bab ii lpm kedkel

50
BAB II PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH 2.1 Penetapan Prioritas Masalah Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan keluarnya, namun karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup. Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada program imunisasi dasar yang merupakan salah satu dari 7 program kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan Senen. Dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari semua masalah yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan. Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi : 1. Menetapkan kriteria 49

Upload: andina-t-fajrina

Post on 29-Nov-2015

82 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ph

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Lpm Kedkel

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1 Penetapan Prioritas Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang

aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan

keluarnya, namun karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak

semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang

menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan

menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data

atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan

yang cukup.

Pada BAB I, telah dirumuskan masalah yang terdapat pada program imunisasi dasar

yang merupakan salah satu dari 7 program kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan Senen.

Dikarenakan adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, maka dari semua

masalah yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan masalah yang menjadi prioritas untuk

diselesaikan.

Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk

dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi.

Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap

anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa

langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi :

1. Menetapkan kriteria

2. Memberikan bobot masalah

3. Menentukan skoring tiap masalah

2.1.1 Non-Scoring Technique

Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim digunakan

adalah teknik non scoring.

Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh

sebab itu juga disebut “ Nominal Group Technique” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu:

A. Metode Delbecq

Menetapkan prioritas masalah menggunakan tekhnik ini dilakukan melalui diskusi

dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya.

Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih

49

Page 2: Bab II Lpm Kedkel

dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa

mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang

disepakati bersama.

B. Metode Delphi

Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai

keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk

mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang

terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.

2.1.2 Scoring Technique

Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring

antara lain :

2.1.2.1 Metode Bryant

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:

1. Prevalence

Besarnya masalah yang dihadapi

2. Seriousness

Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan

dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah

kesehatan tersebut.

3. Manageability

Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya

4. Community concern

Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut. Parameter

diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya

diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima

yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian

dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing

masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat

dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan

yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit

untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

50

Page 3: Bab II Lpm Kedkel

2.1.2.2 Metode Matematik PAHO

Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang ingin

dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang

akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:

1. Magnitude

Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan

dengan angka prevalensi

2. Severity

Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate

masing- masing penyakit.

3. Vulnerability

Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi

masalah tersebut

4. Community and political concern

Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran

masyarakat dan para politisi

5. Affordability

Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia

2.1.2.3 Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai

bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya

diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi

masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah

yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat

dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari:

1. Emergency

Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga

menimbulkan kematian atau kesakitan.Parameter yang digunakan dalam kriteria

ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit.

Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan

parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat

ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Misalnya masalah K1, maka yang

digunakan sebagai parameter adalah angka kematian ibu dan lain sebagainya.

2. Greetes member

51

Page 4: Bab II Lpm Kedkel

Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena

masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit,

maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate.Sedangkan untuk

masalah lain, maka greetes member ditentukan dengan cara melihat selisih antara

pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang

telah ditetapkan.

3. Expanding Scope

Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain

diluar sektor kesehatan. Parameter lain yang digunakan adalah seberapa luas

wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah

tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan

dengan masalah tersebut.

4. Feasibility

Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin

masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan

sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan

kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk

kegiatan tersebut.

5. Policy

Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan

masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki

kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah

mendukung terselesaikannya masalah tersebut.Hal tersebut dapat dinilai dengan

apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap masalah

tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap

permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai

media.

Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk penilaian masalah dan

masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian

masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada

kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.

Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang

lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai

bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai

bobot lima.

52

Page 5: Bab II Lpm Kedkel

Bobot 5 : paling penting

Bobot 4 : sangat penting sekali

Bobot 3 : sangat penting

Bobot 2 : penting

Bobot 1 : cukup penting

2.1.3 Pemilihan Metode MCUA

Berdasarkan kriteria yang ada, maka diputuskan menggunakan metode ini. Karena

parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan

digunakan, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom.

Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria

diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil

yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas

masalah.

2.1.3.1 Emergency

Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan

kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case

Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah

masalah kesehatan lain, maka parameter yang digunakan berupa proxy CFR yaitu suatu angka

yang digunakan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai

proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi

Berikut merupakan rincian dari CFR dan proxy:

TBC : 16,47 %

DPT-HB : 10 %

Campak : 1,56 %

Hepatitis B : 1 %

Polio : 0 %

(sumber : Depkes.2005)

53

Page 6: Bab II Lpm Kedkel

Tabel 2.1 Penentuan CFR dan Proxy Tiap Masalah

Skala Score

0- 9,99 1

10 –19,99 2

20 – 29,99 3

30 – 39,99 4

40 – 49,99 5

50 – 59,99 6

60 – 69,99 7

70 – 79,99 8

80 – 89,99 9

90 – 99,99 10

Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency

N0 MASALAH

(X)

Proxy

(%)

(Y)

Target – Cakupan

(%)

X+Y

(%)SCORE

1

Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Paseban periode

Januari – Juli 2013 sebesar 35,44 %.

16,47 19,86 36,33 4

2Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kramat periode

Januari – Juli 2013 sebesar 23,68 %.16,47 31,62 48,09 5

3

Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kenari periode

Januari – Juli 2013 sebesar 32,65 %.16,47 22,65 39,12 4

54

Page 7: Bab II Lpm Kedkel

4

Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kwitang periode

Januari – Juli 2013 sebesar 24,12 %.

16,47 31,18 47,65 5

5

Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Bungur periode

Januari – Juli 2013 sebesar 15,49 %.

16,47 39,81 56,3 6

6

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di

Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan

Senen periode Januari – Juli 2013

sebesar 20,72 %.

10 34,58 44,58 5

7

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di

Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan

Senen periode Januari – Juli 2013

sebesar 22,25 %.

10 33,05 43,05 5

8

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,2 %

10 32,1 42,1 5

9Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,22 %.

0 33,08 33,08 4

10Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,42 %.

0 32,88 32,88 4

11Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar 54,81 %.

0 0,49 0,49 1

12

Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar 24,4 %.

0 30,9 30,9 4

13Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juli 2013 sebesar 14,60 %.

0 40,7 40,7 5

14

Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah

Puskesmas Se-Kecamatan Senen

periode Januari – Juli 2013 sebesar

27,9 %

0 27,4 27,4 3

15 Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen

0 29,3 29,3 3

55

Page 8: Bab II Lpm Kedkel

periode Januari – Juli 2013 sebesar 26,0 %

16

Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,6 %

0 31,7 31,7 4

17

Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Paseban

periode Januari – Juli 2013 sebesar

16,6 %

10 27,15 37,15 4

18

Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Kramat

periode Januari – Juli 2013 sebesar

21,7 %

10 22,05 32,05 4

19

Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Kwitang

periode Januari – Juli 2013 sebesar

41,2 %

10 2,55 12,55 2

20

Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Bungur

periode Januari – Juli 2013 sebesar

22,5 %

10 21,25 31,25 4

21

Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan

Senen periode Januari – Juli 2013

sebesar 24,3 %

1,56 31 32,56 4

22

DO BCG - Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kenari periode

Januari – Juli 2013 sebesar 42,85%

23

DO BCG - Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Senen periode

Januari – juli 2013 sebesar 62,4%

24

DO BCG - Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kwitang

periode Januari – Juli 2013 sebesar

16,6%

56

Page 9: Bab II Lpm Kedkel

25

DO DPT HB 1- Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Paseban periode

Januari – Juli 2013 sebesar 103,87%

26

DO DPT HB 1- Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kenari periode

Januari – Juli 2013 sebesar 23,08%

27

DO DPT HB 1- Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Senen periode

Januari – Juli 2013 sebesar 35,61%

2.1.3.2Greetes Members

Greetest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau

penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar selisih antara target dan

cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.

Tabel 2.3 SkalaScore Greetest Member

SCORE RANGE (%) SCORE RANGE (%)

1 0-1,99 14 26-27,99

2 2-3,99 15 28-29,99

3 4-5,99 16 30-31,99

4 6-7,99 17 32-33,99

5 8-9,99 18 34-35,99

6 10-11,99 19 36-37,99

7 12-13,99 20 38-39,99

8 14-15,99 21 40-41,99

9 16-17,99 22 42-43,99

10 18-19,99 23 44-45,99

11 20-21,99 24 46-47,99

12 22-23,99 25 48-49,99

13 24-25,99 26 ≥50

57

Page 10: Bab II Lpm Kedkel

Keterangan:

Untuk menentukan score pada greetest member digunakan range. Range didapatkan dari

selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari satu sampai 26

dengan jarak tiap range sebesar dua agar mendapatkan nilai greetest member yang bervariasi.

Tabel 2.4 Penentuan Score Greetes Member

N0. MASALAH Target Selisih Score

1

Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Paseban periode

Januari – Juli 2013 sebesar 35,44 %.

55,3 19,86 10

2Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kramat periode

Januari – Juli 2013 sebesar 23,68 %.55,3 31,62 16

3

Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kenari periode

Januari – Juli 2013 sebesar 32,65 %.55,3 22,65 12

4

Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kwitang periode

Januari – Juli 2013 sebesar 24,12 %.

55,3 31,18 16

5

Cakupan imunisasi BCG di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Bungur periode

Januari – Juli 2013 sebesar 15,49 %.

55,3 39,81 20

6

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di

Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan

Senen periode Januari – Juli 2013

sebesar 20,72 %.

55,3 34,58 18

7

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di

Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan

Senen periode Januari – Juli 2013

sebesar 22,25 %.

55,3 33,05 17

58

Page 11: Bab II Lpm Kedkel

8

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,2 %

55,3 32,1 17

9Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,22 %.

55,3 33,08 17

10Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,42 %.

55,3 32,88 17

11Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar 54,81 %.

55,3 0,49 1

12Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar 24,4 %.

55,3 30,9 16

13Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juli 2013 sebesar 14,60 %.

55,3 40,7 21

14

Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah

Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode

Januari – Juli 2013 sebesar 27,9 %

55,3 27,4 14

15Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 26,0 %

55,3 29,3 15

16Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,6 %

55,3 31,7 16

17

Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Paseban periode

Januari – Juli 2013 sebesar 16,6 %

43,75 27,15 14

18

Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Kramat periode

Januari – Juli 2013 sebesar 21,7 %

43,75 22,05 12

19

Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Kwitang periode

Januari – Juli 2013 sebesar 41,2 %

43,75 2,55 2

20

Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Bungur periode

Januari – Juli 2013 sebesar 22,5 %

43,75 21,25 11

59

Page 12: Bab II Lpm Kedkel

21

Cakupan imunisasi Campak di Wilayah

Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode

Januari – Juli 2013 sebesar 24,3 %

55,3 31 16

22

DO BCG - Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kenari periode

Januari – Juli 2013 sebesar 42,85%

23

DO BCG - Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Senen periode

Januari – juli 2013 sebesar 62,4%

24

DO BCG - Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kwitang periode

Januari – Juli 2013 sebesar 16,6%

25

DO DPT HB 1- Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Paseban periode

Januari – Juli 2013 sebesar 103,87%

26

DO DPT HB 1- Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kenari periode

Januari – Juli 2013 sebesar 23,08%

27

DO DPT HB 1- Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Senen periode

Januari – Juli 2013 sebesar 35,61%

2.1.3.3Expanding Scope

1 Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan

terhadap sektor lain diluar kesehatan. berapa banyak jumlah penduduk di wilayah

tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan

dengan masalah tersebut.

2 Jumlah penduduk tertinggi di kelurahan Kramat adalah 25.664 Jiwa, dan jumlah

penduduk terendah di kelurahan Senen adalah 5.507 Jiwa, dan untuk jumlah

penduduk Se-Kecamatan Senen adalah 91.082 jiwa, dengan ini maka scoring

penilaian didasarkan atas jumlah penduduk pada interval-interval tertentu. Jarak

antar interval adalah 10.000 penduduk.

3 Untuk keterpaduan lintas sektor didapatkan hasil yang sama pada seluruh puskesmas kelurahan dan kecamatan, yaitu didapatkan adanya keterpaduan lintas sektor pada seluruh puskesmas kelurahan dan kecamatan.

60

Page 13: Bab II Lpm Kedkel

Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah PendudukScore Jumlah Penduduk

1 0 - 9999

2 10.000 – 19.999

3 20.000 - 29.999

4 30.000 - 39.999

5 40.000 - 49.999

6 50.000 - 59.999

7 60.000 - 69.999

8 70.000 - 79.999

9 80.000 - 89.999

10 90.000 - 99.999

Tabel 2.6 Penentuan Score Expanding Scope Program Imunisasi Periode Januari – Juli

2013

N0. MASALAH SCORE

1

Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar

35,44 %.

3

2Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar

23,68 %.3

3

Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar

32,65 %.1

4 Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar

1

61

Page 14: Bab II Lpm Kedkel

24,12 %.

5

Cakupan imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Bungur periode Januari – Juli 2013 sebesar

15,49 %.

2

6

Cakupan imunisasi DPT/HB 1 di Wilayah Puskesmas

Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013

sebesar 20,72 %.

10

7

Cakupan imunisasi DPT/HB 2 di Wilayah Puskesmas

Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013

sebesar 22,25 %.

10

8Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,2 %

10

9Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,22 %.

3

10Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,42 %.

3

11Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar 54,81 %.

1

12Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar 24,4 %.

2

13Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juli 2013 sebesar 14,60 %.

2

14

Cakupan imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Se-

Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar

27,9 %

10

15Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 26,0 %

10

16Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,6 %

10

17

Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Paseban periode Januari – Juli 2013

sebesar 16,6 %

3

62

Page 15: Bab II Lpm Kedkel

18

Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar

21,7 %

3

19

Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Kwitang periode Januari – Juli 2013

sebesar 41,2 %

2

20

Cakupan imunisasi HB 0 di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Bungur periode Januari – Juli 2013

sebesar 22,5 %

2

21

Cakupan imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Se-

Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar

24,3 %

10

22DO BCG - Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar 42,85%

23DO BCG - Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Senen periode Januari – juli 2013 sebesar 62,4%

24DO BCG - Campak di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar 16,6%

25

DO DPT HB 1- Campak di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar

103,87%

26

DO DPT HB 1- Campak di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar

23,08%

27

DO DPT HB 1- Campak di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar

35,61%

2.1.3.4Feasibility

Menunjukkan sejauh mana kemungkinan program kerja yang terdapat di puskesmas

dapat atau tidak dilaksanakan.Untuk menilai hal tersebut digunakan sistem scoring dilihat dari

ketersediaan sumber daya manusia, program kerja, material, serta transportasi yang efektif

serta efisien untuk mengatasi masalah tersebut.

63

Page 16: Bab II Lpm Kedkel

Sistem penilaian untuk sumber daya manusia (man) menggunakan scoring dilihat dari

tingkat pendidikan tenaga kerja di puskesmas kelurahan maupun di puskesmas kecamatan.

Kemudian untuk penilaian program kerja (method) diberikan scoring 5 untuk tidak adanya

program dan 10 untuk adanya program, serta untuk material (tersedianya sarana dan

prasarana) menggunakan scoring 5 untuk kategori kurang dan 10 untuk kategori cukup.

Kemudian penjumlahan dari nilai tersebut menjadi score penilaian.

Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat

diselesaikan meliputi :

1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin

banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka

kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh

karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas

kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan

di masing – masing wilayah Puskesmas.

Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah penduduk sasaran di

wilayah Puskesmas tersebut :

Tabel 2.7 Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di Wilayah Kecamatan/Kelurahan Senen Periode Januari – Juli 2013

PuskesmasJumlah Tenaga

Kesehatan

Jumlah Penduduk

Perbandingan Score

Senen 25 5.507 1 : 220 7

Kwitang 5 14.306 1 : 2861 4

Kenari 4 7.868 1 : 1967 5

Kramat 3 25.664 1 : 8555 1

Paseban 5 21.157 1 : 4231 2

Bungur 5 16.580 1 : 3316 3

Se-Kecamatan Senen 47 91.082 1 : 1938 6

64

Page 17: Bab II Lpm Kedkel

2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan

untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan

cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap

kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang

dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.

Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan obat dan

ketersediaan alat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada

namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila

dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan

diberi nilai dua.Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau

terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu.Dan

tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.

Tabel 2.8 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juli 2013

Kategori Ketersediaan Score

Obat

Tidak ada 0

Ada tetapi kurang 1

Ada dan cukup 2

Alat

Tidak ada 0

Ada tetapi kurang 1

Ada dan cukup 2

3. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan

Puskesmas penilaian dibagi tiga yaitu “ada dan cukup” “ada tapi kurang” dan

“tidak ada”. Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program dan

kepala Puskesmas terkait.

Tabel 2.9 Scoring ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari - Juli 2013

Dana Score

Ada dan cukup 2

65

Page 18: Bab II Lpm Kedkel

Ada tapi kurang 1

Tidak ada 0

Tabel 2.10 Penentuan Score Feasibility Terhadap Kegiatan Imunisasi di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari – Juli 2013

No. MASALAH SDMFASILITAS DANA

 

JUMLAH

 OBAT ALAT

1

Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Paseban periode Januari – Juli

2013 sebesar 35,44 %.

2 2 2 2 8

2

Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kramat periode Januari – Juli

2013 sebesar 23,68 %.

1 1 1 1 4

3

Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kenari periode Januari – Juli

2013 sebesar 32,65 %.

5 2 2 1 10

4

Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kwitang periode Januari – Juli

2013 sebesar 24,12 %.

4 2 2 1 6

5

Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Bungur periode Januari – Juli

2013 sebesar 15,49 %.

3 2 2 2 9

6 Cakupan imunisasi DPT/HB 1 6 2 2 2 12

66

Page 19: Bab II Lpm Kedkel

di Wilayah Puskesmas Se-

Kecamatan Senen periode

Januari – Juli 2013 sebesar

20,72 %.

7

Cakupan imunisasi DPT/HB 2

di Wilayah Puskesmas Se-

Kecamatan Senen periode

Januari – Juli 2013 sebesar

22,25 %.

6 1 1 1 7

8

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,2 %

6 1 1 1 9

9

Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,22 %.

2 1 1 1 5

10

Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,42 %.

1 1 1 1 4

11

Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar 54,81 %.

5 1 1 1 8

12

Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar 24,4 %.

4 1 1 1 7

13

Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juli 2013 sebesar 14,60 %.

3 1 1 1 5

14

Cakupan imunisasi Polio 2

diWilayah Puskesmas Se-

Kecamatan Senen periode

Januari – Juli 2013 sebesar

27,9 %

5 2 2 2 11

15 Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Se-

6 2 2 2 12

67

Page 20: Bab II Lpm Kedkel

Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 26,0 %

16

Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,6 %

6 1 1 1 9

17

Cakupan imunisasi HB 0 di

Wilayah Puskesmas

Kecamatan Paseban periode

Januari – Juli 2013 sebesar

16,6 %

2 1 1 1 5

18

Cakupan imunisasi HB 0 di

Wilayah Puskesmas

Kecamatan Kramat periode

Januari – Juli 2013 sebesar

21,7 %

1 1 1 1 4

19

Cakupan imunisasi HB 0 di

Wilayah Puskesmas

Kecamatan Kwitang periode

Januari – Juli 2013 sebesar

41,2 %

4 1 1 1 7

20

Cakupan imunisasi HB 0 di

Wilayah Puskesmas

Kecamatan Bungur periode

Januari – Juli 2013 sebesar

22,5 %

3 1 1 1 6

21

Cakupan imunisasi Campak di

Wilayah Puskesmas Se-

Kecamatan Senen periode

Januari – Juli 2013 sebesar

24,3 %

6 1 1 1 9

22 DO BCG - Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kenari

periode Januari – Juli 2013

68

Page 21: Bab II Lpm Kedkel

sebesar 42,85%

23

DO BCG - Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Senen

periode Januari – juli 2013

sebesar 62,4%

24

DO BCG - Campak di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kwitang

periode Januari – Juli 2013

sebesar 16,6%

25

DO DPT HB 1- Campak di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Paseban periode Januari – Juli

2013 sebesar 103,87%

26

DO DPT HB 1- Campak di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kenari periode Januari – Juli

2013 sebesar 23,08%

27

DO DPT HB 1- Campak di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Senen periode Januari – Juli

2013 sebesar 35,61%

2.1.3.5 Policy

Untuk dapat menyelesaikan masalah ini, maka aspek lain yang harus dipertimbangkan

dari suatu masalah tersebut menjadi concern masyarakat dan pemerintah. Hal ini dapat dilihat

dari bagaimana kebijakan yang dibuat oleh pemerintah terhadap masalah tersebut.Parameter

yang digunakan sebagai hasil justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut

dilihat dari seberapa seringnya masalah tersebut dipublikasikan di berbagai media.

Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin sampai

ke masyarakat.Publikasi suatu informasi kesehatan di media elektronik memiliki jangkauan

yang lebih luas diberikan nilai 15.Sedangkan kebijakan pemerintah berupa undang-undang

yang mengatur jumlah anak diberikan nilai 10.Begitupun dengan publikasi informasi dalam

bentuk media cetak diberikan nilai 5.Maka pada publikasi informasi yang diberikan secara

penyuluhan diberikan nilai 1 dan tidak diberikan diberikan nilai 0. Penjumlahan dari nilai

tersebut dijadikan score

69

Page 22: Bab II Lpm Kedkel

Tabel 2.11 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari s/d Juli 2013

PARAMETER SCORE

Media Cetak

Baliho 5

Koran 3

Majalah 1

Media Elektronik

Radio 5

TV 3

Internet 1

Tabel 2.12 Penentuan Score Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari s/d Juli 2013

N0. MASALAH BalihoKora

nMajalah Radio TV Internet JUMLAH

1

Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Paseban periode

Januari – Juli 2013

sebesar 35,44 %.

- 3 1 - - 1 5

2

Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kramat periode

Januari – Juli 2013

sebesar 23,68 %.

- 3 1 - - 1 5

3 Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kenari periode

Januari – Juli 2013

- 3 1 - - 1 5

70

Page 23: Bab II Lpm Kedkel

sebesar 32,65 %.

4

Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kwitang periode

Januari – Juli 2013

sebesar 24,12 %.

- 3 1 - - 1 5

5

Cakupan imunisasi BCG di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Bungur periode

Januari – Juli 2013

sebesar 15,49 %.

- 3 1 - - 1 5

6

Cakupan imunisasi

DPT/HB 1 di Wilayah

Puskesmas Se-Kecamatan

Senen periode Januari –

Juli 2013 sebesar 20,72 %.

- 3 1 - - 1 5

7

Cakupan imunisasi

DPT/HB 2 di Wilayah

Puskesmas Se-Kecamatan

Senen periode Januari –

Juli 2013 sebesar 22,25 %.

- 3 1 - - 1 5

8

Cakupan imunisasi DPT/HB 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,2 %

- 3 1 - - 1 5

9

Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,22 %.

- 3 1 5 3 1 13

10

Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari – Juli 2013 sebesar 22,42 %.

- 3 1 5 3 1 13

11 Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas

- 3 1 5 3 1 13

71

Page 24: Bab II Lpm Kedkel

Kelurahan Kenari periode Januari – Juli 2013 sebesar 54,81 %.

12

Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari – Juli 2013 sebesar 24,4 %.

- 3 1 5 3 1 13

13

Cakupan imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari – Juli 2013 sebesar 14,60 %.

- 3 1 5 3 1 13

14

Cakupan imunisasi Polio 2

di Wilayah Puskesmas Se-

Kecamatan Senen periode

Januari – Juli 2013

sebesar 27,9 %

- 3 1 5 3 1 13

15

Cakupan imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 26,0 %

- 3 1 5 3 1 13

16

Cakupan imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen periode Januari – Juli 2013 sebesar 23,6 %

- 3 1 5 3 1 13

17

Cakupan imunisasi HB 0

di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Paseban

periode Januari – Juli 2013

sebesar 16,6 %

- 3 1 5 3 1 13

18

Cakupan imunisasi HB 0

di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Kramat periode

Januari – Juli 2013

sebesar 21,7 %

- 3 1 5 3 1 13

19 Cakupan imunisasi HB 0

di Wilayah Puskesmas - 3 1 5 3 1 13

72

Page 25: Bab II Lpm Kedkel

Kecamatan Kwitang

periode Januari – Juli 2013

sebesar 41,2 %

20

Cakupan imunisasi HB 0

di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Bungur

periode Januari – Juli 2013

sebesar 22,5 %

- 3 1 5 3 1 13

21

Cakupan imunisasi

Campak di Wilayah

Puskesmas Se-Kecamatan

Senen periode Januari –

Juli 2013 sebesar 24,3 %

- 3 1 - - 1 5

22

DO BCG - Campak di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kenari periode

Januari – Juli 2013

sebesar 42,85%

23

DO BCG - Campak di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Senen periode

Januari – juli 2013

sebesar 62,4%

24

DO BCG - Campak di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kwitang

periode Januari – Juli

2013 sebesar 16,6%

25

DO DPT HB 1- Campak di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Paseban periode

Januari – Juli 2013

sebesar 103,87%

26 DO DPT HB 1- Campak di

Wilayah Puskesmas 73

Page 26: Bab II Lpm Kedkel

Kelurahan Kenari periode

Januari – Juli 2013

sebesar 23,08%

2

DO DPT HB 1- Campak di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Senen periode

Januari – Juli 2013

sebesar 35,61%

Tabel 2.13 Penentuan Masalah 1-5 Program Imunisasi BCG menurut Metode MCUA di Kecamatan Senen Periode Januari –Juli 2013

No ParameterBobo

t

MS – 1 MS – 2 MS - 3 MS - 4 MS-5

NBN

NBN

N BN

N BN NBN

1 Emergency 5 4 20 5 25 4 20 5 25 6 30

2 Greatest Member4

10

4016

6412

48 16

6420

80

3 Expanding Scope 3 3 9 3 9 1 3 1 3 2 6

4 Feasibility2 8 16 4 8

10

206 12 9 18

5 Policy 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Jumlah 90 11196 10

9139

Keterangan :

MS-1 : Cakupan imunisasi BCG pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban

Periode Januari-Juli 2013.

MS-2 : Cakupan imunisasi BCG pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat Januari-

Juli 2013.

74

Page 27: Bab II Lpm Kedkel

MS-3 : Cakupan imunisasi BCG pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari Periode

Januari-April 2013.

MS-4 : Cakupan imunisasi BCG pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang

Periode Januari-April 2013.

MS-5 : Cakupan imunisasi BCG pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur

Periode Januari-April 2013.

Tabel 2.14 Penentuan Masalah 6-8 Program Imunisasi DPT HB 1-3 menurut Metode MCUA di Kecamatan Senen Periode Januari – Juli 2013

No

Parameter BobotMS–6 MS–7 MS-8

N BN N BN N BN

1 Emergency 5 5 25 5 25 5 25

2 Greatest Member 4 18 72 17 68 17 68

3 Expanding Scope 3 10 30 10 30 10 30

4 Feasibility 2 12 60 7 35 9 45

5 Policy 1 5 5 5 5 5 5

Jumlah 192 163 173

MS 6 : Cakupan imunisasi DPT HB-1 pada bayi di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Periode Januari-Juli 2013.

75

Page 28: Bab II Lpm Kedkel

MS 7 : Cakupan imunisasi DPT HB-2 pada bayi di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Periode Januari-Juli 2013.

MS 8 : Cakupan imunisasi DPT HB-3 pada bayi di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Periode Januari-Juli 2013.

Tabel 2.15 Penentuan Masalah 9-12 Program Imunisasi DPT HB 0 menurut Metode MCUA di Kecamatan Senen Periode Januari-Juli 2013

No Parameter Bobot

MS–9 MS–10 MS-11 MS-12

NBN

N BNN B

NN BN

1 Emergency 5 4 20 4 20 2 10 4 20

2 Greatest Member4 14 56

12

482 8

11 44

3 Expanding Scope 3 3 9 3 9 2 6 2 6

4 Feasibility 2 6 12 5 10 5 10 5 10

5 Policy1 13 13

13

1313 13

13 13

Jumlah 110 100 47 93

MS 8 : Cakupan imunisasi DPT HB 0 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban Periode Januari-Juli 2013.

MS 9 : Cakupan imunisasi DPT HB 0 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat Periode Januari-Juli 2013

MS 10 : Cakupan imunisasi DPT HB 0 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang Rawa Periode Januari-Juli 2013.

MS 11 : Cakupan imunisasi DPT HB 0 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur Periode Januari-Juli 2013.

76

Page 29: Bab II Lpm Kedkel

Tabel 2.16 Penentuan Masalah 11-15 Program Imunisasi Polio 1 menurut Metode MCUA di Kecamatan Johar Baru Periode Januari-April2013

No ParameterBobo

t

MS–11 MS–12 MS-13 MS-14 MS-15

NBN

NBN

NBN

N BN

NBN

1 Emergency 5 4 20 4 20 1 5 4 20 5 25

2 Greatest Member 4 17 68 17 68 1 4 16 64 21 84

3 Expanding Scope 3 3 9 3 9 1 3 2 6 2 6

4 Feasibility 2 5 10 4 8 8 16 7 14 5 10

5 Policy 1 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

Jumlah 120 118 41 117 138

MS 11 : Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi di wilayah Puskesmas Paseban Kelurahan Periode Januari-Juli 2013.

MS 12 : Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat Periode Januari-Juli 2013.

MS 13 : Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari Periode Januari-Juli 2013.

MS 14 : Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang Periode Januari-Juli 2013.

MS 15 : Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur Periode Januari-Juli 2013.

Tabel 2.17 Penentuan Masalah 16-18 Program Imunisasi Polio 2-4 menurut Metode MCUA di Kecamatan Senen Periode Januari-Juli 2013

No Parameter Bobot

MS–16 MS–17 MS-18

NBN

N BNN B

N

1 Emergency 5 3 15 3 15 4 20

2 Greatest Member4 14 56

15

6019 76

3 Expanding Scope 3 10 30 1 30 10 3077

Page 30: Bab II Lpm Kedkel

0

4 Feasibility2 11 22

13

267 14

5 Policy1 13 13

13

1313 13

Jumlah 136 144 153

MS 16 : Cakupan imunisasi Polio 2 pada bayi di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen Periode Januari-Juli 2013.

MS 17 : Cakupan imunisasi Polio 3 pada bayi di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen Periode Januari-Juli 2013.

MS 18 : Cakupan imunisasi Polio 4 pada bayi di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Senen Periode Januari-Juli 2013.

Tabel 2.18 Penentuan Masalah 19- Program Imunisasi Campak menurut Metode MCUA di Kecamatan Se-Kecamatan Senen Periode Januari-Juli 2013

No Parameter Bobot

MS–19

NBN

1 Emergency 5 4 20

2 Greatest Member 4 16 64

3 Expanding Scope 3 10 30

4 Feasibility 2 9 18

5 Policy 1 13 13

Jumlah 145

MS 19 : Cakupan imunisasi Campak pada bayi di wilayah Puskesmasse-Kecamatan senen Periode Januari-Juli 2013.

2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah

Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya

ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian masalah yang

ada terlebih dahulu. Pada tahap ini dicari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap

78

Page 31: Bab II Lpm Kedkel

masalah yang telah diprioritaskan. Pada tahap ini, digunakan diagram sebab akibat yang

disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone diagram/Ishikawa).Dengan memanfaatkan

pengetahuan dan dibantu dengan data Puskesmas yang tersedia dapat disusun berbagai

penyebab masalah secara teoritis.

Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input yaitu sumber

daya atau masukan yang diperlukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem adalah: (Azwar

Azrul, 1996).

Man : Sumber daya manusia

Money : Dana

Material : Sarana

Method : Cara

Proses adalah semua kegiatan sistem untuk mengubah input menjadi output. Pada

proses, menurut George R. Terry, terdiri dari :

Planning (perencanaan) :

Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan

menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.

Organizing (pengorganisasian) :

Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi)

yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai

tujuan organisasi.

Actuating (panggerak pelaksanaan):

Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal

menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki,

dan dukungan sumber daya yang tersedia.

Controlling (monitoring):

Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi

penyimpangan.

Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalah dengan

menggunakan fishbone diagram/Ishikawa:

1. Cakupan Imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi

Periode Januari- April 2013 adalah sebesar 6,38 %, berada di bawah target yakni

31,6% dengan final score 106

79

Page 32: Bab II Lpm Kedkel

2. Cakupan Imunisasi HB I> 7 hari di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru

Periode Januari – April 2013 adalah sebesar 21,70%, berada di bawah target yakni

31,6% dengan final score 105

2.3 Menentukan penyebab masalah yang paling dominan

Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan.Dari enam

prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih

dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data

menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab

masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan.Penyebab

masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka

secara otomatis sebagian besar masalah dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab

masalah yang paling dominan dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan

pemahaman program yang cukup.

Menggunakan gambar diagram tulang ikan (fishbone) untuk mengetahui

penyebab yang paling dominan dalam program imunisasi dasar di wilayah kerja

Puskesmas Johar Baru periode Januari – April 2013.

2.3.1 Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone (diagram

tulang ikan) pada Cakupan Imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Tanah Tinggi Periode Januari- April 2013 sebesar 6,38%, lebih rendah dari target

sebesar 31,6%.

Input:

1. Pembagian petugas yang tidak merata (man)

2. Ruang lingkup program polio yang dianggap sempit (money).

3. Tidak dapat dilakukan program vaksin Polio secara optimal (material)

4. Kurangnya pelatihan bagi petugas imunisasi mengenai pencatatan data yang baik

(method)

Proses:

1. Petugas perencanaan hanya mengacu pada perencanaan program yang telah ada

sebelumnya.(planning)

2. Tidak jelasnya pembagian tugas pengorganisasian program imunisasi polio

(organizing)

3. Kurangnya komunikasi antar petugas pelaksana program polio (actuating)

80

Page 33: Bab II Lpm Kedkel

4. Koordinasi dalam proses pengawasan program imunisasi polio masih belum baik

(controlling)

5. Kurang tersedianya sarana dan prasarana dalam menyampaikan informasi

(enviroment).

Dari sembilan penyebab yang paling mungkin diperoleh tiga penyebab yang paling

dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut:

1. Jarangnya pelatihan dan seminar tentang imunisasi polio (man)

2. Ruang lingkup program polio yang dianggap sempit (money)

3. Kurang tersedianya sarana dan prasarana dalam menyampaikan informasi (enviroment).

2.3.2 Kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan fishbone (diagram tulang

ikan) Cakupan imunisasi Hb > 7 hari pada bayi di Wilayah Puskesmas Kecamatan

Johar Baru Periode Januari – April 2013 adalah sebesar 21,70%lebih rendah dari

target sebesar31,6%.

Akar penyebab masalah pada input :

1. Tidak adanya rekruitment petugas baru (man)

2. Belum pernah dilakukan pengajuan proposal anggaran (money)

3. Kurangnya koordinasi dalam pendistribusian vaksin di lapangan (material)

4. Tidak adanya kegiatan pelatihan mengenai pendataan yang baik dari

pemerintah(method).

Akar penyebab masalah yang ditemukan pada proses adalah:

1. Kurangnya pengetahuan petugas imunisasi dalam perencanaan program (planning)

2. Tidak jelasnya pembagian tugas pengorganisasian dalam program imunisasi HB

(organizing)

3. Tidak seimbangnya antara jumlah petugas dengan jumlah penduduk (actuating)

4. Belum adanya peraturan yang baku dalam pengawasan program imunisasi HB

(controlling)

5. Kurang tersedianyasarana dan prasarana dalam menyampaikan informasi (enviroment).

Dari sembilan akar penyebab masalah diatas makan ditetapkan tiga akar penyebab masalah

yang paling dominan, berdasarkn data, informasi, observasi langsung juga pehamaman yang

cukup. Tiga akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut adalah:

81

Page 34: Bab II Lpm Kedkel

1. Tidak adanya rekruitment petugas baru (man)

2. Belum pernah dilakukan pengajuan proposal (money)

3. Kurang tersedianya sarana dan prasarana dalam menyampaikan informasi (enviroment)

82