makalah kasus tbc

45
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya .Di Indonesia khususnya, penyakit ini terus berkembang setiap tahunnya dan saat ini mencapai angka 250 juta kasus baru diantaranya 140.000 menyebabkan kematian. Bahkan Indonesia menduduki negara terbesar ketiga didunia dalam masalah penyakit TBC ini. Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Bakteri ini masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah), Bahkan bakteri ini pula dapat mengalami penyebaran melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening sehingga menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti Makalah Tuberculosis

Upload: dewisartika

Post on 25-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tugas kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah kasus TBC

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi

yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC dapat

menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta

dimana saja. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai

organ tubuh lainnya .Di Indonesia khususnya, penyakit ini terus berkembang setiap

tahunnya dan saat ini mencapai angka 250 juta kasus baru diantaranya 140.000

menyebabkan kematian. Bahkan Indonesia menduduki negara terbesar ketiga didunia

dalam masalah penyakit TBC ini.

Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh

Mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat

batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa

yang menderita TBC. Bakteri ini masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga

berkembang menjadi banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh

rendah), Bahkan bakteri ini pula dapat mengalami penyebaran melalui pembuluh darah

atau kelenjar getah bening sehingga menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain

seperti otak, ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar getah bening dan lainnya meski yang

paling banyak adalah organ paru.

1.2 Rumusan Masalah :

1) Apa pengertian tuberkulosis?

2) Apa saja faktor pemicu terjadinya penyakit tuberkulosis ?

3) Apa saja tanda dan gejalanya ?

4) Bagaimana cara menangani dan mengobati penyakit tuberkulosis ?

5) Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis ?

Makalah Tuberculosis

Page 2: Makalah kasus TBC

2

1.3 Tujuan :

1) Mengetahui pengertian dari tuberkulosis.

2) Mengetahui faktor apa saja yang dapat memicu tuberkulosis.

3) Mengetahui tanda dan gejala yang muncul apabila terjadi tuberkulosis.

4) Mengetahui cara menangani dan mengobati penyakit tuberkulosis.

5) Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien tuberkulosis.

1.4 Manfaat

Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan dan dapat membantu

pasien yang mengidap penyakit tuberkulosis maupun keluarga pasien dalam menyikapi

atau mengatasi timbulnya tuberkulosis.

Makalah Tuberculosis

Page 3: Makalah kasus TBC

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tuberculosis

Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman

mycobacterium Tuberculosis. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga

mengenai organ tubuh lainnya.

Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium

tuberculosa. Bakteri ini berbentuk basal dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai

Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal

24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch.

Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (Siswanto,

2008).

2.2 Etiologi Tuberculosis

Penyebab terjadinya tuberculosis adalah basil tuberculosis yang termasuk dalam genus

Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetalis. Mycobacterium tuberculosa

menyebabkan sejumlah penyakit berat pada manusia dan penyebab terjadinya infeksi tersering.

Masih terdapat Mycobacterium pathogen lainnya, misalnya Mycobacterium leprae,

Mycobacterium paratuberculosis dan Mycobacterium yang dianggap sebagai Mycobacterium non

tuberculosis atau tidak dapat terklasifikasikan.

Mycobacterium tuberculosis termasuk dalam genus mycobakteria. Mycobacterium adalah

kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang, non motil, habitatnya di tanah,

lingkungan akuatik, air, binatang dan manusia. Mycobacteruim sekeluarga dengan

Corynebacterium dan Actimomycetes.

(Nester, 2001).

Makalah Tuberculosis

Page 4: Makalah kasus TBC

4

2.3 Tanda dan Gejala Tuberculosis

Manifestasi TB sangat bermacam-macam, tanda dan gejalanya antara lain adalah :

1) Batuk terus menerus dan berdahak selama tiga minggu atau lebih. Pada tahap awal

batuknya kering dan tidak ada dahak, kemudian tahap selanjutnya batuk disertai dahak.

2) Demam, kadang-kadang suhunya mencapai 40-41°C

3) Berkeringat malam

4) Dahak bercampur darah

5) Batuk darah

6) Sesak nafas

7) Nyeri dada

8) Badan lemah

9) Nafsu makan menurun

10) Berat badan menurun

11) Rasa kurang enak badan (malaise)

12) Demam meriang lebih dari 1 bulan

(Melo, 2000)

2.4 Klasifikasi Tuberculosis

Sistem Klasifikasi TB

Kelas Tipe Keterangan

0 Tidak ada pajanan TB

Tidak terinfeksi

Tidak ada riwayat terpajan

Reaksi terhadap tes tuberculin negatif

1 Terpajan TB

Tidak ada bukti infeksi

Riwayat terpajan

Reaksi tes kulit tuberculin negative

2 Ada infeksi TB

Tidak timbul penyakit

Reaksi tes kulit tuberculin positif

Pemeriksaan bakteri negatif (bila dilakukan)

Tidak ada bukti klinis, bakteriologik, atau radiografik TB

aktif

Makalah Tuberculosis

Page 5: Makalah kasus TBC

5

3 TB aktif secara klinis Biakan M.tuberkulosis (bila dilakukan)

Sekarang terdapat bukti klinis, bakteriologik, atau radiografik

penyakit

4 TB, Tidak aktif secara

klinis

Riwayat episode TB

Atau

Ditemukan radiografi yang abnormal atau tidak berubah,

reaksi tes kulit tuberculin positif

Dan

Tidak ada bukti klinis atau radiografik penyakit sekarang

5 Tersangka TB Diagnosis ditunda

Klasifikasi tuberculosis

Penjelasan :

1) TB Paru

Adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura.

2) TB Paru BTA (+) :

Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak  menunjukkan hasil BTA positif.

Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak  menunjukkan BTA positif dan kelainan radiologi

menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.

Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak  menunjukkan BTA positif dan biakan positif.

Makalah Tuberculosis

Page 6: Makalah kasus TBC

6

3) TB Paru BTA (-) :

Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinis dan kelainan

radiologi menunjukkan tuberkulosis aktif.

Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan M. tuberculosis.

4) TB Ekstra Paru

Tuberkulosis ekstraparu adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru,

misalnya kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, ginjal, saluran kencing dan lain-lain.

    Diagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur positif atau patologi anatomi dari tempat lesi.

Untuk kasus-kasus yang tidak dapat dilakukan pengambilan spesimen maka diperlukan bukti

klinis yang kuat dan konsisten dengan TB ekstraparu aktif.

5) Kasus Baru

Adalah pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau sudah pernah

menelan OAT kurang dari satu bulan.

6) Kasus Kambuh (Relaps)

Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan

telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan

hasil pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif. Bila BTA negatif atau biakan

negatif tetapi gambaran radiologi dicurigai lesi aktif / perburukan dan terdapat gejala klinis

maka harus dipikirkan beberapa kemungkinan :

Lesi nontuberkulosis (pneumonia, bronkiektasis, jamur, keganasan dll)

TB paru kambuh yang ditentukan oleh dokter spesialis yang berkompeten menangani kasus

tuberkulosis

7) Kasus Defaulted atau Drop Out

Adalah pasien yang telah menjalani pengobatan > 1 bulan dan tidak mengambil obat 2 bulan

berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai.

8) Kasus Gagal

Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir

bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan) atau akhir pengobatan.

9) Kasus Kronik

Makalah Tuberculosis

Page 7: Makalah kasus TBC

7

Adalah pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif setelah selesai pengobatan ulang

dengan pengobatan kategori 2 dengan pengawasan yang baik.

10) Kasus Bekas TB :

Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila ada) dan gambaran radiologi paru

menunjukkan lesi TB yang tidak aktif, atau foto serial menunjukkan gambaran yang

menetap. Riwayat pengobatan OAT adekuat akan lebih mendukung.

Pada kasus dengan gambaran radiologi meragukan dan telah mendapat pengobatan OAT 2

bulan serta pada foto toraks ulang tidak ada perubahan gambaran radiologi.

2.5 Terapi Pengobatan Tuberculosis

2.5.1 Terapi Farmakologi

Menurut WHO, obat untuk penderita TB terbagi menjadi 2 line, yaitu :

1). Line 1 :

a. Isoniazid (H)

b. Pyrazinamide (Z)

c. Streptomycin (S)

d. Rifampicin (R)

e. Ethambutol (E)

2). Line 2 :

a. Flurokulnolon

b. Asam paraammosalisilat

c. Sikloserin

d. Kanamisin dan amikasin

e. Rifapentin

f. Rifabutin

g. Etionamid

h. Kapreomisin

Tipe line satu adalah obat-obatan utama yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit

tuberkolosis yang masing masing dari obat tersebut memiliki fungsi untuk menghentikan

atau membunuh bakteri tuberkolosis.

Makalah Tuberculosis

Page 8: Makalah kasus TBC

8

Tetapi jika timbul beberapa alasan tertentu seperti bakteri sudah resistensi atau pasien

mengalami alergi terhadap obat line satu sehingga tidak dapat menggunakan obat line satu,

penggunaan line satu dapat digantikan dengan obat line ke dua yang memiliki fungi yang

sama tetapi dengan takaran yang berbeda.

2.5.1.1 Pengobatan TB Pada Orang Dewasa

a. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3

Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari

(tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam

seminggu (tahap lanjutan).

Diberikan kepada:

- Penderita baru TB paru BTA positif.

- Penderita TB ekstra paru (TB di luar paru-paru) berat.

b. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3

Diberikan kepada:

- Penderita kambuh.

- Penderita gagal terapi.

- Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.

c. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3

Diberikan kepada:

- Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

2.5.1.2 Pengobatan TB pada Anak

Adapun dosis untuk pengobatan TB jangka pendek selama 6 atau 9 bulan, yaitu:

a. 2HR/7H2R2 : INH tambah Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian

INH +Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan

Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).

b. 2HRZ/4H2R2 : INH tambah Rifampisin tambah Pirazinamid setiap hari selama 2 bulan

pertama, kemudian INH tambah Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4

bulan (ditambahkan Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).

Makalah Tuberculosis

Page 9: Makalah kasus TBC

9

2.5.2 Terapi Non Farmakologi :

1) Sering berjemur dibawah sinar matahari pagi (pukul 6-8 pagi).

2) Memperbanyak istirahat (bedrest) / istirahat yang cukup.

3) Diet sehat (pola makan yang benar), dianjurkan mengkonsumsi banyak lemak dan

vitamin A untuk membentuk jaringan lemak baru dan meningkatkan sistem imun.

4) Menjaga sanitasi/kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal.

5) Menjaga sirkulasi udara di dalam rumah agar selalu berganti dengan udara yang baru.

6) Berolahraga secara teratur, seperti jalan santai di pagi hari.

7) Minum susu kambing atau susu sapi.

8) Menghindari kontak langsung dengan pasien TB.

9) Rajin mengontrol gula darah.

2.6 Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberculosis

1. Pengkajian

a. Identitas

Nama : Zul

Usia : 40 tahun

TTL : -

(*penting diketahui untuk memastikan usia pasien).

Golongan Darah : -

(*penting diketahui apabila sewaktu-waktu pasien memerlukan transfusi darah).

Pekerjaan : -

(*penting diketahui agar perawat dapat mengkaji faktor resiko yang berasal dari

tempat kerja, seperti paparan penularan dan kondisi lingkungan kerja).

Alamat :

(*penting diketahui untuk mengkaji kondisi lingkungan tempat tinggal pasien).

Penanggung jawab

biaya : Zul

b. Keluhan Utama

Batuk berdahak

Makalah Tuberculosis

Page 10: Makalah kasus TBC

10

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Batuk berdahak, batuk kadang bercampur darah, sesak nafas, badan lemas,

berkeringat di malam hari, meriang terus menerus, nafsu makan menurun, berat badan

menurun: 2kg.

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Batuk lebih dari 3 minggu

Pemeriksaan tambahan

1) Pemeriksaan dahak (sputum)

2) Rontgen dada

3) Mantoux

Makalah Tuberculosis

Page 11: Makalah kasus TBC

11

Analisa Data:

No Data Etiologi Masalah

Makalah Tuberculosis

Page 12: Makalah kasus TBC

12

1 Data Suyektif:

Batuk berdahak,

sesak

Bersihan jalan nafas

tidak efektif

Makalah Tuberculosis

Host yg terinfeksi Mycobacterium: Bicara, tertawa,

bersin, batuk

Mode of tranmisi:

Droplet (air liur), udara, mak, darah

Hidung/ mulut Faring Laring Trakea Bronkus Bronkeolus Alveolus

Masuk melalui sal. Pernafasan, G.I, luka

G.I Pernafasan Luka

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Neutrofil & Makrofag (fagositosit)

Limfosit (Melisis bact, & jar. Normal)

Rx. Antigen Antibodi (infeksi dlm 2-10 mgg)

Respon Inflamasi

(Serotin, bradikinin, histamin)

Terakumulasinya eksudat

Bact. Terus berkembang, Inflamasi

Peningkatan produksi sputum (dahak)

Bronkopnemonia

Imunitas burukImunitas baik

Page 13: Makalah kasus TBC

13

2 Data Suyektif:

Batuk berdahak

lebih dari 3 minggu

Resiko resistensi

perluasan infeksi

3 Data Suyektif:

Batuk berdahak

lebih dari 3 minggu

Makalah Tuberculosis

Pnemoni

Basil difagosit

Basil yg telah difagosit (mati/hidup bersatu)

Sel Tubercle epiteloid di kll. limfosit

Prosesnya 10-20 hari

Inflamasi

Pelebaran kapiler

Batuk yang terlalu keras

Kapiler pecah

Darah bercampur sputum

Granuloma

Resiko resistensi perluasan infeksi

Page 14: Makalah kasus TBC

14

4 Data Subyektif:

Berkeringat di

malam hari

5 Data Subyektif:

- Badan terasa

lemas

- Meriang terus

menerus

- Nafsu makan

menurun

- Berat badan turun

Nutrisi kurang dari

kebutuhan

Makalah Tuberculosis

Bact. Berkembang

Bact. Terus berkembang

Pirogen & Endogen

Interleukin, interferon, limfotoksin

TNF α

Nocturnal Tumbuh pada suhu 37-38 derajat C

Berkeringat di malam hari

Kaheksin

Peningkatan set point

BB cenderung

turunDemam, merasa lemah,

berkeringatNutrisi < dr kebutuhan

Page 15: Makalah kasus TBC

15

6 Data Suyektif:

Badan terasa lemas

Intoleransi aktivitas

7 Data Subyektif:

Urin kemerahan

8 Mendapatkan obat

2HRZE

Makalah Tuberculosis

Efek samping rifampizin

Urin kemerahan

Granuloma

Jar.fibrosa

Tubercle basilus di kll. Kolagen & Fibroblas & limfosit

Bag. Tengah: ghon tubercle Terdiri dr makrofag & bakteri

Necrotizing caseosa

Nekrosis paru

Gag. Difusi & ventilasi

Penurunan pembentukan energi

Intoleransi Aktivitas

Nekrotik

Efek samping rifampizin

Efek samping rifampizin

Page 16: Makalah kasus TBC

16

9 Mual setiap kali

minum obat

2. Diagnosa :

1) Gangguan pola nafas berhubungan dengan bersihan jalan nafas tidak efektif.

2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan pertukaran gas.

3) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi inflamasi.

4) Keseimbangan nutrisi yang kurang dari kebutuhan ADL berhubungan dengan perasaan

mual dan tidak nafsu makan.

5) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan difusi dan ventilasi ditandai dengan

penurunan pembentukan energi.

6) Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya mekanisme pertahanan

dan kurangnya pengetahuan untuk mencegah penyebaran mycobacterium tuberculosis.

7) Gangguan harga diri berhubungan dengan citra diri rendah dan perasaan malu.

3. Intervensi

1) Diagnosis :

Ganggua pola nafas berhubungan dengan bersihan jalan nafas tidak efektif

Tujuan :

Jalan nafas bersih dan efektif

Kriteria hasil :

- Pada pemeriksaan auskultasi, suara napas jernih

- Batuk berkurang/ hilang

- Dypsnea (-)

Intervensi :

No. Intervensi Rasional

1.Mandiri :

Ajarkan batuk efektif

Batuk terkontol dan efektif dapat

memudahkan pengeluaran secret

dan benda asing di jalan napas

2 Mandiri : Posisi semi fowler memungkinkan Makalah Tuberculosis

Efek samping rifampizin

Efek samping rifampizin

Page 17: Makalah kasus TBC

17

Ajarkan pasien posisi duduk semi

fowler

ekspani paru-paru lebih mudah

sehingga memudahkan

pernapasan

3Mandiri :

Chest Physiotherapy

Chest Physiotherapy membantu

memperbaiki efisiensi kerja

sistem pernapasan, meningkatkan

ekspansi rongga dada,

menguatkan otot pernapasan,

mengeluarkan sekret dari saluran

pernapasan, agar dapat bernapas

dengan bebas dan tubuh

mendapatkan oksigen yang cukup

4

Kolaborasi :

Nebulisasi dengan pemberian obat

sesuai anjuran dokter

Nebulisasi dapat membuat sekret

menjadi lebih encer dan mudah

dikeluarkan, memperlebar jalan

nafas agar pernafasan menjadi

lebih lega, membuat selaput lendir

pada saluran nafas menjadi lebih

lembab,mengobati peradangan

pada sauran pernafasan bagian

atas, memperbaiki pertukaran gas

5

Kolaborasi :

Berikan agen anti infeksi (HRZE)

Menurunkan keaktifan dari

mikroorganime sehingga dapat

menurunkan respon inflamasi dan

dapat menurunkan produksi

secret, berfungsi untuk

mengencerkan dahak.

2) Diagnosis :

Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan pertukaran gas

Tujuan :

Makalah Tuberculosis

Page 18: Makalah kasus TBC

18

Mencapai fungsi paru yang maksimal

Kriteria hasil :

RR normal

Intervensi :

No. Intervensi Rasional

1.Mandiri :

Pemberian Oksigen

Agar kebutuhan akan oksigen

cukup

2

Mandiri :

Ajarkan pasien posisi duduk semi

fowler

Posisi semi fowler memungkinkan

ekspani paru-paru lebih mudah

sehingga memudahkan

pernapasan

3 Ajarkan teknik nafas efektifMeningkatkan oksigenasi tanpa

mengorbankan banyak energi

4 Ajarkan program hemat energiMencegah penggunaan energi

berlebihan

5

Kolaborasi :

Berikan agen anti infeksi (HRZE)

Untuk memperbaiki pertukaran

gas dan mengurangi perkejuan

Menurunkan keaktifan dari

mikroorganime sehingga dapat

menurunkan respon inflamasi dan

dapat menurunkan produksi

secret, berfungsi untuk

mengencerkan dahak.

3) Diagnosis :

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan reaksi inflamasi.

Tujuan :

Menjaga keseimbangan antara produksi panas, kenaikan panas dan kehilangan panas

(Termoregulasi)

Kriteria hasil :

Makalah Tuberculosis

Page 19: Makalah kasus TBC

19

Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5 oC)

Intervensi :

No. Intervensi Rasional

1.Kolaborasi :

Pemberian pobat antipiretik

Menurunkan panas menggunakan

obat

2

Mandiri :

Beri kompres dengan air hangat (air

biasa) pada daerah axila, lipat paha,

temporal bila terjadi panas

Kompres air hangat (air biasa)

melancarkan aliran darah dalam

pembuluh darah

3Mandiri :

Pemberian minum

Minum yang banyak dapat

mencegah dehidrasi akibat proses

penguapan, karna setiap

peningkatan 1oC membutuhkan

peningkatan 12,5% dari jumlah

normal cairan tubuh

4

Mandiri :

Mengobservasi tanda-tanda vital :

suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan

3x dalam 24 jam

Tanda-tanda vital merupakan

acuan untuk mengetahui keadaan

umum klien.

4) Diagnosis :

Keseimbangan nutrisi yang kurang dari kebutuhan ADL berhubungan dengan

perasaan mual dan tidak nafsu makan.

Tujuan :

- Klien dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan

- Nafsu makan klien meningkat

Kriteria hasil :

- Berat badan tidak turun

- Berat badan bertambah

Intervensi :

Makalah Tuberculosis

Page 20: Makalah kasus TBC

20

No. Intervensi Rasional

1. Kolaborasi :

Pemberian vitamin B6 (nama lain:

piridoksin)

Manfaat vitamin B6:

Fungsinya secara umum adalah

untuk pembentukan sel darah

merah, untuk mengoptimalkan

fungsi otak, sintesa protein, dan

pemecahan protein. Selain

fungsinya diatas, piridoksin juga

memegang peranan penting dalam

hal metabolisme asam amino.

(wikivitamin.com)

Pemberian vitamin B6 dapat

meningkatkan dan menjaga nafsu

makan

(wikivitamin.com)

2

Berikan makanan dalam porsi kecil

tapi sering

Meningkatkan intake nutrisi

Makan dalam porsi kecil tapi

sering dapat memenuhi kebutuhan

akan nutrisi pasien,

keuntungannya pasien dapat

mengurangi kebutuhan oksigen

sebagai sumber energi dalam

memecah makanan yang

dikonsumsi

3 Pilih jenis makanan yang

mengandung kalori serta protein

yang tinggi

Agar kebutuhan nutrisi pasien

dapat terpenuhi

4 Timbang berat badan pasien secara

berkala misalnya 1 minggu sekali

Agar dapat diketahui apakah berat

passien kembali turun, tetap atau

Makalah Tuberculosis

Page 21: Makalah kasus TBC

21

bertambah

5

Jelaskan kepada pasien tentang

pentingnya makan dengan jenis,

jumlah dan porsi yang cukup serta

pengaruh proses perjalanan penyakit

maupun pengobatan terhadap nafsu

makan

Pengetahuan yang adekuat tentang

pentingnya makan dengan jenis,

jumlah dan porsi yang cukup serta

pengaruh proses perjalanan

penyakit maupun pengobatan

terhadap nafsu makan, dapat

membuat pasien lebih mengerti

akan dirinya.

6 Membersikan mulut pasien sebelum

dan sesudah makan

Sebelum: mulut yang bersih dapat

menghilangkan rasa pahit di

mulut ketika sakit, sehingga nafsu

mkan bertambah

Sesudah: agar tidak ada sisa

makanan yang tertinggal dan

membusuk di gigi

5) Diagnosis :

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

Tujuan :

Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari

Kriteria hasil :

Intervensi :

No. Intervensi Rasional

1. 1. Catat/dokumentasi frekuensi

jantung, irama dan perubahan

TD sebelum, selama, sesudah

aktifitas sesuai indikasi.

Hubungkan dengan laporan

Menjadi data fokus untuk

menetukkan rencana tindakan

lanjutan setelah tindakan yang

diberikan kepada pasien.

Makalah Tuberculosis

Page 22: Makalah kasus TBC

22

sesak nafas.

2. Tingkatkan istirahat (tempat

tidur/kursi), batasi aktifitas

berat yang dapat meningkatkan

dyspnea maupun peningkatan

tanda-tanda vital lainnya.

3. Berikan aktifitas senggang

diantara aktivitas berat yang

dilakukan

6) Diagnosis :

Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya mekanisme

pertahanan dan kurangnya pengetahuan untuk mencegah penyebaran

mycobacterium tuberculosis

Tujuan :

Memberikan pengetahuan yang adekuat

Pasien mampu menuntaskan pengobatan dengan tepat waktu

Kriteria hasil :

Pasien dapat mengulangi pendidikan kesehatan yang di berikan

Pasien dapat mendemonstasikan bagaimana cara pencegahan penularan infeksi

Pasien dapat mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari

Pengobatan tidak terputus

Intervensi :

No. Intervensi Rasional

1. Berikan pendidikan kesehatan

dengan jelas dan mudah dipahami

kepada pasien dan keluarga :

Mengenai :

1. Etiologi TB

Pasien beserta keluarga dapat

memahami mengenai penyakit

TBC

Makalah Tuberculosis

Page 23: Makalah kasus TBC

23

2. Tanda dan gejala TB

3. Pengobatan TB

4. Penularan TB

5. Komplikasi TB

6. Pencegahan penularan

7. Ajarkan anggota keluarga

sebagai PMO

8. Perawatan pasien TB di

rumah dll.

7) Diagnosis :

Gangguan harga diri berhubungan dengan citra diri rendah dan perasaan malu

Tujuan :

Harga diri klien dapat terjaga

Kriteria hasil :

Klien mampu menunjukkan aspek positif dari dirinya

Klien mampu bergaul dengan orang lain tanpa rasa malu

Intervensi :

No. Intervensi Rasional

1. Jelaskan tentang kondisi klien

Pengetahuan tentang kondisi diri

akan menjadi dasar bagi klien

untuk menentukan kebutuhan bagi

dirinya.

2 Libatkan klien dalam setiap kegiatan

Pelibatan akan meningkatkan

mekanisme koping klien dalam

menangani masalah

3

Berikan apresiasi pada setiap

tindakan yang mengarah kepada

peningkatan harga diri

Pujian dan perhatian akan

meningkatkan harga diri klien.

BAB III

Makalah Tuberculosis

Page 24: Makalah kasus TBC

24

ANALISIS KASUS

3.1 Kasus

Zul, 40 tahun mengalami batuk-batuk berdahak selama lebih dari 3 minggu, batuk yang

dialami kadang-kadang bercampur darah, gejala ini diikuti dengan sesak nafas, badan terasa

lemas, berkeringat di malam hari, meriang teru-menerus, dan nafsu makan menurun bahkan

dalam 2 minggu terakhir berat badannya turun sebanyak 2 kg. Zul memeriksakan kesehatannya

dan harus menjalani pemeriksaan dahak, rontgen dada, dan mantoux test. Kemudian

mendapatkan obat dengan kombinasi obat yang tidak dimengerti yaitu 2HRZE dari dokter.

Dokter mengatakan bahwa penyakitnya menular dan membutuhkan pengobatan yang lama dan

tidak boleh terlewat. Zul khawatir penyakitnya akan menular kepada keluarganya dan terlebih

lagi pada keponakannya yang berusia 2 tahun. Setiap kali minum obat perutnya mual dan tidak

nafsu makan, dan urin berwarna kemerahan.

Berdasarkan kasus tersebut dan melihat gejalanya, Zul didiagnosis menderita penyakit

Tuberculosis.

Alasan pengobatan TBC memerlukan kombinasi obat :

Karena kuman TBC itu terdapat dalam berbagai stadium dan fase pertumbuhan yang

cepat. Sehingga, tidak cukup satu obat saja untuk mengobatinya.Tujuan lainnya ialah agar

kuman TBC tersebut tidak cepat menjadi resisten. Biasanya dokter memberikan pasien TBC

obat dalam 4 kombinasi seperti rifampisin, etambutol, isoniazid dan pirazinamid. Apabila

dalam waktu 2 bulan pengobatan, namun pasien tidak menunjukkan adanya respon terhadap

obat yang diberikan, maka nantinya kombinasi obat akan ditambah jumlahnya atau diganti

jenisnya.

Selain itu, empat kombinasi obat tersebut memiliki efek yang berbeda-beda terhadap

antimicroba TB, yakni :

1. Isoniazid sebagai inhibitor sensitif dinding sel bakteri

2. Rifampisin sebagai inhibitor transkripsi dan replikasi

3. Pirazinamid sebagai inhibitor sintesis protein

4. Etambutol sebagai inhibitor fungsi membran sel dan antimetabolit

Sehingga dalam membunuh bakteri tuberculosis akan efektif jika terapi pengobatannya

dilakukan secara benar, teratur dan tepat waktu. Jika pasien teratur minum obat selama 3

Makalah Tuberculosis

Page 25: Makalah kasus TBC

25

minggu maka TBC tidak menular, tetapi jika dalam waktu 2 minggu pasien tidak teratur

minum obat maka TBC dapat menular. Apabila setelah 2 bulan tidak ada perbaikan maka akan

dilakukan modifikasi obat.

Cara mengatasi mual dan tidak nafsu makan akibat efek samping dari mengonsumsi OAT

yakni dengan memberikan vitamin B6 agar dapat mengurangi rasa mual, meminum obat 2 jam

sebelum makan atau 3 jam setelah makan, dan terapi akupuntur.

3.2 Patofisiologi

Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan terinfeksi. Bakteri dipindahkan

melalui jalan nafas ke alveoli untuk memperbanyak diri, basil juga dipindahkan melalui

sistem limfe dan pembuluh darah ke area paru lain dan bagian tubuh lainnya.

Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit menelan

banyak bakteri, limfosit spesifik tuberculosis melisis basil dan jaringan normal, sehingga

mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli dan menyebabkan bronkopneumonia.

Massa jaringan paru/granuloma (gumpalan basil yang masih hidup dan yang sudah mati)

dikelilingi makrofag membentuk dinding protektif. Granuloma diubah menjadi massa

jaringan fibrosa, yang bagian sentralnya disebut komplek Ghon. Bahan (bakteri dan

makrofag) menjadi nekrotik, membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat mengalami

klasifikasi, membentuk skar kolagenosa. Bakteri menjadi dorman, tanpa perkembangan

penyait aktif. Individu dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau respon

inadekuat sistem imun, maupun karena infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam

kasus ini tuberkel ghon memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bronki. Kemudian

bakteri menyebar di udara, mengakibatkan penyebaran lebih lanjut. Paru yang terinfeksi

menjadi lebih membengkak mengakibatkan bronkopneumonia lebih lanjut (Smeltzer & Bare,

2001).

Makalah Tuberculosis

Page 26: Makalah kasus TBC

26

Intoleransi aktivitas

3.2.1 Pathway tuberculosis Basil mycrobacterium tuberculosis

Host yang terinfeksi basil

Makanan Droplet air darah

liur

masuk saluran pernapasan

reaksi antigen antibodi

respon inflamasi

Neutrofit + makrofag (serotonin, bradikinin, histamin)

fagositosit

limfosit spesifik tuberkulosis

melisis basil dan jaringan normal

reaksi jarinagn normal

terakumulasinya eksudat

bronkopnemonia

imunitas buruk

progen & endogen bakteri terus berkembang

TNFα interleukin inflamasi terus berkembang

kahektin interferon basil nokturnal

BB turun limfotoksin berkeringant di malam hari

granuloma

Nutrisi < kebutuhan Set point jaringan fibrosa

Demam ghon tuberkel

Nekrosis caseosa

Nekrosis paru

Liquid keluar masuk gagal difusi dan

Ke bronkus menyisakan cavitis ventilasi

Basil terus berkembang gagal nafas

Resiko perluasan innfeksi Chest X ray

Makalah Tuberculosis

Page 27: Makalah kasus TBC

27

3.3 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada tubeerculosis antara lain :

1)Pemeriksaan spirometri: pemeriksaan yg dilakukan utk mengukur secara objektif

kapasitas/fungsi paru(ventilasi).

Tujuan:

a. mengukur volume paru secara statis dan dinamik

b. menilai perubahan atau gangguan pada faal paru.

Hasil :

- FVC : Jumlah udara yg dapat dikeluarkan secara paksa setelah inspirasi secara

maksimal diukur dalam liter.

- FEV1: Jumlah udara yang dapat dikeluarkan dalam waktu 1 detik. Diukur dalam liter.

- FEV1/FVC : Rasio FEV1/FVC pada orang dewasa sehat nilainya kira-kira 75%-80%.

Bentuk spirogram: Hasil dari spirometri

Yang menyebabkan spirogram tidak memenuhi syarat yaitu terburu-buru saat penarikan

nafas, batuk, terminasi lebih awal, tertutupnya epiglotis, dan adanya kebocoran.

2)Foto thorax: Suatu proyeksi radiografi dari thorax untuk mendiagnosis kondisi-kondisi

yang mempengaruhi thorax dan struktur-struktur yang ada didekatnya.

Kegunaan foto thorax :

- untuk melihat abnormalitas congential (jantung dan vasikuler)

- untuk melihat adanya trauma(pneumothorax dan haemothorax)

- untuk melihat adanya infeksi

- untik memeriksa keadaan jantung

- untuk keadaan paru-paru

Tes kulit positive mantoux (PPD) : Menunjukkan eksposur pada tuberkulosis karena

berkembangnya imunitas cell-mediate, umumnya antara 2 sampai 10 minggu sejak

terpapar.

3)Mantoux test : Suatu cara yang digunakan untuk mendiagnosis TBC. Tes ini dilakukan

dengan cara menyuntikan suatu protein yang berasar dari kuman TBC sebanyak 0,1 ml

dengan jarum kecil dibawag lapisan atas kulit lengan bawah kiri.

4)Sinar x dada : Menunjukkan area granuloma atau berongga.

Makalah Tuberculosis

Page 28: Makalah kasus TBC

28

5)Sputum test : Mengidentifikasi bakteri mikobakterium tuberkulosis :

- asam pewarna diberikan untuk screening awal TB-bacilus akan menahan nodanya.

- kultur sesuai dengan diagnosis namun pertumbuhannya lambat

6)Pemeriksaan darah : untuk mengetahui apakah terjadi hepatotoksisitas akibat dari

mengkonsumsi OAT (Obat Anti TB).

a. Pemeriksaan SGOT

SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) atau sering disebut juga AST

(Aspartate Aminotransferase). SGOT merupakan enzim yang terdapat di jantung, hati,

otot rangka, otak, ginjal, dan sel darah merah.

Adanya kerusakan pada hati, otot jantung, otak, ginjal, dan rangka bisa dideteksi dengan

mengukur kadar SGOT. Pada kasus seperti alkoholik, radang pankreas, malaria, infeksi

lever stadium akhir, adanya penyumbatan pada saluran empedu, kerusakan otot jantung,

orang-orang yang selalu mengonsumsi obat-obatan seperti antibiotik dan obat TBC.

Kadar SGOT bisa meninggi, bahkan bisa menyamai kadar SGOT pada penderita

hepatitis. Kadar normal SGOT Kadar normal SGOT adalah 4-35 unit/L.

b. Pemeriksaan SGPT

SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase), sering disebut juga ALT (Alanin

Aminotransferase). SGPT dianggap jauh lebih spesifik untuk menilai kerusakan hati

dibandingkan SGOT. SGPT meninggi pada kerusakan lever kronis dan hepatitis.

SGPT ditemukan di hati, sedikit di ginjal, jantung dan otot rangka. Secara umum

disebabkan oleh penyakit hati. Kadar normal SGPT adalah 4-36 unit/L.

Pemeriksaan SGOT/SGPT diperiksa 2 kali seminggu tiap minggu sampai tahapnya

meningkat kemudian periksa tiap minggu sehingga tahapnya kembali normal.

Pemberian OAT dihentikan jika tahap SGOT/SGPT meningkat > 10 kali di atas normal

(Leung,2008).

Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang menyebabkan hepatotoksik adalah Isoniazid

dan rifampisin. Penanda dini dari hepatotoksik adalah peningkatan kadar enzim pada

hati. Kerusakan hati dapat diakibatkan toksisitas langsung oleh obat atau metabolitnya.

Reaksi hepatotoksik yang meningkat dapat ditandai dengan pemeriksaan fungsi hati

seperti bilirubin, SGPT, GGT atau pemeriksaan yang lain (Kaplowitz N, 2001).

Makalah Tuberculosis

Page 29: Makalah kasus TBC

29

3.4 Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita TB paru adalah :

1) Batuk darah (Haemoptysis)

2) Pneumothorax Spontan (Paru kolaps Spontan karena kerusakan jaringan paru oleh

penyakit tuberkulosis).

3) Brochiestasis, fibrosis pada paru, ini merupakan akibat penyakit TB paru yang luas.

4) Insufisiensi kardio pulmoner (GR. Pulmonale chronicum).

5) Kanker paru

Komplikasi lain yang dapat terjadi akibat penyebaran TB di luar paru yaitu :

1) Menurunnya fungsi ginjal

2) Pembesaran organ kelenjar getah bening

3) Memengaruhi otak, tulang, rongga perut, perikardium, sendi (pinggul dan lutut), dan

organ reproduksi. (Rasjid, 2000)

4) TB meningitis

5) TB pericarditis

6) Hepatotoksisitas

3.5 Fisiologis Keluarga

1) Keluarga merasa cemas dan khawatir

2) Membutuhkan dukungan secara moril dan materi

3) Membutuhkan pengetahuan tentang TB

4) Merasa malu kepada tetangga dan lingkungan sekitar

5) Merasa takut tertular

3.6 Penkes pada Keluarga

Pendidikan Kesehatan untuk pasien dan keluarga penyakit tuberculosis

1) Memberikan pengertian mengenai penyakit TB kepada pasien dan keluarga.

2) Memberitahukan tanda dan gejala Penyakit TB.

3) Memberikatahukan cara penularan penyakit TB.

4) Memberitahukan pola hidup sehat seperti : makan makanan yang bernutrisi dan

memberikan pencahayaan yang cukup di rumah.

Makalah Tuberculosis

Page 30: Makalah kasus TBC

30

5) Memberitahukan cara pengobatan dan perawatan pasien TB.

6) Membiasakan menggunakan maker selama 2 bulan pengobatan sampai dinyatakan virus

microbacterium tuberculosis tidak aktif lagi.

7) Mengingatkan pasien untuk terus mengontrol dan memeriksakan dahaknya setelah 6

bulan pengobatan .

8) Memberitahukan kepada keluarga dan pasien untuk tidak menggunakan alat makan

secara bersama-sama.

9) Menunjuk anggota keluarga atau tetangga terdekat (jika tinggal sendiri) untuk menjadi

agen PMO, agar penderita teratur minum obat.

10) Memberitahukan kepada penderita untuk membuang dahak pada kantung kemudian

dibakar atau tempatkan dahak pada wadah yang diisi dengan desinfektan.

11) Mengajak pasien berolahraga ringan sesuai dengan kemampuan dan latihan pernafasan.

Makalah Tuberculosis

Page 31: Makalah kasus TBC

31

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Mycobacterium tuberculosis merupakan penyebab tuberculosis, yaitu sejenis kuman

berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/µm dan tebal 0.3-0.6/ µm.  Tuberkulosis

menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau

menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara. Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatik

dan laten. Ketika daya tahan tubuh baik basil mycobacterium tuberculosis akan dormant

sedangkan ketika daya tahan tubuh jelek basil mycobacterium tuberculosis akan terus

berkembang dan terjadi reaksi antigen dan antibodi.

Gejala infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah sputum atau

dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun.  Diagnosis TB aktif

bergantung pada hasil radiologi (biasanya melalui sinar-X dada) serta pemeriksaan

mikroskopis dan pemeriksaan cairan tubuh. Sementara itu, diagnosis TB laten bergantung

pada tes tuberkulin kulit/tuberculin skin test (TST) dan tes darah.

Klasifikasi tuberculosis dibagi menjadi tiga kategori yaitu, kategori I (kasus baru dengan

sputum positif dan kasus baru dengan TB berat), II (kasus kambuh, kasus dengan sputum

BTA positif), dan III (kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang tidak luas). Pasien pada

kasus termasuk ke dalam penderita TB baru.

Obat yang dapat diberikan, yaitu etambutol, isoniazida, pirazinamida, rifampisin, dan

streptomisin.

Makalah Tuberculosis

Page 32: Makalah kasus TBC

32

DAFTAR PUSTAKA

Price, Wilson. 2003. “Patofisiologi”. Jakarta : EGC

Setiadi. 2008. “Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga Edisi Pertama”. Jogjakarta : Graha

Ilmu.

Smeltzer, Suzanne C., & Brenda G. Bare. 2001. “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”.

Jakarta : EGC.

Sudoyo, Aru W., dkk. 2006. “ Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam”. Jakarta : Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Univ. Indonesia.

Sumber Online :

2009. “Diagnostic and Laboratory Test Reference”. (Diakses pada 4 September 2014)

Govindan.2012.Respiratory. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32587/5/Chapter

%20I.pdf

(diakses pada 4 September 2014)

Sherlock, S. Dooley, J., 2002

http://www.journal.unair.ac.id . (Diakses pada 4 September 2014)

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/140/jtptunimus-gdl-silvirinaw-6996-2-babi.pdf

www.farmasi.unand.ac.id (Diakses pada 3 September 2014)

www.medicalbook.com (Diakses pada 3 September 2014)

www.medicastore.com (Diakses pada 3 September 2014)

Makalah Tuberculosis

Page 33: Makalah kasus TBC

33

LAMPIRAN

Makalah Tuberculosis