makalah tbc pada anak

25
makalah tbc pada anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit TBC merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT 1995 ) penyakit TBC merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok umur. Pada tahun 1999, WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru TBC dengan kematian sekitar 140.000. Secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru TBC paru dengan BTA positif. Dengan meningkatnya kejadian TBC pada orang dewasa, maka jumlah anak yang terinfeksi TBC akan meningkat dan jumlah anak dengan penyakit TBC juga meningkat. Seorang anak dapat terkena infeksi TBC tanpa menjadi sakit TBC dimana terdapat uji tuberkulin positif tanpa ada kelainan klinis, radiologis dan laboratoris. Tuberkulosis primer pada anak kurang membahayakan masyarakat karena kebanyakan tidak menular, tetapi bagi anak itu sendiri cukup berbahaya oleh karena dapat timbul TBC ekstra thorakal yang sering kali menjadi sebab kematian atau menimbulkan cacat, Misal pada TBC Meningitis. Diagnosis yang paling tepat untuk TBC adalah bila ditemukan basil TBC dari bahan – bahan seperti sputum, bilasan lambung,

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 30-Jun-2015

959 views

Category:

Education


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah tbc pada anak

makalah tbc pada anak

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Penyakit TBC merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Menurut

hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT 1995 ) penyakit TBC merupakan penyebab

kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada

semua kelompok umur. Pada tahun 1999, WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000

kasus baru TBC dengan kematian sekitar 140.000. Secara kasar diperkirakan setiap 100.000

penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru TBC paru dengan BTA positif.

Dengan meningkatnya kejadian TBC pada orang dewasa, maka jumlah anak yang

terinfeksi TBC akan meningkat dan jumlah anak dengan penyakit TBC juga meningkat. Seorang

anak dapat terkena infeksi TBC tanpa menjadi sakit TBC dimana terdapat uji tuberkulin positif

tanpa ada kelainan klinis, radiologis dan laboratoris. Tuberkulosis primer pada anak kurang

membahayakan masyarakat karena kebanyakan tidak menular, tetapi bagi anak itu sendiri cukup

berbahaya oleh karena dapat timbul TBC ekstra thorakal yang sering kali menjadi sebab

kematian atau menimbulkan cacat, Misal pada TBC Meningitis.

Diagnosis yang paling tepat untuk TBC adalah bila ditemukan basil TBC dari bahan –

bahan seperti sputum, bilasan lambung, biopsy dan lain – lain, tetapi hal ini pada anak sulit

didapat. Oleh karena itu, sebagian besar diagnosis TBC anak didasarkan atas gambaran klinik,

gambaran radiologis dan uji tuberkulosis.

BAB II

Page 2: Makalah tbc pada anak

PEMBAHASAN

A.    Pengertian

Tubercolusis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium

Tubercolusis. Kuman ini biasanya menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang bagian lain

dari tubuh seperti ginjal, tulang, dan otak. Jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan

kematian.

Tuberkulosis (TB atau TBC) pada anak memang berbeda dengan TB pada orang dewasa. TB

pada anak menginfeksi primer di parenkim paru yang tidak menyebabkan refleks batuk, sehingga

jarang ditemukan gejala khas TB seperti batuk berdahak.Pada parenkim paru ini juga kuman

cenderung lebih sedikit, maka TB tidak menular antara sesama anak. TB sangat mudah menular

dari orangtua ke anak, tapi TB tidak menular dari anak ke anak.

TBC adalah penyakit serius yang gampang menular secara langsung melalui udara. Anak-

anak dengan kekebalan tubuh buruk paling rentan tertular TB dari orang dewasa yang positif TB.

Tapi TB tidak menular antara sesama anak.

Tuberkulosis adalah penyakit akibat infeksi kuman Mikobakterium tuberkulosis yang bersifat

sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru

yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Pada tahun 1992 WHO telah mencanangkan

tuberkulosis sebagai Global Emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat

8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi

kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia

Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di dunia.

B.     Etiologi

Kuman penyebab TBC yakni Mycobacterium tuberkulosis ditularkan melalui percikan

dahak. Jika terkena kuman terus-menerus dari orang-orang dewasa di dekatnya, terutama

orangtua, maka anak tetap terkena. Di antara sesama anak kecil sendiri sangat kecil

kemungkinan menularkan. "Padahal, interaksi orangtua sangat dekat dan intens dengan anak,

apalagi yang masih bayi. Terkadang sambil menimang-nimang dinyanyikan dan anak mendapat

percikan dahak dari orangtua yang sakit TBC. sehingga anak tertular Oleh karena itu, angka anak

penderita TBC sangat terpengaruh jumlah orang dewasa yang dapat menularkan TBC.

Page 3: Makalah tbc pada anak

C.    Manifestasi Klinik

Gejala klinis TB tergantung faktor pejamu (usia, status imun, kerentanan) dan faktor agen

(jumlah, virulensi). Gejala TB pada anak yang umum terjadi adalah demam yang tidak tinggi

(subfebris), berkisar 38 derajad Celcius, biasanya timbul sore hari, 2-3 kali seminggu dan

belangsung 1-2 minggu dengan atau tanpa batuk dan pilek. Gejala lain adalah penurunan nafsu

makan, dan gangguan tumbuh kembang. Batuk kronik yang merupakan gejala tersering pada TB

paru dewasa, tidak terlalu mencolok pada anak. Mengapa? Sebab lesi primer TB paru pada anak

umumnya terdapat di daerah parenkim yang tidak mempunyai reseptor batuk. Kalaupun terjadi,

berarti limfadenitis regional sudah menekan bronkus dimana terdapat reseptor batuk. Batuk

kronik pada anak lebih sering dikarenakan oleh asma. Gejala-gejala yang tersebut di atas

dikategorikan sebagai gejala nonspesifik. Perlu dicatat bahwa gejala nonspesifik dapat juga

ditemukan pada kasus infeksi lain. Selanjutnya, gejala spesifik tergantung dari organ yang

terkena seperti kulit (skrofuloderma), tulang, otak, mata, usus, dan organ lain.

Atau secara singkat tanda dan gejala umum/nonspesifik tuberkulosis pada anak  dapat

disebutkan sebagai berikut :

         Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulan dengan penanganan gizi

         Anoreksia dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik secara adekuat (failure to thrive)

         Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria, atau infeksi saluran

napas akut), dapat disertai keringat malam

         Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan biasanya multipel

         Batuk lama lebih dari 30 hari

         Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare

Gejala spesifik sesuai organ terkena : TB kulit/skrofuloderma; TB tulang dan sendi (gibbus,

pincang); TB otak dan saraf/meningitis dengan gejala iritabel, kuduk kaku, muntah, dan

kesadaran menurun; TB mata (konjungtivitis fliktenularis, tuberkel koroid), dll.

D.    Klasifikasi

Tuberkulosis menurut klasifikasinya dibagi dalam 3 stadium, yaitu :

1.      stadium pertama

Stadium pertama yang merupakan kompleks primer dengan penyebaran limfogen.

2.      Stadium ke dua yaitu Pada waktu terjadi penyebaran hematogen dan

3.      Stadium ketiga yaitu Tuberkulosis paru menahun (crhonic pulmonary tuberculosis)

Page 4: Makalah tbc pada anak

E.     Patofisiologi

Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria

termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetales. kompleks

Mycobacterium tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan

M. canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang terpenting

dan paling sering dijumpai.

M.tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk

spora, dan termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi pewarnaan seperti bakteri lainnya,

misalnya dengan Pewarnaan Gram. Namun, sekali mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan

gram, maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka

mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang

juga memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella micdadei, dan

protozoa Isospora dan Cryptosporidium. Pada dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan

dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas

dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul

lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen,

menjadikan M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofaga.

Penularan TBC terjadi karena menghirup udara yang mengandung Mikobakterium

tuberkulosis (M.Tb), di alveolus M.Tb akan difagositosis oleh makrofag alveolus dan dibunuh.

Tetapi bila M.Tb yang dihirup virulen dan makrofag alveolus lemah maka M.Tb akan

berkembang biak dan menghancurkan makrofag. Monosit dan makrofag dari darah akan ditarik

secara kemotaksis ke arah M.Tb berada, kemudian memfagositosis M.Tb tetapi tidak dapat

membunuhnya. Makrofag dan M.Tb membentuk tuberkel yang mengandung sel-sel epiteloid,

makrofag yang menyatu (sel raksasa Langhans) dan limfosit. Tuberkel akan menjadi

tuberkuloma dengan nekrosis dan fibrosis di dalamnya dan mungkin juga terjadi kalsifikasi. Lesi

pertama di alveolus (fokus primer) menjalar ke kelenjar limfe hilus dan terjadi infeksi kelenjar

limfe, yang bersama-sama dengan limfangitis akan membentuk kompleks primer. Dari kelenjar

limfe M.Tb dapat langsung menyebabkan penyakit di organ-organ tersebut atau hidup dorman

dalam makrofag jaringan dan dapat aktif kembali bertahun-tahun kemudian. Tuberkel dapat

hilang dengan resolusi atau terjadi kalsifikasi atau terjadi nekrosis dengan masa keju yang

dibentuk oleh makrofag. Masa keju dapat mencair dan M.Tb dapat berkembang biak ekstra

Page 5: Makalah tbc pada anak

selular sehingga dapat meluas di jaringan paru dan terjadi pneumonia, lesi endobronkial, pleuritis

atau Tb milier. Juga dapat menyebar secara bertahap menyebabkan lesi di organ-organ lainnya .

F.     Penularan

Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin

atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberkulosis, anak anak sering mendapatkan

penularan dari orang dewasa di sekitar rumah maupun saat berada di fasilitas umum seperti

kendaraan umum, rumah sakit dan dari lingkungan sekitar rumah. Oleh sebab ini masyarakat di

Indonesia perlu sadar bila dirinya terdiagnosis tuberkulosis maka hati hati saat berinteraksi

dengan orang lain agar tidak batuk sembarangan , tidak membuang ludah sembarangan dan

sangat dianjurkan untuk bersedia memakai masker atau setidaknya sapu tangan atau tissue.

G.    Komplikasi

Komplikasi Yang dapat terjadi pada TBC adalah sebagai berikut :

1.      Meningitis

2.      Spondilitis

3.      Pleuritis

4.      Bronkopneumoni

5.      Atelektasis

Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian

karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas. Kolaps dari lobus akibat retraksi

bronkial. Bronkiectasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat

pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru. Pneumotorak (adanya udara didalam rongga

pleura) spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru. Penyebaran infeksi ke organ

lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya. Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio

Pulmonary Insufficiency).

H.    Pengobatan TBC

Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak menderita

TBC) dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC tidak

ada, radiologi tidak mendukung dan bakteriologi negatif) memerlukan pencegahan dengan

pemberian INH 5–10 mg/kgbb/hari.

Page 6: Makalah tbc pada anak

1. Pencegahan (profilaksis) primer

Anak yang kontak erat dengan penderita TBC BTA (+).

INH minimal 3 bulan walaupun uji tuberkulin (-).

Terapi profilaksis dihentikan bila hasil uji tuberkulin ulang menjadi (-) atau sumber penularan

TB aktif sudah tidak ada.

2. Pencegahan (profilaksis) sekunder

Anak dengan infeksi TBC yaitu uji tuberkulin (+) tetapi tidak ada gejala sakit TBC. Profilaksis

diberikan selama 6-9 bulan.

Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :

o Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.

Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir,

sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.

o Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan

Kanamisin.

Dosis obat antituberkulosis (OAT)

Obat Dosis harian

(mg/kgbb/hari)

Dosis 2x/minggu

(mg/kgbb/hari)

Dosis 3x/minggu

(mg/kgbb/hari)

INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg)

Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg)

Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g)

Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g)

Streptomisin 15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)

Akibat kurang baiknya penanganan pengobatan penderita TBC dan lemahnya

implementasi strategi DOTS. Penderita yang mengidap BTA yang resisten terhadap OAT akan

Page 7: Makalah tbc pada anak

menyebarkan infeksi TBC dengan kuman yang bersifat MDR (Multi-drugs Resistant). Untuk

kasus MDR-TB dibutuhkan obat lain selain obat standard pengobatan TBC yaitu obat

fluorokuinolon seperti siprofloksasin, ofloxacin, levofloxacin (hanya sangat disayangkan bahwa

obat ini tidak dianjurkan pada anak dalam masa pertumbuhan).

Pengobatan TBC pada orang dewasa

Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3

Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap

intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu

(tahap lanjutan). Diberikan kepada:

o Penderita baru TBC paru BTA positif.

o Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.

Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3

Diberikan kepada:

o Penderita kambuh.

o Penderita gagal terapi.

o Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.

Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3

Diberikan kepada:

o Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

Pengobatan TBC pada anak

Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau 9 bulan, yaitu:

1. 2HR/7H2R2 : INH+Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH

+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan (ditambahkan Etambutol

bila diduga ada resistensi terhadap INH).

Page 8: Makalah tbc pada anak

2. 2HRZ/4H2R2 : INH+Rifampisin+Pirazinamid: setiap hari selama 2 bulan pertama,

kemudian INH+Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan (ditambahkan

Etambutol bila diduga ada resistensi terhadap INH).

Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis

maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.

Dosis anak INH dan rifampisin yang diberikan untuk kasus:

TB tidak berat

INH : 5 mg/kgbb/hari

Rifampisin : 10 mg/kgbb/hari

TB berat (milier dan meningitis TBC)

INH : 10 mg/kgbb/hari

Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari

Dosis prednison : 1-2 mg/kgbb/hari (maks. 60 mg)

I.       Konsep Asuhan Keperawatan

o  Pengkajian

  Identitas Data Umum (selain identitas klien, juga identitas orangtua; asal kota dan daerah,

jumlah keluarga)

  Keluhan Utama (penyebab klien sampai dibawa ke rumah sakit)

  Riwayat kehamilan dan kelahiran

   Prenatal : (kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi selama hamil)

   Intranatal : Bayi terlalu lama di jalan lahir , terjepit jalan lahir, bayi menderita caput sesadonium,

bayi menderita cepal hematom

   Post Natal : kurang asupan nutrisi , bayi menderita penyakit infeksi , asfiksia ikterus

  Riwayat Masa Lampau

   Penyakit yang pernah diderita (tanyakan, apakah klien pernah sakit batuk yang lama dan

benjolan bisul pada leher serta tempat kelenjar yang lainnya dan sudah diberi pengobatan

Page 9: Makalah tbc pada anak

antibiotik tidak sembuh-sembuh? Tanyakan, apakah pernah berobat tapi tidak sembuh? Apakah

pernah berobat tapi tidak teratur?)

   Pernah dirawat dirumah sakit

   Obat-obat yang digunakan/riwayat Pengobatan

   Riwayat kontak dengan penderita TBC

   Alergi

   Daya tahan yang menurun.

   Imunisasi/Vaksinasi : BCG

  Riwayat Penyakit Sekarang (Tanda dan gejala klinis TB serta terdapat benjolan/bisul pada

tempat-tempat kelenjar seperti: leher, inguinal, axilla dan sub mandibula)

  Riwayat Keluarga (adakah yang menderita TB atau Penyakit Infeksi lainnya, Biasanya keluarga

ada yang mempunyai penyakit yang sama)

   Riwayat Kesehatan Lingkungan dan sosial ekonomi

   Lingkungan tempat tinggal (Lingkungan kurang sehat (polusi, limbah), pemukiman yang padat,

ventilasi rumah yang kurang, jumlah anggota keluarga yang banyak), pola sosialisasi anak

   Kondisi rumah

   Merasa dikucilkan

   Aspek psikososial (Tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri)

   Biasanya pada keluarga yang kurang mampu

   Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya

yang banyak

   Tidak bersemangat dan putus harapan.

  Riwayat psikososial spiritual (Yang mengasuh, Hubungan dengan anggota keluarga, Hubungan

dengan teman sebayanya, Pembawaan secara umum, Pelaksanaan spiritual)

  Pola fungsi kesehatan.

   Pola persepsi sehat dan penatalaksanaan kesehatan. Keadaan umum: alergi, kebiasaan, imunisasi.

Pola nutrisi – metabolik. Anoreksia, mual, tidak enak diperut, BB turun, turgor kulit jelek, kulit

kering dan kehilangan lemak sub kutan, sulit dan sakit menelan, turgor kulit jelek. Pola

eliminasi. Perubahan karakteristik feses dan urine, nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan

hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan splenomegali. Pola aktifitas-latihan Sesak

nafas, fatique, tachicardia, aktifitas berat timbul sesak nafas (nafas pendek). Pola tidur dan

Page 10: Makalah tbc pada anak

istirahat Iritable, sulit tidur, berkeringat pada malam hari. Pola kognitif perseptual. Kadang

terdapat nyeri tekan pada nodul limfa, nyeri tulang umum, takut, masalah finansial, umumnya

dari keluarga tidak mampu. Pola persepsi diri. Anak tidak percaya diri, pasif, kadang pemarah.

Pola peran hubungan Anak menjadi ketergantungan terhadap orang lain (ibu/ayah)/tidak mandiri.

Pola seksualitas/reproduktif. Anak biasanya dekat dengan ibu daripada ayah. Pola koping

toleransi stres, Menarik diri, pasif.(7)

  Pemeriksaan Fisik

   Demam: sub fibril, fibril (40-41°C) hilang timbul. Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada

bronkus; batuk ini membuang/ mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai

batuk purulen (menghasilkan sputum). Sesak nafas: terjadi bila sudah lanjut, dimana infiltrasi

radang sampai setengah paru. Nyeri dada: ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi

radang sampai ke pleura. Malaise: ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit

kepala, nyeri otot dan kering diwaktu malam hari. Pada tahap dini sulit diketahui. Ronchi basah,

kasar dan nyaring. Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi

memberi suara limforik. Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis. Bila

mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak). Pembesaran kelenjar

biasanya multipel. Benjolan/pembesaran kelenjar pada leher (servikal), axilla, inguinal dan sub

mandibula. Kadang terjadi abses.

  Pemeriksaan Diagnostik Dan Pengobatan

   Uji tuberkulin = uji tuberkulin (+). hipersensitifitas tipe lambat imunitas seluler Infeksi TB

   Foto rontgent Rutin : foto pada rongga paru. Atas indikasi: tulang, sendi, abdomen. Rontgent

paru tidak selalu khas.

   Pemeriksaan mikrobiologis (Bakteriologis Memastikan TB. Hasil normal: tidak menyingkirkan

diagnosa TB. Hasil (+) : 10-62% dengan cara lama. Cara : cara lama radio metrik (Bactec); PCK.

   Pemeriksaan darah tepi (Tidak khas. LED dapat meninggi)

   Pemeriksaan patologik anatomik. Kelenjar, hepar, pleura; atas indikasi. Sumber infeksiAdanya

kontak dengan penderita TB menambah kriteria diagnosa.

   Lain-lain (Uji faal paru, Bronkoskopi, Bronkografi, Serologim dll)

  Pengkajian TUMBANG menggunakan KMS,KKA, dan DDST

         Pertumbuhan

   Kaji BBL,BB saat kunjungan

Page 11: Makalah tbc pada anak

   BB normal

   BB normal, mis : ( 6-12 tahun ) umur  

   kaji berat badan lahir dan berat badan saat kunjungan TB = 64 x 77R = usia dalam tahun

   LL dan luka saat lahir dan saat kunjungan

         Perkembangan

   lahir kurang 3 bulan = belajar mengangkat kepala, mengikuti objek dengan mata, mengoceh,

   usia 3-6 bulan mengangkat kepala 90 derajat, belajar meraih benda, tertawa, dan mengais 

meringis

   usia 6-9 bulan = duduk tanpa di Bantu, tengkuarap, berbalik sendiri, merangkak, meraih benda,

memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain  dan mengeluarkan kata-kata tanpa arti.

   usia 9-12 bulan = dapat berdiri sendiri menurunkan sesuatu mengeluarkan kat-kata, mengerti

ajakan  sederhana, dan larangan berpartisipasi dalam permainan.

   usia 12-18 bulan = mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya menyusun 2-3 kata dapat

mengatakan 3-10 kata , rasa cemburu, bersaing

   usia 18-24 bulan = naik–turun tangga, menyusun 6 kata menunjuk kata dan hidung, belajar

makan sendiri, menggambar garis, memperlihatkan minat pada anak lain dan bermain dengan

mereka.

   usia 2-3 tahun = belajar melompat, memanjat buat jembatan dengan 3 kotak, menyusun kalimat

dan lain-lain.

   usia 3-4 tahun = belajar sendiri berpakaian, menggambar berbicara dengan baik, menyebut

warna, dan menyayangi saudara.

   usia 4-5 tahun = melompat, menari, menggambar orang, dan menghitung.

o   Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang dapat muncul yaitu :

1.      Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi

2.      Defisit pengetahuan tentang proses infeksi

3.      Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan : Daya tahan tubuh menurun, malnutrisi, proses

inflamasi, Kurang pengetahuan tentang infeksi kuman.

4.      Ketidakpatuhan berhubungan dengan pengobatan dalam jangka waktu yang lama.

5.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan : Batuk yang sering, adanya produksi

sputum, Anoreksia.

Page 12: Makalah tbc pada anak

6.      Risiko gangguan dalam menjalankan peran sebagai orang tua berhubungan dengan isolasi pasien

3.      Rencana Tindakan  Keperawatan

Dx.1

KH : Anak akan mengalami pengurangan batuk dan dipsnue

Rencana tindakan :

a.      Berikan oksigen humidifier bagi anak dengan dispnue

R : dispnea masih dapat terjadi, hingga pemberian obat kemoterapi dimulai untuk mendapatkan

efeknya, O2 humidifier mengurangi dipsnue dan meningkatkan oksigenasi.

b.      Tinggikan bagian kepala tempat tidur

R : Peninggian kepala menyebabkan otot diafragma mengembang

c.       Berikan obat batuk ekspektoran sesuai kebutuhan

R : ekspektoran membantu mengeluarkan mukus

Dx.2

KH : Keluarga akan mengekspresikan pemahamannya tentang proses penyakit dan

pengobatan

Rencana tindakan :

a.      Ajarkan Orang Tua dan anak (jika tepat) tentang penularan dan pengobatan TB

R : pemahaman bagaimana penularan TB dan penangannya membantu mengurangi kecemasan

dan peningkatan kepatuhan terhadap pengobatan, prosedur isolasi, dan pengobatan yang

diberikan.

b.      Ajarkan Orang Tua dan anak (jika tepat) tentang bagaimana memberikan pengobatan,

berapa lama terapi pengobatan harus dijalani, dan apa yang terjadi bila anak tidak menjalani

tuntas pengobatannya.

R : pemahaman bagaimana memberikan pengobatan dan risiko bila pengobatan diberhentikan di

awal akan menigkatkan kepatuhan.

Dx.3

KH : Tidak terjadi penyebaran infeksi

Rencana tindakan :

a.      Review patologi penyakit fase aktif/tidak aktif, menyebarnya infeksi melalui bronkhus

pada jaringan sekitarnya atau melalui aliran darah atau sistem limfe dan potensial infeksi melalui

batuk, bersin, tertawa, ciuman atau menyanyi.

Page 13: Makalah tbc pada anak

R : Membantu klien agar klien mau mengerti dan menerima terhadap terapi yang diberikan untuk

mencegah komplikasi.

b.      Mengidentifikasi orang-orang yang beresiko untuk terjadinya infeksi seperti anggota

keluarga, teman, orang dalam satu perkumpulan.

Memberitahukan kepada mereka untuk mempersiapkan diri untuk mendapatkan terapi

pencegahan.

R : Pengetahuan dan terapi dapat meminimalkan kerentanan terjadinya penyebaran

c.       Anjurkan klien menampung dahaknya jika batuk

R : Kebiasaan ini untuk mencegah terjadinya penularan infeksi.

d.      Gunakan masker setiap melakukan tindakan

R : Masker dapat mengurangi resiko penyebaran infeksi

e.       Monitor temperatur

R : untuk mengetahui adanya indikasi terjadinya infeksi. Febris merupakan indikasi terjadinya

infeksi.

f.       Kolaborasi Pemberian terapi untuk anak

R : Kerja sama akan mempercepat proses penyembuhan

g.      Monitor sputum BTA. Klien dengan 3 kali pemeriksaan BTA negatif, terapi diteruskan

sampai batas waktu yang ditentukan.

R : Pemantauan untuk  terapi yang akan dilaksanakan selanjutnya

Dx.4

KH : Orang tua dan anak akan mengikuti pedoman terapi

Rencana tindakan :

a.      Kaji seberapa banyak pengetahuan dan yang dimiliki orang tua dan anak tentang TB dan

hal ketidakpahaman yang dimiliki

R : pengkajian membantu menentukan apa yang orang tua dan anak butuhkan untuk belajar agar

dapat membantu mereka memenuhi pengobatan jangka panjang.

b.      Ajarkan orang tua dan anak (jika tepat) tentang program pengobatan dan alasan menjalani

pengobatan dengan tuntas, dan yakinkan tentang pendidikan yang diperlukan.

R : Pendidikan dan penguatan diberikan pada orang tua dan anak dengan informasi perlunya

mengikuti program pengobatan dengan tuntas dan menurunkan risiko kegagalan akibat defisit

pengetahuan.

Page 14: Makalah tbc pada anak

c.       Identifikasi alternatif pemberi layanan yang dapat memberikan pengobatan anak jika

diperlukan

R : hak ini akan menurunkan risiko pengabaiyan dosis yang dilakukan anak selama pengobatan

Dx.5

Tujuan : Klien akan menunjukkan peningkatan status gizi dan BB meningkat.

KH : Keluarga klien dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang dialami klien,

pemulihan kebutuhan nutrisi, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang.

Dengan bantuan perawat, keluarga klien dapat mendemonstrasikan pemberian diet (per

sonde/per oral) sesuai program dietetik.

Rencana Tindakan:

a.        Mengukur dan mencatat BB pasein

R : BB menggambarkan status gizi pasien

b.        Menyajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering

R : Sebagai masukan makanan sedikit-sedikit dan mencegah muntah

c.         Menyajikan makanan yang dapat menimbulkan selera makan

R : Sebagai alternatif meningkatkan nafsu makan pasien

d.        Memberikan makanan tinggi TKTP

R : Protein mempengaruhi tekanan osmotik pembuluh darah

e.         Memberi motivasi kepada pasien agar mau makan.

R : Alternatif lain meningkatkan motivasi pasein untuk makan

f.         Lakukan perawatan oral sebelum dan sesudah terapi respirasi

R : Mengurangi rasa yang tidak enak dari sputum atau obat-obat yang digunakan untuk

pengobatan yang dapat merangsang vomiting.

g.        Jelaskan kepada keluarga tentang penyebab malnutrisi, kebutuhan nutrisi pemulihan,

susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang, tunjukkan contoh jenis sumber

makanan ekonomis sesuai status sosial ekonomi klien.

R : Meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyebab dan kebutuhan nutrisi untuk

pemulihan klien sehingga dapat meneruskan upaya terapi dietetik yang telah diberikan selama

hospitalisasi.

h.        Tunjukkan cara pemberian makanan per sonde, beri kesempatan keluarga untuk

melakukannya sendiri.

Page 15: Makalah tbc pada anak

R : Meningkatkan partisipasi keluarga dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi klien, mempertegas

peran keluarga dalam upaya pemulihan status nutrisi klien.

k.        Memberi makan lewat parenteral ( D 5% )

R : Mengganti zat-zat makanan secara cepat melalui parenteral

Dx.6

KH : Orang tua tetap dapat menjalankan perannya

Rencana tindakan :

a.      Ajarkan orang tua tentang tekhnik isolasi yang benar

R : pemahaman dan mengikuti teknis isolasi dengan benar membantu mencegah penularan TB

yang memungkinkan orang tua bersama selama mungkin dengan anaknya, akan mengurangi

perpisahan

b.      Motivasi orang tua dan anggota keluarga lainnya untuk mengunjungi anak secara teratur.

R : seringnya keluarga kontak akan mengurangi kecemasan terhadap perpisahan.

4.      Implementasi

Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama

melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien.

5.      Evaluasi

Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data subyektif dan obyektif

yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai atau belum. Bila

perlu langkah evaluasi ini merupakan langkah awal dari identifikasi dan analisa masalah

selanjutnya.

BAB III

PENUTUP

A.       Kesimpulan

Page 16: Makalah tbc pada anak

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

Penyakit Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap

merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia..

Gambaran klinis TBC pada anak: badan turun, Nafsu makan turun, demam tidak tinggi dapat

disertai keringat malam, pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, batuk lama

lebih dari 30 hari.

Uji tuberkulin positif bila indurasi > 10 mm (pada gizi baik), atau > 5 mm pada gizi buruk. Uji

tuberkulin positif menunjukkan TBC.

Tatalaksana TBC pada anak merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara

pemberian medikamentosa, penataaan gizi dan lingkungan sekitarnya.

Usaha preventif dilakukan dengan vaksin BCG dan kemoprofilaksis. Keterlambatan motorik 

kasar menunjukkan adanya kerusakan pada susunan

saraf pusat seperti serebral palsi (gangguan motorik yang di sebabkan oleh kerusakan bagian

otok yang mengatur otot-otot tubuh)

B.        Saran-Saran

Bagi perawat diharapkan dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan prosedur yang

ada.

Bagi para orang tua diharapkan memantau pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini

untuk dapat mengetahui adakah gejala-gejala penyakit pada anak teruma pengetahuan tentang

penyakit TBC

DAFTAR PUSTAKA

Diposting oleh Admin. Minggu :  19 Agustus 2007. Tuberkulosis Pada Anak.

ArtikelKedokteran,Pediatrik.http://medlinux.blogspot.com/2007/08/tuberkulosis-pada anak.html

Mansjoer Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Posted By : Asti di 08.10. Jumat, 26 Maret 2010. Halaman: 14 (9304 hits. Sindrome Down.

http://astiw.blogspot.com/2010/03/sindroma-down.html

Page 17: Makalah tbc pada anak

Speer, morgan, kathleen. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik Dengan Clinical

Pathaway. Edisi ke-3. Jakarta : EGC

Suriadi, Yulliani, rita. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak.Edisi ke-2. Jakarta : PT.

Percetakan Penebar Swadaya

Tim Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2: Cetakan Ke-11.

Jakarta : Percetakan Infomedika

Wong, L.donna, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol : 2. Jakarta :   EGC.