64544663 infeksi saluran pernafasan akut

37
MAKALAH PATOFISIOLOGI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS ( ISPA ) DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 Apelia Candra Rini 260110090007 Miski Aghnia 260110090008 Nicky Niken L 260110090009 M. Irfan 260110090010 Ratna Ayu Suminar 260110090012 Diastry Winanda 260110090013 Ismil Imama 260110090014

Upload: lopanegua

Post on 29-Dec-2014

26 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

igguguif

TRANSCRIPT

Page 1: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

MAKALAH PATOFISIOLOGI

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS ( ISPA )

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

Apelia Candra Rini 260110090007

Miski Aghnia 260110090008

Nicky Niken L 260110090009

M. Irfan 260110090010

Ratna Ayu Suminar 260110090012

Diastry Winanda 260110090013

Ismil Imama 260110090014

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2011

Page 2: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.,

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya

dengan rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)”. Dalam makalah ini penulis

mencoba menkelaskan secara lebih dalam mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan ISPA. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan

dan bagi masyarakat pada umumnya dalam menangani kasus-kasus penyakit yang

berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan atas.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan

makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharpkan saran dan kritik yang

membangun. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat menambah

pengetahuan khususnya dalam bidang patofosiologi suatu penyakit dan

bermanfaat bagi orang-orang yang tertarik menekuni bidang ini.

Jatinangor, Mei 2010

Page 3: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam GBHN, dinyatakan bahwa pola dasar pembangunan Nasional

pada hakekatnya adalah Pembangunan Manusia Indonesia seutuhnya dan

pembangunan masyarakat Indonesia. Jadi jelas bahwa hubungan antara usaha

peningkatan kesehatan masyarakat dengan pembangunan, karena tanpa modal

kesehatan niscaya akan gagal pula pembangunan kita. Usaha peningkatan

kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah mudah seperti membalikkan

telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks, dimana penyakit

yang terbanyak diderita oleh masyarakat terutama pada yang paling rawan yaitu

ibu dan anak, ibu hamil dan ibu meneteki serta anak bawah lima tahun.

Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama adalah ISPA

(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut saluran pernapasan

bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah suatu

penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang

maupun dinegara maju dan sudah mampu. dan banyak dari mereka perlu masuk

rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran

pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai

pada,masa dewasa. dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya

Chronic Obstructive Pulmonary Disease.

ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena

menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4

kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA

setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit

ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %.

Kematian yangterbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi

berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat

masih sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang

Page 4: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan

kurang gizi.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas maka penulis ingin

mencoba untuk mengemukakan terminology, epidemiologi, etiologi,

pathogenesis, prognosis, dan patofisiologis dari penyakit-penyakit ISPA yaitu

Otititis Media, Sinusitis, dan Faringitis.

Page 5: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

BAB II

ISI

2.1. Definisi ISPA

ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang

benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA

meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.

ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang

dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai

gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga

tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya

bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan

antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini

tidak diobati dengan antibiotic dapat mengakibat kematian. Program

Pemberantasan Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu

pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya

penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek

seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya

digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit

jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik.

Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila

ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut

harus mendapat antibiotic. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin,

udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat

kesaluran pernapasannya.

Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan

bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup

besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama

yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada

bulan-bulan musim dingin. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering

Page 6: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi

dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada

anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban

immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing,

serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotic. Tanda-tanda

bahaya pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan

keluhankeluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit

mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh

dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam

kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit,

meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang

ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan

tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan. Tanda-tanda bahaya dapat

dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tandatanda laboratoris.

Tanda-tanda klinis

• Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea),

retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah

atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.

• Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi,

hypotensi dan cardiac arrest.

• Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,

bingung, papil bendung, kejang dan coma.

• Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.

Tanda-tanda laboratoris

• hypoxemia,

• hypercapnia dan

• acydosis (metabolik dan atau respiratorik)

Page 7: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah:

tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan

tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa

minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume

yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor, Wheezing, demam

dan dingin.

OTITIS MEDIA

2.1 Terminologi

Otitis media adalah infeksi atau inflamasi (inflamasi: peradangan)  di

telinga tengah. Telinga sendiri terbagi menjadi tiga bagian: telinga luar, telinga

tengah, dan telinga dalam. Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan

dunia luar oleh gendang telinga. Daerah ini menghubungkan suara dengan alat

pendengaran di telinga dalam. Selain itu di daerah ini terdapat saluran Eustachius

yang menghubungkan telinga tengah dengan rongga hidung belakang dan

tenggorokan bagian atas. Guna saluran ini adalah:

menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga dan

menyesuaikannya dengan tekanan udara di dunia luar.

mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang melapisi telinga

tengah ke bagian belakang hidung ( Itqiyah, 2007).

Otitis media adalah peradangan pada telinga tengah dan sistem sel udara

mastoid. Otitis media dibagi menjadi 3 yaitu :

Otitis media efusi (OME) adalah peradangan telinga tengah dan mastoid

yang ditandai dengan akumulasi cairan di telinga tengah tanpa disertai tanda

atau gejala infeksi akut.

Otitis media akut (OMA) adalah proses infeksi yang ditentukan oleh adanya

cairan di telinga tengah dan disertai tanda dan gejala seperti nyeri telinga

(otalgia), rasa penuh di telinga atau gangguan dengar, serta gejala penyerta

lainnya tergantung berat ringannya penyakit, antara lain: demam, iritabilitas,

Page 8: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

letargi, anoreksia, vomiting, bulging hingga perforasi membrana timpani,

yang dapat diikuti dengan drainase purulen.

Otitis media kronik (OMK) adalah proses peradangan di telinga tengah dan

mastoid yang menetap > 12 minggu.

Otitis media efusi (OME) 

Penyakit ini dikenal pula dengan serous otitis media, glue ear, dan non

purulen otitis media. OME adalah salah satu penyakit yang paling sering terjadi

pada anak. Pada populasi anak, OME dapat timbul sebagai suatu kelainan short-

term menyertai suatu infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), ataupun sebagai

proses kronis yang disertai gangguan dengar berat, keterlambatan perkembangan

bicara dan bahasa, gangguan keseimbangan, hingga perubahan struktur membrana

timpani dan tulang pendengaran

(Haryanto,2010)

2.2 Epidemiologi

Di Amerika Serikat,  diperkirakan 75% anak mengalami setidaknya satu

episode otitis media sebelum usia tiga tahun dan hampir setengah dari mereka

mengalaminya tiga kali atau lebih. Di Inggris, setidaknya 25% anak mengalami

minimal satu episode sebelum usia sepuluh tahun.4 Di negara tersebut otitis media

paling sering terjadi pada usia 3-6 tahun( Itqiyah, 2007).

2.3 Etiologi

Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun

bakteri. 4,5 Pada 25% pasien, tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya.

Virus ditemukan pada 25% kasus dan kadang menginfeksi telinga tengah bersama

bakteri. Bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus

pneumoniae, diikuti oleh Haemophilus influenzae dan Moraxella cattarhalis.

Yang perlu diingat pada OMA, walaupun sebagian besar kasus disebabkan oleh

bakteri, hanya sedikit kasus yang membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan

Page 9: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

karena tanpa antibiotik pun saluran Eustachius akan terbuka kembali sehingga

bakteri akan tersingkir bersama aliran lendir ( Itqiyah, 2007).

2.4 Patogenesis

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti

radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran

Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan

infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran,

tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri.

Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka

sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu

pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang

dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena

gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan

organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan

pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun

cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45

desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri dan

yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek

gendang telinga karena tekanannya ( Itqiyah, 2007).

2.5 Prognosis

Otitis media kronik ditandai dengan riwayat keluarnya cairan secara

kronik dari satu atau dua telinga. Jika gendang telinga telah pecah lebih dari 2

minggu, risiko infeksi menjadi sangat umum. Umumnya penanganan yang

dilakukan adalah mencuci telinga dan mengeringkannya selama beberapa minggu

hingga cairan tidak lagi keluar.

Otitis media yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga

tengah, termasuk otak. Namun komplikasi ini umumnya jarang terjadi. Salah

satunya adalah mastoiditis pada 1 dari 1000 anak dengan OMA yang tidakdiobati.

Page 10: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran

permanen. Cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi

pendengaran anak serta menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan

bahasa. Otitis media dengan efusi didiagnosis jika cairan bertahan dalam telinga

tengah selama 3 bulan atau lebih( Itqiyah, 2007).

2.6 Patofisiologi

Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut :

Penyakitnya muncul mendadak (akut)

Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga

tubuh) di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di

antara tanda berikut:

menggembungnya gendang telinga

terbatas atau tidak adanya gerakan gendang telinga

adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga

cairan yang keluar dari telinga

Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan

adanya salah satu di antara tanda berikut:

kemerahan pada gendang telinga

nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal

Anak dengan OMA dapat mengalami nyeri telinga atau riwayat

menarik-narik daun telinga pada bayi, keluarnya cairan dari telinga,

berkurangnya pendengaran, demam, sulit makan, mual dan muntah, serta rewel.

Namun gejala-gejala ini (kecuali keluarnya cairan dari telinga) tidak spesifik

untuk OMA sehingga diagnosis OMA tidak dapat didasarkan pada riwayat

semata.

Efusi telinga tengah diperiksa dengan otoskop (alat untuk memeriksa

liang dan gendang telinga dengan jelas). Dengan otoskop dapat dilihat adanya

gendang telinga yang menggembung, perubahan warna gendang telinga

menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram, serta cairan di liang telinga.

Page 11: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Jika konfirmasi diperlukan, umumnya dilakukan dengan otoskopi

pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga

yang dilengkapi dengan pompa udara kecil untuk menilai respon gendang

telinga terhadap perubahan tekanan udara). Gerakan gendang telinga yang

berkurang atau tidak ada sama sekali dapat dilihat dengan pemeriksaan ini.

Pemeriksaan ini meningkatkan sensitivitas diagnosis OMA. Namun umumnya

diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan otoskop biasa. Efusi telinga tengah

juga dapat dibuktikan dengan timpanosentesis (penusukan terhadap gendang

telinga). Namun timpanosentesis tidak dilakukan pada sembarang anak.

Indikasi perlunya timpanosentesis antara lain adalah OMA pada bayi di bawah

usia enam minggu dengan riwayat perawatan intensif di rumah sakit, anak

dengan gangguan kekebalan tubuh, anak yang tidak memberi respon pada

beberapa pemberian antibiotik, atau dengan gejala sangat berat dan komplikasi.

OMA harus dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai

OMA. Untuk membedakannya dapat diperhatikan hal-hal berikut.

Gejala dan tanda OMA Otitis media

dengan efusi

Nyeri telinga, demam, rewel + -

Efusi telinga tengah + +

Gendang telinga suram + +/-

Gendang yang menggembung +/- -

Gerakan gendang berkurang + +

Berkurangnya pendengaran + +

( Itqiyah, 2007)

SINUSITIS

2.1 Terminologi

Sinusitis adalah penyakit yang terjadi di daerah sinus. Sinus sendiri adalah

rongga udara yang terdapat di area wajah yang terhubung dengan hidung. Fungsi

Page 12: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

dari rongga sinus sendiri adalah untuk menjaga kelembapan hidung dan menjaga

pertukaran udara di daerah hidung. Sinusitis dapat dibedakan menjadi 2 jenis,

yaitu :

Sinusitis akut : gejala dirasakan selama 2-8 minggu.

Sinusitis kronik : biasanya gejala dirasakan lebih dari 8 minggu.

Sinusitis akut dapat disebabkan oleh kerusakan lapisan rongga sinus akibat

infeksi atau tindakan bedah. Sedangkan sinusitis kronis biasanya disebabkan oleh

infeksi bakteri atau virus ( Bekti, 2009).

2.2 Epidemiologi

Angka kejadian sinusitis di Indonesia belum diketahui secara pasti. Tetapi

diperkirakan cukup tinggi karena masih tingginya kejadian infeksi saluran napas

atas, yang merupakan salah satu penyebab terbesar terjadinya sinusitis. Di Eropa

angka kejadian sinusitis sekitar 10% - 30% populasi, di Amerika sekitar 135 per

1000 populasi (Sari,2009)

Di dunia, sinusitis kronik dapat dijumpai hampir di seluruh negara,

terutama dengan kadar polusi udara yang relatif tinggi, seperti di Indonesia. Iklim

dan kelembaban udara juga memegang peranan penting dalam menyebabkan

sinusitis. Di belahan bumi utara, sinusitis biasanya terjadi akibat

konsentrasi pollen di udara. Seperti penyakit lainnya, sinusitis yang menjadi

kronis akan meningkatkan morbiditas bahkan mortalitas. Penyebaran

perkontinuitatum sinusitis mampu mengakibatkan komplikasi hingga menjadi

meningitis dan abses otak. Selain itu sinusitis yang kronis juga memicu

eksaserbasi asma bagi para pengidapnya( Muhammad,2008).

2.3 Etiologi

Sinus paranasal salah satu fungsinya adalah menghasilkan lendir yang

dialirkan ke dalam hidung, untuk selanjutnya dialirkan ke belakang, ke arah

tenggorokan untuk ditelan ke saluran pencernaan. Semua keadaan yang

mengakibatkan tersumbatnya aliran lendir dari sinus ke rongga hidung akan

Page 13: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

menyebabkan terjadinya sinusitis. Secara garis besar penyebab sinusitis ada 2

macam, yaitu :

Faktor lokal

Faktor lokal adalah semua kelainan pada hidung yang dapat

mengakibatkan terjadinya sumbatan; antara lain infeksi, alergi, kelainan anatomi,

tumor, benda asing, iritasi polutan dan gangguan pada mukosilia (rambut halus

pada selaput lendir).

Faktor sistemik.

Faktor sistemik adalah keadaan di luar hidung yang dapat menyebabkan

sinusitis; antara lain gangguan daya tahan tubuh (diabetes, AIDS),

penggunaan obat-obat yang dapat mengakibatkan sumbatan hidung ( Sari,

2009).

Penyebab sinusitis sampai saat ini akibat bakteri patogen yang memulai

infeksi sinusitis akut, yakni Streptococcus pneumoniae, Haemophillus

influenzae, serta Moraxella catarrhalis. Dari endoskopi atau punksi sinus,

bakteri tersebut juga sering menyebabkan kelanjutan menjadi sinusitis

kronik. Selain itu, pada sinusitis yang kronik terdapat pula flora normal

dan beberapa patogen lain, misalnya Staphylococcus aureus, stafilokokus

koagulase negatif, Streptococcus viridans, Streptococcus intermedius,

Pseudomonas aeruginosa, serta spesies Nocardia dan bakteri anaerob.

Sedangkan jamur yang sering ditemukan pada sinusitis kronis ialah

spesies Aspergillus, Cryptococcus neoformans, Candida sp., Sporothrix

schenkii, dan spesies Alternatia. Selain akibat ulah kuman-kuman

tersebut, sinusitis yang kronik disebabkan oleh obstruksi osteometal yang

permanen, alergi, polip, atau status imunodefisiensi ( Muhammad,2008).

2.4 Patogenesis

Ketika sinusitis terjadi karena infeksi bakteri ataupun virus,maka akan

terjadi infeksi pada rongga sinus. Kadangkala infeksi sinus terjadi setelah kita

mengalami flu. Virus flu akan menyerang lapisan rongga sinus menyebabkan

lapisan sinus bengkak dan rongga sinus menjadi mengecil. Tubuh bereaksi

Page 14: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

terhadap virus tersebut dengan memproduksi lebih banyak lendir. Tetapi karena

rongga sinus mengecil maka lendir terperangkap di dalam rongga sinus dan

menjadi tempat tumbuhnya bakteri. Bakteri tersebutlah yang menyebabkan infeksi

sinus( Bekti, 2009).

2.5 Prognosis

Seperti halnya penyakit-penyakit yang lain, sinusitis juga dapat

menyebabkan komplikasi. Komplikasi sinusitis di antaranya:

Otak (infeksi pada otak atau timbunan nanah pada otak)

 Mata (infeksi pada jaringan di sekitar bola mata, infeksi bola mata,

pecahnya bola mata)

Infeksi tulang sekitar sinus (dapat terjadi kebocoran nanah keluar dari

wajah, perubahan bentuk wajah/menonjol/membengkak)

Radang tenggorok yang sering kambuh

Radang amandel

Radang pita suara (sering batuk atau serak)

Sesak napas atau asma

Gangguan pencernaan (sering sakit perut, mual, muntah, diare)

( Sari, 2009 )

2.6 Patofisiologi

Setiap orang dapat melakukan diagnosis pada dirinya sendiri apakah

terkena sinusitis atau tidak. Untuk memudahkan diagnosis sinusitis dapat

berpatokan pada The Task Force on Rhinosinusitis of The American Assosiation

of Otolaryngology Head and Neck Surgery, dengan menggunakan gejala mayor

dan minor

GEJALA MAYOR                                                       GEJALA MINOR

-Nyeri / berat / tertekan pada wajah                         -Nyeri kepala

-Hidung buntu                                                          -Napas bau

-Lendir / ingus kekuningan / kehijauan                    -Nyeri gigi

-Gangguan membau                                                  -Batuk

Page 15: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

-Panas                                                                      -Nyeri / berat / tertekan

pada  telinga 

 

Sangkaan sinusitis apabila terdapat

-          minimal 2 gejala mayor atau

-          1 gejala mayor disertai dengan minimal 2 gejala minor

 

 Apabila seorang penderita merasa dirinya memenuhi kriteria diagnosis

seperti yang tersebut di atas, maka yang bersangkutan perlu segera memeriksakan

dirinya ke dokter spesialis THT untuk medapatkan penanganan lebih lanjut, agar

dapat dicegah komplikasi akibat penyakit ini. Diagnosis pasti sinusitis ditegakkan

dengan pemeriksaan penunjang antara lain foto Rontgen, CT Scan, Endoskopi,

biakan dan uji kepekaan kuman. Kesemuanya itu tergantung pada kondisi

penderita dan fasilitas yang tersedia ( Sari,2009).

FARINGITIS

2.1 Terminologi

Radang Tenggorokan atau Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis),

adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring. Kadang

juga disebut sebagai radang tenggorok. Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau

kuman, disebabkan daya tahan yang lemah. Dalam terminologi kesehatan, radang

tenggorokan biasa disebut dengan sore throat atau faringitis. Keluhan yang

muncul bervariasi, dari sekadar rasa gatal di tenggorokan sampai nyeri berat

sehingga menelan ludah pun terasa menyakitkan. Tidak sampai di situ saja, stres

dan kerja berlebihan dapat memperlemah sistem pertahanan tubuh dan memicu

infeksi tenggorokan. Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena

terkena kuman. Kadangkala makan makanan yang sehat dengan buah-buahan

yang banyak, disertai dengan vitamin bisa menolong. Gejala radang tenggorokan

seringkali merupakan pratanda penyakit flu atau pilek.

Page 16: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Faringitis ada yang akut dan kronis,

* Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri

tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.

* Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang

lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang

mengganjal di tenggorok( Judarwanto,2010).

2.2 Epidemiologi

Faringitis dapat terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis

kelamin, dengan frekuensi yang lebih tinggi terjadi pada populasi anak-anak.

Faringitis akut jarang ditemukan pada usia di bawah 1 tahun. Insidensinya

meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut

sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang

diakibatkan faringitis jarang, tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi

penyakit ini ( Hudachairi,2009).

2.3 Etiologi

Radang tenggorokan bisa disebabkan bermacam-macam penyebab, bisa

karena infeksi virus, infeksi bakteri,infeksi fungal hingga alergi dan iritasi,di

antaranya adalah:

Virus, 80 % sakit tenggorokan disebabkan oleh virus, dapat

menyebabkan demam .

Batuk dan pilek, dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat

tenggorokan teriritasi.

Virus coxsackie (hand, foot, and mouth disease).

Alergi.

Alergi dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat

kronis (menetap).

Bakteri streptokokus, dipastikan dengan Kultur tenggorok. Tes ini

umumnya dilakukan di laboratorium menggunakan hasil usap

tenggorok pasien. Dapat ditemukan gejala klasik dari kuman

Page 17: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik

putih, muntah – muntah, bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai

pembesaran kelenjar amandel.

Difteri

Merokok.

Dari berbagai penyebab tersebut, penyebab tersering adalah infeksi virus.

Adapun bakteri yang paling sering menyebabkan radang tenggorokan adalah

bakteri streptococcus sekitar 15-30 persen kasus ( Zoomyadam,2009).

Kebanyakan radang tenggorokan disebabkan oleh dua jenis infeksi yaitu

virus dan bakteri. Sekitar 80% radang tenggorokan disebabkan oleh virus dan

hanya sekitar 10-20% yang disebabkan bakteri. Untuk dapat mengatasinya,

penting untuk mengetahui infeksi yang dialami disebabkan oleh virus atau bakteri

streptokokus. Infeksi virus biasanya merupakan penyebab selesma (pilek) dan

influenza yang kemudian mengakibatkan terjadinya radang tenggorokan. Selesma

biasanya sembuh sendiri sekitar 1 minnu begitu tubuh Anda membentuk antibodi

melawan virus tersebut ( Judarwanto,2010).

2.4 Patogenesis

Faringitis oleh virus biasanya merupakan penyakit dengan awitan yang

relatif lambat, umumnya terdapat demam, malaise, penurunan nafsu makan

disertai rasa nyeri sedang pada tenggorokan sebagai tanda dini. Rasa nyeri pada

tenggorokan dapat muncul pada awal penyakit tetapi biasanya baru mulai terasa

satu atau dua hari setelah awitan gejala-gejala dan mencapai puncaknya pada hari

ke-2-3. Suara serak, batuk, rinitis juga sering ditemukan. Walau pada puncaknya

sekalipun, peradangan faring mungkin berlangsung ringan tetapi kadang-kadang

dapat terjadi begitu hebat serta ulkus-ulkus kecil mungkin terbentuk pada langit-

langit lunak dan dinding belakang faring. Eksudat-eksudat dapat terlihat pada

folikel-folikel kelenjar limfoid langit-langit dan tonsil serta sukar dibedakan dari

eksudat-eksudat yang ditemukan pada penyakit yang disebabkan oleh

streptokokus. Biasanya nodus-nodus kelenjar limfe servikal akan membesar,

Page 18: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

berbentuk keras dan dapat mengalami nyeri tekan atau tidak. Keterlibatan laring

sering ditemukan pada penyakit ini tetapi trakea, bronkus-bronkus dan paru-paru

jarang terkena. Jumlah leukosit berkisar 6000 hingga lebih dari 30.000, suatu

jumlah yang meningkat (16.000-18.000) dengan sel-sel polimorfonuklear

menonjol merupakan hal yang sering ditemukan pada fase dini penyakit tersebut.

Karena itu jumlah leukosit hanya kecil artinya dalam melakukan pembedaan

penyakit yang disebabkan oleh virus dengan bakteri. Seluruh masa sakit dapat

berlangsung kurang dari 24 jam dan biasanya tidaka kan bertahan lebih lamna dari

5 hari. Penyulit-penyulit lainnya jarang ditemukan.

Faringitis streptokokus pada seorang anak berumur lebih dari 2 tahun,

seringkali dimulai dengan keluhan-keluhan sakit kepala, nyeri abdomen dan

muntah-muntah. Gajala-gajala tersebut mungkin berkaitan dengan terjadinya

demam yang dapat mencapai suhu 40OC (104O F); kadang-kadang kenaikan suhu

tersebut tidak ditemukan selama 12 jam. Berjam-jam setelah keluhan-keluhan

awal maka tenggorokan penderita mulai terasa sakit dan pada sekitar sepertiga

penderita mengalami pembesaran kelenjar-kelenjar tonsil, eksudasi serta eritem

faring. Derajat rasa nyeri faring tidak tetap dan dapat bervariasi dari yang sedikit

hingga rasa nyeri demikian hebat sehingga membuat para penderita sukar

menelan. Dua per tiga dari para penderita mungkin hanya mengalami eritema

tanpa pembesaran khusus kelenjar tonsil serta tidak terdapat eksudasi.

Limfadenopati servikal anterior biasanya terjadi secara dini dan nodus-nodus

kelenjar mengalami nyeri tekan. Demam mungkin berlangsung hingga 1-4 hari;

pada kasus-kasus sangat berat penderita tetap dapat sakit hingga 2 minggu.

Temuan-temuan fisik yang paling mungkin ditemukan berhubungan dengan

penyakit yang disebabkan oleh streptokokus adalah kemerahan pada kelenjar-

kelenjar tonsil beserta tiang-tiang lunak, terlepas dari ada atau tidaknya

limfadenitis dan eksudasi-eksudasi. Gambaran-gambaran ini walaupun sering

ditemukan pada faringitis yang disebabkan oleh streptokokus, tidak bersifat

diagnostik dan dengan frekuensi tertentu dapat pula dijumpai pada faringitis yang

disebabkan oleh virus. Konjungtivitis, rinitis, batuk, dan suara serak jarang terjadi

pada faringitis yang disebabkan streptokokus dan telah dibuktikan, adanya 2 atau

Page 19: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

lebih banyak lagi tanda-tanda atau gejala-gejala ini memberikan petunjuk pada

diagnosis infeksi virus( Hudachairi,2009).

2.5 Prognosis

Nyeri tenggorokan cenderung diabaikan, karena memang pada umumnya

ringan. Padahal pada sebagian kasus sekitar 10 -20% jika dibiarkan berlarut-larut,

radang ini bisa memicu munculnya penyakit lain. Hampir semua orang pernah

mengalami nyeri tenggorokan. Namun, belum banyak yang mau memeriksakan

diri ke dokter sebelum nyeri tenggorokannya menjadi lebih parah. Bahkan,

mereka biasanya baru pergi ke dokter saat radang parah, nyaris tidak sanggup lagi

menelan makanan. Radang tenggorokan sesungguhnya bukanlah nama penyakit.

Ia hanyalah gejala dari berbagai penyakit yang muncul. Dalam terminologi

kesehatan, radang tenggorokan biasa disebut dengan sore throat atau faringitis.

Keluhan yang muncul bervariasi, dari sekadar rasa gatal di tenggorokan sampai

nyeri berat sehingga menelan ludah pun terasa menyakitkan. Tidak sampai di situ

saja, stres dan kerja berlebihan dapat memperlemah sistem pertahanan tubuh dan

memicu infeksi tenggorokan. Penyebab radang atau sore throat bermacam-

macam. Bisa karena infeksi virus, infeksi bakteri, hingga alergi dan iritasi.

Seluruhnya dapat ditularkan melalui ludah, yang keluar saat batuk,atau

yang terdapat pada tangan atau barang pribadi penderita infeksi. Rata-rata masa

inkubasi radang tenggorokan antara dua hingga lima hari. Namun bila disebabkan

virus, masa inkubasinya berkisar antara tiga hari hingga dua minggu. Infeksi yang

disebabkan virus influenza bersifat menular dan sangat mudah tersebar. Pada

kondisi ini, peradangan berlangsung sekitar tiga sampai sepuluh hari. Umumnya,

peradangan terasa lebih berat pada pagi hari dan akan membaik seiring

berjalannya hari.

Biasanya disertai rasa lemas, menurunnya nafsu makan, demam, dan

batuk. Sakit tenggorokan juga ditemukan pada infeksi virus lainnya seperti bisul

dan campak. Tubuh memerlukan satu minggu untuk membangun antibodi untuk

menghancurkan virus-virus tersebut. Infeksi mononucleosis, atau yang umumnya

disebut Mono disebabkan virus Epstein Barr,dan membutuhkan waktu yang lebih

Page 20: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

lama untuk sembuh.Virus ini memengaruhi sistem limpa sehingga menyebabkan

pembesaran pada amandel dan muncul bercak putih pada permukaannya. Selain

itu, juga terjadi pembengkakan pada pembuluh di leher.

Infeksi seperti ini biasanya menimbulkan sakit tenggorokan yang parah,

sehingga membuat si penderita kesulitan bernapas. Virus ini juga menyebabkan

kelelahan luar biasa yang dapat berlangsung lebih dari enam minggu. Terkadang

virus ini juga menyerang hati dan menyebabkan sakit kuning. Walaupun Mono

diberi nama panggilan Kissing Disease, ia tidak hanya bisa ditularkan melalui

ludah. Penularan juga dapat terjadi dari mulut ke tangan, kemudian dari tangan ke

mulut atau dari penggunaan handuk atau alat-alat makan bersama.

Untuk bakteri, yang paling umum dan paling serius dalam hal komplikasi

adalah grup A betahemolitis streptococcus. Bakteri ini menyebabkan penyakit

strep throat dan diasosiasikan dengan kerusakan klep di jantung (demam rematik)

dan ginjal (nephritis), tonsillitis, radang paru, sinusitis, dan infeksi telinga.

Penyebab sakit tenggorokan yang lain adalah laryngo-pharyngeal reflux (LPR).

Pada penderita alergi biasanya mengalami sakit di tenggorokan pada pagi hari saat

asam lambung naik ke atas dan masuk bagian belakang tenggorokan. Pada

tenggorokan terasa ada benjolan dan berasa asam. Penderita sering mengeluarkan

dahak untuk membersihkan tenggorokan (Judarwanto,2010).

2.6 Patofisiologi

Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel,

kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi

pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium

awal terdapat hiperemi, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat

mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan kemudian cendrung menjadi kering

dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding

faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu

terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan

bercak-bercak pada dinding faring posterior, atau terletak lebih ke lateral, menjadi

meradang dan membengkak (Hudachairi,2009).

Page 21: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Gejala umum radang tenggorokan akibat infeksi virus sebagai berikut:

Rasa pedih atau gatal dan kering.

Batuk dan bersin.

Sedikit demam atau tanpa demam.

Suara serak atau parau.

Hidung meler dan adanya cairan di belakang hidung.

Infeksi bakteri memang tidak sesering infeksi virus, tetapi dampaknya bisa

lebih serius. Umumnya, radang tenggorokan diakibatkan oleh bakteri jenis

streptokokus sehingga disebut radang streptokokus. Seringkali seseorang

menderita infeksi streptokokus karena tertular orang lain yang telah menderita

radang 2-7 hari sebelumnya. Radang ini ditularkan melalui sekresi hidung atau

tenggorokan.

Gejala umum radang streptokokus berikut:

Tonsil dan kelenjar leher membengkak

bagian belakang tenggorokan berwarana merah cerah dengan bercak-

bercak putih.

demam seringkali lebih tinggi dari 38 derajat celsius dan sering disertai

rasa menggigil

sakit waktu menelan.

Radang streptokokus memerlukan bantuan dokter karena bila penyebabnya

adalah kuman streptokokus dan tidak mendapat antibiotik yang memadai maka

penyakit akan bertambah parah dan kuman dapat menyerang katup jantung

sehingga menimbulkan penyakit Demam Rhematik ( Judarwanto,2010).

Page 22: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

BAB III

KESIMPULAN

Page 23: 64544663 Infeksi Saluran Pernafasan Akut

DAFTAR PUSTAKA

Bekti. 2009. Sinusitis . Available online at :

http://medicastore.com/artikel/280/index.html (diakses tanggal 18 Mei

2011)

Haryanto,Hary. 2010. Otitis media efusi. Available online at :

http://craizes456.blogspot.com/2010/10/otitis-media-efusi-ome.html

(diakses tanggal 18 Mei 2011)

Hudachairi. 2009. Faringitis. Available online at :

http://hudachairi.multiply.com/journal/item/14/Faringitis (diakses tanggal

18 Mei 2011).

Itqiyah, Nurul. 2007. Otitis Media. Available online at :

http://puyer.wordpress.com/category/guidelines/ (diakses tanggal 18 Mei

2011)

Judarwanto,Widodo. 2010. Radang Tenggorok. Available online at :

http://goib.wordpress.com/2010/11/07/radang-tenggorok-tidak-harus-

diberi-antibiotika/?like=1 (diakses tanggal 18 Mei 2011)

Muhammad,Hary Utomo. 2008. Manajemen multiaspek sinusitis kronik.

Available online at : http://orie1284.multiply.com/journal (diakses tanggal

18 Mei 2011).

Sari. 2009. Sinusitis. Available online at :

http://majalahkasih.pantiwilasa.com/index.php?

option=com_content&task=view&id=88&Itemid=74 (diakses tanggal 18

Mei 2011).

Zoomyadam. 2009. Radang tenggorokan. Available online at : http://artikel-info-

kesehatan.blogspot.com/2009_09_01_archive.html (diakses tanggal 18

Mei 2011).