makalah iptek
DESCRIPTION
hjkTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang
berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai
sarana modern industri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat
bermanfaat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat di era
globalisasi saat ini. Salah satunya di bidang kedokteran. Banyak sesuatu yang
telah diberikan atau disumbangkan dengan adanya ilmu kedokteran kepada
masyarakat. Perkembangan itu didukung dengan banyaknya para ahli yang
melakukan penelitian dan menelaah tentang sesuatu hal yang masih harus diteliti.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk dalam bidang
pengobatan dan kedokteran merupakan hasil karya dan karya manusia yang
dihasilkan dengan akalnya. Kemajuan pesat dalam bidang molekuler telah
melahirkan beberapa alternatif baru dalam usaha pengobatan dan memberikan
harapan baru bagi para penderita, bahkan untuk beberapa penyakit yang di masa
lampau mustahil untuk diobati, misalnya penyakit keturunan. Rekayasa genetika
dan terapi gen merupakan kemajuan teknologi yang cukup dapat memberikan
harapan di bidang pengobatan.
Penelitian para ahli tersebut ada yang menimbulkan kontroversi tetapi ada
juga yang tidak. Penelitian tersebut menimbulkan kontroversi karena adanya
penyimpangan yang dilakukan berdasarkan pada pandangan agama maupun etika.
ilmu pengetahuan adalah suatu institusi kebudayaan, suatu kegiatan manusia
untuk mengetahui tentang diri sendiri dan alam sekitarnya dengan tujuan untuk
mengenal manusia sendiri, perubahan-perubahan yang dialami dan cara
1
mencegahnya, mendorong atau mengarahkannya, serta mengenal lingkungan yang
dekat dan jauh darinya, perubahan-perubahan lingkungan dan variasinya, untuk
memanfaatkan menghindari dan mengendalikannya. Bagian pengenalan
merupakan dasar yang diperlukan oleh bagian tindakan, sehingga
terdiferensiasilah ilmu dasar dan ilmu terapan. Ilmu terapan lebih dapat dilihat
hasilnya dan dapat dirasakan oleh siapapun juga, baik itu bermanfaat atau tidak,
menguntungkan atau justru merugikan (berdampak negatif).
Di sinilah, peran agama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi sangat penting untuk dilihat kembali. Dapatkah agama
memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya
mengeliminasi dampak negatifnya semiminal mungkin.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Perbedaan antara Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam?
2. Kemana Arah Pengembangan Iptek dalam Islam?
3. Bagaimana para ulama dan ilmuan muslim dalam memandang perkembangan
IPTEK khususnya di bidang kedokteran serta bagaimana sikap fukaha, ulama
dan ilmuan islam di indonesia dalam menetapkan garis hukum yang
berhubungan dengan perkembangan IPTEK khususnya di bidang kedokteran?
C. TUJUAN
1. Diharapkan dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam islam
2. Diharapkan dapat mengetahui arah pengembangan iptek dalam islam
3. Diharapkan dapat menjelaskan mengenai penemuan-penemuan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran.
4. Memenuhi tugas guna memenuhi nilai dalam proses belajar – mengajar
dengan mata kuliah Softskill Ilmu Alamiah Dasar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam
Iptek menjadi dasar dan pondasi yang menyangga bangunan
peradaban modern. IPTEK terdiri dari dua hal yaitu Ilmu Pengetahuan
dan Tekonologi, dua hal yangmemiliki arti dan peranan masing-masing
dalam kehidupan manusia. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi telah muncul sejak manusia lahir, hal ini dikarenakan
manusia diberi akal dan kemampuan berfikir dari Allah SWT.Ilmu
Pengetahuan dapat didefinisiikan sebagai segala hal yang diketahui
manusia dengan pancaindra dan intuisi serta sudah diproses sedemikian
ruga sehingga objektif dan kebenarannya dapat diuji secara ilmiah. Teknologi,
di lain pihak merupakan salah satu produk da r i i lmu penge tahuan yang
be rwujud maupun be rupa ben tuk . Konsep umum dari munculnya Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi awal mulanya adalah untuk memudahkan kehidupan
manusia dan untuk menjelaskan fenonema alam yang tadinya t idak dapa t
d i j e l askan seh ingga manus ia memi l ik i t ingka t pemahaman yang
l eb ih maju s e k a l i g u s k o m p l e k m e n g e n a i a l a m s e m e s t a .
T e r l e p a s d a r i t u j u a n d a n k o n s e p a w a l , implementasi dari Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi berada di tangan manusia dan mampu
memiliki dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi
manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa
ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang
berakibat kehancuran alam semesta.Sebagai faktor pembentuk budaya
3
masyarakat, IPTEK memiliki andil atas fenomena yang k i t a jumpa i saa t
in i .
Da lam I s l am pun d ia ja rkan un tuk menuntuk i lmu yang
mengind ikas ikan bahwa selama ilmu tersebut bermanfaat bagi umatnya
(dalam konteks positif) maka diwajibkan bagi u m a t n y a u n t u k
m e m p e l a j a r i n y a , h a l i n i j u g a s e b a g a i w u j u d s y u k u r a k a n
A l l a h a t a s kemampuan akal dan kemampuan berfikir yang diberikan.
Selain itu, Agama Islam juga mewajibkan bagi umatnya untuk mengamalkan
ilmu yang mereka peroleh untuk kebaikan didunia, yang di realisasikan dalam
bentuk teknologi serta pengajaran akan ilmu tersebut.
Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Oleh
karena itu ilmu dalam pemikiran islam terbagi menjadi ilmu bersifat abadi dan
ilmu bersifat perolehan. Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan
dan teknologi terdapat hubungan yang harmonis yang disebut Dinul Islam yang
memiliki 3 unsur pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak. Dalam Q.S. Ibrahim
(14) : 24-25
“ (24) Maka kamu perhatikan bagaimana ALLAH telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya menjulang ke langit, (25) Pohon itu memberikan buahnya pada setiap
musin dengan seizing tuhannya. Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka selalu ingat.
Ini gambaran bahwa antara iman, ilmu, dan amal merupakan satu kesatuan
yang utuh . iman di identikkan dengan dengan akar pohon yang menopang
tegaknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan dan
cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon yang di
identikkan dengan teknologidan seni. Iptek yang dikembangakan di atas nilai-nilai
iman dan ilmu akan menghasilkan amal shalih, bukan kerusakan alam.
B. Arah Pengembangan IPTEK dalam Islam
Allah telah menciptakan manusia dengan potensi akal untuk memahami
elemen- elemen alam, menyelidiki dan menggunakan benda-benda dalam bumi
dan langit demi kebutuhannya. Allah SWT dalam QS. 17(Al Isra’) 70 berfirman:
4
ر� ال�ب�ح� ل�ن�اه�م� ف�ي ال�ب�ر� و� م� ن�ا ب�ن�ي آد�م� و�ح� م� د� ك�ر� ل�ق� و�
ل�ن�اه�م� ع�ل�ى ك�ث�ير� ن�اه�م م�ن� الط�ي�ب�ات� و�ف�ض� ق� ز� ر� و�
يال ض� ن�ا ت�ف� ل�ق� م�ن� خ� م�Artinya: Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka didaratan dan dilautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Dalam ayat tersebut, Al-Qur’an sakhhara yang artinya menundukkan atau
merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya ini dengan segala manfaat yang
dapat diraih darinya harus tunduk dan dianggap sebagai sesuatu yang posisinya
berada di bawah manusia. Peran manusia sebagai khalifah dimuka bumi
menyebabkan alam semesta tunduk dalam kepemimpinan manusia yang sejalan
dengan maksud Allah SWT. Dalam QS. 13(Ar Ra’du) : 2 Allah berfirman:
ا ث�م� ن�ه� و� د� ت�ر� او�ات� ب�غ�ي�ر� ع�م� م� ع� الس� ف� الل8ه� ال�ذ�ي ر�
ر� م� ال�ق� م�س� و� ر� الش� خ� ش� و�س� ت�و�ى ع�ل�ى ال�ع�ر� اس�
ل� ص� ر� ي�ف� مFى ي�د�ب�ر� األ�م� ل� مGس� ر�ي أل�ج� ك�لJ ي�ج�
ن�ون� ب�ك�م� ت�وق� اء ر� اآلي�ات� ل�ع�ل�ك�م ب�ل�ق�Artinya : Alla lah Yang meninggikan langit tanpa tiang(sebagaimana)
yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, manundukkan
matahari dan bulan. Masing- masing beredar hingga waktu yang ditentukan.
Allah mengatur urusan(makhluk Nya), menjelaskan tanda- tanda(kebesaranNya),
supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.
Dengan kemampuan akal, ilmu, dan teknolginya manusia dapat meniru segala
kekuatan beraneka makhluk, manusia dengan kapal udara dan jet dapat terbang ke
udara seperti burung. Manusia dapat menembus bumi dengan teknologinya serta
menggali segala mineral dan minyak yang terpendam dalam bumi.
Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam
hendaknya memiliki dasar dan motif bahwa yang mereka lakukan tersebut adalah
untuk memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan
5
untuk mencari keridhaan Allah sehingga terwujud kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Allah berfirman dalam Q.S. Al Bayyinah 5:
ين� ل�ه� الد�ين� ل�ص� خ� وا إ�ال� ل�ي�ع�ب�د�وا الل�ه� م� ر� ا أ�م� و�م�
ذ�ل�ك� د�ين� ك�اة� و� ت�وا الز� ي�ؤ� ة� و� ال� يم�وا الص� ي�ق� اء و� ن�ف� ح�
ة� ي�م� ال�ق�Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian Itulah agama yang lurus.
Ayat pertama dalam Al-Qur’an adalah perintah iqra’bismirabikalladzi
khalaq (bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan). Hal ini bermakna
ketundukan manusia bukan kepada alam dan segala yang diciptakan, melainkan
pada penguasa Alam. Allama bil qalam ( yang mengajar dengan qalam). Makna
qalam terus berkembang sepanjang jalan, mulai dari alat tulis sederhana,sampai
arti qalam di abad modern ini, sepeti mesin tik,computer,mesin percetakan,cetak
jarak jauh,internet, dan handphone yang beraneka fungsinya yang terus
berkembang. Qalam adalah alat tulis dan alat perekam,sebagai lambing teknologi.
Dalam Islam segala amal perbuatan(manusia muslim) senantiasa di kaitkan
dengan keridhaan Allah. Dalam masalah ibadah senantiasa memperhatikan
petunjuk dari Rasulullah. Tapi dalam menghadapi dunia yang terus berkembang
ini, manusia diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk di kembangkan dengan
memperhatikan batasan-batasan yang telah di tentukan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus-
menerus berkembang dan perlu dikembangkan karena mempunyai manfaat
sebagai penunjang kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi, banyak segi
kehidupan manusia yang dipermudah berpijak kepada dasar dan motif dalam
pencarian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kecanggihan
teknologi bagi umat muslim taklain untuk memperoleh kemakmuran dan
kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari ke ridhaan Allah, sehingga
dapat di capai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
6
Arah perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dibutuhkan agar
dalam perkembangannya tidak menyimpang dari ketentuan hukum-hukum syara’,
dan hanya mengikuti keinginan dan hawa nafsu manusia demi kepuasan
intelektualitas. Dalam sistem pendidikan islam, strategi dan arah perkembangan
iptek dapat kita lihat dalam kerangka berikut ini:
1. Tujuan utama ilmu yang dikuasai manusia adalah dalam rangka untuk
mengenal Allah swt. sebagai Al Khaliq, menyaksikan kehadirannya dalam
berbagai fenomena yang diamati, dan mengangungkan Allah swt, serta
mensyukuri atas seluruh nikmat yang telah diberikanNya.
2. Ilmu harus dikembangkan dalam rangka menciptakan manusia yang hanya
takut kepada Allah swt. semata sehingga setiap dimensi kebenaran dapat
ditegakkan terhadap siapapun juga tanpa pandang bulu.
3. Ilmu yang dipelajari berusaha untuk menemukan keteraturan sistem,
hubungan kausalitas, dan tujuan alam semesta.
4. Ilmu dikembangkan dalam rangka mengambil manfaat dalam rangka
ibadah kepada Allah swt., sebab Allah telah menundukkan matahari,
bulan, bintang, dan segala hal yang terdapat di langit atau di bumi untuk
kemaslahatan umat manusia.
5. Ilmu dikembangkan dan teknologi yang diciptakan tidak ditujukan dalam
rangka menimbulkan kerusakan di muka bumi atau pada diri manusia itu
sendiri.
6. Dengan demikian, agama dan aspek pendidikan menjadi satu titik yang
sangat penting, terutama untuk menciptakan SDM (Human Resources)
yang handal dan sekaligus memiliki komitmen yang tinggi dengan nilai
keagamaannya.
7. Di samping itu hal yang harus diperhatikan pembentukan SDM berkualitas
imani bukan hanya tanggung jawab pendidik semata, tetapi juga para
pembuat keputusan politik, ekonomi, dan hukum sangat menentukan.
8. Perlu dicatat bahwa akar kriminalitas, termasuk KKN, terjadi adalah
akhlaq/perilaku manusianya yang teralienasi dengan ajaran agamanya.
Revolusi terhadap perilaku manusia merupakan basis dari gerakan
pembaharuan yang benar. Oleh sebab itu sangat diperlukan co-responsible
7
for finding solutions. Untuk melakukan revolusi tersebut maka musti
diawali dengan revolusi pemikiran (Taghyiir al Afkaar) dan pemahaman
manusia terhadap Islam.
C. Perkembangan IPTEK Kedokteran
Pada abad perytama di Nigeria telah terbentuk bagian integral
tentang pendidikan luar biasa seperti matematika,kimia,biologi yang
sangat menarik bagi orang-orang muslim, sehingga memunculkan tulisan-
tulisan tentang kesehatan serta menciptakan dokter-dokter muslim,
sehingga dokter-dokter muslim memegang peranan penting dalam dunia
medis di barat. Berdasarkan tulisan yang ada dari Rhases, Avicenna, Abul
Cassis dan Ibnu Zohar telah membentuk dasar-dasar ilmu kesehatan /
medis untuk seluruh universitas yang terdapat di Eropa seperti sekolah
kedokteran Salerno, di Montpellier yang mempunyai reputasi yang
mendunia.
Rangkaian dalam ilmu kesehatan/medis yang diterbitkan oleh
Rhases ( Abu Bakar Ibnu Zakaria Al Razi ) dengan judul Havi (kehidupan
murni) merupakan uraian pertama tentang sebab timbulnya demam akibat
cacar air, campak, selain itu terdapat pula Abu Ali Hussein Ibnu Abdullah
di Timur, yang dikenal dengan Ibnu Sina, dan sebagian dunia mengenal
sebagai Avicenna. Dalam bukunya Canr- nun fi’l Ti atau aturan dalam
kedokteran yang dihubungkan dengan ilmu psikologi, ilmu kesehatan,
ilmu penyakit, ilmu pengobatan, medica material yang merupakan dasar
ilmu medis untuk semua universitas di Prancis dan Italia dari abad ke 12-
17 (Haidar Bammate 2000 : 66- 67)
Kemajuan yang dibuat oleh dokter-dokter muslim terjadi pada awal
abad ke 11, dimana dokter- dokter muslim telah mengobati katarak
(melalui prolase) lithotrity (operasi penghancuran batu dalam kandung
kemih) haemorrhages (menghentikan pendarahan) penggunaan caustic
(bahan tajam kulit), seton dan cauterization, serta cara penggunaan obat
bius.
8
Ahli bedah muslim yang terkenal pada masa itu seperti Abdul
Qasim Khalaf bin Abbas (Abulcasis) dari Cardoba dan merupakan sumber
inspirasi utama para ahli bedah pada abad ke 14 (Haidar Bammate 2000 :
68)
Dokter- dokter muslim spanyol seperti Ibnu dan Averroes telah
memperkenalkan ilmu kedokteran dan hukum- hukum observasi ilmiah,
dimana merupakan orang pertama yang mengkoordinasikan ilmu
kedokteran terhadap pembedahan dan farmasi, sedangkan Averroes (Abul
Walid Muhammad Ibnu Rusyd) yang merupakan komentator Aristotelian
yang terkenal dengan tulisan mengenai racun dan deman, hasil medis
utama dari Averroes adalah kulliyet.
Oleh karena itu, ilmu kedokteran sangat berhutangbudi pada
ilmuwan arab seperti tercantum dalam memorandum for oculist Ali Ibnu
Issa yang telah melakukan operasi penyedotan katarak, serta masih banyak
ilmu muslim yang menjadi penemu tentang sirkulasi paru- paru oleh
seorang dokter mesir yang bernama Muhy Al Dine Tatui. Hal ini
disebabkan bahwa ajaran agama islam mengatur tentang pentingnya
kesehatan seperti anjuran untuk kebersihan dengan memandi, tidak
berminuman keras serta tidak memakan babi (Haedar Bammate 2000 : 69-
70)
Adanya perkembangan teknologi kedokteran seperti genetika,
membuahi istri dari alam lain, menabung anak di rahim ibu, teknologi
pemilihan jenis kelamin, berKB dengan kontrasepsi, sterilisasi dan
vasektomi, aborsi, pencangkokan organ, operasi selaput dara, bedah
plastik serta perkembangan kesehatan seperti kanker, aids, serta produk
kesehatan seperti obat dari binatang haram, penggunaan plasenta untuk
kosmetik.
Di indonesia perkembangan teknologi kedokteran sebagian sudah
ditetapkan hukumnya dan sebagian masih belum ditetapkan hukumnya,
adapun fiqih- fiqih atau fatwa yang telah ditetapkan hukumnya oleh
majelis ulama indonesia adalah :
9
1. Bayi tabung, jika mengambil sperma dan ovum dari pasngan suami
istri yang telah membuahkan diluar rahim danditanamkan pada rahim
istrinya. Jika hasil pembuahan ditanamkan dirahim wanita lain
dibenarkan dengan syarat tidak dibayar, karena rahim wanita yang
mengandung memiliki proses pembentukan dan penumbuhan janin
yang mengkonsumsi zat makanan dari darah ibunya, namun hal ini
akan menjadi permasalahan untuk menentukan siapa ibu sejati bagi
anak tersebut karena yang saling mewaris ibu adalah tetap ibu yang
melahirkannya. Majelis ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan
sebagaimana pandangan fiqih diatas dengan dikeluarkan fatwa tentang
bayi tabung dengan surat keputusan 952 / MUI / XI / 1990 tanggal 26
November 1990
2. Transplantasi organ tubuh, dapat dilakukan berdasarkan syari’at islam
dengan syarat-syarat pelaksanaan donor anggota badan, antara lain :
a. Mendonorkan anggota badan yang bisa pulih kembali, seperti
darah, sumsum tulang, serta kulit diperbolehkan dengan syarat
tidak membahayakan bagi pendonor maupun pengguna.
b. Mendonorkan anggota badan yang dapat menyebabkan kematian
apabila diambil atau hanya satu-satunya anggota badan, hukumnya
tidak dibenarkan
c. Mendonorkan anggota badan yang ada pasangannya yang masih
baik pada jasad, hukumnya boleh jika donor itu bisa menjadi sebab
untuk menyelamatkan pengguna dari kematian
d. Diharamkan mendonorkan indung telur dan buah pelir, hukumnya
haram
e. Mengambil anggota mayat, hukumnya boleh bila didasarkan pada
surat wasiat.
3. Penggunaan plasenta bagi kosmetik, pada dasarnya hukumnya haram,
kecuali dalam keadaan darurat berdasarkan hasil keputusan fatwa
munas VI MUI No. 2 / Munas VI / MUI/ 2000 tentang penggunaan
organ tubuh , ari-ari dan air seni manusia untuk kepentingan obat-
obatan dan kosmetika.
10
4. Operasi plastik dan selaput dara, hal ini diperbolehkan untuk
pengobatan yang tidak dibenarkan apabila untuk kecantikan,
sedangakn untuk operasi selaput dara hanya diperbolehkan bagi yang
hilang karena kecelakaan, dan untuk bagi mereka yang mempunyai
profesi melakukan perbuatan maksiat tidak diperbolehkan.
5. Keluarga berencana dengan menggunakan kontrasepsi, sebagian ahli
fiqih menyatakan alat kontrasepsi diperbolehkan, apabila dihubungkan
dengan keselamatan dan kesehatan daripada ibu dan anak. Apabila
dihubungkan dengan alasan ekonomi, Al Azi dan lain-lainnya, masih
terdapat pro dan kontra terhadap alasan tersebut, namun sebagian besar
menyatakan diperbolehkan kecuali dilakukan dengan isiminasi dan
vasektomi, hal ini berdasarkan hasil musyawarah nasional oleh majelis
ulama Indonesia pada tanggan 17-20 oktober 1993 yang menetapkan
fatwa mengenai kependudukan , kesehatan, lingkungan hidup an
keluarga berencana.
6. Abortus, pada dasarnya apabila aborsi yang dilakukan sejak sperma
bercampur dengan ovum sebelum dan sesudah Nafkh Al Ruh,
hukumnya haram, kecuali abortus diberikan dengan alasan kesehatan
daripada ibu, hal ini didasarkan pada keputusan fatwa Munas VI MUI
No 1 / Munas VI / MUI /2000 tentang abortus.
Untuk perkembangan teknologi kedokteran pada saat sekarang
yang belum mempunyai hukumnya berdasarkan fiqih/ fatwa adalah
rekayasa genetika, khususnya mengenai kloning dimana para ulama lebih
cendrung mengharamkan, karena lebih banyak mudarat daripada
manfaat. Kloning merupakan suatu upaya untuk menduplikasikan
genetika yang sama dari suatu organisme dengan menggantikan inti sel
dari sel telur dengan inti sel organisme lain.
Adapun tujuan yang dilakukan kloning dalam praktek
dimaksudkan untuk memproduksi seorang ada(bagi mereka yang
mandul. Untuk kepentingan sains teknologi serta sebagai tujuan
mengganti jaringan selyang rusak di dalam tubuh.
11
Pertama kali kloning dilakukan sebagai uji coba pada tahun 1996
terhadap hewan, telah berhasil melahirkan anak domba tahun 1996, pada
tikus tahun 1997, sapi tahun 1998, babi tahun 1999, kera tahun 2000,
kucing tahun 2001, yang menimbulkan permasalahan terjadi pada awae
april 2002 bahwa dr. Severino Antinori, ahli ginekolog dari italia
mengumumkan keberhasilannya mengkloning janin manusia. Dengan
terjadinya kloning pada manusia menjadikan suatu fenomena apakah
kloning pada manusia dapat dibenarkan yang dikeluarkan oleh ulama
Islam maupun rohaniawan katolik,kristen dan lain-lainnya, karena
kelahiran yang bersifat non knvensional akan menimbulkan dampak yang
luas terhadap konsep perkawinan, pewarisan serta konsep-konsep yang
telah ada, karena menurut islam hukum perkawinan, hukum kewarisan
merupakan lembaga kontrak sosial (aqd al tamlik) yang melahirkan
tanggungjawab sosial antara dua pihak dan merupakan suatu ibadah (aqd
al ibadah).
Pertimbangan Islam terhadap kloning tercantum dalm al-qur’an
surat Al – mukmin(22) : 12-14 yaitu yang artinya :
“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia seperti saripati
(berasal dari tanah) (12), kemudian kami jadikan saripati itu ais mani
(yang disimpan ) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13), kemudian air
mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan
daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain, maka
Maha Suci ALLAH Pencipta yang Paling Baik.”
Berdasarkan ayat tersebut diatas mengisyaratkan bahwa unsur
manusia terdiri dari 3 unsur yaitu : jasad (jasadiyyah,unsur nyawa
(nafas)dan unsur roh ),maka seseorang baru dapat dikatakan sebagai
manusia apabila memiliki ketiga unsur tersebut sehingga sebagian ulama
fiqih terutama di kalangan hanafiah, tidak menganggap dosa besar
terhadap aborsi terhadap janin yang berusia 4 bulan, hal ini disebabkan
peniupan ruh atas janin baru terjadi setelah berusia 4 bulan. Selain itu
dalam kaidah tafsir sering ditemukan apabila Allah SWT menggunakan
12
kata ganti plural untuk diri-Nya Yang Maha Esa, biasanya diisyaratkan
adanya keterlibatan pihak lain selain diri-Nya dalam proses terwujudnya
suatu kejadian atau ciptaan, seperti dalam proses penciptaan manusia
awal (Adam), Allah menggunakan kata ganti Mufrad (Wanafakhtu)
ketika meniupkan roh kepada Adam, sedangkan untuk proses reproduksi
manusia, Allah menggunakan kata ganti jamak (Khalaqna), ini
mengisyaratkan kemungkinan adanya intervensi manusia atau unsur –
unsur lain dalam proses perwujudan manusia.
Al-Quran mengisyaratkan proses reproduksi non konvensional
seperti manusia tanpa bapak dan ibu (Surat Rahman (55) ayat 44,
manusia tanpa ibu yaitu Hawa (Surat An Nisa (4) ayat 1, manusia tanpa
bapak yaitu Isa (Surat Ali ‘Imran (3) ayat 59) dan pada zaman Nabi
Shaleh, ada unta yang melahirkan dari sela- sela berbatuan, pada Nabi Isa
dapat menyembuhkan penyakit cacar permanen dan menghidupkan orang
yang sudah meninggal dunia dan lain- lain kejadian yang terdapat pada
mukjizat para Nabi, hal inilah yang mengisyaratkan proses kloning
dimungkinkan terjadi tetapi apabila dilihat dari kewenangan manusia
sebagai khalifah Allah masih terjadi perdebatan, karena menimbulkan
persoalan apabila dimungkinkan kloning, jenis apa yang diperbolehkan,
apakah termasuk memproduksi manusia, dan apa yang menjadi tujuan
apakah untuk kepentingan pasangan yang tidak memperoleh anak atau
lain- lainnya, yang semuanya harus dipertimbangkan secara moral dan
hukum.
Dalam perspektif Al Quran selalu menggunakan pertimbangan
moral dalam dunia penelitian, seperti tercantum dalam ayat Al Quran
yang pertama kali diturunkan adalah Iqra bi ismi Rabbik (bacalah dengan
nama Tuhanmu), kata Iqra seakar dengan kata Istiqra yang berarti
penelitian, oleh karena itu setiap aktivitas penelitian selalu dikaitkan
dengan Tuhan, sedangkan kata Iqra merupakan simbol ilmu pengetahuan
dan Rab sebagai simbol agama menjadi satu kata majemuk dalam ayat
tersebut, ini mengisyaratkan bahwa secara ontologi dan epistimologi
keilmuan dalam perspektif Al Quran tidak boleh dinilai bebas.
13
Untuk pengetahua tentang kloning termasuk kloning manusia dapat
saja dipelajari sedangkan pengamalan dan realisasinya perlu
dipertimbangkan baik – baik dan harus berhati- hati, sedangkan untuk
kloning terhadap makhluk biologis lainnya, Nabi pernah mengisyaratkan
untuk membolehkannya, ketika salah satu sahabat Nabi ketika
memberikan penjelasan terhadap teknik okulasi pohon kurma yang akan
lebih produktif kepada Nabi, setelah mendengarkan penjelasan Sahabat
Nabi tersebut , akhirnya Nabi memberikan pernyataan sebagai tanda
setuju dengan ucapan “Kalian lebih tahu mengenai urusan duniamu”.
Namun demikian bukan berarti manusia dapat menundukkan dunia
sebebas- bebasnya karena banyak ayat- ayat Al Quran memperingatkan
agar manusia berhati- hati untuk mengembangkan misi kekhalifaannya.
Oleh karena itu kloning terhadap manusia tidak pernah ditemukan pada
ayat Al Quran maupun dalan sunnah Rasul (hadits) secara khusus, baik
yang bersifat melarang maupun yang membolehkannya karena semangat
secar umu Al Quran dan Sunnah Rasul (hadits) berorientasi kepada
peningkatan kualitas hidup dan martabat kemanusiaan . Jika kloning
manusia akan melahirkan manusia yang tidak produktif terutama dalam
mengembangkan amanah sebagai khalifah, hal ini akan menurunkan
martabat manusia, sehingga kloning tersebut dapat ditolak dengan
pertimbangan moral.
Berbagai pertimbangan yang muncul dengan adanya kloning
manusia maka para ahli hukum Islam Ushul Fiqih menolak adanya
kloning manusia dengan dasar penolakan kloning banyaknya mudharat
daripada manfaat (Kompas Minggu, 21 April 2002), hal ini diperkuat
dengan beberapa pendapat ilmuan Indonesia Indonesia seperti : Dr.
Erwanto ( Universitas Lampung) yang menyatakan bahwa “kloning
apabila diterapkan di Indonesia akan bersinggung dengan aspek agama
dan etis, sedangkan menurut Dr. Pratiwi Sudarmono (Universita
Indonesia menyatakan bahwa kloning pada manusia tidak mungkin bisa,
karena gen manusia jauh lebih rumit daripada hewan”, sedangkan
menurut Prof Dr. Oei Bau Liang (Pakar Kimia ITB/Direktur Pusat antara
14
Universitas Bio Teknologi) menyatakan bahwa kloning manusia akan
ditolak oleh lingkungan manusia itu sendiri karena manusia bukan robot
seperti hewan”.
BAB III
KESIMPULAN1. Iptek terdiri dari dua hal yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi .Ilmu
Pengetahuan dapat didefinisiikan sebagai segala hal yang
diketahui manusia dengan pancaindra. Sedangkan Teknologi
merupakan salah satu produk da r i i lmu penge tahuan yang
be rwujud maupun be rupa ben tuk .
2. Perkembangan Iptek bagi umat muslim tak lain kecuali untuk memperoleh
kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari ridho ALLAH
SWT.
3. Dalam sejarah perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan (IPTEK)
pada bidang kedokteran dalam masyarakat Islam dapat dikaitkan sebagai
pemetus dan merupakn dasar acuan untuk ilmu pengetahuan di bidang
kedokteran di negara- negar barat, walaupun pada saat ini perkembangan
IPTEK di bidang kedokteran tersebut tidak diikuti dengan penetapan
hukumnya ( fiqih), hal ini disebabkan masih menimbulkan pertentang
antara satu pihak dengan pihak yang lain, meskipun di Indonesia
perkembangan IPTEK telah diikuti dengan penetapan hukumnya
(fiqihnya).
15
DAFTAR PUSTAKA
Al Quraanul Karim
Al Hadist : Bukhari, Muslim
Abjenin Rohman, Agus Jawari dkk. 1998. Al Islam dan Iptek. Jakarta: Pt Raja
Grafindo Persada,
Haidar Bammte. 2000. Kontribusi Intelektual Muslim terhadap Peradaban
Dunia. Jakarta: darul Falah,
Luthfi Assyaukanie. 1998. Politik, HAM, dan Isu-isu Teknologi dalam Fiqih
Kontemporer. Bandung: Pustaka Hidayah
Akbar, Ravi Garibaldi. 2011. LTM MPK Agama Islam.
Tim Dosen Pai Unesa. 2013. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi.
Surabaya : Unesa University Press
http://www.al-shia.org/html/id/books/001/01.html
16
17