infeksi respiratori akut pada anak

53
INFEKSI RESPIRATORI AKUT PADA ANAK DR.HJ.ELLI KUSMAYATI,SpA

Upload: erwin-syah

Post on 05-Oct-2015

240 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hgh

TRANSCRIPT

INFEKSI RESPIRATORI AKUT PADA ANAK

INFEKSI RESPIRATORI AKUT PADA ANAKDR.HJ.ELLI KUSMAYATI,SpAPENDAHULUANInfeksi respiratori akut(IRA) merupakan penyebab terpenting morbiditas dan mortalitas pada anakInfeksi respiratori adalah respiratori atas dan adneksanya parenkim paru.Akut adalahinfeksi yang berlangsung hingga 14 hari.Infeksi respiratori atas adalah infeksi primer respiratori di atas laring.

Infeksi respiratori bawah adalah infeksi laring ke bawah.Infeksi respiratori atas tdd: - rinitis -faringitis -tonsilitis -inosinusitis -otitis media

Infeksi repiratori bawah tdd: -epiglotitis -croup( laringotrakeobronkitis) -bronkitis -bronkiolitis -pneumoniaSebagian besar IRA terbatas pada IRA atas saja, hanya 5% terlibat laring &resp bawahserius.Di Indonesia, kasus IRA menempati urutan pertama dalam jumlah pasien rawat jalan terbanyak.Angka kematian balita akiat pneumonia masih tinggi 5 per 1000 balita. Tahun 2010 telah direncanakan 3 per 1000 balita , kendala ada bbp faktor spt,strategi baku penatalaksanaan kasus,imunisasi,da modifikasi faktor risiko.INSIDENS & PREVALENSIInsiden IRA/ pneumonia di negara berkembang adalah 2-10 kali lebih banyak dibanding negara maju. Pebedaan berhubungan dengan etologi dan faktor risiko. Negara maju (virus ), negara berkembang (bakteri,spt S.pneumonia, H. Influenzae)Di negara berkembang, IRA 10-25 % kematian,pada bayi 45 per 1000 kelahiran hidup.Di perkotaan , jumlah pisode IRA umumnya lbh tinggi (6-8 kali) pertahun, di pedesaan hanya 3-5 kali pertahun.

FAKTOR RISIKOBanyak faktor yang mendasari perjalanan penyakit IRA pada anak.USIA IRA dapat ditemuka pada 50% anak < 5tahun dan 30% anak usia 5-12 tahun. Penyebab kematian akibat pneumonia, bronkiolitis dll merupakan kasus terbanyak pada bayi ( usia < 1th).2.JENIS KELAMIN Tidak ada perbedaan insiden IRA. Tapi sedikit meninggi pada laki laki usia di atas 6 tahun.3.STATUS GIZI merupakan faktor risiko terpenting timbulnya pneumonia.Gizi buruk merupakan faktor predisposisi terjadinya IRA pada anak. Vitamin A sangat berhubungan dengan beratnya infeksi.4.ASI ASI mempunyai nilai proteksi terhadap pneumonia, terutama selama 1 bulan pertama.Bayi yang tidak dapat ASI lebih rentan mengalami IRA dibanding memberi ASI selama 1 bulan,

5. BBLRBerat badan lahir memiliki peran penting terhadap kematian akibat IRA. Negara berkembang sangat berhubungan dengan BBLR.6.IMUNISASICampak dan pertusis dan bbp penyakit lain dapatrisiko IRA.Vaksin campak cukup efektif dan dapat mencegah kematian hingga 25%.

Vaksin Pneumokokus dan influenzae type B saat ini sudah diberikan pada anak dengan efektivitas yang cukup baik.7.Pendidikan Orang tuaTingkat pendidikan orang tua berhubungan erat dengan keadaan sosial ekonomi dan berkaitan dengan engetahuan orang tua.Kurangnya pengetahuan menyebabkan sebagian kasus IRA tidak diketahui oleh orang tua& tidak diobati.8.Status sosial ekonomiAnak yang memp sosek rendah memp risiko lebih besar mengalami episode IRA.9.Penggunaan fasilitas keshatanAngka kematian pada kasus pneumonia yang tidak diobati diperkirakan 10-20%. Di negara berkemb penggunaan fasilitas keshatan masih rendah.

r1310. LingkunganPolusi udara sangat mempengaruhi pada IRA, karena dapat mengiritasi mukosa sal resp.Orang tua yang merokok , anak rentan thd pneumonia,suhu dingin juga faktor risiko pneumonia.Penyakit lain. Dan bencana alam.PERTIMBANGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKAJika dicurigai IRA penyebab bakteri,maka antibiotika harus diberikan secara cepat dan tepat adalh untuk :-memperkecil penyebaran-mempercepat penyembuhan-anak lebih cepat kembali ke sekolahMencegah kel paru di kemudian hari.RINITISAdalah infeksi sal nafas atas ringan dengan gejala utama hidung buntu,sekret hidung,bersin ,nyeri tenggorokan dan batuk.Secara akut dan sembuh spontan.Sangat infeksius , biasanya disebabkan oleh virus.ETIOLOGIRhinovirus, RSV, virus influenza,para influenza dan adenovirus.(prasekolah)# PATOFISIOLGIInfeksi virus pada mukosa hidung menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan perm kapiler, shg hidung tersumbat. Stimulasi klinergik menyebabkan sekresi kel mukosa dan bersin.Penularan mell inhalasi arosol patikel kecil. Rhinovirus ditlarkan melalui kontak tangan dengan sekret diikuti kontak tangan mukosa hidng/konjungtiva.MANIFESTASI KLINISMasa inkubasi sangat variasi antar virusRhinovirus MI : 10-12 jam setelah inokulasi intranasal.Virus influenza MI : 1-7 hariRata rata lama terjadi rinitis 7-14 harGejala lain ,nyeri tenggorokan, batu rewel, ggn tidur dan penurunan nafsu makan.Pem fisis tidak khas.DIAGNOSISPenegakan diagnosis lebih mudah pada dewasa , karena bayi dan anak sulit menyampaikan keluhan, dan sulit untuk menentukan apakah demam bagian dari infeksi virus yang ringan atau berat.TATALAKSANANonmedikamentosa . Dianjurkan melakukan elevasi kepala saat tidur. Pada bayi terapi suportif cairan adekuat.Medikamentosa.-antihistamin-antitusif tidak bermanfaat dan tidak drekomendasi pada anak.-dekongestan,tidak terbukti efektif pada anak,-antibiotika, tidak dapat mencegah terjadinya infeksi sekunder pada rinitis. Faktor pemberin AB adalah berlangsung > 10-14 hari tanpa ada perbaikan.-antivirus, di indonesia tidak umumPENCEGAHAN cegah mnular dengan cuci tangan, setelah kontak.pemberian imunisasi influenza setahun sekali.FARINGITS,TONSILITIS,TONSILOFARINGITIS AKUT.Pengertian faringitis secara luas mencakup tonsilitis,nasofaringitis dan tonsilofaringitis.ETIOLOGI (bakteri dan virus)Bakteri pentebab terbanyak adalh streptokokus beta hemolitikus grp A hemolitikus.

MANIFESTASI KLINISFaringitis streptkus ,dengan gejala dan tanda;-faring hiperemis,nyeri tenggorokan,onsil bengkak,kgb leher bengkak dan nyeri.-ptekie palatum mole.Kemungkinan bkan faringits streptokokus:Usia < 3 tahun.Awitan bertahapMelibatkan bbp mukosKonjungtivitis,diare, batuk,pilek, suara serak.Mengi, ronki paru.DIAGNOSISBerdasarkan gejala klinis, pem fisis, dan pem lab.Baku emas , dilakukan kultur dr apusan tenggorokan.@ TATALAKSANAAB diberikan untuk infeksi bakteri.Istirahat cukup, cairan adekuat,simptomatikAspirin tidak dianjurkan.Tonsilektomi (dasar ilmiah masih belum jelas)Keputusan tonsilektomi didasarkan adanya hipertropi, obstruksi dan infeksi kronis tonsil. Sedapat mungkin dihindari usia < 3tahun.Indikasi tonsiloadenoidektomi yang lain adanya obstructive sleep apnea.KOMPLIKASIPenyebaran hematogen streptoc hemolitikus type Ameningitis,osteomielitis,artrits septik, demam rematik dan glomeruloefritis.OTITIS MEDIAAdalah st inflamasi telinga tengah berhub dengan efusi telinga tengah,penumpukan cairan di telinga tengah.RINOSINUSITISTerminologi rinosinusitis dengan pertimbang bahwa manifestasi inflamasi ant sal resp atas dan sal resp bawah merupakan satu kestuan yang disebut united airway disease.Faktor predisposisi-IRA atas virus-rinitis alergi-kel anatomi

-def imun-asma-gerd-alergi fungusDiagnosisAnamnesis dan penunjangTATALAKSANAAB , pengobatan medis utam pada anak (10-14 hari)EPIGLOTITISInfeksi yang sangat serius berakibat obstruksi jalan nafas akut dan akhirnya menimbulkan kematian jika tida diobai.Dengan gejala sesak hebat, stridor dan toksik,Hampir selalu disebabkan H.influenza type b (Hib)DIAGNOSIS, ditemukan epiglotis yang besar, bengkak.merah ceri dengan pem langsung /laringoskopiPemeriksaan dengan spatula dihindari karena merangsang spasme.Dihindari posisi telentang.TATALAKSANAIntubasi / trakeostomiABPROGNOSAMninggal akibat obstruksi jalan nafas dan komplikasi trakeostomi.CROUP (LARINGOTRKEOBRONKITIS AKUT)Sindroma croup adalah sindroma klinis yng ditandai dengansuara serak,batuk, mengggonggong, stridor inspirasi dengan at adanya stres pernafasan.Istilah croup , dari bahasa anglo-saxon (tangisan keras),tahun 1928.Oleh virus yang menyerang sal nafas atas,dan dapat menimbulkan obstrsi dari ringan berat.Sifat penyakit adalah self limited., namun bisa berat sampai fatal.Berdasarkan derajat kegawatan dibagi 4 katagori:1,ringan, batuk menggonggong ,stridor tdk terdengar ketika pasien beristirahat/tdk beraktifitas.retraksi ringan2,sedang ,sering muncul menggonggong, stridor mudah terdengar,retraksi ddg dada,tidak ada gawat nafas.

3,berat, sama seperti yang sedang dan disertai gawat nafas.4,gagal nafas mengancam,batuk kadang tidak jelas,terdengar stridor, ggn kesadaran, dan letargi._ Biasa terjadi 6 bulan -6 tahun, puncak usia 1-2 tahun,

ETIOLOGI60 %kasus adalah human parainfluenza virus type 1,;hpiv2,3;dan 4, rsv, adenovirus, influenza Adan B. , campak,PATOGENESIS infeksi resp mulai dari nasofaring sp trakea dan laring.Edema ddg trakea kan terganggu mobilitas pita suara dan iritasisuara serak.Aliran udara mengalami turbulensi akan timbul stridor,retraksi ddg ddaMANIFESTASI KLINISDemam tidak begitu tinggi, 12-72 jam, hidun bear, nyeri menelan dn batuk ringan.bila berat dapt terjadi sesak nafas, stridor inspiratorik berat. Perbaikan tampak dalam satu minggu.DIAGNOSISBerdasarkan gejala klinis, pem fisis, suara serak , hidung berair radang faring frek nafas yang meningkat.Penunjang tidak perlu dilakukan,TATALAKSANATerapi inhalasi, uap dngin lebih baik dari uap panas.Nebulisasi epinefrinKortikosteroidbudesonidIntubasi, Kombinasi oksigen-heliumAntibiotika bila infeksi sekunder,@ komplikasi-otitis media, dehidrasi dan pneumonia.BRONKITIS AKUTBRONKITIS tidak dijumpai wujud klinis tersendiri dan merupakan akibat bbp keadaan,Bronkitis akut virusBronkitis akut biasanya mengikuti gejala-gejala infeksi saluran respiratori seperti rinitis dan faringitis. Batuk biasanya muncul 3-4 hari setelah rinitisAuskultasi;sp kasar wheezing, at kombinasiRadiologi biasanya normalTerapi suportifObat penekan batuk tidak dianjurkan,bila ada wheezing diberikan bronkodilator @Bronkitis akut bakteriLebih sedikit dibanding virus, merupakan invasi bakteri ke bronkus bersifat sekunder.Etiologi : s, aureus,s. Pneumoniae,h,. Influenzae.BRONKIOLITISAdalah penyakit IRA awah yang ditandai inflamasi pada bronkiolus, umumnya oleh virus,pada bayi pisode pertama ditemukan wheezing.DIAGNOSISDitegakkan berdasarkan anamnesa , pem fisis,pem lab, penunjang lainnya.Adanya takipnea ,takikardi suhu>38,5 C, wheezing. Cyanosis pada bayi < 6mingg.TATALAKSANASuportif,bonkodilator,kortikosteroid, ribavirin.@pENCEHAHANImunoglobulin, vaksinasiPNEUMONIAPneumonia adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak balita.Terdapat berbagai faktor risiko:Bayi ; bblr,tidak ada imunisasi, ASI(-), malnutrisi, def vit A kolonisasi bakteri di nasofaring, polusi udara.Pneumonia merupakan inflamasi yang mengenai parenkim paru. ETIOLOGISesuai distribusi umur.Di negara berkemb terutama disebabkan oleh bakteri.Secara klinis sulit dibedakan penybab virus aau bakteri. Demikian juga radiologi at lab.MANIFESTASI KLINISTergantung berat ringnnya infeksi sbb;Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit, gelisah, malaise, nafsu makan(-) ggn gitGejala ggn respiratori, batuk, sesa , retraksi , takipnea,pch, air hunger, merintih dan sianosis, Pneumonia pada neonatus danbayi kecilAkibat vertikel ibu-anak yang berhub proses persalinanGamb klinis tidak khas,@ balita dan anak besarKeluhan ; demam menggigil, batuk, sakit kepal, anoreksia, ggn git,retraksi subkosta, pch. Peumonia atipik dan mycoplasma pneu. Dan chlamydia pneu.Pemeriksaan penunjang-darah perifer lengkap-CRP-uji serologisPem mikrobiologisradiologiDIAGNOSISDiagnosis etiologi berdasarkan pem mikrobiologis / serologis merupakan dasar terapi optimalUmumnya berasarkan gamb klinis dan radiologisKlasifikasi pneumonia berdasarkan pedoman WHO :BAyi dan usia 2 bulan-5 tahun@ pneumonia berat-sesak nafas-harus dirawat dan diberi AB@pneumonia-tidak ada sesak nafas-ada nfas cepat,>50 x/m usia 2bl-1th,>40x/m anak >1-5 th,-tdk perlu rawat@bukan pneumonia-tdk ada nafas cepat dan sesak nafas-tidak perlu rawat-tidak perlu AB,anya penurun panas.Bayi berusia ibawah 2 bulan-pneumoniaNafas cepat > 60 x/m ata seak nafasHarus rawat dan AB-bukan pneumonia*tidak ada nafas cepat at sesak nafas,*tidakperlu dirawat, beri simptomatis.

TATALAKSANAIndikasi rawat bila toksik,distres pernafasan, tidak mau makan /minum. .kmplikasi, terutama sia pasien.Penggunaan AB yang tepat merupakan kunci utama kebrhasilan penobatan.@pneumonia rawat jalan AB secara oral,@pneumonia rawat inapAB beta laktam / kloramfenikol (lini pertama). Secara IV.KOMPLIKASIEmpiema torasis, perikarditis, pneumotoraks, ekstrapulmonal infeksi. Dan miokarditis.Terima kasih