sejarah filsafat kontemporer dan · pdf filefilsafat adalah dialog.1 setiap pembahasan tentang...

16
Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/1 SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN POSTMODEREN (abad 20-21) 1. Pengantar: dari Modernitas menuju Filsafat Kontemporer Filsafat adalah dialog. 1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam harus selalu memperhatikan relasinya dengan pemikiran filsuf lain sezaman atau zaman sebelumnya. Sebeb setiap filsuf membangun pemikiran filosifisnya dalam dialog dengan para pemikir lainnya. Itulah salah satu karakter dasar filsafat yang membedakannya dari disiplin ilmu pengetahuan lainnya. Seorang ahli ilmu pengetahuan alam kontemporer misalnya tidak perlu mengetahui secara baik sejarah ilmu pengetahuan alam atau apa yang pernah dilakukan Isaac Newton, pendiri ilmu pengetahuan alam dari abad ke-18. Ketidaktahuan ini tidak mengurangi kompetensinya sebagai ahli ilmu alam. Dalam filsafat, seseorang tidak mungkin disebut filsuf jika tidak mengetahui dengan baik pemikiran para filsuf besar seperti Platon, Aristoteles, Kant, dan lain-lain. Karena itu sejarah filsafat merupakan sesuatu yang substansial dalam studi filsafat. Dalam studi sejarah filsafat biasanya dikenal empat tahapan periodisasi. 2 Pertama, filsafat Yunani dan Romawi Kuno bermula dari masa lahirnya filsafat pada abad ke- 6 SM hingga tahun 529 M. Pada tahun ini Kaiser Justianus dari Byzantium yang dekat dengan agama Kristen menutup semua sekolah filsafat kafir di Athena. Kedua, filsafat Abad Pertengahan yang meliputi pemikiran Boëthius (abad ke-6) sampai dengan Nicolaus Cusanus (abad ke-15), dengan puncaknya abad ke-13 dan permulaan abad ke-14. Ketiga, filsafat moderen yang diawali oleh pemikiran para filsuf Renaissance tetapi mekar secara meyakinkan dengan filsafat RenDescartes (1596-1650) dan berakhir dengan pemikiran Friedrich Nietzsche (1844-1900). Keempat, filsafat kontemporer yang berawal dari periode setelah abad ke-19 hingga sekarang. Filsafat abad ke-20 adalah puncak 2500 tahun sejarah filsafat, ditandai dengan diferensiasi disiplin ilmu dan pendidikan filsafat serta proses radikalisasi kritik 1 Bdk. K. Bertens, Sejarah Filsafat Kontemporer. Jerman dan Inggris, Jilid I, Jakarta: Kompas Gramedia, 2014, p. 1 2 Bdk. Ibid., p. 2

Upload: trinhhuong

Post on 31-Jan-2018

246 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/1

SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN

POSTMODEREN

(abad 20-21)

1. Pengantar: dari Modernitas menuju Filsafat Kontemporer

Filsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran

filsafat tertentu di masa silam harus selalu memperhatikan relasinya dengan

pemikiran filsuf lain sezaman atau zaman sebelumnya. Sebeb setiap filsuf

membangun pemikiran filosifisnya dalam dialog dengan para pemikir lainnya.

Itulah salah satu karakter dasar filsafat yang membedakannya dari disiplin ilmu

pengetahuan lainnya. Seorang ahli ilmu pengetahuan alam kontemporer misalnya

tidak perlu mengetahui secara baik sejarah ilmu pengetahuan alam atau apa yang

pernah dilakukan Isaac Newton, pendiri ilmu pengetahuan alam dari abad ke-18.

Ketidaktahuan ini tidak mengurangi kompetensinya sebagai ahli ilmu alam.

Dalam filsafat, seseorang tidak mungkin disebut filsuf jika tidak mengetahui dengan

baik pemikiran para filsuf besar seperti Platon, Aristoteles, Kant, dan lain-lain.

Karena itu sejarah filsafat merupakan sesuatu yang substansial dalam studi filsafat.

Dalam studi sejarah filsafat biasanya dikenal empat tahapan periodisasi.2 Pertama,

filsafat Yunani dan Romawi Kuno bermula dari masa lahirnya filsafat pada abad ke-

6 SM hingga tahun 529 M. Pada tahun ini Kaiser Justianus dari Byzantium yang

dekat dengan agama Kristen menutup semua sekolah filsafat kafir di Athena. Kedua,

filsafat Abad Pertengahan yang meliputi pemikiran Boëthius (abad ke-6) sampai

dengan Nicolaus Cusanus (abad ke-15), dengan puncaknya abad ke-13 dan

permulaan abad ke-14. Ketiga, filsafat moderen yang diawali oleh pemikiran para

filsuf Renaissance tetapi mekar secara meyakinkan dengan filsafat Renẻ Descartes

(1596-1650) dan berakhir dengan pemikiran Friedrich Nietzsche (1844-1900).

Keempat, filsafat kontemporer yang berawal dari periode setelah abad ke-19 hingga

sekarang.

Filsafat abad ke-20 adalah puncak 2500 tahun sejarah filsafat, ditandai dengan

diferensiasi disiplin ilmu dan pendidikan filsafat serta proses radikalisasi kritik

1 Bdk. K. Bertens, Sejarah Filsafat Kontemporer. Jerman dan Inggris, Jilid I, Jakarta: Kompas Gramedia,

2014, p. 1 2 Bdk. Ibid., p. 2

Page 2: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/2

rasionalitas pada segala bidang. Radikalisasi kritik akal budi bergerak dari persoalan

ketaksadaran menuju eksistensi manusia dan bahasa hingga masyarakat dan ilmu

pengetahuan. Proses radikalisasi didorong oleh sejumlam bencana kemanusiaan

yang menimpa manusia awal abad kedua puluh: dua perang dunia, holocaust,

Hirosima. Dalam konteks ini modernitas tidak hanya dibangun di atas singgasana

prestasi inovatif teknologi, sosial dan ilmu pengetahuan, melainkan juga ditandai

pelbagai fenomen destruktif. Jadi filsafat abad ke-20 dapat juga dibaca sebagai kritik

radikal atas modernitas. Karena itu pembicaraan tentang filsafat abad ke-20 atau

kontemporer mengandaikan pemahaman tentang modernitas.

1.1. Pemikiran Moderen

Filsafat moderen dimulai dengan pemikiran para filsuf besar abad ke-17. Para

pemikir ini memahami refleksi filosofisnya sebagai sebuah awal baru yang radikal.

Tentu dengan pendasaran yang kokoh dan masuk akal. Namun tak dapat disangkal

pula bahwa apa yang disebut “radikal baru” tersebut memiliki akar-akar yang

tertancap jauh hingga ke abad pertengahan. Sejumlah faktor historis telah

mendorong lahirnya pemikiran moderen. Pada bagian ini akan dikemukanan secara

ringkas beberapa faktor penting yang melahirkan paradigma berpikir moderen yang

sudah bertumbuh di Eropa sejak abad ke-14 hingga abad ke-17.3

Secara singkat pergeseran paradigma tersebut dapat dideskripsikan demikian.

Tatanan atau orde realitas yang bersifat tradisional dan hirarkis sebagaimana

dialami dan dimengerti pada abad pertengahan atau pramoderen perlahan-lahan

runtuh dan di atas puing-puing reruntuhan itu muncul pandangan baru di mana

segala sesuatu berdiri sejajar, setara satu di samping yang lain.

Dalam ilmu pengetahuan perubahan paradigma ini melahirkan metode matematis

kuantitatif yang menjadikan dunia sebagai objek penelitian dan rekayasa teknis

untuk kepentingan manusia. Pada tataran nilai dan keyakinan perubahan ini berarti

setiap individu dibiarkan sendiri mencari jawaban atas persoalan hidup dan

mengambil keputusan. Penekanan pada individualitas dan kebebasan pribadi pun

bertambah. Sejalan dengan ini muncul keharusan untuk menemukan metode yang

membolehkan setiap orang memperoleh kepastian pribadi dan keputusan

bertanggung jawab ketika berhadapan dengan pelbagai keraguan.

1.1.1. Runtuhnya Tatanan Tradisional

3 Bdk. Hans Blumenberg, Die Legitimität der Neuzeit, Frankfurt am Main: Suhrkamp, 1998

Page 3: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/3

Eropa pada akhir abad pertengahan berhasil menciptakan sebuah tatanan sosial dan

kultural yang terstruktur kendati harus melewati pelbagai kesulitan dan

ketegangan.4 Tatanan tersebut berpijak pada Allah sebagai titik tumpuan terakhir.

Namun sejalan dengan berakhirnya era abad pertengahan berakhir pula pandangan

monolitis tersebut. Kesatuan kerajaan, gereja dan masyarakat feodal hirarkis pun tak

dapat dipertahankan lagi.

Gerakan reformasi mengguncang kesetuan Gereja Eropa secara radikal. Dengan

demikian identitias kekristenan dengan satu Gereja yang bercorak sosial dalam

ruang budaya Eropa pun berakhir. Kini terdapat beberapa Gereja atau konfensi.

Setiap individu atau raja harus mengambil keputusan untuk memilih salah satunya.

Sistem budaya Eropa tidak hanya mengalami guncangan secara internal, tapi juga

mengalami transformasi dalam perjumpaan dengan budaya luar. Sebelumnya

terutama selama abad pertengahan kebudayaan Kristen hanya berhubungan dengan

Islam yang juga secara teologis menganut monoteisme dan juga dipengaruhi oleh

filsafat Yunani. Dalam era moderen Eropa dikonfrontasi dengan pelbagai budaya

dan benua yang baru ditemukan dengan ideologi dan agamanya yang tak dikenal

sebelumnya. Revolusi berpikir menerpa Eropa dengan berakhirnya sistem dunia

geosentris.

Dalam filsafat voluntarisme dan nominalisme dengan pencetusnya dari Mazhab

Fransiskan yakni Duns Scotus (1266-1308) dan Wilhelm von Ockham (1285-1349)

menggeser tatanan nilai dan tatanan eksistensi abad pertengahan yang jelas. Ajaran

tentang prioritas kehendak dan prioritas cinta serta pemahaman yang ekstrim

tentang kebebasan Allah dihubungkan dengan penyangkalan atas pengetahuan

konseptual yang benar tentang esensi dari benda-benda (perdebatan seputar

universalia). Dengan latar belakang intelektual seperti ini tatanan penciptaan

tradisional tak mampu lagi memberikan pegangan dan kerangka berpikir yang pasti

bagi manusia.

Thomas Aquinas masih memahami “ada” atau “Sein” sebagai sebuah konsep

analogis yang selalu berarti satu tingkatan kesempurnaan tertentu. Sebaliknya Duns

Scotus mengajarkan konsep ada yang bersifat univok, para komentator Thomas

bahkan mengartikannya sebagai eksistensi semata. Pemahaman ini akhirnya

4Bdk. Emerich Coreth, Harald Schöndorf, Philosophie des 17. und 18. Jahrhunderts, Stuttgart:

Kohlhammer, 2000, p. 13

Page 4: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/4

mengarah kepada konsep “ada” dalam pemikiran moderen sebagai realitas empiris

yang berada satu di samping yang lain.

Juga pandangan tentang alam atau kodrat ikut bergeser. Nominalisme dan ilmu

pengetahuan alam moderen menghancurkan gambaran tentang sebuah tatanan alam

yang otonom dengan tujuan kodrati (telos) tertentu. Di sini kesulitan berhubungan

dengan pemahaman teologis seputar relasi antara rahmat (gratia) dan kodrat (natura)

ikut juga berperan. Sejumlah orang menemukan sebuah kontradiksi ketika rahmat

Allah mengungkapkan kesempurnaan kodrat manusia satu-satunya dan yang

sesungguhnya, sementara manusia tak punya hak atas rahmat tersebut. Akibat dari

pandangan seperti ini, sejumlah orang berpendapat bahwa kodrat atau alam

memiliki kesempurnaan otonom dan tidak membutuhkan rahmat lagi. Teolog

lainnya berpandangan bahwa kodrat manusia sebelum jatuh ke dalam dosa memang

sempurna sehingga tidak membutuhkan rahmat. Namun dosa asal telah

menghancurkan kodrat manusia sehingga seluruh pengetahuan kodrati dan usaha

manusia bersifat sia-sia dan diwarnai dosa. Hal ini telah membuka perdebatan dan

pluralitas interpretasi atas konsep “kodrat”, hingga sampai pada tahap degradasi

alam atau kodrat kepada sekedar instrumen untuk kepentingan-kepentingan

manusia.

1.1.2. Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknik Moderen

Astronom dan ahli fisika seperti Nikolaus Kopernikus (1473-1543), Johannes Kepler

(1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1642) membawa dan memaklumkan

pengetahuan baru bahwa bumi seperti halnya planet-planet lainnya berputar

mengitari mata hari. Kendati tidak semua aspek dapat dibuktikan secara empiris,

pengetahuan ini memenangkan pertarungan diskursus ilmiah dalam bidang

astronomi dan fisika. Runtuhnya gambaran tentang dunia yang lama tidak hanya

mengguncangkan rasa percaya pada tradisi, tapi juga menggugat keyakinan dan

pandangan manusia yang berpijak pada penginderaan.5

Fisika Aristoteles masih mengajarkan bahwa langit memiliki hukum-hukumnya

sendiri. Sekarang bukan saja manusia dan bumi digeser dari pusat kosmos. Tapi tak

ada lagi yang dinamakan tempat-tempat, sfer, arah atau kiblat khusus. Fisika

moderen seperti dirancang oleh Isaac Newton (1643-1727) memahami alam semesta

sebagai ruang geometris homogen yang tak berhingga di mana berlaku hukum-

hukum matematis yang sama. Keanekaragaman kualitatif direduksi menjadi

5 Bdk. Ibid., p. 15

Page 5: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/5

perbedaan kuantitatif sehingga dapat dihitung dan diukur secara eksak matematis.

Hal ini menentukan perkembangan matematik pada awal abad moderen.

Perkembangan ilmu pengetahuan ini berusaha untuk merekonstruksikan segalanya

dari bagian-bagiannya yang terkecil. Jika Aristoteles berpandangan bahwa segala

yang ada merupakan sintesis antara meteri dan forma, perkembangan ilmu

pengetahuan moderen mengajarkan kalau segala sesuatu tersusun dari unsur-unsur

kecil yang tak dapat dibagi-bagi lagi. Partikel terkecil itu dinamakan atom. Fisika

atom ini sejalan dengan konstruksi matematika yang terbangun dari satuan angka

yang terkecil. Pemahaman ini juga berpengaruh untuk bidang lain. Masyarakat

dimengerti sebagai kesatuan dari invidu-individu yang terisolasi satu sama lain dan

pengetahuan kita tentang masyarakat dianalisis hingga ke bagian-bagian detail

tersebut (ide, kesan dan lani-lain).

Penemuan mesin juga membawa perkembangan baru. Mesin tidak lagi digerakkan

oleh manusia atau hewan, tapi menggunakan kekuatan mekanik atau tenaga uap.

Mesin-mesin otomatik pun mulai diciptakan. Pengetahuan tentang tubuh dan

peredaran darah manusia semakin berkembang. Dengan demikian hidup manusia

dan makhluk-makhluk lainnya dapat diinterpretasi secara mekanis. Penemuan

teropong membawa perkembangan pengetahuan baru dalam bidang astronomi.

Tanpa teropong sulit untuk memberikan pembuktian empiris atas sistem yang telah

dibangun oleh Nikolaus Kopernikus.

Perkembangan ilmu pengetahuan tidak dapat dibayangkan tanpa penemuan mesin

cetak oleh Johannes Gutenberg (1397-1468) pada tahun 1450. Mesin cetak

memungkinkan untuk mencetak atau memproduksi buku, kertas-kertas teori, plakat

dan tulisan-tulisan lainnya dalam jumlah besar. Perkembangan industri percetakan

memberikan kontribusi besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian

ilmiah dan penyebaran hasil-hasil penelitian.

1.1.3. Keyakinan akan Ideologi Kemajuan

Pandangan bahwa selalu terdapat perkembangan kebudayaan dan peradaban tinggi

manusia, sudah kita temukan pada zaman Yunani Kuno. Namun keyakinan akan

ideologi kemajuan merupakan pandangan khas abad moderen. Di balik konsep

tentang kemajuan terdapat harapan akhir zaman yang bernuansa religius seperti

dikembangkan oleh Joachim von Fiore (1130-1202) pada abad pertengahan. Joachim

von Fiore berbicara tentang tiga zaman yang sejalan dengan tiga pribadi Ilahi.

Joachim von Fiore meninggalkan pandangan tradisional yang mengatakan bahwa

Page 6: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/6

kelahiran Kristus merupakan puncak segala zaman dan setelah itu tak ada yang

baru lagi. Perkembangan zaman menurut Fiore berakhir dengan pengadilan

terakhir. Kedatangan Yesus menandakan zaman kedua, zaman pribadi Ilahi kedua.

Zaman ini dikuti dengan waktu Roh Kudus sebagai pribadi Ilahi ketiga yang juga

menandai lahirnya zaman ketiga. Zaman ketiga merupakan waktu bagi biara-biara

yang ditandai dengan lahirnya masa profetis dan antiinstitusional.6

Jika konsep religius tentang harapan akhir zaman ini dihubungkan dengan tafsiran

duniawi tentang 1000 tahun apokalypse, maka konsep akhir zaman terarah menuju

masa yang lebih baik. Bersama dengan mesianisme, harapan akhir zaman ini

menciptakan basis bagi terbentuknya ideologi-ideologi kemajuan zaman moderen

hingga marxisme dan esoterik.

Sepanjang akhir abad pertengahan konsep “kemajuan” dipahami sebagai kemajuan

teknologi dan ekonomi. Pandangan ini semakin membentuk pengalaman manusia

dan diolah secara filosofis. Perkembangan baru ini menumbuhkan kesadaran dalam

diri manusia untuk menata sejarahnya sendiri dan mengarahkan tatapan ke masa

depan yang lebih baik sejalan dengan harapan akan munculnya penemuan dan

kreativitas baru dalam bidangn teknologi. Awalnya orang berbicara tentang

kemajuan dalam pelbagai bidang, lalu dalam perkembangan selanjutnya terbangun

sebuah konsep tunggal tentang kemajuan. Dalam perjalanan waktu, kesetiaan pada

tradisi diganti dengan harapan akan masa depan yang lebih baik. Bahkan tak sedikit

yang melihat penyempurnaan manusia sebagai kebahagiaan abadi dalam sebuah

kemajuan dan perkembangan tanpa batas.

Kemajuan dipandang sebagai instrumen yang menentukan bagi pembebasan manusia.

Misi pembebasan merupakan motif utama Aufklärung atau pencerahan, yakni

emansipasi manusia dari kungkungan tradisi, keterberian masa lalu, kekuasaan

institusi dan alam. Emansipasi ini memungkinkan manusia bertindak otonom

terhadap dirinya dan memiliki kebebasan. Emansipasi terungkap dalam dua arah.

Pertama, sebagai pembebasan dari otoritas lewat pertumbuhan otonomi dan proses

demokratisasi. Kedua, pembebasan dari determinasi alam lewat perkembangan ilmu

pengetahuan alam. Proses emansipasi ini menciptakan ketegangan internal yang

senantiasa mewarnai dan membentuk konsep diri manusia moderen hingga kini.

Kerena manusia sebagai pribadi di satu sisi ingin dan dipikirkan sebebas mungkin,

namun di sisi lain manusia adalah objek kajian ilmu pengetahuan alam yang

6 Bdk. Ibid., p. 17

Page 7: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/7

memahami seluruh proses secara deterministis. Ketegangan antara kebebasan dan

determinisme menjadi objek kajian filsafat yang intensif sejak Immanuel Kant.

Ideologi kemajuan tidak saja mewarnai awal sejarah moderen. Ia menguasai

perjalanan sejarah filsafat hingga pertengahan abad ke-19. Premis-premis ideologi

kemajuan tidak saja menjadi rujukan bagi liberalisme, tapi juga berhasil meyakinkan

para penganut idealisme Jerman. Suara kritis terhadap konsep kemajuan mulai

muncul pada pertengahan abad ke-19 seiring dengan munculnya pengaruh

pemikiran Schoppenhauer dalam sejarah filsafat. Akan tetapi, cukup banyak

pemikiran post-idealis seperti teori tiga tahap August Comte, Marxisme dan teori

evolusi Darwin berpijak pada ide kemajuan ini. Juga Charles Sanders Peirce (1836-

1914) menjadikan ideologi kemajuan sebagai titik pijakan bagi pragmatisme.

Perluasan konsep evolusi melampaui ilmu biologi hingga bidang-bidang sejarah dan

kosmologi merupakan dampak dari penerapan ideologi kemajuan. Juga diskursus

seputar perkembangan negara-negara dunia ketiga, proses kemajuan teknologi dan

industrialisasi dipengaruhi oleh ideologi kemajuan.

1.1.4. Penekanan pada Individu: Individualitas, Kepastian dan Kebebasan

Jika tatanan tradisional mulai goyah, maka setiap individu ditantang untuk menata

keyakinan dan konsep hidup baiknya sendiri. Pada tataran agama, pendalaman dan

pembaharuan spiritualitas hanya terjadi jika setiap orang mengusahakannya secara

pribadi. Pelbagai usaha pembaharuan dalam gereja pada akhir abad pertengahan

dan awal abad moderen berhubungan erat dengan internalisasi iman. Hal ini

berhubungan dengan makin bertambahnya dan penekanan pengalaman religius

pribadi yang mencapai puncaknya dalam pengalaman mistik. Penghargaan

terhadap doa pribadi, meditasi dan kontemplasi semakin bertambah dan dipandang

sebagai model doa tertinggi.7

Gerakan spiritual yang menyeruak pada abad 14 dan 15 yang dikenal dengan

“devotio moderna” (devosi moderen) serta karya Thomas von Kempen berjudul

“Imitatio Christi” membentuk model devosi atau kesalehan yang menekankan sikap

batiniah dan bukan tindakan. Pada masa ini muncul petunjuk-petunjuk praktis

untuk meditasi serta model kesalehan pribadi lannya.

Apa yang dikenal sebagai karunia pribadi atau penampakan, bisa juga merupakan

bentuk ajaran sesat atau kepercayaan sia-sia. Maka bukan kebetulan jika pada awal

7 Bdk. Ibid., p. 19

Page 8: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/8

abad moderen di hampir semua konfesi banyak terdapat dukun santet atau

kepercayaan sia sia. Di sini dibutuhkan kriteria-kritereia yang jelas untuk

membedakan yang benar dari yang salah.

Pengalaman religius di atas sering merupakan pengalaman pribadi atau individual,

sehingga definisi objektif tentang substansi pengalaman menjadi sulit. Selain itu

terdapat cukup banyak pokok pembahasan di mana terdapat perbedaan pandangan

di kalangan teolog resmi dalam gereja. Karena itu pertanyaan tentang kepastian

secara pribadi semakin penting. Pencarian akan kepastian ini nampak baik dalam

ikhtiar Martin Luther (1483-1546) untuk merumuskan Allah Yang berbelaskasih,

maupun dalam usaha Ignasius dari Loyola (1491-1556) lewat latihan-latihan

rohaninya.

Perubahan waktu dan pandangan-pandangan teologis yang berbeda mempersulit

orang untuk merumuskan penilaian pasti atas pertanyaan-pertanyaan etis. Karena

itu dikembangkan “sistem moral” yang harus menjelaskan tingkat kepastian atau

kemungkinan sebuah pandangan agar layak dijadikan titik pijak sebuah keputusan

yang bertanggung jawab.

Dengan demikian muncul perkembangan baru dengan penekanan pada individu

dan kebebasannya. Itulah inti dari renaissance di mana manusia berhadapan dengan

alam dan secara bebas melakukan penelitian atas hukum-hukum alam guna

menguasainya. Konsep voluntaristis tentang kebebasan ilahi berdampak pada

pandangan tentang manusia. Dalam tradisi abad pertengahan kebebasan manusia

bersama telos seluruh ciptaan terarah kepada Allah. Sementara itu pada zaman

renaissance manusia bersifat otonom. Hal ini memungkinkannya untuk mengambil

jarak dari yang lain.

1.2. Menuju Filsafat Kontemporer

Seperti sudah dijelaskan, filsafat abad ke-20 diwarnai dengan proses radikalisasi

kritik rasionalitas pada segala bidang. Radikalisasi kritik akal budi bergerak dari

persoalan ketaksadaran menuju eksistensi manusia dan bahasa hingga masyarakat

dan ilmu pengetahuan. Proses radikalisasi didorong oleh sejumlam bencana

kemanusiaan yang menimpa manusia awal abad kedua puluh: dua perang dunia,

holocaust, Hirosima. Dalam konteks ini modernitas tidak hanya dibangun di atas

singgasana prestasi inovatif teknologi, sosial dan ilmu pengetahuan, melainkan juga

ditandai pelbagai fenomen destruktif.

Page 9: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/9

Uraian berikut akan dipandu oleh tesis sentral bahwa paradigma-paradigma refleksi

kritis awal abad ke-20 yang sangat khusus dan sering bertentangan satu sama lain,

dewasa ini dan di masa depan akan dipadukan secara produktif dan

disempurnakan. Kita coba belajar dari semua paradigma filosofis tersebut secara

konstruktif tanpa harus menjadikannya sebagai dogma yang harus ditaati. Dengan

cara ini bentuk-bentuk baru kehidupan manusia dan praksis bersama dapat

dipikirkan pada tataran inter- dan transkultural. Hal ini dapat membuka horison

baru bagi kemampuan dan kemungkinan kita kendati keterbatasan dan kontingensi

manusiawi yang harus tetap diterima.8

Berdasarkan penjelasan di atas, uraian ini bertolak dari asumsi dasar bahwa karya-

karya filsafat paling penting abad ke-20 seperti kritik bahasa Wittgenstein, kritik

ontologi Heidegger dan kritik alienasi serta proses pembendaan oleh Adorno

memiliki kemiripan dalam struktur dasarnya.

1.3. Pergantian Abad: Awal, Hubungan, Peralihan dan Mulai Baru

Untuk memahami awal dan perkembangan filsafat abad ke-20, sangat penting

pertama-tama melihat paradigma dan karya penting nonakademis dan nonfilosofis

abad ke-19 dan 20 yang berpengaruh terhadap perkembangan filsafat. Perubahan-

perubahan substansial dan proses radikalisasi menandai cara berpikir zaman ini. Hal

ini dipicu oleh perubahan radikal pada bidang sosial, budaya, teknologi, ilmu

pengetahuan dan gambaran diri manusia. Pemikir-pemikir berpengaruh pada zaman

ini adalah Kierkegaard, Marx, Peirce, Nietzsche, Frege, Freud dan Einstein. Pada

masa peralihah dari abad 19 ke abad 20 mereka memberikan pendasaran atas

pergeseran paradigma dan memperjuangkan revolusi berpikir. Filsafat abad ke-20

tak mungkin dapat dipahami tanpa filsafat eksistensialisme, marxisme, analisis

konsep logis dan bahasa pragmatis, tanpa kritik peradaban dan moral, psikoanalisa

dan teori relativitas. Paradigma-paradigma ini berakar jauh di abad ke-19 dan

menariknya kebanyakan bukan dikembangkan oleh ahli filsafat. Awalnya tak ada

tempat dalam ilmu pengetahuan dan filsafat untuk model-model berpikir ini.

Sören Kirkegaard (1813-1855) misalnya belajar filsafat, namun menulis karya-karya

besar sastra dan filsafatnya seperti Entweder – Oder (1843), Furcht und Zittern (1843),

Der Begriff Angst (1844) dan Krankheit zum Tode (1849) di luar karier universitas.

Lewat analisis radikal atas eksistensi manusia dan kefanaannya dalam situasi

8 Bdk. Thomas Rentsch, Philosophie des 20.Jahrhunderts. Von Husserl bis Derrida, München: Verlag C.H.

Beck, 2014, p. 6

Page 10: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/10

pengambilan keputusan sesaat (Der Augenblick, 1855), dalam rasa kagum dan takut

dan di hadapan kemungkinan hidup estetis, etis dan religius Kierkegaard

mendirikan filsafat eksistensialis (Jaspers), ontologi eksistensial (Heidegger) dan

eksistensialisme (Sartre dan Camus) yang mewarnai abad ke-20.

Juga Karl Marx (1818-1883) mengembangkan karya pentingnya Das Kapital (Jilid I

1867) dan kumpulan tulisan Zur Kritik der politischen Ökonomie (1857-59) di luar

universitas. Pandangannya tentang materialisme historis dan dialektis berpengaruh

terhadap perkembangan sosialisme dan komunisme global. Marxisme teoretis abad

ke-20 ikut mempengaruhi perdebatan akademis di bidang filsafat.

Untuk perkembangan filsafat pada paruh kedua abad ke-20, pengaruh pragmatisme

Amerika memainkan peran penting. Di Amerika Serikat, Charles Sanders Peirce (1839-

1914), Wiliam James (1842-1910), dan John Dewey (1859-1952) mengembangkan

epistemologi (teori pengetahuan) dan filsafat ilmu pengetahuan atas dasar prinsip

teori tindakan yang bertolak dari fenomen empiris sehari-hari. Prinsip teori tindakan

ini memasukkan proses-proses perkembangan jangka panjang ke dalam refleksi atas

persoalan-persoalan moral dan memandang ideal demokrasi sebagai basis makna

tuntutan-tuntutan kebenaran. Dengan demikian proses ini menunjukkan secara kasat

mata implikasi praktis-normatif dari sistem ilmu pengetahuan deskriptif teoretis,

seperti halnya syarat-syarat deskriptif teoretis dari etika, pedagogik dan sosiologi.

Peirce belajar filsafat, namun menjadi insinyur teknik. Juga dampak internasional

dari transformasi semiotik dari kritik pengetahuan baru mulai dirasakan pada

paruhan kedua abad ke-20. Ia menghubungkan filsafat bahasa dengan pragmatik

dan filsafat sosial dengan cara menjadikan penggunaan simbol atau tanda

kemunukasi manusiawi sebagai pusat analisisnya. Teori ini menjadi cikal bakal

lahirnya teori-teori sistematik abad ke-20 seperti pragmatik transendental dan

universal dari Karl Otto Apel dan Jürgen Habermas.

Friedrich Niatzsche (1844-1900) adalah seorang ahli filologi tua. Ia meninggalkan dunia

universitas dan mengabdikan seluruh waktunya untuk penelitian dan menulis buku.

Karya-karyanya berisikan kritik fundamental atas kebudayaan dan peradaban Eropa

termasuk filsafat sejak zaman Yunani Kuno dan kekristenan. Menurut Nietzsche,

hampir seluruh dari apa yang dihasilkan oleh kebudayaan dan peradaban manusia

hingga kini tak lebih dari ideologi (kesadaran palsu). Ia mengumumkan

“Umwertung aller Werte“ (penjungkirbalikan nilai-nilai) dan “den Tod Gottes“

(Kematian Allah). Setelah kematian Nietzsche karya-karyanya memicu perdebatan

Page 11: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/11

filosofis yang besar dan berpengaruh terhadap pemikiran Heidegger dan konsep

dekonstruksi di Prancis.

Gottlob Frege (1848-1925) adalah seorang ahli logika dan matematik di Universitas

Jena. Ia juga menekuni filsafat Kant. Ia mengembangkan analisis-analisis penting

tentang bahasa, konsep, penilaian dan struktur logis kalimat-kalimat. Pemikirannya

ini ditulisnya dalam karya-karyanya seputar teori makna. Ia menjalin relasi personal

dengan filsuf-filsuf besar seperti Russel, Wittgenstein dan Rudolf Carnap. Berkat jasa

filsuf-filsuf ini pemikiran Frege setelah ia meninggal dunia berpengaruh secara

global terhadap filsafat bahasa dan filsafat analitis. Frege telah menyiapkan lahir dan

berkembangnya salah satu aliran filsafat terpenting abad ke-20 yakni linguistic turn

atau revolusi kritis filsafat bahasa.

Sigmund Freud (1856-1939) adalah seorang dokter ahli saraf. Di tempat praktik dokter

ia sering dikonfrontasi dengan persoalan gangguan dan penyakit psikis. Persoalan

ini mendorongnya untuk mengembangkan teori revolusi jiwa manusia dalam

hubungan dengan ketubuhan dan dimensi perasaan manusia terutama naluri

seksual. Ia mengajarkan struktur kesadaran manusia yang terdiri dari tiga bagian

yakni Ich, Es dan Über-Ich. Teori psikoanalisa Freud membahas ranah pengalaman

dan eksistensi manusia yang selalu ditekan, tabu untuk dibaicarakan atau mengalami

proses ideologisasi, yakni pengalaman masa kanak-kanak tentang seksualitas,

ketakutan, mimpi dan kegilaan. Pandangan Freud tentang ketaksadaran dan

analisisnya tentang cinta badaniah serta mimpi waktu tidur setiap hari (Die

Traumdeutung, 1900) telah melahirkan paradigma berpikir baru tentang masyarakat

moderen klasik. Menurut Freud, dalam praksis hidup sehari-hari dimensi

ketaksadaran memainkan peran jauh lebih penting ketimbang kesadaran.

Albert Einstein (1879-1955) mengembangkan teori tentang relasi antara ruang dan

waktu, cahaya dan masa (berat) yang kemudian dikenal dengan teori relativitas. Di

satu sisi teori ini melahirkan sebuah pemahaman baru tentang pengaruh timbal-balik

yang sangat erat antara keempat unsur di atas, di sisi lain memunculkan penilaian

metodologis yang baru tentang ketergantungan teori-teori fisika dari hitungan-

hitungan geometris. Penemuan Einstein ini mendapat sambutan luar biasa dari

publik waktu itu. Einstein telah membawa sebuah revolusi kopernikan dalam teori

fisika.

Ketujuh ilmuwan di atas telah ikut membentuk dan memberi arah bagi

perkembangan filsafat abad ke-20. Perkembangan ilmu pengetahuan telah

Page 12: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/12

meletakkan basis bagi munculnya eksistensialisme, marxisme, pragmatisme, kritik

kebudayaan radikal, analisa bahasa logis, psikoanalisa dan diskursus yang intensif

dengan teori-teori fisika serta ilmu alam kontemporer.

Di samping perkembangan baru ini, filsafat akademis yang diajarkan di universitas-

universitas Eropa tetap diwarnai oleh pandangan moderen klasik seperti misalnya

neokantianisme. Substansi teorinya dapat dirumuskan sebagai berikut: teori

pengetahuan atau epistemologi memainkan peran sentral dalam filsafat. Tugas

filsafat ialah menemukan dan merumuskan syarat-syarat (Kant: Bedingungen der

Möglichkeit) semua pengetahuan ilmiah termasuk juga semua tuntutan validitas

kultural (hukum, sosial, estetik, religius) yang terobjektivasi dalam institusi-institusi.

Filsafat juga melancarkan kritik atas pemahaman pengetahuan manusia yang bersifat

empiris (psikologis, faktis-deskriptif) semata. Lebih jauh ia mengembangkan refleksi

atas persoalan validitas dan prinsip-prinsip bagi semua bidang ilmu pengetahuan

dan kebudayaan.

Salah seorang pemikir neokantian terpenting abad ke-20 adalah Ernst Cassirer (1874-

1945). Ia mengembangkan konsep Kant tentang konstruksi pengetahuan lewat

bentuk-bentuk transendental. Hal ini berlaku untuk semua jenis pengetahuan dan

bukan hanya pengetahuan konseptual. Cassirer berbicara tentang apriori absolut di

sampiang apriori relatif yang berlaku untuk konteks-konteks tertentu. Kritik

rasionalitas Kant yang bersifat statis diperluas menjadi kritik kebudayaan dinamis-

prosedural. Dalam opus magnum-nya Philosphie der symbolischen Formen (tiga jilid

1923, 1925, 1929) Cassirer mendefinisikan manusia sebagai animal symbolicum.

Manusia adalah makhluk yang menggunakan simbol dalam segala ranah kehidupan.

Pemikiran dan rumusan konseptual hanyalah salah satu contoh khas dari

representasi simbolis yang jauh lebih kemprehensif. Cassirer membedakan tiga jenis

representasi simbolik. Pertama, fungsi ungkapan yang ditemukan dan bersifat

konstitutif di bidang mitologi dan agama. Kedua, fungsi pandangan hidup atau

ideologis, konstitutif untuk pengalaman sehari-hari. Ketiga, fungsi makna ditemukan

dalam dunia ilmu pengetahuan konseptual. Lewat metode analisis simbol Cassirer

mengembangkan prinsip-prinsip sebuah filsafat kebudayaan yang komprehensif.

Pada 1919-1933 Cassirer bekerja sebagai profesor di Hamburg, tahun 1933 harus

meninggalkan Jerman. Pertama menuju Inggris, lalu ke Swedia dan akhirnya

menetap di USA di mana dia bekerja sebagai profesor di Yale dan New York.

Karyanya tentang filsafat kebudayaan ditulis dalam buku An Essay on Man. An

Introduction to a Philosophy of Human Culture (1944).

Page 13: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/13

Di samping neokantianisme, filsafat kehidupan (Lebensphilosophie) merupakan satu

aliran filsafat penting pada abad ke-20. Di Prancis Henri Bergson (1859-1941)

mengembangkan ajaran tentang ẻlan vital (sebuah daya dorong kehidupan). Karya

utamanya tentang perkembangan yang kreatif (1907) mendapat hadiah Nobel bidang

literatur pada tahun 1927. Bergson berpikir tentang potensi dasar hidup manusia

melampaui darwinisme dan analisis ilmu pengetahuan alam. Potensi dasar

kehidupan itu tampak dalam kesadaran akan “aliran murni hidup spiritual” yang

selalu bekerja dalam waktu yang kreatif. Bergson ingin memahami hidup manusia

secara autentik.

Wilhelm Dilthey (1833-1911) ingin mengembangkan lebih jauh kritik akal budi Kant

menjadi sebuah kritik akal budi historis. Ia belajar sejarah, filsafat dan teologi. Jika

kita menerapkan kritik akal budi Dilthey dengan analisis batas-batas rasionalitas dan

kefanaan ke dalam bidang sejarah, maka lahirlah pertanyaan dasariah tentang

kemungkinan untuk memahami bentuk-bentuk kehidupan yang asing. Pertanyaan

ini menghantar Dilthey kepada hermeneutik sebagai teori pengetahuan khusus

tentang memahami. Karena itu hermeneutik Dilthey disebut hermeneutik

kehidupan. Ia menulis: “Pengetahuan tak dapat melampaui kehidupan.” Dilethey

juga merancang teori kategori-kategori kehidupan yang pesimistis dengan berpijak

pada faktisitas irasional. Dilthey menulis: “Analisis kontemporer tentang eksistensi

manusia memenuhi hidup kita dengan perasaan kerapuhan, kekuasaan nafsu gelap,

penderitaan lantaran kekelaman dan ilusi, terutama kefanaan hidup itu sendiri.”

Konsep sentral Dilthey tentang kehidupan adalah kerapuhan dan kefanaan. Akarnya

terletak pada historisitas kehidupan dan ini menghantar Dilthey menuju relativisme

ideologi yang menguak prasyarat historis setiap ideologi atau pandangan hidup.

Georg Simmel (1858-1918) merupakan salah seorang pendiri disiplin ilmu sosiologi

yang menjadikan Lebensphilosophie (filsafat kehidupan) sebagai pusaran refleksi

filosofisnya. Ia membangun dialog dengan pemikiran Kant, Darwin dan Nietzsche.

Dari penelitian moderen manusia dan seluruh hidup sosialnya dimengerti sebagai

hasil sebuah proses sejarah genus yang dapat dijelaskan secara biologis. Sementara

itu di sisi lain filsafat terutama Kant selalu mengajarkan bahwa manusia adalah

makhluk bebas dan otonom. Itu berarti ia bebas dari ketergantungan pada alam dan

atas dasar tanggungjawab mampu menciptakan “kerajaan keadilan“ (Reich der

Gerechtigkeit). Penelitian-penelitian ilmiah tentang hidup manusia di atas merupakan

serangan terhadap konsep moral dalam filsafat. Dari perspektif moral penelitian-

penelitian ilmu alam tak menjanjikan kebaikan selain hanya menguak

Page 14: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/14

ketergantungan. Paradigma ilmu alam Darwinian berpijak pada fungsionalisme yang

sinis dan memandang rendah konsep martabat manusia. Di sisi lain terdapat

tuntutan moral yang absolut yang didasarkan pada kejujuran dan tindakan bebas.

Ketegangan ekstrim antara Kant dan Darwin menjadi pusat refleksi filsafat

kehidupan.

Georg Simmel melukiskan ketegangan secara simbolik dalam uraiannya tentang

filsafat agama. Benar bahwa agama-agama lahir dari pergulatan manusia dengan

penderitaan, rasa takut dan siksaan. Namun terlepas dari konteks kelahirannya

agama-gama juga merupakan simbol martabat manusia dan kebenaran. Menurut

Simmel, keindahan sekuntum bunga mawar tak berkurang sedikitpun karena pohon

mawar bertumbuh di atas tumpukan sampah. Simmel membahas pesismisme tragis

dari abad ke-19 (Schopenhauer) dan menemukan di dalamnya sebuah sensibilitas

analitis untuk kerapuhan dan instabilitas model-model organisasi sosial. Dalam

struktur tragis kehidupan yang diuraikan Simmel kita dapat menemukan jembatan

menuju teori revolusi Marx. Demikianpun karyanya Philosophie des Geldes (1900)

sebagai sebuah teori ralasi merupakan antitesis atas analisis kapital Marx. Sebagai

substansi filsafat kebudayaan Simmel yang bersifat tragis dalam ambivalensi antara

Darwin dan Nietzsche di satu sisi dan Kant di sisi lain ditunjukkannya dalam

metafisika eksistensial. Hidup harus mampu melampaui dirinya sendiri atau

mentransendensi dirinya agar dapat menemukan dirinya dan bertahan hidup. Hidup

harus memberikan bentuk kepada dunia. Karena itu untuk memenuhi kebutuhan

akan seksualitas dan cinta terbentuklah institusi keluarga moderen. Demikianpun

dari hidup Yesus yang dramatis telah lahir institusi Gereja Kristen.

Filsafat dialog merupakan salah satu mazhab filsafat penting pada abad ke-20. Aliran

filsafat ini dikembangkan oleh Martin Buber (1878-1965) dan Franz Rosenzweig

(1886-1929). Filsafat ini menjadikan komunikasi dan relasi dialogal sebagai pusat

refleksi etika dan filsafat agama. Dalam Ich und Du (1923), Martin Buber mengulas

relasi dialogal manusia sebagai basis seluruh tindakan atau praksis. Sesuai tradisi

judeo-biblis relasi manusia dengan Allah juga dipahami sebagai sebuah dialog.

Bersama Martin Buber, Rosenzweig menerjemahkan kitab suci Perjanjian Lama ke

dalam bahasa Jerman dan dalam karyanya Der Stern der Erlösung ia mengembangkan

dalam diskursus dengan Kekristenan sebuah teologi filsafat Yahudi yang bersifat

dialogal. Ia coba menangkap pengalaman hidup yang nyata tentang makna dan

komunikasi dalam momen kekinian. Dengan cara itu ia memikirkan relasi antara

bahasa dan waktu.

Page 15: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/15

Aliran neokantianisme, filsafat kehidupan dan filsafat dialog terpisah satu dari yang

lain, namun memiliki relasi yang erat. Relasi tersebut terutama tampak jelas dalam

pengaruhnya di kemudian hari yang diwarnai dengan perang dunia kedua.

Putusnya relasi dengan tradisi pencerahan Yahudi lantaran ideologi dan politik

rasisme Nazi memiliki dampak negatif bagi perkembangan filsafat di Jerman, sebab

banyak filsuf besar berasal dari keturunan Yahudi.

Perkembangan ilmu pengetahuan lainnya yang mewarnai sejarah filsafat abad ke-20

adalah proses pemisahan psikologi dan sosiologi dari disiplin ilmu filsafat. Sejak

kelahiran filsafat dalam masyarakat Yunani kuno sejumlah disiplin ilmu

pengetahuan seperti fisika, politik, ekonomi, zoologi lahir dari rahim ilmu filsafat

dan kemudian mengembangkan dirinya sebagai disiplin ilmu yang otonom. Proses

pemisahan terakhir terjadi pada abad ke-20 dalam disiplin ilmu sosiologi dan

psikologi. Hal ini berkaitan erat dengan perubahan radikal yang dialami masyarakat

moderen. Di satu sisi manusia sendiri dengan segala kemungkinannya sebagai objek

penelitian empiris semakin menjadi pusat pemikiran dan kajian ilmu pengetahuan.

Di sisi lain manusia sendiri juga semakin sadar bahwa dalam perubahan radikal ini

masyarakat dengan kota-kotanya yang makin besar, hubungan produksi dan kerja

serta jaringan-jaringan global menjadi semakin kompleks dan berarti bagi prasyarat-

prasyarat hidup dan pemahaman manusia, sehingga masyarakat tersebut harus

ditematisasi dalam disiplin ilmu pengetahuan yang khusus.

Proses pemisahan diri sosiologi dari filsafat dapat juga dijelaskan sebagai berikut.

Disiplin-disiplin filsafat tradisional yang sejak zaman Yunani Kuno mentematisasi

persoalan masyarakat (etika, politik dan ekonomi) dirancang untuk menjelaskan

persoalan sosial untuk ukuran polis atau negara kota. Perkembangan global

masyarakat moderen membawa perubahan-perubahan ekstrim, masyarakat moderen

dengan jutaan kotanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sama sekali baru.

Seperti halnya Karl Marx di Jerman, Auguste Comte (1798-1857) dan Emile

Durkheim (1858-1917) di Prancis sudah memperkenalkan teori-teori dan analisis-

analisis khusus yang baru. Durkheim misalnya pada masanya sudah bicara secara

khusus tentang pembagian kerja, bunuh diri dan sosiologi agama.

Filsuf dan sosiolog Ferdinand Tönnis (1855-1936) membedakan sosiologi teoretis

murni yang secara konstruktif membahas konsep-konsep, dari sebuah sosiologi

historis terapan yang secara deduktif menjelaskan perkembangan masyarakat dari

perspektif normatif, dan sosiologi empiris yang secara induktif menjalankan

Page 16: SEJARAH FILSAFAT KONTEMPORER DAN · PDF fileFilsafat adalah dialog.1 Setiap pembahasan tentang pemikiran filsuf-filsuf atau aliran filsafat tertentu di masa silam ... Islam yang juga

Semester V-2016/STFK Ledalero/Otto Gusti/16

penelitian-penelitian khusus. Dalam opus magnum Gemeinschaft und Gesellschaft (1887)

secara filosofis Tönnis mendalami konsep-konsep dasar sosiologi murni.

Max Weber (1867-1920) memberikan pendasaran atas sosiologi sebagai teori yang

otonom yang ingin menjelaskan realitas sosial dengan bantuan “tipe-tipe ideal“

(Idealtyppen). Tipe-tipe ideal dalam bidang hukum, negara, ekonomi dan kekuasaan

dapat digali lewat studi-studi lintas dan perbandingan budaya. Dalam karya utama

Wirtschaft und Gesellschaft Weber menggambarkan proses rasionalisasi yang

konstitutif bagi modernitas dan menjangkau seluruh ranah kehidupan lewat

perkembangan masyarakat industrial. Ia menamakan proses tersebut sebagai

Entzauberung der Welt (demitologisasi atau sekularisasi dunia).

Pemisahan psikologi dan sosiologi telah melahirkan situasi baru bagi filsafat abad ke-

20. Jaringan relasi interdisipliner dan perkembangan yang kontradiktoris dari

masing-masing bidang tetap bertahan dalam pelbagai bentuk. Di satu sisi, konsep-

konsep dasar sosiologi dan psikologi (jiwa, roh, masyarakat dan komunitas) dan

persoalan metodenya tetap sama dan menuntut refleksi kritis filosofis, di sisi lain,

filsafat hanya menjadi relevan jika tetap harus mengikuti perkembangan aktual hasil

penelitian-penelitian dalam bidang psikologi dan sosiologi.