makalah farmakologi obat anti ulkus

38
Mata Kuliah : FARMAKOLOGI Koordianator M.K : Sr. Clarina Kuway JMJ., Kelas : A ANTI ULKUS “ ULKUS PEPTIKUM” Disusun oleh : Fernando Hengkelare (09061030) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN

Upload: fernando-r-a-hengkelare

Post on 01-Jul-2015

2.534 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Anti Ulkus

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

Mata Kuliah : FARMAKOLOGIKoordianator M.K : Sr. Clarina Kuway JMJ., Kelas : A

ANTI ULKUS

“ ULKUS PEPTIKUM”

Disusun oleh :

Fernando Hengkelare (09061030)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

MANADO

2010

Page 2: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah

ini dengan tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis dengan tujuan sebagai tugas

mata kuliah Farmakologi. Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi

dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-

teman serta bimbingan dari dosen , sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah

ini.

Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses

pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak

lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan, dorongan dan doa.

Seperti pepatah mengatakan “Tiada gading yang tak retak” begitu pula

dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman demi penyempurnaan makalah

ini.

Manado, Oktober 2010

Penulis

Page 3: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG............................................................................................4

B. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................5

C. METODE PENULISAN........................................................................................5

D. SISTEMATIKA PENULISAN..............................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................6

A. ULKUS PEPTIKUM..............................................................................................6

B. OBAT ANTI ULKUS............................................................................................7

C. CONTOH-CONTOH OBAT ANTI ULKUS........................................................8

D. ANTASIDA.........................................................................................................18

E. PROSES KEPERAWATAN PADA ULKUS PEPTIKUM.................................22

BAB III PENUTUP.........................................................................................................25

A. KESIMPULAN....................................................................................................25

B. SARAN................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26

Page 4: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan

untuk diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan

penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah pada manusia atau

hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan

manusia. Menurut WHO, Obat adalah substansi yang digunakan untuk

merubah atau menyelidiki sistem fisiologi atau patologi untuk keuntungan si

penerimanya (WHO,1966). Obat dalam arti yang lebih spesifik setiap zat

kimia selain makanan yang mempunyai pengaruh terhadap atau dapat

menimbulkan efek pada organisme hidup. Meskipun obat dapat

menyembuhkan tapi banyak kejadian bahwa seseorang telah menderita akibat

keracunan obat. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa obat dapat bersifat

sebagai obat jika obat dapat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit

dengan dosis dan waktu yang tepat.

Obat Anti Ulkus adalah obat yang digunakan untuk menetralisir atau

mengikat asam lambung atau mengurangi produksi asam lambung yang dapat

menyebabkan timbulnya tukak lambung  atau sakit maag. Obat-obat ini

digunakan pada penyakit Ulkus Peptikum. Ulkus peptikum (Peptic ulcer)

atau biasa disebut dengan borok perut merupakan lubang dalam lapisan dari

lambung berupa duodenum (usus dua belas jari) atau esophagus

(kerongkongan). Borok-borok terjadi ketika lapisan organ-organ ini

dikorosikan oleh getah lambung yang asam yang disekresikan oleh sel-sel

lambung. Dalam perkembangannya bakteri bisa berubah menjadi kanker

perut. Saat ini dipercaya bahwa penyebab utama borok adalah infeksi dari

lambung oleh bakteri yang disebut Helicobacter pylori. Helicobacter pylori

adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang

kronis pada manusia. Bakteri ini bertahan hidup di tubuh manusia dengan

memanipulasi sistem sel imun yang penting.

Page 5: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

B. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penyakit ulkus peptikum (peptic ulcer).

2. Untuk mengetahui obat-obat anti ulkus.

3. Untuk mengetahui cara pengobatan penyakit ulkus peptikum dengan

menggunakan obat-obatan anti ulkus dalam proses keperawatan .

C. METODE PENULISAN

Metode Penulisan yang digunakan dalam menyusun Makalah ini adalah

metode deskriptif yaitu metode yang bersifat menggambarkan suatu keadaan

dengan objektif .

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penyusunan makalah

ini Penulis menggunakan metode pengumpulan data secara: Studi

Dokumentasi (Penulis dalam menyusun makalah ini dari beberapa buku

sumber).

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN

Di dalam pendahuluan ini Penulis menjelaskan tentang latar belakang

masalah, tujuan Penulisan, metode Penulisan dan sistematika

Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang : Ulkus Peptikum, Obat Anti Ukus,

Contoh-contoh Obat Anti Ulkus, Antasida (standar obat antasida), dan

Proses keperawatan.

BAB III : PENUTUP

Bab ini yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. ULKUS PEPTIKUM

A.1. Definisi

Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk

dalam dinding mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus

peptikum disbut juga sebagai ulkus lambung, duodenal atau esofageal,

tergantung pada lokasinya. (Bruner and Suddart, 2001).

Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung

yang meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas

sampai ke bawah epitel disebut sebagai erosi, walaupun sering dianggap

sebagai ”ulkus” (misalnya ulkus karena stres). Menurut definisi, ulkus

peptikum dapat terletak pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah

asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah

gastroenterostomi, juga jejenum (Sylvia A. Price, 2006).

Ulkus peptikum atau tukak peptic adalah ulkus yang terjadi pada

mukosa, submukosa dan kadang-kadang sampai lapisan muskularis dari

traktus gastrointestinalis yang selalu berhubungan dengan asam lambung

yang cukup mengandung HCL. Termasuk ini ialah ulkus (tukak) yang

terdapat pada bagian bawah dari oesofagus, lambung dan duodenum bagian

atas. Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan Ulkus Peptikum adalah

Obat Anti Ulkus.

A.2. Klasifikasi

Klasifikasi ulkus berdasarkan lokasi:

Ulkus duodenal Ulkus Lambung

Insiden

Usia 30-60 tahun

Pria: wanita → 3:1

Terjadi lebih sering daripada ulkus lambung

Insiden

Biasanya 50 tahun lebih

Pria:wanita → 2:1

Tanda dan gejala

Hipersekresi asam lambung

Tanda dan gejala

Normal sampai hiposekresi asam

Page 7: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

Dapat mengalami penambahan berat badan

Nyeri terjadi 2-3 jam setelah makan; sering

terbangun dari tidur antara jam 1 dan 2 pagi.

Makan makanan menghilangkan nyeri

Muntah tidak umum

Hemoragi jarang terjadi dibandingkan ulkus

lambung tetapi bila ada milena lebih umum

daripada hematemesis.

Lebih mungkin terjadi perforasi daripada

ulkus lambung.

lambung

Penurunan berat badan dapat terjadi

Nyeri terjadi ½ sampai 1 jam setelah

makan; jarang terbangun pada malam

hari; dapat hilang dengan muntah.

Makan makanan tidak membantu dan

kadang meningkatkan nyeri.

Muntah umum terjadi

Hemoragi lebih umum terjadi daripada

ulkus duodenal, hematemesis lebih umum

terjadi daripada milena.

Kemungkinan Malignansi

Jarang

Kemungkinan malignansi

Kadang-kadang

Faktor Risiko

Golongan darah O, PPOM, gagal ginjal

kronis, alkohol, merokok, sirosis, stress.

Faktor Risiko

Gastritis, alkohol, merokok, NSAID, stres

B. OBAT ANTI ULKUS

Obat Anti Ulkus adalah Obat yang digunakan untuk menetralisir atau

mengikat asam lambung atau mengurangi produksi asam lambung yang dapat

menyebabkan timbulnya tukak lambung  atau sakit maag.

Terdapat enam golongan agen anti ulkus:

1. Penenang (trankuiliser), yang mengurangi aktivitas vagal.

2. Obat Antikolinergik, yang mengurangi asetilkolin dengan menghambat

reseptor kolinergik.

3. Antasid, yang menetralkan asam lambung.

4. Penghambat histamin H2, yang memblok reseptor histamin

5. Sekresi asam lambung omeprasol, yang menghambat sekresi asam

lambung walaupun ada pelepasan histami atau asetilkolin, dan

6. Inhibitor pepsin sukralfat.

Page 8: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

Gambar Kerja Keenam kelompok anti ulkus.

C. CONTOH-CONTOH OBAT ANTI ULKUS

a. Antasida:

1. ACITRIL (Interbat)

Komposisi:

Tiap tablet/5ml suspensi:

Magnesium hidroksida 200 mg

Almunium hidroksida 200 mg

Simetikon 20 mg

Gel 200 mg

Indikasi: Tukak Peptik, hiperasiditas saluran cerna, kembung, dispepsia, gastritis.

Perhatian: Hati-hati pada kerusakan fungsi ginjal, diet rendah fosfat.

Efek samping: Gangguan saluran cerna: diare, sembelit.

Trankuiliser

SARAF VAGUS

Antikolinergik (menurunkan asetilkolin)

Penghambat histamin H2

(menghambat reseptor histamin)

Menekan sekresi lambung

Antasid(menetralkan asam

lambung)

Penghambat pepsin Melapisi ulkus

Asam hidroklorida

Reseptor histamin

Asetilkolin(mengaktifkan

pelepasan histamin)

Page 9: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

Interaksi obat: Mengurangi absorpasi tetraksilin, Fe, antagonis H2, kuinidin,

warfarin.

Kemasan:

Tablet 100 tablet

Suspensi 120 ml

2. ACTAL PLUS ( Valeant/Combiphar)

Komposisi:

Almunium hidroksida 200 mg

Magnesium hidroksida 152 mg

Simetikon 25 mg

Indikasi: Tukak peptik, hiperasiditas lambung, pirosis dan “heartburn” pada

kehamilan.

Dosis:

Tukak peptik : 2-4 tablet dapat diulang sesuai kebutuhan.

Hiperaditas lambung : 1-2 tablet, ½ jam setelah makan atau sesuai kebutuhan.

Pirosis dan “heartburn” pada kehamilan : 1-2 tablet sebelum sarapan pagi dan ½

jam setelah makan atau sesuai

kebutuhan

Efek samping: sembelit, diare, pada dosis tinggi dapat menimbulkan obstruksi

usus.

Kemasan:

Tablet : 10 strip @ 10 tablet

50 strip @ 10 tablet

3. ANTASIDA DOEN (Medipharma)

Komposisi :

Tiap tablet kunyah atau tiap 5 ml suspensi mengandung :

Gel Aluminium Hidroksida kering 258,7 mg (setara dengan Aluminium

Hidroksida) 200 mg

Magnesium Hidroksida 200 mg

Indikasi :

Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam

lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada duodenum dengan gejala-gejala

Page 10: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada

lambung.

Kontra Indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat.

Dosis :

Tablet :

- Anak-anak 6-12 tahun :sehari 3-4 kali 1/2 tablet.

- Dewasa :sehari 3-4 kali 1-2 tablet. Diminum 1-2 jam setelah makan dan

menjelang tidur.

Syrup :

- Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 sendok teh

- Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Diminum 1 - 2 jam setelah makan dan

menjelang tidur.

Efek Samping :

Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala

tersebut akan hilang bila pemakaian obat dihentikan.

Kemasan :

Dus 10 strip @ 10 tablet

Botol plastik @ 1000 tablet

Botol @ 60 ml

4. ALUDONNA D (Armoxindo Farma)

Komposisi:

Tablet/5 ml suspensi:

Aluminium hidroksida 200 mg

Magnesium hidroksida 200 mg

Simetikon 20 mg

Dosis:

Tablet/suspensi: 1-2 tablet/1-2 sendok takar diantara wakatu makan dan

menjelang tidur malam.

Perhatian: insufisiensi ginjal.

Efek samping: Diare, sembelit, mual, muntah.

Interaksi obat: mempengaruhi penyerapan Fe, tetraksilin, INH, kuinidin, warfarin,

digoksin.

Page 11: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

Kemasan:

Tablet kunyah 160 tablet

Suspensi 150 ml

5. ANTIMAAG (Pyridam)

Komposisi:

Mg-oksida 300 mg

Mg-karbonat 50 mg

Na-bikarbonat 100 mg

Ca-karbonat 150 mg

Bismuth subkarbonat 100 mg

Dosis:

Dewasa: 1-2 tablet setelah makan

Anak-anak: ½-1 tablet setelah makan

Kemasan: 10 strip @ 10 tablet

6. DEXANTA (Dexa Medica)

Komposisi:

Tablet/ 5 ml suspensi

Al-hidroksida (koloidal) 200 mg

Mg-hidroksida 200 mg

Simetikon 20 mg

Dosis: Tablet: 1-2 tablet 3 kali sehari diantara waktu makan.

Suspensi: 1-2 sendok takar 3-4 kali sehari diantara wakatu makan dan menjelang

tidur malam.

Kemasan:

Tablet 100 tablet 1000 tablet

Suspensi 100 ml 200 ml

7. DI-GEL (Schering Plough)

Komposisi:

Tablet:

Al-hidroksida – Mg karbonat

Co-dried gel 282 mg

Mg-hidroksida 85 mg

Page 12: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

Simetikon 25 mg

Suspensi:

Al-hidroksida co-dried gel 282 mg

Mg-hidroksida 87 mg

Simetikon 25 mg

Dosis: 1-2 tablet/1-2 sendok takar setelah atau diantara awakatu makan dan

menjelang atiduar malam.

Kemasan:

Tablet 60 tablet 120 tablet

Suspensi 180 ml.

8. FARMACROL FORTE (Fahrenheit)

Komposisi:

Tablet kunyah :

Simetikon 125 mg

Mg-hidroksida 100 mg

Al-hidroksida-Mg karbonat 275 mg

Suspensi: tiap 5 ml :

Simetikon 125 mg

Mg-hidroksida 100 mg

Al-hidroksida 200 mg

Indikasi: Kembung, hiperasiditas, tukak peptik, esofagitis, gastritis.

Dosis:

Tablet:

Dewasa: 1-2 tablet

Anak- anak: ½-1 tablet

Diberikan 3-4 kali sehari, dikunyah dulu, sebaiknya 1 jam setelah makan dan

menjelang tidur malam.

Suspensi:

Dewasa: 1 sendok takar 3-4 kali sehari.

Anak-anak : ½ sendok takar 3-4 kali sehari.

Kemasan:

Tablet kunyah 10 strip @ 10 tablet

Page 13: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

Suspensi 100 ml 200 ml.

9. MAALOX (Aventis Pharma)

Komposisi: Tablet/5 ml suspensi:

Mg hidroksida 200 mg (200 mg)

Aal hidroksida 200 mg (225 mg)

Dosis:

2-4 tablet/ sendok takar 4 kali sehari (1 jam setelah makan dan menjelang tidur

malam)

Kemasan:

Tablet 50 tablet

Suspensi 150 ml

10. MYLANTA/MYLANTA FORTE (Pfizer)

Komposisi: Tablet/ 5 ml suspensi :

Mg hidroksida 200 mg

Al hidroksida 200 mg

Simetikon 20 mg

Tiap 5 ml suspensi Forte:

Mg hidroksida 400 mg

Al hidroksida 400 mg

Simetikon 30 mg

Dosis:

Tablet suspensi: 1-2 tablet/1-2 sendok takar

Suspensi Forte: 1-2 sendok takar

Diminum 3-4 kali sehari 1 jam setelah makan dan menjelang tidur malam.

Kemasan:

Tablet : 100 tablet

Suaspensi : 150 ml 360 ml

Suspensi Forte : 150 ml.

b. Antagonis reseptor H2:

1. TAGAMET (Glaxo Smith Kline)

Komposisi: simetidin

Page 14: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

Indikasi: Ulkus lambung/duodenum, hiperseksresi asam, PRGE.

Mekanisme kerja: Antagonis reseptor histamin H2

Efek samping: Ditoleransi baik. Diare, pusing, ruam, sakit kepala, kebinggungan

somnolen, libido menurun, impotensi, ginekomastia. Jarang

diskrasia darah, hepatotoksiatas dan toksisitas ginjal.

Kontraindikasi: Gunakan dengan hati-hati pada pasien diatas umur 50 tahun

dengan gagal ginjal atau hati.

Interaksi obat: simetidin meningkatkan kosentrasi banyak obat dalam serum

dengan menghambat enzim hati. Dapat menghambat sekresi

prokainamid dalam atau tubulus ginjal.

Kemasan:

Tablet 200 mg 50 tablet

400 mg 30 tablet

Ampul 200 mg/2 ml 10 ampul

2. ZANTAC (Glaxo Smith Kline)

Komposisi: Ranitidin HCl

Indikasi: Ulkus lambung/duodenum, hiperseksresi asam, PRGE.

Mekanisme kerja: Antagonis reseptor histamin H2

Efek samping: Serupa dengan simetidin. Mungkin gangguan SSP dan seksual

lebih sedikit daripada simetidin.

Interaksi obat: penghambat enzim metabolisme lebih sedikit dari pada simetidin.

Kemasan:

Tablet 75 mg 60 tablet

150 mg 30 tablet

300 mg 30 tablet

Sirup: 75 mg/5 ml 60 ml 100 ml

Ampul : 50 mg/2 ml 5 ampul

3. COROCYD (Coronet)

Komposisi: Famotidin

Indikasi: Pengobatan jangka pendeak tukak duodenum aktif.

Dosis:

Page 15: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

Dewasa: 40 mg sekali sehari sehari menjelang tiduar malam hari biasanya selam 4

minggu

Dosis pemeliharaan: 20 mg sekali sehari menjelang tidur malam hari.

Perhatian: Pasien dengan kerusakan ginjal, kehamilan, lakatasi, anak-anak.

Efek samping: Sakiat kepala, pusing, sembelit, diare, nyeri-nyeri sendi,

trombositopenia, ruam kulit.

Kemasan:

Tablet (filco) 40 mg 5 strip @ 10 tablet.

4. AXID (Eli Lily)

Komposisi: Nizatidin

Dosis:

Kapsul:

Tukak duodenum aktif: 300 mg sehari menjelang tidur malam, atau 150

mg 2 kali sehari sampai 8 minggu.

Pemeliharaan penyembuhan tukak duodenum: 150 mg sekali sehari malam

hari menjelang tidur,

Refluks gastro-esofagus: 150 mg 2 kali sehai, dapat sampai 300 mg 2 kali

sehari selama 12 minggu.

Tukak lambung jinak aktif: 150 mg 2 kali sehari atau 300 mg sekali sehari

sampai 8 minggu.

Ampul:

Infus kontinu: larutkan 300 mg dalam 150 ml cairan infus dan berikan

dengan kecepatan infus sesuai dosis 10 mg/jam.

Infus i.v. intermiten: larutkan 100 mg dalam 50 ml cairan infus, berikan

perlahan-lahan selama 15 menit, diberikan 3 kali sehari.

Dosis maksimal: 480 mg/hari

Kontra indikasi: Riwayat hipersensitivitas terhadap antagonis reseptor H2 yang

lainya.

Perhatian: Insufiensi ginjal sedang sampai berat, kehamilan, laktasi.

Efek samping: sakit kepala, pusing, berkeringat, gatal-gatal.

Kemasan:

Kapsul 150 mg 28 kapsul

Page 16: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

Ampul 25 mg/ml 5 ampul @ 4 ml.

c. Inhibitor sekresi Asam lambung:

1. CONTRAL (corsa)

Komposisi: omeprazol

Indikasi: ulkus duodenum, ulkus lambung, tukak peptik.

Dosis:

Ulkus duodenum: 20 mg sekali sehari selama 4 minggu.

Ulkus lambung: 20 mg sekali sehari selam 4-8 minggu

Penanganan jangka panjang: 10-20 mg sekali sehari

Perhatian: singkirkan dahulu adanya keganasan bila terdapat ulkus lambung,

Efek samping: Sakit kepala. Jarang: ruam, gatal-gatal, pusing, parestesia,

insomnia, somnolens, vertigo, diare, sembelit, nyeri perut, mual, muntah,

kembung, kenaikan enzim hati, reaksi hipersensitivitas.

Interaksi obat: Diazepam, warfarin, fenitoin, meninggikan kosentrasi

clarithromycin dalam plasma.

Kemasan:

Kapsul 20 mg 10 kapsul

d. Inhibitor pepsin:

2. BENOFAT (Bernofarm)

Komposisi: sukralfat

Indikasi: Pengobatan jangka pendek ( samapai 8 minggu) ulkus lambung,

duodenum dan gastritis kronik.

Dosis: 1 gr 3-4 kali sehari

Perhatian: Hati-hati pada kehamilan, masa laktasi, gangguan fungsi ginjal.

Efek samping: Sembelit, diare, mual, gangguan perut.

Kemasan:

Tablet 500 mg 10 strip @ 10 tablet.

3. INPEPSA (Fahrenheit)

Komposisi: sukralfat

Indikasi: ulkus lambung, duodenum, gatritis kronis.

Page 17: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

Dosis:

Dewasa : 2 sendok takar 4 kali sehari 1 jamsebelum makan dan malam hari

menjelang tidur.

Perhatian: Hati-hati pasien dialisa, kehamilan, masa laktasi.

Efek samping: Mulut kering, sembelit.

Interaksi obat: Dapat mengurangi absorpsi simetidin, ciporofloksasin, digoksin,

ketokonazol, norfloksasin, fenition, ranitidin, tetraksiklin, dan

teofilin.

Kemasan:

Suspensi: 500 mg/5 ml 100 ml 200 ml

e. Obat analog prostaglandin:

4. CYTOTEC (Pfizer/Pharmacia)

Komposisi: Misoprostol

Indikasi: Pencegahan ulkus lambung akibat obat-obat anti inflamasi non steroid,

melindungi mukosa gastroduodenum, menghambat seksresi asam.

Dosis: 200 mcg 4 kali sehari ; bila tidak ditolerir dapat diberikan 100 mcg

Kontra indikasi: Wanita-wanita yang merencanakan kehamilan, kehamilan, masa

laktasi.

Perhatian: Keadaan penyakit dimana hipotensi dapat menyebabkan komplikasi

parah; wanita-wanita premenopouse sebaiknya mengunakan

kontrasepsi yang adekuat.

Efek samping: Gangguan saluran cerna termasuk diare, nyeri perut, keluhan

ginekologis (kram, bercak-bercak perdarahan/spotting,

menorrhagia, nyeri haid/ dysmenorrhea)

Kemasan:

Tablet 200 mcg 50 tablet

Page 18: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

C. ANTASIDA

Antasida adalah obat yang bekerja lokal pada lambung untuk menetralkan

asam lambung. Karena antasida menetralkan asam lambung, maka pemberian

antasida akan meningkatkan pH lambung sehingga kemampuan proteolitik

(penguraian protein) enzim pesin (yang aktif pada pH 2) serta sifat korosf asam

dapat dimnimalkan. Peningkatan pH lebih dari 5 dapat meinmbulkan efek acid

rebound. Acid rebound adalah hipersekresi dari asam lambung untuk

mempertahankan pH lambung yang normal (3 - 4). Dilihat dari sudut efek yang

merusak dari asam dan pepsin maka pencapaian pH yang ideal adalah pH 5

dimana kapasitas proteolitik pepsin dapat dihilangkan dan efek korosif dari asam

dapat diminimalkan.

Ada bermacam-macam antasida yang beredar di pasaran, baik jenis dan

merk dagang. Antasid merupakan senyawa basa yang dapat menetralkan asam

secara kimiawi misalnya kalsium karbonat, alumunium hidroksida, magnesium

hidroksida dalam kombinasi.

Indikasi Antasida adalah pengobatan simptomatik nyeri epigastrum, nyeri

lambung dan rasa kembung yang menyertai hipersiditas lambung, gastritis, ulkus

lambung dan ulkus duodenum.

Antasida diberikan bersama simetidin atau tetrasiklin oral dapat

mempengaruhi penyerapan obat-obat tersebut. Karena itu diberikan dengan

interval 2 jam. Antasida sampai sekarang masih tetap digunakan secara luas dalam

kombinasi dengan obat-obat antiulkus karena memberikan pengurangan rasa nyeri

di ulu hati dengan cepat dan efektif walaupun bersifat sementara. Nyeri dapat

diatasi dengan meningkatkan pH isi lambung diatas 2 dan keadaan ini mudah

dapat dicapai dengan pemberian antasida, tetapi untuk menyembuhkan ulkus

diperlukan pemberian antasida yang sering dengan dosis yang mencukupi.

Pemberian dosis tinggi yang menyebabkan peningkatan pH yang tinggi

disertai acid rebound yang akan menurunkan pH kembali, sehingga diperlukan

pemberian antasida dengan interval yang makin pendek (makin sering) agar pH

tetap tinggi secara kontinue.

Dikenal 2 regimen dosis yaitu:

a. Pengobatan antasida yang intensif

Page 19: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

Pengobatan ini bertujuan menyembuhkan ulkus, antasida

diberikan 1 dan 3 jam setelah makan dan sebelum tidur (dibagi dalam 7

kali pemberian).

b. Pengobatan antasida yang tidak intensif

Termasuk disini pengobatan untuk menghilangkan ras nyeri.

Untuk keperluan ini antasida cukup diminum sesuai kebutuhan. Makanan

dan minuman juga mempunyai kemmpuan untuk menetralkan asam

lambung, sehingga dikenal istilah pain food reliefe, tetapi netralusasi ini

hanya bersifat sementara, oleh karena 1 jam kemudian sekresi asam

mencapai puncaknya. Karena itu rasa nyeri akan timbul kembali,

biasanya mulai kurang lebih 90 menit setelah makan. Adanya makanan

akan memperlambat pengosongan lambung sehing daya kerja antasida

lebih panjang, yaitu sekitar 2 jam.

Pada lambung yang kosong, daya kerja antasida hanya 20 - 40 menit,

karena antasida dengan cepat masuk ke duodenum. Satu jam sesudah

makan sekresi asam lambung mencapai maksimal, karena itu pemberian

antasida yang tepat adalah 1 jam sesudah makan dan daya kerja antasida

akan bertahan lebih lama karena makanan akan memperlambat

pengosongan lambung. Antasida diberikan lagi 3 jam sesudah makan

dengan maksud untuk memperpanjang daya kerja antasida kira-kira 1

jam lagi.

Pada keadaan yang lebih parah misalnya pada ulkus berat atau

terjadi perdarahan, dianjurkan pemberian antasida tiap jam. Antsida

adakalanya diberikan sebelum tidur maksudnya untuk menetralkan asam

lambung yang disekresi pada malam hari. Tetapi daya kerja ini terbatas

karena lambung dalam keadaaan kosong sehingga untuk menghilangkan

nyeri pada malam hari sebaiknya digunakan obat antisekresi asam.

Farmakokinetik

Aluminium hidroksida (Amphojel) merupakan salah satu antasida yang

pertama kali dipakai untuk meneralkan asam hidroklorida. Produk-produk

alumnium sering dipakai untuk menurunkan fosfat serum yang tinggi

Page 20: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

hiperfosfatemia). Karena aluminium hidroksida sendiri dapat menyebabkan

sembelit dan produk magnesium sendiri dapat menyebabkan sembelit dan

produk magnesium sendiri dapat menyebabkan diare, kombinasi obat,

seperti aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida (Maalox) menjadi

semakin populer.

Hanya sejumlah kecil Amphojel dan Maalox diserap melalui

saluran gastrointestinal. Obat-obat ini terutama terikat pada fosfat dan

dikeluarkan melalui tinja. Sejumlah kecil yang diserap diekskresikan

melalui urin.

Farmakodinamika

Aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida menetralkan asam

lambung, termasuk asam hidroklorida, dan meningkatkan pH dari sekresi

lambung (pH yang tinggi membuat pepsin tidak aktif). Kerja kedua obat ini

cukup cepat, tetapi lama kerjanya bervariasi tergantung apakah antasida

dipakai bersama atau tanpa makan. Jika Antasida dimakan setelah makan,

maka kerjanya bisa mencapai 3 jam karena makanan memperlambat

penggosongan lambung. Dosis yang lebih kerap mungkin diperlukan apabila

antasida diberikan dalam suatu periode berpuasa atau pada awal pengobatan.

Interval dosis yang ideal untuk antasida adalah 1-3 jam sesudah

makan dan pada waktu tidur. Antasida yang diminum sewaktu perut kosong

efektif untuk 30-60 menit sebelum obat ini akan berjalan ke duodenum.

Dosis antasida ditentukan menurut perintah dokter atau sesuai

aturan pakai obat pada label. Kelebihan dosis akan menyebabkan

timbulnyaa efek samping dan absorpsi sistemik.

Antasid yang mengandung garam magnesium merupakan

kontraindikasi unutk klien yang mengalami gangguan fungsi ginjalkarena

adanya risiko hipermagnesemia. Pemakaian aluminium hidroksida yang

lama dapat menyebabkan hipofosfatemia (fosfat serum rendah). Jika timbul

hiposfosfatemia karena fungsi ginjal yang buruk, dapat diberikan aluminium

hidroksida untuk menurunkan kadar fosfat.

Page 21: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

ANTASIDA DOEN (Medipharma)

Komposisi :

Tiap tablet kunyah atau tiap 5 ml suspensi mengandung :

Gel Aluminium Hidroksida kering 258,7 mg (setara dengan Aluminium

Hidroksida) 200 mg

Magnesium Hidroksida 200 mg

Cara Kerja Obat :

Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magnesium hidroksida merupakan antasid

yang bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan pepsin sehingga

rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Di

samping itu efek laksatif dari Magnesium hidroksida akan mengurangi efek

konstipasi dari Aluminium Hidroksida.

Indikasi :

Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam

lambung, gastritis, tukak lambung, tukak pada duodenum dengan gejala-gejala

seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan perasaan penuh pada

lambung.

Kontra Indikasi :

Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat.

Dosis :

Tablet :

- Anak-anak 6-12 tahun :sehari 3-4 kali 1/2 tablet.

- Dewasa :sehari 3-4 kali 1-2 tablet. Diminum 1-2 jam setelah makan dan

menjelang tidur.

Syrup :

- Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 sendok teh

- Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok teh. Diminum 1 - 2 jam setelah makan dan

menjelang tidur.

Efek Samping :

Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala

tersebut akan hilang bila pemakaian obat dihentikan.

Peringatan dan Perhatian :

Page 22: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

- Jangan diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang berat

karena dapat menimbulkan hipermagnesia.

- Tidak dianjurkan digunakan terus menerus lebih dari 2 minggu kecuali atas

petunjuk dokter.

- Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain seperti Simetidin atau

antibiotika Tetrasiklin harap diberikan dengan selang waktu 1-2 jam.

- Tidak dianjurkan pemberian pada anak-anak di bawah 6 tahun kecuali atas

petunjuk dokter karena biasanya kurang jelas penyebabnya.

- Hati-hati pemberian pada penderita diet fosforrendah dan pemakaian lama

karena dapat mengurangi kadar fosfor dalam darah.

Interaksi Obat :

Pemberian bersama Simetidin atau Tetrasiklin dapat mengurangi absorpsi obat

tersebut.

Cara Penyimpanan :

Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.

Kemasan :

Dus 10 strip @ 10 tablet

Botol plastik @ 1000 tablet

Botol @ 60 ml

D. PROSES KEPERAWATAN PADA ULKUS PEPTIKUM

PENGKAJIAN

Kaji nyeri yang dialami klien, termasuk tipe, lama, berat, dan frekuensinya. Nyeri tukak biasanya timbul setelah makan dan pada malam hari (nyeri nokturnal).

Kaji fungsi ginjal klien. Laporkan jumlah urin bila kurang dari 600 ml/hari, atau kurang dari 25 ml/jam. Gangguan ginjal dapat mempengaruhi antasida yang mengandung magnesium dan kalsium (hipermagnesimia dan hiperkalsemia) dan penghambat H2.

Kaji cairan dan ketidakseimbangan elektrolit jika terjadi hipermagnesemia, atau diare (akibat garam magnesium dari antasida).

PERENCANAAN

Page 23: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

Klien tidak lagi mengalami sakit perut setelah 1 sampai 2 minggu memakai obat anti ulkus.

INTERVENSI KEPERAWATAN

Berikan anatasida yang mengandung magneasium secara hati-hati kepada orang yang sudah tua dan kepada mereka yang menderita insufisiensi ginjal. Dengan berkurangnya jumlah urin yang dikeluarkan tubuh, magnesium yang dikeluarkan berkurang kemungkinan akan terjadi hipermagnesemia.

Hindari pemberian antasida bersama dengan obat-obat oral lain, karena antasida dapat memperlambat absorpsi obat. Suatu anatasida tidak boleh diberikan bersama-sama tertrasiklin, digoskin, atau quinidin karena anatasida akan mengikat dan menginaktifkan kebanyakan obat tersebut. Antasid diberikan 1-2 jam sesudah memberikan obat lain.

Berikan dosis penghambat H2 seperti simetidin (Tagamet) yang lebih kecil pada lansia, yang memiliki lebih sedkit asam lambung, untuk mencegah alkolisis metabolik.

Berikan penghambat H2 dan antikolinergik sebelum makan unutk mengurangi sekresi asam lambung yang diinduksikan oleh makanan.

Berikan penghambat H2 secara intravena 20 sampai 100 ml dari larutan IV.

PENGAJARAN KEPADA KLIEN

Beritahukan klien untuk melaporkan rasa sakit, batuk, atau muntah darah (hematemesis).

Nasehati untuk tidak memakan makanan atau minuman cairan yang dapat menyebabkan iritasi lambung, seperti minuman yang mengandung kafein, alkohol, dan bumbu (misalnya yang pedas).

Beritahukan klien untuk melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.

Antasida

Nasihati klien untuk tidak membeli antasid bebas tanpa pemberitahuan dokter. Dosis obat yang tidak memadai ( terlalu sedikit, terlalu sering, atau terlalu banyak) dapat menimbulkan komplikasi.

Beritahukan klien cara yang benar untuk memakai antasida. Tablet kunyah harus dikunyah dengan baik diikuti dengan air. Antasida cair harus

Page 24: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

diminum dengan 2-4 oz air untuk memastikan obat ini dapat mencapai lambung.

Nasehati klien untuk memakai antasida 1-3 jam setelah makan dan waktu akan tidur. Jangan memakai antasida pada waktu makan; obat ini akan memperlambat pengosongan lambung, menyebabkan peningkatan aktivitas saluran gastrointestinal dan sekresi lambung.

Nasehati klien untuk memberitahukan dokter jika timbul konstipasi atau diare; antasida mungkin perlu diganti. Jangan mengobati diri sendiri.

Tekankan bahwa antasid tidak sama dengan permen dan minum antasida secara berlebihan adalah kontraindikasi.

Nasehatikan klien untuk tidak memakai antasida bersama-sam susu atau makanan yang banyak mengandung vitamin D, kecuali jika pasti tidak ada kontraindikasi.

Beritahukan klien untuk menghindari aantasida 1-2 jam sesudah memakai obat oral lain karena ada kemungkinan gaaangguan absorpsi.

Nasehati klien untuk memeriksa label antasida untuk mengetahui kandungan natrium, jika klien sedang menjalankan diet natrium terbatas.

Antikolinergik

Untuk menghindari sembelit, klien harus meningkatkan masukan cairan, makanan yang berserat, dan olahraga jika tidak ada konatraaindikasi.

Laporkan takikardia atau retensi urin.

Penghambat H2

Nasehatkan klien untuk tidak merokok, yang dapat menghambat efektivitas penghambat H2.

EVALUASI

Tentukan efektivitas pengobatan anti ulkus dan timbulnya efek samping. Klien harus bebas rasa sakit dan harus berangsur-angsur menjadi sembuh.

Page 25: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

Page 26: Makalah Farmakologi Obat Anti Ulkus

DAFTAR PUSTAKA

Tan, Hoan Tjay. 2003. Obat-Obat Penting. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.

Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan. EGC:

Jakarta.

Hardjosaputra, Dr. S. L. Purwanto, dkk. 2008. DOI: Data Obat di Indonesia Edisi

11. PT. Muliapurna Jayaterbit: Jakarta.

Olson, James. 2003. Belajar Mudah Farmakologi. EGC: Jakarta.

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. EGC: Jakarta.

Harnawatiaj. 2008. Ulkus Peptikum.

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/21/ulkus-peptikum/ diakses 10

Oktober 2010 jam 09:30 WITA.