makalah farmakologi anti inflamasi2

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terahadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat – zat mikrobiologik. Inflamasi adalah usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur zat perbaikan jaringan. Inflamasi juga merupakan proses yang vital untuk semua organisme dan berperan baik dalam mempertahankan kesehatan maupun dalam terjadinya berbagai penyakit yang dicetuskan oleh pelepasan mediator kimiawi dari jaringan yang rusak dan migrasi sel. Mediator kimiawi spesifik bervariasi dengan tipe proses peradangan dan meliputi amin, seperti histamin dan 5-hidroksitriptamin; lipid, seperti prostaglandin; peptida kecil, seperti bradikinin; dan peptida besar, seperti interleukin. Penemuan variasi yang luas diantara mediator kimiawi telah menerangkan paradoks yang 1 | Antiinflamasi

Upload: yuni

Post on 04-Oct-2015

176 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

inflamasi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangInflamasi merupakan suatu respon protektif normal terahadap luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat zat mikrobiologik. Inflamasi adalah usaha tubuh untuk menginaktivasi atau merusak organisme yang menyerang, menghilangkan zat iritan, dan mengatur zat perbaikan jaringan. Inflamasi juga merupakan proses yang vital untuk semua organisme dan berperan baik dalam mempertahankan kesehatan maupun dalam terjadinya berbagai penyakit yang dicetuskan oleh pelepasan mediator kimiawi dari jaringan yang rusak dan migrasi sel. Mediator kimiawi spesifik bervariasi dengan tipe proses peradangan dan meliputi amin, seperti histamin dan 5-hidroksitriptamin; lipid, seperti prostaglandin; peptida kecil, seperti bradikinin; dan peptida besar, seperti interleukin. Penemuan variasi yang luas diantara mediator kimiawi telah menerangkan paradoks yang tampak bahwa obat obat anti inflamasi dapat mempengaruhi kerja mediator utama yang penting pada satu tipe inflamasi tetapi tanpa efek pada proses inflamasi yang tidak melibatkan mediator target obat Fenomena inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit ke jaringan radang. Gejala proses inflamasi yang sudah dikenal adalah kalor, rubor, tumor, dolor dan function lease atau dengan kata lain secara mikroskopis, inflamasi menunjukkan gambaran yang kompleks seperti dilatasi arteriol, kapiler dan venul; peningkatan permeabilitas dan arus darah; eksudasi cairan, termasuk protein plasma; migrasi leukosit ke fokus inflamasi. Akumulasi leukosit yang disusul dengan aktivasi sel merupakan kejadian sentral dalam patogenesis hampir semua inflamasi.Kerusakan atau perubahan yang terjadi pada sel dan jaringan akibat adanya noksi akan membebaskan berbagai mediator dan substansi radang. Pengurangan peradangan dengan obat-obat antiinflamasi sering mengakibatkan perbaikan rasa sakit selama periode yang bermakna. Obat-obat AINS yang digunakan untuk penyakit rematik mempunyai kemampuan untuk menekan gejala peradangan. Beberapa obat ini juga mempunyai efek antipiretik dan analgesik, tetapi efek antiinflamasinya membuat obat-obat ini bermanfaat dalam menanggulangi kelainan rasa nyeri yang berhubungan dengan intensitas proses peradangan.`1.2Rumusan Masalah1.Apa itu antiinflamasi ?2.Bagaimana mekanisme kerja antiinflamasi ? 3.Apa itu peradangan ?4.Apa saja obat-obatnya ?

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Anti InflamasiIstilah inflamasi berasal dari bahasa latin inflanmare, yang berarti membakar.inflamasi disebut juga dengan peradangan,merupakan respon biologis berupa reaksi vaskuler dengan manifestasi berupa pengiriman cairan,senyawa terlarutb maupun sel-sel dari sirkulasi darah menuju ke jaringan intertisial pada daerah luka.reaksi tersebut terkoordinasi dengan baik,bersifat dinamis dan kontinyu.peradangan terasebut merupakan respon tubuhterhadap adanya kerusakan sel atau jaringan yang disebabkan karena bahan kimia,ultraviolet,panas ada nya rangsangan berbahaya misalnya, virus,bakteri,antigen,istilah inflamasi tidak identik dengan infeksi.inflamasi salah satunya disebabkan karena infeksi.infeksi sendiri disebabkan karena invasi mikroorganisme patogen yang mengakibatkan kerusakan sel atau jaringan.2.2 jenis inflamasi,dan tanda-tanda inflamasiInflamasi atau peradangan dibagi menjadi dua yaitu peradanagan akut dan peradangan kronis.peradangan akut merupakan respon awal tubuh terhadap rangsangan berbahaya,berlangsung dalam beberapa hari.proses peradangan akut yang simultan akan menghasilkan peradangan kronis,yang bisa berlangsung berbulan-bulanPeradangan akut,respon terjadi secra berlangsung terhadap kerusakan sel atau jarinagn yang melibatkan sistem vaskuler lokal,sistem imun dan beberapa sel,tanda -tanda klasik pada proses peradangan akut yaitu rubor,kalor,dolor,tumor,dan finsio laesa.Rubor disebut juga kemerahan,terjadi karena pembuluh darah arteriol yang mensuplai darah ke daerah luka megalami vasodilatasi sehingga darah lebih banyak mengalir ke miukrosirkulasilokal.sel atau jaringan yang luka perlu suplai darah yang banyak guna mensuplai oksigen dan nutrisi sel yang mencukupi untuk proses pemulihan jaringan.Disampin itu,komponen lainnya yaitu sel darah putih(leukosit)juga disuplai ke daerah luka untuk keperluan sistem pertahanan.sel darah putih yang terlibat dalam proses terutama :neutrofil,sel mononuclear yaitu monosit dan makrofag.Kalor (panas) terjadi manakala aliran darah banyak yang tersuplai ke jarinagan luka pada proses peradanagan.kalor merupakan sifat peradangan yang terjadi pada permukaan tubuh .pada kondisi normal,suhu permukaan tubuh relatif lebih dingin dibandingkan suhu dalam tubuh 370 C.Dolor (sakit atau nyeri)ditimbulkan karena adanya kerusakan jaringan ,yang melepaskan mediator nyeri yang akan merangsang reseptor nyeri.mediator tersebut antara lain ion hidrogen,histamin,serotonin,asetilkolon,dan bradikinin.oleh karen itu ,nyeri merupakansinyalbahwa tubuh mengalami kerusakan jaringan.Tumor disebut juga dengan istilah pembengkakan .ini disebabkan karena adanya suplai cairan maupun sel darah merah maupun sel darah putih dari sirkulasi darah menuju jarinagan interstisial.kumpulan cairan beserta sel-sel tersebut dalam jarinagn luka dinamakan eksudat.Funsio laesa(perubahan fungsi) merupakan dampak reaksi peradangan yang berupa perubahan fungsi lokal yang abnormal.Pada peradangan kronis,inflamasi disebabkan karena adanya kerusakan jaringan yang simultan.peradangan kronis terjadi apabila proses inflamasi terjadi dalam waktu lama(beberapa bulan,bahkan bisa menahun),terjadi pergeseran progesif jenis sel yang hadir pada jaringan luka.peradangan kronis melibatkan peran sel dasar putih terutama sel mononuclear(monosit,makrofag.dan limfosit)dan peran dari fbroblast.fibroblast merupakan sel utama pada jaringan pengikat,yang merupakan sel yang mensintesis matrik ekstraseluler dan kolagen,berperan dalam proses penyembuhan luka sel /jaringan.2.3. jenis respon inflamasi akut Respon tubuh pada peradangan akut terdiri dari:2.3.1 respon imun bawaan/inatRespon ini merupakan respon peradangan bawaan dari tubuh.tahap awal pada respon ini pengenalan makrofag terhadap pathogen associated molecular pattern(PAMPPs) dari mikroorganisme ,suatu kompone penting dari mikroorganisme untuk hidup maupun patogenesis.contoh dari PAMPPs antara lain peptidiglikan dan lipopolisakarida.resptor pada makrofag atau sel dendrit yang ,menganali PAMPPs dinamakan Toll reseptor (TLRs).interaksi tersebut akan merangsang produksi sitokin utama pada reaksio inflamasi yaitu tumor necrosis faktor alfa (TNF alfa) dan interleukin(IL-1).aksinya pada pembuluh darah menyebabkan,1.proses adhesi seluler pada dinding pembuluh darah ,dan 2. Peningkatan permeabilitas vaskuler,sehingga menyebabkan keluarnya cairan darah beserta komponen sel menuju kelokasi inflamasi.sebagai akibat,sel darah putih(leukosit) bergerak dan kemudian menempel pada sel endotelium vaskuler.sel tersebut mampu keluar dari pembuluh darah,bergerak menuju daerah luka dengan bantuan kemotaksin,misalnya C5a,LTB4,IL-8,PAF.2.3.2 Sel yang terlibat dalam respon imun inat Dalam proses peradangan banyak sel yang terlibat baik berasal dari jaringan sekitarnya (misal nya sel mast,makrofag jaringan dan selendotelium),maupun jaringan atau bagian yang lain yang bergerak melalui pembuluh darah menuju ke sel atau jaringan yang luka.diantara sel yang terlibat pada proses tersebut,sel darah putih (leukosit) mempunyai banyak peran dalam proses peradangan. Sel darah putih tipe polymorphonuclear(PMNs) Sel darah putih tipe monoclear. Sel endotelium vaskuler. Sel lainnya(platelet,sel syaraf(neuron),natural killer(NK).2.3.3 Respon imun adaktifRespon ini merupakan respon imunologi yang bersifat spesifik dan efisien dari inang terhadap mikroorganisme.respon imun yang terbentuk karena pemaparan suatu mikroorganisme.sel penting yang berperan dalam proses imun adaktif adalah limfosit yaitu sel B,sel T dan sel NK.Dalam respon imun ini,sel B berperan dalam produksi antibodi,sedangkan sel T berperan dalam fase induksi respon imun dan respon imun diperantarai oleh sel,sel NK yang lebih berperan dalam respon imun bawaan. Peran lomfosit dalam respon imun adaktif melibatkan dua fase yaitu:fase induksi dan fase efektor .fase efektor dibagi 2.komponen diperantarai sel.2.4 Mediator inflamasi Bahwa antara reaksi inlamasi dengan reaksi imun adalah saling berikatan.berbagai mediator terlibat dalam kedua reaksi tersebut.2.4.1 Histamin. Histamin merupakan senyawa amina basa yang dibentuk dari asam amino histadin oleh enzim histadin dekarbiksilase,kemudian disimpan dalam granul sel mast atau basofil.histamin dilepaskan dari sel tersebut melalui proses eksositosis selama proses inflamasi atau alergi.pelepasan histamin dari sel mast dipacu oleh interaksi antara antigen dengan antibodi yang sudah menempel pada perbukaan sel mast.histamin mengalami metebolisme dengan melibatkan enzim histaminase dan imidazol N-metiltransferase. Terdapat setidaknya tiga reseptor histamin yaitu H-1,H-2B dan H-3.Aktivasi pada reseptor H-1 menyebabkan kontraksi otot polos ileum,bronkus,bronkeolus dan uterus,vasodilatasi, dan peningkatan permeabilitas vaskuler.aktivasi pada reseptor H-2 menyebabkan perangsangan sekresi asam lambung,dan perangsangan otot jantung.sedangkan reseptor H-3 terdapat pada sistem syaraf pada bagian presinaptik,berperan dalam pengahambatan pelepasan berbagai neurotranmitter.2.4.2 ElicosanoidMediator ini secara langsung dijumpai dalam jaringan .eicosanoid dihasilkan dari fosfolipid,komponen utama membran sel,fungsi fisiologis elcosanoid ini berkaitan dengan pengaturan beberap proses fisiologis tubuh (homeostatis),dan merupakan mediator penting dalam proses inflamasi.sumber utama eicosanoid adalah asam arakidonat,yang ditemukan dalam bentuk teresterifikasi dalam fosfolipid.eicisanoid tersebut yaitu prostaglandin,tromboksan,leukotrin,dan lipoksin.2.4.3 Leukotrien. Leukotrien dihasilkan dari subtrat asam arakidonat melalui jalur lipoksigenase.2.4.4 platelet-activing factor (PAF) Fosfolipid dapat diubah oleh fosfolipase A2 menjadi lyso-glyc-eryl-phosphorylcholine,yang selanjut nya diubah menjadi platelet-activating factor (PAF).peran PAF dalam reaksi inflamasi adalah vasodilatasi,peningkatan permeabilitas vaskuler,mengaktivasi dan sebagai agen kemotalik bagi sel darah putih,aktivasi dan agregrasi platelet,dan spasmogenik pada otot polos bronkus dan ileum.2.4.5 Bradikinin Bradikinin merupakan peptida vasoaktif yang dibentuk dari substrat kininogen dengan enzim kalikrein.bradikinin menghasilkan vasodilatasi,dan menyebabkan penurunan tekanan darah.bradikinin bekerja pada pembuluh darah dengan merangsang pelepasan prostasiklin,nitrit oksida ataupun faktor hiperpolarisasi turunan edotelium (endothelium-derived hyperpolarizing faktor).bradikinin menyebabkan kontraksi otott polos selain pembuluh darah,meningkatkan permeabilitas vaskuler dan merupakan mediator penting dalam nyeri.2.4.6 Nitrit oksida Pada reaksi inflamasi,bentuk terinduksi dari synthase ( Inos) menpunyai peran lebih banyak,sebenarnya,semua sel inflamasi mengekpresi Inos sebagai respon terhadap perangsangan sitokin pada reaksi inflamasi.2.4.7 Neuropeptida. Mediator ini dilepaskan oleh syaraf sensori yang berperan dalam reaksi inflamasi (inflamasi neurogenik.reaksi inflamasi neurogenik berkaitan dengan patofisiologis penyakit alergi rinitis,inflammatory bawel disease,dan asma fase tertunda.peptida utama yang terlibat dalam reaksi inflamasi yaitu substance P dan neurokinin yang merangsang sel mast untuk melepaskan histmin dan mediator lainnya,menyebabkan kontraksi otot polos bronkus dan sekresi mukus.peptida lainnya yaitu calcitonin gene-related protein (CGRp),merupakan vasodilator protein.2.4.8 Sitokin Sitokin merupakan protein peptida,suatu mediator yang dilepaskan oleh sel pasa reaksi imunologi.mediator yang termasuk sitokin adalah interleukin,kemokin,interferon,colony-stimulating factor,faktor pertmbuhan dan tumour necrosis factors(TNF).sitokin mempunyai peran baik dalam fase induksi dan fase efektor pada reaksi imunologi.IL-2 san IL-4 berperan pada fase induksi.pada fase efektor,sitokin dibagi menjadi 2 yaitu proinflamasi (TNF-alfa dan IL-1) atau inflamasi (TGF-beta,IL-4,IL-10,IL-13)2.5 Mekanisme terjadinya radangTerjadinya inflamasi adalah reaksi setempat dari jaringan atau sel terhadap suatu rangsang atau cedera. Setiap ada cedera, terjadi rangsangan untuk dilepaskannya zat kimi tertentu yang akn menstimulasi terjadinya perubahan jaringan pada reaksi radang tersebut, diantaranya adalah histamin, serotonin, bradikinin, leukotrin dan prostaglandin. Histamin bertanggungjawab pada perubahan yang paling awal yaitu menyebabkan vasodilatasi pada arteriol yang didahului dengan vasokonstriksi awal dan peningkatan permeabilitas kapiler. Hal ini menyebabkan perubahan distribusi sel darah merah. Oleh karena aliran darah yang lambat, sel darah merah akan menggumpal, akibatnya sel darah putih terdesak ke pinggir. Makin lambat aliran darah maka sel darah putih akan menempel pada dinding pembuluh darah makin lama makin banyak. Perubahan permeabilitas yang terjadi menyebabkan cairan keluar dari pembuluh darah dan berkumpul dalam jaringan. Bradikinin bereaksi lokal menimbulkan rasa sakit, vasodilatasi, meningkatakan permeabilitas kapiler. Sebagai penyebab radang, prostaglandin berpotensi kuat setelah bergabung dengan mediator lainnya 2.6 Obat antiinflamasi2.6.1Non steroidal antiinflammatory drugs (NSAIDs)Obat antiinflamasi utama adalah non steroidal antiinflammatory drugs (NSAIDs) dan glukortikoid.NSAIDs merupakan obat antiinflamasi yang paling banyak digunakan.NSAIDs mempunyai tiga efek farmakologi,antiinflamasi,analgesik,anti piretik.obat ini bereaksi dengan menghambat enzim siklooksigenase,selanjutnya terjadi penghambatan pada produksi prostaglandin dan tromboksan.obat NSAIDs generasi awal menghambat baik pada COX-1 dan COX-2,bahkan lebih dominan menghambat COX-1. Membawa konsekuensi menghasilkan efek samping iritasi pada lambung.perkembangan berikutnya diarahkan NSAIDs yang bekerja lebih selektif terhadap COX-2,yang hanya terekspresi pada sel inflamasi. Efek antiinflamasi berkaitan dengan penghambatan pada manifestasi inflamasi yaitu vasodilatasi,edema nyeri.manifestasi inflamasi tersebut diperantarai oleh mediator-mediator yang merupakan produk dari aksi COX-2.NSAIDs bereaksi dengan menghambat COX, Menurunkan produksi vasodilator prostaglandin (PGE2 dan PGI2), sehingga menurunkan vasodilatasi ,kemudian menurunkan edema yang terjadi,lebih lanjut,akumulasi sel inflamasi akan berkurang.

2.6.2Pembagian obat-obat Anti-Inflamasi Non Steroida : Asam Karboksilata. Asam asetat : Derivat Asam Fenilasetat, misalnya Diklofenak dan Fenklofenak. Derivat Asam Asetal-inden/indol, misalnya Indometasin, Sulindak dan Tolmetin.b. Derivat Asam Salisilat, misalnya Aspirin, Salisilat, Benorilat dan Diflunisal.c. Derivat Asam Propionat, misalnya Asam Tiaprofenat, Fenbufen, Fenoprofen,Flurbiprofen, Ibuprofen, Ketoprofen dan Naproksen.d. Derivat Asam Fenamat, misalnya Asam mefenamat, MeklofenamatAsam Enolata. Derivat Pirazolon, misalnya Azapropazon, Oksifenbutazon dan Fenilbutazon.b. Derivat Oksikam, misalnya Piroksikam dan Tenoksikam2.6.3 Mekanismekerja NSAIDCara kerja NSAID sebagian besar berdasarkan hambatan sintesa prostaglandin, dimana kedua jenis cyclo-oxygenase diblokir. NSAID ideal hendaknya hanya menghambat COX-2 (peradangan) dan tidak COX-1 (perlindungan mukosa lambung), lagi pula menghambat lipo-oxygenase (pembentukan leukotrien). Ada tiga obat dengan kerja agak selektif, artinya lebih kuat menghambat COX-2 daripada COX-1, yakni COX-2 inhibitors nabumeton dan meloxicam. Dari obat baru celecoxib diklaim tidak menghambat COX-1 sama sekali pada dosis biasa. 2.6.4 Efek Samping Obat Anti-inflamasi NonsteroidEfek samping yang sering dijumpai pada penggunaan NSAID dalam jangka panjang adalah iritasi lambung.efek samping pada saluran pencernaan terutama dilambung,dan duodenum diakibat kan penghambatan pada COX-1. Enzim tersebut bertanggung jawab dalam produksi prostaglandi ,yang secara normal menghambat sekresi lambung.prostaglandin berperan sebagai agen protein mukosa terhadap asam lambung .selanjut nya,NSAIDs yang selektif menghambat COX-2 menghasilkan efek samping pada lambung yang rendah,namun NSAIDs penghambat COX-2 pada jangka panjang juga berpotensi meningkatkan resiko trombosis pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.penghambatan pada COX-2 yang poten,akan menurunkan pembentukan PGI2 yang merupakan penghambat agregrasi platelet.dilain pihak tromboksan A2, yang menyebabkanagregrasi platelet (mediator yang pembentukan nya dikatalisis terutama oleh COX-1)Tidak terpengaruh oleh obat ini.terjadinya agregrasi platelet akan memicu terjadinya penjendalan darah yang berisiko pada gangguan kardiovaskuler. Efek samping lainnya adalah gangguan fungsi ginjal akut,namun bersifat reversibel,hal ini terjadi karena PGE2 dan PGI1 terlibat dalam proses pemeliharaan ginjal.keduamerangsang produksi renin,menurunkan resistensi vaskuler ginjal dan menaikkan aliran darah reanl.NSAIDs dapat menurunkan alirab darah ginjal total,menyebabkan vasokontriksi renal akut sehingga menurunkan fungsi ginjal.efek samping lainnya adalah rash,urtikaria,dipepsia,mual dan muntah.

Natrium diklofenakNatrium diklofenak adalah suatu senyawa anti-inflamasi non-steroid yang bekerja sebagai analgesik, antipiretik dan antiinflamasi. Senyawa ini sangat merangsang lambung sehingga untuk mencegah efek samping ini bentuk sediaan oral (tablet) natrium diklofenak disalut enteric. Waktu paruh natarium diklofenak adalah 1,5 jam.Efektivitassuatusenyawaobatpadapemakaianklinikberhubungandenganfarmakokinetiknya, danfarmakokinetiksuatusenyawadarisuatubentuksediaanditentukanolehketersediaanhayatinya (bioavailabilitasnya).Bioavailabilitassuatusenyawaobatdarisediaannyaditentukan/dipengaruhiolehberbagaimacamfaktorseperti: kualitasdansifatfisiko-kimiabahanbakuzataktif yang dipakai, jenisdankomposisibahanpembantu, teknikpembuatan, dll. Dengandemikian, sediaan-sediaanobat yang mengandungzataktif yang sama dalam bentuk sediaan yang sama ("pharmaceutical equivalent") tetapidiproduksiolehpabrik yang berbeda bisa menghasilkan efektivitas klinik yang berbeda. INDOMETASINDerivat indolilasetat ini berkhasiat amat kuat. Resorpsinya di usus cepat dan lengkap. Pada rektum tergantung basis suppositorianya dan dapat menurun sampai 60%. Waktu paruh indometasin adalah 2,5 jam.Obat AINS merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimia. Walaupun demikian, obat-obat ini mempunyai banyak persamaan dalam efek terapi maupun efek samping.15 Prototip obat golongan ini adalah aspirin, karena itu obat AINS sering juga disebut sebagai obat-obat mirip aspirin (aspirin-like drug).Aspirin-like drugs dibagi dalam lima golongan, yaitu:1. Salisilat dan salisilamid, derivatnya yaitu asetosal (aspirin), salisilamid, diflunisal2. Para aminofenol, derivatnya yaitu asetaminofen dan fenasetin3. Pirazolon, derivatnya yaitu antipirin (fenazon), aminopirin (amidopirin),fenilbutazon dan turunannya4. Antirematik nonsteroid dan analgetik lainnya, yaitu asam mefenamat dan meklofenamat, ketoprofen, ibuprofen, naproksen, indometasin, piroksikam, dan glafenin5. Obat pirai, dibagi menjadi dua, yaitu: Obat yang menghentikan proses inflamasi akut, misalnya kolkisin, fenilbutazon, oksifenbutazon. Obat yang mempengaruhi kadar asam urat, misalnya probenesid, alupurinol, dan sulfinpirazon.Sedangkan menurut waktu paruhnya, Obat AINS dibedakan menjadi:1. AINS dengan waktu paruh pendek (3-5 jam), yaitu aspirin, asam flufenamat,asam meklofenamat, asam mefenamat, asam niflumat, asam tiaprofenamat, diklofenak, indometasin, karprofen, ibuprofen, dan ketoprofen.2. AINS dengan waktu paruh sedang (5-9 jam), yaitu fenbufen dan piroprofen.3. AINS dengan waktu paruh tengah (kira-kira 12 jam), yaitu diflunisal dan naproksen.4. AINS dengan waktu paruh panjang (24-45 jam), yaitu piroksikam dan tenoksikam.5. AINS dengan waktu paruh sangat panjang (lebih dari 60 jam), yaitu fenilbutazon dan oksifenbutazon.Klasifikasi kimiawi obat anti-inflamasi nonsteroidNonselective Cyclooxygenase Inhibitors. Derivat asam salisilat: aspirin, natrium salisilat, salsalat, diflunisal, cholin magnesium trisalisilat, sulfasalazine, olsalazine Derivat para-aminofenol: asetaminofen Asam asetat indol dan inden: indometasin, sulindak Asam heteroaryl asetat: tolmetin, diklofenak, ketorolak Asam arylpropionat: ibuprofen, naproksen, flurbiprofen, ketoprofen, fenoprofen, oxaprozin Asam antranilat (fenamat): asam mefenamat, asam meklofenamat Asam enolat: oksikam (piroksikam, meloksikam) Alkanon: nabumeton Selective Cyclooxygenase II inhibitors Diaryl-subtiuted furanones: rofecoxib Diaryl-subtituted pyrazoles: celecoxib Asam asetat indol: etodolac Sulfonanilid: nimesulidContoh obat :1. IbuprofenIbuprofen adalah golongan obat antiinflamasi non- steroid yang mempunyai efek antiinflamasi, analgesik dan antipiretik. Obat ini menghambat prostaglandin dan dengan kadar 400 mg atau lebih digunakan dimana rasa nyeri dan inflamasi merupakan gejala utama. Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui.2. Asam mefenamatAsam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung .3. AspirinAsam salisilat adalah asam organik sederhana dengan pKa 3,0. Aspirin (asam asetilsalisilat) mempunyai pKa 3,5. Ini kira-kira 50% lebih kuat daripada natrium salisilat, walaupun senyawa ini kurang mengiritasi lambung. Salisilat cepat diabsorbsi dari lambung dan usus halus bagian atas, kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 1-2 jam. Suasana asam di dalam lambung menyebabkan sebagian besar dari salisilat terdapat dalam bentuk nonionisasi, sehingga memudahkan absorpsi. Walaupun begitu, bila salisilat dalam konsentrasi tinggi memasuki sel mukosa, maka obat tersebut dapat merusak barier mukosa. Jika pH lambung ditingkatkan oleh penyangga yang cocok sampai pH 3,5 atau lebih, maka iritasi terhadap lambung berkurang. Aspirin diabsorbsi begitu saja dan dihidrolisis menjadi asam asetat dan salisilat oleh esterase di dalam jaringan dan darah. Prostaglandin tromboksan A2 adalah suatu produk arakidonat yang menyebabkan trombosit untuk mengubah bentuknya, melepas granulnya dan beragregasi. Aspirin menghambat sintesis tromboksan A2 dengan mengasetilasi secara ireversibel enzim siklooksigenase, yang mengkatalisis perubahan asam arakidonat menjadi senyawa endoperoksida, pada dosis tepat, obat ini akan menurunkan pembentukan prostaglandin maupun tromboksan A2 tetapi tidak leukotrien .Pada dosis rendah, salisilat menunjukan aktivitas analgesik, hanya pada dosis lebih tinggi obat-obat ini menunjukkan aktivitas anti inflamasi .Dosis optimum analgesik atau antipiretik aspirin, lebih kecil dari dosis oral 0,6 mg yang lazim digunakan. Dosis yang lebih besar dapat memperpanjang efeknya. Dosis lazim dapat diulang setiap 4 jam dan dosis lebih kecil (0,3 g) setiap 3 jam. Dosis antiinflamasi rata-rata 4 g per hari dapat ditoleransi oleh kebanyakan orang dewasa . Aspirin sebagai anti-inflamasi, anti-piretik, dan analgesik, tetapi juga mempunyai efek samping pada saluran cerna. Dengan adanya aspirin, prostanoid-prostanoid tidak terbentuk, yang mengakibatkan sekresi asam lambung meningkat dan mukus protektif berkurang. Secara normal, prostasiklin (PGI2) menghambat sekresi asam lambung, sedangkan PGE2 dan PGF2 merangsang sintesis mukus protektif dalam lambung dan usus kecil. Selain itu, efek aspirin yang juga menghambat tromboxan A2 bisa mengakibatkan perdarahan pada saluran cerna. Sehingga aspirin dapat menyebabkan distres epigastrium, ulkus, dan perdarahan . Efek topikal dari AINS adalah erosi gaster yang superficial dan lesi petekie. Bagaimanapun juga, risiko ulkus gastroduodenal tidak berkurang dengan penggunaan AINS secara parental atau rektal yang mengindikasi munculnya luka dari efek sistemik AINS pada mukosa gastrointestinal. Risiko terbesar dari perkembangan terjadinya ulkus selama 3 bulan pertama dari penggunaan AINS, setelah itu, risiko menurun tetapi terus-menerus terjadi (Shrestha and Lau, 2006). Hasil evaluasi endoskopi pada penderita yang mendapatkan AINS menunjukkan adanya iritasi mukosa lambung berupa petekie, bahkan dapat timbul ulkus pada mukosa lambung. Secara lokal umumnya obat-obat AINS telah menyebabkan iritasi mukosa, bila terjadi kontak selama 3 jam, dengan endoskopi tampak tanda-tanda perdarahan mikroskopik. Secara sistemik obat-obat AINS ini menghambat pembentukan PGE2 yang berfungsi sebagai proteksi mukosa lambung. 2.6.5 OBAT ANTIINFLAMASI STEROIDAdapun mekanisme kerja obat dari golongan steroid adalah menghambat enzim fospolifase sehingga menghambat pembentukan prostaglandin maupun leukotrien. Penggunaan obat antiinflamasi steroid dalam jangka waktu lama tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba, efek sampingnya cukup banyak dapat menimbulkan tukak lambung, osteoforosis, retensi cairan dan gangguan elektrolit.Contoh obat antiinflamasi steroid diantaranya, hidrokortison, deksametason, metil prednisolon, kortison asetat, betametason, triamsinolon, prednison, fluosinolon asetonid, prednisolon, triamsinolon asetonid dan fluokortolon. Penyakit lain yang dapat diobati dengan anti inflamasi diantaranya, artritis rematoid, demam rematik dan peradangan sendi. Obat penurun asam uratObat golongan ini digunakan pada pengobatan pout atau encok.penyakit tersebut merupakan penyakit metabolik,dimana konsentrasi asam urat plasma meningkat diakibatkan karena produksi asam urat yang berlebihan atau gangguan ekskresi dari purin.penyakit ini tandai dari serangan arthritis akut diakibatkan penumpukan kristal natirum urat,suatu produk dari metabolisme purin pada jaringan sinovial pada persendian tulang.pada kondisi tersebut,reaksi inflamasi juga timbul,melibatkan aktivasi mediator kinin,sistem komplemen dan plasmin,produk enzim lipoksigenase ( leukotrin B4),rekruitment neutrofil,dan produksi IL-1.Terapi penyakit gout melalui beberapa pengobatan: Penghambatan produksi asam urat,misalnya alupurinol. Peningkatan ekskresi asam urat (urikosurik),misalnya probenesid,sulfipirazon. Menghambat migrasi leukosit menuju persendian,misalnya kolkisin. Efek antiinflamasi dan analgesik dengan NSAIDs, misalnyadiklofenak.Alopurinol menurunkan produksi asam urat dengan aksi menghambat enzim xanthin oksidase.Enzim tersebut memperantarai perubahan hipoksantin menjadi xanthin dan perubahan xanthin menjadi asam urat,Hipoksantin dan xanthin relatif lebih mudah diekskresi dibandingkan asam urat yang dapat terdeposit pada jaringan menyebabkan penyakit gout.alopurinol dalam tubuh juga akan diubah oleh xanthin oksidase menjadi metabolitnya yaitu aloksantin,yang juga dapat menghambat enzim xanthin oksidase. Agen urikosurik mempunyai efek meningkatkan ekskresi asam urat melalui aksinya pada tubulus ginjal.Obat antireumatik.reumatik merupakan penyakit nyeri sendi yang diakibatkan karena reaksi autoimun.manifestasinya meliputi reaksi inflamasi,proliferasi sinovium,dan erosi kartilago dan tulang.beberapa mediator utama pada patogenesis reumatik adalah IL-1 dan TNF alfa. Pengobatan penyakit reumatik dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan:

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULANIstilah inflamasi berasal dari bahasa latin inflanmare, yang berarti membakar.inflamasi disebut juga dengan peradangan,merupakan respon biologis berupa reaksi vaskuler dengan manifestasi berupa pengiriman cairan,senyawa terlarutb maupun sel-sel dari sirkulasi darah menuju ke jaringan intertisial pada daerah luka.reaksi tersebut terkoordinasi dengan baik,bersifat dinamis dan kontinyu.peradangan terasebut merupakan respon tubuhterhadap adanya kerusakan sel atau jaringan yang disebabkan karena bahan kimia,ultraviolet,panas ada nya rangsangan berbahaya misalnya, virus,bakteri,antigen,istilah inflamasi tidak identik dengan infeksi.inflamasi salah satunya disebabkan karena infeksi.infeksi sendiri disebabkan karena invasi mikroorganisme patogen yang mengakibatkan kerusakan sel atau jaringan.Golongan obat antiinflamasi nonsteroid:1. Asam Karboksilat2. Indometasin 3. Aspirin dllGolongan obat antiinflamsi steroidhidrokortison, deksametason, metil prednisolon, kortison asetat, betametason, triamsinolon, prednison, fluosinolon asetonid, prednisolon, triamsinolon asetonid dan fluokortolon

DAFTAR PUSTAKANugroho,agung.2012.obat-obat penting dalam pembelajaran ilmu farmasi dan dunia kesehatan.yogyakarta:pustaka pelajar.Departemen farmakologi dan terapeutik fakultas kedokteran universitas indonesia.2012.farmakologi dan terapi.jakarta: FKUI.19 | Antiinflamasi