yana infeksi saluran pernafasan akut

27
TUGAS MANAJEMEN ASUHAN GAWAT DARURAT PADA Tn. “H” DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DAN PENANGGULANGANNYA DI RS dr.M DJAMIL PADANG TANGGAL 7 DESEMBER 2010 Oleh : ELVIRA YUSHALLINA 0821666 IIIB D3 KEBIDANAN

Upload: komp-aan

Post on 24-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

TUGAS

MANAJEMEN ASUHAN GAWAT DARURAT PADA Tn. “H” DENGAN

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DAN

PENANGGULANGANNYA DI RS dr.M DJAMIL

PADANG TANGGAL 7 DESEMBER 2010

Oleh :

ELVIRA YUSHALLINA

0821666

IIIB D3 KEBIDANAN

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

2010

Page 2: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam GBHN, dinyatakan bahwa pola dasar pembangunan Nasional pada

hakekatnya adalah Pembangunan Manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan

masyarakat Indonesia. Jadi jelas bahwa hubungan antara usaha peningkatan

kesehatan masyarakat dengan pembangunan, karena tanpa modal kesehatan

niscaya akan gagal pula pembangunan kita.

Usaha peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah

mudah seperti membalikkan telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah

kompleks, dimana penyakit yang terbanyak diderita oleh masyarakat terutama

pada yang paling rawan yaitu ibu dan anak, ibu hamil dan ibu meneteki serta anak

bawah lima tahun (1).

Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama adalah ISPA

(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut saluran pernapasan

bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah suatu

penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang

maupun dinegara maju dan sudah mampu. dan banyak dari mereka perlu masuk

rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran

pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai

pada,masa dewasa. dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya

Chronic Obstructive

Pulmonary Disease (2,3).

ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena

menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4

kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA

setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit

ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %.

Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi

berumur kurang dari 2 bulan (4,5).

Page 3: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi.

Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam

keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi (3). Data

morbiditas penyakit pneumonia di Indonesia per tahun berkisar antara 10 -20 %

dari populasi balita. Hal ini didukung oleh data penelitian dilapangan (Kecamatan

Kediri, NTB adalah 17,8 % ; Kabupaten Indramayu adalah 9,8 %). Bila kita

mengambil angka morbiditas 10 % pertahun, ini berarti setiap tahun jumlah

penderita pneumonia di Indonesia berkisar 2,3 juta .Penderita yang dilaporkan

baik dari rumah sakit maupun dari Puskesmas pada tahun 1991 hanya berjumlah

98.271. Diperkirakan bahwa separuh dari penderita pneumonia didapat pada

kelompok umur 0-6 bulan (6).

Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun

1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian

khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA (6), namun

kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi seperti

yang telah dilaporkan berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas maka penulis ingin

mencoba untuk mengemukakan upaya pemberantasan ISPA dengan prioritas

kepada penatalaksanaan kasus ISPA pada bayi dan anak-anak. Mengingat tujuan

pembangunan kesehatan dalam upaya menurunkan angka mortalitas dan

morbilitas, sehingga tujuan pembangunan nasional untuk memperoleh sumber

daya manusia yang berkualitas baik, fisik maupun mental akan tercapai.

Page 4: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian

ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang

disebabkan infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia tanpa atau

disertai radang parenkim paru. ( Vietha, 2009 )

ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi pada setiap

bagian saluran pernafasan baik atas maupun bawah yang disebabkan oleh jasad

remik atau bakteri, virus maupun riketsin tanpa atau disetai radang dari parenkim.

( Whaley dan Wong, 2000 )

B. Menurut Depkes ( 2002 ), klasifikasi dari ISPA adalah :

1. Ringan ( buka pneumonia )

Batuk tanpa pernafasan cepat / kurang dari 40 kali / menit, hidung

tersumbat / berair, tenggorokan merah, telingan berair.

2. Sedang ( pneumonia )

Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga

keluar cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis purulen dengan pembesaran

kelenjar limfe yang nyeri tekan ( adentis servikal ).

3. Berat ( pneumonia )

Batuk dengan nafas berat, cepat dan stridor, membran keabuan di taring,

kejang, apnea, dehidrasi berat / tidur terus, tidak ada sianosis.

4. Sangat Berat

Batuk dengan nafas berat, cepat, stridor, dan sianosis serta tidak minum.

C. Etiologi

Menurut Vietha ( 2009 ), etiologi ISPA adalah lebih dari 200 jenis bakteri,

virus dan jamur. Bakteri penyebabnya antara lain genus streptococus,

Stafilococus, hemafilus, bordetella, hokinebacterium. Virus penyebabnya antara

lain golongan mikrovirus, adnovirus, dan virus yang paling sering menjadi

penyebab ISPA di influensa yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada

Page 5: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri

dan virus tersebut menyerang anak – anak di bawah usia 2 tahun yang kecepatan

tubuhnya lemah atau belum sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan

juga menumbulkan resiko serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang

diperkirakan berkontrubusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya

asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya senetasi lingkungan.

1. ISPA atas : Rinovirus, coronavirus, adenovirus, enterovirus, ( virus utama).

bawah : Parainfluenza, 123 coronavirus,adenovirus ( Virus Utama ).

2. Bakteri utama : Steptococus, pneumonia, hemapholus, influenza,

staphylococus aureus.

3. Pada neonotus dan bayi muda : Chalmedia tachomatis.

Pada anak usia sekolah : Mycoplasma pneumonia.

Infeksi saluran perafasan akut merupakan kelompok penyakit yang

komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Kebanyakan

infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus dan mikroplasma, untuk

golongan virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus ( termasuk di

dalamnya virus para influenza ) merupakan penyebab terbesar dari sindroma

batuk rejan, bronkiokitis, dan penyakit demam saluran nafas bagian atas, untuk

virus influenza bukan penyebab terbesar terjadinya sindroma saluran pernafasan

kecuali hanya epidemi – epidemi saja. Pada bayi dan anak, virus – virus

merupakan terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas dari pada

saluran nafas bagian bawah (Fuad,Ahmad,2008)

D. Menurut Vietha ( 2009 ), tanda dan gejala dari ISPA adalah :

1. Pilek biasa

2. Keluar sekret cair dan jernih dari hidung.

3. Kadang bersi – bersin.

4. Sakit tenggorokan.

5. Batuk.

6. Sakit kepala

7. Skret menjadi kental.

Page 6: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

8. Demam.

9. Neusea.

10. Muntah.

11. Anoreksia

Sebagian besar anak dengan infeksi saluran pernafasan bagian atas

memberikan gejala yang sangat penting yaitu batuk. Infeksi saluran nafas bagian

bawah memberikan beberapa tanda lainnya seperti nafas yang cepat dan retratesi

dada. Selain batuk gejala ISPA pada anak juga dapat dikenali yaitu flu, demam,

dan suhu tubuh anak meningkat lebih dari 38,5 ○C dan disetai sesak nafas.

Menurut derajat keparahannya, ISPA dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :

ISPA ringan ( bukan pneumonia ), ISPA sedang ( pneumonia ) dan ISPA berat

( pneumonia berat ). Kusus untuk bayi di bawah 2 bulan, hanya dikenal ISPA

berat dan ISPA ringan ( tidak ada ISPA sedang ). Batasan ISPA berat untuk bayi

kurang dari 2 bulan adalah bik frekuensi nafasnya sepat ( 60 kali / menit ) atau

adanya tarikan dinding dada yang kuat. Pada dasarnya ISPA ringan dapat

berkembang menjadi ISPA sedang / ISPA berat jika keadaan memungkinkan

misalnya pasien kurang mendapat perawatan / daya tahan tubuh pasien sangat

kurang.Gejala ISPA ringan dapat dengan mudah diketahui orang awam sedangkan

ISPA sedang dan berat memerlukan beberapa pengamatan sederhana. ( Yasir,

2009 )

E. Pathofisiologi ISPA

Masuknya kuman atau virus ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan

mengakibatkan terjadinya reaksi antigen dan antibody pada salah satu tempat

tertentu di saluran nafas bagian atas. Reaksi tersebut berupa reaksi radang,

sehingga banyak sekali dihasilkannya mukus seteret, dari reaksi radang tersebut

akan merangsang interleukin 1 yang berupa pengeluaran mediator kima berupa

prostaglandin, hal tersebut akan menggeser sel point pada hipotalamus posterior

yang mengakibatkan tubuh menggigil dan demam. Reaksi tersebut disebut dengan

comoon cold. Respon batuk akan muncul seiring dengan terangsangnya villi –

villi saluran pernafasan akibat adanya mukus. ( Khaidirmuhaj, 2008 )

Page 7: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi menjadi 3 tahap yaitu :

1. Tahap prepatogenisis : penyebab ada, tetapi belum menunjukan reaksi apa-

apa.

2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa tubuh

menjadi lemah apabila kedaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.

3. Tahap dini penyakit : Mulai dari munculnya gejala penyakit dibagi menjadi

4. yaitu dapat tumbuh sempurna, sembuh dengan atelektatis, menjadi teronis

dengan meninggal akibat pneumonia. ( Vietha, 2009 ), ( Nanda, 2007 ),

( Khaidirmuhaj, 2008

F. Komplikasi ISPA

ISPA ( saluran pernafasan akut sebenarnya merupakan self limited disease

yang sembuh sendiri dalam 5 – 6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain, tetapi

penyakit ISPA yang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik

dapat menimbulkan penyakit seperti : semusitis paranosal, penutuban tuba

eustachii, lanyingitis, tracheitis, bronchtis, dan brhonco pneumonia dan berlanjut

pada kematian karena danya sepsis yang meluas. ( Whaley and Wong, 2000 )

G. Menurut Semltzer ( 2001 ), penatalaksanaan dari ISPA adalah

1. Medis.

a. Diet cair dan lunak selama tahap akut.

b. Untuk mengontrol infeksi, memulihkan kondisi mukos yang antiboitik,

misal amoxilin, ampixilin.

c. Antistetik topikal sepertilidokain, orabase atau diklorin memberikan

tindakan peredaan nyeri oral.

2. Keperawatan.

a. Penyuluhan pada pasien tentang cara memutus infeksi.

b. Meningkatkan masukan cairan.

c. Menginstruksikan pada pasien untuk meningkatkan drainase seperti

antalasi uap.

Page 8: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

H. Konsep Tumbuh Kembang

Menurut Piaget tahap praoperasional ( umur 2 – 7 tahun ) dengan

perkembangan kemampuan sebagai berikut anak belum mampu

mengorganisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak,

perkembangan anak masih bersifat egosentrik seperti dalam penelitian piaget anak

selalu menunjukan egosentrik seperti anak akan memilih sesuatu atau ukuran yang

besar walaupun isi sedikit. Masa ini sifat pikiran bersifat transduktif menganggap

semuanya sama, seperti seorang pria di keluarga adalah ayah maka semua pria

adalah ayah, pikiran yang kedua adalah pikiran animisme selalu memperhatikan

adanya benda mati, seperti apabila anak terbentur benda mati maka anak akan

memukulnya kearah benda tersebut.

Menurut Freud perkembangan psikosexual anak tahap oedipal / phalik

terjadi pada umur 3 – 5 tahun dengan perkembangan sebagai berikut kepuasan

pada anak terletak pada rangsangan autoerotic yaitu meraba – raba, merasakan

kenikmatan dari beberapa daerah erogenya, suka pada lain jenis. Anak laki – laki

cenderung suka pada ibunya dan demikian sebaliknya anak perempuan senang

pada ayahnya.

Menurut Erikson perkembangan psikososial anak tahap inisiatif rasa

bersalah terjadi pada umur 4 - 6 tahun ( prasekolah ) dengan perkembangan

sebagai berikut akan akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalman baru

secara aktif dalam melakukan aktifitasnya dan apabila pada tahap ini anak

dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak.

( Hidayat, 2005 )

I. Menurut Whaley and Wong ( 2000 ), fokus pengkajian dari

ISPA sebagai berikut :

1. Keluhan utama ( demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan )

2. Riwayat penyakit seseorang ( kondisi klien saat diperiksa )

3. Riwayat penyakit dahulu ( apakah klien pernah mengalami penyakit

seperti yang dialaminya sekarang ).

Page 9: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

4. Riwayat penyakit keluarga ( adakah anggota keluarga yang pernah

mengalami sakit seperti penyakit klien ).

5. Riwayat sosial ( lingkungan tempat tinggal klien ).

a. Inspeksi

1. Membran mukosa hidung – faring tampak kemerahan

2. Tansil tampak kemerahan dan edema

3. Tampak baluk tidak produktif.

4. Tidak ada jaringan parat pada leher.

5. Tidak tampak penggunaan otot-otot pernapasan tambahan

6. Pernapasan cuping hidung

b. Palpasi

1. Adanya demam

2. Teraba adanya pembesaran kelenjarlimfe pada daerah leher / nyeri

tekan pada nodus limfe servikalis.

3. Tidak teraba adanya pembesaran ke;enjar limfoid.

c. Perkusi

Suara paru normal ( resonansi ).

d. Auskaltasi

Suara napas vasikuler / tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru.

Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang

benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya

kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk

yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA) .

Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar

pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan

antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat

batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula

petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan

penunjang yang penting bagi pederita ISPA (4). Penatalaksanaan ISPA meliputi

langkah atau tindakan sebagai berikut :

• Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak

mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian

Page 10: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik

pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.

• Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di

rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk

lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti

kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat

penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila

J. Pemeriksaan

Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan

mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan mendengarkan anak

(5).

Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak tidak menangis (bila

menangis akan meningkatkan frekuensi napas), untuk ini diusahakan agar anak

tetap dipangku oleh ibunya. Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka

baju anak. Bila baju anak tebal, mungkin perlu membuka sedikit untuk melihat

gerakan dada. Untuk melihat tarikan dada bagian bawah, baju anak harus dibuka

sedikit. Tanpa pemeriksaan auskultasi dengan steteskop penyakit pneumonia

dapat didiagnosa dan diklassifikasi (4).

K. Klasifikasi ISPA

Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:

• Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada

kedalam (chest indrawing).

• Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.

• Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai

demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.

Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia (4).

Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA.

Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk

golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun.

Page 11: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :

• Pneumonia berada: diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding

pada bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan

umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih.

• Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan

kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.

Untuk golongan umur 2 bu~an sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit

yaitu:

• Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding

dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat

diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta).

• Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2

-12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun

adalah 40 kali per menit atau lebih.

• Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding

dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.

L. Pengobatan

• Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral,

oksigendan sebagainya. pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya

bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher,

dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan

harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.

Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan tanda bahaya harus diberikan

perawatan khusus untuk pemeriksaan selanjutnya. Petunjuk dosis dapat dilihat

pada lampiran.

M.Perawatan dirumah

Page 12: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya

yang menderita ISPA.

Mengatasi panas (demam)

Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan

memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan

demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu

2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian

digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain

bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).

Mengatasi batuk

Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu

jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh ,

diberikan tiga kali sehari.

Pemberian makanan

Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang

yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada

bayi yang menyusu tetap diteruskan.

Pemberian minuman

Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih

banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan

cairan akan menambah parah sakit yang diderita.

Lain-lain

Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan

rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang

berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih

parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi

cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak

memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan.

Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan

agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh.

Page 13: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari

anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang (4,5) .

N. Pencegahan dan Pemberantasan

Pencegahan dapat dilakukan dengan :

o Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.

o Immunisasi.

o Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan.

o Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

o Pemberantasan yang dilakukan adalah :

o Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.

Page 14: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

BAB III

TINJAUAN KASUS

Nama mahasiswa : Elvira Yushallina

Nama pasien : Tn. Hoiris Alhamdi

Umur : 13 th

Alamat : Komp. Air pacah padang

Keluhan : Demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak nafas

Tanggal : 7 Desember 2010

Tempat : IGD

Diagnosa kerja : ISPA

I. PENGKAJIAN PRIMER

A (Airway)

- Jalan nafas pasien : Ada penyumbatan jalan nafas

B (Breathing)

- RR : 44×/I

C (Circulation)

- N : 112 ×/i

- S : 38 0C

- TD : 90/80 mmHg

D ( Dissabillity)

- Sadar penuh

- Keadaan umum pasien tampak tidak tenang

II. PENGKAJIAN SEKUNDER

1. Keluhan utama : demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan

2. Riwayat penyakit : ISPA

Page 15: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

3. Riwayat penyakit dahulu : klien pernah mengalami penyakit seperti

yang dialaminya sekarang

4. Riwayat penyakit keluarga : ada anggota keluarga yang pernah

mengalami sakit ispa

5. Riwayat social : lingkungan tempat tinggal bersih

a. Inspeksi

1. Membran mukosa hidung – faring tampak kemerahan

2. Tansil tampak kemerahan dan edema

3. Tampak batuk tidak produktif.

4. Tidak ada jaringan parut pada leher.

5. Tidak tampak penggunaan otot-otot pernapasan tambahan

6. Pernapasan cuping hidung

b. Palpasi

1. Adanya demam

2. Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher / nyeri

tekan pada nodus limfe servikalis.

3. Tidak teraba adanya pembesaran ke;enjar limfoid.

c.Perkusi

Suara paru normal ( resonansi ).

d. Auskaltasi

Suara napas vasikuler / tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru.

e. Perencanan keperawatan

Tujuan : menghindari resiko terjadinya ispa

Hasil yang diharapkan : injuri tidak terjadi lagi

f. Intervensi

- Berikan pasien posisi yang nyaman

- pasangkan alat bantu pernafasan dengan oksigen

- Observasi TTV

Page 16: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

g. Implementasi

- Memberikan posisi yang nyaman

- Memasangkan alat bantu pernafasan dengan oksigen

- Mengobserfasi tanda-tanda vital

h. Evaluasi hasil tindakan

- TD : 120/ 80 mmHg

- N : 112 ×/i

- S : 38 0C

- P : 44 ×/i

Keadaan umum

- Pasien terlihat lebih tenang

Page 17: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan

anak-anak, penyebab kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia.

Klasifikasi penyakit ISPA tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya

yang diperlihatkan penderita, Penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA

diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu peranserta masyarakat terutama ibu-ibu,

dokter, para medis dam kader kesehatan untuk menunjang keberhasilan

menurunkan angka, kematian dan angka kesakitan sesuai harapan pembangunan

nasional.

4.2. Saran

Karena yang terbanyak penyebab kematian dari ISPA adalah karena

pneumonia, maka diharapkan penyakit saluran pernapasan penanganannya dapat

diprioritaskan. Disamping itu penyuluhan kepada ibu-ibu tentang penyakit ISPA

perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara berkesinambungan, serta

penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA yang sudah dilaksanakan

sekarang ini, diharapkan lebih ditingkatkan lagi.

Page 18: Yana Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Daftar Pustaka

Aziz Alimul Hidayat, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Jakarta : Salemba Medika.

Bare & Smeltzer, 2001, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.

Depkes 2002, Etiologi ISPA dan Pneumonia litbang.depkes.co.id,online,2002 Akses : 16 Juli 2009.

Dongoes, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC.Fuad, Ahmad, 2008, Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA),Fuafbahsin.wordpress.com, online 25 Desember 2008, Akses : 16 Juli 2009.

Nanda, 2007 – 2008, Diagnosa Nanda ( NIC dan NOC ) Disertai Dengan Discharge Planning. Jakarta.

Khadirmunaj. 2008, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),Khadirmunaj.blogspot.com, online : 2008. Akses : 16 Juli 2009.

Vietha, 2009, Pengertian ISPA dan ASKEP,Viethanurse.wordpress.com,online : 2004, Akses : 16 Juli 2009.

Whaley and Wong, 2000, Nursing care of Intant And Chlidren, Mosby, Inc.Yasir, 2009, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),Yasirblogspot.com,online : 20 April 2009, Akses : 27 Juli 2009.