makalah alk kelompok
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu bagian penting bagian
penting dari perekomian suatu negara ataupun daerah. Peran penting tersebut telah mendorong
banyak negara termasuk Indonesia untuk terus berupaya mengembangkan UMKM.
Walaupun kecil dalam skala jumlah pekerja,aset dan omzet, namun karena jumlahnya
cukup besar, maka peranan UMKM cukup penting dalam menunjang perekonomian.
Setidaknya ada 3 alasan yang mendasari negara berkembang memandang pentingnya
keberadaan UMKM, yaitu:
(1) Kinerja UMKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif.
(2) Sebagai bagian dari dinamikanya, UMKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya
melalui investasi dan perubahan teknologi.
(3) Karena sering diyakini bahwa UMKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dari pada
usaha besar.
Sebagaimana usaha UMKM yang ada mereka cenderung tidak memiliki laporan
keuangan. Untuk itu maka perlunya kita mengetahui laporan keuangan milik salah satu usaha
UMKM dan dapat menyusunnya.
1.2 Perumusan Masalah
1 Apakah UMKM ( Produksi tahu) itu?
2 Bagaimana laporan keuangan UMKM itu?
3 Seperti apakah analisa per komponennya?
4 Bagaiamana perhitungan analisa rasionya?
1.3 Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui UMKM ( Produksi tahu)
2 Untuk mengetahui laporan keuangan UMKM
3 Untuk mengetahui analisa per komponennya
4 Untuk mengetahui perhitungan analisa rasionya
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 UMKM ( Produksi Tahu)
Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) ini adalah usaha memproduksi tahu, yang
telah 9 tahun berproduksi bermula dari tahun 2007 hingga sekarang tahun 2016. Yaitu milik
Bapak Edi yang beralamat Jl. Batu Kucing, Gang Putri Mekar Sari 2, Tanjungpinang.
Dalam memulai usahanya Bapak Edi memulai dengan dana sebesar Rp 21.000.000,-.
Yaitu milik pribadinya dan juga meminjam ke Bank. Bapak Edi memproduksi tahu berdasarkan
pesanan dari para pelanggan. Biasanya pelanggan melakukan permintaan orderan setiap harinya.
Dalam pengerjaannya, Bapak Edi hanya dibantu oleh istrinya yaitu ibu Jumini. Dalam
sehari bekerja memakan waktu selama 5 jam. Yaitu dari pukul 11.00 WIB sampai dengan pukul
16.00 WIB. Dan dalam waktu 1 bulan melakukan libur selama 2 hari. Tempat untuk pengelolaan
usahanya adalah rumah pribadi. Bahan baku dalam pembuatan tahu ini berupa kedelai yang
diperoleh dari pasar yang sudah menjadi langganan.
2
2.2 LAPORAN KEUANGAN
2.2.1 Laporan Laba Rugi
Usaha UMKM Bapak EdiLaporan Laba RugiPer 29 Pebruari 2016
(dalam rupiah) Penjualan Bruto Rp 11.856.000 Potongan Penjualan Rp 1.404.000 - Penjualan Bersih Rp 10.452.000 Persediaan Awal Rp 160.000
Pembelian Rp 4.160.000 +
Rp 4.320.000
Persediaan Akhir Rp 240.000 -
Harga Pokok Penjualan Rp 4.080.000 -Laba Kotor Rp 6.372.000 Biaya Biaya Penjualan Biaya Pemasaran Biaya Operasional Biaya Telepon Rp 50.000
Biaya Listrik Rp 323.700 +
Total Biaya Rp (403.700) +
Laba Bersih Rp 5.968.300
3
2.2.2 Laporan Perubahan Modal
Usaha UMKM Bapak Edi Laporan Perubahan Modal
Per 29 Pebruari 2016 (dalam rupiah)
Modal Awal , 1 Februari 2016 11.680.000 Laba Bersih Rp 5.968.300
+
Modal Akhir, 29 Februari 2016 Rp 17.648.300
2.2.3 Neraca
Usaha UMKM Bapak EdiNERACA
Per 29 Pebruari 2016 (dalam rupiah) Aktiva Aktiva Lancar Kas Rp 160.000 Piutang Dagang Rp 228.000
Persediaan Rp 240.000 +
Total Aktiva Lancar Rp 628.000 Aktiva Tetap Tanah Rp13.020.000 Bangunan Rp 3.000.000 Peralatan Rp 2.700.000 Mesin Rp 2.500.000
Ak. Penyusutan Rp (1.600.000) +
Total Aktiva Tetap Rp 19.620.000 + Jumlah Aktiva Rp 20.248.000
4
Utang dan Modal Utang Lancar Utang Dagang Rp 300.000 Utang Jangka Panjang
Utang Bank Rp 2.300.000 +
Jumlah Utang Rp 2.600.000 Modal
Modal Bapak Rp 17.648.300 +
Jumlah Utang dan Modal Rp 20.248.300
2.2.4 Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Penjelasan atas pos – pos akun laporan keuangan
1.AKTIVA
1.1 AKTIVA LANCAR
1.1.1 Kas
Kas ialah seluruh uang yang di pegang oleh pemilik dalam menjalankan
usahanya.
1.1.2 Piutang
Piutang ialah seluruh uang yang masih belum dibayar oleh pelanggan.
1.1.3 Persediaan
Persediaan ialah bahan baku yang belum digunakan untuk proses
produksi seperti kedelai.
1.2 AKTIVA TETAP5
1.2.1 Tanah
Tanah yang digunakan untuk usaha ialah samping rumah dan dinilai
berdasarkan nilai tanah.
1.2.2 Bangunan
Sebuah bangunan sederhana yang di bangun pemilik untuk proses
produksi. Seperti pembelian seng , batako dan alat bangunan lainnya.
1.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan ialan 2 buah wajan besar, 10 baskom, 4 drum,
5 baskom, 1 pisau.
1.2.4 Mesin
Yaitu mesin giling kedelai dan mesin air.
2.UTANG dan MODAL
2.1 Utang
2.1.1 Utang Lancar
Utang kepada pemasok bahan baku.
2.1.2 Utang Jangka Panjang
Utang kepada pihak Bank.
2.2 Modal
Modal pemilik.
2.3 ANALISA PER KOMPONEN6
2.3.1 Analisa per Komponen Laporan Laba Rugi
Usaha UMKM Bapak EdiAnalisa per Komponen Laporan Laba Rugi
Per 29 Pebruari 2016Nama Akun 29 Pebruari 2016 %
Penjualan Bruto Rp 11.856.000 100Potongan Penjualan Rp 1.404.000 11,84Penjualan Bersih Rp 10.452.000 88,16 Persediaan Awal Rp 160.000 1,35Pembelian Rp 4.160.000 35,09 Persediaan Akhir Rp 240.000 2,02Harga Pokok Penjualan Rp 4.080.000 34,41Laba Kotor Rp 6.372.000 53,74 Biaya Biaya Penjualan Biaya Pemasaran Rp 30.000 0,25Biaya Operasional Biaya Telepon Rp 50.000 0,42Biaya Listrik Rp 323.700 2,73Total Biaya Rp (403.700) -3,41Laba Bersih Rp 5.968.300 50,34
2.3.2 Analisa per Komponen Neraca
7
Usaha UMKM Bapak EdiAnalisa per Komponen Neraca
Per 29 Pebruari 2016Nama Akun 29 Pebruari 2016 %
Aktiva Aktiva Lancar Kas Rp 160.000 0,79 Piutang Dagang Rp 228.000 1,13 Persediaan Rp 240.000 1,19 Total Aktiva Lancar Rp 628.000 3,10 Aktiva Tetap Tanah Rp 13.020.000 64,30 Bangunan Rp 5.700.000 28,15 Mesin Rp 2.500.000 12,35 Ak. Penyusutan Rp (1.600.000) (7,90)Total Aktiva Tetap Rp 19.620.000 96,90 Jumlah Aktiva Rp 20.248.000 100,00 Utang dan Modal Utang Lancar Utang Dagang Rp 300.000 1,48 Utang Jangka Panjang Utang Bank Rp 2.300.000 11,36 Jumlah Utang Rp 2.600.000 12,84 Modal Modal Bapak Rp 17.648.300 87,16 Jumlah Utang dan Modal Rp 20.248.300 100,00
2.4 ANALISA RASIO
8
2.4.1 RASIO RENTABILITAS
Setiap penjualan satu rupiah akan memberikan gambaran berapa besar dari laba kotor
(Gross profit margin). Perbandingan kedua portofolio ini menunjukan ratio gross profit mangin
yang diperoleh perusahaan dengan rumus yang lazim di tulis:
Rumusnya :
Laba bruto Gross profit margin = -------------------- Penjualan bersih Rp 6.372.000,- Gross profit margin = -------------------- Rp 10.452.000,-
Gross profit margin = Rp 0,61
Artinya :
Ratio diatas menunjukkan angka sebesar 61%, hal itu berarti bahwa setiap nilai Rp. 1
penjualan menghasilkan laba sebesar Rp 0,61.
Selain gross profit margin ratio kita dapat juga menghitung operating income ratio atau
sering disebut dengan operating profit margin. Nilai tersebut diperoleh dari memperbandingkan
laba sebelum pajak dan bunga (laba usaha) dengan penjualan bersih. Nilai ini semakin besar
menunjukkan bahwa operasional perusahaan semakin buruk. Rumus menghitungnya adalah
sebagai berikut:
Rumusnya :
Harga pokok + biaya operasi + biaya penjualanoperating profit margin = ---------------------------------------------------------------
Penjualan neto
Rp 4.080.000,- + Rp 3.737.000,- + Rp 30.000,-operating profit margin = ---------------------------------------------------------------
Rp 10.452.000,-
Rp 4.080.000,- + Rp 373.700,- + Rp 30.000,-
9
operating profit margin = --------------------------------------------------------------- Rp 10.452.000,-
Rp 4.483.700,- operating profit margin = ---------------------------------------------------------------
Rp 10.452.000,-
operating profit margin = Rp 0,43
Artinya :
Rasio menunjukkan angka sebesar 43% berarti setiap penjualan bersih sebesar Rp 1,00
membutuhkan biaya operasional sebesar Rp 0,43. Jadi laba bersih dari penjualan tersebut hanya
sebesar Rp 0,57.
Rasio yang juga dipergunakan untuk mengukur keberhasilan kinerja usaha adalah Rate of
return on total assets atau seering disebut dengan Earning power of total investment yang
memberikan gambaran bahwa rasio kemampuan modal yang telah diinvestasikan dalam seluruh
aktiva akan menghasilakan besaran laba yang akan diterima oleh semua investor. Rumus
perhitungannya adalah sebagai beriktut:
Rumusnya :
Laba usaha ROA = ---------------------------- Jumlah aktiva
Rp 5.968.300,- ROA = ---------------------------- Rp 20.248.000,-
ROA = Rp 0,29
Artinya :
Rasio ini menunjukkan angka sebesar 29%, berarti setiap Rp 1,00 modal akan menghasilkan
laba sebesar Rp 0,29 untuk dibagi pada semua investor.
Apabila ingin menghitung seberapa besar kemampuan suatu modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva yang dioperasionalkan perusahaan untuk memperoleh laba
10
(keuntungan) neto yang sering disebut Net Rate of return on investment atau Net Earning power
ratio, caranya adalah sebagai berikut:
Rumusnya :
Laba bersih (EAT)ROI = ---------------------------------
Aktiva usaha
Rp 5.968.300,- ROI = ---------------------------- Rp 20.248.000,-
ROI = Rp 0,29
Artinya :
Rasio ini menunjukkan angka sebesar 29%, berarti setiap Rp 1,- aktiva akan menghasilkan
laba neto sebesar Rp 0,29 untuk dibagi pada semua investor.
Selanjutnya apabila akan menghitung besarnya kemampuan modal sendiri dalam
menghasilkan laba (keuntungan) bagi pemegang saham, sering disebut dengan Rate of return for
owners atau Rate of return on net wort
Rumusnya :
Laba bersih (EAT)ROE = ---------------------------------
Jumlah modal sendiri
Rp 5.968.300,-ROE = ---------------------------------
Rp 17.648.300,-
ROE = Rp 0,34
Artinya :
Rasio ini menunjukkan angka sebesar 34%, berarti setiap Rp 1,- modal sendiri akan
menghasilkan laba neto sebesar Rp 0,34 untuk dibagi pada semua investor (pemegang saham).
2.4.2 RATIO AKTIVITAS/ RATIO PEMANFAATAN AKTIVA
11
Rasio yang menggambarkan berapa besarnya kemampuan modal diinvestasikan dapat
menghasilkan pendapatan atau kemampuan dana berputar dalam keseluruhan aktiva pada periode
tertentu disebut total asset tern over dengan rumus sebagai berikut:
Rumusnnya :
Penjualan neto Perputaran Asset = ----------------------------------
Jumlah aktiva rata-rata
Rp 10.452.000,- Perputaran Asset = ----------------------------------
Rp 20.248.000,-
Perputaran Asset = Rp 0,52
Artinya :
Rasio ini menunjukkan angka sebesar 52% atau 0,52 : 1 atau 0,52 kali, yang berarti
bahwa dana yang tertanam di keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu bulan berputar 0,52 kali atau
setiap Rp. 1,- aktiva menghasilkan revenue sebesar Rp. 0,52,- dalam satu bulan. Semakin besar
nilai ini semakin menunjukkan kondisi produktifitasnya baik./ tinggi.
Sementara receivable turn over adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perputaran
dana pada piutang dalam suatu periode tertentu. Untuk menghitung receivable turn over
digunakan rumus sebagai berikut:
Rumusnnya :
Penjualan kreditPerputaran piutang = ---------------------------
Piutang rata –rata
Rp 5.226.000,-Perputaran piutang = ---------------------------
Rp 228.000,-
Perputaran piutang = Rp 23,-
Artinya :
12
Rasio ini menunjukkan angka sebesar 23 kali, yang berarti bahwa dana yang tertanam
dalam satu bulan. piutang berputar sebanyak 23 kali. Semakin besar nilai ini semakin
menunjukkan kondisi produktifitasnya baik./ tinggi.
Rasio yang menggambarkan kemampuan perputaran dana dalam inventory (persediaan)
pada periode tertentu disebut inventory turn over, rumusnya adalah sebagai berikut:
Rumusnnya :
Harga Pokok PenjualanPerputaran Persediaan = -----------------------------------
Persediaan rata – rata
Rp 4.080.000,-Perputaran Persediaan = -----------------------------------
Rp 240.000,-
Perputaran Persediaan = Rp 17,-
Perputara ini juga akan menunjukkan likuiditas pada inventory bertendensi adanya
kondisi overstock. Sebagai contoh apabila rasio mununjukkan angka sebesar 17 kali, maka berarti
bahwa dana yang tertanam pada inventory rata-rata berputar sebanyak 17 kali dalam sebulan.
Semakin besar kemampuan perputarannya semakin menunjukkan produktifitas yang baik.
13
2.4.3 RASIO LIKUIDITASKondisi suatu perusahaan dikatakan baik apabila keuangan perusahaan tersebut likuid.
Ada beberapa macam rasio likuiditas untuk mengetahui kondisi likuiditas perusahaan pada
periode-periode tertentu yakni rasio lancar (curent ratio) dan rasio tunai (acid test ratio),
selengkapnya sebagai berikut:
1. Rasio Lancar adalah dimana rasio menunjjukkan seberapa besar utang lancar dijamin
dengan jumlah harta lancer.
2. Rasio tunai adalah rasio yang menunjukkan berapa besar utang lancar dijamin
dengan harta tunainya.
3. Collection periode ratio adalah merupakan rasio berapa besar rata-rata lamanya
piutang dibayar.
4. Days sales inventory ratio adalah rasio yang menunjukkan rata- rata lamanya
persediaan di gudang.
5. Working Capital ratio adalah merupakan kemampuan modal kerja bersih berputar
dalam satu periode.
Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan tanggung
jawab berupa hutang lancar. Semakin cepat/ segera hutang lancar dibayar maka semakin baik
kondisi likuiditas perusahaan tersebut. Agar semakin pendek jangka waktu penyelesaian utang
lancarnya, diperlukan harta lancar yang cukup besar. Kondisi ini digambarkan sebagai berikut:
Rumusnnya :
Harta lancar CR = ----------------- = 2 : 1
Utang lancar
Rp 628.000,-CR = -----------------
Rp 300.000,-
CR = Rp 2,09
Artinya :
Rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- utang lancar , di tanggung Rp 2,09
harta lancar. Atau setiap Rp 2,09 harta lancar menjamin Rp 1,- utang lancar.
14
2.4.4 RASIO SOLVABILITAS
Selain analisa laporan keuangan menggunakan rasio rentabilitas, rasio aktifitas dan rasio
likuiditas, instrument analisis juga menggunakan rasio solvabilitas. Pemakaian analisa solvabilitas
untuk mengetahui posisi atau keadaan suatu perusahaan dari tinjauan kemapuan perusahaan dalam
menyelesaikan kewajiban yang telah jatuh tempo. Lebih khusus menganalisa antara harta dan
utang suatu perusahaan. Rasio – rasio solvabilitas yang perlu diperhatikan diantaranya adalah
total debt to equity ratio, total debt to total assets ratio, long term debt to equity ratio dan time
interest earned ratio.
Solvabilitas dari suatu perusahaan adalah kemampuannya melunasi utang kepada pihak
diluar perusahaan. Hal lain yang menunjukkan tidak solvable-nya suatu perusahaan bisa
disebabkan adanya kebakaran yang dapat mengakibatkan berkurangnya harta perusahaan secara
drastis.
Rasio solvabilitas menggambarkan kelebihan modal sendiri (pemegang saham) melebihi
kewajiban utangnya. Ukuran yang paling mudah untuk mengukur suatu perusahaan itu solvable
atau tidak, dapat dilihat dari apakah hartanya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan utang
pada pihak luar. Jadi semakin besar harta yang dimiliki suatu perusahaan dibandingkan hutang
pada pihak luar, maka semakin solvable. Biasanya untuk mengukur kemapuan solvabilitas
dipergunakan prosentase antara harta dan kewajiban utang pada pihak luar. Semakin tinggi rasio
solvabilitas, maka semakin tinggi dana pemegang saham atau kekayaan perusahaan. Dengan kata
lain apabila semakin besar bagian dana pemegang saham dalam perusahaan semakin mudah
perusahaan dapat melunasi utangnya pada pihak luar.
a. Total debt to Equity ratio
Adalah gambaran dari setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan terhadap keseluruhan
utang pihak luar perusahaan. Rumus yang dipergunakan sebagai berikut:
Rumusnnya :
Utang Lancar + Utang jangka panjangDebt to Equity Ratio = ----------------------------------------------------- X 100%
Jumlah Modal Sendiri
Rp 300.000,- + Rp 2.300.000,-Debt to Equity Ratio = ----------------------------------------------------- X 100%
Rp 17.658.300,-
Rp 2.600.000,-
15
Debt to Equity Ratio = ----------------------------------------------------- X 100%Rp 17.658.300,-
Debt to Equity Ratio = 14,72%
Artinya :
Rasio ini menunjukkan angka sebesar 14,72% / 15% atau 0,15 : 1 berarti 0,15 dari
setiap Rp. 1,- modal sendiri menjadi jaminan dari keseluruhan utang. Semakin kecil
persentase rasio ini, maka semakin baik keadaan modal sendiri dibandingkan jumlah utang
seluruhnya.
b. Total Debt to total capital assets ratio
Adalah gambaran rasio yang menunjukkan dari setiap bagian aktiva yang dipergunakan
untuk menjamin utang pihak luar perusahaan. Dengan kata lain beberapa bagian dari
keseluruhan dana yang dibelanjai dengan utang pada pihak luar. Rumus yang dipergunakan
sebagai berikut:
Rumusnya :
Utang Lancar + Utang jangka panjangDebt to Asset Ratio = --------------------------------------------------- X 100%
Total Aktiva
Rp 300.000,- + Rp 2.300.000,-Debt to Asset Ratio = ----------------------------------------------------- X 100%
Rp 20.248.000,-
Rp 2.600.000,-Debt to Asset Ratio = ----------------------------------------------------- X 100%
Rp 20.248.000,-
Debt to Asset Ratio = 13%
Artinya :
Rasio ini menunjukkan angka sebesar 13% atau 0,13 : 1 berarti Rp. 0,13,- dari
setiap Rp. 1,- aktiva menjadi jaminan dari keseluruhan utang. Semakin kecil persentase
rasio ini, maka semakin kecil total aktiva yang dipakai untuk menjamin utang seluruhnya.
c. Long Term Debt to Equity ratio
16
Adalah gambaran rasio dari setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan terhadap utang
jangka panjang yang berasal dari pihak luar perusahaan. Rumus yang dipergunakan sebagai
berikut:
Rumusnya :
Utang jangka panjang Long Debt to Equty Ratio= ---------------------------------- X 100%
Jumlah Modal Sendiri
Rp 2.300.000,- Long Debt to Equty Ratio= ---------------------------------- X 100%
Rp 17.648.300,- Long Debt to Equty Ratio= 13%
Artinya :
Rasio ini menunjukkan angka sebesar 13% atau 0,13 : 1 berarti Rp 0,13,- dari
setiap Rp. 1,- modal sendiri digunakan menjadi jaminan dari utang jangka panjang.
Semakin kecil persentase rasio ini, maka semakin besar modal sendiri yang dipakai untuk
menjamin utang jangka panjang. Dengan kata lain kondisi keuangan perusahaan semakin
buruk.
d. Time Interest Earned Ratio
Adalah gambaran rasio dari besarnya keuntungan yang dijadikan jaminan terhadap bunga
utang jangka panjang yang berasal dari pihak luar perusahaan. Rumus yang dipergunakan
sebagai berikut:
Laba Usaha (EBIT)Interest Earned Ratio = -------------------------------------- X 100%
Bunga Utang Jangka panjang
Rp 5.968.300,-Interest Earned Ratio = -------------------------------------- X 100%
Rp 230.000,-
Interest Earned Ratio = 26%
Artinya :
Rasio ini menunjukkan angka sebesar 26 kali berarti setiap Rp. 1,- bunga utang
jangka panjang di jamin dengan laba sebesar Rp. 26,- yang diperoleh perusahaan.
17
Semakin besar persentase rasio ini, maka semakin besar keuntungan yang dipakai untuk
dapat menjamin bunga utang jangka panjang. Dengan kata lain kondisi keuangan
perusahaan semakin baik.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat berpengaruh dalam pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Usaha yang cukup dibilang kecil namun menghasilkan omzet yang besar
tiap tahunnya. Namun, untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) itu sendiri, pelaku
usaha sangat jarang yang membuat laporan keuangan dari usaha mereka. Bisa jadi mereka tidak
tau cara membuatnya, atau malas membuat. Padahal, dengan membuat laporan keuangan, maka
proses dari hasil produksi mereka akan teratur. Dan mereka dapat melihat hasil dari proses usaha
dari laporan keuangan tersebut.
Dengan adanya penyelesaian dari tugas ini, memberikan pemahaman / bimbingan
tentang penyusunan laporan keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dan juga
memberikan pelatihan kepada mahasiswa bagaimana menerapkan ilmu yang telah di pelajari pada
usaha yang nyata.
3.2 Saran1. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai acuan pembuatan laporan keuangan UMKM.
2. Semoga dapat digunakan untuk proses pembelajaran.
3. Proses pembimbingan untuk tetap dilanjutkan, guna pembimbingan penyusunan laporan
keuangan pelaku usaha UMKM.
4.Sebagai pelatihan kepada mahasiswa untuk turun ke lapangan dalam menerapkan ilmu
akuntansi.
5. Memberikan manfaat bagi mahasiswa dan pelaku usaha.
19