makalah iptek kelompok 2

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Tujuan Pembangunan Milenium”, adalah sebuah paradigma pembangunan global yang dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi MDGs, Indonesia mempunyai komitmen untuk melaksanakannya serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan program pembangunan nasional baik jangka pendek, menengah, dan panjang. Pada hakikatnya setiap tujuan dan 1

Upload: bagoy1

Post on 27-Jan-2016

243 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Iptek Kelompok 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia

diterjemahkan menjadi “Tujuan Pembangunan Milenium”, adalah sebuah paradigma

pembangunan global yang  dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189

negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September

2000. Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitmen untuk

mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam

upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang  sangat  mendasar tentang

pemenuhan hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan.

Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani deklarasi MDGs,

Indonesia mempunyai komitmen untuk melaksanakannya serta menjadi bagian yang tak

terpisahkan dengan program pembangunan nasional baik jangka pendek, menengah, dan

panjang. Pada hakikatnya setiap tujuan dan target MDGs telah sejalan dengan program

pemerintah jauh sebelum MDGs menjadi agenda pembangunan global dideklarasikan.

Potret dari kemakmuran rakyat diukur melalui berbagai indikator seperti bertambah

tingginya tingkat pendapatan penduduk dari waktu ke waktu, kualitas pendidikan dan

derajat kesehatan yang membaik, bertambah banyaknya penduduk yang menempati

rumah layak huni, lingkungan permukiman yang nyaman bebas dari gangguan alam dan

aman. Penduduk mempunyai kesempatan untuk mengakses sumber daya yang tersedia,

1

Page 2: Makalah Iptek Kelompok 2

lapangan kerja yang terbuka untuk semua penduduk, serta terbebas dari kemiskinan dan

kelaparan.

Program pembangunan MDGs sangat berkaitan sekali dengan semua bidang,

terutama dengan bidang kesehatan khususnya Gizi. Seperti yang telah tertera dalam 8

sasaran pembangunan MDGs, terutama sasaran nomor 1,4,5, dan 6. Keempat nomor

sasaran tersebut sangat berkaitan dengan bidang Gizi, terutama untuk memberantas atau

menanggulangi Gizi buruk, angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu dan

memberantas kemiskinan serta kelaparan.

2

Page 3: Makalah Iptek Kelompok 2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Apa definisi dari Millenium Development Goals (MDGs) ?

2. Apa sajakah delapan butir tujuan dari program MDGs ?

3. Bagaimana keterkaitan antara program pembangunan MDGs dengan bidang

kesehatan khususnya Gizi ?

C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas makalah ini disusun dengan tujuan

mengetahui dan mendeskripsikan :

1. Definisi dari Millenium Development Goals (MDGs)

2. Delapan butir tujuan dari program MDGs

3. Keterkaitan antara program pembangunan MDGs dengan Gizi

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan pengetahuan dan media

informasi baik bagi kami selaku penulis maupun pembaca.

E. Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan metode deskriptif. Melaui metode ini penulis akan

menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif . Data teoritis

dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka , artinya

penulis mengambil data melalui kegiatan membaca yang relevan dengan tema makalah.

3

Page 4: Makalah Iptek Kelompok 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Millenium Development Goals (MDGs)

Sasaran Pembangunan Milenium (bahasa Inggris : Millennium Development

Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa

(PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk

dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan

pembangunan masyarakat pada 2015.

Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang

terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani

oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi

(KTT) Milenium di New York ada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia

turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani

Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas

internasional untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan dalam Milenium ini (MDG),

sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia

untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan,

menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan

kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita

hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air

bersih pada tahun 2015.

4

Page 5: Makalah Iptek Kelompok 2

2. Delapan Butir Tujuan Program MDGs

1. MDGs 1: Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan.

Tujuan pembangunan millennium yang pertama adalah menanggulangi

kemiskinan dan kelaparan, untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan adalah dengan

cara memperluas kesempatan kerja, meningkatkan infrastruktur pendukung, dan

memperkuat sektor pertanian. Perhatian khusus yang perlu diberikan adalah pada: (i)

perluasan fasilitas kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); (ii)

pemberdayaan masyarakat miskin dengan meningkatkan akses dan penggunaan sumber

daya untuk meningkatkan kesejahteraannya; (iii) peningkatan akses penduduk miskin

terhadap pelayanan sosial dan (iv) perbaikan penyediaan proteksi sosial bagi kelompok

termiskin di antara yang miskin.

Dengan adanya perluasan kesempatan kerja dan memperkuat sektor pertanian,

angka kemiskinan dapat diturunkan karena sebagian masyarakat sudah mampu bekerja

berkat adanya perluasan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas kerja, sehingga

mereka pun mampu menafkahi keluarganya. Sedangkan dengan diperkuatnya sektor

pertanian produksi pangan akan meningkat sehingga tidak ada lagi rakyat yang merasa

kelaparan.

5

Page 6: Makalah Iptek Kelompok 2

2. MDGs 2 : Mencapai pendidikan Dasar Untuk Semua

Tantangan utama dalam percepatan pencapaian sasaran MDGs pendidikan

adalah meningkatkan pemerataan akses secara adil bagi semua anak, baik laki-laki

maupun perempuan, untuk mendapatkan pendidikan dasar yang berkualitas di semua

daerah. Berbagai kebijakan dan program pemerintah untuk menjawab tantangan tersebut

adalah berupa: (i) perluasan akses yang merata pada pendidikan dasar khususnya bagi

masyarakat miskin, (ii) peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan. (iii) penguatan tata

kelola dan akuntabilitas pelayanan pendidikan. Disamping itu kebijakan alokasi dana

pemerintah bagi sektor pendidikan minimal sebesar 20 persen dari jumlah anggaran

nasional akan diteruskan untuk mengakselerasi pencapaian pendidikan dasar universal

pada tahun 2015.

3. MDGs 3 : Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Berbagai kemajuan telah dicapai dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender

di semua jenjang dan jenis pendidikan. Rasio angka partisipasi murni (APM) perempuan

terhadap laki-laki di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama berturut-turut sebesar

99,73 dan 101,99 pada tahun 2009, dan rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki

pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun telah mencapai 99,85. Oleh sebab itu, Indonesia

sudah secara efektif menuju (on-track) pencapaian kesetaraan gender yang terkait dengan

pendidikan pada tahun 2015. Prioritas ke depan dalam mewujudkan kesetaraan gender

meliputi : (1) peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan; (2)

perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan; dan (3) peningkatan

kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan.

6

Page 7: Makalah Iptek Kelompok 2

Saat ini, tujuan program MDGs yang ketiga ini memang sudah tercapai dengan

baik, yaitu bisa terlihat pada banyaknya perempuan-perempuan yang berprestasi bahkan

mampu bersaing dengan para pria. Seperti banyaknya perempuan yang menjadi seorang

eksekutif muda, tenaga pendidik, bahkan perempuan-perempuan tersebut mampu

melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh para pria.

4. MDGs 4 : Menurunkan Angka Kematian Anak

Angka kematian bayi di Indonesia menunjukkan penurunan yang cukup

signifikan dari 68 pada tahun 1991 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun

2007, sehingga target sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 diperkirakan

dapat tercapai. Demikian pula dengan target kematian anak diperkirakan akan dapat

tercapai. Namun demikian, masih terjadi disparitas regional pencapaian target, yang

mencerminkan adanya perbedaan akses atas pelayanan kesehatan, terutama di daerah-

daerah miskin dan terpencil. Prioritas kedepan adalah memperkuat sistem kesehatan dan

meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin dan

daerah terpencil.

Salah satu cara yang dapat menurunkan angka kematian anak adalah dengan

mempersiapkan kehamilan. Persiapan kehamilan dapat dimulai dengan pemenuhan gizi

yang baik selama pra hamil. Jika pemenuhan gizi pra hamil baik, dan kondisi ibu sehat,

seperti Hb nya normal dan memiliki ukuran LILA diatas 23,5 cm, maka ibu dengan

keadaan tersebut sudah siap hamil. Karena jika sejak pra kehamilan tidak dipersiapkan

dengan baik, akan berdampak buruk bagi bayi, seperti terjadinya BBLR, kematian bayi,

dan lain lain.

7

Page 8: Makalah Iptek Kelompok 2

5. MDGs 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu

Dari semua target MDGs, kinerja penurunan angka kematian ibu secara global

masih rendah. Di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan (MMR/Maternal Mortality

Rate) menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2007. Target pencapaian MDG pada tahun 2015 adalah sebesar 102 per 100.000

kelahiran hidup, sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut.

Walaupun pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih

cukup tinggi, beberapa faktor seperti risiko tinggi pada saat kehamilan dan aborsi perlu

mendapat perhatian. Upaya menurunkan angka kematian ibu didukung pula dengan

meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan menurunkan unmet need yang dilakukan

melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

Selain itu, untuk meningkatkan kesehatan ibu, perlu dijaga asupan nutrisinya,

pemenuhan gizi yang baik bukan hanya pada saat pra hamil dan ketika sedang hamil,

pada saat pasca hamil pun asupan nutrisi harus tetap dijaga apalagi dalam keadaan

menyusui, jangan sampai nutrisi yang sudah didapatkan ibu terserap habis oleh bayinya

melalui ASI.

6. MDGs 6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular lainnya

Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di Indonesia, terutama

pada kelompok risiko tinggi, yaitu pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Jumlah

kasus HIV/AIDS yang dilaporkan di Indonesia meningkat dua kali lipat antara tahun

2004 dan 2005. Angka kejadian malaria per 1.000 penduduk menurun dari 4,68 pada

tahun 1990 menjadi 1,85 pada tahun 2009. Sementara itu, pengendalian penyakit

8

Page 9: Makalah Iptek Kelompok 2

Tuberkulosis yang meliputi penemuan kasus dan pengobatan telah mencapai target.

Pendekatan untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini terutama diarahkan pada

upaya pencegahan ke dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Selain itu,

pengendalian penyakit harus melibatkan semua pemangku kepentingan dan memperkuat

kegiatan promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

7. MDGs 7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup

Tingkat emisi gas rumah kaca di Indonesia cukup tinggi, walaupun upaya

peningkatan luas hutan, pemberantasan pembalakan hutan, dan komitmen untuk

melaksanakan kerangka kebijakan penurunan emisi karbon dioksida dalam 20 tahun

kedepan telah dilakukan. Proporsi rumah tangga dengan akses air minum layak

meningkat dari 37,73 persen pada tahun 1993 menjadi 47,71 persen pada tahun 2009.

Di samping itu, perlu dilakukan upaya untuk memperjelas peran dan tanggung

jawab pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya air dan pengelolaan sistem air

minum dan sanitasi yang layak. Proporsi rumah tangga kumuh perkotaan menurun dari

20,75 persen pada tahun 1993 menjadi 12,12 persen pada tahun 2009. Upaya untuk

penurunan proporsi rumah tangga kumuh dilakukan melalui penanganan pemukiman.

8. MDGs 8 : Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan

Indonesia merupakan partisipan aktif dalam berbagai forum internasional dan

mempunyai komitmen untuk terus mengembangkan kemitraan yang bermanfaat dengan

berbagai organisasi multilateral, mitra bilateral dan sektor swasta untuk mencapai pola

pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan (pro-poor).

9

Page 10: Makalah Iptek Kelompok 2

Indonesia telah mendapat manfaat dari mitra pembangunan internasional.

Untuk meningkatkan efektifitas kerjasama dan pengelolaan bantuan pembangunan di

Indonesia, Jakarta Commitment telah ditandatangani bersama 26 mitra pembangunan

pada tahun 2009. Bersamaan dengan ini, Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan

pinjaman luar negeri pemerintah terhadap PDB. Hal ini ditunjukkan dengan menurunnya

rasio pinjaman luar negeri pemerintah terhadap PDB dari 24,6 persen pada tahun 1996

menjadi 10,9 persen pada tahun 2009. Sementara itu, Debt Service Ratio Indonesia juga

telah menurun dari 51 persen pada tahun 1996 menjadi 22 persen pada tahun 2009.

10

Page 11: Makalah Iptek Kelompok 2

3. Keterkaitan antara program pembangunan MDGs dengan Gizi

Program Millenium Development Goals atau disingkat menjadi MDGs merupakan

program pembangunan dunia yang memiliki 8 butir sasaran. Target ini merupakan

tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi

Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala

pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di

New York ada bulan September 2000 tersebut.

Program pembangunan MDGs ini sangat berkaitan sekali dengan bidang-

bidang kesehatan terutama bidang Gizi. Seperti yang tertera dalam sasaran ke 1,4, dan 5.

Ketiga nomor sasaran tersebut sangat berkaitan dengan bidang Gizi, terutama untuk

memberantas atau menanggulangi Gizi buruk, angka kematian anak, meningkatkan

kesehatan ibu dan memberantas kemiskinan serta kelaparan.

Pemenuhan gizi terutama pada ibu dan anak berpotensi mempercepat

pencapaian target sasaran pembangungan milenium (MDG's). Hal ini karena upaya

penurunan angka kekurangan gizi bisa berkontribusi pada pencapaian target MDG's,

khususnya target nomor kesatu, keempat, kelima, dan keenam (1, 4, 5).

Sasaran yang pertama adalah “menanggulangi kemiskinan dan kelaparan”.

Dalam rangka menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, pemerintah akan melakukan

segala hal seperti memperkuat sektor pertanian. Maksudnya adalah dengan lebih

meningkatkan hasil produksi pertanian agar rakyat dapat hidup sejahtera dan bebas dari

kelaparan. Jika dikaitkan dengan bidang Gizi, Ketika terjadi kemiskinan dan kelaparan di

suatu Negara, masalah yang akan pertama kali muncul adalah terjadinya Gizi kurang dan

Gizi buruk. Dalam hal ini, masalah gizi tersebut dapat terjadi karena kurangnya asupan

11

Page 12: Makalah Iptek Kelompok 2

nutrisi sehari-hari, disebabkan karena kemiskinan yang melanda, maupun bencana alam

seperti kekeringan di daerahnya sehingga tidak bisa menanam berbagai macam tumbuhan

bahan pangan. Namun sebagian besar kelaparan dan kekurangan gizi biasa disebabkan

karena terjadinya kemiskinan, sehingga mereka tidak mampu membeli bahan-bahan

pangan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi mereka sehari-hari, dan akibatnya banyak

anak-anak yang mengalami masalah gizi, dari mulai gizi kurang bahkan sampai gizi

buruk. Seperti banyak anak yang mengalami stunting, KEP, GAKY, dan sebagainya.

Sasaran pembangunan yang pertama dalam program MDGs ini khusus untuk

memberantas masalah tersebut. Dengan diperkuatnya sektor pertanian, yaitu dengan lebih

meningkatkan hasil produksi pertanian, lambat laun dapat mengurangi angka kekurangan

gizi di suatu Negara. Karena jika nutrisinya terpenuhi oleh asupan makanan yang cukup,

apalagi dengan makanan-makanan yang memiliki nilai gizi tinggi, secara bertahap akan

menyembuhkan penyakit-penyakit masalah gizi, sehingga angka kekurangan gizi pun

dapat diatasi. Jika angka kekurangan gizi dapat diatasi dengan baik, maka sasaran untuk

menanggulangi kemiskinan dan kelaparan pun telah tercapai dengan baik.

Sasaran yang keempat adalah “menurunkan angka kematian anak”. Sasaran

ini juga sangat berkaitan dengan bidang kesehatan terutama Gizi. Karena sebagian besar

anak yang meninggal biasanya disebabkan karena adanya gangguan atau masalah gizi,

seperti menderita gizi kurang atau gizi buruk. Biasanya di desa-desa terpencil, anak-anak

yang menderita gizi kurang maupun gizi buruk kurang begitu diperhatikan, karena jarang

tersentuh oleh pelayanan kesehatan setempat dikarenakan tempatnya yang terisolir

sehingga tenaga kesehatan pun enggan untuk bekerja di tempat-tempat pelosok seperti

daerah yang terisolir. Selain sulit untuk dijangkau kendaraan, biasanya upah untuk tenaga

12

Page 13: Makalah Iptek Kelompok 2

kesehatan pun kurang diperhatikan. Dengan adanya program MDGs yang sasarannya

adalah untuk menurunkan angka kematian anak, dapat membantu menurunkan angka

prevalensi kematian anak yang disebabkan karena masalah gizi seperti gizi kurang

maupun gizi buruk. Sasaran ini merupakan kelanjutan dari sasaran yang pertama yaitu

menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, lalu diteruskan dengan sasaran untuk

menurunkan kematian anak, karena pada umumnya setiap butir-butir sasaran MDGs

saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Misalnya, jika pada sasaran nomor satu

masih ada anak yang menderita kelaparan, bisa dituntaskan dengan sasaran yang keempat

ini. Seperti :

Untuk menurunkan angka kematian anak, harus dimulai dari ibu terlebih dahulu,

karena pemenuhan gizi ibu pada saat hamil akan berpengaruh terhadap kesehatan

anak/bayi ketika ia dilahirkan. Pemenuhan gizi terutama pada ibu dan anak berpotensi

mempercepat pencapaian target sasaran pembangungan milenium (MDG's).

Menurunkan angka kematian anak dapat dicapai dengan berbagai hal, seperti harus

memperhatikan pemenuhan gizi ibu selama hamil, memperhatikan gizi bayi setelah

dilahirkan, dan tentunya harus diperhatikan pula kesehatannya.

Memperhatikan gizi bayi/anak bisa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan

harus rutin melakukan POSYANDU, karena pelayanan di POSYANDU itu tidak

hanya dilakukan penimbangan saja, namun ada banyak hal lain yang bermanfaat,

seperti pemberian kapsul vitamin A, tablet Fe, makanan bergizi, bahkan penyuluhan

kepada para orang tua yang mengantar anak. Penyuluhan sedang marak dilakukan di

berbagai daerah, tujuannya yaitu hanya untuk ingin merubah perilaku masyarakat

yang tadinya tidak peduli pada kesehatan menjadi masyarakat yang peduli pada

13

Page 14: Makalah Iptek Kelompok 2

kesehatan. Penyuluhan ini biasanya berisi tentang pengetahuan bagi orang tua

anak/balita agar memperhatikan asupan gizi anak-anaknya setiap hari, dengan

demikian, jika asupan gizi sudah terpenuhi dengan baik, anak pun akan menjadi

sehat, dan tentunya prevalensi kematian anak pun bisa diturunkan.

Sasaran yang kelima adalah “meningkatkan kesehatan ibu”. Kesehatan ibu

adalah hal yang utama dan perlu diperhatikan. Pencapaian sasaran kelima ini antara lain

ditandai dengan keberhasilan menurunkan angka kematian ibu (AKI) melahirkan sampai

75 persen dari angka tahun 1990. Jika hal ini dikaitkan dengan Gizi, penyebab utama

perdarahan saat persalinan adalah anemia atau kekurangan zat besi pada ibu hamil.

Pemenuhan zat besi seharusnya jangan hanya pada ibu hamil saja, tetapi harus sejak masa

anak-anak sampai dengan remaja dan usia reproduksi. Faktor lain yang menyumbang

kematian saat persalinan adalah usia pernikahan yang terlalu dini serta jarak kelahiran

yang terlalu rapat. Jika menikah di usia terlalu muda maka usia suburnya menjadi panjang

sehingga kemungkinan untuk punya anak banyak juga tinggi. Masalah yang sering

muncul atau kesakitan yang biasa diderita oleh seorang ibu atau wanita adalah menderita

kekurangan zat besi atau anemia. Hal ini disebabkan karena kurangnya asupan zat besi

yang cukup pada saat wanita tersebut masih dalam usia remaja atau pra nikah, ditambah

ketika ia sedang hamil asupan zat besinya pun kurang, sehingga ketika melahirkan ia

mengalami perdarahan hebat. Dengan adanya sasaran untuk meningkatkan kesehatan ibu,

ada banyak peraturan yang dikeluarkan pemerintah untuk menanggulanginya, yaitu

seperti :

14

Page 15: Makalah Iptek Kelompok 2

Menikah untuk wanita minimal sudah berumur 20 tahun, karena jika terlalu muda,

usia subur dari wanita menjadi panjang dan kemungkinan untuk memiliki banyak

anak pun akan tinggi.

Wanita Usia Subur/WUS harus memiliki Lingkar Lengan atas/LILA minimal 23,5

cm, karena jika ukuran LILA kurang dari 23,5cm ia tidak diperbolehkan untuk hamil,

karena jika ia melahirkan nanti resiko untuk melahirkan anak yang BBLR pun akan

tinggi.

Untuk wanita yang baru menikah, sebaiknya harus mempersiapkan pemenuhan gizi

untuk masa kehamilannya nanti, seperti harus memeriksakan kesehatannya agar jika

sebelum hamil diketahui ada gangguan kesehatan atau kekurangan gizi masih bisa

diperbaiki sehingga kelak kehamilannya sehat dan risiko cacat bawaan bisa dicegah.

Pada saat hamil, disarankan harus mengonsumsi makanan yang bergizi tinggi

terutama yang banyak mengandung zat besi, dan konsumsi tablet Fe sebagai

penambah darah agar pada saat melahirkan nanti tidak terjadi perdarahan.

Dan yang terakhir, pada masa menyusui, ibu harus tetap mengonsumsi banyak

makanan yang bergizi tinggi, karena asupan nutrisi yang ibu makan bukan hanya

untuk tubuh ibu saja, tetapi juga untuk nutrisi bayinya. Dengan demikian, jika hal-hal

ini dilakukan dengan tepat dan sebaik mungkin maka kesehatan ibu pun akan semakin

meningkat dan lambat laun Angka Kematian Ibu/AKI pun dapat diturunkan.

Beberapa kebijakan pemerintah khususnya Kemenkes RI yang masih perlu

dievaluasi antara lain, kebijakan pencapaian MDG-1 tentang menurunkan prevelensi

balita dengan berat badan rendah/kekurangan gizi,diantaranya melalui pemenuhan

makanan yang aman dan bergizi cukup, MDG-4 tentang konsolidasi program vaksinasi,

15

Page 16: Makalah Iptek Kelompok 2

termasuk sumber daya untuk pelaksanaan program (vaksin dan perangkatnya, operasional

dan perawatan, SDM), dan MDG-5 yang diantaranya peningkatan akses masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Kebijakan-kebijakan ini direalisasikan

dalam bentuk beberapa program khusus seperti pelaksanaan jaminan persalinan,

penambahan dan penguatan bidan di desa, program safe motherhood yaitu program yang

memprioritaskan penanganan dan pemberian fasilitas layanan kesehatan prima pada ibu

dan anak termasuk pada saat kehamilan dan persalinan hingga seribu hari setelah

melahirkan. Sebenarnya, kebijakan dan program yang dibuat Kemenkes RI sudah tepat

dan sesuai dengan masalah yang ada. Namun, masalah yang ditemui ialah bagaimana cara

yang efektif untuk mewujudkan kebijakan dan program tersebut menjadi kerja nyata yang

dapat dilihat hasilnya.

Program-program ini tidak akan ada hasilnya jika hanya beberapa elemen yang

bekerja. Diperlukan kerja sama dan saling membantu antara pemerintah dan masyarakat.

Pemerintah melalui program-programnya bertugas memfasilitasi, sedangkan masyarakat

berkewajiban menjalankan dan memelihara fasilitas yang sudah disediakan. Tidak sedikit

masyarakat yang malah tidak perduli dengan apa yang sudah diusahakan pemerintah. Ini

terjadi karena kurangnya informasi yang dimiliki masyarakat. Mereka berpikir ini akan

hanya menjadi sia-sia. Hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengajak masyarakat

agar mau berpartisipasi dalam usaha mencapai target MDGs ialah dengan merekrut

komunitas yang peduli terhadap kesehatan masyarakat dan memiliki wawasan memadai

mengenai ilmu kesehatan untuk ikut membantu mensosialisasikan program yang

dijalankan pemerintah. Seperti mahasiswa, ibu-ibu PKK, remaja taruna, dan para aktivis

16

Page 17: Makalah Iptek Kelompok 2

di lembaga yang fokus memperhatikan masalah kesehatan memilik potensi besar

menyukseskan sosialisasi program pemerintah.

17

Page 18: Makalah Iptek Kelompok 2

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa MDGs atau Tujuan

Pembangunan Milenium ialah sebuah target pembangunan global yang dideklarasikan

Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa

Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Ada 8 butir sasaran yang tertera

dalam Millenium Development Goals, dan 3 diantaranya yang berkaitan dengan bidang

kesehatan khususnya Gizi. Program MDGs ini sangat berkaitan sekali dengan Gizi

terutama untuk menurunkan angka kematian, menanggulangi kelaparan, dan

meningkatkan kesehatan, dalam upaya pencapaian kesehatan yang optimal.

B. Saran

1. Berdasarkan implikasi diatas, kita selaku calon ahli gizi harus berupaya

membantu pemerintah dalam menjalankan program MDGs ini agar seluruh

rakyat Indonesia dapat mencapai kesehatan yang optimal.

2. Seharusnya, pemerintah tidak hanya menjalankan program MDGs untuk

masyarakat wilayah kota dan desa saja, namun juga harus merata ke setiap

daerah, sekalipun daerah tersebut merupakan daerah yang terisolir.

18

Page 19: Makalah Iptek Kelompok 2

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2013. Mewujudkan Target MDGs dalam Bidang Gizi dan Kesehatan. Tersedia :

http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2013/08/12/mewujudkan-target-mdgs-

bidang-gizi-dan-kesehatan-ibu-anak-580588.html [Diakses pada tanggal 4 Maret 2015]

2. Anonim. 2013. Apa itu MDGs. Tersedia :

http://edukasi.kompasiana.com/2013/08/13/apa-itu-mdgs-583450.html [Diakses pada tanggal 4 Maret 2015]

19