infeksi tbc pada anak

Upload: adittia-sinclaire

Post on 02-Jun-2018

241 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    1/35

    i

    REFERAT

    INFEKSI TBC PADA ANAK

    Pembimbing

    dr. R. Soerjatmono, Sp. A

    Penyusun

    Sofyan Aditya, S. Ked

    BAGIAN PEDIATRI

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA

    KUSUMA SURABAYA

    RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN KEDIRI

    2014

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    2/35

    ii

    LEMBARPERSETUJUAN

    REFERAT

    INFEKSI TBC PADA ANAK

    Telah disetujui sebagai tugas referat kepaniteraan klinik Bagian Pediatri

    Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya di Rumah Sakit

    Umum Pare Kabupaten Kediri.

    Kediri, 20 Juni 2014

    Pembimbing

    dr. R, Soerjatmono, Sp. A.

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    3/35

    iii

    KATAPENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat danhidayah-Nya, sehingga penyusunan referat sebagai salah satu tugas kepaniteraan

    klinik di Bagian Pediatri dapat terselesaikan. Terima kasih juga kami sampaikan

    kepada dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktunya guna

    memberikan ilmu sebagai bekal bagi dokter muda di masa mendatang.

    Tugas referat yang disusun merupakan upaya untuk memahami dan

    menambah wawasan bagi peserta pendidikan profesi dokter terutama kaitannya

    dengan topik yang telah dipilih, yakni infeksi TBC pada anak.

    Kami menyadari bahwa tugas yang disusun masih belum sempurna,

    oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk penyempurnaan tugas ini.

    Semoga diskusi yang akan dilaksanakan dapat bermanfaat bagi segenap pihak.

    Kediri, 22 Juni 2014

    Penyusun

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    4/35

    iv

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul i

    Lembar Persetujuan ii

    Kata Pengantar iii

    Daftar Isi iv

    Daftar Tabel, Bagan, Digram dan Gambar vi

    Daftar Lampiran vii

    Bab I Pendahuluan

    1.1.Latar Belakang 1

    1.2.Tujuan Penulisan 2

    Bab II Pembahasan

    2.1 Definisi Trauma Abdomen 3

    2.2 Anatomi Paru dan Morfologi Kuman 3

    2.2.1. Anatomi Paru 3

    2.2.2. Morfologi Kuman 6

    2.3. Klasifikasi Tuberkulosis 9

    2.3.1. Tuberkulosis Primer 9

    2.3.2. Tuberkulosis Paru Post Primer 10

    2.4. Patogenensis Tuberkulosis Pada Anak 13

    2.5. Manifestasi Klinis Tuberkulosis

    2.5.1. Manifestasi Sistemik 13

    2.4.2. Manifestasi Spesifik Paru 14

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    5/35

    v

    2.6. Penegakan Diagnosa Infeksi Tuberkulosis pada Anak 27

    2.7. Penatalaksanaan Tuberkulosis 31

    2.7.1. Medikamentosa ee

    2.7.2. Non Medikamentosa fd

    2.7.3. Pencegahan er

    2.8. Komplikasi Tuberkulosis dd

    2.9. Prognosis Tuberkulosis 32

    Daftar Pustaka 33

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    6/35

    vi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Anatomi Paru-paru 1

    Gambar 2.2. Anatomi Segmen Paru 2

    Gambar 2.3. Patogenesis Tuberkulosis 4

    Gambar 2.4.Kalender Perjalanan Penyakit TB Primer 5

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    7/35

    vii

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Penyakit TBC merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di

    Indonesia. Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga ( SKRT 1995 )

    penyakit TBC merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit

    kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok umur.

    Pada tahun 1999, WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus

    baru TBC dengan kematian sekitar 140.000. Secara kasar diperkirakan setiap

    100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru TBC paru dengan BTA

    positif.

    Dengan meningkatnya kejadian TBC pada orang dewasa, maka jumlah

    anak yang terinfeksi TBC akan meningkat dan jumlah anak dengan penyakit TBC

    juga meningkat. Seorang anak dapat terkena infeksi TBC tanpa menjadi sakit

    TBC dimana terdapat uji tuberkulin positif tanpa ada kelainan klinis, radiologis

    dan laboratoris.

    Tuberkulosis primer pada anak kurang membahayakan masyarakat karena

    kebanyakan tidak menular, tetapi bagi anak itu sendiri cukup berbahaya oleh

    karena dapat timbul TBC ekstra thorakal yang sering kali menjadi sebab kematian

    atau menimbulkan cacat, misal pada TBC Meningitis.

    Diagnosis yang paling tepat untuk TBC adalah bila ditemukan basil TBC

    dari bahanbahan seperti sputum, bilasan lambung, biopsy dan lain lain, tetapi

    hal ini pada anak sulit didapat. Oleh karena itu, sebagian besar diagnosis TBC

    anak didasarkan atas gambaran klinik, gambaran radiologis dan uji tuberkulosis.

    Pada orang dewasa, dua pertiga kasus terjadi pada orang laki laki, tetapi

    ada sedikit dominasi tuberkulosis pada wanita di masa anak. Frekuensi

    tuberkulosis tertinggi pada orang tua populasi kulit putih di Amerika Serikat;

    individu individu ini mendapat infeksi beberapa dekade yang lalu. Sebaliknya

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    8/35

    viii

    pada populasi kulit berwarna tuberkulosis paling sering pada orang dewasa muda

    dan anakanak umur kurang dari 5 tahun. 5

    Kisaran umur 514 tahun sering disebut umur kesayangan karena padasemua populasi manusia kelompok ini mempunyai frekuensi penyakit

    tuberkulosis yang terendah.2

    Tuberkulosis masih merupakan penyakit yang sangat luas didapatkan di

    Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, baik pada anak maupun pada

    orang dewasa yang juga dapat menjadi sumber infeksi. Menurut penyelidikan

    WHO dan Unicef di daerah Yogyakarta 0.6 % penduduk menderita tuberkulosis

    dengan basil tuberkulosis positif dalam dahaknya, dengan perbedaan prevalensi

    antara di kota dengan di desa masingmasing 0.50.85 % dan 0.30.4 %. Uji

    tuberkulin (uji Mantoux ) pada 50 % penduduk menunjukan hasil positif dengan

    hasil terbanyak pada usia 15 tahun ke atas.1

    1.2 Tujuan Penulisan

    1.

    Mempelajari definisi, morfologi, klasifikasi dan patogenesis kuman yang

    menyebabkan terjadinya infeksi tuberkulosis pada anak.

    2. Mempelajari temuan klinis dan penegakan diagnosis infeksi trauma

    tuberkulosis pada anak.

    3.

    Mempelajari komplikasi, prognosis dan penatalaksanaan infeksi

    tuberkulosis pada anak.

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    9/35

    ix

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi Tuberkulosis pada Anak.

    TB Paru ialah suatu penyakit infeksi kronik jaringan paru yang disebabkan

    oleh basil Mycobacterium tuberculosae. Ada 2 macam mycobacteria yang

    menyebabkan penyakit tuberkulosis yaitu tipe human ( berada dalam bercak ludah

    dan droplet ) dan tipe bovin yang berada dalam susu sapi. Sebagian besar basil

    Mycobacterium tuberculosae masuk ke dalam jaringan paru melalui airborne

    infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai fokus primer

    dari Ghon.4

    Agen tuberkulosis, Mycobacterium tuberculosa, Mycobacterium bovis,

    dan Mycobacterium africanum, merupakan anggota ordo Actinomycetes dan

    famili Mycobacteriaceae.

    Di dalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraseluler yakni dalam

    sitoplasma makrofag. Makrofag yang semula memfagositasi malah kemudian

    disenangi karena banyak mengandung lipid. Faktor resiko terpajan tuberkulosis

    Mereka yang paling beresiko terpajan ke basil adalah mereka yang tinggal

    berdekatan dengan orang yang terinfeksi aktif. Mereka mencangkup para

    gelandangan yang tinggal di tempat penampungan dimana terdapat tuberkulosis,

    serta anggota keluarga pasien. Terutama pada negaranegara berkembang.2

    Yang juga beresiko terpajan atau terjangkit tuberkulosis adalah para

    pekerja kesehatan yang merawat pasien tuberkulosis, dan mereka yang

    menggunakan fasilitas klinik perawatan atau rumah sakit yang juga digunakan

    oleh para penderita tuberkulosis. Di antara mereka yang terpajan ke basil, individu

    yang sistem imunnya tidak adekuat misalnya mereka yang kekurangan gizi, orang

    berusia lanjut atau bayi. individu yang mendapat obat immunosupressan dan

    mereka yang mengidap virus immunodefisiensi manusia ( HIV ) kemungkinan

    besar akan terinfeksi.2

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    10/35

    x

    2.2 Anatomi Paru dan Morfologi Kuman

    2.2.1 Anatomi Paru

    Paru-paru merupakan organ berbentuk konus yang terletak di dalam

    rongga toraks dan masing-masing dilapisi oleh pleura viseral. Kedua paru masing-

    masing dipisahkan oleh mediastinum yang berisi jantung dan pembuluh-pembuluh

    besar. Pada bagian medial paru-paru terdapat hilus yang dibentuk oleh struktur-

    struktur yang masuk atau keluar dari paru-paru yaitu arteri pulmonalis, vena

    pulmonalis, bronkus, saraf, pembuluh limfe, dan kelenjar.15,16

    Gambar 2.1 Anatomi paru-paru.17

    Paru kanan dibagi menjadi tiga lobus oleh fissura mayor (oblik) dan minor

    (horizontal), selanjutnya masing-masing lobus terbagi dalam beberapa segmen.

    Fissura minor memisahkan lobus superior dengan lobus medius, sedangkan

    fissura mayor memisahkan lobus inferior dari lobus medius dan superior. Pada

    paru kiri fissura mayor memisahkan lobus superior dari inferior. Bagian

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    11/35

    xi

    anteroinferior lobus superior paru kiri memiliki proyeksi yang berbentuk seperti

    lidah, yang disebut lingula.15,16

    Sesuai dengan segmen bronkus, lobus paru dibagi lagi menjadi beberapasegmen, yaitu sepuluh segmen pada paru kanan dan delapan segmen pada paru

    kiri. Berbeda dengan lobus, segmen paru tidak dibatasi oleh pleura. Lobus

    superior kanan terdiri dari tiga segmen : (1) segmen apikal, (2) segmen posterior,

    dan (3) segmen anterior. Lobus medius terdiri dari dua segmen : (4) segmen

    lateral dan (5) segmen medial. Lobus inferior kanan terdiri dari lima segmen : (6)

    segmen superior, (7) segmen mediobasal, (8) segmen anterobasal, (9) segmen

    laterobasal, dan (10) segmen posterobasal. Berbeda dengan paru kanan, pada paru

    kiri terdapat lingula yang merupakan bagian dari lobus superior dan terdapat

    beberapa segmen yang bersatu, sehingga paru kiri terbagi menjadi delapan

    segmen. Lobus superior kiri terdiri dari empat segmen (1,2) segmen

    apikoposterior, (3) segmen anterior, (4) lingula segmen superior, dan (5) lingula

    segmen inferior. Lobus inferior kiri terdiri dari empat segmen : (6) segmen

    superior, (7,8) segmen anteromedial, (9) segmen laterobasal, dan (10) segmen

    posterobasal.15,16

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    12/35

    xii

    Gambar 2.2 Anatomi segmen paru.18

    Bronkus dimulai dari percabangan trakea kemudian bercabang menjadi

    bronkus utama kanan dan kiri. Tempat percabangan bronkus disebut carina.

    Bronkus utama kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih curam daripada bronkus

    utama kiri. Bronkus utama kanan memberikan cabang untuk lobus superior, lobus

    medius, dan lobus inferior. Bronkus utama kiri lebih panjang dan lebih kecil dan

    lebih landai daripada kanan. Bronkus utama kiri kemudian bercabang menuju

    lobus superior dan lobus inferior paru kiri.15,16

    Cabang utama bronkus kanan dan kiri bercabang-cabang menjadi bronkus

    sekunder (lobaris), kemudian menjadi bronkus segmental. Percabangan ini terjadi

    terus menerus sampai pada cabang terkecil yaitu bronkiolus terminalis, yangberdiameter sekitar 0,2 mm. Bronkiolus terminalis kemudian bercabang menjadi

    dua sampai tiga bronkioli respiratorius yang masing-masing bercabang menjadi

    dua sampai sebelas duktus alveolari. Setiap duktus terdiri dari dua sampai enam

    sacus alveolaris, yang merupakan struktur akhir dari paru-paru. Setiap alveolus

    dipisahkan dari alveolus di dekatnya oleh dinding tipis atau septa yang memiliki

    lubang kecil yang disebut pores of Kohn. Mulai dari bronkiolus terminalis sampai

    alveolus disebut sebagai asinus yang merupakan unit fungsional paru-paru.15,16

    Paru-paru diperdarahi oleh arteri-arteri pulmonalis yang berasal dari

    trunkus pulmonalis. Arteri pulmonalis membawa darah deoksigenasi (kadar

    oksigen rendah) ke paru-paru. Arteri pulmonalis kanan dan kiri memberikan

    cabang ke lobus superior sebelum memasuki hilus. Di dalam paru-paru a.

    pulmonalis berjalan posterolateral terhadap cabang bronkus utama dan

    memberikan cabang ke tiap-tiap lobus dan segmen. Cabang terminal a. pulmonalis

    kemudian terbagi menjadi kapiler-kapiler pada dinding alveoli di mana terjadi

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    13/35

    xiii

    pertukaran gas. Darah yang sudah teroksigenasi meninggalkan kapiler-kapiler

    alveoli, masuk ke cabang-cabang vena pulmonalis, yang berjalan di septal

    interlobular. Vena-vena tersebut mengaliri setiap segmen bronkopulmonalis,

    biasanya di permukaan anterior bronkus. Pada paru kanan dan kiri, dua vena

    pulmonalis, yaitu superior dan inferior masuk ke dalam atrium kiri aspek

    posterior.15,16

    Arteri-arteri bronkhialis mengalirkan darah ke jaringan ikat percabangan

    bronkus. Pembuluh darah ini berasal dari aorta torakalis dan berjalan di sepanjang

    aspek posterior bronkus sampai ke bronkiolus respiratorius. Vena bronkialis

    mengalir ke dalam vena azigos dan hemiazigos.15,16

    Pembuluh limfe paru berasal dari pleksus superfisialis dan pleksus

    profunda. Pleksus superfisialis terletak di bawah pleura viseral kemudian mengalir

    ke dalam nodus limfatikus bronkopulmonalis yang terletak di hilus. Limfe

    kemudian dialirkan ke nodus limfatikus trakeobronkhialis yang terletak di

    bifurkatio trakea. Pleksus superfisialis ini berfungsi mengaliri paru dan pleura

    viseral. Pleksus profunda terletak di submukosa bronkus dan di jaringan ikat

    peribronkhial. Pembuluh-pembuluh limfe tersebut kemudian mengalir ke noduslimfatikus pulmonalis yang berjalan di sepanjang bronkus dan a.pulmonalis

    menuju hilus. Limfe kemudian dialirkan ke nodus limfatikus bronkopulmonalis,

    menuju ke nodus limfatikus trakeobronkhialis. Semua cairan limfe baik dari

    pleksus superfisialis maupun profunda kemudian mengalir masuk ke dalam

    trunkus limfatikus bronkomediastinalis, berjalan turun pada sisi-sisi trakea lalu

    mengalir ke dalam v. brakiosefalika atau duktus torasikus. 15,16

    2.2.2 Morfologi Kuman Tuberkulosis

    Ciri ciri kuman berbentuk batang lengkung, gram positif lemah,

    pleiomorfik, tidak bergerak, dengan ukuran panjang 14 m dan tebal 0.3 0.6

    m, tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar matahari

    dan ultra violet. Mereka dapat tampak sendirisendiri atau dalam kelompok pada

    spesimen klinis yang diwarnai atau media biakan, tumbuh pada media sintetis

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    14/35

    xiv

    yang mengandung gliserol sumber karbon dan garam ammonium sebagai sumber

    nitrogen. Mikobakteria ini tumbuh paling baik pada suhu 37 41 C,

    menghasilkan niasin dan tidak ada pigmentasi. Dinding sel kaya lipid

    menimbulkan resistensi terhadap daya bakterisid antibodi dan komplemen.1,2

    Kuman tuberkulosis terdiri dari lemak lebih dari 30% berat dinding

    kuman, asam strearat, asam mikolik, mycosides, sulfolipid serta cord factor dan

    protein terdiri dari tuberkuloprotein (tuberkulin). TB Paru pada orang dewasa

    biasanya disebabkan oleh reaktivasi infeksi sebelumnya sedangkan pada anak-

    anak menunjukkan penularan aktif M. tuberkulosis.13

    Berdasarkan sifat metabolisme basil, terdapat 4 jenis populasi basil

    tuberkulosis, yaitu:

    Populasi A, yang terdiri atas kuman yang secara aktif berkembang biak

    dengan cepat, kuman ini banyak terdapat pada dinding kavitas atau dalam

    lesi yang mempunyai pH netral.

    Populasi B, terdiri atas kuman yang tumbuhnya sangat lamban dan berada

    dalam lingkungan pH yang rendah. Lingkungan asam ini yang

    melindunginya terhadap obat anti-tuberkulosis tertentu.

    Populasi C, yang terdiri atas kuman tuberkulosis yang berada dalam

    keadaan dormant hampir sepanjang waktu. Kuman yang terdapat dalam

    dinding kavitas ini jarang mengadakan metabolisme secara aktif dalam

    waktu yang singkat.

    Populasi D, terdiri atas kuman-kuman yang sepenuhnya bersifat dormant

    sehingga sama sekali tidak bisa dipengaruhi oleh obat-obat anti

    tuberkulosis.4,12

    2.3 Klasifikasi Tuberkulosis

    2.3.1 Tuberkulosis primer

    Tuberkulosis primer adalah peradangan paru yang disebabkan oleh basil

    tuberkulosis pada tubuh penderita yang belum pernah mempunyai kekebalan

    spesifik tehadap basil tersebut. Pembagian tuberkulosis paru primer:5

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    15/35

    xv

    1. Tuberkulosis primer yang potensial ( potential primary tuberkulosis )

    terjadi kontak dengan kasus terbuka, tetapi uji tuberculin masih negative.

    2.

    Tuberkulosis primer laten ( latent primary tuberkulosis ). Tanda tanda

    infeksi sudah kelihatan, tetapi luas dan aktivitas penyakit tidak diketahui.

    Uji tuberculin masih negative. Radiologis tidak tampak kelainan.

    3.

    Tuberkulosis primer yang manifest ( manifest primary tuberkulosis ), uji

    tuberculin positif dan terlihat kelainan radiologis.

    Penyulit tuberkulosis paru primer1,5

    1.

    Pembesaran kelenjar servikal superficial Penyebaran langsung

    tuberkulosis ke kelenjar limfe mediastinum bagian atas dan paratrakea

    berasal dari kelenjar hilus, paling sering menyerang kelenjar limfe

    supraklavikula dan servikal anterior. Kelainan di kelenjar tersebut bereaksi

    sangat lambat terhadap obat anti tuberkulosis. Bila terjadi abses pada

    kelenjar dilakukan pembedahan.

    2.

    Pleuritis tuberkulosis Kelainan pada pleura merupakan penyakit dini

    tuberkulosis primer dan terjadi 6 8 bulan setelah serangan awal sering

    disertai kelainan pada kulit yaitu eritema nodosum.3.

    Efusi pleura Biasanya jernih, prognosa masih baik, reaksi tehadap obat

    anti tuberkulosis sering kali dramatis karena dapat memberi resolusi

    sempurna dalam 1 2 minggu. Kemungkinan untuk menderita

    tuberkulosis post primer di kemudian hari lebih besar.

    4. Tuberkulosis Millier Kelainan ini paling dini dibanding dengan penyakit

    tuberkulosis primer yang lain. Proses tuberkulosis milier terjadi 8 bulan

    setelah timbul tuberkulosa primer. Gambaran radiologik tampak 2 minggusetelah gejala klinik.

    5. Meningitis tuberkulosis Dapat terjadi sebagai akibat penyebaran

    hematogen atau fokus pengejuan yang pecah di rongga subarachnoid pada

    tahap akhir dari tuberkulosis milier.

    2.3.2 Tuberkulosis paru post primer

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    16/35

    xvi

    Tuberkulosis paru post primer adalah peradangan paru yang disebabkan

    oleh basil tuberkulosis pada tubuh yang telah peka tehadap tuberkuloprotein.

    Dari luar ( eksogen ) infeksi ulang pada tubuh yang pernah menderitatuberkulosis.

    Dari dalam ( endogen ) infeksi berasal dari basil yang sudah berada dalam

    tubuh, merupakan proses lama yang pada mulanya tenang dan oleh suatu

    keadaan menjadi aktif kembali. Adapun pembagian primer paru post

    primer adalah :

    a. Tuberkulosis minimal Terdapat sebagian kecil infiltrat non kavitas

    pada satu paru maupun kedua paru, tapi jumlahnya tidak melebihi satu

    lobus paru.

    b. Moderately Advanced Tuberkulosis Ada kavitas dengan diameter tidak

    lebih dari 4 cm. Jumlah infiltrat bayangan halus tidak lebih dari satu

    bagian paru, bila bayangan kasar tidak lebih dari sepertiga bagian satu

    paru.

    c.

    Far advanced tuberkulosis Terdapat infiltrat dan kavitas yang melebihi

    keadaan pada Moderately Advanced Tuberkulosis.

    2.4 Patogenesis Tuberkulosis pada Anak

    Paru merupakan port d entre lebih dari 98 % kasus infeksi TB. Karena

    ukurannya yang sangat kecil (

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    17/35

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    18/35

    xviii

    fokal. Jika terjadi nekrosis pengkejuan yang berat, bagian tengah lesi akan

    mencair dan keluar melalui bronkus sehingga meninggalkan rongga di jaringan

    paru (kavitas).3

    Kelenjar limfe parahilus atau paratrakeal yang mulanya berukuran normal

    pada awal infeksi, akan membesar karena reaksi inflamasi yang berlanjut,

    sehingga bronkus akan terganggu. Obstruksi parsial pada bronkus akibat tekanan

    eksternal menimbulkan hiperinflasi di segmen distal paru melalui mekanisme

    ventil. Obstruksi total dapat menyebabkan ateletaksis kelenjar yang mengalami

    inflamasi dan nekrosis pengkejuan dapat merusak dan menimbulkan erosi dinding

    bronkus, sehingga menyebabkan TB endobronkial atau membentuk fistula. Massa

    keju dapat menimbulkan obstruksi komplit pada bronkus sehingga menyebabkan

    gangguan pneumonitis dan ateletaksis, yang sering disebut sebagai lesi segmental

    kolaps-konsolidasi.6

    Selama masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas seluler, dapat

    terjadi penyebaran limfogen dan hematogen. Pada penyebaran limfogen, kuman

    menyebar ke kelenjar limfe regional membentuk kompleks primer atau berlanjut

    menyebar secara limfohematogen. Dapat juga terjadi penyebaran hematogenlangsung, yaitu kuman masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh

    tubuh. Adanya penyebaran hematogen inilah yang menyebabkan TB disebut

    sebagai penyakit sistemik.3

    Penyebaran hematogen yang paling sering terjadi adalah dalam bentuk

    penyebaran hematogenik tersamar. Melalui cara ini, kuman TB menyebar secara

    sporadik dan sedikit demi sedikit sehingga tidak menimbulkan gejala klinis.

    Kuman TB kemudian mencapai berbagai organ diseluruh tubuh, bersarang

    diorgan yang mempunyai vaskularisasi baik, paling sering di apeks paru, limpa

    dan kelenjar limfe superfisialis. Selain itu, dapat juga bersarang di organ lain

    seperti otak, hati, tulang, ginjal, dan lain-lain. Pada umumnya, kuman di sarang

    tersebut tetap hidup, tetapi tidak aktif, demikian pula dengan proses patologiknya.

    Sarang di apeks paru disebut dengan fokus Simon, yang di kemudian hari dapat

    mengalami reaktivasi dan terjadi TB apeks paru saat dewasa.2

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    19/35

    xix

    Pada anak, 5 tahun pertama setelah terjadi infeksi (terutama 1 tahun

    pertama) biasanya sering terjadi komplikasi TB. Menurut Wallgren, ada tiga

    bentuk dasar TB paru pada anak, yaitu penyebaran limfohematogen, TB

    endobronkial, dan TB paru kronik. Tuberkulosis paru kronik adalah TB

    pascaprimer sebagai akibat reaktivasi kuman di dalam fokus yang tidak

    mengalami resolusi sempurna. Reaktivasi ini jarang terjadi pada anak tetapi sering

    terjadi pada remaja dan dewasa muda.6

    Tuberkulosis ekstrapulmonal, yang biasanya juga merupakan manifestasi

    TB pascaprimer, dapat terjadi pada 25-30% anak yang terinfeksi TB. Tuberkulosis

    sistem skeletal terjadi pada 5-10% anak yang terinfeksi, paling banyak terjadi

    dalam 1 tahun, tetapi dapat juga 2-3 tahun setelah infeksi primer. Tuberkulosis

    ginjal biasanya terjadi 5-25 tahun setelah infeksi primer.2

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    20/35

    xx

    Gambar 2.3. Patogenesis tuberkulosis.3

    Gambar 2.4. Kalender perjalanan penyakit TB primer.3

    Proses infeksi TB tidak langsung memberikan gejala. Uji tuberkulin

    biasanya positif dalam 4-8 minggu setelah kontak awal dengan kuman TB. Pada

    awal terjadinya infeksi TB, dapat dijumpai demam yang tidak tinggi dan eritema

    nodusum, tetapi kelainan kulit ini berlangsung singkat sehingga jarang terdeteksi.

    Sakit TB primer dapat terjadi kapan saja pada tahap ini.2

    Tuberkulosis milier dapat terjadi setiap saat, tetapi biasanya berlangsung

    dalam 3-6 bulan pertama setelah infeksi TB, begitu juga dengan meningitis TB.

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    21/35

    xxi

    Tuberkulosis pleura terjadi dalam 3-6 bulan pertama setelah infeksi TB.

    Tuberkulosis sistem skeletal terjadi pada tahun pertama, walaupun dapat terjadi

    pada tahun kedua dan ketiga. Tuberkulosis ginjal biasanya terjadi lebih lama,

    yaitu 5-25 tahun setelah infeksi primer. Sebagian besar manifestasi klinis sakit TB

    terjadi pada 5 tahun pertama, terutama pada 1 tahun pertama, dan 90% kematian

    karena TB terjadi pada tahun pertama setelah diagnosis TB.3

    2.5 Manifestasi Klinis Tuberkulosis

    Karena patogenesis TB sangat kompleks, manifestasi klinis TB sangat

    bervariasi dan bergantung pada faktor kuman TB, penjamu serta interaksi diantara

    keduanya. Faktor kuman bergantung pada jumlah kuman dan virulensinya,

    sedangkan faktor penjamu bergantung pada usia dan kompetensi imun serta

    kerentanan penjamu pada awal terjadinya infeksi.2

    Anak kecil sering tidak menunjukkan gejala selama beberapa waktu.

    Tanda dan gejala pada balita dan dewasa muda cenderung lebih signifikan

    sedangkan pada kelompok dengan rentang umur diantaranya menunjukkan

    clinically silent dissease.3

    2.5.1 Manifestasi sistemik

    Manifestasi sistemik adalah gejala yang bersifat umum dan tidak spesifik

    karena dapat disebabkan oleh berbagai penyakit atau keadaan lain. Beberapa

    manifestasi sistemik yang dapat dialami anak yaitu:3

    1. Demam lama (>2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas, yang

    dapat disertai keringat malam. Demam pada umumnya tidak tinggi.

    Temuan demam pada pasien TB berkisar antara 40-80% kasus.

    2. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulan

    dengan penanganan gizi atau naik tetapi tidak sesuai dengan grafik

    pertumbuhan.

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    22/35

    xxii

    3. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan berat badan

    tidak naik dengan adekuat (failure to thrive).

    4.

    Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan biasanya

    multipel.

    5. Batuk lama lebih dari 3 minggu, dan sebab lain telah disingkirkan, tetapi

    pada anak bukan merupakan gejala utama.

    6. Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare.

    7. Malaise (letih, lesu, lemah, lelah).

    2.5.2 Manifestasi Spesifik Paru

    TB Asimptomatis

    Infeksi asimptomatis (atau laten) didefinisikan sebagai infeksi yang

    diasosiasikan dengan hipersensitivitas tuberkulis dan tes tuberkulin positif tanpa

    gejala klinis dan manifestasi radiologis. Dari CT scan dapat dilihat pembesaran

    nodus limfe di rongga dada, walaupun pada rontgen hasil dapat normal. Kadang-

    kadang, demam subfebris ditemukan pada onset penyakit. Sekiranya anak

    berkontak dengan individu dengan TB menular yang tes tuberkulin positif,

    diagnosis TB asimptomatis harus segera disingkirkan setelah rontgen foto thorak

    dan pemeriksaan fisik yang teliti.4

    TB Paru Primer

    Kompleks primer mengandung 3 elemen: fokus primer, limfangitis dan

    limfadenitis regional. Tanda yang khas pada penyakit ini adalah daerah adenitis

    yang relatif besar berbanding lokus pada paru. Karena aliran limfatik thorak

    berlangsung secara predominan dari kiri ke kanan, nodus pada bagian kanan atas

    paratrakeal sering dinilai paling terafeksi.4

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    23/35

    xxiii

    Interpretasi ukuran nodus limfe intratoraks pada rontgen sulit, tapi akan

    terlihat jelas apabila terdapat adenopati yang disebabkan oleh tuberkulosis.

    Apabila nodus limfe membesar, obstruksi parsial dari bronkus dapat menimbulkan

    hiperinflasi dan berlanjut kepada atelektasis. Gambaran radiologis pada penyakit

    ini mirip penyakit yang disebabkan oleh aspirasi benda asing. Atelektasis

    segmental dan lesi hiperinflasi dapat terjadi bersamaan.3

    Balita cenderung memperlihatkan tanda dan gejala karena perbahan

    diameter saluran nafas berbanding nodus limfe parenkim. Simptom yang paling

    sering adalah batuk non produktif dan dispneu. Gangguan respiratorik contohnya

    obstruksi bronkus dengan tanda adanya air trapping dan gejala wheezing jarang

    dikeluhkan.6

    TB Paru Progresif

    TB paru progresif merupakan komplikasi lanjutan dari TB paru primer.

    Kompleks primer yang menjadi fokus awal paru yang tidak mengalami kalsifikasi

    membesar dengan stabil membentuk caseous centre yang kemudiannya melelehke dalam broncus adjacent membentuk kavitas primer. Likuifikasi ini

    berhubungan dengan besarnya jumlah basil TB, merupakan faktor yang

    menyebabkan seorang anak dapat mentransmisikan M. tuberkulosis kepada

    individu lainnya. Dapat terjadi diseminasi lanjut basil tuberkel ke lobus lain danke

    seluruh paru. Gambaran klinis pada penyakit ini adalah bronkopneumonia dengan

    demam tinggi, batuk sedang sampai berat, keringat malam, dullness pada perkusi,

    rales, dan penurunan bunyi nafas.4

    TB Paru Kronis/Reaktivasi

    Sebelum penemuan Obat Anti Tuberkulosis (OAT), TB paru kronis sangat

    jarang ditemukan pada anak. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak-anak

    yang mempunyai strata sosioekonomi yang rendah, anak perempuan dan pada

    anak dengan diagnosis TB yang lambat ditegakkan. Penyakit ini sering ditemukan

    pada remaja berbanding anak dengan gambaran radiologis mirip pada orang

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    24/35

    xxiv

    dewasa, dengan gambaran infiltrat pada lobus atas dan kavitas. Anak dengan

    penyakit ini cenderung mengalami demam, anoreksia, malaise, penurunan berat

    badan, keringat malam, batuk produktif, nyeri dada dan hemoptisis.3

    Efusi pleura

    Efusi pleura yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat dilokalisir atau

    digeneralisir, unilateral atau bilateral. Efusi pleura TB jarang ditemukan pada

    anak kurang dari 2 tahun dan hampir tidak ditemukan pada anak usia dibawah 5

    tahun. Onset dari pleurisy berlangsung cepat mirip pneumonia bakteri, dengan

    gambaran klinis nyeri dada, sesak nafas, perkusi dullness dan penurunan bunyi

    nafas. Demam tinggi dan jika tidak dirawat dapat berlangsung beberapa

    minggu.7,8

    2.6Penegakan Diagnosa Infeksi Tuberkulosis pada Anak

    Uji tuberkulin

    Tuberkulin adalah komponen protein kuman TB yang mempunyai sifatantigenik yang kuat. Jika disuntikkan secara intrakutan kepada seseorang yang

    telah terinfeksi TB, maka akan terjadi reaksi berupa indurasi di lokasi suntikan.

    Uji tuberkulin cara mantoux dilakukan dengan menyuntikkan 0,1 ml PPD RT-23

    2TU secara intrakutan di bagian volar lengan bawah. Pembacaan dilakukan 48-72

    jam setelah penyuntikan. Pengukuran dilakukan terhadap indurasi yang timbul.

    Jika tidak timbul indurasi sama sekali hasilnya dilaporkan sebagai negatif.2,5

    Secara umum hasil uji tuberkulin dengan diameter indurasi 10 mm

    dinyatakan positif tanpa menghiraukan penyebabnya. Hasil positif ini sebagian

    besar disebabkan oleh infeksi TB alamiah, tetapi masih mungkin disebabkan oleh

    imunisasi BCG atau infeksi M. atipik. Pada anak balita yang telah mendapat

    BCG, diameter indurasi 10-14 cm dinyatakan uji tuberkulin positif, kemungkinan

    besar karena infeksi TB alamiah, tetapi masih mungkin disebabkan oleh BCG-

    nya, tapi bila ukuran indurasinya 15 mm sangat mungkin karena infeksi alamiah.

    Apabila diameter indurasi 0-4 mm dinyatakan uji tuberkulin negatif. Diameter 5-9

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    25/35

    xxv

    cm dinyatakan positif meragukan. Pada keadaan imunokompromis atau pada

    pemeriksaan foto thorak terdapat kelainan radiologis hasil positif yang digunakan

    5mm.2,5

    Uji interferon

    Prinsip yang digunakan adalah merangsang limfosit T dengan antigen

    tertentu, diantaranya antigen dari kuman TB. Bila sebelumya limfosit T tersebut

    telah tersensitisasi dengan antigen TB maka limfosit T akan menghasilkan

    interferon gamma yang kemudian di kalkulasi. Akan tetapi, pemeriksaan ini

    hingga saat ini belum dapat membedakan antara infeksi TB dan sakit TB.5

    Radiologi

    Gambaran foto Rontgen toraks pada TB tidak khas, kelainan-kelainan

    radiologis pada TB dapat juga dijumpai pada penyakit lain. Secara umum,

    gambaran radiologis yang sugestif TB adalah:

    1. Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrate

    2. Konsolidasi segmental/lobar

    3. Milier

    4. Kalsifikasi dengan infiltrate

    5. Atelektasis

    6. Kavitas

    7.

    Efusi pleura

    8. Tuberkuloma

    Serologi

    Beberapa pemeriksaan serologis yang ada di antaranya adalah PAP TB,

    mycodot, Immuno Chromatographic Test (ICT), dan lain lain. Akan tetapi, hingga

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    26/35

    xxvi

    saat ini belum ada satupun pemeriksan serologis yang dapat membedakan antara

    infeksi TB dan sakit TB.5

    Mikrobiologi

    Pemeriksaan mikrobiologi yang dilakukan terdiri dari pemeriksaan

    mikroskopik apusan langsung untuk menemukan BTA, pemeriksaan biakan

    kuman M. Tuberkulosis dan pemeriksaan PCR. Pada anak pemeriksaan

    mikroskopik langsung sulit dilakukan karena sulit mendapatkan sputum sehingga

    harus dilakukan bilas lambung. Dari hasil bilas lambung didapatkan hanya 10 %

    anak yang memberikan hasil positif. Pada kultur hasil dinyatakan positif jika

    terdapat minimal 10 basil per milliliter spesimen. Saat ini PCR masih digunakan

    untuk keperluan penelitian dan belum digunakan untuk pemeriksaan klinis

    rutin.2,5

    Patologi Anatomik

    Pemeriksaan PA dapat menunjukkan gambaran granuloma yang

    ukurannya kecil, terbentuk dari agregasi sel epiteloid yang dikelilingi oleh

    limfosit. Granuloma tersebut mempunyai karakteristik perkijuan atau area

    nekrosis kaseosa di tengah granuloma. Gambaran khas lainnya ditemukannya sel

    datia langerhans.2

    Untuk memudahkan diagnosis TB paru pada anak, IDAI merekomendasikan

    diagnosis TB anak dengan sistem skoring, yaitu pembobotan terhadap gejala atau

    tanda klinis yang dijumpai.9,10

    2.7 Penatalaksanaan Tuberkulosis

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    27/35

    xxvii

    2.7.1 Medikamentosa

    Obat TB yang digunakan

    1.Isoniazid

    INH adalah obat anti tuberkulosis yang efektif saat ini bersifat

    bakterisid dan sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolit

    aktif yaitu kuman yang sedang berkembang dan bersifat bakteriostatik

    terhadap kuman yang diam. Obat ini efektif pada intrasel dan ekstrasel

    kuman, dapat berdifusi kedalam seluruh jaringan dan cairan tubuh

    termasuk cairan serebrospinal (CSS), cairan pleura, cairan asites,

    jaringan caseosa dan angka timbulnya reaksi simpang (adverse

    reaction) sangat rendah. Dosis harian INH biasa diberikan 5-15

    mg/kgBB/hari, max 300 mg/hari, secara peroral, diberikan 1x

    pemberian. INH yang tersedia umumnya dalam bentuk tablet 100 mg

    dan 300 mg dan dalam bentuk sirup 100 mg/5 ml.

    INH mempunyai 2 efek toksik utama yaitu hepatotoksik dan

    neuritis perifer, tetapi keduanya jarang terjadi pada anak, tetapi

    frekuensinya meningkat dengan bertambahnya usia. Hepatotoksik

    mungkin terjadi pada remaja atau anak-anak dengan tuberkulosis berat.

    Idealnya perlu pemantauan kadar transaminase pada 2 bulan pertama.

    Hepatotoksik akan meningkat apabila INH diberikan bersama dengan

    Rifampisin dan PZA. Penggunaan INH bersama dengan fenobartbital

    atau fenitoin dapat meningkatkan resiko hepatotoksik. INH tidak

    dilanjutkan pemberiannya pada keadaan kadar transaminase serum

    naik lebih dari 3x harga normal atau terjadi manifestasi klinik hepatitis,

    berupa mual, muntah, nyeri perut dan kuning.Neuritis perifer timbul akibat inhibisi kompetitif karena

    metabolisme piridoksin. Kadar piridoksin berkurang pada anak yang

    menggunakan INH tetapi manifestasi klinisnya jarang sehingga tidak

    diperlukan piridoksin tambahan. Manifestasi klinis neuritis perifer

    yang paling sering adalah mati rasa atau kesemutan pada tangan dan

    kaki. Piridoksin diberikan 1x sehari 25-50 mg atau 10 mg piridoksin

    tiap 100 mg INH.

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    28/35

    xxviii

    Manifestasi alergi atau hipersensitivitas yang disebabkan INH

    jarang terjadi. Efek samping yang jarang terjadi antara lain pelagra,

    anemia hemolitik pada pasien dengan defisiensi enzim G6PD, dan

    reaksi mirip lupus yang disertai ruam dan artritis.

    2.Rifampisin

    Rifampisin bersifat bakteriosid pada intrasel dan ekstrasel,

    dapat memasuki semua jaringan, dapat membunuh kuman semi-

    dormand yang tidak dapat dibunuh oleh INH. Rifampisin diabsorpsi

    dengan baik melalui sistem gastrointestinal pada saat perut kosong,

    dan kadar serum puncak tercapai dalam 2 jam. Saat ini rifampisin

    diberikan dalam bentuk oral dengan dosis 10-20mg/kgbb/hari,

    maksimal 600mg/hari dengan dosis 1 kali pemberian perhari. jika

    diberikan bersama INH, dosis rifampisin tidak melebihi

    15mg/kgbb/hari dan dosis INH tidak melebihi 10mg/kgbb/hari. Seperti

    halnya INH, rifampisin didistribusikan secara luas ke jaringan dan

    cairan tubuh, termasuk CSS. Ekskresi rifampisin terutama terjadi

    melalui traktus biliaris. Kadar yang efektif juga dapat ditemukan

    diginjal dan urin. Efek samping rifampisin lebih sering terjadi daripada

    INH.

    Efek samping rifampisin adalah gangguan gastrointestinal

    (mual dan muntah) dan hepatotoksisitas (ikterus atau hepatitis) yang

    biasanya ditandai oleh peningkatan kadar transaminase serum yang

    asimptomatik. Rifampisin dapat menyebabkan trombositopenia.

    Rifampisin umumnya tersedia dalam sediaan kapsul 150mg, 300mg

    dan 450mg. sehingga kurang sesuai untuk digunakan pada anak-anakdengan berbagai kisaran berat badan.

    3.Pirazinamid

    Pirazinamid adalah derivat dari nikotinamid berpenetrasi baik

    pada jaringan dan cairan tubuh termasuk SSP, cairan serebrospinal,

    bakterisid hanya pada intrasel pada suasana asam, diresorbsi baik pada

    saluran pencernaan. Pemberian PZA secara oral dengan dosis 15-

    30mb/kgbb/hari dengan dosis maksimal 2g/hari. Pirazinamid tersedia

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    29/35

    xxix

    dalam bentuk tablet 500mg. efek samping PZA adalah

    hepatotoksisitas, anoreksia, dan iritasi saluran cerna. Reaksi

    hipersensisitivitas dan hiperurisemia jarang timbul pada anak.

    4.Etambutol

    Etambutol jarang diberikan pada anak karena potensi

    toksisitasnya pada mata. Dosis etambutol (EMB) 15-20mg/kg/hari.

    Maksimal 1,25g/hari dengan dosis tunggal. Ekskresi terutama lewat

    ginjal dan saluran cerna. EMB tersedia dalam tablet 250mg dan

    500mg. Memiliki aktivitas bakteriostatik dan berdasarkan pengalaman,

    dapat mencegah timbulnya resistensi terhadap obat-obat lain. EMB

    dapat bersifat bakteriosid, jika diberikan dengan dosis tinggi dengan

    terapi intermiten. EMB tidak berpenetrasi baik pada SSP, demikian

    juga pada keadaan meningitis. EMB ditoleransi dengan baik pada

    dewasa dan anak-anak pada pemberian oral dengan dosis 1 atau 2 kali

    sehari. Kemungkinan toksisitas utama adalah neuritis optik dan buta

    warna merah-hijau. Tidak terdapat laporan toksisitas optik pada anak-

    anak.

    5.Streptomisin

    Streptomisin bersifat bakteriosid dan bakteriostatik. Kuman

    ekstraseluler pada keadaan basa atau netral, jadi tidak efektif

    membunuh kuman intraseluler. Streptomisin dapat diberikan secara IM

    dengan dosis 15-40 mg/kgBB/hari, maksimal 1 gram perhari, kadar

    puncak 40-50 mikrogram permilliliter dalam waktu 1-2 jam.

    Streptomicin sangat baik melewati selaput otak yang meradang, tetapi

    tidak dapat melewati selaput otak yang tidak meradang. Streptomisinberdifusi dengan baik pada jaringan dan cairan pleura, dieksresi

    melalui ginjal. Toksisitas utama streptomisin terjadi pada nervus

    kranial VIII yang mengganggu keseimbangan dan pendengaran berupa

    telinga berdengung (tinismus) dan pusing.

    Panduan obat TB

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    30/35

    xxx

    Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal 2 macam obat dan diberikan

    dalam waktu relatif lama (6-12 bulan). Pengobatan TB dibagi dalam 2 fase yaitu

    fase intensif (2 bulan pertama) dan sisanya sebagai fase lanjutan. Pemberian

    paduan obat ini ditujukan untuk mencegah terjadinya resistensi obat dan untuk

    membunuh kuman intraseluler dan ekstraseluler. Sedangkan pemberian obat

    jangka panjang selain untuk membunuh kuman, juga untuk mengurangi

    kemungkinan terjadinya relaps. OAT pada anak diberikan setiap hari, bukan 2

    atau 3 kali dalam seminggu. Hal ini bertujuan mengurangi ketidak teraturan

    minum obat yang lebih sering terjadi jika obat tidak diminum setiap hari. Obat-

    obat baku untuk seagian besar kasus TB pada anak adalah paduan rifampisin, INH

    dan pirazinamid. Pada fase intensif diberikan rifampisin, INH, dan pirazinamid,

    sedangkan fase lanjutan hanya diberikan rifampisin dan INH. Pada keadaan TB

    berat baik pulmonal maupun ekstrapulmonal seperti TB milier, meningitis TB, TB

    tulang, dan lain-lain pada fase intensif diberikan minimal 4 macam obat

    (rifampisin, INH, PZA, EMB, atau streptomisin) sedangkan fase lanjutan

    diberikan rifampisin dan INH selama 10 bulan. Untuk kasus TB tertentu yaitu TB

    milier, efusi pleura TB, perikarditis TB, TB endobronkial, meningitis TB, dan

    peritonitis TB diberikan kortikosteroid (prednison) dengan dosis 1-

    2 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis. Lama pemberian kortikosteroid adalah 2-4

    minggu dengan dosis penuh, dilanjutkan tappering off dalam jangka waktu yang

    sama.

    Evaluasi hasil pengobatan

    Evaluasi pengobatan dilakukan setelah 2 bulan. Diagnosis TB pada anak

    sulit dan tidak jarang terjadi salah diagnosis. Apabila berespon pengobatan baikyaitu gejala klinisnya hilang dan terjadi penambahan berat badan, maka

    pengobatan dilanjutkan. Apabila respon setelah 2 bulan kurang baik, yaitu gejala

    masih ada, tidak terjadi penambahan berat badan, maka obat anti TB tetap

    diberikan dengan tambahan merujuk ke sarana lebih tinggi atau ke konsultan paru

    anak.

    Apabila setelah pengobatan 6-12 bulan terdpat perbaikkan klinis, seperti

    berat badan mengingkat, napsu makan membaik, dan gejala-gejala lainnya

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    31/35

    xxxi

    menghilang, maka pengobatan dapat dihentikan. Jika masih terdapat kelainan

    gambaran radiologis maka dianjurkan pemeriksaan radiologis ulangan.

    2.7.2 Non medika mentosa

    Pendekatan DOTS

    DOTS adalah strategi yang telah direkomendasi oleh WHO dalam

    pelaksanaanprogram penanggulangan TB. Penanggulangan dengan strategi

    DOTS dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi. Sesuai dengan

    rekomendasi WHO, maka strategi DOTS terdiri atas 5 komponen, yaitu sebagai

    berikut.

    Komitmen politis dari para pengambil keputusan termasuk dukungan

    dana.

    Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.

    Pengobatan dengan panduan OTA jangka pendek dengan pengawasan

    langsung oleh pengawas menelan obat (PMO).

    Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin.

    Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan

    dan evaluasi program penganggulangan TBC

    Sumber penularan dan case finding

    Sumber penularan adalah orang dewasa yang menderita TB aktif dan

    melakukan kontak erat dengan anak tersebut. Pelacakan dilakukan dengan cara

    pemeriksaan radiologis dan BTA sputum (pelacakan sentripetal). Selain itu perlu

    dicari pula anak lain di sekitarnya yang mungkin tertular dengan uji tuberkulin.

    Pelacakan tersebut dilakukan dengan cara anamnestik, pemeriksaan fisik, dan

    pemeriksaan penunjang, yaitu uji tuberkulin.

    Aspek sosial ekonomi

    Pengobatan tuberkulosis tidak terlepas dari masalah sosio ekonomi, karena

    pengobatan TB memerlukan kesinambungan pengobatan dalam jangka waktu

    yang cukup lama, maka memerlukan biaya yang cukup besar. Edukasi ditujukan

    kepada pasien dan keluarganya agar mengetahui tentang tuberkulosis. Pasien TB

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    32/35

    xxxii

    anak tidak perlu diisolasi. Aktifitas fisik pasien TB anak tidak perlu dibatasi,

    kecuali pada TB berat.

    2.7.3 Pencegahan

    BCG

    Imunisasi BCG diberikan pada usia sebelum 2 bulan. Dosis untuk bayi

    sebesar 0,05 ml dan untuk anak 0,10 ml diberikan intrakutan di daerah insersi otot

    deltoid kanan. Bila BCG diberikan pada usia lebih dari 3 bulan, sebaiknya

    dilakukan uji tuberkulin dulu. Kontra indikasi pemberian imunisasi BCG adalah

    deficiensi imun, infeksi berat, dan luka bakar.

    Kemoprofilaksis

    Kemoprofilaksis primer bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi TB

    pada anak, sedangkan kemoprofilaksis sekunder mencegah aktifnya infeksi

    sehingga anak tidak sakit. Pada kemoprofilaksis primer, diberikan INH dengan

    dosis 5-10 mg/kgBB/hari dengan dosis tunggal. Obat dihentikan jika sumber

    kontak sudah tidak menular lagi dan anak ternyata tetap tidak infeksi (setelah uji

    tuberkulin ulangan). Kemoprofilaksis sekunder diberikan pada anak yang telah

    terinfeksi, tetapi belum sakit, ditandai dengan uji tuberkulin positif, klinis dan

    radiologis normal. Anak yang mendapat kemoprofilaksis sekunder adalah usia

    balita, menderita morbili, varisela, dan pertusis, mendapat obat imunosupresif

    yang lama (sitostatik, dan kortikosteroid) usia remaja dan infeksi TB baru.

    Konversi uji tuberkulin dalam waktu kurang dari 12 bulan.

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    33/35

    xxxiii

    2.8 Komplikasi Tuberkulosis

    Limfadenitis, meningitis, osteomielitis, arthtritis, enteritis, peritonitis,

    penyebaran ke ginjal, mata, telinga tengah dan kulit dapat terjadi. Bayi yangdilahirkan dari orang tua yang menderita tuberkulosis mempunyai risiko yang

    besar untuk menderita tuberkulosis. Kemungkinan terjadinya gangguan jalan

    nafas yang mengancam jiwa harus dipikirkan pada pasien dengan pelebaran

    mediastinum atau adanya lesi pada daerah hilus.13,14

    2.9 Prognosis Tuberkulosis

    Prognosa dipengaruhi oleh banyak faktor seperti umur anak, berapa lama

    setelah mendapat infeksi, luasnya lesi, keadaan gizi, keadaan sosial ekonomi

    keluarga, diagnosa dini, pengobatan adekuat, kepatuhan minum obat, dan adanya

    infeksi lain seperti morbilli, pertusis, diare yang berulang dan lainlain.

    Pada pasien dengan sistem imun yang prima, terapi menggunakan OAT

    terkini memberikan hasil yang potensial untuk mencapai kesembuhan. Jika kuman

    sensitif dan pengobatan lengkap, kebanyakan anak sembuh dengan gejala sisa

    yang minimal. Terapi ulangan lebih sulit dan kurang memuaskan hasilnya.

    Perhatian lebih harus diberikan pada pasien dengan imunodefisiensi, yang resisten

    terhadap berbagai rejimen obat, yang berespon buruk terhadap terapi atau dengan

    komplikasi lanjut. Pasien dengan resistensi multiple terhadap OAT jumlahnya

    meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena para dokter meresepkan

    rejimen terapi yang tidak adekuat ataupun ketidakpatuhan pasien dalam menjalani

    pengobatan.14

    Ketika terjadi resistensi atau intoleransi terhadap Isoniazid dan

    Rifampicin, angka kesembuhan menjadi hanya 50%, bahkan lebih rendah lagi.

    Dengan OAT (terutama isoniazid) terjadi perbaikan mendekati 100% pada pasien

    dengan TB milier. Tanpa terapi OAT pada TB milier maka angka kematian

    hampir mencapai 100%.12,14

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    34/35

    xxxiv

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Alatas, Dr. Husein et al : Ilmu Kesehatan Anak, edisi ke 7, buku 2,

    Jakarta; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1997, hal 573761.2. Amin, Zulkifli dan Asril Bahar. Tuberkulosis Paru dalam Buku Ajar Ilmu

    Penyakit Dalam Edisikelima Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu

    Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia, 2009; h. 2230-

    22472.

    3.

    Baratawidjaja, K.G., 2004. Imunologi Dasar (edisi ke-6), Balai Penerbit

    FK UI, Jakarta

    4.

    Behrman, Kliegman, Arvin, editor Prof. Dr. dr. A. Samik Wahab, SpA(K)

    et al: Nelson, Ilmu Kesehatan Anak, edisi 15, buku 2, EGC 2000, hal 1028

    1042.

    5.

    Corry, S., Wahidiyat, I., Sastroasmoro, S., 2003. Diagnosis Fisis pada

    Anak. CV Sagung Seto, Jakarta.

    6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional

    Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta, Depkes RI, 2000

    7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional

    Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta : Depkes RI, 2005

    8.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007. Pedoman Nasional

    Penanggulangan Tuberkulosis. Departemen Kesehatan Republik

    Indonesia, Jakarta.

    9.

    Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005. Pharmaceutical

    Care untuk Penyakit Tuberkulosis. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

    10.Extensive Transmission of Mycobacterium tuberculosis from a Child.

    http://www.cdc.gov/TB/pubs/sledeset/pediatricTB/defailt.htm.. Last

    Modified: 2006.

    11.Extensive Transmission of Mycobacterium tuberculosis from a Child.

    http://www.nejm.com. Last Modified 11/11/1999.

    12.Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberculosis Paru dalam IPDs

    Compedium of Indonesia Medicine 1st Edition. Jakarta : PT.

    Medinfocomm Indonesia ; 2009. h. 122-142

  • 8/10/2019 Infeksi Tbc Pada Anak

    35/35

    13.Price, Sylvia A; Wilson, Lorraine M. : Patofisiologi Klinik, edisi ke 5,

    Tuberkulosis, hal 753761.

    14.

    Raharjo, N., Basir, D., Makmuri, MS., Kartasasmita, C., 2005. Pedoman

    Nasional Tuberkulosis Anak. UKK Pulmonologi PP IDAI, Jakarta.

    15.Tan, Hoan Tjay Drs.; Rahardja, Kirana Drs. : Obat obat Penting,

    Khasiat, Penggunaan dan Efek efek Sampingnya, edisi ke 5, cetakan ke

    2, Penerbit PT.Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia Jakarta, Bab

    9 Tuberkulostatika, hal 145154.

    16.

    Udiono A, Rahmatullah P, Rusnoto. Faktor-Faktor Yang Berhubungan

    Dengan Kejadian Tb Paru Pada Usia Dewasa (Studi kasus di Balai

    Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Paru Pati). Pati : BP4, 2006

    17.Waspadji,Soparman; Waspadji, Sarwono : Buku Ajar Ilmu Penyakit

    Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Hal 573761.

    18.World Health Organisation. Global Tuberculosis ControlEpidemiology,

    Strategy, Financing. Geneva : WHO 2009

    19.William, W., et al, 2007. Current Pediatric Diagnosis and Treatment. Graw

    Hill Medical, New York.