kombinasi act yang

tidak tetap misalnya:

-artesunat+meflokuin

-artesunat+ amodiakin

- artesunat+ klorokuin

- artesunat + sulfadoksin-pirimetamin

- Artesunat + pironaridin

- Artesunat + clorproguanil-dapson (CDA/ lapdap plus)

- dihidro artemisinin + piperakuin +trimethoprim ( artekom)

- artekom + primakuin (CV8)

- Dihidroartemisinin + naptokuin

Dari kombinasi di atas yan tersedia di Indonesia saat ini adalalah artesunat+ amodiakin

dengan nama dagang “ artesdiaquine” atau atesumoon.Dosis untuk orang dewasa yaitu

artesunate (50mg per tablet) 200mg pada hari 1 samapai 3 (4 tablet).Untuk amodiakuin

(200mg per tablet) Yaitu hari 1 dan 2 dan 1 ½ tablet hari ke 3.Artesumoon ialah

kombinasi yang di kemas sebagai blister dengan aturan pakai tiap blister per hari

(artesunate+ amodiakuin) di minum selama 3 hari.Dosis amodiakuin adalah 25-30

mg/BB selama 3 hari.

Pengobatan malaria dengan obat-obat non ACT:

Wlaupun resistensi terhadap obat-obat standar non ACT telah di laporkan dari seluruh

provinsi di Indonesia,beberapa daerah masih cukup efektif baik terhadap klorokuin

maupun sulfadoksin primetamin (kegagalan masih kurang 25%).

13

Page 14: Infeksi Dan Imunitas

Obat non-ACT ialah:

1. Klorokuin difosfat/sulfat,250ml garam (150ml basa),dosis 25ml basa/kg BB

untuk 3 hari,terbagi 10mg/BB hari 1 dan 2,5mg/kgBB pada orang dewasa biasa

dip aka dosis 4 tablet hari 1 dan 2 dan 2 tablet hari 3.di pakai untu plasmodium

falciparum dan vivax.

2. Sulfadoksin-pirimetamin(sp),(500mg sulfadoksin + 25 mg pirimetamin),dosis

orang dewasa 3 tablet dosis tunggal (1 kali).Atau dosis anak memakai takaran

pirimetamin 1,25mg/kgBB.obat ini hanya di pakai untuk plasmodium falciparum

dan tidak efektif untuk plasmodium vivax.Bila terjadi kegagalan dengan obat

klorokuin dapat menggunakan SP.

3. Kina Sulfat: (1 tablet 220 mg),dosis yang di anjurkan ialah 3x10mg/kgBB

selama 7 hari,dapat di pakai untuk plasmodium falciparum maupun plasmodium

vivax.Kina di pakai sebagai obat cadangan untuk mengatasi resistensi terhadap

klorokuin dan sp.Pemakaian obat ini untuk waktu yang lama(7 hari)

menyebabkan kegagalan untuk memakai sampai selesai.

4. Primakuin : (1 tablet 15 mg),di pakai sebagai obat pelengkap atau pengobatan

radikal terhadap plasmodium falciparum maupun plasmodium vivax.Pada

plasmodium falciparum dosisnya 45mg (3 tablet) dosis tunggal untuk membunuh

gamet : sedangkan untuk plasmodium vivax 15 mg/hari selama 14 hari yaitu

untuk membunuh gamet dan hipnozoit (anti-relaps).

Penggunaan obat kombinasi non ACT

Apabila pola resistensi masih rendah dan belum terjadi multiresistensi,dan belum

tersedianya obat golongan artemisisnin,dapat menggunakan obat standar yang di

kombinasikan.Contoh kombinasi ini adalah:

a. Kombinasi klorokuin+ sulfadoksin-pirimetamin

b. Kombinasi sp + kina

c. Kombinasi klorokuin + doksisiklin/tetrasiklin

d. Kombinasi sp + doksisiklin/tetrasiklin

e. Kina +doksisiklin/tetrasiklin

f. Kina + klindamisin

Pemakaian obat-obat kombinasi ini juga harus di lakukan monitoring respon pengobatan

sebab resistensi terhadap obat malaria berlangsung cepat dan meluas.1,6

14

Page 15: Infeksi Dan Imunitas

Pencegahan

PEMBERANTASAN MALARIA

Pemberantasan malaria bertujuan untuk mencegah penularan malaria, terutama jika terjadi

KLB, menurunkan angka kematian, menurunkan angka kesakitan (insidensi dan prevalensi),

meminimalkan kerugian sosial dan ekonomi akibat malaria.

Pemberantasan malaria haruslah rasional, harus berbasis pada epidemiologinya; sarannya:

manusia / penduduk, parasit malaria, vektor dan lingkungannya.

Program pemberantasan malaria dilaksanakan dengan sasaran:

1. Kasus atau penderita yang diagnostik terbukti positif gejala klinis dan parasitnya

dalam darah à diberi pengobatan dan perawatan menurut SOP atau protokol bakunya

di puskesmas atau rumah sakit;

2. Penduduk daerah endemik à diberikan penyuluhan kesehatan dan dibagikan

kelambu berinsektisida.

3. Nyamuk vektornya dengan pengendalian vektor cara kimia, hayati atau manajemen

lingkungan, atau secara terpadu.

4. Lingkungan à dengan memodifiksi atau memanipulasi lingkungan supaya tidak

cocok lagi jadi habitat vektor à vektor pindah tempat atau berkurang kepadatannya

secara nyata.

Prognosis

Prognosis malaria vivax biasanya baik,tidak menyebabkan kematian.Bila tidak di beri

pengobatan,serangan pertama dapat berlangsung 2 bulan atau lebih.Rata-rata infeksi malaria

vivax tanpa pengobatan berlangsung 3 tahun,tetapi pada beberapa kasus dapat berlangsung

lebih lama,terutama karena relapsnya.

Prognosis malaria tanpa pengobatan,malariae dapat berlangsung sangat lama dan rekurens

pernah tercatat 30-50 tahun sesudah infeksi.

15

Page 16: Infeksi Dan Imunitas

Sedangkan malaria ovale penyakitnya ringan dan dapat sembuh sendiri tanpa

pengobatan.Dan pada malaria falciparum berat prognosisnya buruk,sedangkan penderita

malaria falciparum tanpa komplikasi prognosisnya cukup baik bila di lakukan pengobatan

dengan segara dan di lakukan observasi hasil pengobatan.2,6

Diagnosis Banding

Demam Tifoid

Mempunyai banyak persamaan dengan gejala-gejalanya. Masih bisa dibedakan dengan

adanya gejala stomatitis dengan lidah tifoid yang khas, batuk-batuk, meterorismus, dan

bradikardi relatif yang kadang-kadang ditemukan pada demam tifoid. Kultur darah untuk

salmonella pada minggu pertama kadang-kadang bisa membantu diagnosis. Widal bisa

positif mulai minggu kedua, dianjurkan pemeriksaan berulang pada titer yang masih rendah

untuk membantu diagnosis. Kemungkinan adanya infeksi ganda antara malaria dan demam

tifoid kadang-kadang kita temukan juga.

Demam Berdarah Dengue

Disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes,diIndonesia dikenal 2

jenis nyamuk Aedes yaitu: Aedes Agypti dan Aedes albopictus.

Bacteria Meningitis

Meningitis adalah infeksi cairan di sumsum tulang belakang dan cairan yang mengelilingi

otak. Meningitis biasanya disebabkan oleh infeksi dengan virus atau bakteri. Mengetahui

apakah meningitis disebabkan oleh virus atau bakteri adalah penting karena perbedaan

dalam keseriusan penyakit dan pengobatan yang dibutuhkan.

Komplikasi

Malaria serebral

Malaria otak sering timbul sebagai malaria berat yang menyebabkan kematian.

Gejala yang timbul dapat tampak sebagai penurunan kesadaran dari somnolen

sampai koma, kejang-kejang atau psikosis organik Penyebab malaria otak masih

merupakan hipotesa yaitu akibat eritrosit yang mengandung parasit menjadi lebih

16

Page 17: Infeksi Dan Imunitas

mudah melekat pada dinding pembuluh kapiler. Hal ini disebabkan karena

menurunnya muatan listrik permukaan eritrosit (Conrad,1969) dan pembentukan

tonjolan-tonjolan kecil dipermukaan eritrosit sehingga terjadi bendungan di

pembuluh darah otakkecil. Semakin matang parasit dalam eritrosit semakin besar

daya lekat eritrosit tersebut, terutama di organ dalam tetapi tidak di peredaran

darah, yang memungkinkan penyakit menjadi berat walaupun konsentrasi

eritrosit yang terinfeksidi peredarandarah rendah. Melekatnya eritrosit yang

terinfeksi pada pembuluh darah kapiler dapat mengakibatkan terhambatnya aliran

darah otak dan oedema. Oedema otak ini sering ditemukan pada waktu otopsi,

tetapi gejala klinik dari peningkatan tekanan intrakranial jarang sekali ditemukan

dan CT scan tidak menyokong oedem sebagai gambaran primer dari malaria

otak.

Gagal ginjal

Kelainan fungsi ginjal sering ditemui pada malaria falsiparum berat seperti

proteinuria, oliguria, anuria dan uremia. Kegagalan ginjal hampir selalu

disebabkan oleh nekrosis tubulus akut yang diperkirakan akibat kelainan perfusi

ginjal karena ipovolemi atau berkurangnya peredaran darah pada pembuluh

darah kapiler ginjal.Glomerulonefritis akut terjadi sebagai komplikasi malaria

falsiparum karena'terjadi nefritis imun kompleks.

Hipoglikemi

Sering ditemukan pada penderita malaria falsiparum sedang,berat dan tersering pada

wanita hamil. Kemungkinan penyebab hipoglikemi adalah karena konsumsi glukosa

oleh parasit dan rangsangan pengeluaran insulin oleh obat anti malaria (White dkk,

1983). Kelaparan yang timbul akibat tak mau makan dan muntah-muntah serta

penggunaan glikogen hati memungkinkan ternjadinya hipokalemia tersebut.

Edema paru

Edema paru merupakan komplikasi yang sering dan hampir selalu menyebabkan

kematian. Patogenesisnya belum jelas,mungkin berhubungan dengan menurunnya

volume aliran darah yang efektif, tidak berfungsinya aliran pembuluh, darah kecil

paru-paru, meningkatnya permeabilitas kapiler, volume cairan intravena yang

berlebihan DIC atau uremia.

17

Page 18: Infeksi Dan Imunitas

Diare

Kurang berfungsinya penyerapan usus pada malaria disebabkan karena adanya

kelainan mukosa berupa edema, kongesti,perdarahan petechiae dan terdapat banyak

eritrosit yang terinfeksi sehingga terjadi nekrosis dan ulserasi usus.Malabsorpsi

diketemukan selama fase akut malaria falsiparum.4

Kesimpulan

Malaria merupakan suatu penyakit yang bersifat akut maupun kronik, yang disebabkan oleh

protozoa genus Plasmodium, yang ditandai dengan demam,anemia dan pembesaran

limpa.Plasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari4 spesies, yaitu P. falciparum, P.

ovale, P. vivax, danP. malariae. Malaria juga melibatkan hospes perantara yaitu nyamuk

nopheles betina. Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual dalam tubuh nyamuk

anopheles betina dan faseaseksual dalam tubuh manusia. Patogenesis malaria akibat dari

interaksi kompleksantara parasit, hospes dan lingkungan.

Daftar Pustaka

1. Sudoyo AW,Setiyohadi B,Alwi I,Simardibata M,Setiati S.Buku ajar ilmu prenyakit

dalam.Jakarta: InternalPublishing; 2009.

18

Page 19: Infeksi Dan Imunitas

2. Staf Pengajar Departemen parasitologi,FKUI.Parasitologi kedokteran.Jakarta:Balai

penerbit FKUI;2009.

3. Brucellosis.Edisi 2010 .Di unduh dari:

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1974883-brucellosis/. 29 november

2010.

4. Alwi Idrus. Malaria. Dalam Noer HMS-Waspadji S-Rachman AM. Lesmana LA-

Widodo D-ISbagio H-Alwi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I. Balai Penerbit

FKUI. Jakarta2009. Hal: 2813

5. Davey P.At a glance medicine.Jakarta:Erlangga;2009.

6. Agustini SM dan Widayanti A., Nilai diagnostik Uji Imunokromatografi pada infeksi

Malaria, Medika 2005, vol. XXX:10, 626–30.

19