ltm mpkt a 2

Upload: julianofadini

Post on 05-Oct-2015

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Lembar Tugas MandiriNama: Julia Nofadini NPM: 1306370972Judul : Dimensi Tipe Kepribadian : Extraversion (E), Introversion (I), Sensing (S), dan Intuition (N)I. Pendahuluan Setiap Manusia adalah unik. Tidak ada orang yang benar-benar sama, bahkan sepasang kembar sekalipun. Adanya keanekaragaman manusia membawa dinamika kehidupan. Perbedaan individual dalam kelompok dapat membawa pada sinergi yang kaya, namun dapat juga menimbulkan konflik yang menguras tenaga. Ada berbagai teori kepribadian yang berusaha membantu kita memahami keanekaragaman individu. Salah satunya adalah teori kepribadian Myers-Briggs. Melalui penelitian yang panjang serta penyempurnaan berkala, Myers dan Briggs membangun sebuah instrumen tes MBTI (Myers Briggs Type Indicator) yang mengukur tipe psikologi seseorang. MBTI ini mengidentifikasi dan mengkategorisasi kecenderungan perilaku Individu dalam empat dimensi, yaitu : 1. (E) Extraversion / Introversion (I)2. (S) Sensing / Intuition (I)3. (T) Thinking / Feeling (F)4. (J) Judging / Perceiving (P) Keempat dimensi ini masing-masing merupakan suatu kontinum. Jadi seseorang individu tidak disebut ekstraversi atau introversi, melainkan kecenderungan lebih ekstraversi, sangat ekstraversi atau sangat intoversi. Pada penjelasan berikutnya, penulis akan menjelaskan dua dari empat dimensi tipe kepribadian saja yaitu extraversion / introversion dan sensing / intuition.II. Isi Dimensi (E) Extraversion/Introversion (I)Jung mengatakan (dalam Hall dan Lindzey, 1978 : 125) bahwa ekstrovert adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan, serta tindakannya lebih banyak ditentukan oleh lingkungan. Sedangkan introvert adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia subjektif, orientasinya tertuju ke dalam.Kepribadian ekstrovert, cenderung kurang menikmati aktivitas yang dilakukan sendirian.Orang denganKepribadian Ekstrovert adalah orang yang berpikir mengenai hal-hal secara objektif dan luas. Bagi seorang ekstrovert, bahasa adalah alat untuk bersosialisasi. Orang yang ekstrovert mendapatkan energinya dari interaksi sosial, dan dari sumber eksternal. Orang ekstrovert bisa saja menjadi orang yang pendiam kalau dia tidak mendapatkan lingkungan yang mendukungnya dan memberikan apa yang dia butuhkan. Tapi secara umum, orang ekstovert memang akan lebih aktif, sebab mereka membutuhkan dan meknikmatinya. Semakin baik dan semakin banyak interaksi sosial yang dilakukannya, energinya juga semakin bertambah. Orang ekstrovert, tidak dapat hidup sendiri, mereka selalu membutuhkan orang lain. Namun, terkadang semua itu dilakukan dengan mengorbankan dirinya sendiri. Mereka sering terpaksa mengorbankan kepribadiannya sendiri, agar dapat diterima oleh orang banyak. Pembicaraan seorang ekstovert biasanya bersifat general, artinya bersifat umum.Kepribadian Introvert merupakan kepribadian manusia yang tertutup, sehingga mereka cenderung memilih untuk sendirian atau bertemu dengan sedikit orang. Orang Introvert lebih berpikir ke arah subjektif atau dirinya sendiri. Biasanya para introverthanya berbicara seperlunya dan mereka hanya berbicara mengenai apa yang memang ingin mereka bicarakan. Orang yang introvert, sumber energinya berasal dari dalam diri sendiri. Orang introvert, tidak selalu orang yang pasif, pemurung, atau tidak bisa bergaul, mereka bisa saja orang yang aktif, periang dan suka bersosialisasi, namun biasanya setelah sekian waktu bersosialisasi, orang introvert perlu privasi, dan butuh ketenangan. Bagi seorang Introvert, keramaian membuat tenaga mereka cepat terkuras. Oleh karena itu, biasanya mereka hanya sekali-kali berinteraksi, kemudian diam. Individu-idividu yang mempunyai kepribadian introvert penyesuaiannya dengan dunia luar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan individu lain. Bahaya tipe introvert ialah jika jarak dengan dunia obyektif terlalu jauh, maka individu dengan tipe kepribadian seperti ini dapat lepas dari dunia obyektifnya.

Dimensi (S) Sensing/Intuition (N)Jung mengatakan (dalam Naisaban, 2003:23) bahwa sensing merupakan fungsi jiwa yang berasal dari fungsi kerja indra-indra pada manusia. Orang-orang yang menggunakan sensing, umumnya senang yang praktis dan realsitis. Sedangkan intuitif menurut Jung adalah suatu fungsi yang muncul dengan sendirinya secara alamiah dan digerakkan dari alam tak sadar manusia. Keduanya bekerja dalam setiap pribadi manusia, namun salah satunya lebih dominan, dan lebih jelas muncul dalam perilaku setap hari.Kepribadian sensing, menggunakan fungsi indrawi sebagai alat ukur nyata dalam memandang situasi dan lebih yakin dengan bukti konkret, fakta yang terlihat, dan apa yang dialami secara langsung. Orang dengan tipe sensing lebih suka dengan hal-hal praktis untuk menghasilkan sesuatu yang rill sehingga lebih cermat dalam mengamati hal-hal dari sebuah informasi. Dalam menganalisis masalah, orang sensing akan menguraikannya berdasarkan pengamatan pada peristiwa yang terjadi di lapangan dan selalu memperhatikan tata tertib yang berlaku dalam lingkungannya. Bagi seseorang dengan tipe sensing, pengalaman menjadi pegangan yang kuat untuk menghadapi situasi. Seorang sensing juga sangat realistis dan cenderung tidak larut dalam pandangan-pandangan yang imajinatif. Baginya, menghayal adalah sesuatu yang dramatis sehingga ia tidak ingin menghabiskan waktu hanya dengan merenung atau berefleksi.Kepribadian intuitif bergairah dengan hal-hal abstrak sehingga sering disebut penghayal. Dalam menghasilkan sesuatu, orang intuitif cenderung dramatis dan memiliki pandangan yang bersifat inovatif dengan melompat tanpa mengurut satu persatu, serta mengabaikan ketentuan-ketentuan yang bersifat mekanistik. Dalam mengerjakan sesuatu, seorang yang intuitif tidak mementingkan darimana memulainya, yang terpenting adalah melakukan trobosan-trobosan dengan mencari kesempatan untuk mendapatkan hal yang baru. Orang intuitif lebih mementingkan kebutuhan yang akan datang, tetapi kurang peduli dengan proses pencapaian hari ini. Analogi, pengalaman di luar dirinya, serta gambaran umum lain menjadi pegangan dalam menyikapi situasi sehingga suka membandingkan informasi yang diterimanya dengan informasi yang lain. Perbandingan ini dilakukan untuk menghasilkan ide-ide atau gagasan baru yang belum pernah diperoleh sebelumnya. Bagi orang intuitif, fungsi indrawi hanya sebagai media untuk menyerap informasi, bukan untuk mempersepsi sebuah informasi. Pandangan orang intuitif terhadap dunia muncul lewat proses penghayatan. Seseorang yang intuitif, kaya akan inspirasi dan ide-ide yang berbau kreatif. Orang intuitif menganggap tantangan sebagai hal yang menarik dan jemu dengan kegiatan yang rutin dan monoton.III. KesimpulanManusia memiliki banyak perbedaan dan keunikan. Setiap orang memiliki jenis karakter kepribadian yang berbeda-beda. Setiap jenis karakter memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perbedaan-perbedaan tersebut membawa pada keanekaragaman cara dalam memandang sesuatu, dalam bertindak pada berbagai situasi, dalam menentukan sasaran, dalam menilai, dan lain sebagainya. Mempelajari dimensi kepribadian dapat membantu kita dalam memahami diri sendiri agar mudah berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, dengan mengetahui kepribadian orang lain, juga akan membuat kita memahami lebih baik cara bersosialisasi. Oleh karena itu, dengan mengetahui tipe kepribadian diri sendiri dan orang lain, kita akan lebih mudah meraih sukses. Terutama dalam hal membina hubugan dengan orang lain, karena kita sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari interaksi dengan sesama manusia.

Daftar Pustaka

Alwisol. 2011. Psikologi Kepribadian (Edisi Revisi). Malang: UMM Press.Goleman, Daniel. (1996). Emotional Intelligence, Why it can matter more than IQ. London: Bloomsburry Publishing.Jung, C.G. 1923. Psychological Types. New York: Pantheon Books.Naisaban, Ladislaus. 2003. Psikologi Jung: Tipe Kepribadian Manusia dan Rahasia Sukses dalam Hidup (Tipe Kebijaksanaan Jung). Jakarta: Grasindo.