makalah tugas komunitas tbc

27
TUGAS KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA TBC DISUSUN OLEH :

Upload: irwina-devi-umaroh-riandani

Post on 02-Jan-2016

238 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Tugas Komunitas Tbc

TUGAS KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA TBC

DISUSUN OLEH :

Page 2: Makalah Tugas Komunitas Tbc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam

meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat akan

tercipta komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh sebuah

keluarga dapat mempengaruhi komunitas setempat bahkan dapat pula mempengaruhi

komunitas global. Sebagai contoh apabila ada seorang anggota keluarga yang

menderita penyakit demam berdarah,nyamuk sebagai vector penularan dan penyebab

dapat menggigit anggota keluarga lain dan juga tetangga,dimana hal tersebut dapat

mempengaruhi system keluarga dan juga komunitas tempat keluarga tersebut tinggal.

Membangun Indonesa sehat seharusnya dimulai dengan membangun keluarga yang

sehat sesuai dengan budaya keluarga ( Sudiharto,2007: 22).

Oleh karena itu, dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas pada keluarga

yang menjadi prioritas utama adalah keluarga dengan masalah kesehatan yang rentan

(menular atau menjangkiti) anggota keluarga lainnya, seperti pada keluarga yang

salah satu anggota keluarganya menderita penyakit TBC Paru.

Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

mycobacterium tuberculosis. Kuman ini berbentuk batang dan tahan asam dapat

berupa organisme pathogen dan saprovit ( Sylvia,A.Price.2005: 825). Tanda dan

gejala yang sering dijumpai atau dikeluhkan berupa batuk – batuk berlendir atau tidak

berlendir  lebih dari 3 minggu, keringat berlebihan pada malam hari,napsu makan

berkurang,berat badan menurun,serta kelelahan dan kelemahan.

WHO melaporkan angka kesakitan dan kematian akibat kuman

mycobakterium tuberkulosis masih tinggi pada saat ini.Tahun 2009 jumlah penderita

yang meninggal karena TBC sebanyak 1,7 juta orang (600.000 diantaranya

perempuan) sementara ada 9,4 juta kasus TB baru didunia pada tahun 2009 juga.

Sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan TB dimana sebagian besar

penderita TB adalah usia produktif (15 – 55 tahun). Dinegara – negara miskin

kematian akibat tuberkulosis menempatkan 25 % dari seluruh kematian yang terjadi.

Daerah Asia Tenggara menanggung bagian yang terberat dari bagian TBC global

yakni sekitar 38 % dari kasus tuberkulosis di dunia. Di Indonesia pada tahun 2009

WHO mencatat jumlah penderita tuberkulosis menurun ke peringkat lima dunia

Page 3: Makalah Tugas Komunitas Tbc

dengan jumlah penderita 429.000 orang. Kesakitan dan kematian akibat TBC

mempunyai konsekuensi yang sangat signifikan terhadap permasalahan ekonomi baik

secara individu,keluarga maupun masyarakat. Strategi DOTS ( Directly Observed

Treatment Shortcourse chemotherapy) yang direkomendasikan oleh WHO merupakan

pendekatan yang paling tepat saat ini dan harus dijalankan secara

sungguh(www.depkes.go.id). Menurut WHO seseorang yang menderita tuberkulosis

akan kehilangan pendapatan rumah tangganya sekitar tiga sampai empat bulan.

B. F

C. F

D. F

E. F

F. F

G. F

Page 4: Makalah Tugas Komunitas Tbc

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Keperawatan Komunitas

WHO ( 1974) komunitas sebagai kelompok sosial yang ditentukan oleh batas

– batas wilayah,nilai – nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling

mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya.

Koentjaraningrat(1990) komunitas merupakan suatu kesatuan hidup manusia yang

menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat

serta terikat oleh rasa identitas suatu komunitas.

Depkes RI ( 1986) keperawatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan

keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan oleh perawat dengan mengikut sertakan team kesehatan lainnya dan

masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari

individu,keluarga dan masyarakat( Mubarak,2009:2)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keperawatan komunitas

adalah pelayanan keperawatan kesehatan yang diberikan oleh perawat kepada

individu,keluarga dan masyarakat dengan melibatkan keluarga dan masyarakat dalam

suatu wilayah.

B. Tuberculosis

1. Pengertian

Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi. (Mansjoer,

1999 :472).

Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim

paru. ( smeltzer, 2001 :584).

Tuberculosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh

kuman TB( Mycobacterium tuberculosis). (depkes RI, 2001 :7).

2. Etiologi

Agens infeksius utama, Mycobacterium tuberculosis adalah batang aerobic

tahan asam yang tubuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar

ultraviolet. (smaltzer, 2001 : 584).

Page 5: Makalah Tugas Komunitas Tbc

Penyebab utama tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis, sejenis

kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1- 4/ um dan tebal 0,3 - 0,6/um.

Yang tergolong dalam kuman Mycobacterium tuberculosis komplek adalah :

a. Mycobacterium tuberculosis

b. Varian asam.

c. Varian african I.

d. Varian african II.

e. M. Bovis.

Pembagian tersebut adalah berdasarkan perbedaan secara epidemologi.

Kelompok kuman M. Tuberculosae dan Micobacterium other than TB ( MOTT,

atypical) adalah M. Malmacerce , M. Xenopi.

Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid), kemudian peptidoglikan

dan arabinomanan. Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam

( asam alkohol) sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) dan ia juga lebih

tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat tahan hidup pada udara

kering maupun dalam keadaan dingin ( hal ini terjadi karena kuman berada dalam

keadaan dormant. Dari sifat dormant menjadi tuberculosis aktif lagi.

Sifat lain kuman ini adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih

menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan

oksigen pada bagian apical paru-paru lebih tinggi dari pada lain, sehingga bagian

apical ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberculosis. ( Bahar, 2001 : 820

-821)

3. Manifestasi Klinis

a. Demam (subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C, seperti demam influensa.

b. Batuk (kering, produktif, kadang-kadang hemoptoe (pecahnya pembuluh

darah).

c. Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru.

d. Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura.

e. Malaise , anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat

malam.

4. Cara Penularan

Tubercolosis ditukarkan dari orang ke orang oleh transmisi melalui udara,

individu terinfeksi melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa atau bernyayi,

Page 6: Makalah Tugas Komunitas Tbc

melepaskan droplet besar (lebih besar dari 100m) dan kecil (1sampai 5 m).

Droplet yang besar manetap, sementara droplet yang kecil tertahan di udara dan

tertiup oleh individu yang rentan. Individu yang beresiko tinggi untuk tertular TB,

menurut Smeltzer ( 2001:594 ) adalah :

a. Mereka yang kontak dengan seseorang yang mempunyai TB aktif.

b. Individu imunosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kanker mereka yang

dalam tetapi kontrikosteroid atau mereka yang terinfeksi dengan HIV).

c. Penggunaan obat-obat intravena (IV) dan Alkoholik.

d. Setiap individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat ( tuna wisma,

tahanan, etnik dan ras minoritas terutama anak-anak dibawah usia 15 tahun

dan dewasa muda antara yang berusia 15-44 tahun).

e. Setiap individu dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya, misal

diabetes militus ( DM ) gagal ginjal kronis rentan sekali terhadap kuman TB.

f. Imigrasi dari negara dengan insiden TB yang tinggi (Asia Tenggara, Afrika,

Amerika Serikat dan Latin, Karibia). Seseorang dari daerah endemis beresiko

tinggi tertular kuman TB.

g. Setiap individu yang tinggal di institusi (misal fasilitas perawatan jangka

panjang, psikiatrik, penjara)

h. Daerah perumahan kumuh.

Sanitasi yang buruk menyebabkan imun buruk, sehingga mempercepat

perembangan kuman TB. (Smeltzer 2001 : 594)

Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman

yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan

dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan hasil dahak

negatif (tidak terlihak kuman), maka penderita tersebut tidak menular.

Kemungkinan seseorang terinfeksi TB paru ditentukan oleh konsentrasi droplet

dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. (Depkes RI 2002 : 9)

5. Patofisiologi

Tempat masuknya kuman Mycobacterium tuberculosis adalah saluran

pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi

tuberculosis terjadi melalui udara ( air bone 0, yaitu melalui inhalasi droplet

mengandung kuman–kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.

Page 7: Makalah Tugas Komunitas Tbc

Tuberculosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas sel–sel

efektornya adalah makrofag, sedangkan lomfosis (biasanya sel T) adalah sel

imunoresponsifnya.

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi

sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil, gumpalan basil yang

lebih besar cenderung bertahan disaluran hidung dan cabang besar bhroncus.

Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atas paru–

paru atau di bagian atas lobus bawah, basil tuberkel ini membangkitkan reaksi

peradangan. Leukosit pada morfonuklear tampak pada tempat tersebut. Sesudah

hari–hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang

akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Basil juga

menyebar melalui getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi

menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel

epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit.

Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan

seperti keju disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang mengalami nekrosis kaseosa

dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari satu sel epiteloid dan

fibroblas, menimbulkan respon berbeda. Jaringan granulasi menjadi lebih

fibrosa, membentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul

yang menglilingi tuberkel. Lesi primer paru–paru dinamakan fokus ghon dan

gabungan terserangnya kelenjar getah bening regional dan lesi primer dinamakan

kompleks ghon. Respon lain yang dapat terjadi pada daerah nekrosis adalah

pencairan, dimana bahan cair lepas dari dinding kavitas akan masuk pada

percabangan trakeobronchial. Bila peradangan mereka lumen, bronkus dapat

menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapat dekat dengan

percabangan bronkus rongga. Bahan perkejuan dan lesi mirip dengan lesi

berkapsul yang tidak terlepas. Keadaan ini dapat menimbulkan gejala dalam

waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat

peradangan aktif. Organisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai

aliran darah dalam jumlah kecil yang kadang–kadang dapat menimbulkan lesi

pada bagian organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran

limfohemotogen, yang biasanya sembuh sendiri. Penyebaran hematogen

Page 8: Makalah Tugas Komunitas Tbc

merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberculosis

millier.

Ini banyak terjadi apabila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga

banyak organisme masuk kedalam system vaskuler dan tersebar ke organ – organ

tubuh. ( price, 1995 : 753 -754 )

Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli tempat dimana mereka

berkumpul dan mulai untuk memperbanyak diri, baik juga dipindahkan melalui

system limfe dan aliran darah kebagian tubuh lainnya (ginjal, tulang korteks

cerebri) dan area paru lainnya (lobus atas).

System imum tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi fagosit

(noukrofit dan makrofag) menelan bakteri, limfosit spesifik tuberculosis milisis

(menghancurkan) basil jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan

penumpukan eksudat dan alveoli, menyebabkan bronchopneumonia infeksi awal

biasanya terjadi 2 sampai 10 minggu pemajanan.

Massa jarinngan baru, yang disebut granulomas yang merupakan gumpalan

basil yang masih hidup dan yang sudah mati dikelilingi oleh makrofag yang

berbentuk dinding protektif. Granulosis diubah menjadi massa jaringan fibrosa.

Bagian central dimana massa fibrosa ini disebut tuberkel ghon. Bahan (bakteri)

menjadi dormant, tanpa perkembangan penyakit aktif.

Setelah pemajanan dan infeksi awal, individu dapat mengalami penyakit

aktif karena gangguan atau respon inadekuat dari respon imun. Tuberkel ghon

memecah, melepas bahan seperti keju dalam bronchial, bakteri kemudian tersebar

ke udara. Tuberkel yang memecah menyembuh membentuk jaringgan parut. Parut

ruang terinfeksi menjadi lebih banyak mengakibatkan terjadinya

bronchopneumonia lebih lanjut. (smeltzer, 2001 : 585)

6. Komplikasi

Penyakit tuberculosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan

menimbulkan komplikasi dini dan komplikasi lanjut :

a. Komplikasi dini.

Page 9: Makalah Tugas Komunitas Tbc

1) Pleuritis : inflamasi pleura

2) Efusi pleura : alir cairan keluar dari dalam pembuluh yang normal

kejaringan sekitarnya.

3) Empiema : timbunan atau kumpulan pus dalam suatu kavitas.

4) Langiritis : inflamasi laring.

5) Menjalar ke organ lain melalui penyebaran suatu hematogen karena

fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme

masuk ke dalam system vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh

usus.

6) Pancet’s athropathy : Setiap penyakit sendi.

b. Komplikasi lanjut

1) Obstruksi jalan nafas : SPOT (Sindrom Obstruksi Pasca Operatif).

2) Kerusakan parenkim berat : SPOT / fibrosis paru, Korpulmonal.

3) Amiloidosis terdapat timbunan-timbunan amiloid (zat pati) dalam

jaringan tubuh atau sebagai timbunan abnormal dalam berbagai organ.

4) Karsinoma Paru.

Infeksi yang berkelanjutan tanpa penanganan dapat menyebabkan

kanker paru.

5) Sindrom gagal nafas dewasa (ARDS).

Kerusakan pertukaran gas dan pengalihan ekstensif darah dalam paru-

paru. (Bahar, 2001 : 829)

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Tes kulit tuberculin.

Tehnik standart (tes Mantoux) adalah dengan menyuntikkan tuberculin

(PPD) sebanyak 0,1 ml yang mengandung 5 unit tuberculin secara intracutan,

pada sepertiga alas permukaan volar lengan bawah sebelah kulit dibersihkan

dengan alkohol. Untuk memperoleh reaksi kulit yang maksimal diperlukan

waktu antara 48 sampai 72 jam sesudah penyuntikan. Reaksi harus dibaca,

yang dicatat dari reaksi ini adalah diameter indurasi dalam satuan milimeter.

Pengukuran harus dilakukan melintang terhadap sumber panjang lengan

bawah. Indurasi dapat ditentukan dengan inspeksi dan palpasi daerah indurasi

sebesar 10 mm atau lebih dianggap bermakna dan mencerminkan adanya

Page 10: Makalah Tugas Komunitas Tbc

sensifitas yang berasal dari infeksi dengan hasil daerah indurasi yang

diameternya kurang dari 10 mm dinggap tidak bermakna.

b. Vaksin BCG

Vacillus Calmette – Guerin (BCG), suatu bentuk vaksin dari kuman

tubercolusi sapi yang dilemahkan. Organisme disuntikkan ke kulit untuk

membentuk fokus primer yang berdinding berkapur dan berbatas tegas. Reaksi

10 atau 15 mm dianggap sebagai reaksi bermakna.

c. Pemeriksaan Radiografik

Secara patologis, manifestasi dini tuberculosis adalah berupa suatu kompleks

kelenjar getah bening parenkim. Pada orang dewasa, segmen apeks dan

posterior libus atas atau segmen superior lobus bawah yang menimbulkan lesi

yang terlihat homogen dengan densitas yang lebih pekat. Dapat juga terlihat

adanya pembentukan kavitas dan gambaran penyakit yang menyebar yang

bilateral.

d. Pemeriksaan bakteriologi

Pemeriksaan sputum dengan cara zielh neelsen. Sediaan apus yang akan

diwarnai mula- mula digenangi dengan zat karbolfuksin yang dipanaskan, lalu

dilakukan dekolonisasi dengan asam alkohol. Setelah itu diwarnai dengan

mekelin biru atau “brilliant green” setelah larutan ini melekat pada

micobacterium maka tidak dapat memperkirakan jumlah basil tahan asam

yang terdapat pada sediaan. (price, 1999:755).

e. Tes laboratorium spesimen dahak

8. Managemen Terapi

Dalam pengobatan TB Paru dibagi menjadi 2 :

a. Jangka pendek

Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1-3 bulan

1) streptomisin injeksi 750 mg

2) ethambutol 1000 mg

3) isoniazid 400 mg

b. Jangka panjang

Tata cara pengobatan : setiap 2 x seminggu, dengan lama pengobatan

kesembuhan menjadi 6-9 bulan.

Page 11: Makalah Tugas Komunitas Tbc

Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan

dalam pemeriksaan sputum BTA Å dengan kombinasi obat :

1) Rifampicin

2) Isoniazid (INH)

3) Ethambutol

4) Pyridoxin (B6)

Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mencegah kematian,

mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata

rantai penularan. Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase

intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Panduan obat yang

digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan.

9. G

10. g

C. D

D. D

E. D

F. D

G. D

H. D

I. D

J. D

K. D

L.

Page 12: Makalah Tugas Komunitas Tbc

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Aktivitas /Istirahat

a. Kelemahan umum dan kelelahan.

b. Napas pendek dgn. Pengerahan tenaga.

c. Sulit tidur dgn. Demam/kerungat malam.

d. Mimpi buruk.

e. Takikardia, takipnea/dispnea.

f. Kelemahan otot, nyeri dan kaku.

2. Integritas Ego :

a. Perasaan tak berdaya/putus asa.

b. Faktor stress : baru/lama.

c. Perasaan butuh pertolongan

d. Denial.

e. Cemas, iritable.

3. Makanan/Cairan :

a. Kehilangan napsu makan.

b. Ketidaksanggupan mencerna.

c. Kehilangan BB.

d. Turgor kulit buruk, kering, kelemahan otot, lemak subkutan tipis.

4. Nyaman/nyeri :

a. Nyeri dada saat batuk.

b. Memegang area yang sakit.

c. Perilaku distraksi.

5. Pernapasan :

a. Batuk (produktif/non produktif)

b. Napas pendek.

c. Riwayat tuberkulosis

d. Peningkatan jumlah pernapasan.

e. Gerakan pernapasan asimetri.

Page 13: Makalah Tugas Komunitas Tbc

f. Perkusi : Dullness, penurunan fremitus pleura terisi cairan).

g. Suara napas : Ronkhi

h. Spuntum : hijau/purulen, kekuningan, pink.

6. Kemanan/Keselamatan :

a. Adanya kondisi imunosupresi : kanker, AIDS, HIV positip.

b. Demam pada kondisi akut.

7. Interaksi Sosial :

a. Perasaan terisolasi/ditolak.

8.

1. F

2. F

3. f

B. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-

kapiler.

3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia

4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan

primer, penurunan geraan silia, stasis dari sekresi.

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan berhubungan dengan

infornmasi kurang / tidak akurat.

C. Intervensi

1. Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang

kental/darah.

Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.

Kriteria hasil :

a. Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran

udara.

b. Mendemontrasikan batuk efektif.

Page 14: Makalah Tugas Komunitas Tbc

c. Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.

Rencana Tindakan :

1) Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat

penumpukan sekret di sal. pernapasan.

R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan

klien terhadap rencana teraupetik.

2) Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.

R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif,

menyebabkan frustasi.

3) Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.

R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.

4) Lakukan pernapasan diafragma.

R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi

alveolar.

5) Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan

sebanyak mungkin melalui mulut.

Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2

batuk pendek dan kuat.

R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran

sekresi sekret.

6) Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.

R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.

7) Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :

mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000

sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.

Page 15: Makalah Tugas Komunitas Tbc

R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan

mukus, yang mengarah pada atelektasis.

8) Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.

R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah

bau mulut.

9) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :

Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.

Pemberian expectoran.

Pemberian antibiotika.

Konsul photo toraks.

R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi

perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

2. Diagnosa Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran

alveolar-kapiler.

Tujuan : Pertukaran gas efektif.

Kriteria hasil :

a. Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.

b. Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.

c. Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.

Rencana tindakan :

1) Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat

tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.

R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan

ventilasi pada sisi yang tidak sakit.

2) Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau

perubahan tanda-tanda vital.

Page 16: Makalah Tugas Komunitas Tbc

R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai

akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock

sehubungan dengan hipoksia.

3) Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin

keamanan.

R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan

mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

4) Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps

paru-paru.

R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien

terhadap rencana teraupetik.

5) Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan

menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.

R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat

dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.

6) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :

Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.

Pemberian antibiotika.

Pemeriksaan sputum dan kultur sputum.

Konsul photo toraks.

R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

3. Diagnosa Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia

Page 17: Makalah Tugas Komunitas Tbc

Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuat

Kriteria hasil :

a. Menyebutkan makanan mana yang tinggi protein dan kalori

b. Menu makanan yang disajikan habis

c. Peningkatan berat badan tanpa peningkatan edema

Rencana tindakan

1) Diskusikan penyebab anoreksia, dispnea dan mual.

R/ Dengan membantu klien memahami kondisi dapat menurunkan ansietas

dan dapat membantu memperbaiki kepatuhan teraupetik.

2) Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.

R/ Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan.

3) Tawarkan makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus tambahan).

R/ Peningkatan tekanan intra abdomen dapat menurunkan/menekan saluran GI

dan menurunkan kapasitas.

4) Pembatasan cairan pada makanan dan menghindari cairan 1 jam sebelum dan

sesudah makan.

R/ cairan dapat lebih pada lambung, menurunkan napsu makan dan masukan.

5) Atur makanan dengan protein/kalori tinggi yang disajikan pada waktu klien

merasa paling suka untuk memakannya.

R/ Ini meningkatkan kemungkinan klien mengkonsumsi jumlah protein dan

kalori adekuat.

6) Jelaskan kebutuhan peningkatan masukan makanan tinggi elemen berikut

a. Vitamin B12 (telur, daging ayam, kerang).

b. Asam folat (sayur berdaun hijau, kacang-kacangan, daging).

c. Thiamine (kacang-kacang, buncis, oranges).

d. Zat besi (jeroan, buah yang dikeringkan, sayuran hijau, kacang segar).

Page 18: Makalah Tugas Komunitas Tbc

R/ Masukan vitamin harus ditingkatkan untuk mengkompensasi penurunan

metabolisme dan penyimpanan vitamin karena kerusakan jarinagn hepar.

7) Konsul dengan dokter/shli gizi bila klien tidak mengkonsumsi nutrien yang

cukup.

R/ Kemungkinan diperlukan suplemen tinggi protein, nutrisi parenteral,total,

atau makanan per sonde.

D. F

E. F

F.

Page 19: Makalah Tugas Komunitas Tbc

DAFTAR PUSTAKA

Departeman Kesehatan. Republik Indonesia. 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan

Tuberkulosis.Jakarta.

Doengoes, (1999). Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media

Aescullapius.

Mubarak,Iqbal Wahid. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas.Jakarta. Sagung seto.

Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth

Ed. 8. Jakarta : EGC

Sudiharto, 2007. Asuhan Keperawatan Dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural.

Jakarta : EGC.