makalah filsuf dan filsafatnya

27
OI TOKOH-TOKOH FILSAFAT SAINS DAN PEMIKIRANNYA ( disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Fisika ) Oleh : Kelas B Devi Aprillia N (120210102015) Defrin Yuniar K.S. (120210102027) Desi Rahmawati (120210102071) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

Upload: mechakasihmahardika

Post on 24-Dec-2015

228 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ubnjk

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

OI

TOKOH-TOKOH FILSAFAT SAINS DAN PEMIKIRANNYA

( disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Fisika )

Oleh :

Kelas B

Devi Aprillia N (120210102015)

Defrin Yuniar K.S. (120210102027)

Desi Rahmawati (120210102071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

A. Pengertian Filsafat

Philosophy atau filsafat berasal dari kata philosophia, “love of wisdom”

(cinta pada kebijaksanaan), merupakan suatu ilmu yang membahas suatu konsep

secara rasional dan kritis. Keberadaan filsafat tidak terlepas dari peran tokoh-

tokoh filsafat dengan pemikirannya yang mendunia (Anneahira, 2013)

Plato pernah mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang

berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Aristoteles (murid Plato) juga

memiliki gagasan mengenai filsafat, Ia mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu

pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-

penyebab dari realitas yang ada. (Jan Hendrik, 1996 : 15)

B. Tokoh-tokoh Filsafat Sains dan Pemikirannya

1. Thales

Thales (624-546 SM) lahir di kota Miletus yang merupakan tanah

perantauan orang-orang Yunani di Asia Kecil. Situasi Miletos yang makmur

memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi dan

berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari kegiatan berfilsafat

sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf Yunani pertama lahir di tempat

ini.

Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu. Ia berpendapat bahwa seluruh

alam dan realitas ini dapat dipikirkan dalam satu elemen. Hal ini adalah sesuatu

yang sangat baru pada masa-masa itu. Orang-orang lebih banyak berpikir tentang

dewa-dewa sebagai penguasa alam dan seluruh realitas. Ia berpendapat bahwa

elemen utama penyusun realitas ini adalah sesuatu yang cair. Oleh karena itu,

elemen penyusun realitas ini adalah air. (Reza Wattimena, 2000 : 118-119)

Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana

bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua

makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang

dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang. Selain

itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi

Page 3: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-

apung di atasnya.

2. Anaximandros

Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan

murid dari Thales. Pemikiran Anaximandros yaitu To Apeiron sebagai prinsip

dasar segala sesuatu

Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi

terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai

prinsip dasar (arche) segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar

segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak

ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling

berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena

itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar

tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih

mendalam dan tidak dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan

bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron.

To apeiron berasal dari bahasa Yunani [a=tidak dan eras=batas]. Ia

merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu. Ia

bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala sesuatu. Dari prinsip

inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur

yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan

terang). Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada akhirnya akan kembali.

Pandangan tentang Alam Semesta. Dengan prinsip to apeiron,

Anaximandros membangun pandangannya tentang alam semesta. Menurut

Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus

berperang satu sama lain. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang

dingin itu terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan

beku. Yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi.  Api yang membalut yang

dingin itu kemudian terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut berputar-

putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-

Page 4: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar

dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad

raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain.

Pandangan tentang Makhluk Hidup. Mengenai terjadinya makhluk hidup

di bumi, Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air

semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah

manusia. Karena panas yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering dan

menjadi daratan. Di ditulah, mulai ada makhluk-makhluk lain yang naik ke

daratan dan mulai berkembang di darat. Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin

manusia yang menjadi makhluk pertama yang hidup di darat sebab bayi manusia

memerlukan asuhan orang lain pada fase awal kehidupannya. Karena itu, pastilah

makhluk pertama yang naik ke darat adalah sejenis ikan yang beradaptasi di

daratan dan kemudian menjadi manusia.

3. Anaximenes

Anaximenes adalah seorang filsuf yang berasal dari kota Miletos, sama

seperti Thales dan Anaximandros. Pemikirannya yaitu Udara sebagai prinsip

dasar segala sesuatu

Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat Anaximandros tentang to

apeiron yang metafisik adalah bagaimana menjelaskan hubungan saling

memengaruhi antara yang metafisik dengan yang fisik. Karena itulah,

Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar segala

sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.

Tidak seperti air yang tidak terdapat di api (pemikiran Thales), udara

merupakan zat yang terdapat di dalam semua hal, baik air, api, manusia, maupun

segala sesuatu. Karena itu, Anaximenes berpendapat bahwa udara adalah prinsip

dasar segala sesuatu. Udara adalah zat yang menyebabkan seluruh benda muncul,

telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain. Perubahan-perubahan

tersebut berproses dengan prinsip "pemadatan dan pengenceran"

(condensationand rarefaction). Bila udara bertambah kepadatannya maka

muncullah berturut-turut angin, air, tanah, dan kemudian batu. Sebaliknya, bila

Page 5: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

udara mengalami pengenceran, maka yang timbul adalah api. Proses pemadatan

dan pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian alam, sebagaimana air dapat

berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh substansi lain dibentuk dari

kombinasi perubahan udara.

4. Anaxagoras

Anaxagoras hidup sezaman dengan para filsuf atomis awal,

seperti Leukippos dan Demokritos. Pemikirannya yaitu tentang Benih-Benih

sebagai Prinsip Alam Semesta

Anaxagoras menyatakan bahwa prinsip dasar yang menyusun alam semesta

tidaklah tunggal, namun mereka berbeda di dalam jumlahnya.  Anaxagoras

menyatakan bahwa jumlah prinsip tak terhingga. Zat-zat tersebut disebutnya

"benih-benih" (spermata). Menurut Anaxagoras, setiap benda, bahkan seluruh

realitas di alam semesta, tersusun dari suatu campuran yang mengandung semua

benih dalam jumlah tertentu. Indera manusia tidak dapat mencerap semua benih

yang ada di dalam satu benda, melainkan hanya benih yang dominan. Contohnya

jikalau manusia melihat emas, maka ia dapat langsung mengenalinya sebagai

emas, sebab benih yang dominan pada benda tersebut adalah benih emas.  Akan

tetapi, pada kenyataannya selain benih emas, benda itu juga mempunyai benih

tembaga, perak, besi, dan sebagainya. Hanya saja semua benih tersebut tidak

dominan sehingga tidak ditangkap oleh indera manusia.

Argumentasi yang ditunjukkan oleh Anaxagoras adalah melalui tubuh

manusia. Di dalam tubuh manusia terdapat berbagai unsur, seperti daging, kuku,

darah, rambut, dan sebagainya. Bagaimana mungkin rambut dan kuku tumbuh,

padahal manusia tidak memakan rambut atau kuku? Pemecahan yang diberikan

Anaxagoras adalah karena di dalam makanan telah terdapat benih rambut, kuku,

daging, dan semua unsur lainnya.

Page 6: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

5. Herakleitos

Herakleitos diketahui berasal dari Efesus di Asia Kecil. Ia hidup di sekitar

abad ke-5 SM (540-480 SM). Ia hidup sezaman dengan Pythagoras dan

Xenophanes, namun lebih muda usianya dari mereka. 

Pemikiran Herakleitos yang paling terkenal adalah mengenai perubahan-

perubahan di alam semesta. Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam

semesta yang bersifat tetap atau permanen. Tidak ada sesuatu yang betul-

betul ada, semuanya berada di dalam proses menjadi. Herakleitos berpendapat

bahwa esensi dari realitas adalah perubahan. Bahkan, hal-hal yang tampaknya

sudah bersifat permanen sesungguhnya merupakan satu tahap saja dari perubahan

yang secara niscaya akan datang.

Ia sangat terkenal dengan salah satu pernyataannya : ‘Anda tidak pernah

melangkah di dalam sungai yang sama untuk kedua kalinya’. Herakleitos sampai

pada pernyataan ini melalui pengamatan dan logikanya, semua orang disekitarnya

pada waktu itu berpikir sebaliknya.

6. Empedokles

Empedokles lahir di Agrigentum, pulau Sisilia, pada abad ke-5 SM (495-

435 SM). Empedokles berpendapat bahwa prinsip yang mengatur alam semesta

tidaklah tunggal melainkan terdiri dari empat anasir atau zat. Memang dia belum

memakai istilah anasir (stoikeia) yang sebenarnya baru digunakan oleh Plato,

melainkan menggunakan istilah 'akar' (rizomata). Empat anasir tersebut

adalah air, tanah, api, dan udara. Keempat anasir tersebut dapat dijumpai di

seluruh alam semesta dan memiiki sifat-sifat yang saling berlawanan. Api

dikaitkan dengan yang panas dan udara dengan yang dingin, sedangkan tanah

dikaitkan dengan yang kering dan air dikaitkan dengan yang basah. Salah satu

kemajuan yang dicapai melalui pemikiran Empedokles adalah ketika ia

menemukan bahwa udara adalah anasir tersendiri. Para filsuf sebelumnya,

misalnya Anaximenes, masih mencampuradukkan udara dengan kabut.

Empedokles berpendapat bahwa semua anasir memiliki kuantitas yang

persis sama. Anasir sendiri tidak berubah, sehingga, misalnya, tanah tidak dapat

Page 7: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

menjadi air. Akan tetapi, semua benda yang ada di alam semesta terdiri dari

keempat anasir tersebut, walaupun berbeda komposisinya. Contohnya,

Empedokles menyatakan tulang tersusun dari dua bagian tanah, dua bagian air,

dan empat bagian api. Suatu benda dapat berubah karena komposisi empat anasir

tersebut diubah.

Tentang Cinta dan Benci. Menurut Empedokles ada dua prinsip yang

mengatur perubahan-perubahan di dalam alam semesta, dan kedua prinsip itu

berlawanan satu sama lain. Kedua prinsip tersebut adalah cinta (philotes) dan

benci (neikos). Cinta berfungsi menggabungkan anasir-anasir sedangkan benci

berfungsi menceraikannya. Keduanya dilukiskan sebagai cairan halus yang

meresapi semua benda lain. Atas dasar kedua prinsip tersebut, Empedokles

menggolongkan kejadian-kejadian alam semesta di dalam empat zaman. Zaman-

zaman ini terus-menerus berputar; zaman pertama berlalu hingga zaman keempat

lalu kembali lagi ke zaman pertama, dan seterusnya. Zaman-zaman tersebut

adalah :

1. Zaman pertama.

Di sini cinta dominan dan menguasai segala-galanya, alam semesta

dibayangkan sebagai sebuah bola, di mana semua anasir tercampur dengan

sempurna, dan benci dikesampingkan ke ujung.

2. Zaman kedua.

Benci mulai masuk untuk menceraikan anasir-anasir, sehingga alam semesta

sebagian dikuasai oleh cinta dan sebagian lagi dikuasai oleh benci. Benda-

benda memiliki kemantapan tetapi dapat lenyap, misalnya makhluk-

makhluk hidup dapat mati. Menurut Empedokles, manusia hidup pada

zaman ini.

3. Zaman ketiga.

Apabila perceraian anasir-anasir selesai, mulai berlaku zaman ketiga, di

mana benci menjadi dominan dan menguasai segala-galanya. Keempat

anasir yang sama sekali terlepas satu sama lain merupakan empat lapisan

kosentris: tanah di dalam pusat dan api pada permukaan. Cinta kini berada

di ujung.

Page 8: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

4. Zaman keempat.

Pada zaman ini cinta masuk kembali hingga timbul situasi yang sejajar

dengan zaman kedua. Apabila cinta menjadi dominan, artinya zaman

pertama dimulai kembali.

7. Leukippos dan Demokritos

Pada abad ke-5 sebelu masehi, Leukippos dan Demokritos merumuskan

sebuah teori tentang atom. Inti teori itu adalah bahwa seluruh realita dibentuk oleh

sebuah partikel yang sangat kecil dan ada ruang kosong yang memisahkan antara

partikel yang satu dengan partikel lainnya. Jika ada benda yang memiliki bentuk

dan substansi yang berbeda dengan yang lainnya, hal itu berarti bahwa benda

tersebut dibentuk oleh campuran dan kuantitas atom yang berbeda

8. Socrates

Socrates (Yunani: Σωκράτης, Sǒcratēs) (469 SM - 399 SM)

adalah filsuf dariAthena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting

dalam tradisi filosofis Barat.

Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada cara dia

berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui

satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis

menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari

memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari

Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya

dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang manusia ini

menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis di kemudian

hari.

9. Plato

Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) adalah

seorang filsuf dan matematikawan Yunani, penulis philosophical dialogues.

Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία

Page 9: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya

pada keadaan "ideal".

Plato berpendapat bahwa semua benda yang kita lihat di sekitar kita

merupakan tiruan dari realitas yang lebih abadi dan murni. Misalnya, saya melihat

kursi. Kursi itu bukanlah kursi yang ideal, melainkan tiran dari kursi ideal, abadi,

dan murni yang berada didunia ide-ide. Dengan demikian, untuk sungguh-

sungguh memahami dunia, orang harus melihat melampaui yang partikular, yakni

segala sesuatu yang dapat diamati, dialami dan melihat ke dalam dunia ide-ide

yang abadi dan murni.

Cara untuk mencapai hidup yang bahagia menurut plato adalah dengan

mengembangkan cara kerja defuktif dan pengetahuan apriori (pengetahuan yang

berasal dari ide ide bukan dari pengalaman empiris). Pengenalan akan ide melalui

rasio akan membawa pada kebenaran dalam dunia ide. Selain itu, pengenalan

benda jasmani melalui indera akan menghasilkan pendapat. Kesemuanya itu perlu

diwujudkan dalam hidup sehari-hari dan dikembangkan dengan berdialog dan

berdiskusi.

10. Aristoteles

Aristoteles (bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM)

adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang

Agung. Aristoteles berpendapat bahwa pengetahuan tentang dunia datang melalui

pengalaman yang kemudian ditafsirkan oleh rasio. Oleh karena itu, seorang filsuf

maupun ilmuwan harus memeriksa fenomena yang ada di realitas, dan bukan

memalingkana analisisnya ke dunia ide-ide, seperti yang dilakukan plato.

Aristoteles juga membuat pembedaan dari berbagai bentuk ilmu

pengetahuan, serta memisahkan berbagai macam makhluk hidup ke dalam

berbagai species dan genus, sebuah proses klasifikasi yang menjadi bagian

penting di dalam ilmu pengetahuan sekarang ini. Ia juga adalah pemikir waktu,

ruang dan tentang kaulitas.

Page 10: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

11. Archimedes

Archimedes dari Syracusa (sekitar 287 SM - 212 SM). Ia adalah ahli

matematika dan penemu dari Yunani yang terkenal. Sebagian sejarahwan

matematika memandang Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar

sejarah.

Pada suatu hari Archimedes dimintai Raja Hieron II untuk menyelidiki

apakah mahkota emasnya dicampuri perak atau tidak. Archimedes memikirkan

masalah ini dengan sungguh-sungguh. Hingga ia merasa sangat letih dan

menceburkan dirinya dalam bak mandi umum penuh dengan air. Lalu, ia

memperhatikan ada air yang tumpah ke lantai dan seketika itu pula ia menemukan

jawabannya. Ia bangkit berdiri, dan berlari sepanjang jalan ke rumah dengan

telanjang bulat. Setiba di rumah ia berteriak pada istrinya, "Eureka! Eureka!" yang

artinya "sudah kutemukan! sudah kutemukan!" Lalu ia membuat hukum

Archimedes. Dengan itu ia membuktikan bahwa mahkota raja dicampuri

dengan perak. Tukang yang membuatnya dihukum mati.

Disamping itu, ia juga menemukan alat pengungkit, derek, katrol dan

bahkan lensa untuk memfokuskan cahaya matahari.

12. Ptolomeus

Claudius Ptolemaeus (bahasa Yunani: Κλαύδιος Πτολεμαῖος; 90 – 168),

adalah seorang ahli geografi, astronom, dan astrolog yang hidup pada zaman

Helenistik di provinsi Romawi, Aegyptus.

Pandangan yang dikemukakan Ptolomeus bersifat Platonistik (teologi

kristen). Ptolomeus dalam rumusannya menulis bahwa bumi dikelilingi ruang-

ruang berkabut. Didalam ruang tersebut terdapat matahari, bulan, bintang-bintang,

dan planet-planet. Sisi terluar dari ruang ini dianggap sebagai tempat kediaman

Tuhan. Baginya setiap benda-benda langit tersebut memberikan pengaruh besar

terhadap bumi. Anggapan ini mendorong ketertarikan orang-orang pada waktu itu

untuk melakukan penelitian astrologi.

Page 11: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

13. Francis Bacon

Sir Francis Bacon, Viscount St Alban pertama (lahir 22 Januari 1561,

wafat 9 April 1626) adalah seorang filsuf, negarawan dan penulis Inggris. Ia

dikenal sebagai pencetus pemikiran empirisme yang mendasari sains hingga saat

ini. Tulisan dan pemikirannya mempengaruhi metodologi sains yang

menitikberatkan pada eksperimen yang dikenal juga sebagai "Metode Bacon".

Francis Bacon menjadi perumus pertama dari apa yang nantinya menjadi

norma umum di dalam metode ilmiah, yakni bahwa semua bentuk pengetahuan

harus didasarkan pada bukti-bukti dan eksperimen. Dengan metode ini dia

menolak pendekatan Aristoteles yang menyatakan bahwa segala sesuatu memiliki

sebab pertama dan tujuan final. Alih-alih memandang alam dengan paradigma

yang sudah bersifat apriori sebelumnya, ia mulai dengan melakukan observasi

empiris mendetik atas hal-hal yang bersifat partikular.

14. Nicolaus Kopernikus

Niklas Koppernigk (latin: Nicolaus Copernicus) adalah

seorang astronom, matematikawan, dan ekonom berkebangsaan Polandia, yang

mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahari)  Tata Surya dalam

bentuk yang terperinci, sehingga teori tersebut bermanfaat bagi sains. Ia juga

seorang kanon gereja, gubernur dan administrator, hakim, astrolog, dan tabib.

Teorinya tentang Matahari sebagai pusat Tata Surya, yang

menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di

pusat alam semesta) dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting

sepanjang masa, dan merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern

dan sains modern (teori ini menimbulkanrevolusi ilmiah). Teorinya memengaruhi

banyak aspek kehidupan manusia lainnya.

Ia memiliki suatu pernyataan yang bahkan sampai seabad setelah

kematiannya masih mengundang kontroversi. Didalam bukunya yang berjudul De

Revolutionibus Orbium , ia berpendapat bahwa : matahari dan bukan bumi yang

merupakan pusat tata surya, dan bumi berputar satu kali setahun mengelilingi

matahari.

Page 12: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

Kopernikus merumuskan teorinya dengan mengamati bukti-bukti yang sama

yang sebelumnya telah diamati oleh Ptolomeus dan berpikir tentang cara lain yang

digunakan untuk memandang data yang sama. Disinilah letak arti penting dari

filsafat ilmu pengetahuan, yakni untuk mengakui dan mengajukan pertimbangan

bahwa ada penafsiran yang berbeda dari bukti-bukti yang sama.

15. Galileo Galilei

Galileo Galilei  adalah seorangastronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang

memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah.

Sumbangan penting Galileo berkaitan dengan bidang mekanika adalah

mengenai benda yang lebih berat jatuh lebih cepat dibandingkan dengan benda

yang lebih ringan. Galileo melakukan percobaan dengan menjatuhkan berbagai

benda yang berbeda ukuran maupun massanya (beratnya) dari menara pisa (Italia).

Hasil percobaannya menunjukan bahwa, baik benda berat maupun ringan jatuh

pada kecepatan yang sama kecuali sampai batas mereka berkurang kecepatannya

akibat pergeseran udara.

Penemuan Galileo lainnya adalah Hukum Kelembaman. Hukum ini

menjelaskan bahwa jika kekuatan melambat seperti misalnya pergeseran, dapat

dihilangkan, benda bergerak cenderung tetap bergerak lurus dengan laju tetap. Ini

merupakan prinsip penting yang telah berulang kali ditegaskan oleh Newton dan

digabungkan dengan sistemnya sendiri sebagai hukum gerak pertama salah satu

prinsip vital dalam ilmu pengetahuan.

Penemuan Galileo yang paling terkenal adalah di bidang astronomi. Pada

tahun 1608 Hans Lippershey, seorang ahli optika Belanda, menemukan teleskop.

Karena didorong oleh kehendak yang kuat untuk membuktikan kebenaran gagasan

Copernicus yang mengatakan bahwa matahari sebagai pusat tata surya, maka

Galileo menyempurnakan teleskopnya dengan kemampuan pembesaran 33 kali.

Dengan demikian Galileo menjadi orang pertama yang mengamati langit

menggunakan teleskop. Dengan teleskopnya ini ia berhasil menemukan cincin

Saturnus, empat buah bulan Yupiter, gunung-gunung dan kawah di bulan

Page 13: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

sehingga ia menjadi begitu terkenal di seluruh dunia hingga sekarang. (Author,

2013)

16. Sir Isaac Newton

Sir Isaac Newton FRS (adalah seorang fisikawan, matematikawan,

ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan teolog yang berasal dari Inggris. Ia

merupakan pengikut aliran heliosentris dan ilmuwan yang sangat berpengaruh

sepanjang sejarah.

Di dalam bukunya yang sangat terkenal, Philosophiae Naturalis Principia

Mathematica, Sir Isaac Newton mau menganalisis dunia dan realitas dengan

menggunakan prinsip-prinsip matematis. Dengan konsep ruang dan waktu yang

tetap mempengaruhi gerak benda-benda dan merumuskan konsep-konsep seperti

massa, kekuatan, kecepatam dan percepatan, ia menyediakan kerangka yang

komprehensif bagi perkembangan fisika pada kemudian hari. Hukum gerak yang

dirumuskannya masih menjadi prinsip dasar dari berbagai penemuan bidang

teknologi yang membentuk peradaban manusia seperti sekarang ini.

Akan tetapi, kontribusi terbesar Newton tidak hanya terletak pada hukum

gerak yang dirumuskannya, melainkan tentang kosmologi mengenai alam semesta

sebagai tempat rasional dan dapat dimengerti dengan pola-pola matematis. Dari

sudut pandang ilmuwan dan filsuf abad ke-21, kosmologi yang dirumuskan

Newton memang terlihat kasar, kecil dan mekanistik. Akan tetapi, kosmologi

semacam itu menjadi dasar epistemologis yang terbukti sangat berguna bagi

perkembangan ilmu pengetahuam teoritis maupun teknologi pada kemudian hari.

17. Karl Raimund Popper

Karl Raimund Popper dilahirkan pada 28 Juli 1902 di Vienna, dan

meninggal dunia pada tahun 1994. Ia merupakan salah satu filsuf yang cukup

berpengaruh bagi filsafat ilmu pengetahuan abad dua puluh. Beberapa karyanya

yang terkenal meliputi The Logic of Scientific Discovery (1959), The Open Society

and Its Enemies (1945), The Poverty of Historicism (1957), dan lain-lain.

Page 14: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

Sumbangan tebesar Popper dalam filsafat ilmu adalah pemikirannya

mengenai konjektur dan falsifikasi. Dalam bukunya tersebut, Karl Popper

melakukan kritik terhadap kecenderungan metodologi sains di masa itu yang

didominasi oleh Positivisme. Positivisme adalah sebuah aliran filsafat yang

bahkan sampai detik ini masih berjaya dan dianggap sebagai aksioma oleh para

saintis maupun masyarakat umum.

Pada dasarnya teori falsifikasi yang dibangun oleh Popper merupakan

bantahan dan sanggahan dari induksi dan verifikasi yang banyak dikembangkan

oleh para filsuf sebelumnya seperti Francis Bacon (1561-1626) yang kemudian

dikemas ulang oleh Jhon Stuart Mill (1806-1873) dengan mengandalkan metode

induksi dalam menerima kebenaran sebuah teori. Sebuah teori akan dianggap

benar jika cara penarikan kesimpulan berdasarkan kepada metode induksi. Metode

ini bertitik pangkal pada pemeriksaan (eksperimen) yang teliti mengenai data-data

spesifik yang selanjutnya rasio bergerak menuju suatu penafsiran atau

generalisasi. Misalnya berdasarkan pengamatan terhadap beberapa angsa yang

ternyata berwarna putih, maka dengan melakukan induksi dapat dibuat teori yang

lebih umum bahwa semua angsa berwarna putih.

18. Thomas Kuhn

Thomas Samuel Kuhn (18 Juli 1922 – 17 Juni 1996) adalah

seorang filsuf, fisikawan, dan sejarawan Amerika Serikat yang menulis buku The

Structure of Scientific Revolutions pada tahun 1962 yang sangat berpengaruh

dalam dunia akademik. Buku tersebut memperkenalkan istilah "pergeseran

paradigma".

Kunt adalah tokoh filsafat  yang yang mengarang buku The Structure of

Scientific Revolution tahun 1962 yang berisi tentang pernyataan adanya

kesalahan-kesalahan fundamental tentang image atau konsep ilmu terutama ilmu

sains yang telah dielaborasi oleh kaum filsafat ortodoks, sebuah konsep ilmu yang

dengan membabi-buta mempertahankan dogma-dogma yang diwarisi dari

Empirisme dan Rasionalisme klasik.

Page 15: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

Sebagai seorang filsuf sains, Kuhn dengan tepat mencatat bahwa diperlukan

revolusi untuk merubah teori-teori sains karena para ilmuwan tidak berpegang

pada teori mereka secara tentatif. Kuhn kemudian mengutip dan setuju dengan

Max Planck, yang menulis: “Kebenaran ilmiah tidak megukuhkan dirinya dengan

cara meyakinkan lawannya dan membuat mereka menyadari kebenaran, namun

karena lawannya secara bertahap meninggal, dan kemudian muncul sebuah

generasi ilmuwan baru yang paham/familiar dengan teori yang baru.”

19. Phytagoras

Pythagoras (570 SM – 495 SM, bahasa Yunani: Πυθαγόρας) adalah seorang

matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.

Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting

terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan

ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan

mengenai dirinya.

Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema

Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-

sikuadalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).

Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya

Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang

pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis.

Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini

berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat

diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika

disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan

atau perbandingan bilangan. Terdapat legenda yang menyatakan bahwa ketika

muridnya Hippasus menemukan bahwa  , hipotenusa dari segitiga siku-

siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional,

murid-murid Pythagoras lainnya memutuskan untuk membunuhnya karena tidak

dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus.

Page 16: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

20. René Descartes 

René Descartes  dalam literatur berbahasa Latin, merupakan

seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting

ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima

Philosophia (1641). Rene Descartes sering disebut sebagai bapak filsafat modern. 

Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya

yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa

seseorang bisa berpikir. Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo

sum sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya

artinya adalah :

"Aku berpikir maka aku ada". (Ing: I think, therefore I am)

Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah

terkenal sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang memengaruhi

perkembangan kalkulus modern.

Karya filsafat Descrates dapat dipahami dalam bingkai konteks pemikiran

pada masanya, yakni adanya pertentangan antara scholasticism dengan keilmuan

baru galilean-copernican. Atas dasar tersebut ia dengan misi filsafatnya berusaha

mendapatkan pengetahuan yang tidak dapat diragukan. Metodenya ialah dengan

meragukan semua pengetahuan yang ada, yang kemudian mengantarkannya pada

kesimpulan bahwa pengetahuan yang ia kategorikan ke dalam tiga bagian dapat

diragukan.

1) Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan,

semisal kita memasukkan kayu lurus ke dalam air maka akan tampak

bengkok.

2) Fakta umum tentang dunia semisal api itu panas dan benda yang berat

akan jatuh juga dapat diragukan. Descrates menyatakan bagaimana jika

kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari situ kita

mendapatkan pengetahuan umum tersebut

3) Logika dan Matematika prinsip-prinsip logika dan matematika juga ia

ragukan. Ia menyatakan bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa

Page 17: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam

suatu matriks.

Dari keraguan tersebut, Descrates hendak mencari pengetahuan apa yang

tidak dapat diragukan. Yang akhirnya mengantarkan pada premisnya Cogito Ergo

Sum (aku berpikir maka aku ada). Baginya eksistensi pikiran manusia adalah

sesuatu yang absolut dan tidak dapat diragukan. Sebab meskipun pemikirannya

tentang sesuatu salah, pikirannya tertipu oleh suatu matriks, ia ragu akan

segalanya, tidak dapat diragukan lagi bahwa pikiran itu sendiri eksis/ada.

Page 18: Makalah Filsuf Dan Filsafatnya

DAFTAR PUSTAKA

Anneahira. 2013. Tokoh-tokoh Filsafat. (http://www.anneahira.com/tokoh-tokoh-

filsafat.htm) di akses pada 31 Agustus 2014

Author, 2013. Galileo Galilei.

(http://engineeringtown.com/kids/index.php/penemu/78-galileo-galilei-)

di akses pada 31 Agustus 2014

Hendrik, Jan. 1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta : Kanisius

Wattimena, Reza. 2000. Filsafat Sains. Bandung : Grasindo

Wikipedia. 2014, Filsafat. (http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat) di akses pada 31

Agustus 2014