obat-obat infeksi bangsal anak

41
CEFTAZIDIME Ceftazidime adalah antibiotik jenis sefalosporin generasi ketiga yang berspektrum luas. Aktif terhadap bakteri gram negatif (termasuk Pseudomonas aeruginosa), gram positif (termasuk Staphylococcus aureus), dan anaerob (Peptococcus sp., Peptostreptococcus sp., Propionibacterium sp., Clostridium sp.) terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negatif. Meski demikian, ceftazidime memiliki kemampuan yang lebih lemah untuk membunuh bakteri gram positif. Adalah suatu sefalosporin generasi ketiga yang dapat menembus sawar darah otak. Indikasi Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh kuman yang susceptible antara lain Infeksi umum: septikemi, bakteremi, peritonitis, meningitis, penderita ICU dengan problem spesifik, misalnya luka nakar yang terinfeksi. Infeksi saluran napas bagian bawah: pneumonia, bronkopneumonia, pleuritis, emfisema, bronkiektasis yang terinfeksi, abses paru, infeksi paru pada penderita cystic fibrosis. Infeksi saluran kemih: pyelonefritis akut dan kronis, prostatitis, berbagai abses renal. Infeksi jaringan lunak dan kulit: selulitis, erisipelas, abses, mastitis, luka bakar atau luka lain yang terinfeksi, ulkus pada kulit. Infeksi tulang dan sendi: osteomyelitis, arthritis septik, bursitis yang terinfeksi. Infeksi abdominal dan billier: kolangitis, peritonitis, divertikulitis, penyakit radang pelvic. Ceftazidime biasanya digunakan untuk infeksi Pseudomonas aeruginosa dan juga digunakan sebagai terapi empiris untuk febril neutropeni dalam kombinasi dengan antibiotik lain. Diberikan secara intravena atau intramuskuler setiap 8-12 jam

Upload: dixtrysan-p

Post on 28-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

obat obat infeksi bangsal anak

TRANSCRIPT

Page 1: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

CEFTAZIDIME

Ceftazidime adalah antibiotik jenis sefalosporin generasi ketiga yang berspektrum luas. Aktif terhadap bakteri gram negatif (termasuk Pseudomonas aeruginosa), gram positif (termasuk Staphylococcus aureus), dan anaerob (Peptococcus sp., Peptostreptococcus sp., Propionibacterium sp., Clostridium sp.) terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negatif. Meski demikian, ceftazidime memiliki kemampuan yang lebih lemah untuk membunuh bakteri gram positif.

Adalah suatu sefalosporin generasi ketiga yang dapat menembus sawar darah otak.

Indikasi

Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh kuman yang susceptible antara lain

Infeksi umum: septikemi, bakteremi, peritonitis, meningitis, penderita ICU dengan problem spesifik, misalnya luka nakar yang terinfeksi.

Infeksi saluran napas bagian bawah: pneumonia, bronkopneumonia, pleuritis, emfisema, bronkiektasis yang terinfeksi, abses paru, infeksi paru pada penderita cystic fibrosis.

Infeksi saluran kemih: pyelonefritis akut dan kronis, prostatitis, berbagai abses renal. Infeksi jaringan lunak dan kulit: selulitis, erisipelas, abses, mastitis, luka bakar atau luka lain

yang terinfeksi, ulkus pada kulit. Infeksi tulang dan sendi: osteomyelitis, arthritis septik, bursitis yang terinfeksi. Infeksi abdominal dan billier: kolangitis, peritonitis, divertikulitis, penyakit radang pelvic. Ceftazidime biasanya digunakan untuk infeksi Pseudomonas aeruginosa dan juga digunakan

sebagai terapi empiris untuk febril neutropeni dalam kombinasi dengan antibiotik lain. Diberikan secara intravena atau intramuskuler setiap 8-12 jam (2-3 kali sehari), dengan dosis bervariasi tergantung indikasi, keparahan infeksi, dan/ atau fungsi ginjal pasien.

Dosis:

1-2 gr melalui otot (intra muscular) atau melalui pembuluh darah (intra vascular), lakukan setiap 8 jam

Dosis maksimum: 6 gr/hari Dewasa : 1- 6 gram/hari, dalam 2 – 3 dosis terbagi.

Bayi > 2 bulan dan anak-anak : 30 – 100 mg/kg BB/hari, dalam 2 – 3 dosis terbagi. Neonatus dan bayi < 2 bulan : 25 – 60 mg/kg BB/hari, dalam 2 dosis terbagi. Besarnya dosis dapat disesuaikan dengan jenis infeksi, derajat infeksi, usia, berat badan, dan fungsi ginjal dari penderita. Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis dapat disesuaikan dengan cara menurunkan dosis dan atau dengan memperpanjang interval pemberian obat.

Efek Samping:

Page 2: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Reaksi hipersensitivitas (urticaria, pruritus, ruam, reaksi parah seperti anaphylaxis bisa terjadi); Efek GI (diare, N/V, diare/radang usus besar); Efek lainnya (infeksi candidal).

Dosis tinggi bisa dihubungkan dengan efek CNS (encephalopathy, convulsion); Efek hematologis yang jarang; pengaruh terhadap ginjal dan hati juga terjadi.

Perpanjangan PT (prothrombin time), perpanjangan APTT (activated partial thromboplastin time), dan atau hypoprothrombinemia (dengan atau tanpa pendarahan) dikabarkan terjadi, kebanyakan terjadi dengan rangkaian sisi NMTT yang mengandung cephalosporins.

Penggunaan dosis tinggi harus diberikan dengan hati-hati pada penderita yang mendapat pengobatan bersama-sama dengan obat nefrotoksik (aminoglikosida), diuretik kuat karena dapat mempengaruhi fungsi renal.

Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap Sefalosporin.

CEFIXIME

Cefixime bersifat bakterisid dan berspektrum luas terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negatif, seperti sefalosporin oral yang lain, cefixime mempunyai aktivitas yang poten terhadap mikroorganisme gram positif seperti streptococcus sp., Streptococcus pneumoniae, dan gram negatif seperti Branhamella catarrhalis, Escherichia coli, Proteus sp., Haemophilus influenzae.

Adalah suatu sefalosporin generasi ketiga yang dapat diberikan secara oral

Indikasi

Cefixime diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme sebagai berikut :• Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh Escherichia coli dan Proteus mirabilis.• Otitis media yang disebabkan oleh Haemophillus influenzae (beta-laktamase strain positif dan negatif), Moraxella (Branhamella) catarrhalis (umumnya yang termasuk beta-laktamase strain positif) dan Streptococcus pyogenes.• Faringitis dan tonsillitis yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.• Bronkitis akut dan bronkitis kronik eksaserbasi akut yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae dan Haemophillus influenzae (beta-laktamase strain negatif dan positif).• Pengobatan demam tifoid pada anak dengan multi-resisten terhadap pengobatan standar.

Page 3: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Dosis

Dosis diberikan bersama makanan, disesuaikan dengan umur, berat badan dan kondisi pasien.

• Dewasa dan anak BB ≥ 30 kg : 50 – 100 mg, 2 kali sehari. Pada infeksi yang berat atau dapat berinteraksi, dosis dapat ditingkatkan menjadi 200 mg, 2 kali sehari.• Cefixime suspensi 100 mg : dosis anak adalah 1,5 – 3 mg/kg BB, 2 kali sehari. Untuk infeksi yang berat atau dapat berinteraksi, dosis dapat ditingkatkan menjadi 6 mg, 2 kali sehari.• Pada anak-anak, otitis media harus diobati dengan sediaan suspensi. Studi klinik pada otitis media menunjukkan bahwa pada pemberian dosis yang sama, sediaan suspensi memberikan hasil kadar puncak dalam darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan sediaan tablet. Oleh karena itu pada pengobatan otitis media pengobatan dengan sediaan suspensi tidak boleh diganti dengan sediaan tablet.• Demam tifoid pada anak-anak : 10 – 15 mg/kg BB/hari selama 2 minggu.• Pasien dengan kerusakan fungsi ginjal memerlukan modifikasi dosis tergantung pada tingkat kerusakan. Apabila bersihan kreatinin antara 21 – 60 mL/min atau pasien mendapat terapi hemodialisa, dosis yang dianjurkan adalah 75% dari dosis standar (misalnya 300 mg sehari). Apabila bersihan kreatinin kurang dari 20 mL/min atau pasien mendapat terapi rawat jalan peritonial dialisa berkelanjutan, dosis yang dianjurkan adalah 50% dari dosis standar (misalnya 200 mg perhari).• Pada kasus overdosis : Lakukan pengosongan lambung karena tidak ada antidot yang spesifik. Cefixime tidak dapat dihilangkan dari sirkulasi dalam jumlah yang signifikan oleh proses hemodialisa atau peritoneal dialisa.

Kontra Indikasi

Riwayat syok yang disebabkan oleh Sefiksim. Hipersensitivitas. Anak berusia kurang dari 6 bulan.

Farmakokinetik

Absorbsi melalui oral berjalan lambat dan tidak lengkap. Bioavailabilitas absolut sekitar 40% - 50%. Dalam bentuk suspensi obat ini diserap lebih baik dari bentuk tablet. Kadar puncak serum dicapai setelah 4 jam pemberian. Kadar tinggi terdapat pada empedu dan urin.

Sefiksim diekskresi terutama melalui ginjal. Ekskresi melalui empedu sekitar 10% dari dosis. Obat ini tidak dimetabolisme. Waktu paruh eliminasi dalam serum antara 3 sampai 4 jam, dapat memanjang pada kelainan fungsi ginjal. Obat ini tidak bisa dikeluarkan dari tubuh dengan hemodialisis atau dialisis peritoneal.

Page 4: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Efek Samping

Reaksi hipersensitivitas seperti syok dapat terjadi. • Berikan dengan hati-hati pada : - Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap penicillin. - Pasien dengan riwayat hipersensitif pribadi atau keluarga, seperti : asma bronkial, ruam kulit dan urtikaria. - Pasien dengan kerusakan ginjal yang serius. - Pasien dengan nutrisi oral yang rendah, pasien yang mendapat nutrisi parenteral, pasien usia lanjut atau pasien dengan keadaan lemah; pengamatan yang teliti perlu dilakukan pada pasien dengan gejala defisiensi Vitamin K.• Pemberian pada wanita hamil dilakukan hanya bila manfaat lebih besar dibandingkan resikonya.• Pada wanita yang menyusui, harus dipertimbangkan untuk melakukan penghentian terapi, karena cefixime diekskresikan pada air susu.• Manfaat dan keamanan pemberian obat pada bayi usia kurang dari 6 bulan, bayi baru lahir, dan bayi prematur belum ada data.  

Dosis

Anak-anak : 2 kali sehari 1,5-3 mg/kg berat badan. Infeksi yang lebih berat atau tidak mudah ditangani : 2 kali sehari 6 mg/kg berat badan. Berikan bersama makanan.

AMPICILLIN

INDIKASIInfeksi Gram positif dan Gram negatif pada saluran pernafasan, saluran empedu, saluran pencernaan, meningen, sepsis, peritonitis, GO,otitis media, sinusitis, dan infeksi saluran kemih. Kuman meningokokus, pneumokokus,gonokokus, dan L. monocytogenes sensitif dengan obat ini.KONTRA INDIKASIHipersensitif terhadap Penisilin.Mononukleosis infeksiosa.   PERHATIAN– Hipersensitif terhadap Penisilin dan Sefalosporin. – Penggunaan jangka panjang memerlukan pemeriksaan fungsi ginjal, hati & hematopetik.– Kerusakan ginjal.– Leukemia limfatik.

INTERAKSI OBAT - Probenesid mengganggu ekskresi obat. - Mengurangi keampuhan kontrasepsi oral & Atenolol. - Allopurinol meningkatkan resiko kemerahan pada kulit.  

Page 5: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

EFEK SAMPINGReaksi alergi, anafilaktik, kemerahan pada kulit, gatal-gatal, biduran/kaligata, demam, anafilaksis, kelainan darah, superinfeksi.  Gangguan saluran pencernaan (diare, mual, muntah, dan nyeri abdomen).

DOSISOralDewasa dan anak BB > 20 kg : 250-500 mg 4x/hariAnak BB <20 kg : 50-100 mg/kgBB/hari tiap 6 jamUrethritis GO : 3,5 g ampisilin + 1 g probenesid dosis tunggal

Injeksi IM/IVDewasa dan anak BB > 20 kg : 250-500 mg 4x/hari

Infeksi berat : 2 g 4x/hariAnak BB <20 kg : 100-200 mg/kg BB/hari tiap 6 jamBayi > 7 hari : 75 mg/kg BB/hari setiap 8 jamBayi < 7 hari : 50 mg/kgBB/hari setiap 12 jam

Meningitis bakterialisiIV Dewasa dan anak BB > 20 kg : 150- 250 mg/kgBB/hari tiap 3-4 jam.Bayi > 7 hari : 150-200 mg/kg BB/hari setiap 6-8 jamBayi < 7 hari :100 mg/kg BB/hari setiap 12 jam

SEDIAAN

Ampisilin untuk pemberian oral tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul sebagai ampisilin trihidrat atau ampisilin anhidrat 125 mg, 250 mg, 500 mg, dan 1000 mg sedangkan untuk bubuk suspensi sirup mengandung 125 mg atau 500 mg/5 ml. Selain itu ampisilin juga tersedia untuk suntikan 0,1; 0,25; 0,5; 1 g per vial.

GENTAMISIN

Page 6: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

INDIKASIInfeksi karena mikroorganisme yang sensitif. Sepsis neonatal, infeksi SSP, ISK, infeksi saluran napas, peritonitis, infeksi kulit, tulang dan jaringan lunak, luka bakar, dan gangguan pada mata dengan ophthalmis yang mengancam.

KONTRA INDIKASIHipersensitif terhadap Aminoglikosoda

PERHATIANGangguan neuromuskular seperti miastenia gravis, parkinsonsme, usia lanjut, gangguan saraf ke VIII tinitus (vertigo, tuli), hamil, menyusui, kerusakan tubulus ginjal.

INTERAKSI OBAT Obat otottoksik nefrotoksik neurotoksik dan diuretik poten meningkatkan toksisitas. Anestika umum penghambat neuro muskuler. Antikoagulan sitrat.

EFEK SAMPINGOtotoksik, gangguan fungsi ginjal, neurotoksik, ruam pada kulit, demam, gangguan GI, sakit kepala.  

DOSISDewasa IM: Infeksi serius: 3mg/kg BB/hari terbagi dalam 3 dosis

Infeksi yang mengancam jiwa: 5 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3-4 dosis

Anak : 2-2,5 mg/kgBB tiap 8 jam

Bayi atau neonatus : 2,5 mg/kgBB tiap 8 jam

Neonatus preterm atau cukup bulan (< 1 minggu) : 2,5 mg/kgBB tiap 12 jam

IV septikemia, syok, gagal jantung kongestif, gangguan hematologis, luka berat atau massa otot berkurang.

Dewasa : Gentamisin 40 mg/ ml diencerkan dalam 50-200 ml larutan isotonik steril atau dekstrosa 5%. Tahap akhir periode dialisa 1-1,7 mg/kgBB/hari

Anak : Maksimal 2 mg/kgBB/hari

SEDIAAN

Gentamisin tersedia sebagai larutan steril vial atau ampul 60 mg/1,5 ml; 80 mg/2 ml; 120mg/3ml; dan 280mg/2ml. Salep atau krim dalam kadar 0,1 dan 0,3%, salep mata 0,3%.

CLOTRIMAZOLE

Page 7: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Farmakokinetik & Farmakodinamik:Klotrimazol masuk ke dalam sel jamur dan menyebabkan kerusakan dinding sel sehingga permeabilitas terhadap berbagai zat intrasel meningkat. Mungkin pula terjadi gangguan sintesis asam nukleat atau penimbunan peroksida dalam sel jamur yang akan menyebabkan kerusakan. Obat yang sudah menembus ke dalam lapisan tanduk kulit akan menetap sampai 4 hari.Mempunyai efek anti jamur dan antibakteri, secara topical digunakan untuk pengobatan Tinea pedis, kruris, dan korporis yang disebabkan T.rubrum, T.mentagrophytes, E. Floccosum, dan M.canis dan untuk Tinea versikolor, juga untuk infeksi kulit dan vulvovaginitis yang disebabkan C.albicans.Sediaan dan dosis:Golongan: antijamur

Dosis: - Kandidosis anogenital : dewasa, oleskan krim 1% pada area terinfeksi 2-3 kali sehari- Kandidosis vagina:

a. Krim vaginal (10%) : dewasa, krim 5 gram sekali pakai malam hari, ulangi sekali lagi jika perlu.b. Tablet vaginal : dewasa, 100 mg saat malam hari, selama 6 malam atau 200 mg selama 3 malam, atau 500 mg satu kali pemakaian.

Sediaan:Krim vaginal: 1%, 5%, 10%Tablet vagina: 100 mg, 500 mgIndikasi:kandidiasis anogenital, kandidiasis vulvovaginal, kurap, tinea pedis, tinea kruris, dan tinea korporis, tinea versikolor.Kontraindikasi: clotrimazole dapat merusak bahan lateks, sehingga tidak dianjurkan penggunaan kondom atau diafragma (spiral) pada pasien yang diterapi dengan clotrimazole. Mohon anjurkan untuk kontrasepsi cara lain.Efek samping:iritasi lokal seperti rasa terbakar, eritema, edema, gatal dan urtikaria

NYSTATIN

Page 8: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Farmakokinetik & Farmakodinamik:Nistatin menghambat pertumbuhan berbagai jamur dan ragi tetapi tidak aktif terhadap bakteri, protozoa dan virus. Nistatin hanya diikat oleh jamur atau ragi yang sensitive. Aktivitas antijamur tergantung dari adanya ikatan dengan sterol pada membran sel jamur atau ragi terutama sekali ergosterol. Akibat terbentuknya ikatan antara sterol dengan antibiotik ini akan terjadi perubahan permeabilitas membran sel jamur sehingga sel jamur akan kehilangan berbagai molekul kecil menjadi tidak stabil dan mengerluarkan isinya.Candida albicans hampir tidak memperlihatkan resistensi terhadap nistatin, tetapi C.tropicalis, C. guillermondi dan C.stellatiodes mulai resisten bahkan sekaligus menjadi tidak sensitif terhadap amfoterisin B. Namun resistensi ini biasanya tidak terjadi in vivo. Sediaan dan dosis:Golongan: antijamurSediaan:Permen: 100.000 IU.Oral cair: 50 mg / 5 ml.Oral cair: 100.000 IU/ml untuk anak-anakTablet: 100.000 IU, 500.000 IUOvula: 100.000 UDosis:Kandidosis oral, per oral, dewasa dan anak >1 bulan, 100.000 U setelah makan, 4x sehari biasanya untuk 7 hari, dilanjutkan selama 48 jam setelah lesi/ gangguan menghilang.Kandidosis usus dan esophagus, per oral, dosis pada bayi baru lahir (newborn) 100.000 U 4x sehari, anak >1 bulan (infant) 200.000 U 4x sehari, dewasa 500.000 U 4x sehari, dilanjutkan selama 48 jam setelah penyembuhan klinisKandidosis vaginalis, per vaginal, dewasa masukkan 1-2 vaginal supositories saat malam untk paling sedikit 2 minggu.Indikasi: candidosis mulut (oral), esophagus, usus, vagina dan kulitPengobatan candidiasis kulit dan membrane mukosa (selaput lendir)Alasan penggunaan: efektif untuk pengobatan candidiasis oral, kulit, dan vaginaKontraindikasi: Kehamilan dan menyusui: tidak ada informasi yang tersedia, tetapi penyerapan dari saluran cerna tidak signifikanEfek samping:mual, muntah, diare pada dosis tinggi, iritasi mulut dan sensitisasi, ruam dan jarang terjadi, eritema multiforme (syndrome steven Johnson)

Page 9: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

CEFOTAXIME

Antibiotik-antibiotik β-lactam inimenghambatpembentukandindingselbakteripadatahap III dantahapakhirdenganberikatanpadasatuataulebih protein-protein pengikatpenisilin (PBPs) yang terdapat di membransitoplasma di bawahdindingselbakteri yang rentan.Cefotaximememilikiafinitas yang besarterhadap PBPs Enterobacteriaceae

1. Indikasia. Infeksisaluranpernafasanbawah, termasuk pneumonia, yang

disebabkanoleh :S.pneumoniae, S.aureus (penghasilpenisilinasedanbukanpenghasilpenisilinase), E.coli, Klebsiella, H. influenzae (termasuk yang tahan ampicillin), P.mirabilis, S.marcescensdanEnterobacter.

b. Infeksisalurankemih yang disebabkanoleh : Enterococcus, S.epidermidis, Citrobacter, Klebsiella, Proteus, S.marcescens. Jugagonoreringan (uncomplicated) yang disebabkanolehN.gonorrhoeae (termasuk yang menghasilkanpenisilinase).

c. Infeksiginekologis, termasukpenyakitinflamasi pelvis, Endometritisdanselulitis yang disebabkan :S.epidermidis, Streptococci, Enterococcus, E.coli, P.mirabilis, Bacteroides, Clostridium, Anaerobic cocci (termasukPeptostreptococcusdanpeptococcus).

d. Bakteremia (beredarnyabakteridalamdarah) danseptikemia (keracunandaraholehbakteripatogenikdan/atauzat-zat yang dihasilkanolehbakteritersebut)yang disebabkanoleh : E. coli, Klebsielladan S. marcescens., sepsis (reaksiumumdisertaidemamkarenakegiatanbakteri, zat-zat yang dihasilkanbakteriataukedua-duanya), endokarditis (radangendokardiumjantung), meningitis (radangselaputotak).

e. Infeksikulitdanstrukturkulit yang disebabkanoleh :S.aureus, S.epidermidis, S.pyogenes, Enterococcus, E.coli, Enterobacter, Klebsiella, P.mirabilis, Pseudomonas, S.marcescens, Bacteroides, Anaerobic cocci.

f. Infeksiperut yang disebabkankarenaE.coli, Klebsiella, Bacteroides, Anaerobic cocci.g. Infeksitulangdanatausendi yang disebabkanolehS.aureush. Pencegahaninfeksiperi-operatif,

infeksipascaoperasidanterhadapinfeksidengankekebalan yang menurun.

2. Farmakodinamik dan farmakokinetik.

Obat ini sangat aktif terhadap berbagai kuman Gram-positif maupun Gram-negatif aerobik. Aktivitasnya terhadap B.fragilis sangat lemah dibandingkan dengan klindamisin dan metronidazol. Waktu paruh plasma sekitar 1 jam dan diberikan tiap 6 sampai 12 jam. Metabolitnya ialah desasetilsefotaksim yang kurang aktif. Obat ini efektif untuk pengobatan meningitis oleh bakteri Gram_negatif. Sefotaksim tersedia dalam bentuk bubuk obat suntik 1, 2, dan 10 g.

Page 10: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

3. KontraindikasiPasien yang hipersensitifterhadapcefotaxime sodium atauantibiotikagolongan cephalosporin, penderitaginjalberat.PERHATIANPasien yang sensitifterhadapPenisilin (sensitifitassilang), gagalginjalberat, riwayatpenyakitlambung-ususterutamakolitis.Hamil (terutama trimester pertama), menyusui.

4. Sediaan, dosisdancarapemberian

Dewasa2 - 12 gram dalamdosisterbagisetiap 4 - 12 jam.

a) Infeksisedangsampaiberat 1 - 2 gram setiap 8 jam.b) Infeksi yang memerlukandosislebihtinggi (Septicemia dll) 2 g, i.v., setiap 6 - 8 jam.c) Infeksi yang mengancamkehidupan 2 gram setiap 4 jam.d) Infeksisalurankencingtakterkomplikasi 1 g setiap 12 jam.e) Gonore (termasuk PPNG) 1 g, i.m., dosistunggaltanpaProbenecid.

Anak-anak> 1 bulan : 100 - 200 mg/kg b.b. seharidalamdosisterbagisetiap 4 - 8 jam. Dosislebihtinggidianjurkanuntuk meningitis.

8 - 30 hari:150 mg/kg b.b. seharidalamdosisterbagisetiap 8 jam.0 - 7 hari:100 mg/kg b.b. seharidalamdosisterbagisetiap 12 jam.

PasiendengangangguanginjalCreatinin clearance< 20 ml/menit/1, 73 m2 : ½ dosis normal

Alternatif lain : creatinin clearance 50 - 10 ml/menitdenganmenaikkan interval dosiske 6 - 12 jam, < 10 ml/menitdenganmenaikkan interval dosiske 12 jam. Dosis supplement setaradengan 50 % dosispemeliharaandiberikansetelahhemodialisis.

Page 11: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Pembuatanlarutaninjeksi :

Ukurankemasan Cara injeksi Penambahan air untukinjeksi

vial, 1 g i.m. 3 ml

vial, 1 g i.v. 10 ml

Pemberiani.v. :

- i.v., intermitten :untuklarutan 1 g/10 ml atau 2 g/10 ml diinjeksikan 3 - 5 menit.- i.v., infus : rekonstitusidengan 50 - 100 ml injeksiNaCl 0,9 % ataudekstrosa 5 %, kemudiandiinfuskanselama 20 - 60 menit. Pemberiani.m. :- Injeksikanke gluteus maximus, sebaiknyatidaklebihdari 4 ml untuksisikiriataukanan

5. Efeksamping

Relatifjarangdanbiasanyaringandansingkat. Reaksihipersensitifitasseperti rash, pruritus, demam, eosinofilia,

urtikariadananafilaksis (jarang). Gastrointestinal :mual, muntah, diaredankolitis. Gangguanpadadarah : neutropenia, leukopenia sementara, eosinofilia,

thrombocytopenia danagranulositosis. Sakitkepaladan vaginitis. Syokanafilaktiksangatjarang. Padafungsihati :meningkatnya serum bilirubin danatauenzym liver (SGOT, SGPT,

GAMMA-GT, Alkaline phosphatase, LDH). Padafungsiginjal :untuksementarawaktukemungkinanterjadipeningkatan serum

creatinindanurea. Reaksilokal :iritasiakibatdariperadangandannyeripadatempat yang diinjeksi. Reaksi lain :

Sepertipenggunaanantibiotikalainnya, penggunaanjangka lama bisamenyebabkanberkembangnyaorganisme yang tidakrentan.Evaluasiulangterhadapkondisipasiensangatpenting, jikaterjadisuperinfeksiselamapengobatan agar dilakukanpemeriksaan yang seksama.

Interaksiobat :a) kombinasidengandiuretikakuatdanaminoglikosidameningkatkanresikonefrotoksisi

tas.b) penggunaandenganProbenesid,

meningkatkandanmemperpanjangkadarSefotaksimdalamdarah.

Page 12: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

CEFTRIAXONE

Efekbakterisida ceftriaxone dihasilkanakibatpenghambatansintesisdindingkuman.Ceftriaxone mempunyaistabilitas yang tinggiterhadap beta-laktanase, baikterhadappenisilinasemaupunsefalosporinase yang dihasilkanolehkuman gram-negatif, gram-positif.

1. Indikasi- Infeksisalurannapasbawah

- Infeksikulitdanjaringanlunak

- Goneoretanpakomplikasi

- Penyakitradangronggapanggul

- Septikemiabakterial

- Infeksitulangdansendi

- Infeksi intra-abdominal

- Meningitis

Profilaksisoperasiyaitu 1g dosistunggal ceftriaxone dapatmengurangiangkakejadianinfeksipascaoperasipadapasien yang dioperasidandianggapterkontaminasiatausecarapotensialterkontaminasi, misalnya :histerektoni vaginal atau abdominal danpadapasien yang dioperasidimanainfeksipadaoperasitersebutmenyebabkanrisiko yang serius ( misal : selamaoperasilintasarterikoroner ).

2. Obat ini umumnya aktif terhadap kuman Gram-positif, tetapi kurang aktif dibandingkan dengan sefalosporin generasi pertama. Waktu paruhnya mencapai 8 jam. Untuk meningitis obat ini diberikan dua kali sehari sedangkan untuk infeksi lain umumnya cukup satu kali sehari. Obat ini sekarang merupakan pilihan utama untuk uretritis oleh gonokokus tanpa komplikasi. Jmlah seftriakson yang terikan pada protein plasma umumnya sekitar 83-96%. Pada peningkatan dosis, persentase yang terikat protein menurun cepat. Seftriakson tersedia dalam bentuk bubuk obat suntik 0,25; 0,5; 1 g.

3. KontraindikasiCeftriaxone dikontraindikasikanpadapasiendenganriwayatalergiterhadapgolongan cephalosporindanpadapenderitahipersensitifterhadappenisilin.

4. DosisdancarapemberianCeftriaxone dapatdiberikansecaraintravenaatauintramuscular

Dewasadananak-anakdiatas 12 tahun :1-2 g sekaliseharisecaraintravenaDosislebihdari 4 g sehariharusdiberikandengan interval 12 jam.

Page 13: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Bayidananak-anak di bawah 12 tahun :- Bayi 14 hari : 20 - 50 mg/kg beratbadansekalisehari- Bayi 15 hari s/d 12 tahun : 20 - 80 mg/kg beratbadansekalisehari- Anak-anakdenganberatbadan 50 kg ataulebih :dapatdigunakandosisdewasamelaluiinfus paling sedikit> 30 menit.

Padapenderitadengangangguanfungsiginjal, klirencreatinintidaklebihdari 10 ml/menit, dosistidaklebihdari 2 g sehari.

Instruksidosiskhusus

Meningitis :Bayidananak-anak :dimulaidengandosis 100 mg/kg beratbadan. Janganmelebihi 4 g sekalisehari.Segerasetelahorganismepenyebabtelahdiketahuidansensitivitasditentukandosisdapatditurunkan.

Gonorrhoe :Untukpengobatangonorrhoe (strain penghasilpenisilinasedanbukanpenghasilpenisilinase) dosistunggal 250 mg intramuskuler.- Pencegahan pre operatif :Tergantungdariresikoinfeksi : 1 - 2 g dosistunggaldiberikan 30 - 90 menitsebelumoperasi.- Lama pengobatan :Tergantungdaripenyebabpenyakit, umumnyapemberianobatharusditeruskan paling sedikit 48 - 72 jam setelahpenderitabebaspanasataupembasmiankumantercapaidengannyata.

Cara pemakaian

Injeksiintravena :Larutkan Ceftriaxone 1,0 g dengan 10 ml aqua pro injeksidanlangsungdisuntikkanselama 2 - 4 menit.Preparasilarutanharusdibuatbaru, jikadisimpantidakbolehlebihdari 6 jam padasuhukamaratau 24 jam padasuhu 5°C.

Injeksiintramuskuler :Larutkan Ceftriaxone 1,0 g dalam 3,5 ml larutanlidokain 1 % dandisuntikkanintraglutealdalam-dalam.Janganmenyuntikkanlebihdari 1 g padasisi yang sama.

KeteranganUmumDosis :Secaraumumterapidengan ceftriaxone harusdilanjutkan paling tidak 2 harisetelahtandadangejalainfeksimenghilang. Lama pengobatanterapiumumnyaadalah 4-14 hari, dimanapadainfeksi yang disertaidengankomplikasiterapi yang diperlukanakanlebih lama.

Page 14: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

5. Efeksamping Gangguanpencernaan : diare, mual, muntah, stomatitis, glositis Reaksikulit : dermatitis, pruritus, urtikaria, edema, eritemamultiforma,

danreaksianafilaktik. Hematologi :eosinofil, anemia hemolitik, trombositosis, leukopenia,

granulositopenia. Gangguansistemsyarafpusat : sakitkepala Efeksampinglokal :iritasiakibatdariperadangandannyeripadatempat yang diinjeksi. Gangguanfungsiginjal : untuksementaraterjadipeningkatan BUN Gangguanfungsihati :untuksementaraterjadipeningkatan SGOT atau SGPT.

KLORAMFENICOL

2.1 Asal dan Kimia

Kloramfenikol merupakan kristal putih yang sukar larut dalam air (1:400) dan rasanya sangat pahit. Rumus molekul kloramfenikol ialah

Kloramfenikol R= -NO2

Tiamfenikol R=-CH3SO2

2.2 Farmakodinamik

Efek anti mikroba

Kloramfenikol bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Obat ini terikat pada ribosom sub unit 50s dan menghambat enzim peptidil transferase sehingga ikatan peptida tidak terbentuk pada proses sintesis protein kuman.

Kloramfenikol bersifat bakteriostatik. Pada konsentrasi tinggi kloramfenikol kadang-kadang bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu. Spektrum anti bakteri meliputi D.pneumoniae, S. Pyogenes, S.viridans, Neisseria, Haemophillus, Bacillus spp, Listeria, Bartonella, Brucella, P. Multocida, C.diphteria, Chlamidya, Mycoplasma, Rickettsia, Treponema, dan kebanyakan kuman anaerob.

Page 15: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Resisitensi

Mekanisme resistensi terhadap kloramfenikol terjadi melalui inaktivasi obat oleh asetil transferase yang diperantarai oleh faktor-R. Resistensi terhadap P.aeruginosa. Proteus dan Klebsiella terjadi karena perubahan permeabilitas membran yang mengurangi masuknya obat ke dalam sel bakteri.

Beberapa strain D. Pneumoniae, H. Influenzae, dan N. Meningitidis bersifat resisten; S. Aureus umumnya sensitif, sedang enterobactericeae banyak yang telah resisten.

Obat ini juga efektif terhadap kebanyakan strain E.Coli, K. Pneumoniae, dan P. Mirabilis, kebanyakan Serratia, Providencia dan Proteus rettgerii resisten, juga kebanyakan strain P. Aeruginosa dan S. Typhi

2.3 Farmakokinetik

Setelah pemberian oral, kloramfenikol diserap dengan cepat. Kadar puncak dalam darah tercapai hingga 2 jam dalam darah. Untuk anak biasanya diberikan dalam bentuk ester kloramfenikol palmitat atau stearat yang rasanya tidak pahit. Bentuk ester ini akan mengalami hidrolisis dalam usus dan membebaskan kloramfenikol.

Untuk pemberian secara parenteral diberikan kloramfenikol suksinat yang akan dihidrolisis dalam jaringan dan membebaskan kloramfenikol.

Masa paruh eliminasinya pada orang dewasa kurang lebih 3 jam, pada bayi berumur kurang dari 2 minggu sekitar 24 jam. Kira-kira 50% kloramfenikol dalam darah terikat dengan albumin. Obat ini didistribusikan secara baik ke berbagai jaringan tubuh, termasuk jaringan otak, cairan serebrospinal dan mata.

Di dalam hati kloramfenikol mengalami konjugasi, sehingga waktu paruh memanjang pada pasien dengan gangguan faal hati. Sebagian di reduksi menjadisenyawa arilamin yang tidak aktif lagi. Dalam waktu 24 jam, 80-90% kloramfenikol yang diberikan oral diekskresikan melalui ginjal. Dari seluruh kloramfenikol yang diekskresi hanya 5-10% yang berbentuk aktif. Sisanya terdapat dalam bentuk glukoronat atau hidrolisat lain yang tidak aktif. Bentuk aktif kloramfenikol diekskresi terutama melalui filtrat glomerulus  sedangkan metaboltnya dengan sekresi tubulus.

Pada gagal ginjal, masa paruh kloramfenikol bentuk aktif tidak banyak berubah sehingga tidak perlu pengurangan dosis. Dosis perlu dikurangi bila terdapat gangguan fungsi hepar.

Interaksi dalam dosis terapi, kloramfenikol menghambat botransformasi tolbutamid fenitoin, dikumarol dan obat lain yang dimetabolisme oleh enzim mikrosom hepar. Dengan demikian toksisitas obat-obat ini lebih tinggi bila diberikan berasama kloramfenikol. Interaksi obat dengan fenobarbital dan rifampisin akan memperpendek waktu paruh kloramfenikolsehingga kadar obat menjadi subterapeutik.

Page 16: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Antibakterial Metabolism kloramfenikol ditingkatkan oleh rifampicin (sehingga menurunkan kadar dalam darah kloramfenikol)

Antikoagulan Kloramfenikol meningkatkan efek antikoagulan koumarin

Antidiabetik Kloramfenikol meningkatakn efek sulfonilureaAntiepilepsi Kloramfenikol meningkatkan kadar fenitoin

dalam darah (meningkatkan risiko toksisitas); pirimidon meningkatkan metabolism kloramfenikol (menurunkan kadarnya dalam darah)

Antipsokotik Hindari penggunaan bersamaan kloramfenikol dengan klozapin (meningkatkan risiko agranulositosis)

Barbiturat Barbiturat mempercepat metabolism kloramfenikol sehingga menurunkan kadarnya dalam darah

Siklosporin Koramfenikol mungkin meningkatkan kadar siklosporin dalam darah

Hidroxycobalamin Kloramfenikol menurunkan respon terhadap hydroxycobalamin

Estrogen Mungkin menurunkan efek kontrasepsi estrogenTacrolimus Kloramfenikol mungkin menurunkan kadar

tacrolimus dalam darahVaksin Antibakterial menginaktifkan vaksin tifoid oral

2.4 Penggunaan klinik

Banyak perbedaan pendapat mengenai indikasi penggunaan kloramfenikol, tetapi sebaiknya obat ini digunakan untuk mengobati demam tifoid dan meningitis oleh H.Infuenzae juga pada pneumonia; abses otak; mastoiditis; riketsia; relapsing fever; gangrene; granuloma inguinale; listeriosis; plak (plague); psitikosis; tularemia; whipple disease; septicemia; meningitis.

Infeksi lain sebaiknya tidak diobati dengan kloramfenikol bila masih ada antimikroba lain yang masih aman dan efektif. Kloramfenikol dikontraindikasikan pada pasien neonatus, pasien dengan gangguan faal hati, dan pasien yang hipersensitif terhadapnya. Bila terpaksa diberikan pada neonatus, dosis jangan melebihi 25 mg/kgBB sehari.

DEMAM TIFOID

Kloramfenikol tidak lagi menjadi plihan utama untuk mengobati penyakit tersebut karena telah tersedia oba-obat yang lebih aman seperti siprofloksasin dan seftriakson. Walaupun demikian, pemakaiannya sebagai lini pertamamasih dapat dibenarkan bila resistensi belum merupakan masalah.

Page 17: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Untuk pengobatan demam tifoid diberikan dosis 4 kali 500 mg sehari sampai 2 minggu bebas demam. Bila terjadi relaps biasanya dapat diatasi dengan memberikan terapi ulang. Untuk anak-anak diberikan dosis 50-100mg/kg BB/sehari dibagi dalam beberapa dosis selama 10 hari.

Untuk pengobatan tifoid ini dapat pula digunakan tiamfenikol dengan dosis 50 mg/kg Bbsehari pada minggu pertama lalu diteruskan 1-2 minggu lagi dengan dosis separuhnya.

Suatu uji klinikdi Indonesia menunjukkan bahwa terapi kloramfenikol (4 x500 mg/hari) dan siprofloksasin (2×500 mg/hari) per oral untuk demam tifoid selama 7 hari tidak bermakna walaupun siprofloksasin dapat membersihkan sum-sum tulang belakang  dari salmonela.

Hingga sekarang belum disepakati obat apa yang paling efektif untuk mengobati status karier demam tifoid, namun beberapa studi menunjukkan bahwa norloksasin dan siprofloksasin mungkin bermanfaat untuk itu.

Gastroentritis akibat Salmonella sp. Tidak perlu diberi antibiotik karena tidak mempercepat sembuhnya infeksi dan dapat memperpanjang status karier.

MENINGITIS PURULENTA

Kloramfenikol efektif untuk mengobati meningitis purulenta yang disebabkan oleh H.Influenzae. Untuk terapi awal, obat ini masih digunakan bila obat-obat lebih aman seperti seftriakson tidak tersedia. Dianjurkan pembaerian klramfenikol bersama suntikan ampisilin sampai didapat hasil pemeriksaan kultur dan uji kepekaan, setelah itu dianjurkan dengan pemberian obat tunggal yang sesuai dengan hasil kultur.

RIKETSIOSIS

Tetrasiklin merupakan obat terpilih untuk penyakit ini. Bila oleh karena suatu hal tetrasiklin tidak dapat diberikan, maka dapat diberika kloramfenikol..

2.5 Efek samping

REAKSI HEMATOLOGIK

Terdapat dalam 2 bentuk. Yang pertama ialah reaksi toksik dengan manfestasi depresi sumsum tulang belakang. Kelainan ini berhubungan dengan dosis, progresif dan pulih bila pengobatan dihentikan. Kelainan darah yang terlihat anemia, retikulositopenia, peningkatan serum iron, dan iron binding capacity serta vakuolisasi seri eritrosit muda. Reaksi ini terlihat bila kadar kloramfenikol dalam serum melampaui 25 µg/ml. Bentuk ke dua adalah anemia aplastik dengan pansitopenia yang irreversibel dan memiliki prognosis yang sangat buruk. Timbulnya tidak tergantung dari besarnya dosis atau lama pengobatan. Insiden berkisar antara 1: 24000 – 50000. efek samping ini diduga efek idiosinkrasi dan mngkin disebabkan oleh kelainan genetik.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa kloamfenikol yang diberikan secara parenteral jarang menimbulkan anemia aplastik namun hal ini belum dapat dipastikan kebenarannya.

Page 18: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Kloramfenikol dapat menimbulkan hemolisis pada pasien defisiens enzim G6PD bentuk mediteranean.

Hitung sel darah yang dilakukan secara berkala dapat memberi petunjuk untuk mengurangi dosis atau menghentikan terapi. Dianjurkan untuk hitung leukosit dan hitung jenis tiap 2 hari. Pengobatan terlalu lama atau berulang kali perlu dihindari. Timbulnya nyeri tenggorok dan infeksi baru selama pemberian kloramfenikol menunjukkan adanya kemungkinan leukopeni.

REAKSI SALURAN CERNA

Bermanifestasi dalam bentuk mual, muntah, glositis, diare, dan enterokolitis

REAKSI ALERGI

Kloramfenikol dapat menimbulkan kemerahan kulit, angioudem, urtikaria dan anafilaksis. Kelainan yang menyerupai reaksi Herxheimer dapat terjadi pada pengobatan demam Tifoid walaupun yang terakhir ini jarang dijumpai.

SINDROM GRAY

Pada neonatus, terutama pada bayi prematur yang mendapat dosis tinggi (200mg/kg BB) dapat timbul sindrom Gray, biasanya antara hari ke-2 sampai hari ke-9 masa terapi, rata-rata hari ke 4. Mula-mula bayi muntah, tidak mau menyusu, pernapasan cepat dantidak teratur, perut kembung, sianosis, dan diare dengan tinja berwarna hijau dan bayi tampak sakit berat. Pada hari berikutnya tubuh bayi menjadi lemas dan berwarna keabu-abuan; terjadi pula hipotermia. Angka kematian kira-kira 40%, sedangkan sisanya sembuh sempurna. Efek toksik ini diduga disebabkan oleh; (1) sistem konjugasi oleh enzim glukoronil transferase belum sempurna dan, (2) kloramfenikol yang tidak terkonjugasi belum dapat diekskresi dengan baik oleh ginjal. Untuk mengurangi kemungkinan terjadimya efek samping ini maka dosis kloramfenikol untuk bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak boleh melebihi 25 mg/kgBB sehari. Setelah umur ini dosis 50 mgKg/BB biasanya tidak menimbulkan efek samping tersebut.

REAKSI NEUROLOGIK

Dapat terlihat dalam bentuk depresi, bingung, delirium dan sakit kepala.

Sediaan

a. Kloramfenikol

Terbagi dalam bentuk sediaan :

Kapsul 250 mg, Dengan cara pakai untuk dewasa 50 mg/kg BB atau 1-2 kapsul 4 kali sehari.Untuk infeksi berat dosis dapat ditingkatkan 2 x pada awal terapi sampai didapatkan perbaikan klinis.

Page 19: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Salep mata 1 %

Obat tetes mata 0,5 %

Salep kulit 2 %

Obat tetes telinga 1-5 %Keempat sediaan di atas dipakai beberapa kali sehari.

Kloramfenikol palmitat atau stearat

Biasanya berupa botol berisi 60 ml suspensi (tiap 5 l mengandung Kloramfenikol palmitat atau stearat setara dengan 125 mg kloramfenikol). Dosis ditentukan oleh dokter.

Kloramfenikol natrium suksinat

Vial berisi bubuk kloramfenikol natrium suksinat setara dengan 1 g kloramfenikol yang harus dilarutkan dulu dengan 10 ml aquades steril atau dektrose 5 % (mengandung 100 mg/ml).

Tiamfenikol

Terbagi dalam bentuk sediaan :

Kapsul 250 dan 500 mg. Botol berisi pelarut 60 ml dan bubuk Tiamfenikol 1.5 g yang setelah dilarutkan

mengandung 125 mg Tiamfenikol tiap 5 ml.

MEROPENEM

Meropenem merupakan antibiotika yang termasuk golongan karbapenem. Karbapenem merupakan betalaktam yang struktur kimianya berbeda dengan penicilin dan sefalosporin. Golongan obat ini mempunyai spektrum aktivitas yang lebih luas.

Meropenem merupakan suatu derivat dimetilkarbamoil pirolidinil dari tienamisin. Berbeda dengan imipenem, obat ini tidak dirusak oleh enzim dipeptidase di tubuli ginjal, sehingga tidak perlu dikombinasikan dengan silastatin.

Mekanisme kerja

Mengikat PBP2 dan menghambat sintesis dinding sel kuman. In vitro obat ini berspektrum sangat luas, termasuk kuman gram positif dan gram negatif, baik aerobik maupun anaerobik. Meropenem bersifat bakterisid. Selain itu, obat ini resisten terhadap berbagai jenis betalaktamase baik yang diperantarai plasmid maupun kromosom. Meropenem sangat efektif terhadap kokus gram positif, termasuk Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, dan E. faecalis serta

Page 20: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

kuman penghasil betalaktamase umumnya.Tetapi obat ini tidak aktif terhadap MRSA atau galur yang uji koagulasinya negatif. Meropenem aktif terhadap sebagian besar Enterobacteriaceae, potensinya sebanding dengan aztreonam dan sefalosporin generasi ketiga. Selain itu spektrumnya meluas mencakup kuman yang resisten penicilin, aminoglikosida, dan sefalosporin generasi ketiga. Meropenem juga sangat aktif terhadap meningococcus, gonococcus, dan H. influenzae termasuk yang memproduksi betalaktamase. Terhadap Acitenobacter dan P. aeruginosa aktivitasnya sebanding dengan seftazidim. Terhadap kuman anaerob aktivitasnya sebanding dengan klindamisin dan metronidazole, tetapi terhadap C. difficile tidak aktif.

Indikasi

Meropenem digunakan untuk pengobatan infeksi berat oleh kuman yang sensitif, termasuk infeksi nosokomial yang resisten terhadap antibiotik lain, misalnya infeksi saluran nafas bawah, intraabdominal, obstetri-ginekologi, osteomielitis, dan endokarditis oleh S.aureus. Untuk infeksi berat oleh P.aeruginosa dianjurkan agar dikombinasikan dengan aminoglikosida karena berefek sinergistik.

Efek samping

Efek samping yang paling sering adalah mual, muntah, kemerahan kulit dan reaksi lokal pada tempat infus.

Farmakokinetik

Meropenem tidak diabsorbsi melalui saluran cerna sehingga harus diberikan melalui suntikan. Dosis dewasa 1gr tiap 8 jam atau 2gr tiap 8 jam pada meningitis. Dosis anak 60-120 mg/kg/hari dalam 3 dosis (maksimal 2g/8 jam). Distribusi obat ini merata ke berbagai jaringan tubuh. Obat ini diekskresi melalui filtrasi glomerulus dan sekresi tubuli ginjal.

Page 21: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

RIFAMPISIN

Indikasi: tuberkulosa, lepra

Farmakodinamik dan farmakokinetikBekerja aktif pada sel yang sedang tumbuh dengan menghambat DNA dependent RNA polymerase dari mikobakteria dan mikroorganisme lain dengna menekan mula terbentuknya (bukan pemanjangannya rantai dalam sintesis RNA. Inti RNA polymerase dari berbagai sel eukariotik tidak mengikat rifampisin dan sintesis RNAnya tidak dipengaruhi). Rifampisisn dapat menghambat sintesis RNA mitokondria mamalia tetapi diperlukan kadar yang lebih tinggi dari kadar untuk penghambatan pada kuman. Pemberian rifampisin per oral setelah 2-4 jam, dosis tunggal 600 mg menghasilkan kadar 7ug/mL. asam para amino salisilat dapat memperlambat absorbsi rifampisin, sehingga kadar terapi rifampisin dalam plasma tidak tercapai. Bila rifampisin harus digunakan bersama asam para amino salisilat, maka pemberian kedua sediaan harus berjarak waktu 8-12 jam. Setelah diserap dari saluran cerna, obat ini cepat diekskresikan melalui empedu dan kemudian mengalami siklus enterohepatik. Penyerapannya dihambat oleh adanya makanan, sehingga dalam waktu 6 jam hampir semua yang berada dalam empedu berbentuk deasetil rifampisin, yang mempunyai aktivitas antibakteri penuh. Rifampisin menyebabkan induksi metabolisme, sehingga walaupun bioavailabilitasnya tinggi, eliminasinya meningkat pada pemberian berulang. Masa paruh eliminasi rifampisin bervariasi antara 1,5 sampai 5 jam dan akan memanjang dengan adanya kelainan fungsi hepar. Pada pemberian berulang masa paruh ini memendek sampai kira-kira 40 % dalam waktu 14 hari. Pada pasien asetilator lambat masa paruh memendek bila rifampisin diberikan bersama INH. Sekitar 75 % rifampisin terikat pada protein plasma. Obat ini berdifusi baik ke berbagai jaringan termasuk cairan otak. Luasnya distribusi ini tercermin dari warna merah pada urin, tinja, sputum, airmata, dan keringat pasien. Ekskresi melalui urin mencapai 30 % setengahnya merupakan rifampisin utuh sehingga pasien gangguan fungsi ginjal tidak memerlukan penyesuaian dosis. Obat ini juga dieliminasi lewat ASI. Rifampisin didistribusi ke seluruh tubuh. Kadar efektif dicapai dalam berbagai organ dan cairan tubuh, termasuk cairan otak. Luasnya distribusi rifampisin tercermin dari warna merah jingga pada urin, tinja, ludah, sputum, air mata dan keringat. Pasien harus diberitahu akan hal pewarnaan ini.

Kontraindikasi :Hipersensitifitas, sakit kuning.

Efek samping - jarang menimbulkan eso yg tidak diingini, paling sering ruam kulit, demam, mual,

muntah

Page 22: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

- gangguan saluran pencernaan, mual, muntah, kolik, dan diare- reaksi hipersensitifitas berupa demam, pruritus, urtikaria, eosinofilia- efek pada sistem saraf seperti rasa lelah, mengantuk, sakit kepala, pening, ataksia,

sakit pada tangan dan kaki, melemahnya otot- pada pemberian berselang dengan dosis berulang menimbulkan sindroma flu (flu like

syndrome), nefritis interstisial, nekrosis tubular akut dan trombositopenia- insiden ikterus meningkat pada pasien penyakit hepar kronik, alkoholisme dan usia

lanjut- perubahan warna menjadi merah pada cairan tubuh,

Sediaan dan Posologi :Rifampisin di Indonesia terdapat dalam bentuk kapsul 150mg dan 300mg, selain itu terdapat pula tablet 450mg dan 600mg serta suspensi yang mengandung 100mg/5ml rifampisin.Untuk pengobatan TBC, obat diberikan sehari sekali sebaiknya satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan.

• Lepra :  - Dewasa : 600 mg sekali sebulan.  - anak-anak : 10 mg/kg berat badan sekali sebulan.  Dikombinasi dengan obat-obat anti lepra lainnya.

• Tuberkulosa :  - dewasa dengan berat badan kurang

dari 50 kg: 450 mg/hari.

 - dewasa dengan berat badan 50 kg

atau lebih: 600 mg/hari.

  - anak-anak : 10-20 mg/kg berat badan/hari.  Dosis Maksimal : 600 mg/hari.

Catatan: Efek samping obat tuberkulosis lebih jarang terjadi pada anak dibandingkan pada pasien dewasa. Efek samping yang paling penting untuk dipantau adalah hepatotoksisitas. Tidak ada

anjuran untuk pemeriksaan kadar enzim hati secara rutin karena peningkatan enzim yang ringan (< 5 kali kadar normal) bukan indikasi untuk menghentikan pengobatan. Namun jika terjadi nyeri ulu hati, pembesaran hati, dan ikterus, kadar enzim harus diperiksa, diikuti penghentian

obat2an TB yang hepatotoksik hingga fungsi hati normal kembali.

Page 23: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

ISONIAZID

IndikasiTuberkulosa.

KontraindikasiHepatitis yang terinduksi oleh obat atau penyakit hati akut dengan berbagai macam penyebab. Epilepsi, insufisiensi ginjal.

FarmakodinamikBersifat tuberkulostatik in vivo dengan KHM 0,025-0,05 ug/mL. pembelahan kuman masih berlangsung 2-3 kali sebelum dihambat sama sekali. Efek bakterisidnya hanya terlihat pada kuman yang sedang aktif tumbuh. Mikroorganisme yang sedang “istirahat” mulai lagi dengan pembelahan biasa bila kontaknya dengan obat dihentikan. Aktivitas isonazid lebih kuat dibandingkan dengan streptomisin karena dapat menembus ke dalam sel dengan mudah. Mekanisme kerja belum diketahui, hipotesis yang ada adalah efek pada lemak, biosintesis asam nukleat, dan glikolisis. Hipotesis lain adalah menghambat biosintesis asam mikolat yang merupakan komponen penting dinding sel mikobakterium. INH dalam kadar rendah mencegah perpanjangan rantai asam lemak yang sangat panjang yang merupakan bentuk awal molekul asam mikoat. INH menghilangkan sifat tahan asam dan menurunkan jumlah lemak yang terekstrasi oleh metanol dari mikobakterium.

FarmakokinetikMudah diabsorbsi dengan pemberian oral maupun parenteral. Kadar puncak setelah 1-2 jam pemberian oral. Di hati, INH mengalami asetilasi dan kecepatan metabolismenya dipengaruhi faktor genetik. Asetilator cepat pada orang eskimo dan Jepang sedangkan asetilator lambat pada orang skandavia, yahudi, dan kaukasia afrika utara. Pada asetilator cepat, kadar INH dalam sirkulasi berkisar 30-50 % kadar pada pasien dengan asetilasi lambat. Masa paruh keseluruhan populasi 1-4 jam (70 menit pada asetilator cepat sedang pada asetilator lambah hingga 2-5 jam). Masa paruh diperpanjang jika terjadi insufisiensi hati. Isoniazid mudah berdifusi ke dalam sel dan semua cairan tubuh (cairan pleura, asites, LCS, plasma, material kaseosa). Kadar obat ini umumnya lebih tinggi dalam plasma dan otot dibantdingkan jaringan yang terinfeksi tetapi kemudian obat tertinggal lama di jaringan yang terinfeksi dalam jumlah yang lebih dari cukup sebagai bakteriostatik. Antara 75-95% INH diekskresi melalui urin dalam waktu 24 jam dan hampir seluruhnya dalam bentuk metabolit. Ekskresi terutama dalam bentuk asetil isoniazid yang merupakan metabolit proses asetilasi, dan asam isonikotinat yang merupakan metabolit proses hidrolisis. Sejumlah kecil diekskresi dalam bentuk isonikotinil glisin dan isonikotinil hidrazon dan dalam jumlah yang kecil sekali N-metil isoniazid.

Page 24: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Efek Samping- Neuropati perifer terutama pada pasien yang diterapi tanpa pemberian piridoksin- efek neurotoksik yang lain berupa kedut otot, vertigo, ataksia, parestesia, stupor, dan

ensefalopati toksik- neuropati lebih sering pada pasien dengan diabetes melitus, gizi buruk atau anemia- mual, muntah, mulut kering, gangguan ulu hati, tinitus dan retensi urin- dapat menimbulkan ikterus dan kerusakan hati yang fatal akibat terjadinya nekrosis

multilobular- reaksi hematologis seperti agranulositosis, eosinofilia, trombositopenia, dan anemia- reaksi hipersensitifitas, mengakibatkan demam, berbagai kelainan kulit berupa

morbiliform, makulopapular, urtikaria- gejala arthririts seperti sakit pinggang, sakit sendi interfalang proksimal, artralgia

pada lutut, siku dan pergelangan tangan - sindroma lupus eritematosus sistemik

Sediaan dan PosologiIsoniazid terdapat dalam bentuk tablet 50, 100, 300 dan 400 mg serta sirup 10 mg/ml. Diberikan dalam dosis tunggal per hari. Dosis harian 5 mg/kgBB, maksimum 300 mg/hari.Tuberkulosis berat : 10 mg/kgBB, maksimum 600 mg/hariAnak di bawah 4 tahun : 10 mg/kgBB/hariIsoniazid juga diberikan secara intermitten 2 kali seminggu dengan dosis 15 mg/kgBB/hari

PIRAZINAMID

Sediaan dan posologi : pirazinamid terdapat dalam bentuk tablet 250 mg dan 500 mg. dosis oral ialah 20-35 mg/kgBB sehari (maksimum 3g) diberikan dalam datu atau beberpa hari sekali.

Efek samping : yang paling umum dan serius adalah kelainan hati. Bila pirazinamid diberikan dalam dosis 3 gr/hr, gejala penyakit hati muncul kira-kira 15%, dengan ikterus pada 2-3% pasien dan kematian akibat nekrosis hati pada beberapa kasus. Gejala pertama adalah peningkatan SGOT dan SPGT, oleh karena itu hendaknya dilakukan pemeriksaan fungsi hati sebelum pengobatan dengan pirazinamid dimulai, dan pemantauan terhadap transaminase serum dilakukan secara berkala selama pengobatan berlangsung. Pirazinamid tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Obat ini menghambat ekskresi asam urat dan dapat menyebabkan kambuhnya pirai. Efek samping lain adalah atralgia, anoreksia, mual dan muntah, juga disuria, malaise dan demam.

Page 25: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Status dalam pengobatan : pirazinamid beberapa tahun lalu masih digunakan sebagai obat sekunder apabila ada resistensi atau kontrainsikasi terhadap obat primer. Sejak pengobatan TBC menggunakan paduan pengobatan jangka pendek, kedudukan pirazinamid berubah menjadi obat primer, obat ini lebih aktif pada suasana asam dan merupakan bakterisid yang kuat untuk bakteri tahan asam yang berada dalam sel makrofag. Kini bersama INH dan rifampicin, pirazinamid merupakan obat yang penting untuk diberikan pada awal pengobatan TBC.

Farmakokinetik : pirazinamid mudah diserap di usus dan tersebar luas ke seluruh tubuh. Dosis 1 gram menghasilkan kadar plasma sekitar 45 µg/ml pada 2 jam setelah pemberian obat. Ekskresinya terutama melalui filtrasi glomerulus. Asam pirazinoat yang aktif kemudian mengalami hidroksilasi menjadi asam hidropirazinoat yang merupakan metabolit utama. Masa paruh eliminasi obat ini adalah 10-16 jam.

Farmakodinamik : pirazinamid di dalam tubuh di hidrolisis oleh enzim pirazinamidase menjadi asam pirazinoat yang aktif sebagai tuberkulostatik hanya pada media yang bersifat asam. In vitro, pertumbuhan kuman tuberculosis dalam monosit dihambat sempurna pada kadar pirazinamid 12,5 µg/ml. mekanisme kerja obat ini belum diketahui.

Ethambutol

Sediaan dan posologi

Di indonesia, etambutol terdapat dalam bentuk tablet 250 mg dan 500 mg ada pula sediaan yang telah dicampur dengan isoniazid dalam bentuk kombinasi tetap. Dosis biasanya 15 mg/kgBB, diberikan sekali sehari, da pula yang menggunakan dosis 25 mg/kgBB selama 60 hari pertama, kemudian diturunkan menjadi 15 mg/kgBB. Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, dosisnya perlu disesuaikan karena etambutol terakumulasi dalam tubuh.

Efek samping

Etambutol jarang menimbulkan efek samping. Dosis harian sebesar 15 mg/kgBB menimbulkan efek toksik yang minimal. Pada dosis ini kurang dari 2% pasien akan mengalami efek samping yaitu penurunan ketajaman penglihatan, ruam kulit, dan demam. Efek samping lain adalah pruritus, nyeri sendi, gangguan saluran cerna, malaise, sakit kepala, pening, bingung, disorientasi, dan mungkin juga halusinasi. Rasa kaku dan kesemutan di jari sering terjadi. Reaksi anafilaksis dan leukopenia jarang dijumpai.

Efek samping yang paling penting adalah gangguan penglihatan, biasanya bilateral, yang merupakan neuritis retrobulbar yaitu berupa turunnya tajam penglihatan, hilangnya kemampuan membedakan warna, mengecilnya lapangan pandang, dan skotoma sentral maupun lateral. Insidens efek samping ini makin tinggi sesuai dengan peningkatan dosis, tetapi bersifat mampu

Page 26: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

pulih. Intensitas gangguan pun berhubungan dengan lamanya terapi. Dengan dosis 15 mg/kgBB tidak diperlukan pemeriksaan oftalmologi berkala, tetapi pasien harus diingatkan untuk melaporkan setiap perubahan penglihatan selama penggunaan etambutol. Bila ada keluhan penglihatan kabur, sebaiknya dilakukan pemeriksaan lengkap. Bila pasien sudah menderita kelainan mata sebelum menggunakan etambutol perlu dilakukan pemeriksaan yang cermat sebelum terapi dengan etambutol dimulai.

Terapi dengan etambutol menyebabkan peningkatan kadar asam urat darah pada 50% pasien. Hal ini disebabkan oleh penurunan ekskresi asam urat melalui ginjal. Efek samping ini mungkin diperkuat oleh isoniazid dan piridoksin.

Farmakodinamik

Aktivitas antibakteri. Hampir semua galur M.tuberculosis dan M.kansasii sensitif terhadap etambutol. Etambutol tidak efektif terhadap kuman lain. Obat ini tetap menekan pertumbuhan kuman tuberkulosis yang resisten terhadap isoniazid dan streptomisin. Kerjanya menghambat sintesis metabolit sel sehingga metabolisme sel terhambat dan sel mati. Karena itu obat ini hanya aktif terhadap sel yang bertumbuh dengan khasiat tuberkulostatik.

Efektivitas pada hewan coba sama dengan isoniazid. In vivo, sukar menciptakan resistensi terhadap etambutol dan timbulnya pun lambat, tetapi resistensi ini timbul bila etambutol digunakan tunggal.

Farmakokinetik

Pada pemberian oral, sekitar 75-80% etambutol diserap dari saluran cerna. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 2-4 jam setelah pemberian. Dosis tunggal 15 mg/kgBB menghasilkan kadar dalam plasma sekitar 5Ug/mL pada 2-4 jam. Masa paruh eliminasinya 3-4 jam. Kadar etambutol dalam eritrosit 1-2 kali kadar dalam plasma. Oleh karena itu, eritrosit dapat berperan sebagai depot etambutol yang kemudian melepaskannya sedikit demi sedikit ke dalam plasma.

Dalam waktu 24 jam, 50% etambutol yang diberikan diekskresikan dalam bentuk asal melalui urin, 10% sebagai metabolit, berupa derivat aldehid dan asam karboksilat. Klirens ginjal untuk etambutol kira-kira 8,6 mL/menit/kg menandakan bahwa obat ini selain mengalami filtrasi glomerulus juga disekresi melalui tubuli. Etambutol tidak dapat menembus sawar darah otak, tetapi pada meningitis tuberkulosa dapat ditemukan kadar terapi dalam cairan otak.

Page 27: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

STREPTOMYCIN

Streptomycin adalah antituberkulosis pertama yang secara klinik dinilai efektif. Namun sebagai obat tunggal bukan obat yang ideal.

Sediaan dan posologi : streptomycin terdapat dalam sediaan bubuk injeksi dalam vial 1 dan 5 gram. Dosisnya 20 mg/kgBB scara i.m. maksimum 1 gram/hr selama 2-3minggu. Kemudian frekuensi pemberian dikurangi menjadi 2-3 kali seminggu. Pasien dengan fungsi ginjal normal dapat meneria paduan ini untuk beberapa bulan. Dosis harus dikurangi untuk pasien usia lanjut, anak-anak, orang dewasa yang badannya kecil, dan pasien dengan gangguan fungsi ginjal.

Efek samping : umumnya streptomycin dapat diterima dengan baik. Kadang-kadang terjadi sakit kepala sebentar atau malaise. Parestesi di muka terutama di sekitar mulut serta rasa kesemutan di tangan tidak mempunyai arti klinis yang penting. Reaksi hipersensitivitas terjadi pada minggu-minggu pertama pengobatan. Bersifat neurotoksin pada saraf cranial ke VII, bila diberikan dalam dosis besar dan lama. Bersifat juga nefrotoksik. Otoksisitas dan nefrotoksik sangat tinggi kejadiaannya pada orang usia >65 tahun. Efek samping lainnya adalah reaksi anafilkatik, anemia aplasti, dan demam obat. Belum ada data ttg teratogenik, tapi tidak dianjurkan untuk pemberian obat ini pada trimester awal kehamilan. Selain itu dosis tidak boleh lebih dari 20 gr dalam 5 bulan terakhir kehamilan untuk memcegah ketulian pada bayi.

Farmakokinetik : setelah diserap dari tempat suntikan, hamper semua streptomisin berada dalam plasma. Hanya sedikit sekali yang masuk dalam eritrosit. Kemudian menyebar ke seluruh cairan ekstrasel. Kira-kira sepertiga streptomycin yang berada dalam plasma, terikat protein plasma. Streptomycin di ekskresi melalui filtrasi glomerulus. Kira-kira 50-60% dosis streptomycin yang diberikan parenteral di ekskresi dalam bentuk utuh dalam waktu 24 jam pertama. Sebagian besar jumlah ini di ekskresi dalam waktu 12 jam. Masa paruh obat ini pada dewasa normal antara 2-3 jam, dan dapat memanjang pada gagal ginjal. Ototoksisitas lebih sering terjadi pada pasien yang fungsi ginjalnya terganggu.

Farmakodinamik : streptomycin in vitro bersifat bakteriostatik dan bakterisid terhadap kuman tuberculosis. Kadar serendah 0,4 µg/mL dapat menghambat pertumbuhan kuman. Sebagian besar M.Tuberkulosis strain human dan bovin dihambat dengan kadar 10 µg/mL. mikobakterium atipik kromatogen, skotokromatogen, nokromatogen, dan spesies yang tumbuh cepat tidak peka terhadap streptomycin. Adanya mikroorganisme yang hidup dalam abses atau kelenjar limfe regional serta hilangnya pengaruh obat setelah beberaoa bulan pengobatan, mendukung konsep bahwa mekanisme kerja streptomycin in vivo ialah supresi, bukan eradikasi kuman tuberculosis. Obat ini dapat mencapai kavitas, tetapi relative sukar berdifusi ke cairan intrasel

Page 28: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

GANSIKLOVIR

Indikasi

Infeksi CMV, terutama CMV retinitis pada pasien immunocompromised (misalnya: AIDS), baik untuk terapi maupun untuk pengobatan.

Sediaan dan posologi

Untuk induksi diberikan intravena 10 mg/kg BB per hari (2 x 5 mg/kg BB, setiap 12 jam) selama 14-21 hari, dilanjutkan dengan pemberian maintenance per oral 3000 mg per hari (3 kali sehari 4 kapsul @ 250 mg). implantasi intraokular (intravitreal) 4,5 mg gansikovir sebagai terapi lokal CMV retinitis.

Efek samping

Mielosupresi dapat terjadi pada terapi dengan gansiklovir. Neutropenia terjadi pada 15-40 % pasien dan trombositopenia terjadi pada 5-20 %. Zidovudin dan obat sitotoksik lainnya dapat meningkatkan risiko mielotoksisitas gansiklovir. Obat-obat nefrotoksik dapat mengganggu ekskresi gansiklovir. Probenisid dan asiklovir dapat mengurangi klirens renal gansiklovir. Recombinant colonystimulating factor (G-CSF; filgastrim, lenogastrim) dapat menolong dalam penanganan neutropenia yang disebabkan oleh gansiklovir.

Farmakodinamik dan farmakodinamik

Gansiklovir diubah menjadi gansiklovir monofosfat oleh enzim fosfotransferase yang dihasilkan sel yang terinfeksi sitomegalovirus. Gansiklovir monofosfat merupakan substrat fosfotranferase yang lebih baik dibandingkan asiklovir. Gansiklovir berbeda dari asiklovir dengan adanya penambahan guguk hidroksimetil pada posisi 3‘ rantai samping sikliknya. Metabolisme dan mekanisme kerjanya sama dengan asiklovir. Yang sedikit berbeda adalah pada gansiklovir terdapat karbon 3’ dengan gugus hidroksil, sehingga masih memungkinkan adanya perpanjangan primer dengan template, jadi gansiklovir bukanlah DNA chainterminator yang absolut seperti asiklovir. Waktu paruh eliminasi gansiklovir trifosfat sedikitnya 12 jam, sedangkan asiklovir hanya 1-2 jam. Perbedaan inilah yang menjelaskan mengapa gansiklovir lebih superior dibandingkan asiklovir untuk terapi yang disebabkan oleh sitomegalovirus.

Page 29: Obat-obat Infeksi Bangsal Anak

Sitomegalovirus dapat menjadi resisten terhadap gansiklovir oleh salah satu dari dua mekanisme: penurunan fosforilasi gansiklovir karena mutasi pada fosfotransferase virus yang dikode oleh gen UL97 atau karena mutasi pada DNA polimerase virus. Varian virus yang sangat resisten pada gansiklovir disebabkan oleh mutasi pada keduanya (gen UL97 dan DNA polimerase) dan dapat terjadi resistensi silang terhadap sidofovir atau foskarnet.