makalah iptek
DESCRIPTION
ikan sidatTRANSCRIPT
Mengenal sidat sebagai salah satu komoditas perikanan
yang bernilai ekonomis tinggi dan seluk beluknya,
kandungan gizi, pengolahan, serta pembudidayaannya.
A.Karakteristik Sidat
Dalam ilmu taksonomi hewan,
menurut Nelson (1994) ikan sidat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Subkelas : Neopterygii
Division : Teleostei (Ikan bertulang belakang)
Ordo : Anguilliformes (Sidat)
Famili : Anguillidae
Genus : Anguilla
Species : Anguilla spp.
Berbeda dengan belut, sidat
memiliki sirip dada, sirip punggung,
dan sirip dubur yang sempurna. Sirip
punggung dan sirip perut memanjang
ke belakang dan menyatu dengan sirip
ekor. Sangat menonjol terlihat adanya
sirip dada sepasang di kiri dan di
kanan yang terletak di belakang kepala
sehingga orang menduga sirip itu
adalah “daun bertelinga‟ sehingga
dinamakan pula “belut bertelinga‟.
Tubuh sidat bersisik kecil-kecil
membujur, berkumpul dalam
kumpulan-kumpulan kecil yang
masing-masing kumpulan-kumpulan
terletak miring pada sudut siku
3
Mengenal Ikan Sidat Lebih Dekat
terhadap kumpulan-kumpulan di
sampingnya. Bentuk tubuh yang
memanjang seperti ular memudahkan
bagi sidat untuk berenang diantara
celah-celah sempit dan lubang di dasar
perairan seperti ular. Warna tubuh
abu-abu gelap di punggung, di bagian
dada/perut berwarna keputihan.
Panjang tubuh ikan sidat bervariasi
tergantung jenisnya yaitu antara 50-
125 cm. Ketiga siripnya yang meliputi
sirip punggung, sirip dubur dan sirip
ekor menyatu. Selain itu terdapat sisik
sangat kecil yang terletak di bawah
kulit pada sisi lateral. Perbedaan
diantara jenis ikan sidat dapat dilihat
antara lain dari perbandingan antara
panjang preanal (sebelum sirip dubur)
dan predorsal (sebelum sirip
punggung), struktur gigi pada rahang
atas, bentuk kepala dan jumlah tulang
belakang.
Sidat termasuk ikan karnivora
(pemakan daging). Sama halnya
dengan belut sawah (Monoterus
albus/Fluta alba), lele (Clarias
batracus), dan gabus (Ophiocephalus
striatus). Di alam aslinya, sidat
memangsa ikan, kodok, udang, dan
juga sesama sidat (kanibalisme).
Kanibalisme akan terjadi apabila
populasi sidat dalam satu koloni
sangat besar, tetapi volume pakan
kurang.
B.Siklus Hidup Sidat
Sidat merupakan ikan, berbentuk
panjang bertulang tipis ordo
Anguilliformes. Karena nelayan dahulu
tidak pernah mengetahui anakan sidat,
siklus hidup sidat adalah misteri untuk
jangka waktu yang sangat panjang
dalam sejarah ilmiah perikanan. Sidat
tumbuh besar di perairan tawar,
setelah dewasa kembali ke laut untuk
berpijah.
Dalam siklus hidupnya, setelah
tumbuh dan berkembang dalam waktu
yang panjang di perairan tawar, sidat
dewasa yang lebih dikenal dengan
yellow eel berkembang menjadi silver
eel (matang gonad) yang akan
bermigrasi ke laut untuk memijah.
Pada stadium larva, sidat hidup di
laut. Bentuknya seperti daun lebar,
tembus cahaya, dan dikenal dengan
sebutan leptocephalus. Larva ini hidup
terapung-apung di tengah samudera.
Leptocephalus hidup sebagai plankton
terbawa arus samudera mendekati
daerah pantai. Pada stadium elver,
sidat banyak ditemukan di pantai atau
muara sungai.
Panjang tubuh 5-7 cm, tembus
cahaya. Burayak (anak ikan/impun)
akan hidup di air payau sampai umur
satu tahun. Ketika itulah sidat akan
berenang melawan arus menuju hulu
sungai. Setelah bertemu dengan
4
perairan yang dalam dan luas,
misalnya lubuk, bendungan, rawa atau
danau, sidat akan menetap dan
tumbuh menjadi ikan buas dan liar.
Impun dewasa inilah yang selanjutnya
dikenal sebagai sidat. Ketika itulah dia
akan kembali ke laut lepas untuk
kawin dan berkembangbiak. Setelah
berpijah, induk akan mati.
Pola hidup sidat bertolakbelakang
dengan ikan salmon (Salmonidae).
Salmon justru hidup di laut, tetapi
kawin dan berkembangbiak di air
tawar di pedalaman. Perilaku
catadromous, tidak hanya terjadi pada
sidat, melainkan juga udang galah.
Keterangan : perkembangan larva
sidat dari leptocephalus sampai menjadi
impun, yang banyak ditangkap di tepi
pantai
C.Jenis-Jenis Sidat
Sidat (eels) adalah ikan dari famili
Anguillidae. Ada sekitar 16 sd. 20
spesies sidat, yang kesemuanya
merupakan genus Anguilla. Di
antaranya adalah Sidat Eropa (Anguilla
anguilla); Sidat Jepang (Anguilla
japonica), Sidat Amerika (Anguilla
rostrata); Sidat sirip pendek (Anguilla
australis), Sidat putih (Anguilla
marmorata), Sidat loreng (Anguilla
nebulosa), Sidat loreng India (Anguilla
bengalensis bengalensis), Sidat loreng
Afrika (Anguilla bengalensis labiata),
Sidat sirip pendek Indonesia (Anguilla
bicolor bicolor), sidat sirip pendek india
(Anguilla bicolor pacifica), sidat sirip
panjang Indonesia (Anguilla
malgumora), sidat sirip panjang
Sulawesi (Anguilla celebensis), sidat
sirip panjang Selandia Baru (Anguilla
dieffenbachii), sidat sirip panjang
dataran tinggi (Anguilla interioris),
sidat sirip panjang Polynesia (Anguilla
megastoma), sidat sirip panjang Afrika
(Anguilla mossambica), sidat sirip
pendek pasifik atau sidat pasifik
selatan (Anguilla obscura), sidat bintik
sirip panjang atau sidat sirip panjang
Australia (Anguilla reinhardtii).
Sidat merupakan ikan
catadromous. Yakni ikan yang
hidupnya di perairan air tawar di
pedalaman. Baik berupa sungai besar,
danau, waduk atau rawa, tetapi
5
berkembangbiak di laut. Indonesia
paling sedikit memiliki enam jenis ikan
sidat yakni: Anguilla marmorata,
Anguilla celebensis, Anguilla
ancentralis, Anguilla borneensis,
Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla
bicolor pacifica. Jenis-jenis ikan
tersebut menyebar di daerah-daerah
yang berbatasan dengan laut dalam.
Di perairan daratan (inland water) ikan
sidat hidup di perairan estuaria
(laguna) dan perairan tawar (sungai,
rawa dan danau) dataran rendah
hingga dataran tinggi.
Jenis sidat yang sering ditangkap
nelayan hanya dua yaitu sidat
kembang (Anguilla mauritiana) dan
sidat anjing (Anguilla bicolon). Kedua
jenis ini berdiam dalam lubang pada
cadas-cadas atau diantara sela-sela
batu, dan yang disukai masyarakat
adalah sidat kembang.
Budidaya ikan sidat, bukan sekadar
usaha peternakan, melainkan sebuah
matarantai agroindustri yang satu
sama lain saling terikat. Di Jepang,
laboratorium penelitian sidat, berusaha
untuk menemukan teknik pemijahan
secara buatan. Hingga di Jepang, sidat
Anguilla japonica, sudah bisa
dipijahkan secara buatan seperti
halnya kita memijahkan ikan mas, lele
dan udang. Dengan dikuasainya teknik
pemijahan buatan, maka industri benih
sidat di Jepang menjadi bagian dari
agroindustri komoditas sidat. Dengan
industri benih yang cukup maju, maka
industri pembesaran sidat konsumsi
juga berkembang cukup pesat. Para
peternak sidat di Jepang, cukup
menyediakan kolam, meramu pakan
sendiri atau membeli pakan jadi, dan
membeli benih dan memeliharanya
sampai sidat siap jual.
6
Membandingkan kandungan zat gizi ikan sidat dengan kandungan gizi ikan lain yang juga tinggi akan zat gizi.
A. Kandungan Gizi dan Manfaat Sidat
Ikan sidat adalah sejenis ikan yang
mempunyai nilai gizi sangat tinggi, kaya
akan protein serta vitamin D dan E,
serta mempunyai mucoprotein yang
kaya, disebut sebagai asam amino
lemak ganggang dan asam ribonukleat.
Penelitian kedokteran moderen
menemukan bahwa kandungan vitamin
dan mikronutrien dalam ikan sidat
sangat tinggi, di antaranya:
1. Vitamin B1, 25 kali lipat susu sapi
2. Vitamin B2, 5 kali lipat susu sapi
3. Vitamin A, 45 kali lipat susu sapi,
4. Kandungan zinc (emas otak) 9 kali
lipat susu sapi
Kandungan lainnya :
1. Mengandung berbagai asam
lemak tak jenuh yang tinggi yang tak
ada pada hewan lainnya, sehingga
dapat merupakan makanan utama yang
memenuhi nafsu makan manusia, tanpa
perlu kuatir badan akan menjadi gemuk.
Rasa ikan sidat harum dan enak.
2. Disebut sebagai “ginseng air”,
fungsinya dalam memperpanjang umur
dan melawan kelemahan dan penuaan
tak ternilai. Sidat memiliki kandungan
nutrisi protein, karbohidrat, serta omega
3 yang tinggi. Sehingga menguatkan
fungsi otak dan memperlambat
terjadinya kepikunan. Ikan sidat
mempunyai kandungan asam lemak
Omega 3 tinggi, yakni sekitar 10,9 gram
per 100 gram. Omega 3 ini dipercaya
mampu meningkatkan fungsi mental,
memori, dan konsentrasi manusia. Zat
yang banyak terdapat dalam lemak
sidat ini juga terbukti mampu mengobati
depresi, gejala penyakit kejiwaan atau
schizophrenia. Mengkonsumsi ikan sidat
dapat mengatur imunitas tubuh
manusia, sebagai anti oksidan,
7
Materi Pokok II
Kandungan Gizi Ikan Sidat dan Perbandingannya dengan Ikan Lain
menghilankan racun tubuh, serta
memperlambat penuaan.
3. Teknologi menemukan bahwa
daya hidup ikan sidat yang ajaib
bersumber dari tulang sum-sumnya
yang besar dan kuat. Penelitian modern
menunjukkan bahwa tulang sum-sum
ikan sidat mengadung beratus-ratus
jenis zat bergizi, gizi dan nilai
farmakologinya yang istimewa telah
mendapat perhatian yang luas dari para
pakar.
4. Sudah banyak terbukti,
mengkonsumsi ikan sidat secara teratur
dapat mendorong terbentuknya lemak
fosfat dan perkembangan otak besar,
bermanfaat untuk meningkatkan daya
ingat. Juga memperbaiki sikulasi kapiler,
mempertahankan tekanan darah
normal, mengobati pembuluh darah
otak.
5. Banyak orang merasakan manfaat
mengkonsumsi ikan sidat untuk penyakit
rabun jauh, rabun dekat, glukoma dan
penyakit mata kering di sebabkan
karena mata terlalu lelah.
6. Minyak Ikan sidat dibuat dari
ekstrak sum-sum ikan sidat segar,
mengandung tiga jenis nutrient penting
yaitu: asam lemak omega 3 (DHA & EPA)
, Phospholipids dan antioksidan Vitamin
E.
Daging ikan sidat mempunyai
kandungan vitamin A sebanyak 4.700
IU/100g lebih tinggi dari daging ikan
sarden, babi dan mentega yang
mempunyai kandungan vitamin A di
bawah 2.000 IU/100g. Ternyata
kandungan vitamin A dari hati ikan sidat
sangat tinggi dan bisa mencapai 15.000
IU/100g. Perbandingan vitamin A yang
terkandung dalam tubuh ikan sidat
dengan hati ikan sidat, ikan sarden dan
mentega dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Kandungan Vitamin A :
Selain vitamin A ternyata kandungan
DHA dan EPA dari daging ikan sidat jauh
lebih tinggi dari ikan salmon dan
tenggiri. Kandungan DHA dan EPA ikan
sidat bisa mencapai 1.337mg/100g
untuk kandungan DHA dan 742 mg/100g
untuk kandungan EPA. Kandungan
tersebut jauh lebih tinggi dari
kandungan DHA dan EPA dari ikan
salmon yang hanya mencapai 820
8
No. Jenis Kandungan Vit. A
(IU/100 g)
1 Sidat 4700
2 Hati Sidat 15000
3 Sarden 60
4 Mentega 1900
mg/100g untuk DHA dan 492 mg/100g
untuk EPA. Perbandingan kandungan
DHA dan EPA dari ikan sidat, salmon dan
tenggiri dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Kandungan DHA dan EPA (mg/100g)
No. Jenis Ikan DHA EPA
1 Sidat 1337 742
2 Salmon 820 492
3 Tenggiri 748 409
Jenis makanan yang tersedia juga
mempengaruhi komposisi kimia ikan,
sebagai contoh hasil penelitian yang
memberikan perlakuan pakan tambahan
dengan karbohidrat pada ikan Anguilla
anguilla memperoleh komposisi sebagai
berikut: air 57,21%, protein 15,89%,
lemak 25,61%, dan abu 2,12%.
Sebaliknya hasil penelitian terhadap
ikan sidat (Anguilla bicolor) yang diberi
pakan protein dengan kadar bervariasi
yang berkisar antara 40,25-55,21 %
menghasilkan protein 18,04-20,32%; air
67,79-70,73%; lemak 7,23-8,01 %; abu
2,69- 3,20% dan serat kasar 0,73-0,77%.
Semakin tinggi kadar protein pakan
yang diberikan semakin tinggi pula
kadar protein daging ikan yang terukur.
Komponen Anguilla japonica' Anguilla bicolor' Anguilla bicolor'
Protein 16.8 18,70-20,32 17,5-21,5
Lemak 12.4 7,23-8,11 3,3-9,5
Air 69.6 67,79-70,73 71,5-75,9
Abu 1.2 2,69-3,20 1,0-1,6
Serat - 0,73-0,77 -
Tabel 1. Komposisi kimia beberapa jenis ikan sidat dalam 100 gram bahan segar (%)
Sumber: FAO (1972), Rahman (1997), Saleh (1993)
Beberapa tahun belakangan ini
ditemukan bahwa ikan sidat
mengandung berbagai asam lemak tak
jenuh yang tinggi yang tak ada pada
hewan lainnya, sehingga dapat
merupakan makanan utama yang
memenuhi nafsu makan manusia, tanpa
perlu kuatir badan akan menjadi gemuk.
Tabel 1 dan 2 menunjukkan bahwa
komposisi kimia ikan sidat baik dalam
satu jenis maupun jenis yang berbeda
kadarnya juga berbeda. Hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Salah
satu faktor yang sangat besar 9
pengaruhnya adalah jenis makanan
yang tersedia, sebagaimana terlihat
pada Tabel 2 dengan pemberian protein
yang semakin tinggi akan diikuti pula
oleh kadar protein daging yang tinggi
dan kadar air yang semakin rendah.
Pakan dengan kadar protein 40,25%
menghasilkan ikan dengan protein
terendah dibanding pakan yang kadar
protein 55,22%.
Tabel 2. Komposisi asam amino ikan sidat (Anguilla bicolor) dengan perlakuan pakan (protein)
yang berbeda (gram/100 gram protein)
Jenis Asam Amino 40,25% 45,28% 50,31% 55,22%
Esensial
Isoleusin 2,67 2,72 2,61 2,72
Leusin 4,49 4,86 4,36 4,19
Lisin 2,75 2,46 2,83 3,87
Metionin 1,71 1,58 1,59 3,87
Fenilalanin 2,39 2,44 2,35 2,26
Tirosin 3,88 3,93 3,90 3,44
Treonin 1,67 1,12 1,80 2,09
Valin 2,87 2,84 2,85 2,88
Non esensial
Asam aspartat 5,59 5,27 5,64 5,39
Asam glutamat 10,11 10,35 11,32 10,79
Serin 2,15 2,57 2,45 2,71
Histidin 1,41 1,18 0,59 1,02
Glisin 4,05 5,04 4,99 0,48
Arginin 7,76 8,45 8,95 8,92
Alanin 0,75 0,90 0,89 0,81
Kadar protein (%) 18,04 18,70 19,54 20,32
Kadar air (%) 70,73 69,38 68,38 67,79
Kadar lemak (%) 7,23 7,81 7,66 8,11
Kadar abu (%) 2,69 3,04 3,20 3,05
Serat kasar (%) 0,73 0,77 0,75 0,76
10
Selain kadar protein yang
menentukan komposisi kimia ikan,
kadar karbohidrat juga berpengaruh.
Pemberian karbohidrat yang tinggi
dapat menghasilkan ikan dengan
kadar lemak tinggi sesuai hasil
penelitian yang telah dilakukan. Dari
hasil ini dapat diketahui bahwa ikan
sidat yang rakus dan bersifat karnivor
ternyata dengan pakan yang kaya
karbohidrat juga bisa menghasilkan
lemak tinggi, tetapi kadar proteinnya
relatif rendah. Lemaknya dapat
mencapai 25,61 %, protein 15,89%,
dan kadar air 57,21 %.
Berdasarkan jenis pakan yang
diberikan sesungguhnya pengguna
dapat memilih ikan yang diharapkan,
apakah kaya protein atau kaya lemak
serta teksur yang bagaimana.
Komposisi kimia ikan ini tidak hanya
ditentukan oleh pakan saja, tetapi juga
ditentukan oleh fase fisiologis dari ikan
tersebut. Namun untuk ikan sidat
belum ada data akurat mengenai
perbedaan komposisi yang disebabkan
oleh fase fisiologis dari ikan.
Rasa ikan sidat harum dan enak,
disebut sebagai “ginseng air”,
fungsinya dalam memperpanjang umur
dan melawan kelemahan dan penuaan
tak ternilai. Sidat memiliki kandungan
nutrisi protein, karbohidrat, serta
omega 3 yang tinggi. Sehingga
menguatkan fungsi otak dan
memperlambat terjadinya kepikunan.
Dibanding ikan salmon, sidat
mengandung DHA (Decosahexaenoic
acid, zat wajib untuk pertumbuhan
anak) sebanyak 1.337 mg/100 gram
sementara ikan salmon hanya 748
mg/100 gram. Kandungan EPA
(Eicosapentaenoic acid) yang terdapat
dalam ikan sidat sebesar 742 mg/100
gram sementara salmon hanya 492
mg/100 gram. Ikan sidat mempunyai
kandungan asam lemak Omega 3
tinggi, yakni sekitar 10,9 gram per 100
gram. Omega 3 ini dipercaya mampu
meningkatkan fungsi mental, memori,
dan konsentrasi manusia. Zat yang
banyak terdapat dalam lemak sidat ini
juga terbukti mampu mengobati
depresi, gejala penyakit kejiwaan atau
schizophrenia.
Teknologi menemukan bahwa daya
hidup ikan sidat yang ajaib bersumber
dari tulang sum-sumnya yang besar
dan kuat. Penelitian modern
menunjukkan bahwa tulang sum-sum
ikan sidat mengadung beratus-ratus
jenis zat bergizi, gizi dan nilai
farmakologinya yang istimewa telah
mendapat perhatian yang luas dari
para pakar.
Sudah banyak terbukti,
mengkonsumsi ikan sidat secara
teratur dapat mendorong terbentuknya
lemak fosfat dan perkembangan otak
besar, bermanfaat untuk
11
meningkatkan daya ingat. Juga
memperbaiki sirkulasi kapiler,
mempertahankan tekanan darah
normal, mengobati pembuluh darah
otak.
Banyak orang merasakan manfaat
mengkonsumsi ikan sidat untuk
penyakit rabun jauh, rabun dekat,
glukoma dan penyakit mata kering
disebabkan karena mata terlalu lelah.
Minyak ikan sidat dibuat dari ekstrak
sum-sum ikan sidat segar,
mengandung tiga jenis nutrient
penting yaitu: asam lemak omega 3
(DHA & EPA) , Phospholipids dan
antioksidan Vitamin E.
Mengkonsumsi ikan sidat dapat
mengatur imunitas tubuh manusia,
sebagai anti oksidan, menghilangkan
racun tubuh, serta memperlambat
penuaan.
B. Kandungan Gizi Ikan
Gabus
Ikan Gabus adalah bahan
makanan yang bersumber dari air
tawar yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Selain Ikan
Sidat yang tinggi nutrisi, Ikan Gabus
mengandung energi sebesar 77
kilokalori, protein 12,4 gram,
karbohidrat 3,7 gram, lemak 1 gram,
kalsium 90 miligram, fosfor 192
miligram, dan zat besi 2,5 miligram.
Selain itu di dalam Ikan Gabus juga
terkandung vitamin A sebanyak 0 IU,
vitamin B1 0,02 miligram dan vitamin
C 0 miligram. Hasil tersebut didapat
dari melakukan penelitian terhadap
100 gram Ikan Gabus, dengan jumlah
yang dapat dimakan sebanyak 62 %.
Informasi Rinci Komposisi Kandungan
Nutrisi/Gizi Pada Ikan Gabus per 100gr :
Energi 77 kkal
Protein 12,4 gr
Lemak 1 gr
Karbohidrat 3,7 gr
Kalsium 90 mg
Fosfor 192 mg
Zat Besi 2,5 mg
Vitamin A 0 IU
Vitamin B1 0,02 mg
Vitamin C 0 mg
Komposisi Kandungan
Nutrisi/Gizi Pada Ikan Gabus
Kering per 100gr :
Energi 292 kkal
Protein 58 gr
Lemak 4 gr
Karbohidrat 0 gr
Kalsium 15 mg
Fosfor 100 mg
Zat Besi 1 mg
Vitamin A 100 IU
Vitamin B1 0,1 mg
Vitamin C 0 mg
12
Ikan gabus sangat kaya albumin,
jenis protein yang mempercepat
penyembuhan pascaoperasi dan
melahirkan. Zat ini juga membantu
pertumbuhan anak dan menambah
berat badan orang dengan HIV/AIDS
(ODHA).
Keluar dari rumah sakit
pascaoperasi, seperti sehabis
persalinan, merupakan fase yang
cukup kritis karena pasien harus
berjuang untuk kesembuhannya. Kita
sering mendengar larangan
mengonsumsi makanan tertentu.
Informasi itu kadang masuk akal,
tetapi sering membuat bingung karena
bertolak belakang satu sama lain.
Secara umum sebenarnya tidak
ada pantangan makan bagi pasien
pascaoperasi, kecuali bila menderita
alergi atau mendapat pesan khusus
dari dokter. Sehabis menjalani operasi
usus misalnya, tentu kita tidak boleh
mengonsumsi makanan yang sulit
dicerna. Sebaliknya, pascaoperasi
persalinan, makan banyak merupakan
solusi untuk mempercepat proses
penyembuhan, terutama makanan
kaya protein, vitamin, dan mineral.
Zat gizi sangat diperlukan untuk
membantu tubuh melakukan proses
penyembuhan pascaoperasi, yaitu
memperbaiki sel dan jaringan. Zat gizi
berkualitas juga diperlukan untuk
memperkuat imunitas (sistem
kekebalan) tubuh agar tidak mudah
terserang penyakit.
Salah satu bahan pangan yang
sangat dianjurkan untuk dikonsumsi
pascaoperasi adalah ikan gabus. Ikan
gabus banyak dijual di pasar
tradisional dan modern, umumnya
dalam bentuk kering asin. Karena itu,
ikan gabus lebih dikenal sebagai ikan
asin yang bergengsi.
Seperti ikan lain, keunggulan ikan
gabus adalah kandungan proteinnya
yang cukup tinggi. Kadar protein per
100 gram ikan gabus setara ikan
bandeng, tetapi lebih tinggi bila
dibandingkan dengan ikan lele maupun
ikan mas yang sering kita konsumsi.
Kandungan protein ikan gabus juga
lebih tinggi daripada bahan pangan
yang selama ini dikenal sebagai
sumber protein seperti telur, daging
ayam, maupun daging sapi. Kadar
protein per 100 gram telur 12,8 gram;
daging ayam 18,2 gram; dan daging
sapi 18,8 gram. Nilai cerna protein ikan
juga sangat baik, yaitu mencapai lebih
dari 90 persen.
13
Selain itu, protein kolagen ikan
gabus juga lebih rendah dibandingkan
dengan daging ternak, yaitu berkisar
3-5 persen dari total protein. Hal
tersebut yang menyebabkan tekstur
daging ikan gabus lebih empuk
daripada daging ayam ataupun daging
sapi.
Rendahnya kolagen menyebabkan
daging ikan gabus menjadi lebih
mudah dicerna bayi, kelompok lanjutt
usia, dan juga orang yang baru
sembuh dari sakit. Bayi memerlukan
asupan protein tinggi, tetapi belum
memiliki saluran pencernaan yang
sempurna.
Berdasarkan perbandingan
kandungan gizi ikan sidat dan ikan
gabus, ternyata ikan sidat memiliki
kandungan gizi yang sangat tinggi
dibandingkan ikan gabus dan ikan-ikan
lainnya.
14
Mengkonsumsi ikan sidat dipercaya
mampu menurunkan kandungan lemak
tak baik di dlm darah, menghindari
penyakit aterosklerosis serta
mengurangi keletihan. Sudah banyak
terbukti, mengkonsumsi ikan sidat
secara teratur dapat mendorong
terbentuknya lemak fosfat dan
perkembangan otak besar, bermanfaat
untuk meningkatkan daya ingat. Juga
memperbaiki sikulasi kapiler,
mempertahankan tekanan darah
normal, mengobati pembuluh darah
otak.
Upaya untuk meningkatkan daya
terima masyarakat terhadap ikan sidat
dan nilai tambah ikan sidat itu sendiri,
maka produk yang dijual ke konsumen
seyogyanya bukan hanya dalam
bentuk segar, tetapi juga dalam bentuk
olahan. Oleh karena itu, maka kajian-
kajian tentang proses pengolahan ikan
sidat perlu dikembangkan terutama
produk olahan yang sangat diminati
oleh konsumen lokal maupun
konsumen internasional. Berikut ini
adalah beberapa jenis masakan hasil
olahan berbahan dasar ikan sidat.
Masakan yang dikenal dengan
istilah unagi adalah sajian sidat
panggang yang menjadi favorit di
Jepang. Bukan hanya karena rasanya
yang enak, tapi juga masakan ini
dipercaya mampu membangkitkan
vitalitas.
Dalam proses pengasapan panas
ikan yang akan diasapi diletakkan
cukup dekat dengan sumber asap.
Proses pengasapan panas juga sering
disebut proses pemanggangan ikan.
Pengasapan panas lebih dirancang
untuk meningkatkan aroma melalui
asap itu sendiri, dibandingkan untuk
15
Hasil Olahan Si Ikan Sidat
pengawetan ikan akibat asap.
Pengasapan panas menggunakan
suhu yang cukup yaitu 80 -90 oC.
Karena suhu yang tinggi, daging ikan
menjadi masak dan tidak perlu diolah
terlebih dahulu sebelum disantap.
Pengasapan panas pada prinsipnya
merupakan usaha penanganan ikan
secara perlahan. Pada pengasapan
panas terjadi penyerapan asap, ikan
cepat menjadi matang tetapi kadar air
di dalam daging masih tinggi sehingga
tidak tahan lama.
Orang Jepang memakannya
biasanya pada musim panas (akhir
bulan Juli) agar memberikan kekuatan
dan vitalitas hingga akhir tahun. Unagi
termasuk makanan yang paling mahal
di restoran2 Jepang dan hanya
disuguhkan bagi orang-orang penting.
Bagi konsumen Korea, ikan sidat
diolah hampir sama dengan masakan
Jepang, juga dapat diolah sebagai
sautéed eel (sidat tumis).
Macam-macam hasil olahannya
yang lain :
Sensasi Gurih Ikan Sidat Torpedo
Rica-rica sidat
Sidat Kukus
16
Sidat asap
Ikan asap adalah hasil pengawetan
ikan secara tradisional yang
pengerjaannya merupakan gabungan
dari penggaraman (perendaman dalam
air garam) dan pengasapan sehingga
memberikan rasa khas. Ikan asap
merupakan produk akhir yang siap
untuk dimakan artinya tanpa diolah
lagi sudah dapat disantap.
Pengasapan termasuk salah satu
cara pengawetan ikan. Inti pengasapan
adalah ikan ditaruh di atas
pembakaran sehingga terus-menerus
terasapi. Pengasapan ada dua macam,
yaitu pengasapan panas dan
pengasapan dingin. Pengasapan panas
ialah pengasapan yang dilakukan
dengan cara ikan didekatkan pada api.
Adapun pengasapan dingin, ikan
diletakkan agak jauh dengan api. Alat
pengasapan dibuat sedemikian rupa
sehingga memungkinkan asap terus-
menerus mengasapi ikan.
Asap kayu terdiri dari uap dan
padatan yang berupa partikel-partikel
yang amat kecil yang keduanya
mempunyai komposisi kimia yang
sama tetapi dalam perbandingan yang
berbeda. Senyawa-senyawa kimia
yang menguap diserap oleh ikan
terutama dalam bentuk uap, senyawa
tersebut memberikan warna dan rasa
padatan yang diinginkan pada
ikan asap. Partikel-partikel tidak begitu
penting pada proses pengasapan dan
asap akan mengawetkan makanan
karena adanya aksi desinfeksi dari
formaldehid, asam asetat dan phenol
yang terkandung dalam asap.
Butiran-butiran asap mengambil
peranan penting dalam pewarnaan.
Pengeringan mempunyai fungsi
penting dalam pengawetan ikan asap,
kecepatan penyerapan asap kedalam
daging ikan dan pengeringannya
tergantung kepada banyaknya asap
yang terjadi, suhu dan kandungan air
dari ikan yang diasapi.
Dendeng Sidat
Dendeng ikan adalah jenis
makanan awetan yang dibuat dengan
17
cara pengeringan dengan menambah
garam, gula, dan bahan lain untuk
memperoleh rasa yang
diinginkan. Salah satu bentuk olahan
yang dapat dilakukan pada ikan sidat
adalah dengan pengolahan dendeng
ikan sidat.
Dendeng ikan sidat adalah bentuk
olahan semi basah yang dilakukan
dengan perendaman atau
pembaceman dalam larutan bumbu,
yaitu gula merah, bawang putih,
bawang merah, garam, dan ketumbar
selama 24 jam kemudian dilakukan
proses pengeringan dan daya awetnya
cukup lama dan rasanya manis gurih.
Abon Sidat
Sebagaimana telah diungkapkan
sebelumnya bahwa sebagian besar
masyarakat Indonesia belum mengenal
bentuk/rupa ikan sidat dan mencicipi
rasanya. Agar ikan sidat dapat dikenal
dan dapat diterima sebagai konsumsi
oleh masyarakat maka dilakukan
pengenalan produk-produk olahannya
kepada masyarakat. Disamping itu,
ada kesan bahwa sidat lebih mirip ular
ketimbang ikan, menyebabkan
timbulnya respon yang kurang baik
dimasyarakat. Salah satu usaha
mengubah kesan seperti ular tadi
adalah dengan mengolahnya menjadi
abon.
18
Dengan dibuat produk abon,
diharapkan konsumsi masyarakat
terhadap sidat dapat ditingkatkan,
apalagi daging sidat memilki rasa yang
khas dan gurih. Berdasarkan SNI 01-
3707-1995, abon merupakan hasil
pengolahan yang berupa pengeringan
bahan baku yang telah ditambahkan
bumbu-bumbu untuk meningkatkan
cita rasa dan memperpanjang daya
simpan.
Sosis Sidat
Sosis adalah salah satu produk
olahan daging yang sekarang mulai
populer di masyarakat, terutama anak-
anak. Pengolahan sosis ini pada
awalnya dikembangkan oleh negara
empat musim, yang bertujuan untuk
mengawetkan, sehingga mereka
tidak kekurangan daging selama
musim dingin.
Sosis merupakan emusli minyak
dalam air (oil in water atau o/w). Sosis
ikan merupakan daging ikan cancing
yang ditambahkan minyak, bumbu dan
pati sebagai pengisi. Teknologi
produksinya, campuran ini kemudian
dimasukkan ke dalam casing dan
diikat, setelah itu diuapkan atau
direbus.
19
A. Kebutuhan Dasar Ikan Sidat
Sidat termasuk hewan Carnivora
yang akan memakan ikan lain yang
lebih kecil, terkadang juga memiliki
sifat kanibal. Dalam budidaya ikan
sidat pemenuhan akan kebutuhan
dasar ini menjadi hal yang sangat
penting.
Lingkungan hidup budidaya sidat
dapat menggunakan ruangan tertutup
ataupun terbuka. Beberapa pelaku
budidaya sidat menggunakan bambu,
beton (bak semen beton), pen dan
keramba jaring apung.
Yang penting lingkungan hidup
sidat harus memenuhi hal-hal berikut:
1. Suhu.
Pada pemeliharaan benih Ikan
Sidat lokal, suhu terbaik untuk
memacu pertumbuhan adalah
29°C
2. Salinitas.
Salinitas yang dapat memberikan
pertumbuhan yang baik adalah 6 –
7 ppt
3. Oksigen Terlarut.
Kandungan oksigen minimal yang
dapat ditolelir oleh Ikan Sidat berkisar
antara 0,5 – 2,5 ppm.
4. pH.
pH optimal untuk pertumbuhan
Ikan Sidat adalah 7 – 8
5. Amonia (N H3- N) dan Nitrit (NO2-
N). Pada konsentrasi amonia 20
ppm sebagian Ikan Sidat yang
dipelihara mengalami
methemoglobinemie dan pada
konsentrasi 30 – 40 ppm seluruh
Ikan Sidat mengalami
methemoglobinemie
6. Kebutuhan Nutrien.
Seperti halnya jenis ikan-ikan lain,
Ikan Sidat membutuhkan zat gizi
berupa protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral. Kadar protein
20
Materi Pokok IV
pakan optimal adalah 45% untuk
ikan bestir (juvenil) dan sekitar
50% untuk ikan kecil (fingerling)
7. Budidaya Ikan Sidat Pada Jaring
Apung.
Satu unit jaring apung memiliki
empat kolam berukuran 7 x 7 m,
dengan jaring berukuran 7 x 7 x
2,5 m dan mata jaring 2,5 inci.
Untuk menghindari lolosnya ikan,
disekeliling tepian kolam bagian
atas diberi penutup dari hapa
dengan lebar 60 cm
8. Benih Ikan Sidat.
Benih ikan sidat yang
dibudidayakan di Tambak BLUPPB
Karawang terdiri dari dua jenis
yaitu : Anguilla marmorata dan
Anguilla bicolor . Kedua jenis ikan
sidat ini diharapkan dapat mewakili
dua habitat asli ikan sidat yaitu
Anguilla marmorata mewakili
perairan di daerah Sulawesi dan
Anguilla bicolor mewakili perairan
di daerah Selatan Jawa. Anguilla
marmorata yang dibudidayakan di
Tambak BLUPPB Karawang berasal
dari daerah Tatelu (Sulawesi Utara)
dan Poso (Sulawesi Tengah)
sedangkan Anguilla bicolor berasal
dari daerah selatan pulau Jawa.
Secara penampakan fisik Anguilla
marmorata dapat dibedakan
dengan Anguilla bicolor terutama
pada bagian punggung dan perut.
Anguilla marmorata mempunyai
warna kulit punggung hitam dan
bercorak (kembang) dengan
bagian perut putih. Sedangkan
untuk Anguilla bicolor mempunyai
warna kulit punggung hitam
dengan bagian perut berwarna
putih kekuningan.
21
Ikan sidat sudah terpisah secara
seksual. Perbedaan fisik antara
jantan dan betina dapat terlihat
setelah ikan sidat sudah mencapai
ukuran dewasa dimana pejantan
mempunyai mata lebih lebar dari
betina pada ukuran panjang, berat
dan usia yang sama.
9. Padat Penebaran.
Setiap kolam ditebar 100 kg benih
Ikan Sidat.
10. Pakan.
Pakan yang diberikan adalah pakan
buatan berbentuk pasta dengan
kandungan Protein 47,93%, Lemak
10,03%, Seratkasar 8,00%, BETN
8,32%, Abu 25,71%. Yang perlu
diperhatikan adalah pakan
diberikan sebanyak 3% dari berat
total ikan Konvensi pakan sebesar
1,96. Dengan konvensi tersebut
akan diperoleh laju perturnbuhan
rata-rata 1,46`% dengan mortalitas
9,64 %
11. Masa Pemeliharaan dan Panen.
Pemeliharaan Ikan Sidat pada
kolam keramba jaring apung
selama 7 – 8 bulan, dan masa.
panen secara bertahap dapat
dimulai pada masa pemeliharaan 4
bulan. Ukuran Ikan Sidat yang,
dipanen dapat – mencapai ukuran.
konsumsi yaitu 180 – 200 gram per
ekor
Langkah-Langkah Budidaya Ikan
Sidat
Bibit sidat biasanya dikumpulkan
dari para pencari ikan dari tangkapan
alam, karena sampai saat ini metode
pembenihan ikan sidat masih sulit
dilaksanakan. Elver atau sidat muda
lalu dipelihara di dalam bak
berkapasitas 30-50m² dengan
kedalaman 50-70 cm. Bak-bak
diletakkan di dalam ruangan. Tiga atau
empat hari pertama, anak sidat ini
harus aklimatisasi sesuai kondisi bak-
bak tanpa pemberian pakan. Jika suhu
air akan ditingkatkan sampai optimum
(25-28ºC di Jepang), harus dilakukan
bertahap selama aklimatisasi.
Perubahan mendadak menyebabkan
tekanan fisiologik.
Untuk Ikan sidat muda makanan
terbaik adalah cacing sutra atau
makanan alami lainnya. Cacing tubifex
merupakan makanan terbaik bagi
pemeliharaan awal elver. Makanan ini
diberikan secara merata pada dinding
bak, sehingga semua elver
memperoleh kesempatan untuk
memangsa ransum yang tersedia.
Setelah itu, area pemberian pakan
dipersempit sampai pakan hanya
diberikan sepanjang satu penampang
dinding. Dengan cara ini, anak sidat
dilatih untuk makan di tempat dan
waktu yang telah ditentukan.
Dalam waktu dua sampai empat
minggu, ransum makanan diberikan
dua kali sehari, subuh dan petang hari,
22
pada suatu tempat berpenarangan
lampu 20-40 watt. Waktu makan
secara perlahan dialihkan ke siang
hari. Meski sidat telah terbiasa makan
siang hari, pakan tetap diberikan dua
atau tiga kali sehari selama dua
sampai tiga bulan.
Setelah dua atau tiga minggu dari
awal pemberian pakan, cacahan
daging ikan dan pakan buatan mulai
dicampur dengan cacing. Jumlah pakan
buatan dalam pakan campuran
tersebut ditingkatkan sedikit demi
sedikit sampai akhirnya hanya pakan
buatan yang diberikan.
Jika ikan sidat sudah mau
mengkonsumsi makanan buatan,
pakan buatan diberikan satu kali sehari
sebanyak 1-3% berat total tubuh
dalam bak budidaya. Kepadatan ideal
untuk sidat berbobot 10g adalah 3
sampai 6 kg/m² dan untuk sidat besar,
9-21kg/m². Dalam masa pembesaran
ikan sidat perlu dilakukan sortasi
berdasarkan ukuran. Hal tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan
efisiensi pakan dan memisahkan sidat
bongsor dengan yang
perkembangannya lambat, sehingga
semua bisa berkembang dengan
optimal.
23
Penutup
24
25
http://peperonity.com/go/sites/mview/ikansidat/32767754
http://rumahsidatsemarang.blogspot.com/2012/10/kandungan-gizi-dan-manfaat-ikan-sidat.html
http://sidatkita.blogspot.com/2011/02/tingginya-gizi-ikan-sidat-untuk.html
http://sidatmasapi.blogspot.com/2012/10/mengenal-ikan-sidat-lebih-dekat.html
http://peperonity.com/go/sites/mview/ikansidat/32767754
http://sidatmasapi.blogspot.com/2012/10/mengolah-ikan-sidat.html
http://www.anguillajayaabadi.s5.com/menus.html
http://news.detik.com/bandung/read/2010/01/22/091239/1283744/671/sensasi-gurih-ikan-sidat-torpedo
http://pacarkecilku.com/2013/01/31/culinary-pondok-makan-ikan-sidat-bu-istiana-di-warak-sleman/sony-dsc-344/
http://pacarkecilku.com/2013/01/31/culinary-pondok-makan-ikan-sidat-bu-istiana-di-warak-sleman/sony-dsc-345/
http://intisariherbal.com/kandungan-vitamin-ikan-gabus-ternyata-lebih-tinggi-dari-ikan-salmon/
http://sidatmania.blogspot.com/2012/06/teknik-budidaya-ikan-sidat.html
http://galeriukm.com/agrobisnis/tips-cara-budidaya-sidat
http://komoditasindonesia.com/2012/07/11-poin-penting-dalam-budidaya-ikan-sidat/
DAFTAR PUSTAKA
26