lpm kedkel kelompok 5

Upload: desny-rahadiani

Post on 09-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

lpm kedkel

TRANSCRIPT

BAB ILATAR BELAKANG

I.1 LATAR BELAKANGPembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional. Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan berbagai upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan pada jenjang pertama.Dalam era Globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di bidang kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan-perubahan ini berdampak terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi dunia kesehatan untuk menghadapi hal tersebut.Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan sehingga derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat lebih ditingkatkan. Diharapkan dengan penanganan yang tepat maka visi dari Departemen Kesehatan yang disampaikan Menteri Kesehatan yaitu Menuju Indonesia Sehat 2025 dapat segera tercapai.Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk semua. Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta menetapkan syarat - syarat yang harus dicapai oleh jajarannya yaitu melalui Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat acuan dalam Surat Keputusan Gubernur No. 12 Tahun 2007.Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading sebagai salah satu unit pelaksana Teknis Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik secara Individu maupun Kesehatan Masyarakat yang mengacu kepada SPM tersebut. Melalui Visi dan Misi yang telah dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading diharapkan pencapaian tersebut dapat dilakukan secara optimal.

I.1.1. Gambaran umum wilayah Kecamatan Kelapa Gading 1.1.1.1. Keadaan geografisKecamatan Kelapa Gading dengan luas 14,867 Km2, terdiri atas tiga kelurahan, yaitu Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, dan Pegangsaan Dua. Berdasarkan laporan kelurahan terdapat 68 Rukun Warga ( RW ) dan Rukun Tetangga ( RT ) sebanyak 706 di Kecamatan Kelapa Gading. Populasi warga Kelapa Gading sekitar 5% dari jumlah penduduk Jakarta dan 20% penduduk Jakarta Utara. Hampir 65% penduduknya adalah warga keturunan Tionghoa. Luas wilayah Kecamatan Gading terbagi menjadi 3 ( Tiga ) Kelurahan yaitu :1. Kelurahan Kelapa Gading Timur1. Kelurahan Kelapa Gading Barat1. Kelurahan Pegangsaan Dua

1.1 Gambar peta wilayah kelapa gadingBatas wilayah Kecamatan Kelapa Gadinga. Sebelah utara : Kali Bendungan Batik Kelurahan Tugu Selatan dan Rawa Badak Kecamatan Koja.b. Sebelah Timur: Kali Cakung dan Kali Pertukangan Kecamatan Cakung.c. Sebelah Selatan : Jl Raya Bekasi Kecamatan Cakung Jakarta Timur.d. Sebelah Barat : Jl Raya Yos Soedarso Kecamatan Tanjung Priok.

1.1.1.2. Keadaan demografi Jumlah seluruh penduduk di Kecamatan Kelapa Gading adalah 138.153 orang dengan tingkat kepadatan 26.804/Km2. Wilayah terpadat penduduknya di kelurahan Kelapa Gading Timur dengan tingkat kepadatan penduduk 10,898/Km2.Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di kecamatan Kelapa Gading periode Januari Desember 2014.

Tabel 1.1. Luas wilayah, Jumlah Penduduk, dan kepadatan penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014No.KelurahanLuas Wilayah(km2)Jumlah PendudukKepadatan Penduduk(per km2)

1.Kelapa Gading Timur3.551338.50710843,07

2.Kelapa Gading Barat5.031244.1558776,24

3.Pegangsaan Dua6.284527.7468433,43

Jumlah14.867138.1539.289

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil ecamatan Kelapa Gading tahun 2014

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014NoKeterangan Jumlah

1Laki-laki69.274

2Perempuan 68.879

Jumlah 138.153

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014

Tabel.1.3. Jumlah penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT) di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014No.KelurahanJumlah PendudukJumlah KKJumlah RWJumlah RT

1.Kelapa Gading Timur38.50724721241

2.Kelapa Gading Barat44.15520421217

3.Pegangsaan Dua27.74612425248

Jumlah138.15357567706

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014

Berikut merupakan data demografi kecamatan Kelapa Gading :

1. Data penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 1.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014 NoTingkat PendidikanLaki-lakiPerempuan

1Tidak sekolah4.0707.571

2Tidak tamat sekolah dasar15.7614.240

NoTingkat PendidikanLaki-lakiPerempuan

3Tamat SD10.411 12.594

4Tamat SLTP10.435 9.229

5Tamat SLTA13.472 11.266

6Tamat Akademi / Perguruan tinggi10.2638703

Sumber : Laporan Bulan Statistik Kependudukandan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014

Berdasarkan tabel 1.4. dapat disimpulkan bahwa :a) Tingkat pendidikan paling banyak adalah tamat Sekolah Dasar.b) Tingkat pendidikan paling sedikit adalah tidak sekolah.

1. Data Penduduk Menurut PekerjaanTabel 1.5. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014NoPekerjaanLaki-lakiPerempuan

1Tani416342

2Karyawan swasta/pemerintah/ABRI23.43023.140

3Pedagang6.8676.321

4Nelayan442252

5Buruh tani284195

6Pensiunan4.7934.279

7Pertukangan6430

8Pengangguran4.4494.354

9Fakir miskin2.4061.918

10Lain-lain10.24110.613

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading

Periode Januari Desember 2014Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat bahwa :a) Pekerjaan paling banyak adalah karyawan swasta/pemerintah/ABRI.b) Pekerjaan paling sedikit adalah buruh tani.

1. Data Sarana PeribadatanTabel 1.6. Sarana Peribadatan di Wilayah KecamatanKelapa Gading Tahun 2014No Sarana peribadatanJumlah

1Masjid28

2Mushola43

3Gereja36

4Wihara2

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014Berdasarkan tabel 1.6 dapat dilihat bahwa :a) Sarana peribadatan paling banyak adalah mushola.b) Sarana peribadatan paling sedikit adalah wihara.

1. Data Sarana KesehatanTabel 1.7. Sarana Kesehatan di Wilayah KecamatanKelapa Gading Tahun 2014NoSarana kesehatanJumlah

1Rumah sakit swasta4

2Puskesmas5

3RB.puskesmas1

4RB.swasta4

5Klinik 24 jam3

6Apotek64

7Praktek dokter umum119

8Praktek dokter gigi79

9Praktek dokter spesialis241

10Praktek bidan swasta4

11Laboratorium klinik5

12Posyandu42

13Balai pengobatan24

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014Berdasarkan tabel 1.7 dapat dilihat bahwa :a) Sarana kesehatan paling banyak adalah praktek dokter spesialis.b) Sarana kesehatan paling sedikit adalah Ruang Bersalin Puskesmas.

1. Data Sarana Perdagangan dan HiburanTabel 1.8. Sarana Perdagangan dan Hiburan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014No Sarana perdagangan dan hiburanJumlah

1Hotel5

2Pasar tradisional7

3Pasar swalayan9

4Rumah makan72

5Jasa boga21

6Salon53

7Konveksi1

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014

Berdasarkan tabel 1.8 dapat dilihat bahwa :a) Sarana perdagangan dan hiburan paling banyak adalah rumah makan.b) Sarana perdagangan dan hiburan paling sedikit adalah konveksi.

1.1.2. Gambaran umum puskesmas1.1.2.1. DefinisiPusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) ialah suatu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan, yang mempunyai misi :1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan2. Memberdayakan masyarakat & keluarga dalam pembangunan kesehatan3. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu secara menyeluruh dan terpadu.

Berdasarkan misi tersebut, Puskesmas mempunyai kewenangan dan tanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat yang secara administrative berdomisili di wilayah kerjanya.Untuk dapat mencapai misi Puskesmas diatas digunakan strategi sebagai berikut :a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahanb. Mengembangkan dan menetapkan asas kemitraan serta pemberdayaan masyarakat dan keluargac. Meningkatkan profesionalisme petugasd. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai degan kewenangan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.Mengacu kepada misi dan strategi di atas, maka fungsi puskesmas adalah sebagai berikut :a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, artinya puskesmas bertindak bertindak sebagai motivator, fasilitator dan memantau terselenggaranya proses pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.b. Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan, artinya pemberdayaan masyarakat yaitu masyarakat tahu, mau dan mampu menjaga serta mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri ; arti pemberdayaan keluarga yaitu menjaga keluarga sehat tetap sehat dan keluarga sakit menjadi sehat.c. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama, artinya penyelenggaran pelayanan kesehatan dasar dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat, meliputi upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan.

Sebagai suatu unuit organisasi yang melaksanakan berbagai usaha di bidang kesehatan, puskesmas memiliki wewenang dan tanggung jawab di dalam wilayah kerja tertentu, biasanya satu wilayah kecamatan atau sebagian wilayah kecamatan. Penentuan luas wilayah kerja puskesmas di dasarkan atas beberapa faktor yaitu :a. Jumlah pendudukb. Keadaan geografisc. Keadaan saran perhubungand. Keadaan infra struktur masyarakat lainnya.Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas dituntut untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan. Tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi : kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada tiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.

Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif. Tidak terbatas pada aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.

Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi Paradigma Sehat. Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus padaupaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif,b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated),c. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah, berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakatd. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya,e. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif menjadi investasi,f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership),g. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization), menjadi otonomi daerah (decentralization),h. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era desentralisasi.

1.1.2.2. Wilayah KerjaWilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepada kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Walikota/Bupati, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 penduduk. Untuk jangkauan yang lebih luas, dibantu oleh Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

1.1.2.3. Pelayanan Kesehatan MenyeluruhPelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :1. Promotif (peningkatan kesehatan)2. Preventif (upaya pencegahan)3. Kuratif (pengobatan)4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.

1.1.2.4. Peran PuskesmasDalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.

1.1.2.5. Upaya Kesehatan Wajib PuskesmasUpaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :1. Promosi kesehatan masyarakat2. Kesehatan lingkungan3. KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak)4. KB (Keluarga Berencana)5. Perbaikan gizi masyarakat6. P2M (Pengendalian Penyakit Menular)7. Pengobatan dasar

Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib dalam bentuk tabel, yaitu :

Tabel 1.9. Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di PuskesmasNoUpaya Kesehatan WajibKegiatanIndikator

1Promosi KesehatanPenyuluhan di Dalam dan di Luar GedungTatanan sehatPerbaikan perilaku sehat

2Kesehatan LingkunganPenyehatan pemukimanCakupan air bersih

Cakupan jamban keluarga

Cakupan SPAL

Cakupan rumah sehat

3Kesejahteraan ibu dan anakANCCakupan K1, K4

Pertolongan persalinanCakupan linakes

MTBSCakupan MTBS

ImunisasiCakupan imunisasi

4Keluarga BerencanaPelayananKeluarga BerencanaCakupan MKET

5Pemberantasan penyakit menularDiareCakupan kasus diare

ISPACakupan kasus ISPA

MalariaCakupan kasus malaria

Cakupan kelambunisASI

TuberkulosisCakupan penemuan kasus

Angka penyembuhan

NoUpaya Kesehatan WajibKegiatanIndikator

6GiziDistribusi vit A / Fe / cap yodiumCakupan vit A / Fe / cap yodium

PSG% gizi kurang / buruk, SKDN

Promosi Kesehatan% kadar gizi

7PengobatanMedik dasarCakupan pelayanan

UGDJumlah kasus yang ditangani

Laboratorium sederhanaJumlah pemeriksaan

Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.

1.1.2.6. Upaya Kesehatan Pengembangan PuskesmasUpaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :1. Upaya Kesehatan Sekolah1. Upaya Kesehatan Olahraga1. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat1. Upaya Kesehatan Kerja1. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut1. Upaya Kesehatan Jiwa1. Upaya Kesehatan Mata1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut1. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di puskesmas kecamatan Kelapa Gading periode Januari Desember 2014 adalah :A. Upaya Kesehatan Dasar1. Upaya Promosi Kesehatan1. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak1. Upaya Keluarga Berencana1. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat1. Upaya Kesehatan Lingkungan1. Upaya Pengendalian Penyakit Menular 1. Upaya Pengobatan

B. Upaya Kesehatan Pengembangan 1. Upaya Kesehatan Sekolah1. Upaya Kesehatan Olah Raga1. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut1. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut1. Upaya Kesehatan Jiwa1. Upaya Kesehatan Mata

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :

1.1.2.7. Azas pertanggungjawaban wilayahPuskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

1. Azas pemberdayaan masyarakatPuskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :1. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)1. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)1. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)1. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)1. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)1. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda1. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)1. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)1. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).

1. Azas KeterpaduanUntuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :1. Keterpaduan Lintas ProgramUpaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :1. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.1. UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.1. Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.1. Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa & promosi kesehatan.

1. Keterpaduan Lintas SektorUpaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :1. UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan & agama.1. Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.1. KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.1. Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperASI, dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan.1. Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.

1. Azas RujukanSebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :2. Rujukan MedisApabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :1. Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh : operasi) dan lain-lain.1. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.1. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.

2. Rujukan KesehatanRujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :1. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.1. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam.1. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

Gambar 2. Sistem Rujukan PuskesmasSetiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS). Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu : a. Tatanan sekolahb. Tatanan tempat kerjac. Tatanan tempat-tempat umum

2. Pusat pemberdayaan masyarakat Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan & melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat.Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatanc. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas).

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertamaIndikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.1.1.3. Gambaran umum Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingPuskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang terletak di Jl. Pelepah Elok No.7 berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 4000 m. Berupa bangunan empat lantai didirikan pada tahun 2000 dan siap dipergunakan awal tahun 2001. Puskesmas ini merupakan pindahan dari Puskesmas Pegangsaan Dua. Puskesmas ini membawahi empat Puskesmas yang tersebar di 3 (tiga) kelurahan :

Gambar 3. Peta Pembagian Wilayah Kerja

Keterangan :1. Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading beralamat di jln. Pelepah elok no.7 berlokasi pada Kelapa Gading Barat.2. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat beralamat di jln. Merah jambu no 20 berlokasi Kelurahan pada Kelapa Gading Barat.3. Puskesmas Kelurahan pegangsaan dua A beralamat di jln. Kepu no 32 berlokasi pada Kelurahan Pegangsaan Dua.4. Puskesmas kelurahan Pegangsaan dua B beralamat di jln. Gamelan no 23 berlokasi pada Kelurahan Pegangsaan Dua.5. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur beralamat di jln. Puskesmas no 1 berlokasi pada Kelurahan Kelapa Gading Timur.

Gambar 4. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 20141.1.3.1. Visi Dan Misi Visi1. Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, mandiri melalui penyelenggara pemeliharaan pelayanan kesehatan prima yang profesional dan manusiawi sejajar dengan kota besar lainnya di dunia.1. Dalam kaitannya dengan peran puskesmas sebagai suatu unit organisasi kesehatan yang merupakan pusat pengembangan yamg melaksanakan, pembinaan dan juga memberikan pelayanan para kesehatan upaya kesehatan secara menyuluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.

Misi1. Membina komitmen dan profesionalisme tenaga kesehatan.1. Mengembangkan upaya sistem pelayanan kesehatan paripurna yang bermutu prima dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan kemampuan masyarakat DKI Jakarta.1. Memberdayakan masyarakat menuju kemandirian dan berprilaku hidup bersih dan sehat.1. Menjalin kerukunan dengan organisasi kesehatan yang lain dan non kesehatan, serta masyarakat.

1.1.3.1 Tugas Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara terpadu dengan upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) serta melaksanakan pemberdayaan puskesmas keluruhan.

Fungsi1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.1. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.1. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.1. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.1. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.1. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan, kesehatan anak, penyakit dalam, mata dan telinga, hidung dan tenggorokan.1. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.1. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, radiologi, gizi, farmasi dan optik.1. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan. 1. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.1. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.1. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.1. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.1. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.1. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.1. Penyelenggaraan pencatatan medis.1. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran, peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis lainnya.1. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.1. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.1. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat dan kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.1. Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.1. Pemeriksaan Jenazah.1. Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan fungsi yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.1. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas kecamatan.1. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku Kepala Dinas Kesehatan.

1.1.3.3 Sumber Daya ManusiaPotensi tenaga kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Desember 2014 berjumlah 105 orang, dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.10. Jumlah Pegawai di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014PuskesmasMedisParamedisUmumJumlah

NoPNSNon PNSPNSNon PNSPNSNon PNS

1Kec. Kelapa Gading6426881163

2Kel.KelapaGading Timur20412211

3Kel.Kelapa.Gading Barat20610211

4Kel.Pegangsaan Dua A dan B30922420

Jumlah13445121219105

Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Desember 2014

1.1.3.4. Sarana dan PrasaranaDi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading juga dilengkapi fasilitas perlengkapan medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat-alat tidak habis pakai yang diberikan kepada puskesmas.Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :

35

0. Basic Equipment0. Public Health Nursing and Midwifery kit.0. Diagnostic and Surgical Equipment.0. Physician ki.0. Health Education Equipment.0. Laboratory Equipment.0. Nebulizer.0. Screening kit bagi UKS di Puskesmas.0. Alat-alat Imunisasi.0. Alat-alat penyuluhan0. Perangkat peralatan gigi.0. Perlengkapan/alat-alat pertolongan persalinan0. USG0. EKG0. Treadmill0. Slitlam0. Optotip snellen/snellen chart0. Optik kaca mata0. Alat-alat KB0. Bangku ginekologi0. Rontgen0. Klinik jiwa0. Test Ishihara0. Akupunktur0. Inkubator neonatus

Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading adalah:1. 2. Meubel a. Meja periksa 16 buahb. Meja rapat 2 buahc. Meja kerja 40 buahd. Kursi 60 buahe. Bangku tunggu 60 buah3. Kendaraan/transportasia. Mobil puskesmas keliling 2 buahb. Sepeda motor 9 buah4. Perlengkapan kantor a. Administrasi (formulir,kertas,map,dll)b. Mesin ketik (portable, elektronik)c. Mesin hitungd. Brankase. Personal komputer 3 (tiga) unitf. LCD1. Alat komunikasi : Telepon, intercom1. Alat penerangan : PLN dan generator diesel1. Alat Rumah Tangga Kantor :2. Televisi2. Radio kaset/radio2. Kulkas2. Peralatan dapur2. Kasur, bantal, gorden, taplak2. Alat-alat kebersihan

1.2. Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di puskesmas se-kecamatan Kelapa Gading, yaitu :1.2.1 Pengendalian Penyakit TB ParuTBC adalah satu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberkulosis dengan sumber penularan sputum yang mengandung kuman TBC.Kemajuan di bidang farmakologi memungkinkan beberapa macam obat (untuk pengobatan TBC) dikombinasi dalam satu tablet dengan tidak menganggu bio availability dari obat-obatan tersebut artinya OAT kombipak telah disederhanakan menjadi OAT FDC yang akan membantu dalam pelaksanaan DOTS. Indikator kinerja dalam P2TB adalah sebagai berikut :

1. Angka Penemuan Kasus (CDR/ Case Detection Rate)= >90 %CDR (Case Detection Rate) adalah penemuan pasien baru TB BTA positif pada penduduk suatu wilayah

= 2. Angka Konversi Rate CVR (Conversion Rate ) = >85 %CVR (Conversion Rate ) adalah Angka konversi adalah BTA positif menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif diantara penderita TB paru yang diobati.

= 3. Angka Kesembuha CR (Cure Rate)= >85 %CR (Cure Rate) adalah Angka kesembuhan adalah BTA positif menjadi BTA negatif setelah pengobatan selesai

=

Pencapaian pengobatan program P2TB periode Januari Mei 2015 adalah sbb :1. Angka Penemuan Kasus (CDR/ Case Detection Rate)= >90 %2. Angka Konversi= >85 %3. Angka Kesembuhan = >85 %

Tabel 1.11 Angka Penemuan Penderita (CDR) TBCPer Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Januari - Mei 2015Puskesmas KelurahanPerkiraan BTA Pos (+)Penemuan Penderita BTA Pos (+)CDR (%)

PKC Kelapa Gading321134

PKL Kelapa Gading Barat5240

PKL Kelapa Gading Timur7342,8

PKL Pegangsaan Dua A28725

PKL Pegangsaan Dua B24312,5

Jumlah962627,1

Tabel 1.12 Angka Konversi Penderita (CVR) TBCPer Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Januari - Mei 2015PuskesmasPenemuan BTA Pos (+)Penemuan PenderitaAngka Konversi (%)

PKC Kelapa Gading11436,4

PKL Kelapa Gading Barat2150

PKL Kelapa Gading Timur3133,3

PKL Pegangsaan Dua A77100

PKL Pegangsaan Dua B3133,3

Jumlah261453,8

Dari 24 penderita yang menyelesaikan fase awal pengobatan yang mengalami konversi 14 penderita (53,8 % - target 90%)Tabel 1.13 Angka Kesembuhan (CR) TBCPer Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Januari - Mei 2015Puskesmas Penemuan BTA Pos (+)Penemuan Penderita Sembuh Cure Rate (%)

PKC Kelapa Gading11218,2

PKL Kelapa Gading Barat2150,0

PKL Kelapa Gading Timur3133,3

PKL Pegangsaan Dua A7457,1

PKL Pegangsaan Dua B3133,3

Jumlah 26934,6

Penyebab masih rendahnya angka kesembuhan penderita TB di puskesmas kecamatan kelapa gading dikarenakan :1. Masih ada penderita TB yang tidak rutin meminum obat karena berbagai alasan2. Ada beberapa penderita TB mangkir yang tidak melakukan pengobatan.3. Kurangnya tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan rumah jika pasien tidak datang untuk mengambil obat.4. Kurangnya tingkat pendidikan pasien/keluarga bagaimana pola hidup sebagai penderita TB

1.2.2. Pengendalian Penyakit DiarePenyakit diare masih merupakan penyaki potensial KLB, bila ada bencana banjir atau air PAM mati dalam waktu relative lama.Kunjungan penderita di unit-unit pelayanan kesehatanpun masih tetap tinggi maka perlu pemantauan harian. Pelaporan mingguan (w2) dalam rangka antisipasi terjadinya KLB. Tujuan progam P2 Diare adalah menurukan angka kematian akibat diare, tatalaksana diare standar dan meningkatkan penggunaan oralit di tingkat rumah tangga.Indikator kinerja P2 diare adalah angka kesakitan,5%. Tahun 2015 (periode januari mei ) berdasarkan laporan STP & LB 1 Puskesmas jumlah kasus Diare di Kecamatan Kelapa Gading kasus

IR( insiden rate) : jumlah penyakit baru x k : 923 orang x 100% =1.13% Jumlah populasi berisiko 81631 orang

Tabel 1.14 Angka Insidens (IR/Incidence Rate)Kasus Diare pada Balita di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari Mei Tahun 2015No.PuskesmasJumlahBalita

(a)JumlahBalita PenderitaDiare(b)IR (Incidence Rate)(< 5 %)

1.PKC Kelapa Gading88371691,97

2.PKL Kelapa Gading Barat8346410,991

3.PKL Kelapa Gading Timur6788280,41

4.PKL Pegangsaan Dua A7573440,58

5.PKL Pegangsaan Dua B 5713330,57

Jumlah37.2573150,847

Keterangan : Dari tabel 1.14 di atas dapat dilihat bahwa angka Incidence Rate kasus diare pada balita di wilayah seKecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015 0.847%sehingga sesuai dengan target yang di tetapkan yaitu 90%

Akar penyebab masalah pada Input adalah : 1. Keterbatasan sumber daya manusia yang mengerti tentang TB (Man).2. Pembagian dana tidak sesuai dan tidak transparan (Money).3. Tidak adanya dana dan kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan alat dan bahan (Material).4. Kurang terfokusnya petugas terhadap program penyuluhan yang diadakan (Method).

Akar penyebab masalah pada process adalah :1. Perencanaan program pengobatan lebih diutamakan daripada program pencegahan (Planning)2. Adanya ketetapan yang menentukan bahwa tiap puskesmas hanya memiliki 1 petugas untuk program TB (Organizing)3. Tidak ada pelatihan khusus bagi petugas untuk penyampaian materi edukasi bagi warga (Actuating)4. Tidak adanya format yang tepat untuk menjadi acuan bagi penyusunan laporan evaluasi program TB (Controlling)

Akar penyebab masalah pada lingkungan (Environment) adalah :1. Koordinasi lintas program dan sektoral yang kurang (Environment)

Dari sembilan penyebab yang paling mungkin diperoleh tiga penyebab yang paling dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut :1. Koordinasi lintas program dan sektoral yang kurang (Environment)2. Tidak ada pelatihan khusus bagi petugas untuk penyampaian materi edukasi bagi warga (Actuating)3. Pembagian dana tidak sesuai dan tidak transparan (Money).

2.3.2 Kemungkinan Penyebab Masalah dengan Menggunakan Fishbone (Diagram Tulang Ikan) pada Angka kesembuhan TB di Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015 sebesar 34,6% kurang dari target >85%Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah :a. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada input adalah : 1. ManUntuk menjadi petugas kesehatan di puskesmas terlalu banyak syarat2. MoneyPendistribusian dana yang tidak tepat sasaran3. MaterialTidak tersedianya dana untuk pemeliharaan alat dan bahan4. MethodTidak adanya pembinaan khusus terhadap kader tentang materi penyuluhanb. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah : 1. PlanningJadwal pembinaan terhadap kader yang belum teratur dan terkoordinasi tentang program TB2. OrganizingTidak semua puskesmas memiliki petugas untuk menjalankan program TB3. Actuating Pengobatan TB yang terlalu lama dan banyak.4. ControllingTidak ada format yang tepat untuk menjadi acuan bagi penyusun laporan evaluasi programc. Akar penyebab masalah yang ditemukan pada lingkungan adalah:1. Environment :Tidak di berikan informasi yang jelas dan benar

Dari sembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung juga pemahaman yang cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah :1. Pendistribusian dana yang tidak tepat sasaran (Money)2. Pengobatan TB yang terlalu lama dan banyak (Actuating)3. Tidak diberikan informasi yang jelas dan benar (Environment)

BAB IIIMENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

3.1Menetapkan Alternatif Pemecahan MasalahSetelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment), yaitu dengan memberikan skoring 1 3 pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok.Parameter diletakkan pada baris, sedangkan alternatif diletakkan pada kolom. Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke kanan sehingga hasil yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot kriteria dengan skor dari setiap alternatif masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut setiap kriteria berdasarkan masing masing alternatif masalah tersebut.

Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah :1. Mudah dilaksanakan. Diberi nilai terbesar jika alternatif masalah tersebut paling mudah dilaksanakan dan diberi nilai terkecil jika masalah yang paling sulit dilaksanakan.2. Murah biayanya.Diberi nilai terbesar jika alternatif masalah paling murahbiayanya dan diberinilai terkecil jika biaya yang paling mahal untuk pelaksanaan.3. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.Diberi nilai terbesar jika alternatif masalah tersebut waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama untuk dilaksanakan dan diberi nilai terkecil jika waktu penerapan sampai masalah terpecahkan lama.4. Dapat memecahkan masalah dengan sempurnaDiberi nilai terbesar jika alternatif masalah dapat memecahkan masalah dengan sempurna dan diberi nilai terkecil jika masalah tidak dapat memecahkan masalah dengan sempurna.

3.1.1 Alternatif Pemecahan Masalah Pada Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015Dari tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, ditetapkan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut :1. Koordinasi lintas program dan sektoral yang kurang (Environment)Alternatif pemecahan masalah : Memperbaiki koordinasi lintas program sektoral agar berjalan sesuai tujuan program2. Tidak ada pelatihan khusus bagi petugas untuk penyampaian materi edukasi bagi warga (Actuating)Alternatif pemecahan masalah : Mengadakan pelatihan untuk petugas tentang penyampaian edukasi bagi warga.3. Pembagian dana tidak sesuai dan tidak transparan (Money).Alternatif pemecahan masalah : Melakukan transparansi mengenai dana yang akan dibutuhkan.

Tabel 3.1 MCUA Penetapan Alternatif Pemecahan Masalah Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se Kecamatan Kelapa Gadingperiode Januari Mei 2015NoParameterBobotAL 1AL 2AL -3

NBNNBNNBN

1Dapat memecahkan masalah dengan sempurna 4312312312

2Mudah dilaksanakan 3133913

3Waktu penerapannya sampai masalah terpecahkan tidak lama224 2824

4Murah biayanya1222222

Jumlah213121

Keterangan :AL 1 : Memperbaiki koordinasi lintas program sektoral agar berjalan sesuai tujuan programAL 2 : Mengadakan pelatihan untuk petugas tentang penyampaian edukasi bagi warga.AL 3 : Melakukan transparansi mengenai dana yang akan dibutuhkan.

3.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah Pada Angka kesembuhan TB di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Mei 2015 Dari tiga akar penyebab masalah yang paling dominan, ditetapkan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut :1. Pendistribusian dana yang tidak tepat sasaran (Money)Alternatif pemecahan masalah : Pengkajian ulang pendistribusian dana oleh pemerintah2. Pengobatan TB yang terlalu lama dan banyak (actuating)Alternatif pemecahan masalah : Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien tentang pentingnya pengobatan TB sampai tuntas3. Tidak diberikan informasi yang jelas dan benar (environment)Alternatif pemecahan masalah : memberi edukasi tentang bahayanya tidak mengontrol penyakit TB .Tabel 3.2 Angka kesembuhan TB di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Mei 2015NoParameterBobotAL 1AL 2AL -3

NBNNBNNBN

1Dapat memecahkan masalah dengan sempurna 428312312

2Mudah dilaksanakan 3133939

3Waktu penerapannya sampai masalah terpecahkan tidak lama2122436

4Murah biayanya1113333

Jumlah142830

Keterangan :AL-1 : Pengkajian ulang pendistribusian dana oleh pemerintahAL-2 :Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien pentingnya pengobatan TB sampai tuntasAL-3 : Memberi edukasi tentang bahayanya tidak mengontrol penyakit TB .

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:1. Memberi edukasi tentang bahayanya tidak mengontrol penyakit TB Menambah jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas2. Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien tentang pentingnya pengobatan TB sampai tuntas3. Pengkajian ulang pendistribusian dana oleh pemerintah

BAB IVRENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAANKEGIATAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 MENYUSUN RENCANA PEMECAHAN MASALAHSetelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang dianggap paling dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana memecahkan masalah.

4.1.1 TB Paru di Wilayah Puskesmas se Kecamatan Kelapa GadingAgar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan menurunkan CDR TB Paru di Wilayah Puskesmas se Kecamatan Kelapa Gading, yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut :

Tabel 4.1. Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Penemuan Kasus Baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015NoKEPUTUSANRENCANA KEGIATANTARGETVOLUME KEGIATANBIAYAKETERANGAN

1.Memperbaiki koordinasi lintas program sektoral agar berjalan sesuai tujuan programMengadakan rapat dan pertemuan antar lintas sektoral membahas masalah TB.1. Koordinasi yang jelas dan kuat antar lintas sektoral2. Peningkatan angka penemuan kasus baru TB2x/tahunBiaya operasionalRp. 200.0001. Dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 Minggu IV

2. Dilaksanakan pada bulan Desember 2015 Minggu I

Menemukan pemecahan masalah lintas program tentang TB

2x/tahunBiaya operasionalRp. 200.0001. Dilaksanakan pada bulan September 2015 Minggu I

2. Dilaksanakan pada bulan desember 2015 Minggu II

Evaluasi hasil kegiatan1x/tahunBiaya operasionalRp. 200.000Dilaksanakan pada bulan Desember minggu III

2. Mengadakan pelatihan untuk petugas tentang penyampaian edukasi bagi warga.Melakukan pendataan tenaga kesehatan sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan1. Tenaga kesehatan yang baru mempunyai kompetensi sesuai yang dibutuhkan2. Masyarakat mengerti dengan materi yang di berikan petugas kesehatan1x/tahunBiaya operasionalRp. 100.000Dilaksanakan pada bulan September 2015 Minggu II

Melakukan pelatihan dengan narasumber yang berkompeten2x/tahun

Biaya operasionalRp. 100.000Dilaksanakan pada bulan September 2015 Minggu III dan November IV

3.Melakukan transparansi mengenai dana yang akan dibutuhkan.Membuat laporan keuangan secara jelas dan bertanggung jawab1. Jelasnya laporan keuangan yang dipergunakan2. Tidak terdapatnya penyimpangan dana

1X/TahunBiaya operasionalRp. 100.000Dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 Minggu II

Mensosialisasikan dana yang masuk dan keluar dari setiap program.1X/TahunBiaya operasionalRp. 100.000Dilaksanakan pada bulan November 2015 Minggu I

Diadakan pengauditan tentang keuangan tiap akhir tahun1X/TahunBiaya operasionalRp. 100.000Dilaksanakan pada bulan Desember 2015 Minggu III

TOTALRp 1.100.000

4.1.2 TB Paru di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa GadingAgar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan menurunkan TB Paru di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut :

Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka kesembuhan TB di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gadingperiode Januari - Mei 2015NoKEPUTUSANRENCANA KEGIATANTARGETVOLUME KEGIATANBIAYAKETERANGAN

1.Memberi edukasi tentang bahayanya tidak mengontrol penyakit TB Melakukan pendataan pasien TB yang ada di puskesmas1. Mengumpulkan anggota untuk melakukan pendataan pasien TB2. Penyetujuan proposal permohonan dana dan persetujuan dana3. Mengumpulkan pasien TB untuk penyuluhan 2x/tahunBiaya operasionalRp. 500.000,-1) Dilaksanakan pada bulan Juli 2015 Minggu IV2) Dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 Minggu I

Memberikan Penyuluhan kepada pasein TB 1. 2x/tahunBiaya operasionalRp. 500.000,-1) Dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 Minggu III2) Dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 Minggu IV

Evaluasi hasil kegiatanEvaluasi hasil kegiatan2. 1x/tahunBiaya operasionalRp. 100.000,-Dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 minggu IV

2.

Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien tentang pentingnya pengobatan TB sampai tuntasMemberikan motivasi ketika pasien kontrol ke puskesmas 1. Pasien mengerti akan pentingnya minum obat2. Timbulnya semangat pasien untuk sembuh3. Tercapainya kepatuhan minum obatSetiap kunjungan ke puskesmas

Biaya operasionalRp 0,-Dilaksanakan setiap pasien datang ke puskesmas

3.

Pengkajian ulang pendistribusian dana oleh pemerintah.

1. Menyusun jadwal rapat penyusunan proposal pengkajian anggaran dana untuk program TB2. Melaksanakan rapat penyusunan proposal untuk pengkajian anggaran dana untuk program TB

1. Penyetujuan proposal permohonan dana tambahan2. Mendapatkan dana dari pemerintah

1X/TahunBiaya operasionalRp. 100.000Dilaksanakan pada bulan November 2015 Minggu III

1X/TahunBiaya operasionalRp. 100.000

1X/TahunBiaya operasionalRp. 100.000Dilaksanakan pada bulan Desember 2015 Minggu II

TOTALRp. 1.400.000

4.2. Menyusun Rencana Pelaksanaan KegiatanSetelah menyusun rencana pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk tabel gan chart berikut ini.Tabel 4.3 Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015

NoKegiatan

JuliAgustusSeptemberOktober November Desember

Memperbaiki koordinasi lintas program sektoral agar berjalan sesuai tujuan program 1 2 3 4 1 2 3412341234 12341234

1Mengadakan rapat dan pertemuan antar lintas sektoral membahas masalah TB. XX

2Menemukan pemecahan masalah lintas program tentang TB

X X

3Evaluasi hasil kegiatan X

Mengadakan pelatihan untuk petugas tentang penyampaian edukasi bagi warga.

1Melakukan pendataan tenaga kesehatan sesuai dengan keahlian yang dibutuhkanX

2Melakukan pelatihan dengan narasumber yang berkompetenXX

Melakukan transparansi mengenai dana yang akan dibutuhkan.

1Membuat laporan keuangan secara jelas dan bertanggung jawabX

2Mensosialisasikan dana yang masuk dan keluar dari setiap program.X

3Diadakan pengauditan tentang keuangan tiap akhir tahun X

Tabel 4.4 Angka kesembuhan TB di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015 NoKegiatan

JuliAgustusSeptemberOktober NovemberDesember

Memberi edukasi tentang bahayanya tidak mengontrol penyakit TB 1 2 3 4 1 2 341234123412341234

1Melakukan pendataan pasien TB yang ada di puskesmas X X

2Memberikan Penyuluhan kepada pasein TB X X

3Evaluasi hasil kegiatanEvaluasi hasil kegiata X

Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien tentang pentingnya pengobatan TB sampai tuntas

1Memberikan motivasi ketika pasien kontrol ke puskesmasXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Pengkajian ulang pendistribusian dana oleh pemerintah.

1Menyusun jadwal rapat penyusunan proposal pengkajian anggaran dana untuk program TBX

2Melaksanakan rapat penyusunan proposal untuk pengkajian anggaran dana untuk program TBX

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Ada dua program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang dievaluasi, yaitu: P2ML (Pemberantasan Penyakit Menular Langsung). Dan didapatkan 6 masalah yang teridentifikasi sehingga didapatkan dua prioritas masalah selama periode Januari s/d Mei 2015, antara lain : 1. Angka Penemuan kasus baru TB di Puskesmas se Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015 sebesar 27,1% kurang dari target >90%2. Angka kesembuhan TB di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Mei 2015 sebesar 34,6% kurang dari target >85%

Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari Ishikawa atau fishbone di dapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas, seperti yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar masalah setiap program, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan serta alternatif cara pemecahan masalah, yaitu:

5.1.1. Hasil penyebab masalah angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015 sebesar 27,1% kurang dari target >90%Akar penyebab masalah yang paling dominan yaitu :1. Koordinasi lintas program dan sektoral yang kurang (Environment)4. Tidak ada pelatihan khusus bagi petugas untuk penyampaian materi edukasi bagi warga (Actuating)5. Pembagian dana tidak sesuai dan tidak transparan (Money).

5.1.2. Hasil penyebab masalah angka kesembuhan TB di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015 sebesar 34,6% kurang dari target >85%Akar penyebab masalah yang paling dominan yaitu :1. Memberi edukasi tentang bahayanya tidak mengontrol penyakit TB Menambah jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas2. Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien tentang pentingnya pengobatan TB sampai tuntas3. Pengkajian ulang pendistribusian dana oleh pemerintah

5.2 SARAN

Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading sebagai berikut:

5.2.1. Alternatif pemecahan masalah angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru Puskesmas se- Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015 sebesar 27,1% kurang dari target >90%1. Memperbaiki koordinasi lintas program sektoral agar berjalan sesuai tujuan programa. Mengadakan rapat dan pertemuan antar lintas sektoral membahas masalah TB.b. Menemukan pemecahan masalah lintas program tentang TB c. Evaluasi hasil kegiatan

2. Mengadakan pelatihan untuk petugas tentang penyampaian edukasi bagi warga.a. Melakukan pendataan tenaga kesehatan sesuai dengan keahlian yang dibutuhkanb. Melakukan pelatihan dengan narasumber yang berkompeten

3. Melakukan transparansi mengenai dana yang akan dibutuhkan.a. Melakukan pendataan tenaga kesehatan sesuai dengan keahlian yang dibutuhkanb. Melakukan pelatihan dengan narasumber yang berkompetenc. Membuat laporan keuangan secara jelas dan bertanggung jawabd. Mensosialisasikan dana yang masuk dan keluar dari setiap program.e. Diadakan pengauditan tentang keuangan tiap akhir tahun

5.2.2. Alternatif pemecahan masalah angka kesembuhan TB di Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Mei 2015 sebesar 34,6% kurang dari target 85%

1. Pengkajian ulang pendistribusian dana oleh pemerintah.a. Menyusun jadwal rapat penyusunan proposal pengkajian anggaran dana untuk program TBb. Melaksanakan rapat penyusunan proposal untuk pengkajian anggaran dana untuk program TB2. Memberikan semangat dan motivasi kepada pasien tentang pentingnya pengobatan TB sampai tuntasa. Memberikan motivasi kepada pasien TB ketika control di puskesmas3. Memberi edukasi tentang bahayanya tidak mengontrol penyakit TB Menambah jumlah tenaga kesehatan di Puskesmasa. Melakukan pendataan pasien TB yang ada di puskesmasb. Memberikan penyuluhan terhadap pasien TBc. Melakukan evaluasi

DAFTAR PUSTAKAPuskesmas Kecamatan Kelapa Gading. 2014. Profil Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. 2015. Laporan Bulanan Tuberkulosis Paru Periode Januari-Mei 2015. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. 2015. Laporan Bulanan ISPA Periode Januari-Mei 2015. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading .2015. Laporan Bulanan Diare Periode Januari-Mei 2014. Jakarta : Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.

Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : Sagung Seto.

PETA WILAYAH KELAPA GADING