makalah iptek pak ot
DESCRIPTION
ddsdsdTRANSCRIPT
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dalam uraian di atas, dapat penulis rumuskan
masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Apakah pengertian HIV dan flu burung?
2. Apakah penyebab HIV dan flu burung?
3. Bagaimanakah mekanisme penularan HIV dan flu burung?
4. Bagaimanakah akibat HIV dan flu burung?
5. Bagaimanakah cara penanggulangan HIV dan flu burung?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan pengertian fermentasi dengan khamir.
2. Mendeskripsikan peranan mikroba (jenis khamir) dalam industri pangan.
3. Mendeskripsikan syarat hidup mikroba (jenis khamir) dalam makanan
fermentasi.
4. Mendeskripsikan perubahan yang terjadi selama proses fermentasi dengan
khamir.
5. Mendeskripsikan pembuatan makanan fermentasi dengan khamir.
D. Manfaat Penulisan
BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
1
A. Kajian Pustaka
1. Fermentasi dengan Khamir
a. Pengertian dan Hakikat Fermentasi
Fermentasi berasal dari bahasa latin fervere, yang berarti mendidih,
menggambarkan aksi ragi pada ekstrak buah selama pembuatan minuman
beralkohol. Pengertian fermentasi agak berbeda antara ahli mikrobiologi dan ahli
biokimia. Ahli mikrobiologi memperluas pengertian fermentasi menjadi segala
proses untuk menghasilkan suatu produk dari kultur mikroorganisme.
Fermentasi juga dapat diartikan sebagai suatu disimilasi senyawa-senyawa
organik yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Disimilasi merupakan
reaksi kimia yang membebasan energi melalui perombakan nutrient. Pada proses
disimilasi, senyawa substrat yang merupakan sumber energ diubah menjadi
senyawa yang lebih sederhana atau tingkat energinya lebih rendah. Reaksi
disimilasi merupakan aktifitas metabolik sel.
Fermentasi secara teknik sendiri dapat didefenisikan sebagai suatu proses
oksidasi anaerobik dari karbohidrat dan menghasilkan alkohol serta beberapa
asam. Namun banyak proses fermentasi yang menggunakan substrat protein dan
lemak. Mikroorganisme yang memegang peranan dalam fermentasi makanan
mulai dari khamir, kapang sampai bakteri. Jenis fermentasi yang disebabkan oleh
mikroba tertentu sangat berbeda dengan jenis mikroba lainnya dimana satu jenis
kadang-kadang mendahului jenis lainnya.
Banyak penelitian yang dilakukan para ahli dan melahirkan istilah baru dari
fermentasi yaitu reaksi oksidasi-reduksi, di mana zat yang dioksidasi (pemberi
elektron) maupun zat yang direduksi (penerima elektron) adalah zat organik
2
dengan melibatkan mikroorganisme (bakteri, kapang dan ragi). Zat organik yang
digunakan umumnya glukosa yang dipecah menjadi aldehida, alkohol atau asam.
Penemuan cara fermentasi ini diawali dengan pembuatan bir sekitar 6.000
tahun sebelum masehi. Selain itu pembuatan roti dengan bantuan khamir atau ragi
sekira 4.000 tahun sebelum masehi (SM). Pembuatan produk fermentasi kecap
dan tauco di Cina sejak 722 SM. Kira-kira abad ke-17 mulai berkembang
fermentasi anggur menggunakan bakteri Acetobacter menghasilkan asam asetat
(asam cuka). Lantas tahun 1817, mulai diproduksi enzim dari tumbuhan dan
jaringan hewan yang dapat memecah zat pati menjadi gula maltose (diastase).
Kemudian tahun 1860, suatu enzim dari khamir dapat memecahkan sukrosa
menjadi glukosa dan fruktosa.
Proses fermentasi mendayagunakan aktivitas suatu mikroba tertentu atau
campuran beberapa spesies mikroba. Mikroba yang banyak digunakan dalam
proses fermentasi antara lain khamir, kapang, dan bakteri. Teknologi fermentasi
merupakan suatu upaya manusia dalam upaya manusia dalam memanfaatkan
bahan-bahan yang berharga relatif murah bahkan kurang berharga menjadi produk
yang bernilai ekonomi tinggi dan berguna bagi kesejahteraan hidup manusia.
Secara umum, ada 4 kelompok fermentasi yang penting secara ekonomi
1. Fermentasi yang memproduksi sel mikroba (biomass)
Produksi komersial dari biomass dapat dibedakan menjadi produksi yeast
untuk industry roti dan produksi sel mikroba untuk digunakan sebagai makanan
manusia dan hewan
2. Fermentasi yang menghasilkan enzim dari mikroba
3
Secara komersial, enzim dapat diproduksi oleh tanaman, hewan, dan
mikroba. Namun, enzim yang diproduksi oleh mikroba memiliki beberpa
keunggulan yaitu, mampu menghasilkan dalam jumlah besar dan mudah untuk
meningkatkan produktifitas bila dibandingkan dengan tanaman atau hewan
3. Fermentasi yang menghasilkan metabolit mikroba
Metabolit mikroba dapat dibedakan menjadi metabolit primer dan metabolit
sekunder. Produk metabolism primer yang dianggap penting contohnya etanol,
asam sitrat, polisakarida, aseton, butanol, dan vitamin, sedangkan metabolit
sekunder yang dihasilkan mikroba contohnya antibiotic, pemacu pertumbuhan,
inhibitor enzim, dll.
4. Proses transformasi
Sel mikroba dapat digunakan untuk mengubah suatu senyawa menjadi
senyawa lain yang masih memiliki kemiripan struktur namun, memiliki nilai
komersial yang lebih tinggi.
Berdasarkan sumber mikroorganisme, proses fermentasi dibagi 2 (dua)
yaitu:
1. Fermentasi spontan, adalah fermentasi bahan pangan dimana dalam
pembuatannya tidak ditambahkan mikroorganisme dalam bentuk starter atau
ragi, tetapi mikroorganisme yang berperan aktif dalam proses fermentasi
berkembang baik secara spontan karena lingkungan hidupnya dibuat sesuai
untuk pertumbuhannya, dimana aktivitas dan pertumbuhan bakteri asam laktat
dirangsang karena adanya garam, contohnya pada pembuatan sayur asin.
2. Fermentasi tidak spontan adalah fermentasi yang terjadi dalam bahan pangan
yang dalam pembuatannya ditambahkan mikrorganisme dalam bentuk starter
4
atau ragi, dimana mikroorganisme tersebut akan tumbuh dan berkembangbiak
secara aktif merubah bahan yang difermentasi menjadi produk yang
diinginkan, contohnya pada pembuatan temp dan oncom.
Fermentasi dapat dilakukan dengan metode kultur permukaan dan kultur
terendam. Medium kultur permukaaan dapat berupa medium padat,semi padat
atau cair, sedangkan kultur terendam dilakukan dalam medium cair. Medium cair
memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Jenis dan konsentrasi kompoinen-komponen medium dapat diatur sesuai yang
diinginkan
2. Dapat memberikan kondisi yang optimum untuk pertumbuhan
3. Pemakai medium lebih efisien.
Fermentasi permukaan medium cair merupakan cara fermentasi yang telah
sejak lama di praktekkan untuk memproduksi berbagai produk
fermentasi,misalnnya produk asam asetat secara tradisional.
Fermentasi permukaan medium cair ini mulai ditinggalkan sejak
fermentasi terendam terbukti lebih efisien,khususnya dalam memproduksi
produk-produk fermentasi yang bernilai ekonomis tingggi dan menghendaki
sterilitas yang tinggi, seperti misalnnya produksi antibiotic.
Kondisi yang optimum untuk suatu proses fermentasi tergantung pada
jenis organismenya. Pengendalian faktor-faktor fermentasi bertujuan untuk
menciptakan kondisi yang optimum bagi pertumbuhan dan produksi metabolit
yang diinginkan dari suatu mo tertentu. Fermentasi medium cair lebih
memungkinkan untuk mengendalikan faktor-faktor kebutuhan oksigensik dan
kimia yang mempengaruhi proses fermentasi seperti suhu dan pH.
5
b. Pengertian dan Hakikat Khamir
Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran anatara 5
dan 20 mikron. Biasanya berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri. Sel-
sel kamir sering dijumpai secara tunggal tetapi apabila anak-anak sel tidak
dilepaskan darji sel induknya setelah pembelahan akan terjadi bentuk yang disebut
pseudomiselium. Kamir tidak bergerak karena itu tidak memiliki struktur
tambahan dabagian luarnya seperti flagela.
Khamir dapat tumbuh dalam media cair dan padat dengan cara yang sama
seperti bakteri. Pembelahan sel terjadin secara asseksusal dengan pembentukan
tunas. Bagi kebanyakan khamir seperti Sacharomyces Cerevisae, tunas dapat
berkenbang dari tiap bagian permukaan sel induk tetapi bagi bebarapa spesies
hanya pada bagian tertentu saja.
Khamir didefenisikan sebagai fungi ekasel (uniselular) yang beberapa
jenis spesiesnya umum digunakan untuk membuat roti, fermentasi minuman
beralkohol, dan bahkan digunakan percobaan sel bahan bakar. Kebanyakan
khamir merupakan anggota divisi Ascomycota, walaupun ada juga yang
digolongkan dalam Basidiomycota. Beberapa jenis khamir, seperti Candida
albicans, dapat menyebabkan infeksi pada manusia (kandidiasis).
Lebih dari seribu spesies khamir telah diidentifikasi. Khamir yang paling
umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae, yang dimanfaatkan untuk
produksi anggur, roti, tape, dan bir sejak ribuan tahun yang silam dalam bentuk
ragi.
Istilah khamir umumnya digunakan untuk menyebut bentuk-bentuk yang
menyerupai jamur dari kelompok Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi
6
uniseluler dengan bentuk ovoid atau spheroid. Khamir ada yang bermanfaat dan
ada pula yang membahayakan manusia. Fermentasi khamir banyak digunakan
dalam pembuatan roti, bir, wine. Khamir yang tidak diinginkana dalah yang ada
pada makanan dan menyebabkan kerusakan pada juice buah, sirup, molase, madu,
jelly, daging dan sebagainya.
Khamir mempunyai peranan penting dalam industri makanan. Banyak
kegiaatannya dalam makanan memang dikehendaki dan banyak dimanfaatkan
dalam pembuatan bir, anggur, minuman keras, roti dan produk makanan
fermentasi, juga merupakan sumber potensial dari proteil sel tunggal untuk
fortifikasi makanan ternak. Ragi Sacharomyces Cerevisiae, merupakan jenis ragi
yang biasa tumbuh pada tape singkong, ragi merupakan suatu makan tradisional
singkong yang difermentasi .
Bahan yang dipakai dalam industry khamir adalah bahan yang terbaik
molasses (tetes) dari gula bit (yang ditambah vitamin, biotin) atau tetes dari gula
tebu, diencerkan sampai mengandung kira-kira 10% gula. Gram-garam
ammonium dan fosfor ditambahkan , juga magnesium sulfat untuk mensuplai zat-
zat gizi lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan khamir pH harus diatur
sekitar 4,5 dan media inokulasi dengan benih khamir yang diperoleh dari kultur
murni. Volume inokulum b iasanya sekitar 5% dari jumlah akhir volume
keseluruhan (Buckle, 1985).
Ada berbagai khamir yang memiliki fungsi penting dalam fermentasi,
diantaranya adalah :
a. Saccharomyces cerevisiae, merupakan khamir yang paling popular dalam
pengolahan makanan. Khamir ini telah lama digunakan dalam industry wine
7
dan bir. Dalam bidang pangan, khamir digunakan dalam pengembangan
adonan roti dan dikenal sebagai ragi roti. Khamir ini melakukan reproduksi
vegetatif dengan membentuk tunas. Sel terbentuk ellipsoid atau silinder. Dapat
membentuk pseudohifa tetapi hifa tidak bersepta. Askospora berbentuk
ellipsoid pendek dengan dinding halus, biasanya 1-4, kadang-kadang lebih,
per askos. Khamir ini tidak mampu tumbuh pada nitrat sebagai satu-satunya
sumber nitrogen.
b. Saccharomyces roxii, adalah khamir yang digunakan dalam pembuatan kecap
dan berkontribusi dalam pembentukan aroma.
2. Peranan Mikroba dalam Industri Pangan
3. Syarat Hidup Mikroba dalam Makanan Fermentasi
Dalam fermentasi makanan tentunya membutuhkan mikroba sebagai
media yang diharapkan akan menghasilkan suatu produk baru dengan nilai yang
tinggi. Persiapan atau pengawetan bahan pangan dengan cara fermentasi
tergantung pada produksi mikroorganisme tertentu. Perubahan-perubahan
biokimia yang terjadi karena fermentasi mikroba ada yang bersifat
menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan, oleh karena itu dalam
melakukan fermentasi ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar dapat
membuat mikroba dapat bekerja dengan optimal, yaitu :
1. Murni
Mikroba yang akan di biakkan harus dalam keadaan murni atau steril hal
ini bertujuan untuk membantu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Dalam proses-proses tertentu harus menggunakan biakan murni (dari satu strain
8
tertentu) yang telah diketahui sifat-sifatnya. Untuk menjaga agar biakan tetap
murni dalam proses maka kondisi lingkungan harus dijaga tetap steril.
Penggunaan kultur tunggal mempunyai resiko yang tinggi karena kondisi
harus optimum. Untuk mengurangi kegagalan dapat digunakan biakan campuran.
Keuntungan penggunaan biakan campuran adalah mengurangi resiko apabila
mikrobia yang lain tidak aktif melakukan fermentasi. Dalam bidang pangan
penggunaan biakan campuran dapat menghasilkan aroma yang spesifik.
2. Unggul
Mikroba yang digunakan haruslah memiliki sifat unggul yang berarti
bahwa mikroba yang diharapkan adalah mikroba yang menguntungkan. Pada
kondisi fermentasi yang diberikan, mikrobia harus mampu menghasilkan
perubahan-perubahan yang dikehendaki secara cepat dan hasil yang besar. Sifat
unggul yang ada harus dapat dipertahankan. Hal ini berkaitan dengan kondisi
proses yang diharapkan. Proses rekayasa genetik dapat dilakukan untuk
memperbaiki sifat jasad dengan maksud mempertinggi produk yang diharapkan
dan mengurangi produk-produk ikutan.
3. Stabil
Kestabilan mikroba sangatlah dibutuhkan karena jika mikroba hidup tidak
stabil maka proses penanganan dan produksi akan terganggu, bisa saja dalam
proses pemanfaatannya mikroba sewaktu-waktu akan mati. Pada kondisi yang
diberikan, mikroba harus mempunyai sifat-sifat yang tetap, tidak mengalami
perubahan karena mutasi atau lingkungan.
4. Bukan pathogen
9
Mikroba yang akan digunakan bukanlah mikroba yang bersifat patogenik
baik bagi manusia maupun hewan. Mikrobia yang digunakan adalah bukan
patogen bagi manusia maupun hewan, kecuali untuk produksi bahan kimia
tertentu. Jika digunakan mikrobia patogen harus dijaga, agar tidak menimbulkan
akibat samping pada lingkungan.
5. Mampu tumbuh cepat dalam substrat dan lingkungan yang cocok untuk
memperbanyak diri
6. Mudah dibudidayakan dalam jumlah yang besar
7. Memiliki kemampuan untuk mengatur ketahan fisiologi dan memiliki enzim
esensial yang mudah dan banyak supaya perubahan-perubahan kimia yang
dikehendaki dapat terjadi
8. Kondisi lingkungan yang diperlukan bagi pertumbuhan harus sesuai supaya
produksi maksimum
4. Perubahan yang Terjadi Selama Proses Fermentasi
Proses fermentasi makanan alami biasa dilakukan oleh lebih dari satu jenis
mikroorganisme yang bersifat sinergistik. Pertumbuhan beberapa jenis
mikroorganisme pada beberapa jenis makanan fermentasi bersifat suksesi, artinya
proses perubahan fermentasi dilakukan oleh beberapa jenis mikroorganisme yang
tumbuh secara bergantian. Perubahan yang terjadi selama fermentasi meliputi:
1. Perubahan pati menjadi komponen gula oleh enzim amilase yang dihasilkan
oleh kapang (seperti Amylomices rouxii, Aspergillus oryzae, Mucor rouxii
dll); khamir (seperti Candida); dan bakteri (seperti Bacillus Subtilis).
(C6H10O5)n + nH2O ---> C6H12O6
pati glukosa
10
(C6H10O5)n + n/2 H2O ---> n/2(C12H22O11)
pati maltosa
2. Perubahan komponen disakarida menjadi monosakarida oleh enzim maltase
atau invertase.
C12H22O11 + H2O ---> C6H12O6 + CH12O6
maltosa glukosa glukosa
C12H22O11 + H2O ---> C6H12O6 + C6H12O6
sukrosa glukosa fruktosa
3. Perubahan komponen gula menjadi etanol oleh sel-sel khamir
C6H12O6 ---> 2C5H5OH +2CO2
glukosa etanol
4. Perubahan gula menjadi asam laktat oleh bakteri asam laktat yang mempunyai
sifat heterofermentatif atau homofermentatif
homofermentatif:
C6H12O6 ---> 2CH3CHOHCOOH
glukosa asam laktat
heterofermentatif :C6H12O6 ---> CH3CHOHCOOH + CO2 + C2H5OH
glukosa asam laktat etanol
5. Perubahan gula menjadi asam asetat oleh bakteri asam asetat Acetobacter
C6H12O6 ---> 2C2H5OH + 2CO2
glukosa etanol
C2H5OH + H2O + O2 ---> 2CH3COOH + H2
etanol asam asetat
11
6. Perubahan protein oleh mikroorganisme proteolitik menghasilkan protein
dengan berat molekul lebih kecil
protein ---> polipeptida ---> peptida ---> asam-asam amino
contoh mikroorganisme proteolitik R.oligosporus, A. oryzae, A.sojae,
B.subtilis, B.aco, Mucor
5. Pembuatan Makanan Fermentasi
a. Roti
Roti merupakan salah satu makanan yang diproses secara awal oleh
manusia. Di museum inggris ada contoh roti buatan Mesir yang dibuat 2000 tahun
sebelum masehi. Roti dibuat dari campuran tepung, garam(kadang gula), air dan
yeast untuk dijadikan adonan. Yeast yang umum digunakan adalah
Saccharomyces cereviseae. Saccharomyces memfermentasikan karbohidrat dalam
adoanan dan memproduksi CO2 dan etanol. Suhu optimum pertumbuhan dan
fermentasi yeast adalah 280C dan 320C, dengan pH optimal antara 4 dan 5
(Sardjoko,1991).
Dengan memurnikan tepung, gula juga harus ditambahkan sehingga yeast
tidak mempunyai kemampuan mensintesa amilase untuk memecah butir-butir
tepung untuk berlangsungnya fermentasi karbohidrat. CO2 menyebabkan roti
mengembang dan memberikan produk akhir yang ringan, tekstur porous yang
karakteristik yang lambat laut mempengaruhi roti. Roti kemudian dipanggang
dalam oven dan etanol menguap. Walaupun yeast mati selama pengovenan,
produk metabolik tertinggal dalam roti dan menambah rasa pada roti.(Ristiati,
2008)
12
Dalam kondisi anaerobik dalam adonan, khamir roti mengubah gula dalam
adonan menjadi etanol dan karbondioksida. Gula yang defermentasikan berupa
monosakarida glukosa dan fruktosa serta disakarida sukrosa dan maltosa.
(Sardjoko, 1991).
b. Tuak
Tuak merupakan minuman tradisional yang mengandung alkohol (etil
alkohol). Tuak berbeda dengan arak, dimana tuak tidak tahan lama. Tuak paling
enak diminum ketika baru diturunkan dari pohonnya. Tuak yang tersimpan lebih
dari tiga hari akan menjadi cuka. Tuak yang baru turun dari pohonnya akan terasa
manis. Maka untuk membuat rasanya lebih gurih, tuak dicampur dengan ramuan
khusus yang disebut lau. Secara umum lau berpengaruh pada rasa dan kadar
alkohol tuak. Lau yang digunakan sebagai campuran nira berbeda-beda di setiap
daerah, dimana ada yang menggunakan sabut kelapa dan kulit tanaman cabai
(tabia bun) (Sunarta, 2008).
Sehingga apabila diminum terlalu banyak dapat menyebabkan mabuk.
Keberadaan Tuak di Bali selain sebagai minuman, tuak juga tidak terlepas dari
upacara keagamaan. Tuak di Bali digunakan sebagai sajian yaitu sebagai tabuhan
bersama dengan minuman lainnya seperti arak dan brem.
Rasa manis pada tuak disebabkan karena adanya gula-gula reduksi seperti
dextrose, fruktosa, dan sukrosa (Wahyu, 2006). Rasa manis dari tuak lama-
kelamaan akan hilang atau akan berkurang karena gula yang terdapat dalam tuak
akan segera difermentasi oleh mikroorganisme menjadi alcohol dan
karbondioksida. Hal inilah yang menyebabkan rasa tuak menjadi keras, atau
13
disebut dengan tuak wayah. Dengan berlangsungnya kegiatan fermentasi oleh
mikroorganisme terhadap tuak maka akan terjadi perubahan kimiawi pada tuak.
Pembuatan tuak tidak terlepas dari proses fermentasi. Fermentasi adalah
suatu proses penghasilan energi utama dari berbagai mikroorganisme yang hidup
dalam keadaan anaerob (Campbell; Recee; Mitchell. 2003). Dalam keadaan
anaerob asam piruvat tidak dirubah menjadi Asetil-KoA tetapi akan dirubah
menjadi etanol (etil alcohol) dalam 2 langkah. Langkah pertama dengan
melepaskan CO2 dari piruvat, yang diubah menjadi senyawa asetal dehida
berkarbon 2. Dalam langkah kedua, asetal dehida direduksi oleh NADH menjadi
etanol. Hal ini bertujuan untuk meregenerasi pasokan NAD+ yang dibutuhkan
untuk glikolisis.
Enzim yang mengkatalisis adalah karboksilase dan dehidrogenase. Dalam
fermentasi glukosa menjadi alkohol hanya dihasilkan 2-ATP. Respirasi dilakukan
secara anaerob yang secara umum dikatakan sebagai fermentasi seperti yang telah
diungkap diatas bahwa kandungan tuak dan wujud dalam keadaan cair sangat baik
untuk pertumbuhan mikroba. Saccharomyces dalam keadaan anaerob akan
mengubah gula menjadi senyawa etanol dan karbondioksida. Oleh bakteri
Acetobacter etanol akan dirubah menjadi asam cuka dan air dalam keadaan aerob.
Adapun reaksi perubahan glukosa menjadi alcohol dan alcohol menjadi
asam asetat sebagai berikut.
C6H12O6 -------------> 2 C2H5OH + 2CO2
C2H5OH + O2 ----------> CH3COOH + H2O
14
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
15
Berdasarkan pembahasan pada bagian sebelumnya, berikut dapat
disimpulkan lima hal sehubungan dengan hubungan kebiasaan makan dengan
pemeliharaan kesehatan gigi.
1.
B. Saran
Hasil pembahasan dapat memberikan saran kepada berbagai pihak, yaitu
sebagai berikut.
1. Hendaknya
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu W. P., Slamet M., Suliantari, Srikandi. F. (1992). Teknologi Fermentasi Produk Perikanan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Bogor: Pusat Antar-Universitas Pangan dan Gizi, IPB.
16
Rahman . A, Srikandi. F, Winiati P.R, Suliantari; C.C. Nurwitri. (1987/1988). Teknologi Fermentasi Susu. Institut Pertanian Bogor: Laboratorium Mikrobiologi Pangan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB.
Rahman.A. 1992. Teknologi Fermentasi. Jakarta: Arcan.
Suriawiria U. 1995. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Angkasa.
Waluyo,Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang Press: Malang.
17