makalah filsafat olahraga "pemikiran filsuf plato"

18
MAKALAH FILSAFAT OLAHRAGA “PEMIKIRAN FILSUF SEORANG PLATO” DISUSUN OLEH : WENESIA FAJAR HEKSANTI 16060484031 PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI i

Upload: wenesia-fajar

Post on 12-Apr-2017

14 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah filsafat olahraga "PEMIKIRAN FILSUF PLATO"

MAKALAH FILSAFAT OLAHRAGA

“PEMIKIRAN FILSUF SEORANG PLATO”

DISUSUN OLEH :

WENESIA FAJAR HEKSANTI

16060484031

PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

i

Page 2: Makalah filsafat olahraga "PEMIKIRAN FILSUF PLATO"

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Allah Yang Maha Pemurah,

karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang waktunya.

Dalam makalah ini saya membahas “PEMIKIRAN FILSUF SEORANG PLATO”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pengetahuan kita tentang pemikiran seorang

Plato dalam filsafat.

Surabaya, 05 Maret 2017

Penyusun

ii

Page 3: Makalah filsafat olahraga "PEMIKIRAN FILSUF PLATO"

DAFTAR ISI

HALAMAN UTAMA............................................................................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii

BAB 1

PENDAHULUAN. ..............................................................................................................4

a. LATAR BELAKANG ......................................................................................4

b. RUMUSAN MASALAH ......................................................................................5

BAB 2

PEMBAHASAN ...........................................................................................................6

a. BIOGRAFI PLATO ...............................................................................................6

b. PEMIKIRAN PLATO ...................................................................................6

c. KAITAN PEMIKIRAN PLATO DAN OLAHRAGA ...................................10

BAB 3

PENUTUP.............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12

iii

Page 4: Makalah filsafat olahraga "PEMIKIRAN FILSUF PLATO"

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Filsafat itu sendiri berasal dari kata Yunani Philosophia Philos: teman, cinta dan

Sophos, sophia:bijaksana, kebijaksanaan. Jadi philosophia artinya cinta kebijaksanaan.

Oleh karena itu seorang filsuf adalah orang yg selalu mencintai kebijaksanaan. Filsafat

adalah tingkat diskusi yang tertinggi yang meliputi pengembangan menjawab pertanyaan

berkaitan dengan hakikat kebenaran, penilaian keadilan dan kenyataan.

Secara etimologis bila mengacu kepada kata philos, philein maka filsafat artinya

mencintai hal-hal yg bersifat bijaksana (kata sifat). Jika mengacu kepada asal kata philos

dan sophia maka filsafat artinya teman kebijaksanaan (kata benda)

Kata philosophia digunakan pertama kali oleh Pythagoras ketika ditanya apakah dia

adalah seorang yang bijaksana. Pythagoras dengan rendah hati menjawab bahwa dia

adalah pencinta kebijaksanaan (lover of wisdom).

Dalam perkembangan philosophia mengandung arti yang lebih luas daripada

kebijaksanaan yakni:

(1)Kerajinan

(2)Kebenaran pertama

(3)Pengetahuan yang luas

(4) Kebajikan intelektual

(5) Pertimbangan yang sehat

(6) Kecerdikan dalam memutuskan hal-hal praktis

Secara terminologis, filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencapai pengetahuan

tentang kebenaran yang asli.Filsafat dimulai di Yunani pada abad ke 6 SM. Setelah

memasuki zaman kuno, filsafat kembali ditenggelamkan oleh teologi ketika agama

Kristen bangkit dan Roma jatuh. Periode kejayaan filsafat yang kedua adalah abad ke-11

4

Page 5: Makalah filsafat olahraga "PEMIKIRAN FILSUF PLATO"

– 14 dan diakhiri dengan kebingungan-kebingungan yang berpuncak pada reformasi.

Periode ketiga, dari abadke-17 sampai sekarang.Di antara seluruh filosuf, baik pada

zaman kuno, pertengahan maupun modern, Plato dan Aristoteles adalah dua tokoh paling

berpengaruh. Dengan demikian, dalam sejarah tentang pemikiran filsafat memang

sangatlah perlu membicarakan pemikiran dari Plato. Tulisan ini berusaha untuk

memberikan gambaran singkat tentang pemikiran Plato, khususnya ketika membicarakan

tentang realitas yang sesungguhnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana biografi Plato?

2. Apa isi pemikiran filsuf seorang Plato?

3. Apa kaitannya pemikiran Plato dengan olahraga?

5

Page 6: Makalah filsafat olahraga "PEMIKIRAN FILSUF PLATO"

BAB 2

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI PLATO

Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) ialah seorang ahli filsafat (Filosof) dan Matematikawan

Yunani. Plato lahir di Athena pada sekitar 428 SM atau 427 SM, dan meninggal di tanah

kelahirannya pula Athena, pada sekitar 347 SM, saat meninggal  Plato berumur sekitar 80

tahun. Plato merupakan satu dari tiga tokoh filsafat Yunani yang paling berpengaruh di dunia

hingga saat ini, yakni selain gurunya Sokrates dan muridnya Aristoteles.

Pada awalnya, Plato memiliki nama Aristokles. Sedangkan nama Plato  sendiri

merupakan julukan yang ia terima dari pelatih senamnya, Kata Plato sendiri dalam bahasa

Yunani berarti lebarnya, dan nama Plato ia terima karena dahi dan bahuya yang amat lebar.

Akhirnya nama Plato digunakannya dalam setiap karya yang ia hasilkan.

Plato adalah sosok dengan perawakan tinggi dan tegap, raut wajahnya, bentuk wajahnya,

serta parasnya membentuk perawakan yang nampak bagus dan harmoni. Akhirnya dalam

tubuh besar dan sehat inilah lahir pemikiran-pemikiran yang mendalam dan tajam. Yang

pandangan matanya seolah-olah menggambarkan ia hendak mengisi dunia ini dengan cita-

citanya.

B. PEMIKIRAN PLATO

Plato merupakan filsuf Yunani yang menghasilkan banyak karya, ada yang berupa karya

sendiri mau pun karya yang dibuatkan oleh para muridnya. Cita-cita Plato dahulunya ingin

menjadi seorang politikus, tetapi dikarenakan kejadian bahwa Socrates mati dihukum minum

racun, pupus sudah cita-citanya. Plato mengurungkan niatnya menjadi seorang politikus

dikarenakan Socrates itulah yang merupakan gurunya selama 8 tahun.

Ajaran Plato dapat dikategorikan menjadi tiga besar yaitu: ajaran tentang ide, ajaran

tentang jiwa, dan ajaran tentang manusia.

1. Ajaran tentang ide-ide

Tentang Ide dan Pengenalan Plato sebelumnya telah memberi solusi terhadap persoalan

tentang sesuatu yang berubah dan sesuatu yang tetap. Persoalan ini merupakan perlawanan

pemikiran antara Herakleitos dan Parmenides. Plato memberi solusi dengan mengemukakan

gagasan bahwa ada sesuatu yang tetap dan ada pula yang berubah. Dari sini Plato sekaligus

6

Page 7: Makalah filsafat olahraga "PEMIKIRAN FILSUF PLATO"

menyetujui pendapat keduanya serta menambahkan pendapat Parmenides bahwa sesuatu

yang tetap kekal tidak berubah itu adalah ide atau “idea”.

Menurut Plato ide merupakan sesuatu yang memimpin pemikiran manusia. Ide bukanlah

hasil pemikiran subjektif, melainkan ide itu objektif. Ide lepas dari subjek yang berpikir.

Meski pun tiap orang berbeda dengan orang yang lain, atau tidak ada orang yang persis sama

meski pun ia anak kembar, tetap saja orang adalah manusia inilah idenya yang tak berubah

itu. Adanya suatu pengamatan dan pengungkapan yang serba bervariasi dan berubah itu

merupakan pengungkapan atas ide yang tidak berubah. Orang bisa mengamati satu benda

yang sama tetapi masing-masing orang punya pendapat lain.

Plato memiliki pandangan lebih tentang hakikat atau esensi dari segala sesuatu

dibandingkan dengan Socrates. Plato meneruskan pendapat Socrates bahwa hakikat segala

sesuatu bukan hanya dapat diketahui melalui keumuman, melainkan hakikat dari segala

sesuatu itu nyata dalam ide. Solusi pertentangan Herakleitos dan Parmenides, dikemukakan

Plato dengan mengkategorikan dua macam dunia, yaitu dunia yang serba berubah, serba

jamak, dan tiada hal yang sempurna, sifatnya inderawi. Lalu dunia ide, yang merupakan

dunia tanpa perubahan, tanpa kejamakan dalam artian bahwa (yang baik hanya satu, yang adil

hanya satu, dan sebagainya) dan bersifat kekal.

2. Ajaran tentang jiwa

Plato menganggap bahwa jiwa meruakan pusat atau inti sari kepribadian manusia, dan

pandangannya ini dipengaruhi oleh sokrates, Orfisme dan mazhab Pythagorean. Jiwa

mempunyai sifat-sifat yang sama dengan idea-idea, jadi sifatnya abadi dan tidak berubah.

Plato mengatakan bahwa dengan kita mengenal sesuatu benda atau apa yang ada di dunia ini

sebenarnya hanyalah proses pengingatan sebab menurutnya setiap manusia sudah mempunyai

pengetahuan yang dibawanya pada waktu berada di dunia idea, dan ketika manusia masuk ke

dalam dunia realitas jasmani pengetahuan yang sudah ada itu hanya tinggal diingatkan saja

maka Plato menganggap tugas seorang guru adalah mengingatkan muridnya tentang

pengetahuan yang sebetulnya sudah lama mereka miliki.

3. Ajaran tentang Manusia

Tentang Manusia Menurut Plato ada dua hal yang utama dalam manusia yaitu jiwa dan

tubuh, keduanya merupakan kenyataan yang harus dibedakan dan dipisahkan. Jiwa berada

sendiri. Jiwa adalah sesuatu yang dikodrati, yang berasal dari dunia ide dan oleh karenanya

7

Page 8: Makalah filsafat olahraga "PEMIKIRAN FILSUF PLATO"

bersifat kekal, tidak dapat mati (Hadiwijono, 43:2005). Tidak seperti Socrates yang

menganggap bahwa jiwa merupakan satu asas tunggal, Plato memiliki pendapat bahwa jiwa

memiliki tiga bagian yaitu: rasional yang dihubungkan dengan kebijaksanaan yang dapat

mengendalikan kepada rasa yang lebih rendah seperti nafsu, kehendak yang dihubungkan

dengan kegagahan, dan keinginan yang dihubungkan dengan nafsu (Delfgaauw, 25:1992).

Plato percaya bahwa jiwa itu dipenjarakan di dalam tubuh, oleh karena itu jiwa harus

dilepaskan dengan cara berusaha mendapatkan pengetahuan untuk melihat ide-ide. Plato juga

percaya bahwa ada pra-eksistensi jiwa dan jiwa itu tidak dapat mati. Dalam tubuh jiwa

terbelenggu dan untuk melepas jiwa dari tubuh hanya sedikit orang yang berhasil (mencapai

pengetahuan dan mengalami ide-ide). Sikap yang selalu terpikat pada ke-tubuh-an kongkrit

inilah yang membuat sulit.

  Ada sebuah mitos yang diuraikan oleh Plato sehingga dapat mudah memahami

maksud Plato tentang jiwa dan tubuh. Manusia dilukiskan sebagai orang-orang tawanan yang

berderet-deret dibelenggu di tengah-tengah sebuah gua, dengan muka mereka dihadapkan ke

dinding gua, dan tubuh mereka membelakangi lubang masuk gua. Sementara di luar gua ada

api unggun yang sinarnya sampai ke dalam gua dan di luar itu pula ada banyak orang yang

lewat. Secara otomatis cahaya api unggun tadi membuat bayangan orang pada dinding gua,

tentu saja para tawanan tadi melihat bayangan tadi.

Para tawanan itu pun selama hidupnya hanya melihat bayangan, dan mereka menganggap

bahwa itulah kenyataan hidup. Pada suatu hari seorang tawanan dilepaskan dan dibolehkan

untuk melihat ke belakang ke luar gua. Akhirnya seorang tawanan itu tahu bahwa yang

selama ini dilihat adalah bayangan belaka. Tawanan itu pun menyadari bahwa kenyataan

yang baru saja dilihat ternyata jauh lebih indah dari pada bayangan. Lalu tawanan yang telah

memiliki pengalaman dan menyadari bahwa kenyataan di luar lebih indah itu menceritakan

kepada para tawanan lain. Tetapi reaksi mereka di luar dugaan, mereka tidak percaya dan

membunuh tawanan yang bercerita.

Begitu sulitnya untuk lepas dari belenggu tubuh, oleh karena itu paling tidak menurut

Plato, orang harus berusaha untuk memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya tentang

kenyataan dan ide-ide. Hal ini juga berarti Plato tidak menyuruh untuk lari dari dunia, tetapi

hal yang sempurna tidak akan ada didapatkan di dunia ini. Oleh karenanya usaha untuk

memperoleh hal yang terbaik di dunia manusia harus mendapat pendidikan. Pendidikan

8

Page 9: Makalah filsafat olahraga "PEMIKIRAN FILSUF PLATO"

bukan hanya persoalan akal semata, tetapi juga memberi bimbingan kepada perasaan-

perasaan yang lebih tinggi, supaya mengarahkan diri pada akal demi mengatur nafsu-nafsu.

Plato juga menentang pandangan yang mepersamakan pengetahuan dengan perseps. Dia

mengawalinya dengan menyatakan bahwa kita mempunyai persepsi melalui mata dan telinga,

bukan dengan mata dan telinga, dan ia juga melanjutkan peryataannya bahwa sejumlah

pengetahuan kita tidak ada kaitannya dengan organ inderawi. Untuk memisahkan tentang apa

yang dapat diterima atau yang harus ditolak dalam argumen yang mennetang tentang

penyamaan pengetahuan dengan persepsi tidaklah mudah. Plato membaginya menjadi tiga

tesis yang saling berkaitan:

1)      Pengetahuan adalah persepsi

Dalam hal ini dijelaskan bahwa perbandingan, pengetahuan tentang eksistensi, dan

pemahaman tentang bilangan-bilangan, adalaha hal-hal yang esensial dalam pengatahuan

namun tidak dapat digolongkan dalam persepsi sebab bukan hasil dari kerja organ inderawi.

2)      Manusia adalah ukuran segala sesuatu

Dalam hal ini kita harus bisa dan mampu untuk membedakan antara hasil persepsi dan

kesimpulan. Hasil persepsi, setiap manusia, tidak bisa tidak, terbatasi pada dirinya sendiri,

apa yang harus dia ketahui tentang hasil persepsi orang lain bersumber dari kesimpulan

berdasarkan hasil persepsinya sendiri lewat pendengaran dan pembacaan. Hasil persepsi

orang yang bermimpi dan orang gila,  sebagai hasil persepsi, sama dengan hasil persepsi

orang lain; salah satunya keberatan terhadapan hasil persepsi yang demikian adalah konteks

mereka yang tidak lazim, mereka lebih cenderung melahirkan kesimpulan yang keliru.

3)      Segala sesuatu dalam keadaan mengalir

Oposisi logika diciptakan sekedar untuk memudahkan kita, sementara untuk mengkaji

perubahan yang berlangsung terus-menerus diperlukan perangkat kuantitatif. Perubahan arti

kata akan lebih lambat dibandingkan dengan perubahan yang digambarkan melalui kata-kata

adlah sesuatu yang niscaya, tetapi bahwa tidak terjadi perubahan dari kata-kata adalah

sesuatu yang tiddak niscaya. Kata-kata abstrak tidak berlaku dalam logika dan matematika

9

Page 10: Makalah filsafat olahraga "PEMIKIRAN FILSUF PLATO"

tetapi hanya berkaitan dengan forma danmateri dari suatu proposisi. Dan untuk mewujudkan

hal tersebut dilakukan dengan budi pekerti dari penduduknya melalui pendidikan.

C. KAITAN PEMIKIRAN PLATO DENGAN OLAHRAGA

Seperti halnya pemikiran Plato bahwa Tentang Manusia Menurut Plato ada dua hal yang

utama dalam manusia yaitu jiwa dan tubuh, keduanya merupakan kenyataan yang harus

dibedakan dan dipisahkan. Jiwa berada sendiri. Jiwa adalah sesuatu yang dikodrati, yang

berasal dari dunia ide dan oleh karenanya bersifat kekal, tidak dapat mati. Dan Plato percaya

bahwa jiwa itu dipenjarakan di dalam tubuh, oleh karena itu jiwa harus dilepaskan dengan

cara berusaha mendapatkan pengetahuan untuk melihat ide-ide. Sehingga kaitannya dengan

olahraga itu sendiri adalah bahwa seorang manusia haruslah mengeluarkan usahanya untuk

mendapatkan hasil yang maksimal. Meskipun seorang manusia itu telah diberi bakat dari

kecil, namun tanpa adanya usaha yang lebih maka tak ada gunanya. Bahkan seorang yang tak

mempunyai bakat sekalipun apabila memiliki sebuah usaha yang besar, maka tak dipungkiri

bisa mengalahkan seorang yang memiliki bakat.

Manusia yang dikaruniai oleh Tuhan dengan tinggi dan postur tubuh yang bagus dan cocok

untuk menjadi atlit voli, namun apabila tak ada kerja keras dan usaha maka semua akan sama

saja. Meskipun seorang manusia yang posturnya tingginya kurang, apabila adanya usaha

keras maka bisa saja menjadi pemain voli.

10

Page 11: Makalah filsafat olahraga "PEMIKIRAN FILSUF PLATO"

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Seperti apa kata Plato, bahwa hidup ini adalah dimana kita harus berusaha dengan keras

untuk memunculkan warna jiwa yang ada pada diri kita sendiri. Seorang tanpa bakat bahkan

bisa menjadi seperti venus, venus bukanlah bintang namun bersinar paling terang. Jiwa yang

tertanam dalam diri manusia haruslah diasah dengan adanya pengetahuan dan teknologi agar

muncul dengan baik. Serta dibutuhkan adanya peranan orang orang terdekat dalam

memunculkan jiwa besar manusia tersebut.

11

Page 12: Makalah filsafat olahraga "PEMIKIRAN FILSUF PLATO"

DAFTAR PUSTAKA

Noerbai. 2005. Filsafat Pendidikan Jasmani & Olahraga. Surabaya : UNESA University Press

http://axial-axialis.blogspot.co.id/2013/01/seputar-teantang-filsafat-olahraga.html

http://www.si-pedia.com/2014/11/biografi-dan-pemikiran-filsafat-plato.html

https://a11youni.wordpress.com/2012/03/28/filsafat-pendidikan-jasmani-dan-olahraga/

12