makalah - iptek dalam pandangan islam [final]

Upload: ninda-nuralimah

Post on 17-Oct-2015

529 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Berisi sejarah perkembangangan IPTEK dalam dunia islam, tokoh-tokoh IPTEK yang berasal dari muslim dll

TRANSCRIPT

  • MAKALAH

    ILMU PEGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

    DALAM PANDANGAN ISLAM

    Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas

    Mata Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam

    Oleh :

    Abdul Aziz [1105380]

    Gustrian Priatmojo [1101703]

    Ninda Nuralimah [1101815]

    Sarah Hafitriani [1105437]

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

    FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

    2014

  • i

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat

    dan hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tugas Seminar Pendidikan

    Agama Islam ini. Tidak lupa juga shalawat serta salam kami panjatkan untuk baginda

    Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang dengan perjuangannya telah

    membawa umat islam dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh ilmu

    pengetahuan seperti saat ini.

    Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah yang menjelaskan

    hubungan antara islam dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

    Adapun judul makalah ini yaitu Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pandangan

    Islam. Melalui makalah ini, pembaca dapat mempelajari IPTEK menurut pandangan

    islam mulai dari sejarah hingga dampaknya sampai saat ini.

    Dalam pembuatan makalah ini penulis mendapat bantuan dari beberapa pihak.

    Sehingga ini merupakan saat yang tepat untuk mengucapkan terima kasih kepada :

    Drs. H. Wahyu Wibisana, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Seminar

    Pendidikan Agama Islam.

    Orang tua yang telah banyak mendukung penulis dalam bentuk doa, dukungan

    moral, materi dsb.

    Teman-teman Pendidikan Ilmu Komputer kelas B-2011 yang telah

    memberikan dukungan serta masukan agar penulis terus memperbaiki diri.

    Tentunya untuk semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu karena

    keterbatasan penulis.

    Sebagai manusia, penulis tidak luput dari kesalahan baik yang disengaja

    maupun tidak disengaja. Penulis mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.

    Karena sesungguhnya kebenaran itu hanya milik Allah SWT. Semoga makalah ini

    dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi amal jariyah untuk penulis dan semua

    pihak yang terlibat.

    Bandung, Februari 2014

    Tim Penulis

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

    DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

    1.2 Tujuan................................................................................................................... 2

    1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

    BAB I PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

    2.1 Sejarah Peradaban IPTEK dalam Islam ............................................................... 3

    2.1.1 Kejayaan Islam Masa Dinasti Abbasiyah ...................................................... 5

    2.1.2 Kegemilangan IPTEK di Masa Khilafah Abassiyah ..................................... 6

    2.2 Ilmuwan-Ilmuwan Muslim dan Perannya ............................................................ 8

    2.3 Keutamaan Mukmin yang Berilmu ...................................................................... 8

    2.4 Pandangan Islam terhadap IPTEK ..................................................................... 18

    2.5 Dampak Kemajuan Islam di Bidang IPTEK ...................................................... 20

    2.5.1 Dampak di Timur Tengah............................................................................ 20

    2.5.2 Dampak di Eropa ......................................................................................... 21

    2.5.3 Dampak di Indonesia ................................................................................... 22

    BAB II PENUTUP ....................................................................................................... 24

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 25

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Islam adalah agama yang sempurna, ia tak hanya berkutat tentang

    masalah keimanan, ibadah dan muamalah. Lebih jauh dari itu Islam sebagai

    landasan pijak ber-muamalah telah berkembang jauh sesuai dengan

    perkembangan zaman dan tentu saja akal dan kebutuhan manusia. Dari sinilah

    Islam kemudian menyumbangkan peradaban tinggi di bidang keilmuan, yang

    entah bagaimana amat jarang ditulis orang, padahal hasil fikir Islam-lah yang

    mengantar dunia barat memasuki era pencerahannya.

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan

    masyarakat mempermudah manusia untuk melakukan berbagai hal. Seseorang

    mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi karena manusia memiliki

    akal dan pikiran dan menggunakannya untuk menyelesaikan setiap masalah.

    Untuk membantu perkembangan suatu negara, Ilmu pengetahuan

    sangat dibutuhkan untuk menciptakan produk teknologi. Peradaban islam yang

    pada zamannya pernah mengalami masa kejayaan mengantarkan dunia

    membuka jendala ilmu pengetahuan untuk mempelajari alam Berpedoman

    AL-Quran dan Hadits Islam memberikan kontribusi dalam mengembangkan

    ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga, saat ini aspek-aspek kehidupan

    mampu berkembang dengan pesat beriringan dengan pergerakan dari

    masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Ilmu pengetahuan dan

    teknologi adalah menyebab utama yang melakukan perubahan tersebut.

    Perubahan yang disebabkan oleh teknologi berpengaruh kepada

    perubahan segala peradaban dan kebudayaan di negara tersebut. Perubahan ini

    memberikan dampak yang amat besar terhadap nilai-nilai yang ada di

    masyarakat, khususnya kebudayaan yang dianut oleh mayarakat timur maupun

    barat. Dengan perubahan-perubahan yang terjadi tentu saja menyebabkan

  • 2

    adanya dampak positif dan dampak negatif bagi negara itu sendiri maupun

    bagi masyarakat yang ada di dalamnya. Perubahan mendasar yang tertanam

    adalah perlahan-lahan teknologi mulai mengubah pola hidup dan pola

    pemikiran masyarakat dengan segala image yang menjadi ciri khas masyarakat

    tersebut.

    1.2 Tujuan

    Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memberikan informasi

    kepada pembaca bahwa pada zaman dahulu kala islam pernah berjaya dalam

    ilmu pengetahuan dan teknologi, yang kemudian melahirkan ilmuwan-

    ilmuwan besar yang hasil karyanya diadopsi oleh kaum barat. Selain itu,

    dalam makalah ini juga disematkan beberapa ayat-ayat al-Quran serta hadist

    mengenai keutamaan ilmu, supaya pembaca dapat mengetahui bahwa islam

    sangat mendukung ilmu pengetahuan dan sangat memuliakan orang-orang

    yang berjuang menuntut ilmu.

    1.3 Rumusan Masalah

    Beberapa rumusan masalah yang dapat penulis tuangkan dalam

    makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana sejarah peradaban IPTEK dalam Islam?

    2. Siapa saja ilmuwan-ilmuwan muslim beserta peranan atau karyanya yang

    mendunia?

    3. Bagaimana keutamaan ilmu yang tertuang dalam Al-Quran dan Hadits?

    4. Bagaimana pandangan islam terhadap IPTEK?

    5. Apa dampak dari kemajuan IPTEK terhadap Islam?

  • 3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Sejarah Peradaban IPTEK dalam Islam

    Masa kejayaan islam bermula saat Rasulullah mendirikan

    pemerintahan Islam, yakni Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah. Tongkat

    kepemimpinan bergantian dipegang oleh Abu Bakar as-Shiddiq, Umar bin

    Khaththab, Usman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, dan seterusnya. Di masa

    Khulafa as-Rasyiddin ini Islam berkembang pesat. Perluasan wilayah menjadi

    bagian tak terpisahkan dari upaya penyebarluasan Islam ke seluruh penjuru

    dunia. Islam datang membawa rahmat bagi seluruh umat manusia. Penaklukan

    wilayah-wilayah, adalah sebagai bagian dari upaya untuk menyebarkan Islam,

    bukan menjajahnya. Itu sebabnya, banyak orang yang kemudian tertarik

    kepada Islam. Satu contoh menarik adalah tentang Futuh Makkah (penaklukan

    Makkah), Rasulullah dan sekitar 10 ribu pasukannya memasuki kota Makkah.

    Kaum Quraisy menyerah dan berdiri di bawah kedua kakinya di pintu Kabah.

    Mereka menunggu hukuman Rasul setelah mereka menentangnya selama 21

    tahun. Namun, ternyata Rasulullah justru memaafkan mereka.

    Fakta ini cukup membuktikan betapa Islam mampu memberikan

    perlindungan kepada penduduk yang wilayahnya ditaklukan. Karena perang

    dalam Islam memang bukan untuk menghancurkan, tapi memberi kehidupan.

    Dengan begitu, Islam tersebar ke hampir sepertiga wilayah di dunia ini.

    Pencerahan pun terjadi di segala bidang termasuk ilmu pengetahuan dan

    teknologi.

    Sejarawan Barat beraliran konservatif, W Montgomery Watt

    menganalisa tentang rahasia kemajuan peradaban Islam, ia mengatakan bahwa

    Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika,

    dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas.

    Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama

    dengan riset-riset ilmiah.

  • 4

    Orientalis Sedillot seperti yang dikutip Mustafa as-Sibai dalam

    Peradaban Islam, Dulu, Kini, dan Esok, mengatakan bahwa, Hanya bangsa

    Arab pemikul panji-panji peradaban abad pertengahan. Mereka melenyapkan

    barbarisme Eropa yang digoncangkan oleh serangan-serangan dari Utara.

    Bangsa Arab melanglang mendatangi sumber-sumber filsafat Yunani yang

    abadi. Mereka tidak berhenti pada batas yang telah diperoleh berupa

    khazanah-khazanah ilmu pengetahuan, tetapi berusaha mengembangkannya

    dan membuka pintu-pintu baru bagi pengkajian alam.

    Andalusia, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan

    Islam, telah melahirkan ribuan ilmuwan, dan menginsiprasi para ilmuwan

    Barat untuk belajar dari kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin.

    Gustave Lebon mengatakan bahwa terjemahan buku-buku bangsa

    Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya sumber bagi

    pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad.

    Tidak hanya itu, Lebon juga mengatakan bahwa hanya buku-buku bangsa

    Arab-Persia lah yang dijadikan sandaran oleh para ilmuwan Barat seperti

    Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Arnold de Philipi, Raymond Lull, san

    Thomas, Albertus Magnus dan Alfonso X dari Castella.

    Peradaban Islam memang peradaban emas yang mencerahkan dunia.

    Itu sebabnya menurut Montgomery, tanpa dukungan peradaban Islam yang

    menjadi dinamonya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat berhutang

    budi pada Islam.

    Umat Islam menghidupkan ilmu, mengadakan penyelidikan-

    penyelidikan. Fakta sejarah menjelaskan antara lain, bahwa Islam pada waktu

    pertama kalinya memiliki kejayaan, bahwa ada masanya umat Islam memiliki

    tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina di bidang filsafat dan kedokteran, Ibnu Khaldun

    di bidang Filsafat dan Sosiologi, Al-jabar dll. Islam telah datang ke Spanyol

    memperkenalkan berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu ukur, aljabar,

    arsitektur, kesehatan, filsafat dan masih banyak cabang ilmu yang lain lagi.

  • 5

    2.1.1 Kejayaan Islam Masa Dinasti Abbasiyah

    Dinasti Abbasiyah adalah suatu dinasti (Bani Abbas) yang

    menguasai daulat (negara) Islamiah pada masa klasik dan pertengahan

    Islam. Daulat Islamiah ketika berada di bawah kekuasaan dinasti ini

    disebut juga dengan Daulat Abbasiyah. Dinamakan Dinasti Abbasiyah

    karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Abbas

    (Bani Abbas), paman Nabi Muhammad saw.

    Zaman ini adalah zaman keemasan Islam, demikian Jarji Zaidan

    memulai lukisannya tentang Bani Abbasiyah. Dalam zaman ini,

    kedaulatan kaum muslimin telah sampai ke puncak kemuliaan, baik

    kekayaan, kemajuan, ataupun kekuasaan. Dalam zaman ini telah lahir

    berbagai ilmu Islam, dan berbagai ilmu penting telah diterjemahkan ke

    dalam bahasa Arab. Masa Daulah Abbasiyah adalah masa di mana umat

    Islam mengembangkan ilmu pengetahuan, suatu kehausan akan ilmu

    pengetahuan yang belum pernah ada dalam sejarah.

    Kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan merefleksikan

    terciptanya beberapa karya ilmiah seperti terlihat pada alam pemikiran

    Islam pada abad ke-8 M. yaitu gerakan penerjemahan buku peninggalan

    kebudayaan Yunani dan Persia.

    The House of Wisdom/Bay al-Hikmah adalah lembaga yang

    dibangun khusus untuk penerjemahan buku peninggalan Yunani dan

    Persia. Dr. Mx Meyerhof yang dikutip oleh Oemar Amin Hoesin

    mengungkapkan tentang kejayaan Islam ini sebagai berikut: Kedokteran

    Islam dan ilmu pengetahuan umumnya, menyinari matahari Hellenisme

    hingga pudar cahayanya. Kemudian ilmu Islam menjadi bulan di malam

    gelap gulita Eropa, mengantarkan Eropa ke jalan renaissance. Karena

    itulah Islam menjadi biang gerak besar, yang dipunyai Eropa sekarang.

    Dengan demikian, pantas kita menyatakan, Islam harus tetap bersama

    kita. (Oemar Amin Hoesin).

  • 6

    Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia

    dan berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya membuka

    kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu

    pengetahuan. Pada umumnya khalifah adalah para ulama yang mencintai

    ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan pujangga.

    Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui

    sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-benar

    dari belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat leluasa

    mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah,

    falsafah, ibadah dan sebagainya.

    Para menteri keturunan Persia diberi hak penuh untuk

    menjalankan pemerintahan, sehingga mereka memegang peranan penting

    dalam membina tamadun/peradaban Islam. Mereka sangat mencintai

    ilmu dan mengorbankan kekayaannya untuk memajukan kecerdasan

    rakyat dan meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga karena banyaknya

    keturunan Malawy yang memberikan tenaga dan jasanya untuk

    kemajuan Islam.

    2.1.2 Kegemilangan IPTEK di Masa Khilafah Abassiyah

    Di era ini, telah lahir ilmuwan-ilmuwan Islam dengan berbagai

    penemuannya yang mengguncang dunia. Sebut saja, al-Khawarizmi

    (780-850) yang menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam

    cabang ilmu matematika, Algoritma (logaritma). Ada Ibnu Sina (980-

    1037) yang membuat termometer udara untuk mengukur suhu udara.

    Bahkan namanya tekenal di Barat sebagai Avicena, pakar Medis Islam

    legendaris dengan karya ilmiahnya Qanun (Canon) yang menjadi

    referensi ilmu kedokteran para pelajar Barat. Tak ketinggalan al-Biruni

    (973-1048) yang melakukan pengamatan terhadap tanaman sehingga

    diperoleh kesimpulan kalau bunga memiliki 3, 4, 5, atau 18 daun bunga

    dan tidak pernah 7 atau 9.

  • 7

    Pada abad ke-8 dan 9 M, negeri Irak dihuni oleh 30 juta

    penduduk yang 80% nya merupakan petani. Hebatnya, mereka sudah

    pakai sistem irigasi modern dari sungai Eufrat dan Tigris. Hasilnya, di

    negeri-negeri Islam rasio hasil panen gandum dibandingkan dengan

    benih yang disebar mencapai 10:1 sementara di Eropa pada waktu yang

    sama hanya dapat 2,5:1.

    Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-

    peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba; Blue

    Mosque di Konstantinopel; atau menara spiral di Samara yang dibangun

    oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang

    dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana

    terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada.

    Masa kejayaan Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahun

    dan teknologi, kata Ketua Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia,

    Dr Muhammad Lutfi, terjadi pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid.

    Dia adalah khalifah dinasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 786.

    Saat itu, kata Lutfi, banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi

    referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya adalah bapak

    kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan nama

    Avicenna.

    Sebelum Islam datang, kata Luthfi, Eropa berada dalam Abad

    Kegelapan. Tak satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebih percaya

    tahyul. Dalam bidang kedoteran, misalnya. Saat itu di Barat, jika ada

    orang gila, mereka akan menangkapnya kemudian menyayat kepalanya

    dengan salib. Di atas luka tersebut mereka akan menaburinya dengan

    garam. Jika orang tersebut berteriak kesakitan, orang Barat percaya

    bahwa itu adalah momen pertempuran orang gila itu dengan jin. Orang

    Barat percaya bahwa orang itu menjadi gila karena kerasukan setan,

    jelas Luthfi.

  • 8

    Pada saat itu tentara Islam juga berhasil membuat senjata

    bernama manzanik, sejenis ketepel besar pelontar batu atau api. Ini

    membuktikan bahwa Islam mampu mengadopsi teknologi dari luar. Pada

    abad ke-14, tentara Salib akhirnya terusir dari Timur Tengah dan

    membangkitkan kebanggaan bagi masyarakat Arab.

    Kemudian karena beberapa hal islam jatuh ke tangan barat dan

    khilafah islamiyah resmi dihapus dari konstitusi Turki. Meski begitu,

    banyak upaya untuk membangkitkan kembali kejayaan islam. Seperti

    yang dikatakan Kholil Ridwan ada tiga upaya konkret yang bisa

    dilakukan umat untuk mengembalikan kejayaan islam di masa lampau.

    Pertama, merapatkan barisan. Allah berfirman dalam QS Ali Imran ayat

    103 :

    Artinya: Dan berpeganglah kalian semuanya dengan tali (agama)

    Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.

    Kedua, kembali kepada tradisi keilmuan dalam agama Islam.

    Dalam Islam, jelasnya, ada dua jenis ilmu, yaitu ilmu fardhu ain dan

    fardhu kifayah. Yang masuk golongan ilmu fardhu ain adalah Al-Quran,

    hadis, fikih, tauhid, akhlaq, syariah, dan cabang-cabangnya. Sedangkan

    yang masuk ilmu fardhu kifayah adalah kedokteran, matematika,

    psikologi, dan cabang sains lainnya. Terakhir, dengan mewujudkan

    sistem yang berdasarkan syariah Islam.

    2.2 Ilmuwan-Ilmuwan Muslim dan Perannya

    Berbicara mengenai IPTEK tentunya kita juga harus berbicara tentang

    penemunya. Konstribusi ilmuwan muslim dalam bidang ilmu pengetahuan,

    khususnya ilmu alam (natural science;ilmu kauniyah) amatlah besar, sehingga

    usaha menutupinya, memperkecil perannya, mengaburkan sejarahnya tidak

    sepenuhnya berhasil. CIPSI (Center for Islamic Philosophical Studies an

    Information) sebuah lembaga penelitian yang dipimpin Mulyadhi Kartanegara

  • 9

    telah menginvertaris setidaknya ditemukan tidak kurang 756 ilmuwan Muslim

    termuka yang memiliki konstribusi dalam perkembangan sains dan pemikiran

    filsafat. Daftar ini baru tahap awal dan tidak termasuk di dalamnya ribuan

    ulama dalam disiplin ilmu-ilmu shariyyah. Saat ini, sangat banyak rujukan

    berupa buku, jurnal ilmiah atau situs internet, yang bisa kita gunakan untuk

    mengetahui informasi ini. Bahkan ada beberapa lembaga yang khusus

    didirikan untuk melakukan inventarisasi kontribusi ilmuwan muslim dalam

    peradaban dunia. Namun sayangnya sejarah kegemilangan ilmuwan muslim

    ini amatlah langka kita temui dalam buku-buku sains di lingkungan sekolah

    dan akademik. Sejarah sains biasanya disebutkan dimulai sejak zaman Yunani

    Kuno kira-kira 550 SM pada masa Phytagoras, kemudian meredup pada

    zaman Hellenistik sekitar 300 SM yang dipenuhi mitos dan tahayul, kemudian

    bangkit kembali pada masa Renaissance sekitar abad 14-17 M hingga saat ini.

    Dengan demikian sejarah sains hilang selama lebih dari 1500 tahun lamanya

    dari buku-buku pelajaran dan buku teks sains. Ada diantara kaum Muslim

    sendiri memandang usaha untuk mengungkap sejarah sains dan penemuan

    ilmuwan Muslim sebagai usaha yang bersifat nostalgia semata. Namun

    pandangan sinis seperti ini tidaklah benar, sebab menemukan akar sejarah

    adalah penting bagi peradaban manapun di dunia ini, terlebih bagi peradaban

    yang ingin bangkit dari keterpurukan.

    Kamera merupakan salah satu teknologi yang lahir dari ilmu

    pengetahuan. Namun, banyak pelajar, mahasiswa atau bahkan guru dan dosen

    Muslim yang mungkin tak kenal sama sekali, bahwa perkembangan teknologi

    kamera tak bisa dilepaskan dari jasa seorang ahli fisika eksperimentalis pada

    abad ke-11, yaitu Ibn al-Haytham (965-1040M). Ia adalah seorang pakar

    optik dan pencetus metode eksperimen. Bukunya tentang teori optik, al-

    Manadir (book of optics), khususnya dalam teori pembiasan, diadopsi oleh

    Snellius dalam bentuk yang lebih matematis. Tak tertutup kemungkinan, teori

    Newton juga dipengaruhi oleh al-Haytham, sebab pada Abad Pertengahan

    Eropa, teori optiknya sudah sangat dikenal. Karyanya banyak dikutip ilmuwan

    Eropa. Selama abad ke-16 sampai 17, Isaac Newton dan Galileo Galilei,

  • 10

    menggabungkan teori al-Haytham dengan temuan mereka. Juga teori

    konvergensi cahaya tentang cahaya putih terdiri dari beragam warna cahaya

    yang ditemukan oleh Newton, juga telah diungkap oleh al-Haytham abad ke-

    11 dan muridnya Kamal ad-Din abad ke-14. Al-Haytham dikenal juga sebagai

    pembuat perangkat yang disebut sebagai Camera Obscura atau pinhole

    camera. Kata kamera sendiri, konon berasal dari kata qamara, yang

    bermaksud yang diterangi. Kamera al-Haytham memang berbentuk bilik

    gelap yang diterangi berkas cahaya dari lubang di salah satu sisinya. Dalam

    alat optik, ilmuwan Inggris, Roger Bacon (1292) menyederhanakan bentuk

    hasil kerja al-Haytham, tentang kegunaan lensa kaca untuk membantu

    penglihatan, dan pada waktu bersamaan kacamata dibuat dan digunakan di

    Cina dan Eropa.

    Muhammad bin Musa al-Khawarizmi adalah seorang ahli

    matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir

    sekitar tahun 780 di Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat

    sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai

    dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad. Buku pertamanya, al-Jabar, adalah

    buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat.

    Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari

    Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, kemudian

    diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada

    abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik

    mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi. Kontribusi beliau

    tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan.

    Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika

    untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata

    algorisme dan algoritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama

    beliau. Nama beliau juga di serap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam

    bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.

    Ilmuwan Muslim lain, Abd ar-Rahman Al-Khazini (abad ke-11

    sampai abad ke-12), saintis kelahiran Bizantium atau Yunani adalah seorang

  • 11

    penemu jam air sebagai alat pengukur waktu. Para sejarawan sains telah

    menempatkan al-Khazini dalam posisi yang sangat terhormat. Ia merupakan

    saintis Muslim serba bisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia,

    matematika dan filsafat. Sederet buah pikir yang dicetuskannya tetap abadi

    sepanjang zaman. Al-Khazani juga seorang ilmuwan yang telah mencetuskan

    beragam teori penting dalam sains. Ia hidup di masa Dinasti Seljuk Turki.

    Melalui karyanya, Kitab Mizan al-Hikmah, yang ditulis pada tahun 1121-

    1122M, ia menjelaskan tentang teori hidrostatik, bobot, teori gravitasi,

    pandangan Archimedes dan Menelaus tentang hidrostatik, berat jenis material

    yang berbeda, dan astronomi, serta ia menunjukkan bahwa berat udara

    berkurang menurut ketinggian. Salah satu ilmuwan Barat yang banyak

    terpengaruh adalah Gregory Choniades, astronomYunani yang meninggal

    pada abad ke-13.

    Nama lain yang sangat terkenal adalah Abu Rayhan al-Biruni (973-

    1048M) dalam Tahdad Hikayah Al-Makan. Ia adalah penemu persamaan sinus

    dan menyusun sebuah ensiklopedi Astronomi Al-Qanan Al-Maadiy, di

    dalamnya ia memperkenalkan istilah-istilah ilmu Astronomi (falak) seperti

    zenith, ufuk, nadir, memperbaiki temuan Ptolemeus, dia juga mendiskusikan

    tentang hipotesis gerak bumi. Ia menuliskan bahwa bumi itu bulat dan

    mencatat daya tarik segala sesuatu menuju pusat bumi, dan mengatakan

    bahwa data astronomis dapat dijelaskan juga dengan menganggap bahwa bumi

    berubah setiap hari pada porosnya dan setiap tahun sekitar matahari.

    Ilmuwan lain lagi bernama Al-Battani atau Abu Abdullah atau

    Albategnius (850-929M). Ia mengoreksi dan memperbaiki sistem astronomi

    Ptolomeus, orbit matahari dan planet tertentu. Ia membuktikan kemungkinan

    gerhana matahari tahunan, mendisain catalog bintang, merancang jam

    matahari dan alat ukur mural quadrant. Karyanya De scientia stellarum,

    dipakai sebagai rujukan oleh Kepler, Copernicus, Regiomantanus, dan

    Peubach. Copernicus mengungkapkan hutang budinya terhadap al-Battani.

  • 12

    Kemudian Nasir ad-Din Tusi (1201-1274M), pada abad ke 12 masehi

    mendirikan sebuah observatorium di Maragha, sebuah tempat yang terletak di

    Asia kecil. Dari observatorium ini ia dapat memperbarui ilmu bintang.

    Dibuatnya jadwal perjalanan bintang baru yang dinamai Elkhaniah, sebagai

    penghormatan kepada raja Mongol yang telah memberikan sokongan untuk

    mendirikan observatorium itu. Yang sangat menakjubkan adalah sebuah

    peralatan yang merupakan sebuah bola berputar yang disusun atas berbagai

    cincin. Bola ini digunakan untuk menentukan tiap-tiap bintang dicakrawala.

    Hal ini merupakan impian orang-orang pandai semenjak dahulu kala. Plotemy

    dan orang-orang pandai Alexandria telah pernah mencobanya namun belum

    pernah berhasil. Selain itu, ada pula cincin-cincin dan gelang-gelang untuk

    mengukur gerhana bulan, ada pula untuk gerhana matahari dan ada pula untuk

    mengukur khatulistiwa.

    Ketika itu sudah terbit Katalog dan tabel-tabel bintang berjudul Zijd-I

    Djadid Sultani yang memuat 992 posisi dan orbit bintang. Tabel ini masih

    dianggap akurat sampai sekarang, terutama tabel gerakan tahunan dari 5

    bintang terang yaitu Zuhal (Saturnus), Mustary (Jupiter), Mirikh (Mars), Juhal

    (Venus), dan Attorid (Merkurius). Kitab ini sudah mengkoreksi pendapat

    Ptolomeus atas magnitude bintang-bintang. Banyak kesalahan perhitungan

    Ptolomeus. Hasil koreksi perhitungan terhadap waktu bahwa satu tahun adalah

    365 hari, 5 jam, 49 menit dan 15detik, suatu nilai yang cukup akurat.

    Dalam bidang pengobatan dan kedokteran, peradaban Islam

    mencatatkan sejarah yang gemilang, hal ini disebabkan karena pengobatan

    sangat erat kaitannya dengan agama (Nasr, 1976) . Berbagai bidang dalam

    ilmu pengobatan dan kedokteran dipelajari, seperti ilmu obat-obatan, ilmu

    bedah, ophtamology, internal medicine, hygiene dan kesehatan masyarakat,

    anatomi dan fisiology, bahkan dalam Islam terdapat disiplin ilmu yang khas

    yang disebut dengan Tib an-Nabawy atau pengobatan cara Nabi. Sebagai

    contoh, misalnya karya monumental Ibn Sina (980-1037M) al-Qanun fi at-

    Tib yang merupakan buku teks bagi bagi pendidikan kedokteran di Eropa

    selama beratus-ratus tahun sebelum mereka mengalami kebangkitan sains.

  • 13

    Dalam bidang ilmu bedah ada tokoh ilmu bedah Abul Qasim al-

    Zahrawi dengan karya ilmu bedahnya Kitab al-tarif (The book of

    concession), ia juga menciptakan berbagai alat bedah yang masih digunakan

    para dokter bedah hingga saat ini. Dua ahli kedokteran ar-Razi (865-925M)

    atau Rhazes dan Ibn Sina (980-1037M) adalah pelopor dalam bidang penyakit

    menular. Ar-Razi telah mempelopori penemuan ciri penyakit menular dan

    memberikan penanganan klinis pertama terhadap penyakit cacar, dan Ibn Sina

    adalah salah satu pelopor yang menemukan penyebaran penyakit melalui air.

    Ilmuwan muslim berikutnya adalah Ibnu al-Nafis (1213-1288M) yang

    diberikan gelar oleh penggemarnya sebagai The Second Advisenna atau

    Ibnu Sina Kedua karena reputasinya sebagai dokter yang terkemuka dan

    merupakan seorang penulis serba bisa pada abad VII H/ XII M. Nama

    lengkapnya adalah Alauddin Abu al-Ala Ali ibn Al-Haram al-Kurasyi al-

    Dimasyki ibn Nafis. Lahir di Damaskus, wafat di kairo tahun 687 H/ 1288 M.

    Karya-karya besar yang dihasilkan beliau diantaranya adalah:

    1. Kitab As-Syamil fi-Athibb, sebuah ensiklopedi kedokteran lengkap yang

    terdiri dari 27.000 folio yang tersebar dalam 8 jilid tebal

    2. Kitab Al-Muhadzdzab fi Al-Kuhl, sebuah buku yang mencakup hampir

    seluruh cabang ilmu kedokteran Arab pada saat itu.

    3. Mujiz Al-Qanun, sebuah intisari lengkap buku Qanun Ibnu Sina, kecuali

    masalah anatomi (ilmu urai tubuh) dan fisiologi (ilmu faal tubuh) yang ta

    termasuk kedalamnya.

    Dari sekian banyak karyanya itu, teori the lesser or pulmonary

    circulation of the blood tercatat sebagai prestasi paling gemilang dalam

    kedokteran. Teori ini secara tajam bertolak belakang dengan gagasan Galenus

    yang waktu itu telah diterima luas oleh umum. Teorinya juga mendahului

    penemuan fundamental William Harvey sehingga tidak berlebihan apabila

    George Santon menyebutnya sebagai ahli fisiologi terbesar pada abad

    pertengahan.

  • 14

    Ibnu Ismail Al-Jazari (1136-1206M), ilmuwan muslim asal Al-Jazira,

    sebuah kawasan di sebelah utra Mesopotamia (sebelah utara Irak dan timur

    Laut Syiria). Ia merupakkan ahli mekanik (ahli mesin), selama ia hidup ia

    telah membuat mesin penggilingan, jam air, pompa hidrolik dan mesin-mesin

    otomatis yang menggunakan air sebagai penggeraknya, Al-Jazari sebenarnya

    telah mengenalkan ilmu automatisasi. Pada tahun 1206, Al-Jazari telah

    mampu menciptakan robot manusia (humanoid) yang bisa diprogram, jauh

    sebelum Leonardo da Vinci dari Italia sanggup merancang robotnya pada

    tahun 1478, yang selama ini diklaim sebagai perintis robot pertama. Prinsip

    automasi humanoid inilah yang telah mengilhami pengembangan robot saat

    ini. Mesin robot yang diciptakan oleh Al-Jazari kala itu berbentuk perahu

    terapung di sebuah danau yang ditumpangi oleh empat robot pemain musik,

    dua penabuh drum, seorang pemetik harpa dan peniup seruling. Robot ini

    diciptakan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam suatu acara jamuan

    minum. Untuk menggerakkan robot manusia tersebut, Al-Jazari menggunakan

    tenaga air (hidrolik) dengan cerdik. Lantaran kecerdikannya itulah, dunia

    mengakui penemuannya, hingga ia dikenal sebagai Bapak Robot.

    Mengungkap seluruh kontribusi ilmuwan Muslim dalam ruang yang

    begitu terbatas dalam makalah ini merupakan hal yang tidak mungkin, namun

    sekurang-kurangnya adalah gambaran yang diberikan di atas dan referensi

    yang bisa ditelusuri lebih lanjut bisa menambah pengetahuan kita tentang

    sejarah ilmu pengetahuan di dunia Islam.

    Prestasi dan kontribusi para ilmuwan Muslim ini perlu dikenalkan di

    sekolah-sekolah. Bukan untuk mengecilkan peran ilmuwan lain dari agama

    dan keyakinan lain. Tapi untuk mengungkap kebenaran sejarah sains, bahwa

    perkembangan sejarah sains tidak meloncat begitu saja dari zaman Yunani ke

    Barat modern. Ada peran luar biasa dari peradaban Islam di situ yang tidak

    mungkin dan terlalu besar untuk diabaikan.

  • 15

    2.3 Keutamaan Mukmin yang Berilmu

    Jika kita mulai membahas mengenai ilmuwan-ilmuan islam maka

    tentunya akan ada sangkut pautnya dengan ilmu pengetahuan yang membawa

    mereka menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi banyak orang.

    Didalam Al-Quran yang merupakan pedoman hidup umat islam terdapat

    banyak ayat yang memaparkan betapa pentingnya ilmu untuk kita pelajari.

    Tentu bukan hanya untuk kepentingan dunia saja namun juga untuk

    kepentingan akhirat.

    Berikut ini merupakan ayat-ayat Allah yang mengungkapkan

    keutamaan ilmu dan juga iman :

    ...

    Artinya : Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan

    orang yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya orang-orang yang

    berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS. Az-Zumar [39] : 9).

    Artinya : Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan

    kearifan) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang

    dianugrahi al-Hikmah itu, benar-benar ia telah dianugrahi karunia yang

    banyak. Dan hanya orang-orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran

    (berdzikir) dari firman-firman Allah. (Q.S. Al-Baqoroh [2] : 269).

  • 16

    Artinya : Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

    "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan

    memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu",

    maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

    di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

    derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S.

    Mujaadilah [58] :11)

    Didalam beberapa hadis juga dikemukakan mengenai keutamaan ilmu,

    beberapa hadis diantaranya adalah sebagai berikut:

    Rasulullah saw. pernah bersabda:

    Artinya: Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia maka dengan ilmu, dan

    barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat maka dengan ilmu, dan

    barangsiapa yang menghendaki keduanya (kehidupan dunia dan akhirat)

    maka dengan ilmu. (HR. Turmudzi)

    Dari Abud Darda` radhiyallahu anhu berkata: Aku mendengar

    Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

    Artinya : Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari

    ilmu, maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan

  • 17

    (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan

    meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang

    penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Allah

    yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan pun

    memintakan ampun untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan seorang yang

    berilmu atas seorang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada

    malam purnama atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama adalah

    pewaris para Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan dinar ataupun

    dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa

    yang mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil bagian yang sangat

    banyak. (HR. Abu Dawud no.3641, At-Tirmidziy no.2683, dan isnadnya

    hasan, lihat Jaamiul Ushuul 8/6)

    Dari Abdullah bin Masud radhiyallahu anhu dia berkata: Aku

    mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

    Artinya : Semoga Allah memuliakan seseorang yang mendengar sesuatu dari

    kami lalu dia menyampaikannya (kepada yang lain) sebagaimana yang dia

    dengar, maka kadang-kadang orang yang disampaikan ilmu lebih memahami

    daripada orang yang mendengarnya. (HR. At-Tirmidziy no.2659 dan

    isnadnya shahih, lihat Jaamiul Ushuul 8/18)

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wa

    sallam, beliau bersabda:

    Artinya : Apabila seorang keturunan Adam meninggal dunia maka

    terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: shadaqah jariyyah, atau ilmu yang

  • 18

    bermanfaat, atau seorang anak shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim

    no.1631).

    Dari beberapa ayat Al-Quran dan Hadis di atas dapat tergambarkan

    betapa dimuliakannya orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang sedang

    berjuang untuk menuntut ilmu. Apalagi jika kita dapat menuangkan ilmu

    tersebut menjadi sebuah karya dan dapat bermanfaat bagi banyak orang. Dan

    teknologi merupakan sebuah perwujudan dari ilmu yang bila dugunakan

    secara bijak akan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas hidup atau

    bahkan dapat memajukkan kesejahteraan suatu bangsa.

    Terdapat tiga alasan pokok yang membuat kita harus menguasai

    IPTEK, yakni:

    1. Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-

    negara barat. Sehingga pada akhirnya kita sebagai umat muslim harus

    berkiblat ke Barat dalam hal teknologi.

    2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK

    di negara-negara Islam. Karena Negara-negara barat merasa apabila Islam

    kembali berjaya dalam pengembangan teknologi, maka akan memberikan

    dampak negative bagi peradaban mereka.

    3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan

    kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan

    klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya

    bertengkar sendiri.

    2.4 Pandangan Islam terhadap IPTEK

    Adakalanya setiap orang memandang suatu hal dari berbagai sudut

    pandang yang berbeda. Begitu juga dengan IPTEK. IPTEK dilihat dari

    pandangan islam, terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 31 :

  • 19

    Artinya : Dan dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya,

    kemudian diperintahkan kepada malaikat-malaikat, seraya berfirman

    Sebutkan kepadaku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar.

    Dari ayat di atas yang dimaksud nama-nama adalah sifat, ciri, dan

    hukum sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam

    semesta. Adanya potensi tersebut, dan tersedianya lahan yang diciptakan

    Allah, serta ketidakmampuan alam untuk membangkang pada perintah dan

    hukum-hukum Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat memperoleh kepastian

    mengenai hukum-hukum alam. Karenanya, semua itu menghantarkan pada

    manusia berpotensi untuk memanfaatkan alam itu merupakan buah dari ilmu

    pengetahuan dan teknologi. Al-Quran memerintahkan manusia untuk terus

    berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Jangankan manusia biasa,

    Rasul Allah Muhammad SAW pun diperintahkan agar berusaha dan berdoa

    agar selalu ditambah.

    Dengan begitu manusia dapat terus mengembangkan teknologi dan

    islam dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi dari manapun

    sumbernya.

    Ahmad Y. Samantho dalam makalah di ICAS Jakarta (2004)

    mengatakan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang

    kini dipimpin oleh peradaban barat satu abad terakhir ini, mencegangkan

    banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran

    material yang dihasilkan oleh perkembangan IPTEK modern membuat banyak

    orang mengagumi dan meniru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi

    sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang

    diakibatkannya. Kemajuan teknologi yang di dominasi oleh budaya barat tidak

    sepenuhnya baik untuk kita. Kemajuan tersebut malah membuat krisis

    multidimensional yang lepas dari kendali nilai moral Ketuhanan dan Agama.

  • 20

    Negara Indonesia ini termasuk negara berkembang yang lemah dalam

    menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan negara

    Indonesia ini mayoritas penduduknya adalah umat Muslim. Namun sayangnya

    Muslim di negara Indonesia ini masih lemah akan pengetahuan dan teknologi

    yang membuat beberapa diantara mereka menjadi hamba budaya dan pengikut

    kepentingan negara-negara barat. Negara-negara barat menyerap nilai-nilai

    ideologi, budaya materialis dan sekular melalui kemajuan teknologi dan media

    komunikasi barat.

    Umat islam yang mewarisi ajaran Ilahiah peradaban dan IPTEK islam

    di masa lalu kini terpuruk di negaranya sendiri. Indonesia sangat kaya akan

    sumber daya alam minyak dan gas bumi, tapi ironisnya justru kita sendiri

    mengalami krisis dan kelangkaan ditengah keberlimpahan hasil-hasil yang ada

    di Indonesia. Islam sangat mendorong umatnya untuk memperlajari,

    mengamati dan memahami segala kejadian di alam semesta, itu artinya islam

    sangat mementingkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun

    dalam pandangan dunia barat, mereka hanya mementingkan kepentingan

    duniawi. Dalam islam, agama dan ilmu pengetahuan tidak dapat terlepas satu

    sama lain. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling

    memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif. Karena alam semesta yang

    dipelajari melalui ilmu pengetahuan, dan ayat-ayat suci Tuhan (Al-Quran) dan

    Sunnah Rasulullah SAW yang dipelajari melalui agama adalah sama-sama

    ayat-ayat Allah SWT yang tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan

    dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu

    Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.

    2.5 Dampak Kemajuan Islam di Bidang IPTEK

    2.5.1 Dampak di Timur Tengah

    Ilmu pengetahuan tidak lepas dari pengaruh ilmuwan muslim

    pada abad pertengahan. Orang-orang islam di timur tengah

    mendapatkan kejayaan dimana banyak orang-orang luar Arab yang

    belajar dan datang ke kota Baghdad untuk memperoleh pengetahuan.

  • 21

    Faktor yang menyebabkan Islam dapta berkembang peasat di Arab

    Saudi di samping karena dukungan pemeritah juga karena faktor

    kesejarahan basis umat Islam sejak masa Nabi SAW, juga karena Arab

    saudi menjadi terminal berbagai informasi pembaruan dan

    perekmbangan Islam di negara-negara lain, termasuk corak pembaruan

    dan perekembangan Islam di Indonesia. Ada kaitannya dengan Arab

    saudi sebagai tempat belajar para ulama Indonesia di masa lalu, masa

    sekarang. Kehadiran Islam di Eropa Spanyol membawa dampak positif

    dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek

    peradaban dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari hal ini telah

    menimbulkan semangat orang barat dalam mempelajari ilmu

    pengetahuan yang dibawa oleh Islam. Al hasil. maka banyaklah orang

    barat yang menguasai ilrnu pengetahuan dari Islam. seperti ilmu kimia,

    ilmu hitung, ilmu tambang (minerologi, meteorology (karya Al Khazini),

    dan sebagainya.Sedangkan dibidang teknologi adalah orang barat bisa

    membuat berbagai macam alat industri yang dihasilkan dari observasi

    atau penelitian.

    2.5.2 Dampak di Eropa

    Dampak kemajuan islam dibidang IPTEK salah satunya di negara

    Eropa. Disana terdapat satu lembaga yang mengikuti fenomena

    kencenderungan perpindahan agama. Negara Eropa yang cenderung

    beragama katolik mengadakan sebuah pertemuan di Gereja yang

    membahas mengenai pertumbuhan pesat agama islam di Eropa. Ada

    beberapa yang menyatakan bahwa untuk mencegah kaum Muslim

    mendapatkan kekuatan di Eropa adalah dengan berhenti bertoleransi

    terhadap islam dan umatnya, namun ada kalangan lain yang lebih

    objektif dan rasional mengatakan bahwa karena kedua agama tersebut

    mempercayai satu Tuhan dan sepatutnya tidak ada celah bagi

    perselisihan diantara keduanya.

  • 22

    Terdapat kesadaran di negara Eropa dengan dibuktikannya oleh

    para peneliti bahwa terdapat peningkatan jumlah Muslim di Eropa. Yang

    lebih menonjol adalah kesadaran dari kalangan mahasiswa universitas.

    2.5.3 Dampak di Indonesia

    Bagi Indonesia sendiri, Islam memberikan peranan penting.

    Banyak pengetahuan yang berasal dari islam diadopsi oleh Indonesia

    sebagai negara yang juga mayoritas penduduknya menganut islam. Islam

    berpengaruh besar di negara Indonesia baik dalam bidang politik, sosial,

    ekonomi maupun di bidang kebudayaan.

    1. Pengaruh Bahasa dan Nama

    Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat banyak

    dipengaruhi oleh bahasa Arab. Bahasa Arab sudah banyak menyatu

    dalam kosa kata bahasa Indonesia, contohnya kata wajib, fardu, lahir,

    bathin, musyawarah, surat, kabar, koran, jual, kursi dan masker. Dalam

    hal nama juga banyak dipakai nama-nama yang berciri Islam (Arab)

    seperti Muhammad, Abdullah, Anwar, Ahmad, Abdul, Muthalib,

    Muhaimin, Junaidi, Aminah, Khadijah, Maimunah, Rahmillah, Rohani

    dan Rahma.

    2. Pengaruh Budaya, Adat Istiadat dan Seni

    Kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat

    berupa ucapan salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain.

    Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana,

    marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga melihat pengaruh di bidang

    seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang banayak

    dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.

    3. Pengaruh dalam Bidang Politik

    Pengaruh ini dapat dilihat dalam sistem pemerintahan kerajaan-

    kerajaan Islam di Indonesia seperti konsep khilafah atau kesultanan yang

  • 23

    sering kita jumpai pada kerajaan- kerajaan seperti Aceh, Mataram.

    Demak, Banten dan Tidore.

    4. Pengaruh dalam Bidang Ekonomi

    Daerah-daerah pesisir sering dikunjungi para pedagang Islam dari

    Arab, Parsi,dan Gujarat yang menerapkan konsep jual beli secara Islam.

    Juga adanya kewajiban membayar zakat atau amal jariyah yang lainnya,

    seperti sedekah, infak, waqaf, menyantuni yatim, piatu, fakir dan miskin.

    Hal itu membuat perekonomian umat Islam semakin berkembang

  • 24

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Peranan umat islam sangat besar dalam mengembangkan ilmu

    pengetahuan dan teknologi. Mulai sejak pemerintahan Nabi Muhammad SAW

    berbagai macam penemuan dan karya telah dibuat. Bukan hanya itu, umat islam

    juga pandai dalam mengadopsi ilmu dari bangsa-bangsa lain. Karya-Karya

    tersebut diakui oleh bangsa Eropa bahkan banyak dijadikan sumber untuk

    melakukan penemuan-penemuan baru.

    Tokoh-tokoh IPTEK islam yang tersebar di seluruh penjuru dunia dan

    perananannya sudah tidak perlu diragukan lagi. Banyak dari nama-nama mereka

    diabadikan hingga saat ini di berbagai bidang keilmuan. Mulai dari tokoh ilmuwan

    di bidang filsafat hingga kedokteran. Kejayaan umat islam dalam bidang ilmu

    pengetahuan memberikan pencerahan bagi bangsa Eropa yang dulu lebih percaya

    pada tahyul dan berhasil mengantarkan mereka ke zaman renaissance.

    Islam tidak mengenal pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan,

    etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan

    nafas. Al-Quran memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan

    kemampuan ilmiahnya. Dengan begitu manusia dapat terus mengembangkan

    teknologi dan islam dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi dari

    manapun sumbernya.

    Kemajuan Islam di bidang IPTEK memberikan kontribusi yang besar bagi

    peradaban dunia. Pengaruhnya turut dirasakan mulai dari bangsa-bangsa yang

    kecil hingga yang besar. Khususnya di Timur Tengah dan Eropa di berbagai

    bidang kehidupan.

  • 25

    DAFTAR PUSTAKA

    Abduh, Muhammad. (2011). Peradaban Sains dalam Islam. Palembang : IAIN

    Raden Fatah [Jurnal Digital]

    Daftary, Farhad. (2001). Tradisi-tradisi Intelektual Islam. Jakarta : Erlangga

    Sunanto, Musyrifah. (2011). Sejarah Islam Klasik : Perkembangan Ilmu

    Pengetahuan Islam. Jakarta : Kencana

    Sardar, Ziauddin. (1989). Sains, Teknologi dan Pembangunan di Dunia Islam.

    Bandung : Pustaka