kelompok 5 iptek

29

Click here to load reader

Upload: tikpo-larasati

Post on 26-Jun-2015

395 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KELOMPOK 5 IPTEK

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dunia tanpa batas (world bourderless) saat ini mengisyaratkan umat Islam harus

peka dan tanggap terhadap isu-isu aktual dan faktual yang berlangsung hari ini. Kemajuan

sains dan teknologi yang begitu cepat perlu diselaraskan dengan pemahaman sains dan

disesuaikan dengan budaya yang ada. Pada hakikatnya, perkembangan sains dan teknologi

tidak bertentangan dengan agama Islam karena Islam adalah agama rasional yang lebih

menonjolkan akal dan dapat diamalkan tanpa merobah budaya setempat.

Surat al-Alaaq (ayat 1-5) merupakan dasar sains dan teknologi dalam Islam. Allah

memerintahkan kita membaca, meneliti dan mengkaji serta membahas dengan kemampuan

intektual. Surat ini merangsang daya kreativitas untuk berinovasi, mengembangkan

keimanan dengan rasio dan logika yang dimiliki manusia. Kewajiban membaca dan

menulis (memperdalam sains dengan meneliti) menjadi inheren Islam dan penguasaan dan

keberhasilan suatu penelitian atas restu Allah.

Rumusan Masalah

- Bagaimana pandangan Islam terhadap Sains dan Teknologi?

- Bagaimana peranan Islam dalam perkembangan Sains dan Teknologi?

- Apakah perkembangan Sains dan Teknologi saat ini sudah sesuai dengan Islam?

- Bagaimana seharusnya umat Islam menyikapi perkembangan Sains dan Teknologi

pada era modern ini?

Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengkaji lebih dalam

pandangan Islam tentang Sains dan Teknologi sehingga dapat menambah wawasan dan

ilmu pengetahuan mengenai hubungan Sains dan Teknologi dan Islam dan permasalahan-

permasalahan yang timbul didalamnya. Selain itu, untuk memenuhi tugas kelompok mata

kuliah Pendidikan Agama Islam II.

1

Page 2: KELOMPOK 5 IPTEK

Metode penulisan

Pada penulisan makalah ini, penyusun menggunakan metode studi pustaka dengan

menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dan buku-buku referensi serta majalah.

Selain dengan menggunakan buku cetak sebagai referensi, penyusun juga melakukan studi

pustaka dengan menggunakan media internet.

Sistematika penulisan

- Halaman Judul

- Kata Pengantar

- Daftar Isi

- Bab I Pendahuluan

o Latar Belakang

o Tujuan dan Manfaat

o Rumusan Masalah

o Metode Penulisan

o Sistematika Penulisan

- Bab II Sekilas tentang Sains dan Teknologi

- Bab III Perkembangan Sains da Teknologi

- Bab IV Studi Kasus Teknologi Bedah Plastik dalam Perspektif Islam

- Bab V Penutup

o Kesimpulan

- Daftar Pustaka

2

Page 3: KELOMPOK 5 IPTEK

BAB II

SEKILAS TENTANG SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM ISLAM

Di antara hal yang di anggap modern di era ini adalah sains dan teknologi. Sains

dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat bagi kehidupan manusia.

Dalam setiap waktu para ahli dan ilmuwan terus mengkaji dan meneliti sains dan teknologi

sebagai penemuan yang paling canggih dan modern. Keduanya sudah menjadi simbol

kemajuan dan kemodernan pada abad ini. Oleh karena itu, apabila ada suatu bangsa atau

negara yang tidak mengikuti perkembangan sains dan teknologi, maka bangsa atau negara

itu dapat dikatakan negara yang tidak maju dan terbelakang.

Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah

mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya

untuk me-research dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi.

Bagi Islam sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan

dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini Allah

anugerahkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk diolah dan

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Berbicara mengenai Islam dalam kaitannya dengan pengembangan iptek (ilmu

pengetahuan dan teknologi) tidak akan lepas dari tilikan atas landasan fundamental dua

referensi utamanya, yaitu Alquran dan hadis. Konsepsi atau dorongan Islam untuk

menggali fenomena alam sebagai dasar pengembangan iptek ini perlu dijelaskan.

Selanjutnya, dari landasan fundamental inilah dibangun/terbangun suatu konsepsi atau

pandangan tentang alam yang membentuk suatu pola pikir ilmiah mengenai fenomena

alam yang ada di sekeliling manusia.

Anugerah terbesar yang sangat berharga bagi umat islam ialah Al-Quran. Tidak

hanya sebagai petunjuk yang dapat menuntun manusia menuju Rab-Nya, tetapi juga

kandungan yang ada didalamnya¬- bila dilihat dari aspek tinjauan sains- memiliki nilai

yang sangat tinggi. Sains yang berlandaskan nilai-nilai Islam harus berlandaskan Al-Quran

sebagai referensi utama. Alasan logisnya, Al-Quran mengandung ayat-ayat kauniyah

kurang lebih sebanyak 800 ayat telah mencukupi kuota untuk memenuhi khasanah

pengetahuan ciptaan Sang Khaliq melalui sains. Ayat kauniyah sendiri merupakan ayat

yang berkaitan dengan alam semesta. Tentunya, Allah tidak memasukkan ayat-ayat

kauniyah dalam Al-Quran melainkan menjadi bekal pembelajaran dan inspirasi bagi

3

Page 4: KELOMPOK 5 IPTEK

manusia yang hendak mendalami sains Islam. Ada beberapa Ayat-ayat di Al Qur’an yang

berisi tentang Ilmu Pengetahuan dan TEKnologi (IPTEK), yaitu:

No. Nama Ayat Kandungan ayat

1Q.S. Al Alaq

ayat 1-5

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.

Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,

dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar

(manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada

manusia apa yang tidak diketahuinya.

2Q.S. Az-Zumar

ayat 9

“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan

orang yang tidak berilmu?’ Sesungguhnya hanya orang-orang

yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”

3Q.S. Al-Baqoroh

ayat 269

“Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat

dan kearifan) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan

barangsiapa yang dianugrahi al-Hikmah itu, benar-benar ia telah

dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang

berakallah yang dapat mengambil pelajaran (berdzikir) dari

firman-firman Allah.”

4Q.S. Mujaadilah

ayat 11

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat.Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan”.

5Q.S. Al Anbiya’

ayat 29-30

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya

langit dan bumi dulu keduanya adalah sesuatu yang padu,

kemudian kami pisahkan antara keduanya. “Dan dari air kami

jadikan segalanya sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka

tidak juga beriman?”

6Q.S. Ali Imron

ayat 190-191

“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia.

Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

7Q.S. Al Hijr

ayat 16 dan 22

“Dan sesungguhnya menciptakan gugusan bintang-bintang

(dilangit)..”

“Dan kami meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-

tumbuhan)…”

8 Q.S. An Nahl “Maka bintang-bintang itu sebagai penunjuk jalan…”4

Page 5: KELOMPOK 5 IPTEK

ayat 16

Ada beberapa ilmuwan Islam yang pernah hidup dan ditorehkan namanya dalam

sejarah emas kejayaan Islam dalam bidang Ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya,

Ibnu Sina, dalam umurnya yang sangat muda, dia telah berhasil menguasai berbagai ilmu

kedokteran. Mognum opusnya al-Qanun fi al-Thib menjadi sumber rujukan primer di

berbagai universitas Barat.

Selain Ibnu Sina, al-Ghazali juga bisa dibilang ilmuwan yang refresentatif untuk

kita sebut di sini. Dia teolog, filosof, dan sufi. Selain itu, dia juga terkenal sebagai orang

yang menganjurkan ijtihad kepada orang yang mampu melakukan itu. Dia juga ahli fiqih.

Al-Mushtasfa adalah bukti keahliannya dalam bidang ushul fiqih. Tidak hanya itu, al-

Ghazali juga ternyata mempunyai paradigma yang begitu modern. Dia pernah mempunyai

proyek untuk menggabungkan, tidak mendikotomi ilmu agama dan ilmu umum. Baginya,

kedua jenis ilmu tersebut sama-sama wajib dipelajari oleh umat Islam.

Selain para ilmuwan di atas, ada Ibnu Rusyd. Dia filosof ulung, teolog dan

menguasai kedokteran. Bahkan dia juga bisa disebut sebagai faqih. Kapabalitasnya dalam

bidang fiqih dibuktikan dengan karya tulisnya Bidayah al-Mujtahid. Filosof ini juga

menjadi inspirasi gerakan-gerakan di Barat. Tidak sedikit ideologinya yang diadopsi oleh

orang Barat sehingga bisa maju seperti sekarang.

Ilmuwan lainnya seperti Fakhruddin al-Razi, selain seorang teolog, filosof, ahli

tafsir, dia juga seorang yang menguasai kedokteran. Al-Khawarizmi, Matematikawan dan

seorang ulama. Dan masih banyak lagi para ulama sekaligus ilmuwan yang dihasilkan dari

Peradaban Islam. Semua itu menunjukkan, bahwa suatu peradaban bisa maju dan unggul,

meskipun tetap dilandasi oleh agama dan kepercayaan terhadap Allah SWT.

Pengetahuan yang dikumpulkan manusia melalui penggunaan akalnya inilah yang

kemudian disusun menjadi suatu bentuk yang berpola. Setelah berbagai butir pengetahuan

itu dikumpulkan dalam suatu bentuk yang teratur, kumpulan itu disebut aqliah atau

falsafiyyaah, yaitu ilmu atau sains (Andi Hakim, 2008). Dan Allah menghendaki bahwa

sains yang dibangun tetap mematuhi sunnatullah yang telah ditetapkan Allah. Selain itu

Tujuan sains Islam untuk memperlihatkan kesatuan hukum alam, kesalinghubungan

seluruh bagian dan aspeknya sebagai refleksi dari kesatuan prinsip Illahi (Agus P, 2008).

Pada tahun 1979 ketika itu Abdus Salam, ilmuawan Muslim peraih Nobel dalam

bidang fisika teori, menuturkan dalam pidato penganugerahan Nobel Fisika di Karolinska

5

Page 6: KELOMPOK 5 IPTEK

Institute, Swedia. Di forum tersebut, ia mengaku bahwa riset itu didasari oleh keyakinan

terhadap kalimah tauhid. “Saya berharap Unifying the Forces dapat memberi landasan

ilmiah terhadap keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa,” kata penulis 250 makalah

ilmiah fisika partikel itu. Dan dia juga menuturkan ketika menghadiri sidang UNESCO di

Paris, 1984, “Saya muslim karena saya percaya dengan pesan spiritual Al-Quran. Al-

Quran banyak membantu saya dalam memahami hukum alam, dengan contoh-contoh

fenomena kosmologi, biologi dan kedokteran sebagai tanda bagi seluruh manusia”.

Dari teori yang ditemukan Abdus Salam itu mengispirasi ilmuwan setelahnya

seperti Stephen Hawking dengan Theory of Everything dan yang dicanangkan ilmuwan

AS, Grand Theory (GT). Para fisikawan dan kosmolog dunia kini berambisi untuk

menjelaskan rahasia penciptaan alam semesta dalam satu teori tunggal yang utuh. Ujung-

ujungnya suatu saat akan terbukti bahwa permulaan penciptaan alam semesta berasal dari

sesuatu yang satu. Mirip dengan apa yang difirmankan Allah dalam Al-Quran, “Dan

apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi dulu keduanya

adalah sesuatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. “Dan dari air kami

jadikan segalanya sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman?” (surat

Al Anbiya’ 21:30).

Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya

hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam mementingkan

pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim

kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di

muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh

alam (Rahmatan lil ’Alamin).

Ada beberapa alasan untuk memusatkan perhatian pada masalah perlunya

mempelajari ilmu-ilmu lain (selain ilmu syariat, yakni iptek) dalam perspektif Alquran. Dr.

Mehdi Golshani, guru besar fisika Universitas Syarif, Iran, dalam bukunya, Filsafat Sains

Menurut Alquran, mengajukan beberapa alasan, di antaranya: Pertama, jika pengetahuan

dari suatu ilmu merupakan persyaratan pencapaian tujuan-tujuan Islam sebagaimana

dipandang oleh syariah, maka mencarinya merupakan sebuah kewajiban kerena ia

merupakan kondisi awal untuk memenuhi kewajiban syariah. Seperti kesehatan badan bagi

seseorang dalam satu masyarakat adalah penting, oleh sebab itu, sebagian kaum Muslim

dalam hal ini harus ada yang mempelajari ilmu mengenai perobatan.

6

Page 7: KELOMPOK 5 IPTEK

Kedua, masyarakat yang dikehendaki oleh Alquran adalah masyarakat yang agung

dan mulia, bukan masyarakat yang takluk dan bergantung pada orang-orang kafir, seperti

bisa dilihat dalam ayat Aquran, “Dan, sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-

orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.” (QS An-Nisa’: 141). Agar

dapat merealisasikan tujuan yang dibahas oleh Alquran ini, masyarakat Islam benar-benar

harus menemukan kemerdekaan kultural, politik, dan ekonomi. Pada gilirannya, hal ini

membutuhkan pelatihan para spesialis kaliber tinggi di dalam segala lapangan dan

penciptaan-penciptaan fasilitas ilmiah dan teknik dalam masyarakat Islam. Karena pada

abad modern, kehidupan manusia tidak dapat dipecahkan kecuali dengan upaya

pengembangan ilmiah, dan kunci untuk sukses di dalam seluruh urusan bersandar pada

ilmu.

Ketiga, Alquran menyuruh manusia mempelajari sistem dan skema penciptaan,

keajaiban-keajaiban alam, sebab-sebab dan akibat-akibat seluruh benda-benda yang ada,

kondisi-kondisi organisme hidup; pendek kata, seluruh tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang

ada di alam eksternal dan kedalaman batin jiwa manusia, seperti tersirat dalam Alquran,

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,

bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang

Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati

(kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan

awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan

dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS Al-Baqarah: 164).

Keempat, alasan lain untuk mempelajari fenomena-fenomena alam dan skema

penciptaan adalah bahwa ilmu tentang hukum-hukum alam dan karakteristik-karakteristik

benda serta organisme-organisme dapat berguna untuk perbaikan kondisi manusia. Ini

misalnya yang tersirat dalam Alquran, “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di

langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya

pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum

yang berpikir.” (QS Al-Jatsiyah: 13)

7

Page 8: KELOMPOK 5 IPTEK

BAB III

PERKEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI

A. Pengertian Sains dan Teknologi

Sudah umum diketahui bahwa ilmu pengetahuan termasuk salah satu instrument

(alat) pembenahan dan perbaikan masyarakat yang harus dikuasai umat Islam. Jelas, tak

akan tercipta suatu masyarakat yang baik, sementara individu-individunya masih saja

tenggelam dalam kubangan kebodohan dan ketinggalan “gerbong” ilmu pengetahuan.

Pasalnya, kebodohan merupakan lahan yang subur bagi tumbuh-suburnya segala jenis

kerusakan dan kebangkrutan moral (akhlak). Ilmu pengetahuan sebagai instrument

pembenahan dab perbaikan social menduduki posisi dibelakang keimanan.

Sebab, ilmu pengetahuan merupakan fenomena (gejala) lahiriah dari keimanan,

sekaligus buah dari seluruh kebajikan.

Kedudukan Ilmu Pengetahuan dan Ulama

Ilmu pengetahuan merupakan nikmat terbesar Allah SWT bagi hamba-hamba-Nya.

Dalam pada itu, ilmu pengetahuan mampu membebaskan hati dari belenggu kebodohan

sekaligus menjadi lentera mata hati dalam menghadapi kezaliman. Dengan ilmu

pengetahuan, seseorang akan mencapai kedudukan orang-orang terpilih serta memiliki

kedudukan yang tinggi baik di dunia maupun di akhirat.

Nabi Muhammad SAW, manusia suci utusan Allah SWT, tidak meninggalkan

warisan berupa harta dan perhiasan kepada umat Islam. Beliau justru member pusaka yang

jauh lebih berharga dari sekadar itu, yakni hikmah dan ilmu pengetahuan.

Menurut Abu Hamid al-Gazali dalam Ihya’ ‘Uluum ad-Diin, orang yang menelaah

Al-Quran tentu akan menyaksikan dengan jelas bahwa Kitabullah penuh dengan ayat-ayat

yang menjunjung ilmu pengetahuan seraya menganjurkan untuk menuntut dan

mencarinya. Bahkan, ayat pertama dalam Al-Quran memerintahkan manusia untuk

menuntut ilmu pengetahuan dan membaca. Allah SWT berfirman,

8

Page 9: KELOMPOK 5 IPTEK

Artinya, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”

(QS.al-‘Alaq[96]:1)

Allah SWT bersumpah dengan instrument untuk mencari ilmu pengetahuan,

Artinya, “Nuun, demi kalam dan apa yang mereka tulis” (QS. Al-Qalam[68]:1)

Sumpah Allah SWT ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan memiliki nilai yang

luhur dalam pandangan Islam.

Dalam banyak ayatnya, Al-Quran memberikan komentar mengenai akal yang

merupakan sarana utama dalam proses belajar-mengajar. Di antaranya adalah firman Allah

SWT berikut.

Artinya, “Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya (hukum-hukum-Nya)

supaya kamu memahaminya” (QS. Al-Baqarah[2]:242).

Keharusan Memiliki Ilmu Pengetahuan

Para ulama, ungkap Yusuf Qaradawi dalam Syumuuliyyah al-Islaam, telah

menetapkan bahwa, baik menurut akal maupun syariat, amal perbuatan yang didasari

kebodohan pasti ditolak Allah SWT. Kebodohan merupakan kesesatan sebenar-benarnya

dan kegelapan yang nyata. Oleh karena itu, Islam mewajibkan umatnya untuk berilmu.

B. Perkembangan Sains

Sains dan Filsafat

Pada masa kejayaan Islam, sains umumnya dibagi atas dua disiplin utama:

matematika (terdiri atas aritmatika, geometri, aljabar, algoritma, astronomi, dan music) dan

ilmu alam (fisika, biologi, kimia, kedokteran, dan ilmu kognitif seperti psikologi). Dalam

perkembangan seperti itu, sains disebut juga filsafat. Pada abad pertengahan, filsafat

merupakan disiplin ilmu yang tidak hanya membahas metafisika, tetapi juga berbagai

9

Page 10: KELOMPOK 5 IPTEK

persoalandi cabang ilmu pengetahuan, karena itu, hamper seluruh filsuf muslim pada masa

itu merupakan ilmuawan (scientist). Jika dianggap sebagai salah satu bidang ilmu yang

tidak hanya menekuni kajian tertentu, misalnya fisika dan astronomi, sains dalam Islam

juga kerap kali dipandang sebagai cabang filsafat. Al-khindi, filsuf pertama Islam yang

mengikuti Aristoteles, membagi ilmu menjadi dua bagian: ilmu teoritis dan ilmu praktis.

Sains, menurut Al-Khindi, adalah bagian dari ilmu teoritis, dan fislafat menjadi

primadonanya.

Istilah “sains” dalam bahasa Indonesia terlanjur di(salah)pahami sebagai ilmu pasti

atau ilmu alam, karena mengacu kepada bahasa aslinya (Inggris: science) yang mengacu

kepada ilmu eksakta saja. Padahal, secara harfiah, science adalah disiplin ilmu berbagai

bidang, baik eksakta maupun non-eksakta. Istilah sains sebagai sebuah dominan ilmu yang

dianggap sebagai cabang ilmu paling signifikan, seperti konsep science yang dipahami di

dunia Barat modern, tidak dikenal dalam Islam. Menurut Islam, semua ilmu sama. Nilai

sebuah ilmu ditentukan oleh nilai penting perannya dalam sebuah masyarakat. Dari sinilah

Islam mengenal klasifikasi ilmu menjadi yang wajib dipelajari secara social (fardu

kifayah) dan yang wajib dipelajari secara individual (fardu ‘ain).

Ilmu Agama VS Ilmu Umum

Adanya dikotomi ilmu pengetahuan, yakni ilmu rasional atau ilmu umum (dengan

segala jenis derivasinya) dan ilmu agama sempat menimbulkan perdebatan panjang dalam

sejarah keilmuan Islam. Sains dan ilmu eksakta lain masuk dalam kategori ilmu umum.

Akibat derasnya gelombang helenisme 9pengaruh yunani) pada abad ke-3 dan ke-4, ulama

tradisional terdorong untuk bersikap kritis terhadap ilmu rasional. Beberapa ulama dan

kalangan Islam ortodoks, yang merasa terdesak dengan perkembangan sains Islam yang

begitu pesat, melakukan reaksi perlawanan. Sebagian reaksi bersifat antagonis, bahkan

cenderung destruktif terhadap ilmu rasional. Ilmu rasional misalnya filsafat dan logika,

dilarang diberi fatwa “haram” oleh sekelompok ulama. Hadist palsu tentang pengharaman

itu kemudian disebarluaskan. Reaksi lain bersifat defensive dan berusaha menyerang balik

secara positif, misalnya al-Gazali dalam Ihya’ ‘Uluum ad-Diin, tulisannya mengenai

klasifikasi ilmu.

Klasifikasi ilmu pengetahuan al-Gazali (wafat:1111; teolog, filsuf, dan sufi) kerap

kali dipandang sebagai klasifikasi paling komprehensif cabang ilmu pengetahuan dari

10

Page 11: KELOMPOK 5 IPTEK

Islam. Al-Gazali tidak hanya melihat ilmu pengetahuan dari sisi objek serta cabangnya,

tetapi juga melihat dan melakukan klasifikasi ilmu berdasarkan empat cara: pendekatan

ilmu sebagai disiplin ilmu teoritis dan praktis; pendekatan ilmu yang bias dihadirkan dan

yang bias dicapai; pendekatan ilmu agama dan ilmu intelektual; dan pendekatan ilmu yang

haru dipelajari oleh setiap individu dan oleh umum.

11

Page 12: KELOMPOK 5 IPTEK

BAB IV

STUDI KASUS TEKNOLOGI BEDAH PLASTIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Operasi plastik atau dikenal dengan “Plastic Surgery” (ing) atau dalam bahasa

arab “Jirahah Tajmil” adalah bedah/operasi yang dilakukan untuk mempercantik atau

memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak, dengan

cara ditambah, dikurangi atau dibuang, bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan estetika

(seni) tubuh dan sebagian Ulama hadits yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud

dengan operasi plastik itu hanya ada dua:

1. Untuk mengobati aib yang ada dibadan, atau dikarenakan kejadian yang

menimpanya seperti kecelakaan, kebakaran atau yang lainya. Maka operasi ini

dimaksudkan untuk pengobatan

2. Atau untuk mempercantik diri, dengan mencari bagian badan yang dianggap

mengganggu atau tidak nyaman untuk dilihat orang, istilah yang kedua ini adalah

untuk kecantikan dan keindahan.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa operasi yang dilakukan itu bisa sebelum

meninggal atau sesudahnya, akan tetapi untuk pembagian yang kedua ini tidak ada

hubungannya dengan operasi plastik.

Oleh karena itu dalam makalah yang singkat ini, kita tidak membicarakan hal-hal yang

berkenaan dengan mayat. Operasi plastik ada dua :

1. Operasi tanpa ada unsur kesengajaan

Maksudnya adalah operasi yang dilakukan hanya untuk pengobatan dari aib (cacat)

yang ada dibadan, baik karena cacat dari lahir (bawaan) seperti bibir sumbing, jari tangan

atau kaki yang berlebih, dan yang kedua bisa disebabkan oleh penyakit yang akhirnya

merubah sebagian anggota badan, seperti akibat dari penyakit lepra/kusta, TBC, atau

karena luka bakar pada wajah akibat siraman air panas.

Kesemua unsur ini adalah opersi yang bukan karena keinginannya, akan tetapi yang

dimaksudkan adalah untuk pengobatan saja, walaupun hasilnya nanti menjadi lebih indah

12

Page 13: KELOMPOK 5 IPTEK

dari sebelumnya, dalam hukum fiqih disebutkan bahwa, operasi semacam ini dibolehkan

saja, adapun dalil diantaranya sebagai berikut:

Dalil Sunnah

o Diriwayatkan dari Abu Hurairah R.a, dari Nabi Saw. berliau pernah

bersabda, “Tidak lah Allah Swt. menurunkan wabah/penyakit kecuali Allah

Swt. juga menurunkan obat penwarnya”(H.R. Bukhari)

o Riwayat dari Usamah ibn Syuraik R.a, berkata, “Ada beberapa orang Arab

bertanya kepada Rasulullah Saw.:”Wahai Rasulullah, apakah kami harus

mengobati (penyakit kami), Rasulullah menjawab, “Obatilah. Wahai hamba-

hamba Allah lekaslah kalian berobat, karena sesungguhnya Allah tidak

menurunkan satu penyakit, diriwayat lain disebutkan, beberapa penyakit.

Kecuali diturunkan pula obat penawarnya Kecuali satu yang tidak bisa

diobati lagi”, mereka pun bertanya,”Apakah itu wahai Rasul?”, Rasulullah

pun menjawab, “Penyakit Tua”(H.R At-Turmudzi)

Maksud dari hadits diatas adalah, bahwa setiap penyakit itu pasti ada obatnya,

maka dianjurkan kepada orang yang sakit agar mengobati sakitnya, jangan hanya dibiarkan

saja, bahkan hadits itu menekankan agar berobat kepada seorang dokter yang profesional

dibidangnya.

Imam Abu hanifah dalam kitabnya berpendapat, “Bahwa tidak mengapa jika kita

berobat menggunakan jarum suntik (yang berhubungan dengan operasi), dengan alasan

untuk berobat, karena berobat itu dibolehkan hukumnya, Sesuai dengan ijma’ ulama, dan

tidak ada pembeda antara laki-laki dan perempuan”.Akan tetapi disebutkan (pendapat

lemah) bahwa tidak diperbolehkan berobat menggunakan bahan yang diharamkan, seperti

khamar,bir dan sejenis. tapi jika ia tidak mengetahui kandungan obat itu, maka tidak

mengapa menggunakannya, namun jika tidak memungkinkan lagi (yakin bahwa tidak ada

obat) untuk mencari obat selain yang diharamkan itu, maka bolehlah menggunakan

sekedarnya

Ibnu Mas’ud Ra, mengatakan bahwa sesungguhnya Allah Swt. tidak menciptakan

sembuhnya kalian dengan barang yang diharamkan-Nya”.makna dari pendapat beliau

13

Page 14: KELOMPOK 5 IPTEK

adalah walau bagaimanapun Allah Swt. menurunkan penawar yang halal, karena secara

akal pikir, tidak mungkin Allah mengharamkan yang telah diharamkan kemudian

diciptakan untuk dijadikan obat, pasti masih ada jalan lain yang lebih halal.

Operasi semacam ini terkadang bisa menjadi wajib hukumnya, jika menyebabkan

kematian, maka wajib baginya untuk berobat. Allah Swt. berfirman yang artinya (wallahu

a’lam), “dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”, dan di

ayat lain disebutkan, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku

dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu.

Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu].

Larangan membunuh diri sendiri ini menunjukkan bahwa Allah Swt melarang

hamba-Nya merusak jiwanya

Operasi ini tidak bisa dikatakan mengubah ciptaan Allah dengan sengaja, karena

operasi ini untuk pengobatan, walaupun pada akhirnya bertambah cantik atau indah

pada dirinya.

Syeikh Dr Yusuf Al-Qaradawi berpendapat : “Adapun kalau ternyata orang

tersebut mempunyai cacat yang mungkin menjijikkan pandangan, misalnya karena

ada daging tambah yang boleh menimbulkan sakit jiwa dan perasaan, maka tidak

berdosa bagi orang itu untuk berobat selagi dengan tujuan menghilangkan

kecacatan atau kesakitan yang boleh mengancam hidupnya. Kerana Allah tidak

menjadikan agama buat kita ini dengan penuh kesukaran“

2. Operasi yang dilakukan dengan sengaja

Maksudnya adalah operasi yang tidak dikarenakan penyakit bawaan (turunan) atau

karena kecelakaan, akan tetapi atas keinginannya sendiri untuk menambah keindahan dan

mempercantik diri.

Operasi ini ada bermacam-macam, akan tetapi saya hanya menuliskan garis

besarnya saja, yaitu terbagi dua, dan setiap bagian mempunyai hukum masing-masing:

a. Operasi anggota badan

14

Page 15: KELOMPOK 5 IPTEK

Diantaranya adalah operasi telinga, dagu, hidung, perut, payudara, pantat (maaf)

dengan ditambah, dikurang atau dibuang, dengan keinginan agar terlihat cantik.

b. Operasi mempermuda

Adapun operasi bagian kedua ini diperuntukkan bagi mereka yang sudah berumur

tua, dengan menarik kerutan diwajah, lengan, pantat, tangan, atau alis. Mungkin ini

menurut penulis bagian-bagian yang sering kita temui dan yang paling umum; para

ulama berbeda pendapat mengenai hukum operasi plastik ini :

o Kebanyakan ulama hadits berpendapat bahwa tidak boleh melakukan operasi

ini dengan dalil diantaranya sebagai berikut:

Allah berfirman: “Allah telah melaknatnya. setan berkata, “sungguh akan

kutarik bagian yang ditentukan dari hamba-hamabaMu. dan sungguh akan

kusesatkan mereka, dan akan kubangkitlan angan-angan kosong mereka,

dan aku suruh mereka memotong telinga binatang ternak lalu mereka benar-

benar memotongnya, dan aku akan suruh mereka (merobah ciptaan Allah),

lalu mereka benar-benar merobahnya. dan barangsiapa yang menjadikan

setan sebagai pelindung maka sungguh dia telah merugi dengan kerugian

yang nyata”

Ayat ini menjelaskan kepada kita dengan konteks celaan dan

haramnya melakukan pengubahan pada diri yang telah diciptakan Allah

dengan sebaik-baik penciptaan, karena mengikuti akan hawa nafsu dan

keinginan syaitan yang dilaknat Allah.

o Diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim Ra. dari Abdullah ibn Mas’ud

Ra.beliau pernah berkata “”Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan

yang meminta untuk ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang

meminta dicukur, yang mengikir gigi supaya kelihatan cantik dan merubah

ciptaan Allah.” (H.R Bukhari) dari hadits ini, dapat diambil sebuah dalil bahwa

Allah Swt. melaknat mereka yang melakukan perkara ini dan mengubah

ciptaan-Nya

o Riwayat dari Ashabis Sunan

15

Page 16: KELOMPOK 5 IPTEK

Dari Asmaa, bahwa ada seorang perempuan yang mendatangi

Rasulullah Saw. dan berkata, ” Wahai Rasululllah, dua orang anak perempuan

ku akan menjadi pengantin, akan tetapi ia mengadu kepadaku bahwa

rambutnya rontok, apakah berdosa jika aku sambung rambutnya?”, maka

Rasulullah pun menjawab, “Sesungguhnya Allah melaknat perempuan yang

menyambung atau minta disambungkan (rambutnya)”

Hadits ini dengan jelas mengatakan bahwa haram hukumnya bagi orang

yang menyambung rambutnya atau istilah sekrang dikenal dengan konde atau

wig dan jauh dari rahmat Allah Swt.

o Qiyas

Untuk melengkapi pendapat ini,maka akan saya coba menggunakan

qias dan akal. Operasi plastik semacam ini tidak dibolehkan dengan meng-qias

larangan Nabi Saw. terhadap orang yang menyambung rambutnya, tattoo,

mengikir (menjarangkan) gigi atau apa saja yang berhubungan dengan

perubahan terhadap apa yang telah diciptakan Allah Swt.

o Segi Akal

Secara akal kita akan menyangka bahwa orang itu kelihatannya indah

dan cantik akan tetapi, ia telah melakukan operasi plastik pada dirinya,

perbuatan ini sama dengan pemalsuan atau penipuan terhadap dirinya sendiri

bahkan orang lain, adapun hukumnya orang yang menipu adalah haram

menurut syara’.

Begitu juga dengan bahaya yang akan terjadi jika operasi itu gagal, bisa

menambah kerusakan didalam tubuhnya dan sedikit sekali berhasilnya, apapun

caranya tetap membahayakan dirinya dan ini tidak sesuai dengan hukum

syara’, sesuai dengan firman Allah yang berbunyi (wallahu ‘alam)”Jangan

bawa diri kalian dalam kerusakan”

16

Page 17: KELOMPOK 5 IPTEK

Setelah kita perhatikan dalil-dalil diatas dengan seksama, maka jelaslah bahwa

operasi plastik itu diharamkan menurut syara’ dengan keinginan untuk mempercantik dan

memperindah diri, dengan kesimpulan sebagai berikut:

1. Operasi plastik merubah ciptaan Allah Swt

2. Adanya unsur pemalsuan dan penipuan

3. Dari sisi lain, bahwa negatifnya lebih banyak dari manfaatnya, karena bahaya yang

akan terjadi sangat besar apabila operasi itu gagal, bisa menyebabkan kerusakan

anggota badan bahkan kematian.

4. Syarat pembedahan  yang dibenarkan Islam; memiliki keperluan untuk tujuan

kesehatan semata-mata dan tiada niat lain, diakui doktor profesional yang ahli

dalam bidang itu bahwa pembedahan akan berhasil dilakukan tanpa risiko, bahaya

dan mudarat.

5. Untuk pemakaian kosmetik, disyaratkan kandungannya halal, tidak dari najis

(kolagen / plasenta) dan tidak berlebihan (tabarruj) akan tetapi behias ini sangat di

tekankan bagi mereka yang ingin menyenangkan suaminya.

Sesungguhnya Allah Swt. Menciptakan kalian dalam keadaan sempurna dan

seimbang satu sama lainnya dengan sebaik-baik penciptaan. “Sesungguhnya Kami telah

menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .

Sudah sepantasnya kita sebagai makhluk Allah mensyukuri apa-apa yang telah

diberikan kepada kita.

17

Page 18: KELOMPOK 5 IPTEK

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah

mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung

umatnya untuk me-research dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains

dan teknologi. Bagi Islam sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah

yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam

semesta ini Allah anugerahkan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi

untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana

ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat

Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada

kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin).

Menurut Islam, semua ilmu sama. Nilai sebuah ilmu ditentukan oleh nilai penting

perannya dalam sebuah masyarakat.

Melakukan pengubahan pada diri yang telah diciptakan Allah dengan sebaik-baik

penciptaan adalah haram, karena mengikuti akan hawa nafsu dan keinginan syaitan

yang dilaknat Allah, misalnya bedah plastic.

18

Page 19: KELOMPOK 5 IPTEK

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an Yang Mulia

Buku:

Barus, J. V. 2004. Ensiklopedi Islam untuk Pelajar. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve

_________. 2006. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve

Hakim, A, N. 2008. Pengantar ke Filsafat Sains. Jakarta: PT. Pustaka Litera Antarnusa.

Purwanto, A. 2008. Ayat-Ayat Semesta Sisi-Sisi Alquran yang Terlupakan. Bandung: PT.

Mizan Pustaka.

Maurice Buccaile. La Bible Le Coran Et Le Science, terjemah: Bible, Qur’an dan Sains

Modern oleh H.M. Rasjidi, Jakarta: Bulan Bintang

Wijaya, Utang R. Pustaka Pengetahuan Al-Quran. Jakarta: PT. Rehal Publika

Quraisy Syihab. Wawasan al-Qur’an, Jakarta: Gramedia

Majalah:

Majalah Islamia, Thn. I, No. 4, Artikel Prof. Dr. Cemil Akdogan.

Internet:

Exmuslim. (2009). Sains dan IPTEK dalam Al Qur’an. Diunduh pada 24 November 2010.

www.exmuslim.wordpress.com

Fajar Kurnianto. (2010). Islam dan Tradisi Sains-teknologi. Diunduh pada 24 November

2010. www.kompasiana.com

Sulthoni Akbar. (2009). Al Qur’an sumber inspirasi sains Islam. Diunduh pada 24

November 2010. www.sdm-iptek.org

19

Page 20: KELOMPOK 5 IPTEK

Saeful Rokhman. (2008). Islam, Sains dan Teknologi. Diunduh pada 24 November 2010.

www.eful.dagdigdug.com

20